resume ddit
TRANSCRIPT
Resume Nama : Desi WulantikaNIM : J1B014025Kelompok : IV
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN KADAR LENGAS
A. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat
fisik tanah di lapangan.
Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di
laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif
lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat
destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas
pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang
ada di dalam tanah, dan sebagainya.
Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup
berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah,
permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk
ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air
tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau
pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser
tanah.
Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain
dapat terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak
tepat, metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah
ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan contoh
tanah.
Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah
dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,
misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang
menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu
dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah
dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil
sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu
bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.
1. Prinsip
Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah
untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:
(i) Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan
Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya dibandingkan
dengan pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung
seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan
baku, seperti timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan.
Perlengkapan yang mahal dan canggih sering tidak digunakan di lapangan,
karena pertimbangan cuaca, pencurian dan vandalisme, serta kerusakan alat
akibat goncangan ketika diangkut.
(ii)Kesalahan, keragaman, dan ketepatan
Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil penelitiannya,
apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar ketepatan analisisnya, dan
bagaimana keragaman datanya. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dikaji
bagaimana data diperoleh dan seberapa besar tingkat keyakinan terhadap nilai
data yang diperoleh. Aspek tingkat kepercayaan tidak terlepas dari prinsip dan
metode statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah untuk menerangkan
prinsip dasar statistik yang ada relevansinya dengan kesalahan dalam
pengamatan, dan jumlah pengamatan dari suatu pengukuran. Pengukuran
adalah kuantifikasi dari sesuatu yang dinilai, yang langsung dapat menjawab
pertanyaan khusus dalam suatu percobaan. Implikasinya adalah kuantifikasi
pada urutan-urutan kegiatan akan menghasilkan resultan hasil pengukuran.
(iii) Keragaman tanah di lapangan
Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat disebabkan
oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami dan
pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal
berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat
mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat
dari proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat yang
berdekatan cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh,
yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian, tingkat
kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala pengamatan, misalnya negara,
km, atau hanya beberapa mm saja.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah atau
pengukuran sifat fisik tanah tertentu di lapangan, yaitu:
(1) waktu pengambilan contoh tanah (t); apakah contoh tanah atau pengukuran
dilakukan pada musim hujan atau kemarau, apakah sebelum atau sesudah
pengolahan tanah, dan seterusnya;
(2) kedalaman pengambilan contoh atau pengukuran (z);
(3) posisi di antara barisan tanaman (x); dan
(4) posisi di dalam barisan tanaman (y).
Perbedaan nilai pengukuran yang disebabkan oleh faktor x, y, dan z disebut
sebagai variasi menurut ruang (spatial variability), sedangkan perbedaan nilai
pengukuran akibat pengaruh faktor t disebut sebagai variasi menurut waktu
(temporal variability).
(iv)Contoh tanah pewakil
Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam
pengambilan contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh
tingkat keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah
satu sifat fisik tanah yang heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah.
Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya beberapa sentimeter bahkan
milimeter.
2. Metode pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu
Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda.
3. Teknik pengambilan contoh tanah
a. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.b. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.c. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah.d. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.e. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.f. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.
g. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.h. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.
B. Kadar LengasLengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh
berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi.
Contoh Kadar Lengas Tanah :a. Kadar Legas Tanah Kering Udara
Air diikat dalam tanah dalam ruang-ruang pori oleh gaya tarikan pada permukaan koloid, oleh tegangan permukaan dalam kapiler, dan oleh tarikan pada ion-ion. Dalam kondisi basah, semua pori tanah terisi oleh air. Tanah tersebut dianggap berada pada kapasitas memegang air maksimum. Air lebihan bebas bergerak dalam tanah dengan gaya gravitasi. Pergerakan ini yang disebut drainese, biasanya menghasilkan sejumlah pengaruh yang tidak diinginkan, seperti penggenangan dan pelinihan hara. Penyebaran curah hujan di Indonesia cukup beragam dari pulau ke pulau, dari permukaan laut ke punjak gunung. Dari barat ke timur ada kecenderungan menurun curah hujan, sedangkan dari permukaan laut meningkat dengan ketinggian tertentu, kemudian menurun pada ketinggian berikutnya. Curah hujan meningkat dari permukaan laut dan mencapai maksimum sebesar 3681 mm pada ketinggian 1844 m. Pembahasan tata air dan udara erat hubungannya dengan pembahasan penyabaran pori-pori di dalam tanah.
Terdapat bermacam-macam ukuran pori-pori tanah yang fungsinya bagi pertumbuhan tanaman dapat berbeda-beda. Ukuran pori tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:1) Pori yang berguna
Pori yang di isi air yang tersedia dan oleh udara tanah atau dalm keadaan jenuh seluruhnya di isi air termasuk air drainase untuk pembuangan, ukurannya > 0,2 mikron.2) Pori yang tidak berguna
Pori yang mengandung air sedemikian rupa sehingga akar tanaman tidak dapat menghisapnya. Pada keadaan ini tanaman layu, ukurannya < 0,2 mikron.Air hujan yang jatuh di permukaan bumi dapat direkayasa oleh manusia dengan menggunakan istilah hujan buatan, walaupun pada hakekatnya yang dimaksud hujan buatan hanya berupa stimulan uap air yang sudah ada di atmosfer kemudian di kondensasikan, sehingga uap air jatuh dipermukaan bumi. Keterbatasan IPTEK masih mewarnai teknologi hujan buatan tersebut baik ditinjau dari aspek biaya, akurasi, dan waktu masih merupakan kendala yang serius dan belum dapat dikendalikan oleh manusia. Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan air dan udara. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantaranya hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhan.
Kadar lengas merupakan salah satu sifat fisik tanah untuk mengetahui kemampuan menyerap air dan ketersediaan hara pada setiap jenis tanaman. Pola curah hujan maret umumnya diatas rata-rata dan lengas tanah yang di pengaruhi selama awal april, ketika pertumbuhan tanaman penutup tanah terbesar. Curah hujan Maret dan April adalah terutama penting di dalam sistem tanaman penutup tanah karena guna air tanaman penutup tanah boleh menghabiskan lengasan tanah kepada kerusakan dari panen. Efisiensi guna air tanaman penutup tanah sudah di laporkan untuk mencakup dari 20 juta Mg-1. Curah hujan pada bulan Mei sampai Agustus mempengaruhi karena konservasi air yang potensi bermanfaat bagi yang disediakan oleh residu penutup tanah.
b. Kadar Lengas Kapasitas LapangKapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 1984).