resensi sejarah peradaban islam

52
RESENSI Sejarah Peradaban Islam Bagian 1 RASULULLAH SAW. SEBAGAI USWAH HASANAH (Telaah Kritis Dalam Ilmu Sejarah) I. PENDAHULUAN Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Tuhan kepada seluruh umat manusia dan menjadi penyempurna dari ajaran- ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi Allah yang terdahulu. Beliau lahir di tengah-tengah masyarakat Bangsa Arab jahilia yang menjadikan nafsu sebagai panglima, mempertuhan materi dan kekayaan serta membanggakan nazab dan keturunan. Di tengah masyarakat yang meraba-raba dalam kegelapan moral yang pekat dan etika yang bobrok, beliau menyalakan pelita kebenaran yang rahmatan lil’alamin. Beliau damaikan suku-suku yang bermusuhan dan yang terperangkap dalam bingkai ashabiah yang berserahkan dan menyesatkan manusia secara permanent ke dalamnya lalu di simpan dalam kotak sejarah, kemudian didamaikan dalam sebuah

Upload: wahyu-susilo

Post on 29-Apr-2017

240 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Bagian 1

RASULULLAH SAW.

SEBAGAI USWAH HASANAH

(Telaah Kritis Dalam Ilmu Sejarah)

I. PENDAHULUAN

Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Tuhan kepada seluruh umat manusia dan

menjadi penyempurna dari ajaran-ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi Allah yang terdahulu.

Beliau lahir di tengah-tengah masyarakat Bangsa Arab jahilia yang menjadikan nafsu sebagai

panglima, mempertuhan materi dan kekayaan serta membanggakan nazab dan keturunan. Di

tengah masyarakat yang meraba-raba dalam kegelapan moral yang pekat dan etika yang

bobrok, beliau menyalakan pelita kebenaran yang rahmatan lil’alamin.

Beliau damaikan suku-suku yang bermusuhan dan yang terperangkap dalam bingkai ashabiah

yang berserahkan dan menyesatkan manusia secara permanent ke dalamnya lalu di simpan

dalam kotak sejarah, kemudian didamaikan dalam sebuah keluarga besar “Islam”. Dua puluh

tahun lebih beliau bekerja keras dan akhirnya berhasil.

II. ANALISA KRITIS TERHADAP SEJARAH NABI

Pada awal abad kedua nama Muhammad bin Ishak (meninggal 152 H.) yang menulis sebuah

sirah yang dikenal dengan sirah Ibn Ishaq. Selanjutnya pada paroh kedua abad kedua terkenal

tiga sejarah Nabi yang dijadikan sumber rujukan sejarawan-sejarawan sesudahnya. Ketiganya

Page 2: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

itu ialah Al-Magazi tulisan al-Waqidi (meninggal 207 H.), At-Tabaqat al-Kubru tulisan

Muhammad bin Sa’ad (207 H.), dan As-Sirah an-Nabawiyyah tulisan Ali bin Hisyam

(meninggal 218 H.), yang disebut terakhir menulis sitah-nya dengan member komentar serta

studi kritis terhadap karya Ibn Ishaq yang ditulis setengah abad sebelumnya. At-Tabari pada

akhir abad ketiga yang menulis catatan-catatan hidup Nabi, juga banyak mengutip dari

tulisan-tulisan sebelumnya.

Sebagai pengikut Nabi Muhammad saw. kita dituntut menjadikannya sebagai uswah hasanah

atau suri tauladan. Untuk itu kita harus memahami perilakunya sehingga apa yang

dicontohkan Beliau dapat diteladani. Sumber pokok untuk memahami perilaku Nabi adalah

Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan petunjuk kepada kita perilaku nabi yang sifatnya umum

dan absolut serta manusiawi. Aplikasi dari perilaku Beliau itu tercermin dalam sejarah

hidupnya. Untuk memperoleh fakta sejarah dari data-data sejarah tentang perilakunya, kita

hendaknya bertitik tolak pada perilakunya yang absolute dan universal sebagai mana yang

terdapat dalam Al-Qur’an, lalu kita mencari hukum-hukum umum yang mendasari segala

perbuatan dan tindakannya.

Bagian 2

BANI ABBASIAH

(Sebuah Potret Dalam menguak Makna Sejarah)

I. Pendahuluan

Dari limit waktu yang begitu panjang khalifah bani Abbas memegang dan menguasai bola

politik di bagdad, maka para ahli sejarah dan sejarahwan mensejarahkan bahwa Islam

Page 3: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

membagi periodisasi pemerintahan Abbasiyah itu kepada lima periode. Adapun periodisasi

yang dimaksud adalah :

Periode pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M). Kekuasaan periode ini berada ditangan

para khalifah atau disebut juga periode pengaruh Persia pertama.

Periode kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M). Pada periode ini kekuasaan hilang dari

tangan para khalifah atau masa ini disebut masa pengaruh Turki pertama.

Periode ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M). masa kekuasaan dinasti Buwaihi dalam

pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

Periode keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk

dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki

kedua.

Periode kelima (590 H/1194 M – 656 H/1254 M). masa khalifah Abbas dari pengaruh

dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.

II. Dinasti-dinasti Kecil di Barat dan di Timur Bagdad

Dinasti-dinasti yang lahir menuntut independensi diri untuk melepaskan dari kekuasaan

Bagdad disebabkan karena tidak terkontrolnya secara seksama daerah tersebut.

Adapun dinasti yang dimaksud antara lain adalah :

a) Yang berbangsa Arab dan Turki

Idrisiah di Maroko (172 – 375 H/788 – 985 M)

Page 4: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Aghlabiyyah di Tunisia (184 – 289 H/800 – 900 M)

Thuluniyah di Mesir (254 – 292 H/837 – 903 M)

Ikhsidiyah di Turkisan (320 – 560 H/932 – 1163 M)

b) Yang berbangsa Persia

Tahariyyah di Khurasan (205 – 259 H/820 – 872 M)

Syafariyah di Fars (254 – 290 H/868 – 901 M)

Samaniyah di Transoxania (261 – 389 H/873 – 998 M)

Bani Abbasiyah dalam lintasan sejarah mengalami puncak kejayaan Islam yang luar biasa.

Meskipun banyak tantangan dan gangguan yang dihadapinya, bahkan gerakan-gerakan politik

yang merongrong pemerintah dan mengganggu stabilitas kekhalifahan pada waktu itu tetapi

semua itu dapat diatasi.

Perkembangan kebudayaan dan peradaban serta kemajuan besar yang dicapai dinasti

Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah bahkan

cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya.

Kehidupan mewah khalifah-khalifah ini ditiru oleh oleh para hartawan dan anak-anak

pejabat. Kecenderungan bermewah-mewa ditambah dengan kelemahan khalifah dan factor

lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini

memberi peluang kepada tentara professional membuat independent posisinya.

Disisi lain Bani Abbas lebih menitik beratkan pembinaan peradaban dan kebudayaan dari

pada politik dan ekspansi biasanya propinsi-propinsi tertentu dipinggiran mulai lepas dari

genggaman penguasa Bani Abbas, seperti Idrisiah di Maroko, Aghlabi di Tunisia, Thulunia di

Mesir, Iksidiah di Turkistan, Tahariyah di Khurasan, Sahfariyah di Fars, Sammaniyah di

Page 5: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Transoxania dan lain-lain. Semuanya itu diakibatkan adanya kebijakan yang tidak

proporsional. Tapi, bagaimana pun juga kita harus mengakui bahwa kemenangan dan

kekalahan, kepuncakan kejatuhan, kebahagiaan dan kesedihan semuanya itu dipergilirkan

Allah kepada manusia.

Bagian 3

KERAJAAN USMANI :

HEGEMONI POLITIK, MILITER, SENI DAN AGAMA

A. PENDAHULUAN

Kondisi politik Islam mengalami perkembangan lagi ketika tampil tiga kerajaan terbesar

disekitar tahun 1500 – 1800 M. yaitu kerajaan Safawi di Persia, kerajaan Mughal di India dan

kerajaan Usmani di Turki. Sebagian sejarawan membagi dua periode tiga kerajaan ini.

Pertama, periode perkembangan dan kemajuannya (1500 – 1700 M), kedua, periode

kemunduran (1700 – 1800 M).

Diantara ketiga kerajaan besar itu kerajaan Usmani adalah yang paling besar dan lama,

sekitar enam setengah abad. Wilayah kekuasaannya yang paling luas ketika semua kerajaan

Islam yang besar telah mengalami kehancuran oleh politik kaum penjajah Barat. Kerjaan

Usmani masih bertahan hingga 1924.

B. ASAL – USUL PEMBENTUKANNYA

Page 6: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Bangsa Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah dunia. Pertama, dinasti

Turki Saljuk, dan kedua dinasti Turki Usmani. Kehancuran dinasti Saljuk oleh serangan

pasukan Mongol, merupakan peluang besar terbentuknya dinasti Turki Usmani (selanjutnya

disebut kerajaan Usmani).

Pendiri kerajaan tersebut adalh bangsa turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah

Mongol dan daerah Negeri utara Cily. Dalam limit waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah

ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke Sembilan atau

kesepuluh. Ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan

Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat

pengungsian ditengah-tengah saudara mereka, orang-orang Turki Saljuk didaratan tinggi Asia

kecil.

C. PERLUASAN WILAYAH

Turki Usmani melakukan penetrasi wilayah secara besar-besaran untuk kepentingan perang

Orkhan (1324-1360 M), pengganti Usman I membentuk pasukan khas yaitu jurusan yang

terdiri atas mu’alat yang berasal dari Tuorgia dan Aremenia yang pada umumnya menganut

tarekat Baktasyl. Dengan keteguhan pasukan tersebut Orkhan berhasil menaklukan Broessa

(Turki), Izmi (Asia Kecil) dan Aukara I (1360-1389). Pengganti Orkhan berhasil menaklukan

Bukhara, Audrianopel (Turki), Mecedoma, Sota (Bulgaria), Bayazia I (1389-1462), pengganti

Murad I dapat merebut benteng Philadephia, Theramaia dan Kirman (1391 M). Pada zaman

Bayazid I, Turki Usmani sudah menjadi bangsa besar karena wilayahnya sangat luas dan

disegani oleh kerajaan keristen di Balkan dan Eropa Timur. Ketika itu Turki Usmani sangat

maju dan menjadi salah satu pusat peradaban di dunia. Oleh karena itu, Turki dianggap

sebagai ancaman bagi Eropa.

D. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA USMANI

Page 7: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

1. Bidang Politik

Sultan Usmani bi’n Ertoghral. Pada tahun 1299 tampil memikul tanggung jawab

kepemimpinan orang-orang Turki Usmani setelah ayahnya meninggal (pada tahun yang

sama, dinasti Saljuk hancur dibekuk oleh pasukan Mongol dan membunuh sultan Alauddin.

Dalam situasi yang demikian itu, Sultan Usmani bin Eroghral memproklamasikan

kemerdekaan. Wilayahnya atas proklamasi tersebut para pembesar Saljuk, para pejuang yang

menetang kekuasaan Mongol, para sufi, Ulama dan orang-orang Turki sendiri berbondong-

bondong membuatnya sehingga daerah dinasti saljuk menjadi wilayah kekuasaan kerajaan

Usmani.

Dengan demikian kerajaan Usmani pada masa kekuasaan Sultan sulaywah al Qununy,

wilayah kekuasaannya meliputi Asia Timur, Armenia, Irak, Suria, Hijas dan Yaman. Di

benua Asia, Mesir Libia, Tunisia, Aljazair. Di benua Afrika, Yunan, Bilgaria, Yugoslavia,

Albania, Hongaria dan Rumania benua eropa.

2. Bidang Militer

Kekuasaan militer kerajaan Usmani diorganisir oleh sultan Orehan dengan jalan perombakan.

Orang-orang non-Turki direkrut menjadi anggotanya. Mereka direkrut dari anak-anak

keristen secara paksa dan suka rela menyerahkan anak-anaknya untuk dididik menjadi

anggota militer. Karena kesempatan manaknya membina karier yang lebih baik dikemudian

hari di samping adanya jaminan kehidupan, karena diperlakukan seperti anak-anak sultan.

Selain itu angkatan laut dibangun karena ia memiliki peranan penting dalam perluasan dan

pemantapan kekuasaan, kerajaan Usmani Abu Al-hasan Aly al-Husny al-Nadawy

mengemukakan bahwa pada tahun 945 H/1549 M armada kerajaan Usmani memililki 3000

bus kapal. Angkatan lautnya sangat kuat sehingga laut hitan dianggap sebagai dalamnya.

Page 8: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Tidak ada bangsa asing yang diizinkan memasukinya. Dengan kekuatan angkatan lautnya,

gabungan angkatan laut Yunan, Venesi, Spanyol, Portugal malah diporak porandakan.

3. Bidang Seni

Orang-orang turki menerima ilmu dan Islam dari bangsa arab, sehingga bangsa arab dianggap

sebagai guru mereka. Oleh karena bangsa arab itu, Kerajaan Usmani menjadikan huruf Arab

sebagai huruf resmi sampai dihapuskan oleh Mustafa kemal al-Aturh pada tahun 1928 M dan

diganti dengan huruf lain. Mereka banyak mengambil ajaran-ajaran etika dan meniru, politik

bangsa Persia, seperti tata karma penghormatan kepada sultan. Mereka meniru bangsa Persia

karena mereka mempunyai hubungan histories sebelum dan sesudah hijrah ke Asia Barat.

Sedangkan Bizauntium mereka meniru organisasi militer dan susunan pemerintah.

Pada kurun waktu satu setengah abad, sebelum penaklukan kota-kota Konstantinopel,

kerajaan Usmani membangun Mesjid, gedung-gedung perguruan dan lain-lain. Arsitektur

Islam gaya Usmani pada awalnya cenderung menlanjutkan arsitektur bani Saljuk yang

berkuasa sebelumnya.

Disamping Arsitektur, kaligrafi mengalami kemajuan pula, kaligrafi Islam menghiasi

sekolah-sekolah dan bangunan-bangunan lainnya. Yang paling besar sumbangannya terhadap

kemajuan kaligrafi Islam di kerajaan Usmani adalah Syaikh Hamdullah al-amtsy (wafat 1520

M) dia memiliki sebagian kaligrafi terbesar pada zaman kerajaan Usmani. Dia mengajarkan

kaligrafi kepada Sultan Bayzia II yang sangat menghargainya.

4. Bidang Agama

Agama mengalami perkembangan pesat pada zaman kerajaan Usmani, yaitu dari aspek

tasawuf dan tarekat yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyl dan tarekat Maulawi.

Page 9: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Kedua tarekat ini banyak dianut khususnya oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Maulawi

didirikan oleh pengikut Maulawa Jalal al-Din al-Rumly. Administrasi tarekat ini berada

ditangan di konyo. Ketuanya diangkat dan diberhentikan oleh Baktesy Veli yang lahir di

Hurasan dan Prudsh Anatoli pada 1281 M.

Dalam uraian tersebut bahwa :

Kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Usmani dalam spectrum sejarahnya banyak

ditekankan oleh karakteristik orang-orang Turki Usmani yang selalu ingin maju, berjiwa

militer. Selalu aktif, inovatif, kreatif termasuk penektrasi wilayah yang sangat strategis dan

situasi Negara-negara sekitarnya dalam keadaan takjub melihat kemajuannya.

Kemajuan yang telah dicapai kerajaan Usmani baik dalam aspek politik, militer serta

arsitektur Islam dan Agama, merupakan citra tersendiri dan tentunya belum menyaingi

kemajuan islam pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah pada masa itu.

Bagian 4

ISLAM DI SPANYOL DAN SICILIA

I. PENDAHULUAN

Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bias dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol.

Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik ketika Islam

mencapai mas keemasannya. Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting.

Page 10: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Bahkan menyaingi Bagdad di Timur. Orang-orang Eropa Kristen banyak belajar diperguruan

tinggi Islam disana. Islam menjadi “guru” bagi Eropa . karena itu kehadiran Islam di Spanyol

banyak menarik perhatian sejarawan.

II. ISLAM DI SPANYOL

A. Asal-usul dan Perkembangannya

Sebelum penakukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya

salah satu propinsi dari dinasti Umayyah. Penguasaan daerah ini terjadi pada masa khlifah

Abdul Malik (685-705 M). Penaklukan atas wilayah afrika utara itu memakan waktu selama

53 tahun (mulai dari pemerintahan Muawiyah sampai pada masa Al-Walid) yaitu pada tahun

83 H. namun sebelum dikalahkan oleh Islam. Dikawasan ini sudah menjadi basis kekuatan

kerajaan Romawi yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan inilah yang sering menghasut penduduk

agar menetang kekuasaan Islam. Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, maka umat

Islam memulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol. Dengan demikian,

Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.

Dengan ditaklukannya Spanyol oleh wilayah Barat, oleh pasukan Islam dimasa Al-Walid dan

dilanjutkan kewilayah Perancis Selatan pada masa Umar Ibn Abd Azis ditambah dengan

pasuka wilayah timur, membuktikan bahwa Islam berhasil menjadi Negara adikuasa pada

mas dinasti Umawiyah.

B. Perkembangan Islam di Spanyol

Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi 6 periode,

yaitu :

Page 11: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

1. Periode pertam (711-755 M)

Periode ini dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang

berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik belum tercapai sempurna, masih

terdapat gangguan baik dari dalam dan luar.

2. Periode kedua (755-912 M)

Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir, tetapi tidak tunduk

kepada pusat pemerintah Islam yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad.

Pada masa ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dalam

bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Ini terlihat dengan didirikannya mesjid

Cordova dan sekolah-sekolah di kota Spanyol.

3. Periode ketiga (912-1013 M)

Ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd. Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai

runtuhnya “Raja-raja Kelompok” yang dikenla dengan sebutan Muluk Al-Thawaif. Periode

tersebut, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Kemajuan yang dicapai

telah mencapai puncak dan kejayaan, menyaingi daulah Abbasiyah di Bagdad. Abd Al-

rahman Al-Nashir telah mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya pun memiliki

koleksi ratusan ribu buku. Pada masa inilah masyarakat dapat menikati kesejahteraan dan

kemakmuran, pembangunan kota berlangsung cepat.

4. Periode keempat (1013-1086 M)

Page 12: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil dibawah pemerintahan Raja-raja

Golongan, yang berpusat di Seville, Cordova, Toledo dsb. Pada periode ini umat Islam

Spanyol kembali memasuki perikaian intern.

5. Periode kelima (1086-1248 M)

Dinasti Murabhitun (1086-1143) merupakan satu kekuatan disela-sela terpecahnya beberapa

Negara. Dinasti ini pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf

Ibnu Tasyfin di Afrika Utara dan pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan

yang berpusat di Marakesy.

6. Periode Keenam (1298-1492 M)

Periode Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492).

Peradaban kembali mengalami kemajuan. Akan tetapi secara politik Dinasti ini hanya

berkuasa di wilayah kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol

ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Pada

periode inilah menandai berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol.

C. Kemajuan yang dicapai

Bagian ini akan dikemukakan tentang kemajuan yang dicapai Islam di Spanyol, yang

meliputi kemajuan dibidang fisik dan non fisik.

i. Kemajuan Dibidang Fisik

Page 13: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Pembangunan fisik yang paling menonjol dapat dilihat seperti di Cordova (ibu kota Spanyol

sebelum Islam). Oleh umat Islam kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan dibangun diatas

sungai yang mengalir ditengah kota, dan mesjid Cordova yang merupakan mesjid

kebanggaan.

ii. Kemajuan Dibidang Non Fisik

Kemajuan dalam bidang nono fisik dapat dilihat sebagai berikut :

a. Filsafat

Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Al-

Sayigh (Ibn Bajjah). Corak pemikiran filsafatnya mirip dengan pendahulunya Al-Farabi dan

Ibn Sinayang cenderung etis dan eskatologis. Karya terbesarnya adalah Tadbir al-

Mutawahhid.

Tokoh kedua adalah Abu Bakar Ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy. Ia banyak menulis

maslah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang paling terkenal adalah Hay

Ibn Yaqzhan. Filosof khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah

keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fikh dengan karyanya Bidayah Al-Mujtahid.

b. Sains

Dalam bidang ini terdapat beberapa ahli antara lain : Abbas Ibn farmas termasyhur dalam

bidang kimia dan astronomi. Ia adalah orang yang pertama kali menemukan kaca dari batu.

Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam bidang astronomi, ia dapat menentukan waktu

terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ahmad Ibn Ibas dari Cordova

Page 14: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

adlah ahli dibidang obat-obatan serta Umm Al-Hasan Bin Ali Ja’far dan saudara perempuan

Al-Hafidz adalah 2 orang ahli kedokterandari kalangan wanita.

c. Fikih

Dalam fikih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganit Mazhab Maliki yang diperkenalkan

oleh Yazid Ibn Abd Rahman.

d. Music dan Kesenian

Dalam bidang music dan seni suara Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan

tokohnya Al-Hasan Ibnu Nafi yang dijuluki Zavyab.

e. Bahasa dan Sastra

Dalam bidang bahasa dan sastra telah ditetapkan bahasa Arab menjadi bahasa administrasi

dalam pemerintahan Spanyol, selain itu juga banyak ahli yang mahir dalam bahas Arab,

antara lain Ibnu Sayyidih, Ibnu Malik pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu

Al-Hasan Ibnu Ushfur dan Abu Hayyan Al-Garnathi.

D. Kemunduran dan Kehancuran

Beberapa factor yang menjadi penyebab kemunduran Islam Spanyol, antara lain :

i. Konflik Islam dengan Kristen

Page 15: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Para penguasa muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna mereka sudah puas

dengan hanya menagih upeti dari kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka

mempertahankan adat dan hokum asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian

kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-rang Spanyol Kristen. Hal

inilah yang senantiasa menyebabkan pertentangan antara Islam dan Kristen.

ii. Tidak Adanya Idiologi Pemersatu

Kalau ditempat-tempat lain para Muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat,

maka di Spanyol orang-orang Arab tidak pernah menerima pribumi, hingga abad ke 10 M

mereka masih member istilah Ibad dan Muawwadun kepada para muallaf itu yakni suatu

ungkapan yang dinilai merendahkan. Hal ini mengakibatkan etnis-etnis non Arab sering

merusak perdamaian. Kesemuanya ini disebabkan karena tidak adanya idiologi yang

bermakna.

iii. Kesulitan Ekonomi

Oleh karena para penguasa pada paruh kedua masa Spanyol lebih memperhatikan kegiatan

pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan kota maka pengembangan pembinaan

dibidang perekonomian terlalaikan.

iv. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan

Perebutan kekuasaan diantara ahli waris juga menjadi salah satu factor kemunduran.

Perebutan kekuasaan antara orang-orang istana menimbulkan perselisihan sehingga diantara

mereka ada yang meminta bantuan dari penguasa Kristen. Abu Abdullah Muhammad sebagai

Page 16: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

penguasa yang sah dinasti Ahmar tidak mampu menahan serangan-serangan Kristen dan

akhirnya mengaku kalah dan selanjutnya menyerahkan kepada Ferdenand dan Isabela,

dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 setelah berkuasa

selama tujuh abad lebih.

III. ISLAM DI SICILIA

A. Asal-usul dan Perkembangannya.

Di Tunis Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 SM/96 M kerajaan ini dibentuk oleh

Ibrahim Aghlab. Gubernur yang diangkat oleh Harun ar-Rasyid, dinasti inilah yang

menyerang dan menguasai Sicilia dan dilator belakangi oleh adanya konflik intern penguasa

Romawi yang pada waktu itu bani Aghlab diperintah oleh Amir Zayadatullah. Konflik intern

ini ditandai dengan adanya perintah Kaisar Romawi Konstantinopel pada tahun 211 H, untuk

menangkap seorang perwira yang bernama Fimi.

Pada bulan Rabiul Awal 212 H/827 M Sicilia berada dalam kekuasaan Bani Aghlab. Dinasti

Aghlabiyah berkuasa di Sicilia dan kekuasaanya berlangsung terus hingga masa Fatimiyah.

Daulah Fatimiyah mulai menguasai Sicilia sejak masa Ubaidillah al-Mahdi mengalahkan

Aghlabiyah.

Daulah Fatimiyah juga sangat tertarik untuk menguasai Sicilia, karena alas an politik dan

ekonomi. Mereka ingin mendirikan Negara Besar Laut Tengah dan merencanakan untuk

membuat Sicilia sebagai pangkalan angkatan bersenjata agar segi ekonomi mereka

berpendapat bahwa Sicilia adalah daerah produktif.

B. Kemajuan Islam di Sicilia

Page 17: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Sejak Sicilia dikendalikan oleh Islam maka wilayah tersebut berkembang pesat. Sicilia

merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam sehingga Islamisasi sains dan

kultur islam mewarnai Sicilia dan sekitanya. Banyak mesjid dan pergutruan tinggi didirikan

seperti disebutkan bahwa Universitas yang didirikan dikota tersebut kebesarannya mampu

menandingi Universitas Cordova di Baghdad.

Perekonomian di Sicilia juga tergolong maju, hal ini dilihat dari adanya factor ketertarikan

Daulah Fatimiyah untuk menguasai Sicilia. Daerah Sicilia adalah daerah produktif penghasil

buah-buahan, emas, perak, timah, air raksa dan hasil tambang lainnya.

C. Kemunduran Islam di Sicilia

Kekacauan dari pihak Islam maupun dari luar Islam adalah salah satu factor yang

berpengaruh terhadap kemunduran ini. Terbukti dalam usaha penguasa Kristen untuk

mengembalikan Sicilia kepangkuannya. Penguasa Romawi tiada hentinya berusaha untuk

merebut kembali Sicilia dari gengggaman umat Islam.

Kehancuran dan kemunduran Islam di kedua wilyah tersebut dikarenakan oleh factor internal

dan eksternal. Factor internal yakni terjadinya perebutan kekuasaan diantara penguasa yang

pada akhirnya ada yang meminta bantuan kepada penguasa Kristen untuk mengembalikan

bumi ERopa yang dikuasai oleh orang Isalm kepangkuannya.

Bagian 5

PERANG SALIB

(LATAR BELAKANG DAN AKIBATNYA)

Page 18: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

A. Pendahuluan

Dalam waktu kurang lebih seratus tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Para

penggantinya (Khalifah-khalifah) mendirikan suatu kerajaan yang lebih besar dari pada

Roma. Guncangan terhadap tata internasional dan terutama Kristen tak terelakkan adalah

sesuatu yang sulit diterima oleh akal bahwa suku-suku di Arab mampu bersatu dan

mendukung kerajaan Bizantium (Roma Timur) yang tak terkalahkan selama abad VII dan

VIII. Menjelang akhir abad itu tentara muslim terus melancarkan perluasan wilayahnya.

Banyak alasan mengapa ekspansi Arab itu cepat dan berhasil, karena terkurasnya kekuatan

kekaisaran Bizantium dan Persia, setelah peperangan bertahun-tahun, ketidak puasan rakyat

kepada penguasa, keterampilan para prajurit Badwi dan daya tarik rampasan perang. Namun,

ketika fakta yang terutama adalah berdirinya Negara dan perang Islam dalam mempersatukan

berbagai suku dan memberikan pengertian akan arti tujuan yang lebih besar.

B. Sebab-sebab Terjadinya Peperangan

Sebab-sebab terjadinya Perang Salib, menurut Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil adalah :

Perasaan agama yang kuat; orang-orang Kristen meyakini kekuatan gereja dan

kemampuannya untuk menghapus dosa setinggi langit.

Perlakuan kasar orang-orang Saljuk terhadap orang-orang Kristen; Negara Islam selain

dinasti Saljuk memperlakukan orang-orang Kristen sesuai dengan semangat toleransi Islam.

Mereka izinkan orang-orang Kristen menunaikan ibadah di gereja-gereja suci di Baitul

Maqdis. Dilain pihak, orang-orang Saljuk bersikap keras terhadap mereka karena orang-orang

Saljuk belum lama memeluk agama Islam.

Page 19: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Ambisi pribumi sri Paus; Sri Paus berambisi menggabungkan gereja Timur kedalam

kekuasaanya. Merasa posisinya agak kuat, maka obsesinya meningkat, yaitu menjadikan

dunia Kristen seluruhnya menjadi satu Negara religious yang dipimpin langsung Sri Paus dan

mengusir kaum Muslimin dari Baitul Maqdis. Selain itu kegemaran tentara-tentara dan tokoh-

tokoh Kristen berpetualangan ke Negara-negara lain dan ambisi para penguasa mendirikan

pemerintahan Barat di dunia Timur.

Bila ditelaah mendalam sebab-sebab terjadinya Perang Salib itu dapat dikategorikan dalam

sebab-sebab langsung (Immediate Cause) dan sebab-sebab terpendam (Underline Cause).

Sebab-sebab langsung dari Perang Salib antara lain :

Ancaman Bani Saljuk terhadap Imperium Bizantium (Romawi Timur) dengan menaklukan

daerah-daerahnya.

Penguasa Bani Saljuk melarang/menghalangi orang-orang/Kristen yang akan berziarah ke

Baitul Maqdis di Palestina.

Adanya seruan dari Sri Paus untuk melaksanakan perang suci merebut kembali kuburan

suci dari kaum muslimin

Sebab-sebab terpendam dari Perang Salib adalah :

Penaklukan daerah-daerah Kristen oleh umat Islam. Tentunya penaklukan itu

membangkitkan emosi pemimpin-pemimpin orang Kristen untuk melakukan pembalasan

yaitu menaklukan daerah-daerah yang dikuasai umat Islam.

Hubungan yang kuarng baik antara kaisar Bizantium di Konstantinopel dengan Paus

Urbanus II di Roma. Hubungan ini dapat diperbaiki dengan ikut sertanya Paus dalam Perang

Salib itu. Setelah permintaan dari Kaisar Bizantium, Kaisar berusaha untuk mempertahankan

kota Konstantinopel dari serangan Bani Saljuk, setelah beberapa daerahnya jatuh ketangan

umat Islam. Karena itu kaisar memohon bantuan Paus untuk mengorganisir suatu peperangan

Page 20: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

melawan umat Islam. Karena Paus bermaksud memperbaiki hubungan dengan kaisar, maka

permintaannya disetujui.

C. Akibat Perang Salib

Ada beberapa unsure dalam Perang Salib yang perlu dianalisa :

Dalam perang salib tentunya terdapat suatu ide atau cita-cita yang akan dibela. Ide atau

cita-cita itu adalah mempertahankan agama Kristen dari umat Islam.

Agar ide-ide itu dapat dipahami oleh setiap orang yang ikut dalam perang salib itu, maka

diperlukan adanya tokoh-tokoh yang menginformasikan ide tersebut. Dalam hal ini adalah

Paus Urbanus II dan pemimpin agama yang lain dan bangsawan-bangsawan Eropa.

Untuk melibatkan kaum Kristen dalam perang salib ini diperlukan adanya mobilitas

(Mobilization to action). Ide atau cita-cita yang diperjuangkan itu merupakan salah satu cara

untuk mobilitas tersebut. Selain itu digunakan lambing-lambang suci seperti tanda salib dan

pembabtisan,

Faktor-faktor pencetus perang salib tersebit dapat berfungsi dengan baik, karena tidak ada

control dari pihak lawan, pemerintah Islam yaitu Bani saljuk dan Daulat Abbasyiah. Control

lemah oleh karena factor komunikasi yang sulit apalagi konsentrasi pasukan diadakan di

daerah yang tidak dikuasai.

Perang Salib berhenti karena kekalahan-kekalahan yang di derita kaum Salib di Timur.

Sekalipun mereka kekalahan, mereka mendat keuntungan yang berharga yang mengantarkan

timbulnya Reneissans Eropa yang kemudian membawa kemajuan peradaban Barat.

Umat Islam sekalipun berhasil menghancurkan tentara Salib dan menghalau dari dunia

Timur, sebenarnya tidak mendapatkan menafaat dalam perkembangan budaya dan peradaban,

Page 21: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

melainkan kehancuran. Dalam dunia Islam yang sempat diduduki kaum Salib adalah

kerajaan-kerajaan yang mempunyai peradaban yang sudah maju dan berbudaya tinggi maka

sudah barang tentu kebudayaan itu yang pada gilirannya dapat memanfaatkan untuk kejayaan

Negara, bangsa dan agama.

Bagian 6

HEGEMONI FILSAFAT YUNANI

(SUATU TINJAUAN SEJARAH)

I. PENDAHULUAN

Sejarah pemikiran filosofi masuk ke dalam dunia Islam melalui falsafat Yunani yang

dipimpin ahli-ahli fikir Islam di Surya, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Kebudayaan dan

falsafat Yunani dating ke daerah-daerah itu dengan ekspansi Alexander yang Agung ke

Timur di abad ke empat sebelum Kristus. Politik Alexander untuk menyatukan kebudayaan

Yunani dan kebudayaan Persia meninggalkan bekas besar di daerah-daerah yang pernah

dikuasainya dan kemudian timbullah pusat-pusat kebudayaan Yunani Timur, seperti

Alexandria di Mesir, Antioch di Surya, Jundisyapur di Mesopotamia dan Bactra di Persia.

II. PERKEMBANGAN FILSAFAT

Sejarah menunjukkan bahwa kini filsafat tidak lagi membawa pemikiran pada subjek besar

sebagaimana masa lalu, kemajuan ilmu pengetahuan dan terutama ilmu pengetahuan yang

telah menggiyahkan dasar-dasar pemikiran filsafat. Banyak hal yang semula merupakan salah

satu bagian dari ilmu filsafat yang membahas tentang ilmu asal (Epistimologi), kini telah

menjadi topic pokok perhatian dari pada ilmu-ilmu filosofi dan psikologi.

Page 22: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Dengan jasa ilmu filsafat yang fungsional, banyak tokoh-tokoh pemikir yang termasyhur baik

Socrates, Plato, Aristoteles dan lain-lain. Begitu juga tokh pemikir di kalangan umat Islam,

seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Rusyd, Ibn Sina dan sebagainya. Semua tokoh pemikir caliber

tersebut terilhami ilmu filsafat yang mengubah budaya dan peradaban manusia yang semakin

mensemesta di sentero alam jagad raya.

III. ISLAM DAN PEMIKIRAN HELLENISME

Ketika Islam lahir, bangsa Arab dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang berkebudayaan tinggi

dan megah, seperti Persia, Romawi, Yunani dan India. Sebagai masyarakat yang baru lahir,

jika Islam hendak memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi, maka harus mempelajari

kebudayaan bangsa-bangsa lain yang jauh lebih maju. Usaha itu telah dilakukan oleh umat

islam di zaman klasik, khususnya di zaman sejak masa Dinasti Umayyah.

IV. FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN

Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut secara lebih rinci

dikemukakan sebagai beikut :

Filsafat, dalam arti analisa filsfat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang

digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan

menyusun teori-teori pendidikan.

Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan

oleh para ahlinya yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat pendidikan

tentu mempunyai relefansi dengan kehidupan nyata.

Page 23: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Filsafat termasuk juga filsafat pendidikna juga mempunyai fungsi memberi pentunjuk dan

arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik.

Filsafat pendidikan suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan

kegiatannya pada dua fungsi normative ilmiah, yakni :

Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat

hakikat manusia serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan serta isi moral pendidikan.

Kegiatan merumuskan system atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi

politik pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan

person pendidikan dalam membangun masyarakat dan Negara.

V. HUBUNGAN ILMUAN MUSLIM DENGAN FILSAFAT YUNANI

Ada tiga factor yang meyebabkan lahirnya filsafat Yunani, adalah :

Bangsa Yunani kaya akan mitos dan hal itu adalah awal untuk mengetahui dan mengerti

sesuatu.

Beberapa karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong lahirnya filsafat

Yunani yang berisi pedoman hidup dan nilai-nilai edukatif.

Pengaruh ilmu pengetahuan yang berasal dari Babilonia di lembah sungai Nil. Ilmu-ilmu

tersebut hanya dipelajari aspek praktisnya saja tetapi juga aspek teoritis kreatifitasnys.

Zaman Yunani terbagi dua periode, yaitu :

Page 24: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Yunani kuno, dengan ahli pikir alam (kosmologi) antara lain Thales, Anaximenes,

Phytagoras, Demokritos dan lain-lain.

Yunani klasik dengan ahli fikir seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles.

Filsafat Yunani ditentukan oleh umat Islam dalam samaran bahasa Syiria yang merupakan

campuran antara pikiran Plato dan Aristoteles. Sebagaimana yang telah ditafsirkan dan diolah

oleh para filosof selama berabad-abad sepanjang masa Hellenisme. Pemikiran Yunani yang

masuk ke dunia Islam tidak datang dari manuskrip-manuskrip yang asli, vitalitas ilmuan dan

filosof Yunani telah berakhir dengan mundurnya museum Alexanderia. Jembatan yang

menghubungkan antara pengetahuan Hellenisme dengan budaya Islam adalah penerjemahan

karya-karya Yunani ke dalam bahasa Syiria yang dimengerti oleh ilmuan Persia, Yunani,

Yahudi dan Kristen yang sedang mencari kebebasan. Beragam intelektual di Persia selama

dua abad sampai kerajaan susahnya ditaklukan oleh bangsa arab.

Filsafat Yunani adalah kegiatan berfikir yang dilakukan oleh para filosof Yunani untuk

mencari hakekat kebenaran yang penuh kebijakan dalam menata tata dunia baru yang lebih

bijaksana, elegan dan dinamis dalam mengapresisikan pemikiran-pemikiran yang konstruktif.

Dengan adanya pendidikan, manusia semakin berbudaya dan berperadaban dalam

mengembangkan kepribadiannya yang lebih kreatif, inovatif dan produktif.

Ketertarikan umat islam terhadap kebudayaan Yunani dilanjutkan dengan penerjemahan

buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan ini pertama kali dilaksanakan di

masa Dinasti Umayyah. Ketertarikan umat islam akan warisan Yunani semakin besar setlah

terjadi kontak yang makin dekat dengan warisan Yunani. Semenjak al-Mansur naik tahta,

umat islam semakin hari semakin terbawa oleh pengaruh peradaban Yunani.

Filsafat Yunani mulai berpengaruh di kalangan ilmuan muslim pada masa pemerintahan Bani

Umayyah dan mencapai puncaknya pada masa Bani Abbasyiah ketika karya-karya filosof

Page 25: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Syiria oleh Huyamin dan anaknya menerjemahkan

dalam bahasa Syiria ke bahasa Arab.

Al-Ma’mun adlah khlaifah yang banyak jasanya dalam menerjemahkan ini dengan tidak

segan-segan membayar biaya penerjemah berupa emas seberat yang diterjemahkan. Karya-

karya Yunani yang dibaca oleh ilmuan Muslim ini memberikan motivasi untuk menggunakan

logika dan membahas ajaran Islam dan mengembangkan gaung nilai-nilai ilmu di seantero

alam ini.

Bagian 7

GERAKAN SOSIAL MUHAMMADIYAH

(ADAPTASI ATAU REFORMASI)

A. Latar Belakang

Organisasi Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang didirikan oleh K.H. Ahmad

Dahlan pada tanggal 18 november 1912 di Jogjakarta yang dilatar belakangi oleh berbagai

factor pada waktu itu. Pada dasarnya Muhammadiyah mengarahkan langkahnya pada dasar

pemikiran untuk kembali pada kemurnian tauhid yang diajarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dari pola gerak langkah itulah kenudian gerakan Muhammadiyah disebut gerakan reformasi

yang dalam Muhammadiyah sendiri dikenal dengan istilah Tajdid.

B. Gerakan Muhammadiyah (Adaptasi atau Reformasi)

Page 26: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Sebagai gerakan pembaharuan, maka oleh HAR. Gibb dalam bukunya Modern trends in

Islam dikatakan bahwa bidang garap yang utama dari golongan pembaharuan ada 4 pokok,

yaitu :

Mensucikan Islam dari pengaruh yang tidak benar (TBK)

Pembaharuan Pendidikan yang lebih tinggi derajat dan martabatnya bagi kaum muslimin.

Pembaharuan rumusan ajaran Islam menurut alam pikiran modern.

Pembelaan Islam terhadap pengaruh Barat dan ajaran Kristen.

Ada beberapa tantangan perlu menjadi perhatian dari organisasi ini, antara lain :

Penyebaran wawasan Idiologi; berbagai masalah yang muncul dibidang ekonomi, social

budaya pada akhir abad ke 20 ini menuntut adanya kerangka teologis yang responsive. Dari

masalah ketidak adilan sampai pelecehan morak memerlukan paradigm teologis yang pas.

Tantangan dalam pembangunan SDM, umat islam yang mayoritas sering dianggap sebagai

minoritas kualitatif, sebagai belum tangguh dan andal. Dari segi kualitatif memang mayoritas

tetapi kualitatif menjadi minoritas.

Tantangan agar Muhammadiyah menjadi alat pembaharuan pemikiran maupun aksi social

keagamaan yang produktif dan harus bias membenahi diri.

Oleh Mukti Ali disebutkan bahwa amal usaha Muhammadiyah itu memiliki 4 fungsi, yaitu :

Membersihkan Islam Indonesia dari pengaruh-pengaruh kebiasaan-kebiasaan yang bukan

islam.

Reformulasi doktrin-doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.

Page 27: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Reformasi jaran-ajaran dan pendidikan Islam.

Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan-serangan dari luar.

Selanjutnya Amin Rais mengemukakan lima doktrin Muhammdiyah yang hingga sekarang

tetap hidup di kalangan Muhammdiyah sebagai obyek dalam melaksanakan gerakan

pembaharuan, yaitu :

Tauhid

Pencerahan Umat

Menggembirakan Amal Salih

Kerjasama untuk Kebijakan

Tidak Berpolitik Taktis

Dalam perkembangan zaman yang menuntut perubahan di segala aspek maka

Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan perlu meninjau dan mengikuti perkembangan

transformasi zaman. Oleh karena anggapan dasar tentang lahirnya Muhammadiyah pada

zaman lampau tentu sangat jauh berbeda dengan anggapan dasar pada zaman sekarang.

Misalnya saja pada zaman penjajahan perjuangan Muhammadiyah ditujukan kepada

perlawanan terhadap pengaruh colonial, juga di zaman Hindia Belanda. Akan tetapi sekarang

penjajah sudah tidak ada lagi maka missi dapat pula berubah namaya tetapi tetap sama yakni

menyebarkan agama Islam dan membina para ummat dengan tidak melupakan kepentingan

bangsa dan Negara. Inilah merupakan prinsip transformasi social dalam Muhammadiyah.

Bagian 8

PEMBERONTAKAN

PETANI BANTEN TAHUN 1888

Page 28: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

(KEBANGKITAN KEMBALI AGAMA)

I. PENDAHULUAN

Masyarakat Banten dalam abad XIX berada dalam tahap peralihan, sehingga keterangan lama

menggejolak kembali. Fakta-fakta menyakitkan, yakni hilangnya privilege dan penghinaan

kolektif yang tak terelakkan lagi di zaman kolonial itu, telah menimbulkan rasa dendam dan

frustasi yang mendalam dikalangan golongan-golongan dan aliran-aliran tarekat. Kondisi

seperti diatas dengan sendirinya merupakan “lahan” yang subur bagi pemberontakan (chaos).

Di dalam aliran masyarakat kolonial, terdapat ketidak cocokan yang teramat tajam antara

aspek-aspek tertentu dari praktek-praktek keagamaan tradisional dan lembaga-lembaga

kolonial, menimbulkan rasa getir dikalangan pribumi (bumi putera). Mereka dipengaruhi oleh

paham-paham mengenai perang sambil melawan kekuasaan orang-orang kafir. Sebagai

konsekuensinya, maka cara mereka menilai situasi kolonial itu melahirkan satu tradisi

perlwanan psiko-kultural terhadap setiap golongan yang mewakili kekuasaan kolonial.

Elit agama telah mendapat posisi untuk memimpin gerakan pemberontakan Banten pada

1888 dan otoritas mereka yang kharismatik dengan sendirinya merupakan factor penting

dalam usaha membina pertumbuhan gerakan itu. Kepemimpinan kharismatik yang urgen di

dalam pemberontakan itu merupakan konsekuensi logis dari berbagai kondisi yang kompleks.

Di samping tingkat keresahan social yang tinggi dan tak ada cara-cara yang sah untuk

menyatakan protes pun perasaan tidak senang di dalam masyarakat Banten.

II. PEMBAHASAN

A. Kebangkitan Agama

Page 29: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Kebangkitan agama pada masyarakat Banten dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya :

Jumlah haji yang terus meningkat, terutama setelah pembukaan terusan suez pada 1870.

Jumlah pesantren meningkat.

Peningkatan jumlah mesjid yang baru. Pada sahlat jum’at, mesjid dikunjungi oleh jemaah

yang lebih banyak dari sebelumnya.

Usaha penyebaran surat “Wasitul Nabi” yang berisi peringatan terakhir yang diberikan

oleh Nabi Muhammad

Berkembangnya tarekat.

B. Gerakan Pemberontakan

Pada tanggal 9 Juli 1888, mulailah Haji Wasid bersama kelompoknya mengadakan

pemberontakan bersenjata. Di Cilegon mereka berhasil membunuh 17 orang. Sesudah

pembunuhan ini mereka melakukan perjalanan menuju Serang dengan maksud yang sama

yakni memerangi orang “kafir”. Akan tetapi, dalam perjalanan mereka bertemu rombongan

serdadu bersenjata 28 bedil yang sedang dalam perjalanan dari Serang menuju Cilegon untuk

membantu Belanda. Di desa Toyomerto – antara Cilegon dan Serang – terjadilah

pertempuran antara rombongan Haji Wasid dengan serdadu Belanda, dimana sembilan orang

pengikut tewas dalam pemberontakan, sehingga menurunkan semangat para pemberontak.

Kelompok yang maki kecil ini, masih melanjutkan perjalanan hingga ke Banten Selatan,

dimana sisanya terbunuh sebanyak 11 orang lagi akhirnya 94 orang diasingkan karena diduga

terlibat dalam pemberontakan ini.

C. Ideologi Jihad : Perlawanan Mutlak

Page 30: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Pada dasarnya, motifasi pemberontakan petanai banten adalah perpaduan antara motif

ekonomi (kerja paksa, pajak), politik, sosial (perilaku pegawai belanda dan pribumi yang

agak “kasar”, tidak menghormati sikap bebas orang Banten) dan agama, dengan indikasi

sebagai berikut :

Patih dan jaksa di Cilegon sependapat dengan Belanda untuk tidak akan mengijinkan lagi

orang mukmin sholat di dalam mesjid dan mereka berusaha memusnahkan agama islam.

Patih terlalu tinggi menaikkan beban pajak, meskipun rakyat telah mengajukan

permohonan kepada Bupati Serang, tetapi pegawai ini tetap menyerahkan persoalan pajak

tersebut kepada patih, ini berakibat jumlah pajak tetap tidak dikurangi.

Pegawai pribumi yang bekerjasama dengan kolonial banyak mempergunakan mata-mata

dan mereka mencari pelanggaran hukum yang sangat sederhana tetapi kemudian dihukum

berat.

Rakyat biasa sangat marah karena tidak diperlakukan dengan baik, terutama oleh patih dan

jaksa.

Dengan adanya berbekal ideologi jihad fi sabilillah, akhirnya pemberontakan kaum petani itu

dapat dipatahkan oleh tentara kolonial Belanda atas bantuan para pegawai pribumi yang

memihak kepada kolonial. Walaupun sangat singkat (9-30 Juli 1888), tetapi pemberontakan

ini melahirkan semangat baru ke beberapa wilayah lain.

Bagian 9

BATARA GOWA

A. PENDAHULUAN

Page 31: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Mesianisme merupakan suatu kekuatan sosial yang mendorong ke arah tindakan-tindakan

untuk mengubah situasi. Situasi itu hendak diubah karena dipandang sebagai situasi krisis,

penuh dengan penderitaan, kesengsaraan dan kezaliman. Kesadaran akal hal ini menimbulkan

adanya harapan akan perubahan yang mendatangkan kemakmuran. Harapan itu sering kali

membangkitkan sentimen revolusioner dalam bentuk gerakan sosial sebagai proses sosial.

Sedangkan yang diharapkan dapat memberi pertolongan ialah seorang mesias.

Di tanah makassar sendiri dalam situasi seperti itu tampilah seorang yang mengaku Batar

Gowa selaku pelopor mesianisme yang berhasil mendapatkan pendukung dan pengikut yang

banyak dengan janji-janjinya yang memikat hati dalam bentuk gerakan sosial yang

merupakan suatu ledakan keresahan sosial yang ada dalam masyarakat sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial sebagai konsekuensi pengaruh barat yang semakin memperkuat

posisinya di Makassar.

B. Sekilas Pandang Tentang Mesianisme.

Mesianisme adalah suatu paham menantikan datangnya seorang “messiah” yang bakal

menyelamatkan umat manusia dan mewujudkan keadilan bagi penduduk bumi. Perkataan

mesianisme berasal dari bahasa Ibrani “messiah” merupakan padanan perkataan Arab al-

Masih.

Mesianisme dalam dunia Islam dikenal dengan Al-Mahdi dipulau Jawa biasa dikenal dengan

Ratu Adil. Adapun di Sulawesi Selatan khususnya Makassar dikenal dengan Batara Gowa.

C. Asal Usul Munculnya Gerakan Batara Gowa

Batara Gowa adalah nama bagi seorang raja yang diasingkan oleh Belanda ke Sailan lalu

seorang Tokoh Mesianis mengaku bahwa dialah Batara Gowa tersebut. Adapun raja yang

Page 32: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

dimaksud adalah “Amas Madina” yang telah dipilih menjadi raja dalam usia enam tahun pada

tanggal 21 Desember 1753 untuk menggantikan ayahnya yang wafat pada tahun itu. Oleh

karena baginda masih sangat muda maka digantikanlah oleh neneknya dalam menjalankan

kekuasaanya dan pemerintahan Gowa.Gerakan Batara Gowa adalah gerakan sosial yang

muncul sebagai ledakan keresahan sosial yang ada dalam masyarakat sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial karena adanya pengaruh Barat yang semakin memperkuat

posisinya di Makassar.

Gerakan Batara Gowa merupakan suatu manifestasi pergolakan sosial yang muncul sebagai

luapan dinamika interen dari masyarakat terhadap perkembangan politik selama periode

pemerintahan Belanda.

Bagian 10

ISLAM DAN PARADIGMA ORDE BARU

A. PENDAHULUAN

Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat bangsa Indonesia secara

signifikan telah meneteskan nilail yang kemudian membentuk kareakter dan corak berfikir

atas bagaimana fenomena sosial, politik, ekonomi, pendidikan, hukum dan sebagainya.

Secara umum stratifikasi sosial masyarakat Islam Indonesia berdasarkan kualitas

keislamannya dapat dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu :

Kelompok muslim yang meyakini ajaran Islam secara kaffah (Islam sebagai ajaran yang

menyangkut nilai ritual, etika dan sosial).

Kelompok muslim yang mengenal Islam hanya isi ritualnya saja.

Page 33: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Kelompok muslim yang mengenal hanya sebagai warisan orang tua dan merupakan simbol

spiritual semata.

Kelompok muslim feomalistik; menjadikan Islam sebagai status sosial.

Konsekuensi dari stratifikasi sosial ini adalah beragamnya sikap politik umat Islam

menghadapi kebijakan negara. Komunitas politik Islam dan negara lebih banyak diperankan

oleh kelompok pertama.

Sejarah politik Islam di Indonesia pada masa orde baru dapat dibagi pada dua corak utama

dengan fasenya masing-masing, yakni :

1. Fase 1965 – 1978, untuk mencapai tujuannya, para aktivis Islam politik terutama

bergantung pada :

Politik non integrative (partisipan)

Parlemen sebagai satu-satunya arena perjuangan.

Implikasi dari corak politik ini adalah : penegasan tujuan-tujuan ekslusif yang mencakup :

Penegasan Islam sebagai dasar dan ideologi negara.

Mendesak dilegalisasikannya piagam jakarta.

2. Fase 1973 – akhir tahun 90-an; fase ini Islam lebih bersifat kultur namun tidak

menghilangkan watak politisnya. Pergeseran hanya mencakup format dan rumusan tentang :

Page 34: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Landasan teologis dan filosofis politik Islam

Tujuan-tujuan politik Islam

Pendekatan politik Islam, dari formalisme-legalisme kepada substasialisme-inklusinisme.

Konsekuensinya adalah gencarnya ajnuran pembaharuan teologis melalui tema desakralisasi,

reaktualisasi dan pribumisasi.

B. Depolisitas Idealisme dan Politik Islam

Secara garis besar, bahwa pasca pemilu 1971, tingkat “penjinakan” (depolitisasi) peran

sospol umat islam semakin gencar bukan saja pada aspek kooptasi (asas tunggal) tahun 1986,

sehingga hampir secara keseluruhan umat Islam terpinggirkan dalam sistem politik dan

ekonomi bangsa indonesia ini. Krisis komunikasi politik (disharmoni) antara Islam dan

Negara ini kemudian mendorong reorientasi landasan teologis-filosofis Islam, tujuan politik

islam dan corak politik islam yang cenderung logalisme-formalisme pada substansialisme dan

inklusivisme, dengan menampilkan corak islam kultural yang dipelopori oleh intelektual-

intelektual muda islam. Dan peralihan ini kemudian mengawali fase baru hubungan islam dan

negara.

C. Intelektualisme Islam Baru dan Akomodasi Negara

Salah satu unsur penting dari intelektualitas adalah medan pergumulannya, yakni medan

simbolik. Hal ini menyangkut interpretasi, konstruksi atau dekonstruksi atas realitas atau teks,

termasuk di dalamnya realitas atau teks keagamaan.

Dalam diskursus pembangunan indonesia orde baru, Islam terlah dikonstruksi ke dalam

beberapa bentuk keislaman yang dilatari oleh keragaman pranata dan realitas sosial

Page 35: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

penganutnya. Konstruksi keislaman Indonesia orde baru secara umum meliputi : neo

modernis, konstruksi neo revivalis dan konstruksi neo formasi.

Sikap akomodatif negara terhadap islam mencakup diterapkannya kebijakn-kebijakan yang

sejalan dengan kepentingan sosial ekonomi dan politik umat Islam. Jika dikategorikan secara

luas bukti-bukti tersebut digolongkan kedalam empat jenis berbeda :

Akomodasi struktural

Akomodasi legislatif

Akomodasi infra struktur

Akomodasi kultural

Akomodasi negara terhadap Islam pada sisi yang lain melahirkan suatu keadaan dimana

Islam politik secara bertahap mempunyai daya fress yang semakin kuat sehingga terjadi

proses saling melengkapi secara harmonis antara Islam dan negara. Kondisi kemudian

mengkristalkan dan kesadaran transformatif yang mendorong lahirnya reformasi kemudian.

Bagian 11

ISLAM SEBAGAI AGAMA NEGARA

DI MALAYSIA

Secara singkat dari Islam sebagai agama negara di Malaysia dapat dilihat dari beberapa

uaraian sebagai berikut :

Page 36: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Islam di Malaysia pra kolonial adalah Islam yang dikembangkan oleh para kaum sufi yang

mengandung unsur-unsur metafisika ilmu tasawuf, yang kemudian berkembang pula ajaran

ortodoks (Wahabiah dan gerakan Modernis).

Kebangkitan Islam pasca kolonial mengacu pada kegiatan politik atas nama Islam, untuk

membangkitkan kembali semangat kaum muslimin, agar memperoleh kehormatan dan

prestasi kejayaan Islam.

Negara Malaysia dengan berlandaskan konstitusi Islam, memberikan ciri-ciri eksternal

sebagai negara melayu, dengan berlatar belakang Melayu sebagai penggerak kebangkitan

Islam di Asia Tenggara.

Malaysia dengan konstitusi Islam, memberikan kelonggaran terhadap perkembangan agama

yang ada diwilayah tanpa disertai tindakan diskriminasi terhadap golongan non-muslim,

sebagaimana yang dicantumkan dalam konstitusinya.

Bagian 12

LIBERALISME ISLAM DI INDONESIA

(STUDI KASUS PEMIKIRAN JIL)

Jaringan Islam Liberal dengan pemikiran-pemikirannya, yang mencoba menyatukan

komunitas Islam dalam bingkai modernitas, maka umat islam seharusnya semakin sadar dan

maju pesat perkembangan pemikiran keagamaanya dari berbagai lini kehidupan.

Salah satu pemikiran JIL, yang perlu diapresiasi adalah konsep tentang pluralisme,

modernisasi, demokrasi dan sejenisnya, yang sampai saat ini bagi sebagian umat Islam masih

dianggap sebagai bukan jaran orisinil Islam. Bagi JIL konsep tersebut memiliki pijakan

teologis yang kuat dalam al-Qur’an bahkan sunnah rasul dan generasi-generasi awal Islam.

Page 37: RESENSI Sejarah Peradaban Islam

Bila tidak, maka fenomena yang akan berkembang merebaknya kekerasan yang dalam kasus-

kasus tertentu sarat dengan muatan agama atau minimal dilakukan oleh umat beragama,

terutama umat Islam.

Maraknya tindakan kekerasan ini, selain muncul akibat ketidak mampuan manusia dalam

menyikapi modernitas yang sangat kompleks, juga berpeluang pada pola keberagamaan

mereka yang mengedepankan ekslusivisme dan klaim kebenaran sepihak, serta tidak bisa

membedakan Islam normatif dengan Islam sejarah. Dalam suasana ini, umat Islam

melakukan mistifikasi Jihad dan simbol agama yang lain, mereduksi sekedar memperkental

identitas diri dan menjadikannya sebagai media untuk menyerang kelompok dan umat Islam

yang berbeda.

Dengan konteks itu JIL, mencoba membangun dan mengembangkan suasana beragama yang

transformatif dan inklusif, menampakan signifikansinya untuk selalu “dilirik” oleh komunitas

umat. Melalui pemahaman keagamaan yang holistik dan pola keagamaan yang inklusif, umat

islam diharapkan dapat menyelesaikan krisis kemanusiaan, serta menjadikan modernitas

sebagai proses yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas manusia, serta

mengembalikan harkat dan martabatnya sebagai hamba Tuhan.