pemikiran dan peradaban islam

22
DOSEN PENGAMPU DR. KARWADI, M.A.

Upload: fardholi-sahrizal

Post on 28-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ekonomi islam dan peradabannnya

TRANSCRIPT

DOSEN PENGAMPUDR. KARWADI, M.A.

Pemikiran adalah hasil dari kegiatan berfikir yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu obyek.

Pemikiran Islam berarti hasil kegiatan berfikir tentang ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) dan dilakukan sesuai dengan tuntunan Islam.

Peradaban adalah buah atau hasil kongkrit dari hasil pemikiran. Dengan kata lain, peradaban adalah wujud teknologis dari pemikiran yang menjadikan kehidupan manusia lebih beradab.

Peradaban Islam berarti wujud teknologis hasil pemikiran yang bersumber dari Islam dan sesuai dengan ajaran Islam.

Pemikiran : bersifat ideal, apa yg kita rindukan, terrefleksi dlm kredo, nilai, religi, sastra, seni, moral.

Peradaban : bersifat material, kongkrit, apa yg kita pergunakan mekanik, teknologis dan terrefelksi dlm politik, ekonomi, teknologi

Al-Qur’an Sunnah Tradisi para sahabat dan ulama

Aqidah Islam (tauhid), kegiatan berfikir dan pengembangan peradaban umat Islam tidak boleh menyimpang dari keimanan kepada Allah, semata-mata untuk mengharap ridla Allah, dan menegakkan serta memelihara kebenaran ajaran tentang keesaan Allah.

Rahmat bagi seluruh alam (universal), artinya pemikiran dan peradaban Islam harus memberikan manfaat bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga seluruh alam.

A. ARAB SEBELUM ISLAM

1. Jahiliyah 2. Penyembah berhala 3. Sukuisme (‘ashabiyah qabaliyyah) 4. Menerapkan sistem monopoli dlm ekonomi 5. Mencintai sastra 6. Telah memiliki tanggung jawab melindungi para peziarah Ka’bah yang datang dari berbagai tempat

C. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW Sebab-sebab penolakan Kaum Quraisy 1. Persaingan pengaruh dan kekuasaan. 2. Ajaran tentang persamaan derajat. 3. Takut dibangkitkan setelah mati 4. Taklid kepada nenek moyang 5. Ajaran tauhid menutup peluang perniagaan patung.

1. Mendirikan masjid2. Persaudaraan (al ikha)3. Persamaan antar manusia (al musawah)4. Toleransi (al tasamuh)5. Musyawarah (al tasyawur)6. Tolong menolong (al ta’awun)7. Keadilan (al ‘adalah)

A. Bidang Politik a. Sistem demokratis (Khulafaurrasyidin) berganti sistem monarkhi heridetis (kerajaan turun temurun).

b. Sistem sentralistis (Nabi dan Abu Bakar) bergeser pada model pembagian wewenang (khususnya sejak Umar Ibn Khatab)

1. An-Nidham as-Siyasi (badan urusan politik) meliputi :

a. Al-Khilafat, mengurusi tata cara memilih khalifah. b. Al-Wizariat, para wazir (menteri) yang bertugas membantu khalifah dalam urusan pemerintahan. c. Al-Kitabat, bertugas mengangkat personil untuk mengurusi sekretariat negara.

2. An-Nidham al-Idary (badan tata usaha/administrasi)

3. An-Nidham al-Maly (badan urusan keuangan)4. An-Nidham al-Harby (badan urusan ketentaraan)5. An-Nidham a-Qadla’i (badan kehakiman)

Sebab-sebab keberhasilan :1. Keseimbangan konsep Islam : dunia-akhirat,

agama-negara.2. Keyakinan dan kegigihan umat Islam dalam

syi’ar.3. Persia dan Byzantium mulai melemah.4. Tidak tidak memaksakan masy.setempat

merubah agamanya.5. Rakyat merasa ditindas oleh penguasa seblm

Islam.

Ijtihad Umar Ibn KhatabLatar belakang : Meluasnya wilayah Islam menambah kompleksnya masalah umat Islam.Tujuan : Kontekstualisasi ajaran Islam (mendialogkan nash dg realitas, teks dengan konteks)

1. Tidak melaksanakan hukum potong tangan bagi pencuri.

2. Tidak membagikan harta rampasan perang kepada tentara Islam.

3. Menghapuskan bagian zakat bagi mu’allaf.

4. Menghapuskan kebolehan nikah mut’ah (nikah sementara)

Hikmah : Islam lentur, luwes, tidak kaku

1. ‘Ulum al Naqliyah (Ilmu yang bersumber dari dalil naqli/nash) antara lain : Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Tafsir, Fiqh.2. ‘Ulum al Aqliyah (Ilmu yang bersumber dari dalil akal), antara lain : perbintangan, ilmu hitung.

Sastra (pembuatan syair-syair). Khat (kaligrafi) Lukisan-lukisan sebagai hiasa dinding

bangunan. Arsitektur (bangunan), memperbaiki bentuk

bangunan masjid yang didirikan Nabi, antara lain kubah, tiang, teras dan sebagainya.

Puncak Kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah (750 M – 1250 M)

Faktor-Faktor kemajuan :

a. Faktor Politik 1. Pindahnya ibukota negara dari Syam ke Baghdad.

Baghdad dari awal dikenal sebagai pusat ilmu dan

perdagangan. 2. Banyak cendekiawan yang diangkat menjadi pejabat pemerintah. Memudahkan lobbi utk.mengembangkan

ilmu dan peradaban. 3. Dijadikannya teologi rasional Mu’tazilah sebagai

teologi resmi negara.

b. Faktor sosiografi

1. Meningkatnya kemakmuran kehidupan2. Meluasnya wilayah Islam menyebabkan banyak

orang Persi dan Romawi yang masuk Islam dan menularkan pengetahuan dan pengalaman.

3. Kepribadian khalifah yang bijak, cinta ilmu dan peradaban. Misal: Al-Makmun, Harun al Rasyid.

4. Beragamnya masalah yang muncul, membantu lahirnya kreativitas ummat Islam dalam mengatasi masalah

Penyusunan buku-buku ilmiah, tiga fase:

1. Pencatatan hadits dan pemikiran sahabat2. Pembukuan hadits dan pemikiran para sahabat

dalam satu kitab, misal kitab hukum, hadits, sejarah, dsb.

3. Penyusunan hasil pembukuan berdasarkan fasal-fasal atau bab-bab tertentu.

Penerjemahan buku bhs asing (Yunani, Sanskerta) ke dlm bahasa Arab.

Pensyarahan (penjelasan, penafsiran, komentar) berbagai buku.

Ilmu Agama (ilmu naqli)1. Ilmu Tafsir. Orang pertama yang menafsirkan Al-

Qur’an scr sistematis berdasarkan urutan mushaf adalah al-Fara’ (w. 207 H).

Ada dua corak tafsir : a. Tafsir bil ma’tsur : penafsiran Al-Qur’an dg

Qur’an, Al-Qur’an dg hadits, atau dengan atsar

sahabat. b. Tafsir bil ra’yi : penafsiran Al-Qur’an dg akal, melalui ijtihad.

Ilmu hadits1. Mulai berkembang pengelompokan hadits

berdasar bab, misal al Muwatha’ karya Imam Malik (masih bercampur antara hadits Nabi dan perkataan sahabat)

2. Pembukuan hadits berdasarkan sanad, misal Musnad Imam Ahmad (masih bercampur antara shahih dg dla’if).

3. Pegelompokan hadits berdasarkan kualitas perawi, lahir kualifikasi hadits shahih, hasan, dla’if.

Shahih Bukhari oleh Imam Bukhari Shahih Muslim oleh Imam Muslim Sunan Ibnu Majah oleh Imam Ibnu Majah Sunan Abu Dawud oleh Imam Abu Dawud Sunan Thurmudzi oleh Imam Thurmudzi Sunan An-Nasa’I oleh Imam An’Nasa’i