refrat siap bedah
DESCRIPTION
bdTRANSCRIPT
Kelainan pada Anus
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ektoderm, sedangkan rektum
berasal dari endoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini maka perdarahan, persarafan,
serta penyaliran vena dan limfenya berbeda juga, demikian pula epitel yang menutupinya.
Gambar 1 Anatomi anorektum
Rektum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh anoderm yang
merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Tidak ada yang disebut mukosa anus. Daerah
batas rektum dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan kulit
luar disekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatik dan peka terhadap rangsang nyeri,
sedangkan mukosa rektum mempunyai persarafan autonom dan tidak peka terhadap nyeri. Nyeri
bukanlah gejala awal pengidap karsinoma rektum, sementara fisura anus nyeri sekali. Darah vena
diatas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang berasal dari anus dialirkan
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 1
Kelainan pada Anus
ke sistem kava melalui cabang v.iliaka. Distribusi ini menjadi penting dalam upaya memahami cara
penyebaran keganasan dan infeksi serta terbentuknya hemoroid. Sistem limfdari rektum
mengalirkan isinya melalui pembuluh limfe sepanjang pembuluh hemoroidalis superior ke arah
kelenjar limf para aorta melalui kelenjar limf iliaka interna, sedangkan limfe yang berasal dari
kanalis analis mengalir ke arah kelenjar inguinal.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3cm. Sumbunya mengarah ke ventrokranial yaitu
arah umbilikus dan membentuk sudut yang nyata ke dorsal dengan rektum dalam keadaan
istirahat. Pada saat defekasi sudut ini menjadi lebih besar. batas antara kanalis anus disebut garis
anorektum, garis mukokutan, linea pektinata atau linea dentata. Didaerah ini terdapat kripta anus
dan muara kelenjar anus antara kolumna rektum. infeksi yang terjadi disini dapat menimbulkan
abses snorektum yang dapat menimbulkan fistel. Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba
didalam kanalis analis sewaktu melakukan colok dubur dan menunjukkan batas antara sfingter
interna dan sfingter eksterna (garis Hilton). Cincin sfingter anus melingkari kanalis analis dan
terdiri dari sfingter intern dan sfingter ekstern. sisi posterior dan lateral cincin ini terbentuk dari
fusi sfingter intern, oto longitudinal, bagian tengah dari otot levator (puborektalis), dan komponen
m.sfingter eksternus. M.sfingter internus terdiri atas serabut otot polos, sedangkan m.sfingter
eksternus terdiri atas serabut otot lurik.
Pendarahan arteri. arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika inferior.
Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama: kiri dan kanan. Cabang yangkanan bercabang
lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid dalam yang khas
yaitu dua buah di setiap perempat sebelah kanan dan sebuah diperempat lateral kiri. Arteri
hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna, sedangkan a.hemoroidalis
inferior adalah cabang a.pudenda interna. Anastomosis antara arkade pembuluh inferior dan
superior merupakan sirkulasi kolateral yang mempunyai makna penting pada tindak bedah atau
sumbatan aterosklerotik didaerah percabangan aorta dan a.iliaka. Anastomosis tersebut ke
pembuluh kolateral hemoroid inferior dapat menjamin perdarahan di kedua ekstremitas bawah.
Perdarahan di pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan kaya sekali darah sehingga
perdarahan dari hemoroid intern menghasilkan darah segar yang berwarna merah dan bukan
darah vena warna kebiruan.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 2
Kelainan pada Anus
Pendarahan vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan
berjalan kearah kranial kedalam v.mesenterika inferiordan seterusnya melalui v.lienalis ke vena
porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan ronggga perut menentukan tekanan di dalamnnya.
Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena didalam hati, sedangkan embolus septik
dapat menyebabkan pileflebitis, v.hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam v.pudenda
interna dan v. hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.
Penyaliran limfe. pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang menyalirkan isinya
menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe terus mengalir sampai ke
kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas di daerah anus dapat mengakibatkan limfadenopati
inguinal. Pembuluh limfe dari rektum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan
v.hemoroidalis superior dan melanjut ke kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta. Operasi
radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limf ini.
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan sistem parasimpatik. Serabut simpatik berasal
dari pleksus mesenterikus inferior dan dari sistem parasakral yang terbentuk dari ganglion
simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan keempat. Unsur simpatis pleksus ini menuju ke arah
struktur genital dan serabut otot polos yang mengendalikan emisi air mani dan ejakulasi.
persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari saraf sakral kedua, ketiga, dan keempat.
Serabut saraf ini menuju ke jaringan erektil penis dan klitoris serta mengendalikan ereksi dengan
cara mengatur aliran darah kedalam jaringan ini. Oleh karena itu, cedera saraf yang terjadi pada
waktu operasi radikal panggul seperti ekstirpasi radikal rektum atau uterus, dapat menyebabkan
gangguan fungsi vesika urinaria dan gangguan fungsi seksual.
Muskulus puborektal mempertahankan sudut anorektum; otot ini mempertajam sudut tersebut bila
meregang dan meluruskan usus bila mengendur.
Kontinensia anus bergantung pada konsistensi feses, tekanan didalam anus, tekanan didalam
rektum, dan sudut anorektal. Makin encer feses, makin sunkar untuk menahannya didalam usus.
Tekanan pada suasana istirahat didalam anus berkisar antara 25-100mmHg dan didalam rektum
antara 5-20mmHg. Jika sudut antara rektum dan anus lebih dari 80 derajat, feses sukar
dipertahankan.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 3
Kelainan pada Anus
Defekasi. Pada suasana normal, rektum kosong. Pemindahan feses dari kolon sigmoid kedalam
rektum kadang-kadang dicetuskan oleh makan, terutama pada bayi. Bola isi sigmoid masuk
kedalam rektum, dirasakan oleh rektum dan menimbulkan keinginan untuk defekasi. Rektum
mempunyai kemauan khas untuk mengenai dan memisahkan bahan padat, cair dan gas. Sikap
badan sewaktu defekasi yaitu sikap duduk atau jongkok, memegang peranan yang berarti. Defekasi
terjadi akibat refleks peristalsis rektum, dibantu oleh mengedan dan relaksasi sfingter anus
ekstern. Syarat untuk defekasi normal ialah persarafan sfingter anus untuk kontraksi dan relaksasi
yang utuh, peristalsis kolon dan rektum tidak terganggu, dan struktur anatomi organ panggul yang
utuh.1
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 4
Kelainan pada Anus
BAB II
PENYAKIT DI ANUS DAN PERIANAL
II.A.HEMOROID
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan kelainan
patologik. Hemoroid adalah jaringan normal yang terdapat pada semua orang, yang terdapat pada
semua orang yang terdiri atas pleksus arteri-vena, berfungsi sebagai katup di dalam saluran anus
untuk membantu sistem sfingter anus, mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Apabila hemoroid
ini menyebabkan keluhan atau penyulit, baru dilakukan tindakan.1 Hemoroid dibedakan secara
anatomi dari letaknya relatif terhadap linea dentata antara interna dan eksterna.2 Hanya apabila
hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.
Anatomi
Rektum panjangnya 15 – 20 cm dan berbentuk huruf S. Mula – mula mengikuti cembungan tulang
kelangkang, fleksura sakralis, kemudian membelok kebelakang pada ketinggian tulang ekor dan
melintas melalui dasar panggul pada fleksura perinealis. Akhirnya rektum menjadi kanalis analis
dan berakhir jadi anus. Rektum mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan
kohlrausch. Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum dan bagian anteriornya tertutup oleh
peritoneum. Fleksura perinealis berjalan ektraperitoneal. Haustra ( kantong ) dan tenia ( pita )
tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya berkesinambungan. Pada sepertiga
bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini
terisi maka timbulah perasaan ingin buang air besar. Di bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi
seperti sayap – sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara
keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan kohlrausch, pada
jarak 5 – 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut – serabut otot sirkuler, lipatan tersebut saling
mendekati, dan pada kontraksi serabut otot longitudinal lipatan tersebut saling menjauhi.
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis yang sedikit bertanduk
yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan kulit bagian luar, kulit ini mencapai
ke dalam bagian akhir kanalis analis dan mempunyai epidermis berpigmen yang bertanduk rambut
dengan kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas
kanalis analis. Pada daerah ini, 6 – 10 lipatan longitudinal berbentuk gulungan, kolumna analis
melengkung kedalam lumen. Lipatan ini terlontar keatas oleh simpul pembuluh dan tertutup
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 5
Kelainan pada Anus
beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung bawahnya, kolumna analis saling
bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur – alur diantara lipatan longitudinal
berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan tertutup selapis epitel thorax. Daerah
kolumna analis, yang panjangnya kira – kira 1 cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang arteri
rectalis superior turun ke kolumna analis terletak di bawah mukosa dan membentuk dasar
hemorhoid interna
Gambar 2.Rektum dan anus normal
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus vena
hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid
interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam 7), kanan
belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak
primer tesebut.1,2
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 6
Kelainan pada Anus
Gambar 3. Hemoroid interna dan eksterna
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat
di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus berhubungan secara longgar dan merupakan awal
aliran vena yang kembali bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna
mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid
eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke
vena iliaka.
Faktor resiko
1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang
mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.
2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis.
3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat barang berat
mempunyai predisposisi untuk hemoroid.
5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen,
misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada
waktu defekasi.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 7
Kelainan pada Anus
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada
sekresi hormone relaksin.
7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.
Beberapa gejala klinis yang tampak terjadi pada penderita hemoroid seperti:
Dubur mengalami pendarahan (darah jernih dan menetes)
Nyeri di sekitar anus dan rektum
Iritasi dan gatal-gatal
Tonjolan atau benjolan di anus1,2
Klasifikasi
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut
hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf
pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu :
Derajat I : Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah perdarahan
Derajat II : Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai
defekasi.
Derajat III : Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi selesai
karena tidak dapat masuk sendiri.
Derajat IV : Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi
Tabel 1. Hemoroid interna: Derajat dan penatalaksanaan
Derajat Tanda dan gejala PenatalaksanaanI Perdarahan, tidak ada prolaps Modifikasi dietII Prolaps dengan reposisi spontan Ligasi
Perdarahan KoagulasiModifikasi diet
III Prolaps, reposisi manual Hemoroidektomi elektifPerdarahan Ligasi
Modifikasi dietIV Prolpas tidak bisa direposisi Hemoroidektomi elektif
Strangulasi Hemoroidektoimi sitoModifikasi diet
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 8
Kelainan pada Anus
Pemeriksaan
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang
membutuhkantekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering duduk berjam-jam di
WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh
diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi
portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila
hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan
dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan.
Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab
tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat
diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan
colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop
dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler
yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya
benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani
dan tumor ganas harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya
darah samar.1,2
Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang
ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 9
Kelainan pada Anus
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan
pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang
terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi
(defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal
dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan
perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat sisa tinja yang
lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.1
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi.
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja
(stool softener). Suplemen bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan
meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat
kedua adalah laxant atau pencahar.
2. Obat simptomatik.
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Sediaan yang mengandung kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus.
3. Obat penghenti perdarahan.
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari
jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan. Pengobatan ini dapat memberikan
perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
c. Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-
tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 10
Kelainan pada Anus
hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis
tidak berhasil.
Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid yang tidak
berespon terhadap pengobatan medis.
Rubber band ligation – terbuat dari karet dan ditempatkan di sekitar dasar wasir dalam
dubur. Hemoroid yang besar atau mengalami prolaps dapat ditangani dengan ligasi karet.
Dengan bantuan anuskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik
atau diisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Nekrosis
karena iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendiri.
Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid tersebut. Pada satu kali terapi
hanya diikat satu kompleks hemoroid sedangkan pada ligasi berikutnya dilakukan dalam
jarak waktu dua sampai empat minggu. Penyulit utama ligasi ialah timbulnya nyeri
karena mengenai garis mukokutan. Untuk menghindari ini, gelang ditempatkan cukup
jauh dari garis mukokutan. Nyeri hebat dapat pula disebabkan oleh infeksi. Perdarahan
dapat terjadi sewaktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7-10 hari.1,3,4
Sclerotherapy adalah salah satu bentuk pengobatan tertua. Suatu larutan kimia disuntikkan
langsung ke dalam wasir atau daerah di sekitarnya. Larutan ini menyebabkan reaksi lokal
yang merusak aliran darah dalam wasir.
Teknik laser atau teknik elektrokoagulasi – kedua teknik ini menggunakan perangkat
khusus untuk membakar jaringan hemoroid.3
Cryotherapy – teknik ini menggunakan suhu dingin untuk menghilangkan vena dan
menyebabkan inflamasi dan jaringan parut. Hal ini memakan waktu lebih lama, terkait
dengan rasa sakit setelah terapi, dan kurang efektif dibanding perawatan lainnya. Oleh
karena itu, prosedur ini tidak umum digunakan.1,3
Hemorrhoidectomy – Kadang-kadang, wasir meluas atau parah, entah itu hemoroid internal
atau hemoroid eksternal, yang mungkin memerlukan operasi untuk menghilangkannya,
operasi ini disebut sebagai hemorrhoidectomy. Metode ini adalah yang terbaik untuk
menghilangkan hemoroid secara permanen. Hemorrhoidectomy adalah pengobatan untuk
hemoroid derajat tingkat tiga dan empat. Terapi bedah dipilih untuk penderita yang
mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid interna derajat III atau IV.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 11
Kelainan pada Anus
Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan berulang dan anemia
yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid
interna derajat IV yang mengalmi trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera
dengan hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalah
eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin
dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak menggangu sfingter anus.
Gambar 4: Hemoroidektomi
Hemoroidopeksi dengan stapler- Karena bantalan hemoroid merupakan jaringan normal
yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah inkontinensia flatus dan cairan, pada
hemoroid derajat II dan IV tidak usah dilakukan hemoroidektomi, tetapi cukup menarik
mukosa dan jaringan submukosa rektum distal ke atas dengan menggunakan sejenis
stapler, sehingga hemoroid akan kembali ke posisi semula yang normal. Operasi hemoroid
jenis ini dinamakan hemoroidopeksi dengan stapler dan nyeri pasca bedah pada tindakan
ini sangat minimal.1,2,5
Gambar 5: Hemoroidopeksi dengan stapler
Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 12
Kelainan pada Anus
o Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang
digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.
o Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah.
Membantu mencegah prolaps.2
Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Minum air yang cukup
7. Jangan menahan kencing dan berak
8. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
9. Jangan mengejan berlebihan
10. Duduk berendam pada air hangat
Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi asimptomatis.
Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus.
Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus
diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah timbulnya
kembali gejala hemoroid.1
II.B. FISURA ANUS
Fisura anus atau juga disebut sebagai rekah anus atau ”fissure in ano” merupakan luka epitel
memanjang sejajar dengan sumbu anus.1 ini merupakan luka epitel memanjang sejajar sumbu
anus. fisura biasanya tunggal dan terletak digaris tengah posterior. Kadang terjadi infeksi disebelah
oral dikripta antara kolumna rektum pada muara kelenjar rektum. Papila di kolumna menunjukkan
udem yang berkembang sampai merupakan hipertropi papila. Keadaan ini harus dibedakan dari
polip rektum. Daerah disebelah aboral fisura kulit juga mengalami radang kronik dengan
bendungan limf dan akhirnya fibrosis. Kelainan kronik dikulit ini disebut umbai kulit (skin tag)
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 13
Kelainan pada Anus
yang menjadi tanda pengenal fisura anus. Fisura anus dengan papilla hipertropik disebelah dalam
dan umbai kulit di sebelah luar merupakan trias. Fisura anus dapat terjadi karena iritasi akibat
diare, penggunaan laksans, cedera partus, atau latrogenik. Sering penyebabnya tidak jelas.2
Gambaran klinis dan diagnosis.
Biasanya anamnesis didapatkan konstipasi, feses keras, setiap defekasi nyeri sekali, dan darah
segar dipermukaan tinja. Umumnya ada spasmesfingter: konstipasi desebabkan ketakutan defekasi
sehingga ditunda terus menerus. Umbai kulit dapat dilihat pada inspeksi. Colok dubur dapat
dilakukan dengan menekan sisi di seberang fisura setelah pemberian anestesi topik berulang kali.
Proktoskopi juga dilakukan dengan cara yang sama yaitu anestesi topik dan tekanan pada sisi
kontralateral.
Gambar 6. Fisura anus
Diagnosis banding terdiri atas luka atau rekah anus lainnya, seperti tuberkulosis, sifilis, aids, atau
proktitis. Fisura anus kadang disertai hemoroid intern. Bila ada keluhan nyeri pada penderita
hemoroid biasanya ada fisura, sebab hemoroid intern tidak menyebabkan nyeri.2
Penatalaksanaan
Agar defekasi lancar dengan feses lunak dianjurkan diet makanan kaya serat dengan minum cukup
banyak. Obat topikal yang mengandung anestetik dapat berguna. Bila pengobatan ini tidak berhasil
dapat dilakukan sfingterotomi intern, tanpa mengganggu sfingter ekterna. Sfingter dalam dibelah
disisi samping kiri atau kanan. Fisura biasanya dibiarkan, sedangkan umbai kulit dikeluarkan.
Dilatasi sfingter seluruhnya (termasuk sfingter ekstern) menurut Lord tidak dianjurkan sebab
kadang mengakibatkan inkontinensia.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 14
Kelainan pada Anus
Fisura anus merupakan kelainan yang kronik, yang sering kambuh atau menunjukan eksaserbasi.
Penanganan konservatif berhasil baik, sedangkan tindakan sfingterektomi intern akan bermanfaat
bila terapi konservatif tidak berhasil.2
II.C. ABSES ANOREKTAL
Abses anorektal disebabkan oleh radang di ruang para rektum akibat infeksi kuman usus.
Umumnya pintu infeksi terdapat dikelenjar rektum di kripta antar kolumna rektum. Penyebab lain
adalah infeksi dari kulit anus, hematom, fisura anus, dan skleroterapi. Abses diberikan nama sesuai
dengan letak anatomik seperti pelvirektal, iskiorectal, antarsfingter, marginal, yaitu disaluran anus
dibawah epitel, dan perianal. Dalam praktek sehari-hari abses perianal paling sering ditemukan.
Abses anorektal adalah koleksi pus di area anus dan rektum. Infeksi berasal dalam tingkat
intersfingter, paling mungkin dalam salah satu kelenjar anus. Ini bisa menyebabkan abses
intersfingter atau ia dapat meluas ke arah atas atau bawah (gambar 8 a ), secara horizontal (gambar
8 b ) atau secara melingkar (gambar 8 c ), menghasilkan beberapa gejala klinis.4
(a) (b) (c)
Gambar 8: (a) Pelbagai jenis penyebaran dari lokus primer di dalam zona intersfingter terhadap
kanalis midanal. M.puborectalis telah di potong lintang untuk senang dikenali. (b) Diagram
mendemonstrasi dua jenis jalan di mana abses pararektal bisa terbentuk. Adalah penting drainase
dilakukan dengan cara yang benar. Jika tidak benar, ekstrasfingter atau suprasfingter fistula bisa
terjadi. (c)Diagram mengilustrasi tiga plana dimana penyebaran sirkumferensial terjadi atau
“horseshoeing”, bisa terjadi.
Gambaran klinis.
Nyeri timbul bila abses terletak atau di sekitar anus atau kulit perianal. Gejala dan tanda sistemik
radang biasanya cukup jelas seperti demam, leukositosis, dan mungkin kadang toksik. Tanda dan
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 15
Kelainan pada Anus
gejala lokal tergantung pada letaknya. Pada colok dubur atau pemeriksaan vagina dapat dicapai
gejala dalam seperti abses iskiorektal atau pelvirektal. Umumnya tidak ada gangguan defekasi.
Gambar 9. Lokasi terjadinya abses
Abses perianal biasanya jelas karena tampak pembengkakan yang mungkin biru, nyeri, panas, dan
akhirnya berflluktuasi. Penderita demam dan tak dapat duduk di sisi pantat yang sakit. Komplikasi
terdiri dari perluasan ke ruang lain dan perforasi kedalam, ke anorektum, atau keluar melalui kulit
perianal.4
Penatalaksanaan
Penanganan abses terdiri dari penyaliran. Umumnya sudah ada pernanahan sewaktu penderita
datang. pemberian antibiotik kurang berguna karena efeknya hanya untuk waktu terbatas dengan
risiko keluhan dan tandanya tersamarkan. Rendam duduk dan analgesik memberikan pertolongan
paliatif. Umumnya setelah perforasi spontan atau insisi abses untuk disalirkan, atau terbentuk
fistel.
Abses intersfingter didrainase dengan membagi sfingter internal pada tahap abses. Untuk
abses perianal, suatu insisi kulit mudah dilakukan. Abses intermuskular dan abses supralevator,
(bukannya ekstensi abses iskiorektal) juga perlu di drainase ke rektum letak rendah dan kanalis
analis atas. Abses iskiorektal memerlukan drainase lika cepat melalui insisi berbentuk salib melalui
kult dan jaringan subcutaneous di bawah ruang terinfeksi. Beberapa waktu, abses ini sangat dalam
hingga lokalisasi jarum pada lokulasi awal purulen. Jika abses dibiarkan bisa menyebabkan
kerusakan, infeksi nekrosi perineum yang menyebar dan bisa berakibat fatal. Untuk abses
horseshoe, ruang pasca anal dalam harus didrainase melalu insisi posterior midline dari porsi
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 16
Kelainan pada Anus
subcutaneous sfingter eksternal melaui abses ke ujung koksis, memisah sfingter eksternal
superficial dan menyebabkan ruang pascaanal dan ekstensi iskioanal tidak beratap Inisis para-anal
bisa dilakukan dan seton diletakkan untuk mendrainase ekstensi anterior abses horseshoe.4,7
II.D. FISTULA ANUS
Hampir semua fistula anus, yang biasanya disebut fistula perianal atau fistula perianal, disebabkan
oleh perforasi atau penyaliran abses anorektum, sehingga kebanyakan fistula mempunyai satu
muara di kripta di perbatasan anus dan rektum dan lubang lain di perineum di kulit perianal.
Kadang fistula disebabkan oleh kolitis yang disertai proktitis, seperti tuberkulosis, amubiasis, atau
morbus crohn. Fistula dapat terletak disubkutis, submukosa, antar sfingter, atau menembus
sfingter. Mungkin fistula terletak, anterior, lateral, atau posterior. Bentuknya mungkin lurus,
bengkok, atau mirip sepatu kuda. Umumnya sfingter bersifat tunggal, kadang ditemukan yang
kompleks.
Fistula dengan lubang kripta disebelah anterior umumnya berbentuk lurus. Fistula dengan lobang
yang berasal dari kripta di sebelah dorsal umumnya tidak lurus, tetapi bengkok kedepan karena
radang dan pus terdorong ke anterior di sekitar m. puborektalis dan dapat membentuk satu lobang
perforasi atau lebih di sebelah anterior, sesuai hukum goodsall.1,2
Gambar 10: Guddel’s law mengatakan jika suatu garis dibuat secara transversal melalui
anus, suatu pembukaan eksternal anterior terhadap garis ini akan membawa kepada suatu traktus
radial lurus, manakala suatu pembukaan eksternal yang terletak posterior terhadap garis ini akan
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 17
Kelainan pada Anus
membawa kepada traktus melengkung dan suatu pembukaan internal dalam kommisura
posterior.
Fistula ani dapat diklasifikasikan kepada empat, yaitu:
a. Intersfinkter (70%): Traktus terletak diantara permukaan intersfinkter
b. Transfinkter (25%): Fistula menyambung pada tingkat intersfinkter dengan fossa
iskiorektal dengan memperforasi sfinkter eksternal
c. Suprasfinkter (4%): Sama seperti transfinkter, tetapi loop fistula di atas sfinkter eksternal
menembus muskula levator ani
d. Ekstrasfinkter (1%): Passage fistula melewati dari rektum ke kulit perianal tanpa
penetrasi kompleks sfinkter 2,3,5
Gambar 11: Tipe fistula ani
Gambaran klinis
Dari anamnesa biasanya ada riwayat kambuhan abses perianal dengan selang waktu diantaranya,
disertai pengeluaran nanah sedikit-sedikit. Pada colok dubur umumnya fistula dapat diraba antara
telunjuk di anus (bukan direktum) dan ibu jari di kulit perineum sebagai tali setebal 3mm (colok
dubur bidigital). Jika fistula agak lurus dapat disonde sampai sonde keluar di kripta asalnya. Fistula
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 18
Kelainan pada Anus
perineum jarang menyebabkan gangguan sistemik. Fistula kronik yang lama sekali dapat
mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma planoseluler kulit.
Pemeriksaan harus dilengkapi dengan rektoskopi untuk menentukan adanya penyakit direktum
seperti karsinoma atau proktitis TBC, amuba, atau morbus crohn. Fistulografi kadang berguna pada
keadaan kompleks.1,2
Diagnosa banding
Hidrandenitis supuratif merupakan radang kelenjar keringat apokrin yang biasanya membentuk
fistula multiple subkutan yang kadang ditemukan di perineum dan perianal. Penyakit ini biasanya
ditemukan di ketiak dan umumnya tidak meluas ke struktur yang lebih dalam. Sinus pilonidalis
terdapat hanya di lipatan sakrokoksigeal dan berasal dari sarang rambut dorsal dari tulang
koksigeus atau ujung tulang sakrum. Fistel proktitis dapat terjadi pada morbus crohn, TBC,
amubiasis, infeksi jamur, dan divertikulitis. Kadang fistel koloperineal disebabkan oleh benda asing
atau trauma.
Penatalaksanaan
Pada fistula dapat dilakukan fistulotomi atau fistulectomi. Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan
fistulotomi, artinya fistula dibuka dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit. Goodsall rule bisa
berguna untuk mengetahu anatomi fistula sederhana. Jika pembukaan internal tidak ditemukan
dengan probing secara langsung, harus diperiksa menggunakan probing pembukaan eksternal atau
dengan injeksi campuran metilene biru atau peroksida ke dalam jalur menggunakan pediatric
feeding tube. Kuncinya adalah mendrainase infeksi intersfingter primer dalam semua tipe fistula,
termasuk jalur primer, melalui sfingter eksternal dan jalur sekunder di dalam fossa anorektal.
Untuk fistula superficial yang melibatkan otot sfingter yang sedikit, fistulotomi primer adalah
sederhana dan definitif. Untuk fistula anterior pada wanita dan fistula yang melibatkan seperempat
sehingga setengah dari otot-otot sfingter, peletakkan seton dipilih daripada fistulotomi primer.4
Luka dibiarkan terbuka sehingga menyembuh mulai dari dasar per sekendam intertionem. Lukanya
biasanya akan sembuh dalam waktu agak singkat. Kadang dibutuhkan operasi dua tahap untuk
menghindari terpotongnya sfingter anus.
Prognosisnya pada fistula dapat kambuh kembali bila lubang dalam tidak turut dibuka atau
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 19
Kelainan pada Anus
dikeluarkan, cabang fistula tidak turut dibuka, atau kulit sudah menutup luka sebelum jaringan
granulasi mencapai permukaan.4
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 20
Kelainan pada Anus
II. E. TUMOR GANAS ANUS
Tumor GanasTumor ganas adalah penyakit dimana sel-sel yang membahayakan (kanker) terbentuk pada
jaringan-jaringan dari anus (dubur). Sekitar linea muko kutan (linea dentata) terdapat beberapa
tumor ganas yang harus dibedakan dari kelainan jinak seperti hemoroid, kondiloma, leukoplakia,
fisura dan limfogranuloma venerum.2 Kulit sekitar bagian luar dari anus disebut area perianal.
Tumor-tumor pada area ini adalah tumor-tumor kulit, bukan kanker anal.7
Tipe karsinoma
Koarsinoma planoseluler
Karsinoma ini merupakan tumor yang sering ditemukan di anus (75% dari segala malignitas),
tetapi jarang jika dibandingkan dengan adenokarsinoma rektum (3-5%).
Pada awalnya tumor ini merupakan tonjolan yang mudah digerakkan, tetapi pada tahap
lanjut ada indurasi jauh kedalam dinding anorektum dan ulserasi. Mungkin ditemukan tumor
satelit dikulit dan metastase di kelenjar limf inguinal. Sering tumor ini menjalar masuk rektum
dan sfingter sehingga selain ke kelenjar limf inguinal ada penyebaran ke kelenjar limf perirektal
dan mesenterium.
Tumor lokal dan kecil dapat ditangani denganeksisi lokal. terapi radiasi dapat berguna
sebagai upaya paliatif bila tumor bersifat radiosensitif. Pembedahan radikal harus dianjurkan
untuk tumor infasif tanpa penyebaran di luar daerah lokoregional. Walaupun lebih jarang,
melanoma malignum dapat ditemukan dianorektum, baik yang melanotik maupun amelanotik.
Metastase limf maupun sistemik terjadi pada tahap agak dini, Prognosis disebut tidak baik
walaupun dilakukan pembedahan.
Karsinoma basoseluler
Karsinoma ini jarang ditemukan, biasanya dipinggir anus. Sifatnya sama dengan ulkus rodens
dimuka. Eksisi lokal memberikan prognosis baik, sebab metastasis hampir tidak pernah ada.2
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 21
Kelainan pada Anus
Faktor-Faktor Risiko Untuk Kanker Anal (Dubur)
1. Terinfeksi dengan human papillomavirus (HPV) dapat mempengaruhi risiko
mengembangkan kanker anal .
2. Faktor-faktor risiko termasuk yang berikut:
3. Berumur lebih dari 50 tahun.
4. Terinfeksi dengan human papillomavirus (HPV).
5. Mempunyai banyak pasangan seksual.
6. Mempunyai hubungan seksual anal
7. Kemerahan, pembengkakan, dan luka-luka anal yang seringkali.
8. Mempunyai anal fistulas (bukaan atau mulut yang abnormal).
9. Merokok
Tanda-Tanda Dan Gejala-Gejala Dari Tumor Ganas Anal (Dubur)
Tanda-tanda yang mungkin dari kanker anal termasuk perdarahan dari anus atau rectum atau
gumpalan dekat anus.
Ini dan gejala-gejala lain mungkin disebabkan oleh kanker anal. Kondisi-kondisi lain mungkin
menyebabkan gejala-gejala yang sama. Dokter harus dikonsultasikan jika apa saja dari persoalan-
persoalan berikut terjadi:
Perdarahan dari anus atau rectum.
Nyeri atau tekanan pada area sekitar anus.
Gatal atau kotoran dari anus.
Gumpalan dekat anus.
Perubahan pada kebiasaan-kebiasaan buang air.
Pemeriksaan Penunjang
Tes-tes yang memeriksa rectum dan anus digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosa kanker anal.
Tes-tes dan prosedur-prosedur berikut mungkin digunakan:
Pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit: Pemeriksaan dari tubuh untuk memeriksa tanda-
tanda umum dari kesehatan, termasuk memeriksa tanda-tanda dari penyakit, seperti
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 22
Kelainan pada Anus
gumpalan-gumpalan atau apa saja yang terlihat tidak biasa. Sejarah dari kebiasaan-
kebiasaan kesehatan pasien dan penyakit-penyakit dan perawatan-perawatan yang lalu
akan juga diambil.
Digital rectal examination (DRE): Pemeriksaan dari anus dan rectum. Dokter atau suster
memasukan jari tangan yang bersarung tangan dan dilumasi kedalam bagian bawah dari
rectum untuk merasakan gumpalan-gumpalan atau apa saja yang nampak tidak biasa.
Anoscopy: Pemeriksaan dari anus dan rectum bagian bawah menggunakan tabung yang
pendek dan diterangi yang disebut anoscope.
Proctoscopy: Pemeriksaan dari rectum menggunakan tabung yang pendek dan diterangi
yang disebut proctoscope.
Endo-anal atau endorectal ultrasound: Prosedur dimana ultrasound transducer (probe)
dimasukan kedalam anus atau rectum dan digunakan untuk memantulkan gelombang-
gelombang suara yang bertenaga tinggi (ultrasound) dari jaringan-jaringan internal atau
organ-organ dan membuat gema-gema. Gema-gema (echoes) membentuk gambaran dari
jaringan-jaringan tubuh yang disebut sonogram.
Biopsi: Pengangkatan dari sel-sel atau jaringan-jaringan sehingga mereka dapat dilihat
dibawah mikroskop oleh pathologist untuk memeriksa tanda-tanda dari kanker. Jika area
yang abnormal terlihat sewaktu anoscopy, biopsi mungki dilakukan pada saat itu.
Penatalaksanaan
Ada tipe-tipe perawatan yang berbeda untuk pasien-pasien dengan kanker anal.
Tipe-tipe perawatan yang berbeda tersedia untuk pasien-pasien dengan kanker anal. Beberapa
perawatan-perawatan adalah standar (perawatan yang digunakan sekarang ini), dan beberapa
sedang diuji pada percobaan-percobaan klinik. Percobaan klinik perawatan adalah studi penelitian
yang dimaksudkan untuk membantu memperbaiki perawatan-perawatan sekarang ini atau
memperoleh informasi pada perawatan-perawatan baru untuk pasien-pasien dengan kanker.
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 23
Kelainan pada Anus
Ketika percobaan-percobaan klinik menunjukan bahwa perawatan baru adalah lebih baik daripada
perawatan standar, perawatan baru mungkin menjadi perawatan standar. Pasien-pasien mungkin
ingin untuk berpikir tentang mengambil bagian pada percobaan klinik. Beberapa percobaan-
percobaan klinik adalah terbuka hanya pada pasien-pasien yang masih belum memulai perawatan.
Tiga tipe-tipe dari perawatan standar yang digunakan:
1. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan x-rays bertenaga tinggi atau tipe-tipe
lain dari radiasi untuk membasmi sel-sel kanker. Ada dua tipe dari terapi radiasi. Terapi radiasi
eksternal menggunakan mesin diluar tubuh untuk mengirim radiasi menuju kanker. Terapi radiasi
internal menggunakan unsur-unsur radioaktif yang disegel dalam jarum-jarum, biji-biji, kawat-
kawat, atau kateter-kateter yang ditempatkan secara langsung kedalam atau dekat kanker. Cara
terapi radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker yang sedang dirawat.
2. Kemoterapi
Kemoterapi adalah perawatan kanker yang menggunakan obat-obat untuk menghentikan
pertumbuhan dari sel-sel kanker, dengan membasmi sel-sel atau dengan menghentikan sel-sel untk
membelah. Ketika kemoterapi diambil dengan mulut atau disuntikan kedalam vena atau otot, obat
memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel-sel kanker diseluruh tubuh (kemoterapi sistemik).
Jika kemoterapi ditempatkan secara langsung kedalam kolom tulang belakang (spinal column),
organ, atau rongga tubuh seperti perut (abdomen), obat-obat sebagian besar mempengaruhi sel-sel
kanker pada area-area itu (kemoterapi regional). Cara kemoterapi diberikan tergantung pada tipe
dan stadium dari kanker yang sedang dirawat.
3. Operasi
Local resection: Prosedur operasi dimana tumor dipotong dari anus bersama dengan
beberapa dari jaringan yang sehat sekitarnya. Local resection mungkin digunakan jika
kankernya kecil dan belum menyebar. Prosedur ini mungkin menyelamatkan otot-otot
sphincter sehingga pasien masih dapat mengontrol gerakan-gerakan usus besar (buang air
besar). Tumor-tumor yang berkembang pada bagian bawah dari anus dapat seringkali
dikeluarkan dengan local resection.
Abdominoperineal resection: Prosedur operasi dimana anus, rectum, dan bagian dari
sigmoid colon dikeluarkan/dibuang melalui sayatan yang dibuat di perut. Dokter menjahit
ujung dari usus ke bukaan (mulut), yang disebut stoma, dibuat dipermukaan dari perut
sehingga pembuangan tubuh dapat dikumpulkan dalam kantong yang dapat dibuang diluar
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 24
Kelainan pada Anus
tubuh. Ini disebut colostomy. Nodul-nodul limfa yang mengandung kanker mungkin juga
dibuang sewaktu operasi ini.7
BAB III
KESIMPULAN
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 25
Kelainan pada Anus
DAFTAR PUSTAKA
1. Riwanto I, Hamami AH, Pieter J, Tjambolang T, Ahmadsyah I. Usus halus, apendiks, kolon
dan anorektum. Di dalam: Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyo TOH, Rudiman R.
Buku Ajar Ilmu Bedah; Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. 781-4, 8-94
2. de Jong W3, Sjamsuhidajat R. (ed.). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC. Jakarta. 1997.
615-681
3. Thronton SC. Hemorrhoids. [Internet] 2012 [updated 9/12/2012; diunduh 2012 Disember].
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/775407-overview#aw2aab6b2b2
4. Nelson H. Cima RR. Anus. Dalam [E-book]: Townsend et. al. Sabiston Textbook of Surgery;
18th Ed. USA: Saunders Elsevier; 2007.
5. Colon, rectum, anus. Dalam [E-book]: Brunicardi FC et. al. Schwartz’s Principles of Surgery;
9th Ed. USA: The McGraw Hills Co; 2010.
6. Doherty, Gerard. Current Surgical Diagnosis & Treatment, 12th eds. USA: The McGraw-Hill
Companies, 2006. 615-681.
7. Kanker dubur. Diunduh dari http://www.totalkesehatananda.com/analcancer1.html
Amirah Binti Dahalan/ 112011151 Page 26