Download - Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan
hegemoni penguasa yang non Islam seperti Persia dan Romawi, acap kali
dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang. Anggapan tersebut sama
sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan
tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika, khususnya sub-Sahara. Afrika sub-
Sahara merupakan wilayah yang sangat luas yaitu mencakup seluruh wilayah
Afrika minus Afrika Utara, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya dan Mesir.1
Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang
banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok
dan keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang,
kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara
yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari
samudra Atlantik di Barat hingga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi
seperempat dari seluruh benua itu.
Realitas wilayah Afrika merupakan daerah yang berada dibawah
kekuasaan kekaisaran Romawi, yaitu sebuah kekaisaran yang super power pada
masa itu. Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar Romawi dikenal
sebagai penguasa yang kejam, lalim dan berdarah penjajah. Namun pada
kenyataannya, justru Islam dapat berkembang di Afrika dan populasi penduduk
muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat muslim seluruh
dunia.2 Di Afrika juga terdapat dinasti-dinasti yang ikut terlibat dan mewarnai
Islamisasi di wilayah tersebut.
Berkaitan dengan hal di atas, makalah ini membahas tentang bagaimana
perjalanan penyebaran Islam di wilayah Afrikasub-Sahara, sehingga Islam dapat
diterima di wilayah yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi.
1 Muhammad Wildan, "Peradaban Islam di Afrika sub-Sahara" dalam Siti Maryam dkk
(edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm.
300. 2 Ibid, hlm. 321.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islamisasi di Afrika Utara Dari Masa Ke Masa
Nama Afrika berasal dari bahasa latin, yaitu Africa terra yang berarti
tanah Afri. Afrika merupakan benua terluas nomor dua setelah Asia, yaitu 20
% dari seluruh total daratan bumi dan penduduknya mencapai sepertujuh dari
seluruh populasi dunia.3 Sebutan bagi penduduk Afrika biasa dikenal dengan
nama Berber dan Negro. Bangsa Negro sangat majemuk, bahkan mendominsi
dari jumlah penduduk di benua Afrika, aktifitas keagamaannya sangat beragam
yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Afrika Utara adalah bagian dari daerah di benua Afrika di yang mana
budaya dan penduduknya berbeda dengan daerah-daerah di Afrika lainnya.
Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat Berber yang bersifat
kesukuan, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan patriarkhi.4
Penduduk Afrika Utara sebagian besar termasuk ras kulit putih dan merupakan
penutur bahasa Afro-Asia. Sebelum Islam masuk ke daerah Afrika Utara,
daerah ini merupakan daerah dibawah kekuasaan Romawi.
Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Dalam
terminologi Arab, daerah ifriqiyah merupakan bagian dari Afrika Utara yaitu
3 . M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher, cet; IV, 2012), hlm. 209. 4 Siti Maryam dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern
(Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 258.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
wilayah Libya, Tunisia, al-Jazair, dan Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh
orang-orang Arab dikenal dengan sebutan al-Maghribi.5
Penyebaran Islam di Afrika bermula pada masa Nabi Muhammad ketika
ada kontak pertama kali antara Islam dengan Afrika, yaitu setelah para sahabat
hijrah ke Habsyi dan mendapatkan sambutan baik dari raja Najjasyi maupun
penduduk setempat. Penyebaran Islam kemudian dilanjutkan pada masa
Khalifah Umar Ibn Khattab dengan mengutus Amr ibn 'Ash. Pasukan muslim
dibawah panglima Amr ibn 'Ash berhasil memasuki Mesir dengan
mengelahkan tentara Bizantium yaitu pada tahun 639-644 M, dan mendirikan
kota Fusthat sebagai ibu kota pertama di wilayah Afrika.6
Penyebaran Islam ke wilayah Afrika kemudian dilanjutkan oleh khalifah
ketigayaituKhalifahUtsmanibnAffandenganmengirimAbdullahibnSa’ad
ibn Abi Sarah yang berhasil mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dan
mengalahkan tentara Bizantium dan terus maju sampai ke Barqah dan Tripoli
dan terus merangsek sampai ke daerah Carthage, yaitu ibu kota Romawi di
Afrika Utara.7 Perluasan wilayah Afrika sedikit terganggu dengan adanya suhu
politik di Madinah yang kurang mendukung sehingga perluasan wilayah tidak
memungkinkan untuk dilanjutkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Raja
Konstantine III untuk merebut kembali kekuasaannya atas wilayah Afrika.
Penyebaran Islam mengalami kemajuan pesat ketika pada masa
Muawiyah ibn Abi Sofyan dengan mengutus seorang yang bernama Uqbah ibn
5 Syed Mahmudunnasir, Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Affandi (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 313. 6 Karim, Sejarah... hlm. 184.
7 Ibid.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
Nafi' menjadi gubernur di Afrika pada 666 M dan menjadikan kota Qayrawan
sebagai ibu kota. Dengan keberaniannya, ia membersihkan pengacau dan
sekaligus memulihkan keadaan, ia merupakan orang pertama yang menembus
padang pasir Sahara.8
Masuknya Islam ke Afrika Utara merupakan momen penting bagi masa
depan Islam secara keseluruhan di benua Afrika dan daratan Eropa yang
selama berabad-abad berada dibawah kekuasaan Kristen. Dalam peradaban
Islam, Afrika Utara tidak dapat dilupakan begitu saja. Hal ini dikarenakan
Afrika Utara merupakan pintu masuk dari sentral penyebaran Islam, yakni
Timur Tengah. Bukti kemajuan di Afrika Utara dalam peradaban Islam adalah
dalam bidang arsitektur, seni, dekorasi dan intelektual. Diantara tokoh yang
terkenal dalam bidang intelektual adalah Ibn Batuta (Biologi), Ibnu Khaldun
(sosiologi) dan Ibn Zuhr.
Perjalanan panjang penyebaran Islam tidak serta merta berjalan dengan
mudah, akan tetapi melalui beberapa rintangan baik rintangan dari dalam
maupun dari luar. Pergolakan politik yang terjadi dalam pemerintahan pada
saat itu, dimanfaatkan oleh bangsa Berber untuk melakukan pemberontakan.
Pemberontakan silih berganti baik yang dilakukan orang-orang Berber sendiri
dengan maksud melepaskan diri dari kekuasaan orang Islam. Misalnya,
pemboikotan yang dilakukan oleh Kusailah pada masa Muawiyah. Pada tahun
683 M orang-orang Islam di Afrika Utara mengalami kemunduran karena
orang-orang Berber di bawah pimpinan Kusailah bangkit memberontak dan
8 Ibid., hlm. 185.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
mengalahkan 'Uqbah di Tahuza, di mana di tangan ‘Uqbah hanya ada 200
tentara dan bala bantuan dari Qayrawan waktu itu datang setelah ia gugur pada
saat pulang ke ibu kota Qayrawan. Dia dan pasukannya tewas dalam
pertempuran tersebut.9
B. Masuknya Islam Di Afrika Sub-Sahara
Sebelum membicarakan islam di Bilad al-Sudan (Sub-Sahara) saya ingin
memberikan gambaran umum tentang Afrika, kondisi alam dan masyarakat
Sudan khususnya, dan Afrika pada umumnya.
1. Kondisi Alam
Benua Afrika adalah benua yang terluas nomor dua di dunia. Luasnya
11.530.000 mil persegi atau tiga kali luas dari benua Eropa. Jika digabung
dengan Moritius dan pulau-pulau lainya, maka luas wilayah menjadi
30.224.050 dengan 800 Juta penduduk di 54 Negara. Afrika adalah
tempat tinggal manusia yang paling awal, dari benua inilah kemudian
menyebar ke benua-benua lain.
Benua ini dipisahkan dari Eropa Laut Tengah, dan selat Gibraltar,
menyatu dengan benua Asia di ujung Timur, lautnya melalui terusan Suez
memiliki lebar 130 km. Sejak zaman es, wilayah Afrika Utara dan Sub-
Sahara telah dipisahkan oleh iklim yang luar biasa keras di daerah gurun
pasir sahara yang jarang ada penduduk, membentuk ringtangan alami yang
dilalui oleh sungai nil.
9 Ibid., hlm. 187
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
Ditinjau dari segi geografis Afrika terbagi atas tiga hal. Pertama,
daerah pegunungan yang tinggi dengan hutannya yang lebat. Kedua, daerah
gurun pasir yang luas. Ketiga, daerah dataran tinggi yang luas.10
2. Keadaan Penduduk
Penduduk Afrika dapat dibagi menurut tempat yang di diami mereka,
sebelah Utara, bangsa Berber dan sebelah Selatan adalah tempat tinggal
bangsa Negro. Benua ini tempat asal orang Negro diseluruh dunia.
Penduduk afrika terdiri dari dua kelompok besar rumpun bangsa. Yaitu,
Berber yang telah mendiami wilayah sekitar laut Tengah, mereka telah
berkebudayaan Arab. Lalu, Negro yang mendiami wilaya di Selatan Gurun
Pasir Sahara. Orang Negro di Selatan Sahara mencakup 70% dari seluruh
penduduk Afrika. Rumpun bangsa Negro ini terdiri dari tiga grup, yaitu
Negro asli, separo hamite, dan Bantu. Negro asli pada umumnya berdiam
dipantai Guinea, pantai Barat Afrika. Warna kulitnya khitam, rambutnya
keriting, hidung pesek, dan berbibir tebal.
Orang Hamite ialah keturunan para emigran Caucasus yang
berasimilasi kawin dengan pribumi Afrika. Dalam rumpun bangsa ini
termasuk juga suku-suku bangsa seperti masai, nandi dan Lumbwe.
3. Ekonomi
Pada umumnya Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia
yang diakibatkan selain kondisi alam yang tidak bersahabat juga oleh
warisan kolonialisme, neokolonialisme, konflik antar etnis, dan perselisihan
10
Ibid., hlm 211.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
politik, sehinggah membuat Afrika menjadi benua termiskin walaupun
menghasilkan 1/4 kekayaan bumi di dunia. Pertanian masih menjadi mata
pencaharian sebagian besar penduduknya, dan hal ini akan terus
berlangsung di masa yang akan datang. Di Afrika juga ada pola pertanian
yang dilakukan untuk hanya sekedar hidup dan masih sederhana, sehinggah
hasilnya pun maksimal, meskipun banyak yang menjadi faktor penghambat
pertanian. Misalnya wabah tanaman, hama dan sebagainya.
4. Agama
Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari Afrika,
terutama di Mesir. Secara tidak resmi adzam dikumandangkan lima kali
sehari menjadi penentu berbagai kegiatan, misalnya di Kairo terkenal
dengan berbagai arsitektur dan mesjid yang menaranya yang indah.
Aktifitas keyakinan keagamaan juga bermacam-macam, dan berbeda-beda,
dengan muslim, (40 %) dan Kristen (40 %) kurang lebih 20 % adalah
berpaham paganisme, dan ada juga yang memeluk Yudaisme, seperti suku
Beta israil dan Lemba. Menurut konstitusi Mesir, semua perundang-
undangan harus sesuai dengan hukum islam. Imam dilatih di sekolah
keahlian imam dan di universitas Al-Azhar yang memiliki komite untuk
memberikan fatwa dan masalah agama. Sementara di daerah Sub-Sahara
meskipun mayoritas beragama islam, pengaruh adat tampak dominan
dibandingkan dengan agama kecuali ada beberapa daerah atau kota seperti
Kano negara Utara dan Niger.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
5. Bahasa
Ada empat kelompok bahasa besar yang berasal dari benua ini yaitu
sebagai berikut:
a. Kelompok bahasa Afro-Asiatik, Sebuah kelompok bahasa yang terdiri
dari sekitar 240 bahasa dan 285 jiwa juta penutur yang terbesar luas di
sepanjang Afrika Utara, Afrika Timur, Sahel, dan Asia Barat Daya.
b. Kelompok bahasa Nil- Sahara yang kebanyakan diucapkan di Chad,
Sudang Sekarang, Ethiopia, Uganda, Kenya, dan sebelah Utara Tanzania.
c. Kelompok Bahasa Niger-Kongo mencakup kebanyakan Afrika bagian
sub-Sahara. Sejumlah besar di antaranya adalah Bahasa Bantu yang
digunakan sebagian besar Afrika bagian Sub-Sahara Selatan. Dan
d. Kelompok Bahasa Koisan yang terdiri dari kurang lebih dari 50 bahasa
dan dituturkan disebelah Selatan Afrika.11
6. Kebudayaan
Masyrakat didaerah ini boleh dikatakan orang yang tidak punya
sejarah masa lampau. dari 21 kebudayaan yang maju di dunia yang dicatat
oleh Arnold Toynbee tidak ada satu pun yang menyebut kebudayaan Negro.
Afrika Selatan Sahara adalah miskin dan lemah. Kekosongan kekuatan
politik dan budaya masa lalu Afrika adalah kunci untuk dapat memahami
permasalahan Afrika di masa kini. Mereka tidak memiliki Abjad sendiri,
tidak ada sistem yang memadai tentang angka, tidak ada perhitungan
Tanggal, kalender, atau ukuran yang pasti, tidak memiliki mata uang.
11
Ibid., Hlm 215.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
Mereka adalah mahlik yang hidup dalam ketakutan dan takhayul.
keterbelakangan ini disebabkan oleh terisolasinya Afrika dari dunia luar
7. Potensi Afrika
Terlepas dari keterbelakangan dan kegagalan Afrika dalam
menyumbang kebudayaan dunia masa lalu, orang Afrika bukanlah orang
yang rendah. Para antropolog membicarakan tentan kejeniusan mereka yang
artistik dan banyak kualitas mereka yang mengagumkan.12
Berdasarkan hasil test intelegensia, tidaklah di temukan secara
subtansi bahwa orang Negro memiliki intelegensia yang rendah dari orang
Barat. Namun, ada kelemahan orang Afrika di bidang berfikir, emosi terlalu
dominan dan enerji mereka terjadi pada interval yang tidak beraturan.13
8. Islamisasi Sub-Sahara
Sejarah awal Islamisasi di Afrika sub-Sahara tidak berbeda dengan
masuknya Islam di Asia Tenggara yaitu dengan cara damai dan melalui
perdagangan tanpa pertumpahan darah.14
Islam masuk ke Afrika sub-Sahara
melalui tiga wilayah.15
Pertama, dari bagian utara. Islam mulai menyebar
mulai tahun 1000 an M di beberapa wilayah Sudan yaitu Niger dan Chad.
Islamisasi terjadi melalui migrasi pedagang-pedagang muslim, sejumlah
guru, murid, dan juga datangnya pedagang dari Mediterania sehingga
terbentuklah masyarakat muslim minoritas di beberapa wilayah Afrika sub-
Sahara. Dari kelompok inilah kemudian Islam mengepakkan sayapnya
12
Ibid. Hlm. 217. 13
Ibid 14
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Vol. 1 & 2, terj. Ghufron A. Mas'udi
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1988), hlm. 750. 15
Wildan, "Peradaban", hlm. 301.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
dengan cara mengislamkan penguasa-penguasa lokal dan kemudian
menyebar luas ke masyarakat dan para petani.
Kedua, melaui bagian Timur, yaitu dari Zayla', yang sekarang dikenal
dengan nama Somalia, mulai abad ke-9. Pengislaman wilayah ini hampir
sama dengan bagian-bagian lain Sudan yaitu melalui perdagangan, akan
tetapi mayoritas berasal dari Mesir dan saudi Arabia. Ketiga, melalui bagian
selatan yaitu Afrika selatan. Islam berkembang dimulai pada masa
penjajahan belanda yang tergabung dalam dua gelombang. Gelombang
pertama adalah orang-orang dari Melayu, Bengal, Malabar dan Madaskar
yang dibawa oleh pemerintah Belanda ke Afrika Selatan sebagai tahanan
dan budak. Gelombang kedua adalah para pekerja dan pedagang yang
datang dari Calcuta, Madras, Bombay dan Gujarat yang datang pada abad
ke-19.16
Selain islamisasi dilakukan secara formal oleh al-Murabithun dan al-
Muwahhidun, islamisasi juga dilakukan dengan cara kultural. Islamisasi
tersebut dilakukan melalui media perdagangan. Mereka membangun
pemukiman pedagang muslim di wilayah Sudan. Sambil melakukan proses
perekonomian, mereka juga melakukan dakwah Islamiah. Di sepanjang
bagian barat Afrika sub-Sahara, Islam dapat diterima dengan mudah oleh
suku Soninke dan nenek moyangnya suku Tokolor. Dari sini penyiaran
Islam ke timur sampai ke lembah Senegal. Dengan demikian bisa dikatakan
16
Ibid., hlm. 302-303.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
bahwa proses Islamisasi di Sub-Sahara persis seperti di Nusantara, yaitu
melalui jalur perdagangan.
C. Penyebaran Islam
Islam telah mencapai wilayah Sub-Sahara pada masa kepemimpinan
‘UqbahsaatBaniUmayyaberkuasadiDamaskus.Dialahyangberperancukup
besar dalam menempus padang pasir Sahara, termasuk wilayah-wilayah
Sudan.17
Masuknya Islam secara formal dan besar-besaran di wilayah Bilad al-
Sudan, terjadi pada masa Dinasti al-Murabbitun (1091-1147 M) dan al-
Muwahhidun (1147-1228 M). islam mulai masuk dan tersebar di sudan tidak
terkecuali di Afrika Barat yang dilakukan oleh para pedagan Berber muslim.
Orang Murabithun secara khusus mengorganisasi orang bersenjata yang terdiri
dari orang Berber dari suku Sanhaja dari Lumtuna yang nomaden berkulit putih
berkelana di sahara Barat. Semula mereka adalah penyembah matahari yang
bergabung dan konfederansi dengan suku-suku lamtuna seperti Masufa,
Godala, dan Masmuda untuk mengontrol dan menguasai jalur perdagangan di
Utara Sahara yang dikuasai pesaing buyutan, Zanata sampai ke selatan Ghana
untuk mengontrol kafilah yang datang dari Awdaghost. Lamtuna, suku Berber
yang paling kuat yang datang ke Adrar, Mauritania sekitar akhir Abad ke-8 M.
Abdullah dapat reaksi keras atas pembaharuanya dari kalangan tradisional
masyarakat Sanhaja. Akhirnya setelah Yahya wafat, Abdullah tidak begitu
berhasil menyebarkan agama Islam di sana, maka ia dengan setia kepada
17
Ibid. Hlm. 221
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
pemimpin, Yahya pindah ke wilayah Sudan. Kemudian, mereka mendirikan
ribath, pondok sufi di pantai Atlantik dan lahirlah sebagai kelompok militan
yang dinamakan al-Almurabithun 1056-1146 M. Kemudian pada tahun 1040
Abdullah mengangkat Yahya ibn’Umar sebagai juru dakwah yang bersama
dengan 1000 pengikut datang ke Lamtuna. Mereka adalah anak cabang dari
suku Sanhaja di Maroko Selatan mengarungi Gurun Sahara sampai daerah
sungai Niger.18
18
Ibid, Hlm. 222
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terjadinya perebutan kekuasaan di antara sesama muslim bukan lantas
Islam dianggap sebagai agama yang ditegakkan dan berkembang dengan darah
atau pedang, karena anggapan tersebut merupakan anggapan yang tidak
obyektif. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh warisan atas kondisi sosio-
politik yang berkembang pada saat itu, karena Afrika Utara pernah dibawah
kekuasaan Romawi, dan juga pengaruh emperialisme penjajah dan pertikaian
antar etnis tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab adanya anggapan
tersebut.
Islamisasi di Afrika diawali jauh sebelumnya yaitu pada masa Nabi
Muhammad dengan beberapa sahabatnya ketika hijrah ke Habsyi. Perjalanan
panjang Islamisasi ke Afrika melalui jalur Afrika Utara yang dilakukan oleh
kaum muslim terhadap penduduk setempat. Setelah itu barulah Islamisasi di di
Afrika sub-Sahara dilakukan dengan tokoh Uqbah ibn Nafi'. Islamisasi di
Afrika sub-Sahara menggunakan 3 jalur, yaitu melalui ekspansi militer, melalui
jalur dakwah, dan melalui jalur perdagangan. Dengan demikian bisa dikatakan
jika Islamisasi di Afrika sub-Sahara mirip dengan Islamisasi di Indonesia, yaitu
melalui jalur dakwah dan jalur perdagangan.
Uqbah ibn Nafi merupakan tokoh yang paling berjasa dalam sejarah
islamisasi di Afrika sub-Sahara. Kini negara-negara di Afrika sub-Sahara
penduduknya mayoritas beragama Islam. Dialah yang berperan cukup besar
dalam menembus padang pasir Sahara, termasuk wilayah-wilayah Sudan. Ia
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
juga berhasil membuka jalan ke Awdagost. Sebagai wali Ifriqiyah pertama,
Uqbah telah menembus daerah-daerah itu bahkan sampai ke Kawar dan
beberapa wilayah Negro, dan pada periode kedua (semasa Yazid ibn
Muawiyah) ia memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Maroko.
Prees, Sudirman Bagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2012-2013
DAFTAR PUSTAKA
Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher, cet; IV, 2012.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam Vol. 1 & 2, terj. Ghufron A. Mas'udi,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1988.
Muhsin, Imam. "Peradaban Islam Pra-Modern di Afrika Utara" dalam Siti
Maryam dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI, 2002.
Mahmudunnasir, Syed. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, terj. Adang Affandi,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Wildan, Muhammad. "Peradaban Islam di Afrika sub-Sahara" dalam Siti Maryam
dkk (edit), Sejarah Peradaban Islam, Dari Klasik Hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI, 2002.