resume ddit

8
Resume Nama : Desi Wulantika NIM : J1B014025 Kelompok : IV PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN KADAR LENGAS A. Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang ada di dalam tanah, dan sebagainya. Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah, permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser tanah. Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain dapat terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak tepat, metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan contoh tanah. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat- sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-

Upload: deasy-wulantika

Post on 29-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Ddit

Resume Nama : Desi WulantikaNIM : J1B014025Kelompok : IV

PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN KADAR LENGAS

A. Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan

sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik

tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat

fisik tanah di lapangan.

Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di

laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif

lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat

destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas

pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang

ada di dalam tanah, dan sebagainya.

Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup

berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah,

permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk

ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air

tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah, pengembangan atau

pengerutan tanah (COLE = coefficient of linier extensibility), dan ketahanan geser

tanah.

Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain

dapat terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak

tepat, metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah

ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan contoh

tanah.

Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah

dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,

misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang

menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu

dalam suatu peta tanah. Penetapan tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah

dilakukan menggunakan contoh tanah komposit tidak terganggu (undisturbed soil

sample), dengan harapan dapat memberikan gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu

bidang lahan dengan luasan tertentu yang relatif homogen.

1. Prinsip

Beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah

untuk penetapan sifat fisik tanah adalah sebagai berikut:

(i) Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan

Penetapan di laboratorium sangat banyak keuntungannya dibandingkan

dengan pengukuran di lapangan. Di laboratorium, semua fasilitas pendukung

seperti, listrik, gas, dan air tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan

baku, seperti timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan.

Perlengkapan yang mahal dan canggih sering tidak digunakan di lapangan,

Page 2: Resume Ddit

karena pertimbangan cuaca, pencurian dan vandalisme, serta kerusakan alat

akibat goncangan ketika diangkut.

(ii)Kesalahan, keragaman, dan ketepatan

Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil penelitiannya,

apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar ketepatan analisisnya, dan

bagaimana keragaman datanya. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dikaji

bagaimana data diperoleh dan seberapa besar tingkat keyakinan terhadap nilai

data yang diperoleh. Aspek tingkat kepercayaan tidak terlepas dari prinsip dan

metode statistik. Tujuan dari penyajian bab ini adalah untuk menerangkan

prinsip dasar statistik yang ada relevansinya dengan kesalahan dalam

pengamatan, dan jumlah pengamatan dari suatu pengukuran. Pengukuran

adalah kuantifikasi dari sesuatu yang dinilai, yang langsung dapat menjawab

pertanyaan khusus dalam suatu percobaan. Implikasinya adalah kuantifikasi

pada urutan-urutan kegiatan akan menghasilkan resultan hasil pengukuran.

(iii) Keragaman tanah di lapangan

Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat disebabkan

oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau alami dan

pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang sifatnya internal

berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan biologi yang dapat

mempengaruhi pembentukan tanah. Variabilitas sifat-sifat fisik tanah akibat

dari proses alami dapat diregionalisasi dengan asumsi bahwa tempat yang

berdekatan cenderung mirip atau mempunyai nilai yang tidak berbeda jauh,

yang kemudian didelineasi menjadi satu poligon. Namun demikian, tingkat

kemiripan tersebut sangat tergantung pada skala pengamatan, misalnya negara,

km, atau hanya beberapa mm saja.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah atau

pengukuran sifat fisik tanah tertentu di lapangan, yaitu:

(1) waktu pengambilan contoh tanah (t); apakah contoh tanah atau pengukuran

dilakukan pada musim hujan atau kemarau, apakah sebelum atau sesudah

pengolahan tanah, dan seterusnya;

(2) kedalaman pengambilan contoh atau pengukuran (z);

(3) posisi di antara barisan tanaman (x); dan

(4) posisi di dalam barisan tanaman (y).

Perbedaan nilai pengukuran yang disebabkan oleh faktor x, y, dan z disebut

sebagai variasi menurut ruang (spatial variability), sedangkan perbedaan nilai

pengukuran akibat pengaruh faktor t disebut sebagai variasi menurut waktu

(temporal variability).

(iv)Contoh tanah pewakil

Salah satu hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dalam

pengambilan contoh tanah adalah ukuran dan jumlah contoh agar diperoleh

tingkat keterwakilan yang memadai berdasarkan heterogenitas tanah. Salah

satu sifat fisik tanah yang heterogenitasnya tinggi adalah porositas tanah.

Porositas tanah dapat berbeda dalam jarak, hanya beberapa sentimeter bahkan

milimeter.

2. Metode pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu

Page 3: Resume Ddit

Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda.

3. Teknik pengambilan contoh tanah

a. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.b. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.c. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah.d. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.e. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.f. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.

g. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.h. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.

B. Kadar LengasLengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh

berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentuka beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi.

Contoh Kadar Lengas Tanah :a. Kadar Legas Tanah Kering Udara

Air diikat dalam tanah dalam ruang-ruang pori oleh gaya tarikan pada permukaan koloid, oleh tegangan permukaan dalam kapiler, dan oleh tarikan pada ion-ion. Dalam kondisi basah, semua pori tanah terisi oleh air. Tanah tersebut dianggap berada pada kapasitas memegang air maksimum. Air lebihan bebas bergerak dalam tanah dengan gaya gravitasi. Pergerakan ini yang disebut drainese, biasanya menghasilkan sejumlah pengaruh yang tidak diinginkan, seperti penggenangan dan pelinihan hara. Penyebaran curah hujan di Indonesia cukup beragam dari pulau ke pulau, dari permukaan laut ke punjak gunung. Dari barat ke timur ada kecenderungan menurun curah hujan, sedangkan dari permukaan laut meningkat dengan ketinggian tertentu, kemudian menurun pada ketinggian berikutnya. Curah hujan meningkat dari permukaan laut dan mencapai maksimum sebesar 3681 mm pada ketinggian 1844 m. Pembahasan tata air dan udara erat hubungannya dengan pembahasan penyabaran pori-pori di dalam tanah.

Page 4: Resume Ddit

Terdapat bermacam-macam ukuran pori-pori tanah yang fungsinya bagi pertumbuhan tanaman dapat berbeda-beda. Ukuran pori tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:1) Pori yang berguna

Pori yang di isi air yang tersedia dan oleh udara tanah atau dalm keadaan jenuh seluruhnya di isi air termasuk air drainase untuk pembuangan, ukurannya > 0,2 mikron.2) Pori yang tidak berguna

Pori yang mengandung air sedemikian rupa sehingga akar tanaman tidak dapat menghisapnya. Pada keadaan ini tanaman layu, ukurannya < 0,2 mikron.Air hujan yang jatuh di permukaan bumi dapat direkayasa oleh manusia dengan menggunakan istilah hujan buatan, walaupun pada hakekatnya yang dimaksud hujan buatan hanya berupa stimulan uap air yang sudah ada di atmosfer kemudian di kondensasikan, sehingga uap air jatuh dipermukaan bumi. Keterbatasan IPTEK masih mewarnai teknologi hujan buatan tersebut baik ditinjau dari aspek biaya, akurasi, dan waktu masih merupakan kendala yang serius dan belum dapat dikendalikan oleh manusia. Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan air dan udara. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantaranya hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhan.

Kadar lengas merupakan salah satu sifat fisik tanah untuk mengetahui kemampuan menyerap air dan ketersediaan hara pada setiap jenis tanaman. Pola curah hujan maret umumnya diatas rata-rata dan lengas tanah yang di pengaruhi selama awal april, ketika pertumbuhan tanaman penutup tanah terbesar. Curah hujan Maret dan April adalah terutama penting di dalam sistem tanaman penutup tanah karena guna air tanaman penutup tanah boleh menghabiskan lengasan tanah kepada kerusakan dari panen. Efisiensi guna air tanaman penutup tanah sudah di laporkan untuk mencakup dari 20 juta Mg-1. Curah hujan pada bulan Mei sampai Agustus mempengaruhi karena konservasi air yang potensi bermanfaat bagi yang disediakan oleh residu penutup tanah.

b. Kadar Lengas Kapasitas LapangKapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang

menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).

Kandungan air tanah antara kapasitas lapang dan titik layu permanen disebut total air tanah tersedia (TAW, Total Available Water). Titik kritis adalah batas minimum air tersedia yang dipertahankan agar tidak habis mengering diserap tanaman hingga mencapai titik layu permanen. Titik kritis ini berbeda untuk berbagai jenis tanaman, tanah, iklim serta diperoleh berdasarkan penelitian di lapangan (Benami dan Offen, 1984).

Page 5: Resume Ddit