resume buku ilmu pemerintahan bab 16 - 19

22
BAB 16 ETIKA PEMERINTAHAN Pengertian Pengertian etika menurut pandangan Alois A. Nugroho dalam etika administrasi bisnis ( 2000) yang menyatakan bahwa: Moral ialah ajaran tentang perilaku yang baik dan buruk, sedangkan etika ialah cabang filsafat yang secara teoritik menyoroti, menganalisis, dan mengevaluasi ajaran – ajaran tersebut, tanpa sendiri mengajukan suatu ajaran tentang mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Pemikiran tentang etika berlangsung pada tiga aras : ( 1 ) filosofik, ( 2 ) sejarah, dan ( 3 ) kategorial. Uraian yang panjang lebar tentang etika diberikan oleh Encyclopedia Brintannica ( 1958 ). Sentuhan Antara pemerintahan dengan Etika Etika pemerintah adalah studi tentang sentuhan etika pada hubungan pemerintahan. Pemerintahan , dilihat dari sudut pemerintah, menyentuh hubungan pemerintahan tatkala power ( ref. Kolb, 1978, 35 ) digunakan ( exrcising power, lihat Apter dalam The International Encyclopedia of the Social Sciences ) oleh pemerintah. Pertimbangan Etika ( Ethical Judgment ) Pemerintah

Upload: syafrie-annur

Post on 18-Dec-2015

155 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Resume

TRANSCRIPT

BAB 16ETIKA PEMERINTAHAN

PengertianPengertian etika menurut pandangan Alois A. Nugroho dalam etika administrasi bisnis ( 2000) yang menyatakan bahwa:

Moral ialah ajaran tentang perilaku yang baik dan buruk, sedangkan etika ialah cabang filsafat yang secara teoritik menyoroti, menganalisis, dan mengevaluasi ajaran ajaran tersebut, tanpa sendiri mengajukan suatu ajaran tentang mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk.

Pemikiran tentang etika berlangsung pada tiga aras : ( 1 ) filosofik, ( 2 ) sejarah, dan ( 3 ) kategorial. Uraian yang panjang lebar tentang etika diberikan oleh Encyclopedia Brintannica ( 1958 ).

Sentuhan Antara pemerintahan dengan Etika

Etika pemerintah adalah studi tentang sentuhan etika pada hubungan pemerintahan. Pemerintahan , dilihat dari sudut pemerintah, menyentuh hubungan pemerintahan tatkala power ( ref. Kolb, 1978, 35 ) digunakan ( exrcising power, lihat Apter dalam The International Encyclopedia of the Social Sciences ) oleh pemerintah.Pertimbangan Etika ( Ethical Judgment ) Pemerintah

Lingkungan pemerintah berbeda dengan lingkungan privat. Dengan menggunakan metodologi William Dunn dalam Publicy Policy Analysis (1981 ), lingkungan pemerintah meliputi aspirasi, dukungan, pemerintaan, dan tuntutan pihak yang diperintah ( disebut elemen A ), kekuasan dan sturan aturan yang ada dan berlaku sebagai alat penggunaannya ( existing policy ), hukum positif, simbol simbol, dan sebagainya, ( disebut elemen B ), dan harmoni atau konflik antara kepentingan, baik dikalangan pemerintah maupun yang-diperintah yang menggambarkan kondisi hubungan pemerintahan pada suatu waktu ( disebut elemen C ). Ketiga elemen tersebut jauh lebih keras ( hard environment ) ketimbang lingkungan bisnis yang lebih soft karena didasarkan pada kesempatan dan voluntarisme.Keputusan Batin ( Etika )

Pelaku pemerintahan di lingkungan keras dengan beban berat memerlukan pegangan yang kuat, dalam hail ini pegangan etik. Berawal dari kesadara etik ( KE ), berlanjut ke kehendak bebas untuk memilih, ( adanya pilihan dan kebebasan memilih, BM ), keputusan batin, KB, yaitu menerima, menolak, atau tunggu-dan-lihat ), self commitment ( SC, berpegang pada KB ), kesediaan untuk bertindak sesuai dengan comitment ( ST ), dan pertanggungjawaban etik ( TE ).

Tindakan Etik

Berbagai dasar KB dapat dibagi menjadi dua kelompok: the good dan duty. Tindakan etik, dengan demikian, dapat dilakukan menurut dua pola: Pola Pelakonan: The Good As Standard, dan Pola Peragaan:Duty As Standard. Pola Pelakonan menunjukan bahwa budaya pelaku dipengaruhi oleh skenario dari luar ( IP ) dan imbalan atau manfaat yang diharapkan oleh pelaku ( OC ). Sebaliknya Pola Peragaan menunjukkan bahwa budaya pelaku ditentuka oleh KB ( SC ) pelaku, kendatipun Ipnya dari luar; ST tidak dipengaruhu oleh IP maupun OC. Dapat dipahami bahwa pada Pola Pelakonan, ST bisa tidak serasi/selaras dengan KB atau SC, sedangkan Pada Peragaan, keserasian/keselarasan itu tetap dijunjung tinggi. Hal itu dalam bahasa logika ketidakserasian atau ketidakselarasn itu dapat dinyaatakan dengan ungkapan: Ya, tetapi... atau Begitu ya begitu,tetapi jangan begitu,

Pertanggungjawaban Etika

Pertanggungjawaban diartikan sebagai kesedian otonom untuk menanggung akibat atau resiko OP atau OC dalam hal ini berbagai macam sanksi, minimal sanksi etik. Bertanggungjawab kepada siapa? Pada pola pelakonan, misalnya model administrasi atau birokrasi, bahwa bertanggungjawab kepada atasan yang mengangkat atau menunjuknya. Pada pola peragaan, pelaku bertanggungjawab secara pribadi atas tindakannya selaku pejabat, dan oleh karena itu sanksi bersumber dari dalam diri sendiri ( sanksi otonom ) dan ditimpakan kepada dirisendiri pula.Metodologi Etika JabatanDalam menyusun metodologi etika jabatan dapat digunakan model statistika soaial. Tindakan erika dapat dikonstruksikan menurut nilai gamma ( value of gamma ), yaitu nilai yang berkisar antara -1 dengan +1 dan biasa juga nilai lambda berkisar antara 0 dengan 1. Etika penggunakan pendekatan kualitatif. Keberhasilan tetap keberhasilan dan kegagalan tetap kegagalan , masing masing mempunyai reward dan punishment sendiri-sendiri, tidak boleh dikonpensasikan. Metodologi etika dapat disejajarkan dengan Metodologi akutansi.Metodologi etika didukung oleh budaya asli bangsa indonesia yang sesungguhnya merupakan hukum besi namun sering diabaikan: karena nilai setitik, rusak susu sebelanga. Isu sekitar jabatan bik jabatan formal maupun jabatan informal merupakan sebuah bidang kajian yang tidak hbis-habisnya, dua-duanya merupakan bidang kajian Ilmu Pemerintahan.

Etika pemerintahan dan Teologi Pemerintahan

Kedua hibrida tersebut dalam praktik sering bersentuhan. Persentuhan antara keduanya terjadi pada level makro atau teoritik dan pada level mikro atau praktik. Pada level makro atau teoritik keduanya bersentuhan pada ajaran tentang negara-agama dan agama-negara. Pada level mikro atau praktik keduanya bersentuhan pada ungkapan bahwa jabatan itu adalah anugerah Tuhan: legitimasi teologikal. Hal ini misalnya dinyatakan oleh Surjadi Soedridja ( Rakyat merdeka, 5 Juni 2001 ). Implikasi ungkapan ini adalah:1. Orang yang mendapat anugerah adalah orang pilihan Allah. Oleh karena itu perilaku dan tindakannya mendapat restu ilahi.

2. Orang tidak perlu belajar, berjuang, atau berkompetisi untuk mencapai suatu jabatan.

3. Terdapat kesejajaran antara ajaran tersebut dengan ajaran hak prerogatif yang tidak jelas ataupun mainan. Melalui hak prerogatif itu seorang pejabat dengan leluasa membangun pemerintahan yang korup, memang kendali permainan konflik-peran antarpihak yang berkepentingan dibutuhkan sebagai penyelamat.BAB 17

BUDAYA PEMERINTAHAN

Pengertian Pemerintahan diartikan sebagai proses pemenuhan dan perlindungan tuntutan yang-diperintah ( rakyat, masyarakat, manusia ) akan jasa-publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan-civil tepat pada saat diperlukan oleh yang bersangkutan. Lembaga yang berkewajiban memenuhi kebutuhan itu disebut pemerintah. Fungsi pemerintahan seperti pembangunan dan pemberdayaan, semakin berkurang dengan semakin meningkatnya kemampuan dan keberdayaan masyarakat. Proses pemerintahan bergerak di dalam dan menurut sebuah sistem.

Sistem Politik

Sistem politik berbeda dengan sistem pemerintah. Sistem politik terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu struktur supra dan struktur infra. Sesuai dengan namanya, struktur supra adalah sebuah lingkungan, kekuasaan, dan kendatipun didalamnya terdapat lembaga perwakilan yang diperintah ( rakyat ). Lembaga perwakilan itu begitu memasuki lingkungan struktur supra yang powerful, perilakunya berubah.Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintah terdiri dari komponen komponen dinamik, bergantung pada posisi dan peran pemerintah dengan yang-diperintah dan interaksi satu dengan yang lain. Di antara posisi dan peran itu, ada beberapa set yang relatif denominatif, yaitu sistem yang terdiri dari:1. Yang-diperintah sebagai pemegang hak dengan pemerintah sebagai pengemban kewajiban

2. Yang-diperintah yang memberi kewenangan kepada pemerintah dengan pemerintah sebagai pengemban tanggung jawab kepada yang-diperintah.

3. Yang-diperintah sebagai produser dengan pemerintah sebagai konsumer, dan sebaliknya.

Ada empat komponen setiap sistem pemerintahan: (1 ) yang-diperintah, ( 2 ) pemerintah, (3 ) lingkungan, dan (4 ) tujuan.

Pemerintah Budaya Pemerintahan

Taliziduhu Ndraha dalam Teori Budaya Organisasi (1999) berpendapat bahwa budaya ( B ) menunjukkan ( = ) bagaimana suatu nilai ( N ) dinyatakan dengan menggunakan suatu cara atau alat ( simbol, vehicle, V ), berulang-ulang, berkali-kali ( X sebagai tanda perkalian, bukan X sebagai abjad), sehingga N tersebut dapat dirasakan atau diamati. Rumusnya B = N X V. Dengan perkataan lain, Budaya pemerintahan menunjukkan bagaimana yang-diperintah menilai yang bertindak terhadap sistem pemerintahan yang sedang berlaku dan menyatakannya dengan menggunakan cara-cara atau simbol-simbol, berulang-ulang, sehingga nilai tersebut dapat diamati atau dirasakan juga oleh orang lain atau lingkungannya.Kondisi Sistem Pemerintahan

Interaksi/transaksi antara pemerintah dengan yang-diperintah, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh hubungan antara pusat dengan daerah, ditentukan oleh tingkat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan tujuan kedua belah pihak setinggi yang dapat diperoleh melalui bargaining position tertentu antara pusat dengan daerah; semakin tinggi, semakin baik. Oleh karena itu sistem pemerintahan yang ideal adalah sistem yang terbentuk pada level dimana tingkat keselarasan, keserasian, dan keseimbanganitu setinggi-tingginya. Sistem pemerintaha yang terbentuk pada level provinsi dianggap jauh lebih baaik ketimbang sistem pemerintahan yang terbentuk pada level kabupaten/kota, karena bargaining powe terhadap pusat jauh lebih tinggi dari pada kabupaten dan kota.

Nilai Sistem PemerintahanNilai adalah manfaat, guna atau arti. Nilai sistem pemerintahan bergantung pada kondisi sistem pemerintahan di atas dan persepsi yang-diperintah terhadap kondisi itu. Semakin selaras, serasi, dan seimbang tujuan, dan semakin homogen lingkungan masing-masing pihak, semakin ya dan diterima, nilai itu. Homogenisasi lingkungan itu tidak lain adalah pembudayaan pemerintahan.

Sumber Nilai: manusia

Di antara tiga macam nilai, yaitu nilai intrinsik, nilai ekstrinsik, dan nilai ideal, nilai ekstrinsiklah yang paling dinamik, seiring dengan dinamika soaial pemerintahan. Manusialah dengan aneka kepentingannya merupakan sumber nilai ekstrinsik.Perubahan Nilai

Perubahan nilai terlihat pada kondisi yang berubah dari waktu kewaktu. Perubahan ini berkisar antara nilai definitif sampai pada nilai hilang. Perubahan nilai dilatarbelakangi oleh perubahan kepentingan, baik individu maupun kelompok di dalam maupundi luar suatu masyarakat.Budaya Pemerintahan

Budaya pemerintahan terbentuk mulai interaksi antara pemerintah ( P ) dengan yang yang-diperintah ( YD ), di bawah pengaruh tujuan ( T ) dan lingkungan ( L ), masing-masing ( M ) atau bersama ( B ). Dengan demikian dapat terbentuk empat tipe pemerintahan:

1. Model TB LB. Budaya pemerintah yang terbentuk di dalam sel ini adalah yang ideal.

2. Model TB LM. Ini adalah budaya yang terbentuk dibawah tujuan bersama ( untuk rakyat ), tetapi dengan lingkungan masing-masing.

3. Model TM LB. Budaya yang terbentuk di dalam suasana ini penuh konflik.

4. Model TM LM. Budaya pemerintahan tipe terakhir inilah yang terjadi. Puncaknya adalah budaya pemerintah federalistik.

Budaya Elit dan Budaya Floor

Budaya elit dan budaya floor sebagai komponen budaya pemerintahan. Dalam budaya itu, budaya elit sejajar dengan pemerintahan sedangkan budaya floor sejajar dengan budaya yang-diperitah. Budaya elit adalah karismatik sedangkan budaya floor adalah budaya yang-diperintah.

Pembentukan budaya Pemerintahan

Budaya pemerintah terbentuk melalui proses alamiah, terbentuk dan terlihat sebagaimana adanya,tanpa diintervensi oleh rekayasa manusia atau program organisasi. Budaya pemerintahan dapat dibentuk menurut proses, fungsi, dan siklus manajemen.

Penelitian dan Pengukuran Budaya Pemerintahan

Untuk mengkontruksi Metodologi Penelitian Budaya,digunakan Teori Organisasi, khususnya teori siklus organisasi menurut hukumalam. Setiap organisasi yang lahir, harus mampu bersaing dengan organisasi lain. Kebutuhan objektif akan tiga macam budaya agar organisasi bisa menjalani siklus objektif: Budaya Kuat, Budaya Adaptif, dan Budaya Resilient.BAB 18SOSIOLOGI PEMERINTAHAN

Gejala SosiologiManusia adalah makhluk sosial. Ia adalah pelaku proses sosial. Proses sosial meliputi proses assosiatif ( dekat-mendekat ) dan proses dissosiatif ( jauh-menjauh ). Proses sosial merupakan serangkaian kejadian, keadaan, atau peristiwa. Kejadian, keadaan, atau peristiwa tersebut dapat diamati melalui kenampakannya. Yang tampak dan dapat diamati pada, atau dialami melalui sesuatu hal ( kejadian, keadaan, peristiwa ) disebut gejala atau fenomena. Gejala sosial adalah bidang kajian yang maha luas.Gejal pemerintahan

Gejala pemerintahan adalah gejala sosial khusus ( spesifik ). Gejala pemerintahan berawal dari defenisi pemerintahan dan Ilmu pemerintahan. Pemerintahan adalh proses pemenuhan ( penyedian ) kebutuhan pihak yang-diperintah akan jasa-publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan civil kepada setiap orang pada saat diperlukan. Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari semua aspek pemenuhan kebutuhan itu dalam hubungan pemerintahan. Hal-hal yang dapat diamati atau dialami berkaitan dengan kegiatan, kejadian, peristiwa, dan keadaan yang dimaksud dianggap gejala pemerintahan. Gejala pemerintahan itulah yang menjadi sasaran kajian atau objek penelitian Ilmu Pengetahuan.Hubungan Sosiologi dengan KybernologiHubungan antara sosiologi dengan Kybernologi tidak sederhana itu. Pada awalnya, terdapat konsep-konsep sosiologikal yang kemudian diambil ( dipinjam) oleh Kybernologi, seperti konsep power, leadership, birokrasi, dan sebagainya. Pada tahap pertama, konsep-konsep tersebut merupakan bagian integral Sosiologi. Pada tahap kedua, konsep-konsepitu dikonstruk, lalu terbentuklah body of knowledge yang disebut Sosiologi pemerintahan. Tahap ketiga, Sosiologi pemerintahan berusaha menjadi disiplin tersendiri, menempatkan diri pada perbatasan antara Sosiologi dengan Kybernologi, dalam hal ini Kybernologi Sosial, di perbatasan itu ia bernama Sosiologi-Kybernologi ( sel 1 ).Pendekatan Sosiologikal

Sosiologi terhitung keluarga Ilmu-Ilmu Sosial yang sudah mapan dan berkembang pesat. Pengaruhnya terhadap ilmu-ilmu lain tetangganya,besar. Menurut wasburn ( 1982, 125 ) sosiologi politik yaitu:

Political sociologi has been defined as the study of power and authority relations as these are structured at relatively inclusive of social organization and as these influenced by the social bonds of kinship, religion, class, intereset groups of various kinds, and by shared beliefs and values.

Pengertian Sosiologi Pemerintahan

Sosiologi Pemerintahan adalah kajian tentang pemenuhan kebutuhan rakyat akan jasa-publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan civil dilihat dari sudut proses sosial, institusi soaial, perilaku sosial, dan sistem nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyrakat. Sosio-kybernologi didefenisikan sebagai produk kajian bersama antara Sosiologi dengan Kybernologi terhadap suatu gejala sosial.Pokok Bahasan Sosiologi Pemerintahan

Setiap pokok bahasan Ilmu Pemerintahan yang diuraikan dalam Bab I, dapat ditinjau dan dikaji menurut pendekatan sosiologika.

BAB 19

SENI PEMERINTAHAN

Pengertian

Seni (Ind ) dianggap sebagai padanan kata art ( Ingris, dari kata latin ars, artinya skill ) atau kunst ( Bel; kunde, kepandaian ). Banyak produk kegiatan manusia diberi nama berawal seni, seperti Seni Suara, seni sastra, seni lukis, seni foto, seni pahat, seni rupa, dan sebagainya. Dalam hubungan itu, seni cendrung dianggap sebagai komoditas. Pelaku seni artist. Ada yang menyatakan bahwa mengajar itu suatu kepandaian, bukan suatu ilmu. Jadi seni dianggap identik dengan kepandaian atau keterampilan.

Seni dan Sejarah ( Seni dan Masyarakat )

Encyclopedia American ( 1968 ) menguraikan perkembangan seni sejak zaman purbakala ( primitive art ), Mesir dan Mesopotamia, Yunani, Romawi, sampai zaman modern, dengan berbagai aliran di dalamnya seperti Romanesque, Gothic, Renaissance, Baroque, Rococo, Aestheticism ( art for arts sakse ). Encyclopaedia of the Social Sciences ( 1957 ) menyatakan bahwa ada dua alira besar di bidang seni, yaitu aliran Fine Arts ( art for arts sakse ) dan aliran Useful Arts.Seni dan Craft ( Skill )

Dalam The Craft of Public Administration ( 1975 ), George E. Barkley menggambarkan kesejajaran antara artis dengan administrator ( pemerintah ):

Administrators, like artists, do tend to work in individual and often highly imaginative ways, employing a various mix of materials, including intuition in their labors. One mans administrative product is never quite the same as anothers, just as one composers symphony differs from anothers.Seni dan Filsafat

filsafat berasal dari bahasa Latin philosophia ( gerik philo, loving, dan sophy, sophia, wisdom ). Menurut kamus, filsafat berarti the rational investigation of the truths and principles of being, knowledge, or conduct. Seni adalah bentuk simbolik ( symbolic from ) ekspresi diri manusia, baik sebagai alam ( nature ), maupun sebagai ide ( cita-cita, yang paling, yang maha, yang ter, yang lain, yang lebih, yang beda, yang unik, yang langka ).Seni dan Estetika

Estetika menurut kamus adalah sesuatu yang pertainig to a sense of the beautiful; having a sense of the beautiful or characterized by a love of beauty. Jadi Estetika adalah bagian seni yang bersifat menyenangkan. Estetika didefenisikan sebagai the study of mans behavior and experience in creating art, in perceiving and understanding art, and in being by art. Selanjutnya dikatakan bahwa:Work in aesthetics thus far has been principally concerned with music, literature, and the visual arts, paying little attention to the performance aspect of even these arts.

Seni dan BudayaInti budaya, demikian Deal dan Kennedy dalam Corporate Culture ( 1991 ), adalah nilai. Setiap nilai perlu diaktualisasi, diekspresikan, atau direpresentasikan dengan menggunakan cara atau alat tertentu. Alat atau cara mengaktualisasikan, mengekspresikan, atau merepresentasikan suatu nilai berbentuk dan bersifat artifact dan disebut vehicle. Dipengaruhi oleh kepribadian pelaku budaya, nilai juga dipengaruhi oleh lingkungan.Seni dan Ekonomi

Setiap lembaga ekonomi berfungsi utama sebagai alat peningkatan nilai setiap sumber daya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya bantuan, setinggi-tingginya, bagi dirinya. Hal itu membentuk perilaku bisnis: membeli semurah-murahnya, menjual semahal-mahalnya, dan membuat sehemat-hematnya. Seni sebagai barang yang mahal dan hanya mampu dikonsumsi oleh kalangan istana, bangsawan, dan lainnya.Seni dan politik

Politik berkaitan dengan kekuasaan ( power ). Pola perilaku politik meliputi: ( 1 ) pembentukan kekuasaan melalui cara semudah mungkin, ( 2 ) menggunakan kekuasaan seefektif mungkin, dan ( 3 ) mempertanggungjawabkan penggunaan kekuasaan seformal mungkin. Pola 2 menyangkut penggunaan kekuasaan dengan menggunakan nilai-nilai kekuasaan seperti coercion, force, dan violence, sehingga walaupun efektif tetapi tidak efesien.Seni dan Ilmu Pengetahuan

Ilmu berawal sebagai pengetahuan atau Filsafat dan berakhir sebagai seni. Hal ini sejajar dengan adagium Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah. Ada tiga macam penggunaan atau penerapan ilmu pengetahuan: ( 1 ) teknologi, ( 2 ) aturan atau norma. ( 3 ) seni. Dalam hubungan itu pula, teknologi adalah cara atau alat tertentu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ( melaksanakan kegiatan tertentu ) agar efektif, efisien, dan produktif, dan norma diartikan sebagai aturan tertentu yang harus diperhatikan dan ditaati dalam melakukan kegiatan tetentu, yang menunjukkan mana yang seharusnya dan mana yang dapat dibiarkan, mana aalat ukur dan mana yang diukur, mana yang boleh dan mana yang tidak.Seni Pemerintah

Seni memiliki beberapa fungsi: ( 1 ) sebagai ekspresi pribadi pelaku seni, ( 2 ), sebagai representasi nilai ( pribadi atau kelompok ), ( 3 ) sebagai vehicle bagai suatu nilai, dan ( 4 ) sebagai komoditi pasar, dalam lingkungan yang berbeda-beda dan berubah-ubah. Dasar seni adalah kebebasan, kreatif untuk memilih atau menciptakan suatu yang berbeda, yang lain, dan yang lebih.

Pemerdan intahan didefenisikan sebagai proses pengakuan, perlindungan dan pemenuhan tuntutan yang-diperintah ( rakyat ) akan jasa-publik dan layanan civil pada saat dibutuhkan . dengan demikian seni pemerintahan adalah eksplorasi, ekspresi, representasi, kemahiran, atau vehicle nilai-nilai pemerintahan, yang unik, yang beda, yang lain, dan yang lebih baik, ketimbang, yang sudah ada, dalam lingkungan yang serba berbeda dan serba berubah, yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh legitimacy dan trust dari yang-diperintah.Topik Pengkajian Seni Pemerintahan

Ruang lingkup seni pemerintahan merupakan lahan dan kubangan peneliti seni pemerintahan. Daftar di bawah ini meliputi bidang kajian, konsep atau variabel yang dapat dijadikan topik pengkajian:

1 Bahasa pemerintahan ( Gaya, ungkapan, pribahasa, dongeng, cerita,tradisi, puisi, dan seloka)

2. Komunikasi Pemerintahan

3. Kepemimpinan Pemerintahan

4. Kampanye, Pidato, dan Promosi / Marketing lainnya

5. Upacara, Protokol, Tata Ruang

6. Lambang/Simbol/Tanda/Bendera/Spanduk/Umbul-umbul/Hiasan7. Ritus dan Rituals

8. Ikrar, Sumpah, Janji

9. Hidangan, Hiburan, Cindramata, dan Pakaian

10.Musik, Hymne, Pujian, Penghormatan

11.Raport,Kepedulian, Kebersamaan, Keterbukaan, Kearifan, Kesederhanaan

12.Tata Warna, Suara ( bunyi, cahaya, udara, dan getaran) dan bentuk (rupa)

13. Teknologi Pemerintahan

14. Hukum Pemerintahan

15. Public Policy

16.Isu, Gosip, Desas-desus, Surat Kaleng, Bisik-bisik, Fitnah, Tuduhan, Keluhan, Ujuk Rasa, Makian, Hujatan, Pemogokan, Kerusuhan, Keberingasan

17.Arogansi, Keangkuhan, Kesombongan, Formalisme, Heterogenitas, Overlapping, Plin-plan, KKN, Skandal, Otoritarianisme, Muka Budak, Keras Kepala, Kebodohan, Pengecut, Licik, Kasar, Egoisme, Boros, Pemarah, Penjilat18.Kewajiban, Keagungan, Keindahan, Kemulian, Kehormatan, Keberanian, Kehalusan, Kedamaian, Ketenangan, Kesabaran, Ketulusan, Kejujuran, Kyai Semar.Metodologi Seni Pemerintahan

Metodologi seni pemerintahan berawal dari imajinasi, ekspresi, dan reprensi. Dari sini dilakukan eksplorasi mental. Eksplorasi mental itu merekam ( Fotografik ), mendeskripsikanapa yang ada, dan seteruisnya. Responterhadap suatu kenyataan objektif yang unik diekspresikan secara bebas dengan menggunakan simbol-simbol atau isyrat-isyarat, bahkan muslihat-muslihat. Pelaku pemerintahan bisa juga merepresentasikan diri ( subyek ) melalui simbol atau isyarat tertentu, agar ia dikenal ( image building ) orang ( marketing ), untuk membangun opini publik, atau membangun tirai-asap tempat bersembunyi. Pada masa konflik, permainan kekuasaan, negoisasi, rekonsiliasi, kompromi, dan dagang-sapi, banyak bermunculan artis-artis pemerintahan yang homebase-nya perguruan tinggi, dengan dasi, jas, dan wewangian, body language yang memikat,nampang dari panggung yang satu ke panggung yang lain. Demikianlah dari sana juga dapat dilakukan perbandingan-perbandingan. Dari eksplorasi mental ditemukan kasus-kasus, dari kasus kedua arah, pembandingan dan kesejahteraan, melalui metodologi kualitatif, eksplorasi dapat diarahkan ke kontruksi teori ( pendekatan grounded ).