resume chapter 2 metpen

11
A. PENGERTIAN PENELITIAN / RESEARCH Penelitian (research) adalah proses penemuan solusi secara sistematis, logis dan obyektif terhadap suatu masalah spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan untuk itu. Masalah penelitian harus spesifik, oleh karena itu terdapat pembidangan masalah dalam penelitian (termasuk penelitian akuntansi). Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Metode keilmuan: merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Untuk memperoleh bacaan hasil penelitian dapat diperoleh dengan menelusuri sumber –sumber informasi/bacaan diantaranya: 1. Media Elektronik 2. Majalah/Jurnal Ilmiah Karakterisitik penelitian ilmiah (Sekaran, 2000): a. Purposiveness (memiliki tujuan yang jelas) b. Rigor ( Menggunakan landasan teori dan pengujian Data yang relevan) c. Testability (Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah atau berdasarkan Pengungkapan data) d. Replicability ( meiliki kemampuan untuk dirplikasi/diuji ulang) e. Precision & Confidence(Memiliki dataakurat sehingga hasilnya dapat dipercaya) f. Objectivity (Menarik kesimpulansecara objective) g. Generalizability (Temuan penelitian dapat digeneralisasii) h. Parsimony(Menjelaskan fenomena atau masalah yang diteliti secara sederhana tapi jelas). B. JENIS PENELITIAN / RESEARCH Jenis penelitian dapat dikelopokkan berdasarkan (Husey dan Hussey , 1997): 1. Tujuan 1

Upload: pujiardarita

Post on 19-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Metpen Chapter 2

TRANSCRIPT

PENGENALAN PENELITIAN/RESEARCH

A. PENGERTIAN PENELITIAN / RESEARCHPenelitian (research) adalah proses penemuan solusi secara sistematis, logis dan obyektif terhadap suatu masalah spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan untuk itu. Masalah penelitian harus spesifik, oleh karena itu terdapat pembidangan masalah dalam penelitian (termasuk penelitian akuntansi). Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.

Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.

Metode keilmuan: merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.

Untuk memperoleh bacaan hasil penelitian dapat diperoleh dengan menelusuri sumber sumber informasi/bacaan diantaranya:

1. Media Elektronik 2. Majalah/Jurnal Ilmiah

Karakterisitik penelitian ilmiah (Sekaran, 2000):

a. Purposiveness (memiliki tujuan yang jelas)

b. Rigor ( Menggunakan landasan teori dan pengujian Data yang relevan)

c. Testability (Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah atau berdasarkan Pengungkapan data)

d. Replicability ( meiliki kemampuan untuk dirplikasi/diuji ulang)

e. Precision & Confidence(Memiliki dataakurat sehingga hasilnya dapat dipercaya)

f. Objectivity (Menarik kesimpulansecara objective)

g. Generalizability (Temuan penelitian dapat digeneralisasii)

h. Parsimony(Menjelaskan fenomena atau masalah yang diteliti secara sederhana tapi jelas).

B. JENIS PENELITIAN / RESEARCH

Jenis penelitian dapat dikelopokkan berdasarkan (Husey dan Hussey , 1997):

1. TujuanBerdasarkan tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi:a. Penelitian eksploratif

b. Penelitian deskriptif

c. Penelitian analiitik

d. Penelitian prediktif

2. ProsesBerdasarkan Proses penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Kuantitatif

b. Kualitatif

3. Logika Penelitian Berdasarkan Logika penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Penelititan induktif

(Penelitian yang dalam hal ini teori disusun dari observasi realitas empirik)

b. Penelititan deduktif

(Penelitian dalam hal ini struktur konseptual/teoritik disusun kemudian diuji secara empirik)

4. Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan tersebut

Berdasarkan Hasil penelitian yang diharapkan dari penelititan tersebut, penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Penelitian dasar

b. Peneilian terapan

Hal penting dalam riset metode ilmiah, (Cooper dan Schindler 2001,2003)

1. observasi langsung terhadap fenomena

2. variabel, metode dan prosedur riset didefinisikan dng jelas

3. hipotesis diuji secara empiris

4. mempunyai kemampuan mengalahkan hipotesis saingan

5. justifikasi kesimpulan secara statistik

6. mempuyai proses mebetulkan dirinya sendiri.

Perbedaan antara metode saintifik dengan metode naturalis

Nometode saintifikmetode naturalis

1menggunakan struktur teori

Tidak menggunakan struktur teori

2Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesisHipotesis jika ada bersifaf implisit tidak eksplisit.

3melakukan setting artifisial misalnya dgn metode eksperimen dengan memanipulasi beberapa variabel

menolak bentuk terstruktur dari riset, menolak pengaturan riset secara artifisial.

4Menolak bahwa teori membumi (grounded) di datanya dan berargumentasi bahwa facts do not speak for themselvesSejalan dengan konsep grounded theory (Glaser dan Strous, 1967) dan percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukan dari data.

5Membutuhkan pengujian secara kuantitatif dan statistik.Pengikut grounded theori termasuk yang mengembangkan metode penelitian eksplorasi tidak menggunakan data kuatitatif dan teknik statistik untuk menyimpulkan hasil yang diobservasi. Metode naturalis dan metode eksplorasi bersifat kualitatif menggunakan data kualitatif.

Hasil akhir dari suatu penelitian adalah laporan penelitian. Secara detail laporan penelitian terdiri dari 4-6 bab.

Bab 1 :berisi pendahuluan (dengan sub bab isu riset, motivasi riset, tujuan riset, dan kontribusi riset)

Bab 2:berisi kajian teori dan pengembangan hipotesis

Bab 3 : pembahasan metodologinya (dengan sub bab berisi data dan metode empiris risetnya)

Bab 4: berisi hasil pengujian hipotesisnya

Bab 5

:berisi ringkasan, diskusi, simpulan, implikasi kekurangan dan saran dari riset.

Langkah langkah riset metode ilmiah

Riset metode ilmiah merupakan riset yang terstruktur dengan langkah yang jelas dan sistematik

1. mengidentifikasikan isu atau topik dari riset (bab 1)

2. menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut menarik dan penting untuk diteliti (bab1)

3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab 1)

4. Mengembangkan hipotesis.

Untuk mengembangkan diperlukan teori dan hasil riset sebelumnya (bab 2)

5. Merancang riset (bab 3)

6. Mengumpulkan data (bab 3)

7. Menganalisis data dan menguji hpotesis (bab 4)

8. Membuat ringkasan (bab 5)

9. Menunjukan keterbatasan dan kendala riset (bab 5)

10. Mengusulkan perbaikan riset berikutnya. (bab 5)

Desain riset (Cooper dan Schindler, 2001,2003):

1. Penelitian eksploratori

2. Penelitian descriptive

3. Penelitian explanatory/Hipotesis

4. Penelitian prediksi (predictive)

Proses Penelitian :

C. METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

1. Kerangka Teoritik dan Pengukuran Construct (Variabel)

Bagaimana variabel diukur ??

Berbagai obyek dapat diukur dengan mudah :

Misalnya :

Berapa tinggi badan saudara?

Berapa lama saudara telah bekerja?

Apa jabatan saudara ?

Berapa usia saudara ?

Jawaban pertanyaan diatas : memiliki alat pengukuran yang sesuai dan obyektif.

Bagaiman apabila pertanyaan :

Bagaimana perasaan (feelings) anda setelah mengikuti kegiatan ini ?

Bagaimana sikap (attitudes) mahasiswa gunadarma terhadap perubahan proses pembelajaran?

Bagaimana persepsi (perceptions) mahasiswa terhadap pengajarnya?

Pertanyaan diatas sukar untuk dijawab dan diukur karena bersifat abstrak.

Salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi karakteristik yang abstrak dari konsep-konsep seperti motivasi, keterlibatan (involvement), kepuasan (Satisfactions), perilaku konsumen (consumer behavior) dll.

Misalnya :

Konsep kecenderungan perilaku konsumen dalam pembelian bersifat abstrak. Tetapi kita dapat menduga kecenderungan perilaku tersebut dari apa yang akan dilakukan konsumen.

Misalnya :

Apakah konsumen tersebut mengatakan hal-hal positif mengenai produk atau merk kepada orang lain ? Apakah konsumen merekomendasikan produk/merk tersebut kepada orang yang meminta pendapatnya?

Apakah mendorong teman-temannya atau kenalannya untuk membeli produk tersebut?

Apakah akan tetap memilih produk tersebut apabila harganya dinaikkan?

Dengan demikian kita dapat mengukur kecenderungan pembelian konsumen melalui indikator-indikator tersebut walaupun contruct kecenderungan perilaku konsumen tersebut bersifat abstrak.

Pengertian Pengukuran variabel

Pengukuran variabel (jika dipahami dari sisi variabel) adalah proses menghubungkan konsep dengan fakta empirik (realitas). Jika dipahami dari sisi fakta, pengukuran variabel adalah pemberian bilangan atau simbol pada peristiwa empirik menurut aturan yang ditetapkan.

Misalnya

Aturan: P untuk pria dan W untuk Wanita

Aturan :Beri 5 untuk sangat setuju

Beri 4 untuk setuju

Beri 3 untuk netral

Beri 4 untuk tidak setuju

Beri 4 untuk sangat tidak setuju

Pengukuran variabel lebih berguna untuk variabel yang bersifat abstrak seperti sikap, motivasi, kinerja dll.

Untuk variabel seperti ini pengukuran tidak dapat secara langsung terhadap variabelnya, melainkan secara tidak langsung melalui indikan atau proksi-nya yang bisa diamati. Indikan atau proksi inilah yang dinamakan sebagai fakta atau realitas.

Contoh :

Untuk membedakan perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak melakukan perataan laba, digunakan proksi Indeks Eckel (1981), dikutip assih dan Gudono.

Kalau ingin mengetahui partisipasi penyusunan anggaran oleh manajer diperlakukan pengukuran secara tidak langasung melalui indikan-indikan:

1. Seberapa banyak keterlibatan manajer dalam penyusunan unsur-unsur anggaran

2. Kepuasan terhadap finalisasi anggaran

3. Seberapa penting pendapat manajer dalam penyusunan anggaran (Kren, 1992)

Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang bisa menghasilkan isomorphism yaitu terjadi kesamaan antara realitas atau fakta yang diteliti dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Sebagai contoh:

Pengukuran variabel partisipasi penyusunan anggaran di atas terhadap 4 orang manajer digunakan instrumen berskala 7 (1,2,...7). Sedangkan nilai partisipasi sesungguhnya adalah 1, 3, 6 dan 8. Pengukuran ini tidak menghasilkan isomorphism, karena terdapat nilai 8 yang tidak ada dalam instrumen pengukur.

Proses pengukuran di atas adalah melalui tahap-tahap mendefinisikan konsep secara konstitutif dan operasional.

Definisi konsep terutama diperlukan untuk pengukuran variabel yang abstrak atau yang tidak mudah terhubung dengan fakta.

Definisi konsep meliputi definisi konstitutif dan operasional (Kerlinger, 1975).

Definisi konstitutif adalah mendefinisikan konsep dengan konstruk lain.

Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan memspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang dperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya.

( terdapat dua definisi operasional dapat diketahui adanya dua macam definisi yakni : definisi operasional pengukuran dan definisi opersional eksperimental. Contoh :

Definisi konstitutif partisipaisi:

Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan manajer di dalam menyusun aanggarannya sendiri (Milani, 1975).

Definisi operasional partisipasi:

Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan pemeringkatan diri (self-rating) manajer pada skala pengukur tujuh point terhadap 6 unsur partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, revisi anggaran, diskusi dengan atasan atas inisiatif manajer, diskusi dengan atasan atas inisiatif atasan manajer, penyusunan anggaran final dan kontribusi manajer (Milani , 1975)

Definisi Operasional Eksperimental:

Definisi information asymetry oleh fisher et al (2002)

Fisher et al mendefinisikan variabel tersebut sebagai tahu tidaknya subyek eksperimen (bertindak sebagai bawahan) atas usulan dan tanggapan usulan anggaran bawahan lain, tanggapan anggaran supervisor (subyek ekspermen lain) kepada bawahan lain, dan jumlah anggaran final bawahan lain dan kinerja selama sesi negosiasi.

Fisher et al menguraikan rincian tindakan dalam memanipulasi variabel tersebut dengan membagi subyek eksperimen ke dalam subyek yang memiliki information asymetry rendah dan subyek yang memiliki information asymetry tinggi.

Tingkat ukuran variabel

Terdapat 4 tingkat ukuran yaitu:

Ukuran Nominal

Ukuran Ordinal

Ukuran Interval

Ukuran Ratio

D. Instrumen Pengukur Variabel

Apakah instrumen pengukur variabel ?

Sebagian besar langkah dalam proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (sekunder, tertier).

Mekanisme pengumpulan informasi dalam penelitian sosial dilakukan secara langsung dengan berbagai cara yang antara lain melalui teknik wawancara (baik secara langsung maupun telepon), survey pengamatan dan angket.

Teknik wawancara dilakukan dengan mendatangi secara langsung para responden untuk dimintai keterangan mengenai sesuatu yang diketahuinya (bisa mengenai suatu kejadian, fakta, maupun pendapat si responden).

Teknik survey dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kemudian responden didatangi oleh pencacah untuk menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftar kuesioner yang telah disiapkan.

Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. (Perbedaan antara teknik angket dan survey terletak pada penentuan responden yang memang tidak akan sama).

Apapun teknik pengumpulan informasi yang dipilih, penelitian sosial yang melibatkan banyak orang membutuhkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan informasi dari responden.

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang dipergunakan untuk memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.

Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian yang lain, karena setiap penelitian memiliki ke-khas-an penelitian tersendiri.

Kegunaan instrumen penelitian:

1). Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden, 2). Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara

3). Sebagai alat evaluasi performance pekerjaan staff peneliti.

Instrumen pengukur variabel (instrumen) biasanya digunakan dalam berbagai desain penelitian, kecuali dalam event studi, content analysis dan sosiometri, karena ukuran variabel sudah berfungsi sebagai instrumen.

Instrumen secara garis besar bisa dibedakan ke dalam test dan skala (kerlinger, 1973).

Test adalah suatu prosedur sistematis pengujian individu dengan pemberian seperangkat rancangan stimuli dan pemberian bilangan atau seperangkat bilangan terhadap respon yang timbul dari stimuli tersebut. (contoh: projective test, intelegence test, aptitude test dll).

Skala adalah seperangkat simbol atau bilangan yan dirancang sedemikian sehingga dengan simbol atau bilangan tersebut dapa diberikan berdasarkan suatu aturan kepada individu atau perilakunya yang sedang diukur.

( dilihat dari sisi cara subyek penelitian atau responden menjawab, skala dapat digolongkan ke dalam skala penilaian, skala pemeringkatanKriteria Instrumen yang baikKekuatan penelitian bisa diketahui dari validitas baik internal maupun eksternalnya. Validitas internal adalah keyakinan terhadap hubungan sebab akibat atau pengaruh dalam desain penelitian yang dilakukan.

Validitas Eksternal adalah berkenaan dengan kemampuan digeneralisasinya hasil penelitian pada lingkungan, orang, atau peristiwa lain.

Ancaman yang mempengaruhi validitas internal adalah history effects, maturity effect, testing effect, instrumentation effects, selection effects, statistical regression, dan mortality. Ancaman yang mempengaruhi validitas eksternal adalah perbedaan situasi lingkungan penelitian, dan perbedaan subyek penelitian.

Bagaimana membuat instrumen yang baik ??

1. Kriteria instrumen yang baik (Sevilla 1988),

Reliabilitas

adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen pengukur.

Validitas

Adalah ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki kemampuan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tiga macam Validitas Pengukuran

Macam ValiditasPengertian

Content validityKemampuan butir-butir pernyataan dalam instrumen mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti

Construct validity

a. Convergent validity

b. Discriminat validityKesesuaian instrumen dengan teori tentang konsep yang diteliti.

Tingkat korelasi antara dua instrumen pengukur konsep yang sama

Kerendahan tingkat korelasi instrumen dengan konsep yang diprediksi secara teori tidak berkorelasi

Criterion related validity

a. Predictive validity

b. Concurrent validityKemampuan instrumen memprediksi criterion vriabel.

Kemampuan instrumen memprediksi criterion variable asa datang

Kemampuan instrumen memprediksi criterion variable yang diukur pada waktu yang sama dengan variabel yang diteliti (instrumen dapat membedakan individu yang diketahui memang berbeda

Sensitivitas

Adalah sebagai kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. (biasanya terpenuhi bila derajat validitas dan reliabilitas instrumen tinggi)

Obyektivitas

Adalah derajat pengukuran instrumen bebas dari pendapat penilaian subyektif, bebas dari bias, dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes.

Fisibilitas

Berkaitan dengan aspek-aspek ketrampilan, penggunaan sumberdaya, dan waktu.

2. Langkah penyusunan instrumen (Suharsimi, 1993)

Tentukan variabel yang terpakai dalam penelitian (terlihat dari judul).

Variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk sub variabel yang diketahui dari teori atau penelitian terdahulu.

Misalnya : variabel kepuasan kerja. Menurut teori atau pendapat para ahli kepuasan kerja seorang karyawan ditentukan oleh lima sub variabel yaitu: kepuasan terhadap mutu pekerjaan, promosi, kepenyeliaan, hubungan dengan rekan sekerja dan gaji.

Sub variabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indikator-indikator jika ada.

Misalnya : sub variabel gaji. Indikatornya adalah gaji pokok, tunjangan dan insentif

Indikator dicarikan jabarannya dalam bentuk sub indikator jika ada.

Misalnya : untuk indikator insentif sub indikator: insentif finansial dan non finansial.

Apabila jika sub indikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen terkecil, maka komponen ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan dan sebaiknya tersusun menurut hierarki agar mudah dipakai dalam analisis berikutnya

Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai ditentukan, pada gilirannya akan ditempatkan pada lembaran instrumen seperti angket (kuesioner).

Sumber masalah:

Empirik / obsevasi

Teoritik/telaah pustaka

Perumusan Masalah

Kerangka Teoritik

Perumusan Hipotesis

Rancangan Penelitian

Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

Deduksi apakah hipotesis teruji, apakah masalah terjawab

PAGE 1