responsi
DESCRIPTION
cccTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan suatu peradangan atau infeksi pada kanalis
auditorius eksternal dan atau daun telinga. Kondisi ini merupakan salah satu kondisi
medis yang paling umum yang biasanya mempengaruhi atlet air. Individu dengan
kondisi alergi, seperti eczema, rhinitis alergi, atau asma, memiliki risiko lebih tinggi
untuk terkena otitis eksterna. Otitis eksterna diperkirakan mengenai 10% orang pada
tahap tertentu dan dapat terjadi akut, kronik atau bentuk nekrosis.1,2
Peradangan pada otitis eksterna umumnya di seluruh saluran telinga. Otitis eksterna
akut (<6 minggu), kronis (> 3 bulan), dan nekrosis merupakan bentuk ganas. Otitis
eksterna akut dapat muncul sekali atau mungkin terjadi kekambuhan, hal ini
menyebabkan nyeri dengan aural discharge dan berkaitan dengan gangguan
pendengaran.2
Otitis eksterna akut adalah peradangan pada kanalis auditorius eksternal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Kondisi ini ditandai dengan nyeri,
nyeri tekan, kemerahan, dan pembengkakan pada saluran telinga eksternal dan
terkadang ada eksudat purulen. Otitis eksterna akut dikaitkan dengan paparan air
(kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma lokal, keadaan
yang hangat dan lingkungan lembab.3,4
Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2007, diperkirakan 2,4 juta pelayanan
kesehatan di AS (8,1 kunjungan per 1.000 penduduk) didiagnosis otitis eksterna akut.
Data tahunan rawat jalan untuk pasien otitis eksterna akut selama tahun 2003-2007
adalah anak usia 5-9 tahun (18,6) dan 10-14 tahun (15,8), namun 53% terjadi pada
orang dewasa berusia ≥ 20 tahun (5,3). Insiden memuncak selama musim panas dan
pada terbanyak di daerah selatan.3 Di Amerika Serikat sekitar 98% disebabkan oleh
bakteri, pathogen yang paling umum Pseudomonas aeruginosa (20%-60%)
andStaphylococcus aureus (10%-70%).3,4,7
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan
dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3
cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga. Pada duapertiga kulit bagian dalam hanya sedikit djumpai kelenjar serumen.5
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melali udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui
daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane timpani
dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke
stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan membran
tektokria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan
ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.5
2
2.2 Definisi
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan pada sepertiga
luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka ditempat itu dapat terjadi
infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab
biasanyaStaphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejala ialah rasa nyeri
yang hebar tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan kulit liang telinga
tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada
penekanan perikondrium.1,2,5
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang
kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang
berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin). Seperti sekret yang ke luar dari
kavum timpani pada otitis media. 1,3,5
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon
yang mengandung antibiotika ke liang telinga agar terdapat kontak yanng baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik.1,4
2.3 Etiologi
Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah Staphylococcus
aureus, Staphylococcus albus. Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga
akibat sering berenang atau mandi denga shower, trauma, reaksi terhadap benda
asing, dan akumulasi serumen. Sering terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik
(terutamaPseudomonas atau staphylococcus) dan jamur.3,8
Otitis eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator
berujung kapas yang sering atau sering berenang dalam kolam berenang berklorinasi.8
3
2.4 Patogenesis
Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula
sebagai folikulitis kemudian biasanya meluas menjadi furunkel. Organisme penyebab
biasanya Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini disebabkan oleh trauma garukan
pada liang telinga. Kadang-kadang furunkel disebabkan oleh tersumbat serta
terinfeksinya kelenjar sebasea di liang telinga. Panas dan lembab dapat menurunkan
daya tahan kulit liang telinga, sehingga frekuensi penyakit ini agak meningkat pada
musim panas. 1,2,3,4
Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah
liang telinga bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior. Pembengkakan
itu dapat menyumbat liang telinga. Setelah terjadi lokalisasi dapat timbul pustula.
Pada keadaan ini terdapat rasa nyeri yang hebat sehingga pemeriksaan sukar
dilakukan. Biasanya tidak terdapat sekret sampai absesnya pecah. Toksisitas dan
adenopati muncul lebih dini karena sifat organisme penyebab infeksi.4,5,6
2.5 Faktor Predisposisi
Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai
berikut:
1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa
2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga secara
berlebihan.1,3,4
2.6 Gejala klinis
Nyeri hebat yang diikuti otore purulen, meatus nyeri tekan, tampak pembengkakan
Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga
Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.5,7
4
2.7 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesa
Dari anamnesa dapat ditanyakan gejala dan tanda yang dirasakan penderita.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak liang telinga kemerahan, edema.
Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan
tragus dan menggerakkan daun telinga.
Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan
lunak periaurikuler.
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada ramus
mandibula dan mastoid.
Membran timpani biasanya intak.
Demam tidak umum terjadi.1,3
3. Pemeriksaan penunjang
Biakan dan tes sensitivitas dari sekret.7
2.8 Diagnosis Banding
Otitis Eksterna Difusa
Pada otitis eksterna difusa, biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga
dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.
Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Keluhan utama pasien biasanya
berupa gatal, keluhan nyeri biasanya jarang dialami pasien.5
5
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan
juga kandida albikans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuka sisik
yang menyerupai ketombe dan merupakan predipossisi otitis eksterna bakterialis.
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan.5
2.9 Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis eksterna
antara lain :
1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-hati
2. Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani bilamana
mungkin keputusan apakah akan menggunakan sumbu untuk mengoleskan obat
3. Pemilihan pengobatan lokal
Otitis eksterna sirkumskripta harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema yang
menutupi lumen kanal dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat. Tampon
berukuran kecil yang baik digunakan, karena ujung tampon tidak mendesak dan
menekan lumen kanal. Tampon dimasukkan secara perlahan yang sebelumnya
dibasahi obat. Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan obat cair menggunakan
kapas sekali atau dua kali sehari. Selama 48 jam tampon diletakkan di kanal untuk
melebarkan ukuran lumen. Kemudian obat dapat diaplikasikan langsung ke dalam
kanal.1,2,9
Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar linga telinga tetap bersih dan kering dan
melindunginya dari trauma. Kotoran harus dibersihkan dengan dari liang telinga
dengan irigasi secara lembut. Antibiotika topikal yang dikombinasikan dengan
6
kortikosteroid dalam bentuk tetes telinga sangat penting. Berikan antibiotika sistemik
(biasanya penisilin) dalam dosis penuh dalam 10 hari jika terdapat tanda-tanda
penyebaran infeksi di luar kulit liang telinga (demam, adenopati, atau selulitis daun
telinga). Kalau dinding furunkel tebal dapat dilakukan insisi, kemudian dipasang salir
(drain) untuk mengalirkan nanahnya. Selama fase akut, hindari berenang bila
memungkinkan. 5
Untuk mengurangi respon inflamasi, alkohol 70% dapat ditambahkan untuk
menjaga kanal tetap bersih dan kering. Pasien disarankan menggunakan ini setelah
telinganya kemasukan air. Antibiotik tetes tidak boleh digunakan lebih dari 2-3
minggu karena berisiko terjadi dermatitis kontak. Pasien harus diberitahu untuk
kembali apabila telinga mulai terasa gatal, jangan sampai menunggu terjadinya
infeksi yang lebih parah.6
2.10 Pencegahan
Edukasi juga penting dalam mencegah otitis eksterna difus di masa depan. Hal
ini bertujuan untuk meminimalkan trauma kanal telinga dan menghindari paparan air.
Hindari membersihkan liang telinga terlalu sering maupun menggunakan alat
pembersih yang tidak sesuai karena dapat menyebabkan trauma.8
2.11 Prognosis
Otitis eksterna sirkumskripta adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Otitis eksterna kronis yang
mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak
memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 9
7
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. Identitas Penderita
Nama : Arliyanti
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jalan Cokroaminoto
Tgl Pemeriksaan : 10 Maret 2015
II. Anamnesa
Keluhan Utama : telinga kiri nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik THT RSUD Wangaya dengan keluhan nyeri pada
telinga kiri sejak 1 hari sebelum pemeriksaan. Awalnya telinga dirasakan gatal,
sehingga sering dikorek-korek dengan cotton bud dan menggunakan kuku jari
kelingking sekitar 2 hari sebelumnya. Nyeri dirasakan hilang timbul dan senut-
senut yang semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan juga pada penekanan
daerah tragus. Penderita juga mengeluhkan bengkak pada telinganya sejak 1 hari
sebelum pemeriksaan. Pendengaran melalui telinga kiri dirasakan sedikit
menurun. Selain itu, penderita juga mengalami panas badan sejak 2 hari sebelum
pemeriksaan. Panas badan dikatakan naik turun, penderita tidak sempat
mengukur berapa suhu badannya. Penderita merasa telinganya tidak pernah
kemasukan sesuatu benda asing maupun air. Riwayat pilek, batuk, sakit
tenggorokan dan trauma atau benturan di telinga disangkal oleh penderita.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.
8
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan seperti yang dikeluhkan
oleh penderita.
Riwayat Alergi :
Penderita menyangkal adanya riwayat asma, alergi terhadap makanan tertentu,
maupun terhadap obat-obatan tertentu.
Riwayat Pengobatan :
Penderita menyatakan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya di
RSUD Wangaya maupun di pengobatan alternatif lainnya.
Riwayat Pribadi dan Sosial :
Penderita merupakan seorang pedagang kaki lima yang sering berjualan di
pinggir jalan, dan sering terpapar oleh debu jalanan.
III. Pemeriksaan Fisik
Status Present :
Tekanan Darah : 128/84 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
T axilla : 36,5°C
Status General :
Kepala : Normocephali
Wajah : Simetris, parese nervus fasialis -/
Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, r.pupil +/+, ukuran 3/3 mm isokor
THT : Sesuai status lokalis
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar limfe -/-, pembesaran
kelenjar parotis -/-, pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorak : Simetris
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Po : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : Dalam batas normal
9
Status Lokalis THT :
Telinga
Status Kanan Kiri Status Keterangan
Daun Telinga NormalNyeri tekan
tragus (+)
Tes
Pendengaran
Tdk
dievaluasi
MAE Lapang
Sempit,
hiperemis (+),
edema (+)
BerbisikTdk
dievaluasi
Discharge - (+) WeberTdk
dievaluasi
Membran
Timpani
Intak, refleks
cahaya (+),
hiperemis (-)
Sulit
dievaluasiRinne
Tdk
dievaluasi
Tumor - - SchwabachTdk
dievaluasi
Mastoid Normal NormalTes Alat
Keseimbangan
Tdk
dievaluasi
Hidung
Status Kanan Kiri
Hidung Luar Normal Normal
Kavum Nasi Lapang Lapang
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Discharge - -
Krusta - -
Mukosa - -
Tumor - -
Konka Dekongesti Dekongesti
Sinus Nyeri Tekan (-) Nyeri Tekan (-)
Koana Normal Normal
10
Tenggorok
Status Keterangan Status Keterangan
Dispneu - Stridor -
Sianosis - Suara Normal
Mukosa Merah muda
Tonsil
Kanan Kiri
Dinding
Belakang
Mukosa faring merah
muda
T1,
Tenang
T1,
Tenang
IV. Pemeriksaan Yang Diusulkan
-
V. Resume
Pasien perempuan 24 tahun, Jawa, Islam datang ke poliklinik THT RSUD
Wangaya dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 1 hari sebelum
pemeriksaan. Penderita mengatakan awalnya telinga kiri terasa gatal, kemudian
dikorek-korek dengan cotton bud dan menggunakan kuku jari kelingking. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan senut-senut yang semakin lama semakin berat.
Penderita juga mengeluhkan bengkak pada telinganya sejak 1 hari sebelum
pemeriksaan. Penderita mengatakan pendengaran melalui telinga kiri menurun.
Penderita juga mengeluhkan demam sejak 2 hari sebelum pemeriksaan. Dari
pemeriksaan fisik THT ditemukan telinga kanan hiperemis, nyeri tekan tragus,
dan bengkak pada telinga kiri, MAE kiri sempit, edema, dan hiperemis, membran
timpani kiri sulit dievaluasi. Pasien didiagnosis dengan Otitis Eksterna Akut
Sirkumkripta Sinistra.
VI. Diagnosis Kerja
Otitis eksterna akut sirkumkripta sinistra
VII. Penatalaksanaan
11
- Tampon Burowi
- Ciprofloxacin 2x500mg
- Asam Mefenamat 3x500mg
- Blecidex ear drop 3x 2 tetes
KIE kepada Pasien untuk
Pasien sebaiknya menjaga kebersihan telinga untuk mencegah terjadinya
kekambuhan.
Pasien diberitahu untuk tidak mengulangi kebiasaannya yang sering
mengorek telinga.
Antibiotik harus diminum sampai habis selama 7 hari.
VIII. Prognosis
Dubius ad bonam
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari kasus didapatkan penderita perempuan usia 24 tahun datang dengan
keluhan utama nyeri pada telinga kiri. Dari hasil anamnesa diketahui bahwa pasien
mengeluh nyeri pada telinga kanan sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien
memiliki riwayat mengorek telinga menggunakan cotton bud dan kuku jari
kelingking karena telinganya terasa gatal. Pasien mengeluh sakitnya makin terasa saat
telinganya dipegang dan saat mengunyah. Pasien juga mengeluh telinganya sedikit
mengalami penurunan pendengaran pada telinga kiri namun tidak terlalu
mengganggu. Pasien juga mengeluhkan demam naik turun sejak 1 hari yang lalu,
namun tidak sempat diukur suhunya.
Otitis eksterna sirkumskripta (OES) merupakan infeksi bakteri pada kanal
yang disebabkan oleh hilangnya serumen sebagai proteksi karena peningkatan
kelembapan dan temperatur. Hasil anamnesis dari kasus diatas sesuai dengan teori
yang mengarahkan diagnosis kepada OES. Otitis eksterna akut dapat dikaitkan
dengan paparan air (kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma
lokal, keadaan yang hangat dan lingkungan lembap, dimana pada pasien ini terdapat
riwayat trauma setelah dikorek dengan cotton bud dan kuku jari 2 hari sebelum
timbulnya gejala. Pasien juga mengaku memang memiliki kebiasaan untuk mengorek
telinganya hamper setiap hari karena gatal. Pasien dengan OES biasanya datang
dengan keluhan utama berupa nyeri yang hebat tidak sesuai dengan besar bisul. Hal
ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar
dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Nyeri dapat
juga timbul spontan pada saat membuka mulut (sendi temporomandibula) dan saat
daun telinga digerakkan. Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila
furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Gejala timbul secara mendadak (selama
48 jam) dalam kurun waktu 3 minggu. Pasien juga biasanya mengeluhkan cairan yang
13
awalnya jelas dan tidak berbau, akan berubah menjadi eksudat seropurulen. Sekret ini
tidak mengandung lendir seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis
media.1,5,8,9 Pada pasien tidak didapatkan keluhan keluarnya cairan dari telinga. Pasien
mengeluhkan demam naik turun yang terjadi sejak 1 hari yang lalu yang dapat terjadi
pada pasien OES sebagai bagian dari gejala infeksi sitemik.
Dari kasus didapatkan pada pemeriksaan fisik telinga kanan didapatkan nyeri tekan
tragus (+) dan nyeri tarik aurikula (-). Pada pemeriksaan fisik telinga kanan juga
didapatkan adanya hiperemis dan vesikel pada meatus akustikus eksternus sehingga
terjadi penyempitan MAE.
Hasil pemeriksaan fisik dari kasus diatas sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa pada otitis eksterna sirkumskripta ditemukan tanda-tanda berupa
edema, liang telinga menyempit dan nyeri tekan tragus. Peradangan dapat juga berupa
furunkel atau vesikel atau bula. Gejala inflamasi pada kanal juga dapat dikeluhkan
oleh pasien seperti otalgia, gatal atau rasa penuh (fullness) dengan atau tanpa
gangguan pendengaran atau nyeri rahang. Tanda inflamasi yang juga dikeluhkan
antara lain nyeri tragus, edema yang menyebar, eritema dengan atau tanpa otorrhea,
eritema membran timpani.4,5,8,9
Terapi yang diberikan pada kasus ini berupa terapi medikamentosa yaitu
pemasangan tampon burowi yang ditetesi setiap 3 jam, antibiotik sistemik berupa
Amoksisilin 3 x 500 mg sehari selama 7 hari, golongan kortikosteroid berupa
metilprednisolon dengan dosis 3 x 4 mg sehari, dan analgetik asam mefenamat
dengan dosis 3 x 500 mg sehari. Pada pasien ini diberikan tampon burowi 1x yang
dilanjutkan dengan tetesan Blacidex ear drop yang mengandung Framycetin sulfat 5
mg, Gramicidin 0.05mg, Dexamethasone 0.5mg. Tetes ini diberikan 3 kali sehari
sekitar 2 tetes. Untuk mengatasi nyeri diberikan asam mefenamat 3x 500mg, dan
untuk mencegah infeksi sekunder diberikan Ciprofloxacin 2x500mg. Jika keluhan
panas kembali, pasien disarankan minum paracetamol 3x500mg. Pemberian terapi
14
pada kasus diatas sesuai dengan teori yang mengatakan otitis eksterna sirkumskripta
harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema yang menutupi lumen kanal
dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat (tampon burowi). Pasien
diinstruksikan untuk mengaplikasikan obat cair menggunakan kapas sekali atau dua
kali sehari. Selama 48 jam tampon diletakkan di kanal untuk melebarkan ukuran
lumen. Pemberian antibiotik sistemik bertujuan untuk eradikasi kuman penyebab dan
pemberian kortikosteroid bertujuan untuk menekan proses inflamasi dan mengurangi
keluhan alergi berupa gatal pada telinga, dan analgetik untuk mengurangi keluhan
nyeri pada telinga. Pasien diminta control kembali setelah 3 hari untuk memantau
hasil pengobatan 9
15