resume

7
Gambar 1. Singa Predator adalah sejenis hewan yang memburu, menangkap, dan memakan hewan lain. Hewan yang diburu pemangsa disebut mangsa. Pemangsa biasanya karnivora (pemakan daging) atau omnivora (pemakan tanaman dan hewan lain). Pemangsa akan memburu hewan lain untuk dimakan. Contoh pemangsa adalah singa. Gambar 2. Harimau Dalam melakukan aksinya, predator memiliki strategi dalam memangkap mangsanya. Ada yang bekerja sendiri dan ada juga yang bekerja secara berkelompok. Dalam perburuan sendiri, pemangsa harus menggunakan semua kekuatannya, mulai dari mengamati diam-diam, menyergap secara tiba-tiba dan memakan mangsanya. Contohnya adalah harimau. Sedangkan pada pemangsa yang berkelompok biasanya akan terjadi pemmembagian tugas. Contohnya pada simpanse Ada yang bekerja sebagai pengemudi (driver), yaitu ia akan menggiring mangsanya ke dalam jebakan. Penghadang (blocker) akan menghalangi mangsa yang mencoba untuk kabur dan keluar dari daerah jebakan. Di bawah pohon ada juga yang bertugas untuk mengamati mangsa, sehingga mengetahui pergerakan dan arah dimana mangsa tersebut. Simpanse yang paling muda pun tetap mendapat tugas, mereka akan mengecoh mangsa. Ketika mangsa berpisah dengan kelompoknya, maka itu adalah saaat yang tepat untuk penyergap untuk bekerja manangkap mangsanya. Dalam proses pemangsaan oleh predator (pemangsa), maka mangsa akan melakukan mekanisme untuk melindungi dirinya.

Upload: putriemiliayuriza

Post on 26-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kk

TRANSCRIPT

Gambar 1. SingaPredator adalah sejenis hewan yang memburu, menangkap, dan memakan hewan lain. Hewan yang diburu pemangsa disebut mangsa. Pemangsa biasanya karnivora (pemakan daging) atau omnivora (pemakan tanaman dan hewan lain). Pemangsa akan memburu hewan lain untuk dimakan. Contoh pemangsa adalah singa. Gambar 2. HarimauDalam melakukan aksinya, predator memiliki strategi dalam memangkap mangsanya. Ada yang bekerja sendiri dan ada juga yang bekerja secara berkelompok. Dalam perburuan sendiri, pemangsa harus menggunakan semua kekuatannya, mulai dari mengamati diam-diam, menyergap secara tiba-tiba dan memakan mangsanya. Contohnya adalah harimau. Sedangkan pada pemangsa yang berkelompok biasanya akan terjadi pemmembagian tugas. Contohnya pada simpanse Ada yang bekerja sebagai pengemudi (driver), yaitu ia akan menggiring mangsanya ke dalam jebakan. Penghadang (blocker) akan menghalangi mangsa yang mencoba untuk kabur dan keluar dari daerah jebakan. Di bawah pohon ada juga yang bertugas untuk mengamati mangsa, sehingga mengetahui pergerakan dan arah dimana mangsa tersebut. Simpanse yang paling muda pun tetap mendapat tugas, mereka akan mengecoh mangsa. Ketika mangsa berpisah dengan kelompoknya, maka itu adalah saaat yang tepat untuk penyergap untuk bekerja manangkap mangsanya.Dalam proses pemangsaan oleh predator (pemangsa), maka mangsa akan melakukan mekanisme untuk melindungi dirinya. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk menghindari predator, antara lain :1. Perilaku AltruistikPerilaku ini lebih mementingkan keselamatan kelompok daripada dirinya sendiri. Contohnya adalah Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa melarikan diri dari predator (serigala) akan mengirimkan bau dari jari kakinya yang disebut karre. Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnya singa atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua, betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut. Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan. Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon (asam formiat) dari taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-semut yang lain, bila keadaan sudah reda asam formiat tidak dikeluarkan lagi dan kembali lagi ke sarang.2. Kamuflase (penyamaran)Yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian karena warnanya sangat sesuai dengan lingkungan. Kupu-kupu daun mati (Kallima) dari Amerika Selatan sayapnya sangat mirip dengan daun yang dihinggapi sehingga dapat terhindar dari burung pemangsanya, tetapi karena sangat mirip dengan daun maka kadang-kadang ada insekta lain yang bertelur di atas sayapnya.3. MimikriYaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif. Mimikri Milleradalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang mempunyai racun dalam tubuhnya. Mimikri Batesadalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai hewan lain yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak berbahaya memiliki warna seperti ular tanah yang sangat berbisa. Mimikri agresifadalah mengembangkan alat untuk mengelabui mangsanya.Ikan anglerfish (Antennarius)dari Filipina mempunyai satu pemikat yang mirip ikan kecil untuk memikat mangsanya, pemikat tersebut adalah perkembangan dari duri pada sirip punggung pertama.Kunang-kunang jantan dan betinasaling tertarik dengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang lain itu datang akan dimakan.4. Banyak hewan yang mempunyai adaptasi melindungi dirinya terhadap serangan pemangsa, misalnya : Duri pada landak, bau pada celurut, Spirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracun jika diganggu.Perilaku predator (pemangsa) terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau naluri) dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Perilaku bawaan atau naluri(Gambar 3. laba-laba)Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewan-hewan menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya. Contohnya adalah laba-laba. Laba-laba memiliki naluri dasar sebagai pemangsa. Anak laba-laba akan melakukan molting dari kulit awal mereka setelah lahir. Setelah itu mereka siap untuk menajdi seekor pemangsa. Hal ini terjadi satu minggu setelah kelahiran mereka. Namun mereka masih tetap bergantung kepada induknya.Ketika anak mereka sudah menjadi pemangsa, maka induk akan mengorbankan diri mereka unruk menjadi makanan pertama bagi anak-anaknya.(Gambar 4. Kucing)Selain laba-laba, terdapat hewan lain yang sudah memiliki naluri sebagai pembunuh, yaitu kucing. Anak kucing baru akan mulai menjadi seekor predator setelah 3 minggu kelahirannya. Awalnya naluri tersbut akan menimbulkan rasa ingin tahu. Selanjutnya akan dibuat menjadi sebuah permainan sederhana oleh mereka. Naluri bermain ini menghubungkan pergerakan tubuh dan pikiran mereka. Setelah itu, barulah mereka belajar untuk berburu.Terdapat hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi predator (pemangsa), antara lain : a. kesabaran, Hal pertama yang harus dilakukan oleh pemangsa adalah mengamati mangsanya diam-diam. Setelah mangsanya lengah, barulah terjadi penyergapan. Dalam mengamati mangsa tidak dibutuhkan waktu yang sedkit. Sehingga kesabaran itu sangat diperlukan. Jika mereka tidak sabar untuk menunggu mangsanya lengah, maka hal tersebut akan tambah mempersulit mereka dalam memperoleh makanan.b. KelincahanDalam keadaan terdesak, biasanya mangsa berlari dengan sangat kencang, Kecepatan lari tersebut akan berubah menjadi maksimum saat mereka berada dalam keadaan yang membahayakan hidup mereka. Sehingga pemangsa harus sigap dan lincih dalam menangkap mangsanya c. pengaturan strategi. Dalam perburuan, diperlukan sebuah strategi dalam menangkap mangsa. Tidak jarang perburuan berkahir dengan gagal, karena mangsanya kabur. Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi, misalnya dengan membagi tugas. Hal ini akan lebih mudah jika terjadi koordinasi yang baik antar anggota perburuan.

Perilaku Yang Diperoleh Dengan BelajarPerilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau sudah dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan suatu perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.Kebiasaan (habituation);Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis: membuat suara aneh dekat anjing, pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut, tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya, maka bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi(Gambar 5. Paus)Salah satu contoh hewan menjadi predator (pemangsa) melalui proses belajar adalah paus. Buh Paus akan memburu singa laut yang berda di zona selancar, ayitu perbatasan antara darat dan laut. Perburuan singa laut ini akan menjadi lebih mudah bagi paus, dengan pasangnya air. Sehingga ia akan memanfaatkan dalam menagkap singa laut. Dengan berat tubuhnya yang mencapai 6,5 ton, paus akan melintas di atas gelombang tubuhnya sendiri.Paus tidak terlahir untuk memangsa. Mereka bisa belajar selama 40 tahun untuk melakukan hal tersebut. Saat 5 tahun, anak paus akan mulai belajar untuk menepi. Mereka akan berenang perlahan ke zona selancar. Induk paus akan menunjukkan cara dan membimbing anaknya dalm berburu. Tubuh anaknya yang masih kecil, memiliki energi yang kecil pula untuk mendorong tubuhnya hingga ke pantai. Sehingga ia akan terus mendampingi anaknya sampai mereka dapat berburu secara mandiri.Setelah belajar menepi, anak paus akan belajar menangkap mangsa. Saat dang anak memangsa untuk yang pertama kalinya, induk akan mendampingi mereka dan mendorong anak dan mangsanya kembali ke air dalam. Dapat dikatakan bahwa, induk paus memberikan pengetahuannya kepada anak mereka untuk belajar menangkap mangsa.