sejarah pemikiran dan peradaban islam

15
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012-2013 BAB I PENDAHULUAN Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan hegemoni penguasa yang non Islam seperti Persia dan Romawi, acap kali dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang. Anggapan tersebut sama sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika, khususnya sub-Sahara. Afrika sub- Sahara merupakan wilayah yang sangat luas yaitu mencakup seluruh wilayah Afrika minus Afrika Utara, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya dan Mesir. 1 Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok dan keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari samudra Atlantik di Barat hingga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi seperempat dari seluruh benua itu. Realitas wilayah Afrika merupakan daerah yang berada dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi, yaitu sebuah kekaisaran yang super power pada masa itu. Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar Romawi dikenal sebagai penguasa yang kejam, lalim dan berdarah penjajah. Namun pada kenyataannya, justru Islam dapat berkembang di Afrika dan populasi penduduk muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat muslim seluruh dunia. 2 Di Afrika juga terdapat dinasti-dinasti yang ikut terlibat dan mewarnai Islamisasi di wilayah tersebut. Berkaitan dengan hal di atas, makalah ini membahas tentang bagaimana perjalanan penyebaran Islam di wilayah Afrika sub-Sahara, sehingga Islam dapat diterima di wilayah yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi. 1 Muhammad Wildan, "Peradaban Islam di Afrika sub-Sahara" dalam Siti Maryam dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 300. 2 Ibid, hlm. 321.

Upload: soedirman-bagas

Post on 06-Aug-2015

243 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

BAB I

PENDAHULUAN

Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan

hegemoni penguasa yang non Islam seperti Persia dan Romawi‎, acap kali

dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang. Anggapan tersebut sama

sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan

tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika, khususnya sub-Sahara. Afrika sub-

Sahara merupakan wilayah yang sangat luas yaitu mencakup seluruh wilayah

Afrika minus Afrika Utara, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya dan Mesir.1

Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang

banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok

dan keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang,

kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara

yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari

samudra Atlantik di Barat hingga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi

seperempat dari seluruh benua itu.

Realitas wilayah Afrika‎ merupakan daerah yang berada dibawah

kekuasaan kekaisaran Romawi, yaitu sebuah kekaisaran yang super power pada

masa itu‎. Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar Romawi‎ dikenal

sebagai penguasa yang kejam, lalim dan berdarah penjajah. Namun pada

kenyataannya, justru Islam dapat berkembang di Afrika dan populasi penduduk

muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat muslim seluruh

dunia.2 Di Afrika‎ juga terdapat dinasti-dinasti yang ikut terlibat dan mewarnai

Islamisasi‎ di wilayah tersebut.

Berkaitan dengan hal di atas, makalah ini membahas tentang bagaimana

perjalanan penyebaran Islam di wilayah Afrika‎‎sub-Sahara, sehingga Islam dapat

diterima di wilayah yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi‎.

1 Muhammad Wildan, "Peradaban Islam di Afrika sub-Sahara" dalam Siti Maryam dkk

(edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm.

300. 2 Ibid, hlm. 321.

Page 2: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

BAB II

PEMBAHASAN

A. Islamisasi di Afrika Utara Dari Masa Ke Masa

Nama Afrika berasal dari bahasa latin, yaitu Africa terra yang berarti

tanah Afri. Afrika merupakan benua terluas nomor dua setelah Asia, yaitu 20

% dari seluruh total daratan bumi dan penduduknya mencapai sepertujuh dari

seluruh populasi dunia.3 Sebutan bagi penduduk Afrika biasa dikenal dengan

nama Berber dan Negro. Bangsa Negro sangat majemuk, bahkan mendominsi

dari jumlah penduduk di benua Afrika, aktifitas keagamaannya sangat beragam

yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Afrika‎ Utara adalah bagian dari daerah di benua Afrika‎ di yang mana

budaya dan penduduknya berbeda dengan daerah-daerah di Afrika‎ lainnya.

Afrika‎ Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat Berber yang bersifat

kesukuan, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan patriarkhi.4

Penduduk Afrika‎ Utara sebagian besar termasuk ras kulit putih dan merupakan

penutur bahasa Afro-Asia. Sebelum Islam masuk ke daerah Afrika‎ Utara,

daerah ini merupakan daerah dibawah kekuasaan Romawi‎.

Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Dalam

terminologi Arab, daerah ifriqiyah merupakan bagian dari Afrika Utara yaitu

3 . M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher, cet; IV, 2012), hlm. 209. 4 Siti Maryam dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern

(Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 258.

Page 3: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

wilayah Libya, Tunisia, al-Jazair, dan Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh

orang-orang Arab dikenal dengan sebutan al-Maghribi.5

Penyebaran Islam di Afrika‎ bermula pada masa Nabi Muhammad ketika

ada kontak pertama kali antara Islam dengan Afrika‎, yaitu setelah para sahabat

hijrah ke Habsyi dan mendapatkan sambutan baik dari raja Najjasyi maupun

penduduk setempat. Penyebaran Islam kemudian dilanjutkan pada masa

Khalifah Umar Ibn Khattab dengan mengutus Amr ibn 'Ash. Pasukan muslim

dibawah panglima Amr ibn 'Ash berhasil memasuki Mesir dengan

mengelahkan tentara Bizantium yaitu pada tahun 639-644 M, dan mendirikan

kota Fusthat sebagai ibu kota pertama di wilayah Afrika.6

Penyebaran Islam ke wilayah Afrika kemudian dilanjutkan oleh khalifah

ke‎tiga‎yaitu‎Khalifah‎Utsman‎ibn‎Affan‎dengan‎mengirim‎Abdullah‎ibn‎Sa’ad‎

ibn Abi Sarah yang berhasil mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dan

mengalahkan tentara Bizantium dan terus maju sampai ke Barqah dan Tripoli

dan terus merangsek sampai ke daerah Carthage, yaitu ibu kota Romawi di

Afrika Utara.7 Perluasan wilayah Afrika sedikit terganggu dengan adanya suhu

politik di Madinah yang kurang mendukung sehingga perluasan wilayah tidak

memungkinkan untuk dilanjutkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja

Konstantine III untuk merebut kembali kekuasaannya atas wilayah Afrika.

Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat ketika pada masa

Muawiyah ibn Abi Sofyan dengan mengutus seorang yang bernama Uqbah ibn

5 Syed Mahmudunnasir, Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Affandi (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 313. 6 Karim, Sejarah... hlm. 184.

7 Ibid.

Page 4: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

Nafi' menjadi gubernur di Afrika pada 666 M dan menjadikan kota Qayrawan

sebagai ibu kota. Dengan keberaniannya, ia membersihkan pengacau dan

sekaligus memulihkan keadaan, ia merupakan orang pertama yang menembus

padang pasir Sahara.8

Masuknya Islam ke Afrika Utara merupakan momen penting bagi masa

depan Islam secara keseluruhan di benua Afrika dan daratan Eropa yang

selama berabad-abad berada dibawah kekuasaan Kristen. Dalam peradaban

Islam, Afrika Utara tidak dapat dilupakan begitu saja. Hal ini dikarenakan

Afrika Utara merupakan pintu masuk dari sentral penyebaran Islam, yakni

Timur Tengah. Bukti kemajuan di Afrika‎ Utara dalam peradaban Islam adalah

dalam bidang arsitektur, seni, dekorasi dan intelektual. Diantara tokoh yang

terkenal dalam bidang intelektual adalah Ibn Batuta (Biologi), Ibnu Khaldun

(sosiologi) dan Ibn Zuhr.

Perjalanan panjang penyebaran Islam tidak serta merta berjalan dengan

mudah, akan tetapi melalui beberapa rintangan baik rintangan dari dalam

maupun dari luar. Pergolakan politik yang terjadi dalam pemerintahan pada

saat itu, dimanfaatkan oleh bangsa Berber untuk melakukan pemberontakan.

Pemberontakan silih berganti baik yang dilakukan orang-orang Berber sendiri

dengan maksud melepaskan diri dari kekuasaan orang Islam. Misalnya,

pemboikotan yang dilakukan oleh Kusailah pada masa Muawiyah. Pada tahun

683 M orang-orang Islam di Afrika‎ Utara mengalami kemunduran karena

orang-orang Berber di bawah pimpinan Kusailah bangkit memberontak dan

8 Ibid., hlm. 185.

Page 5: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

mengalahkan 'Uqbah di Tahuza,‎ di‎ mana‎ di‎ tangan‎ ‘Uqbah‎ hanya‎ ada‎ 200‎

tentara dan bala bantuan dari Qayrawan waktu itu datang setelah ia gugur pada

saat pulang ke ibu kota Qayrawan. Dia dan pasukannya tewas dalam

pertempuran tersebut.9

B. Masuknya Islam Di Afrika Sub-Sahara

Sebelum membicarakan islam di Bilad al-Sudan (Sub-Sahara) saya ingin

memberikan gambaran umum tentang Afrika, kondisi alam dan masyarakat

Sudan khususnya, dan Afrika pada umumnya.

1. Kondisi Alam

Benua Afrika adalah benua yang terluas nomor dua di dunia. Luasnya

11.530.000 mil persegi atau tiga kali luas dari benua Eropa. Jika digabung

dengan Moritius dan pulau-pulau lainya, maka luas wilayah menjadi

30.224.050 dengan 800 Juta penduduk di 54 Negara. Afrika adalah

tempat tinggal manusia yang paling awal, dari benua inilah kemudian

menyebar ke benua-benua lain.

Benua ini dipisahkan dari Eropa Laut Tengah, dan selat Gibraltar,

menyatu dengan benua Asia di ujung Timur, lautnya melalui terusan Suez

memiliki lebar 130 km. Sejak zaman es, wilayah Afrika Utara dan Sub-

Sahara telah dipisahkan oleh iklim yang luar biasa keras di daerah gurun

pasir sahara yang jarang ada penduduk, membentuk ringtangan alami yang

dilalui oleh sungai nil.

9 Ibid., hlm. 187

Page 6: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

Ditinjau dari segi geografis Afrika terbagi atas tiga hal. Pertama,

daerah pegunungan yang tinggi dengan hutannya yang lebat. Kedua, daerah

gurun pasir yang luas. Ketiga, daerah dataran tinggi yang luas.10

2. Keadaan Penduduk

Penduduk Afrika dapat dibagi menurut tempat yang di diami mereka,

sebelah Utara, bangsa Berber dan sebelah Selatan adalah tempat tinggal

bangsa Negro. Benua ini tempat asal orang Negro diseluruh dunia.

Penduduk afrika terdiri dari dua kelompok besar rumpun bangsa. Yaitu,

Berber yang telah mendiami wilayah sekitar laut Tengah, mereka telah

berkebudayaan Arab. Lalu, Negro yang mendiami wilaya di Selatan Gurun

Pasir Sahara. Orang Negro di Selatan Sahara mencakup 70% dari seluruh

penduduk Afrika. Rumpun bangsa Negro ini terdiri dari tiga grup, yaitu

Negro asli, separo hamite, dan Bantu. Negro asli pada umumnya berdiam

dipantai Guinea, pantai Barat Afrika. Warna kulitnya khitam, rambutnya

keriting, hidung pesek, dan berbibir tebal.

Orang Hamite ialah keturunan para emigran Caucasus yang

berasimilasi kawin dengan pribumi Afrika. Dalam rumpun bangsa ini

termasuk juga suku-suku bangsa seperti masai, nandi dan Lumbwe.

3. Ekonomi

Pada umumnya Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia

yang diakibatkan selain kondisi alam yang tidak bersahabat juga oleh

warisan kolonialisme, neokolonialisme, konflik antar etnis, dan perselisihan

10

Ibid., hlm 211.

Page 7: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

politik, sehinggah membuat Afrika menjadi benua termiskin walaupun

menghasilkan 1/4 kekayaan bumi di dunia. Pertanian masih menjadi mata

pencaharian sebagian besar penduduknya, dan hal ini akan terus

berlangsung di masa yang akan datang. Di Afrika juga ada pola pertanian

yang dilakukan untuk hanya sekedar hidup dan masih sederhana, sehinggah

hasilnya pun maksimal, meskipun banyak yang menjadi faktor penghambat

pertanian. Misalnya wabah tanaman, hama dan sebagainya.

4. Agama

Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari Afrika,

terutama di Mesir. Secara tidak resmi adzam dikumandangkan lima kali

sehari menjadi penentu berbagai kegiatan, misalnya di Kairo terkenal

dengan berbagai arsitektur dan mesjid yang menaranya yang indah.

Aktifitas keyakinan keagamaan juga bermacam-macam, dan berbeda-beda,

dengan muslim, (40 %) dan Kristen (40 %) kurang lebih 20 % adalah

berpaham paganisme, dan ada juga yang memeluk Yudaisme, seperti suku

Beta israil dan Lemba. Menurut konstitusi Mesir, semua perundang-

undangan harus sesuai dengan hukum islam. Imam dilatih di sekolah

keahlian imam dan di universitas Al-Azhar yang memiliki komite untuk

memberikan fatwa dan masalah agama. Sementara di daerah Sub-Sahara

meskipun mayoritas beragama islam, pengaruh adat tampak dominan

dibandingkan dengan agama kecuali ada beberapa daerah atau kota seperti

Kano negara Utara dan Niger.

Page 8: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

5. Bahasa

Ada empat kelompok bahasa besar yang berasal dari benua ini yaitu

sebagai berikut:

a. Kelompok bahasa Afro-Asiatik, Sebuah kelompok bahasa yang terdiri

dari sekitar 240 bahasa dan 285 jiwa juta penutur yang terbesar luas di

sepanjang Afrika Utara, Afrika Timur, Sahel, dan Asia Barat Daya.

b. Kelompok bahasa Nil- Sahara yang kebanyakan diucapkan di Chad,

Sudang Sekarang, Ethiopia, Uganda, Kenya, dan sebelah Utara Tanzania.

c. Kelompok Bahasa Niger-Kongo mencakup kebanyakan Afrika bagian

sub-Sahara. Sejumlah besar di antaranya adalah Bahasa Bantu yang

digunakan sebagian besar Afrika bagian Sub-Sahara Selatan. Dan

d. Kelompok Bahasa Koisan yang terdiri dari kurang lebih dari 50 bahasa

dan dituturkan disebelah Selatan Afrika.11

6. Kebudayaan

Masyrakat didaerah ini boleh dikatakan orang yang tidak punya

sejarah masa lampau. dari 21 kebudayaan yang maju di dunia yang dicatat

oleh Arnold Toynbee tidak ada satu pun yang menyebut kebudayaan Negro.

Afrika Selatan Sahara adalah miskin dan lemah. Kekosongan kekuatan

politik dan budaya masa lalu Afrika adalah kunci untuk dapat memahami

permasalahan Afrika di masa kini. Mereka tidak memiliki Abjad sendiri,

tidak ada sistem yang memadai tentang angka, tidak ada perhitungan

Tanggal, kalender, atau ukuran yang pasti, tidak memiliki mata uang.

11

Ibid., Hlm 215.

Page 9: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

Mereka adalah mahlik yang hidup dalam ketakutan dan takhayul.

keterbelakangan ini disebabkan oleh terisolasinya Afrika dari dunia luar

7. Potensi Afrika

Terlepas dari keterbelakangan dan kegagalan Afrika dalam

menyumbang kebudayaan dunia masa lalu, orang Afrika bukanlah orang

yang rendah. Para antropolog membicarakan tentan kejeniusan mereka yang

artistik dan banyak kualitas mereka yang mengagumkan.12

Berdasarkan hasil test intelegensia, tidaklah di temukan secara

subtansi bahwa orang Negro memiliki intelegensia yang rendah dari orang

Barat. Namun, ada kelemahan orang Afrika di bidang berfikir, emosi terlalu

dominan dan enerji mereka terjadi pada interval yang tidak beraturan.13

8. Islamisasi Sub-Sahara

Sejarah awal Islamisasi di Afrika sub-Sahara tidak berbeda dengan

masuknya Islam di Asia Tenggara yaitu dengan cara damai dan melalui

perdagangan tanpa pertumpahan darah.14

Islam masuk ke Afrika sub-Sahara

melalui tiga wilayah.15

Pertama, dari bagian utara. Islam mulai menyebar

mulai tahun 1000 an M di beberapa wilayah Sudan yaitu Niger dan Chad.

Islamisasi terjadi melalui migrasi pedagang-pedagang muslim, sejumlah

guru, murid, dan juga datangnya pedagang dari Mediterania sehingga

terbentuklah masyarakat muslim minoritas di beberapa wilayah Afrika sub-

Sahara. Dari kelompok inilah kemudian Islam mengepakkan sayapnya

12

Ibid. Hlm. 217. 13

Ibid 14

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Vol. 1 & 2, terj. Ghufron A. Mas'udi

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1988), hlm. 750. 15

Wildan, "Peradaban", hlm. 301.

Page 10: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

dengan cara mengislamkan penguasa-penguasa lokal dan kemudian

menyebar luas ke masyarakat dan para petani.

Kedua, melaui bagian Timur, yaitu dari Zayla', yang sekarang dikenal

dengan nama Somalia, mulai abad ke-9. Pengislaman wilayah ini hampir

sama dengan bagian-bagian lain Sudan yaitu melalui perdagangan, akan

tetapi mayoritas berasal dari Mesir dan saudi Arabia. Ketiga, melalui bagian

selatan yaitu Afrika selatan. Islam berkembang dimulai pada masa

penjajahan belanda yang tergabung dalam dua gelombang. Gelombang

pertama adalah orang-orang dari Melayu, Bengal, Malabar dan Madaskar

yang dibawa oleh pemerintah Belanda ke Afrika Selatan sebagai tahanan

dan budak. Gelombang kedua adalah para pekerja dan pedagang yang

datang dari Calcuta, Madras, Bombay dan Gujarat yang datang pada abad

ke-19.16

Selain islamisasi dilakukan secara formal oleh al-Murabithun dan al-

Muwahhidun, islamisasi juga dilakukan dengan cara kultural. Islamisasi

tersebut dilakukan melalui media perdagangan. Mereka membangun

pemukiman pedagang muslim di wilayah Sudan. Sambil melakukan proses

perekonomian, mereka juga melakukan dakwah Islamiah. Di sepanjang

bagian barat Afrika sub-Sahara, Islam dapat diterima dengan mudah oleh

suku Soninke dan nenek moyangnya suku Tokolor. Dari sini penyiaran

Islam ke timur sampai ke lembah Senegal. Dengan demikian bisa dikatakan

16

Ibid., hlm. 302-303.

Page 11: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

bahwa proses Islamisasi di Sub-Sahara persis seperti di Nusantara, yaitu

melalui jalur perdagangan.

C. Penyebaran Islam

Islam telah mencapai wilayah Sub-Sahara pada masa kepemimpinan

‘Uqbah‎saat‎Bani‎Umayya‎berkuasa‎di‎Damaskus.‎Dialah‎yang‎berperan‎cukup‎

besar dalam menempus padang pasir Sahara, termasuk wilayah-wilayah

Sudan.17

Masuknya Islam secara formal dan besar-besaran di wilayah Bilad al-

Sudan, terjadi pada masa Dinasti al-Murabbitun (1091-1147 M) dan al-

Muwahhidun (1147-1228 M). islam mulai masuk dan tersebar di sudan tidak

terkecuali di Afrika Barat yang dilakukan oleh para pedagan Berber muslim.

Orang Murabithun secara khusus mengorganisasi orang bersenjata yang terdiri

dari orang Berber dari suku Sanhaja dari Lumtuna yang nomaden berkulit putih

berkelana di sahara Barat. Semula mereka adalah penyembah matahari yang

bergabung dan konfederansi dengan suku-suku lamtuna seperti Masufa,

Godala, dan Masmuda untuk mengontrol dan menguasai jalur perdagangan di

Utara Sahara yang dikuasai pesaing buyutan, Zanata sampai ke selatan Ghana

untuk mengontrol kafilah yang datang dari Awdaghost. Lamtuna, suku Berber

yang paling kuat yang datang ke Adrar, Mauritania sekitar akhir Abad ke-8 M.

Abdullah dapat reaksi keras atas pembaharuanya dari kalangan tradisional

masyarakat Sanhaja. Akhirnya setelah Yahya wafat, Abdullah tidak begitu

berhasil menyebarkan agama Islam di sana, maka ia dengan setia kepada

17

Ibid. Hlm. 221

Page 12: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

pemimpin, Yahya pindah ke wilayah Sudan. Kemudian, mereka mendirikan

ribath, pondok sufi di pantai Atlantik dan lahirlah sebagai kelompok militan

yang dinamakan al-Almurabithun 1056-1146 M. Kemudian pada tahun 1040

Abdullah‎ mengangkat‎ Yahya‎ ibn’Umar‎ sebagai‎ juru‎ dakwah‎ yang‎ bersama‎

dengan 1000 pengikut datang ke Lamtuna. Mereka adalah anak cabang dari

suku Sanhaja di Maroko Selatan mengarungi Gurun Sahara sampai daerah

sungai Niger.18

18

Ibid, Hlm. 222

Page 13: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terjadinya perebutan kekuasaan di antara sesama muslim bukan lantas

Islam dianggap sebagai agama yang ditegakkan dan berkembang dengan darah

atau pedang, karena anggapan tersebut merupakan anggapan yang tidak

obyektif. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh warisan atas kondisi sosio-

politik yang berkembang pada saat itu, karena Afrika Utara pernah dibawah

kekuasaan Romawi, dan juga pengaruh emperialisme penjajah dan pertikaian

antar etnis tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab adanya anggapan

tersebut.

Islamisasi di Afrika diawali jauh sebelumnya yaitu pada masa Nabi

Muhammad dengan beberapa sahabatnya ketika hijrah ke Habsyi. Perjalanan

panjang Islamisasi ke Afrika melalui jalur Afrika Utara yang dilakukan oleh

kaum muslim terhadap penduduk setempat. Setelah itu barulah Islamisasi di di

Afrika sub-Sahara dilakukan dengan tokoh Uqbah ibn Nafi'. Islamisasi di

Afrika sub-Sahara menggunakan 3 jalur, yaitu melalui ekspansi militer, melalui

jalur dakwah, dan melalui jalur perdagangan. Dengan demikian bisa dikatakan

jika Islamisasi di Afrika sub-Sahara mirip dengan Islamisasi di Indonesia, yaitu

melalui jalur dakwah dan jalur perdagangan.

Uqbah ibn Nafi merupakan tokoh yang paling berjasa dalam sejarah

islamisasi di Afrika sub-Sahara. Kini negara-negara di Afrika sub-Sahara

penduduknya mayoritas beragama Islam. Dialah yang berperan cukup besar

dalam menembus padang pasir Sahara, termasuk wilayah-wilayah Sudan. Ia

Page 14: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

juga berhasil membuka jalan ke Awdagost. Sebagai wali Ifriqiyah pertama,

Uqbah telah menembus daerah-daerah itu bahkan sampai ke Kawar dan

beberapa wilayah Negro, dan pada periode kedua (semasa Yazid ibn

Muawiyah) ia memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Maroko.

Page 15: Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2012-2013

DAFTAR PUSTAKA

Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka

Book Publisher, cet; IV, 2012.

Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Vol. 1 & 2, terj. Ghufron A. Mas'udi,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1988.

Muhsin, Imam. "Peradaban Islam Pra-Modern di Afrika Utara" dalam Siti

Maryam dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern,

Yogyakarta: LESFI, 2002.

Mahmudunnasir, Syed. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Affandi,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Wildan, Muhammad. "Peradaban Islam di Afrika sub-Sahara" dalam Siti Maryam

dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern,

Yogyakarta: LESFI, 2002.