referat gastroskisis
DESCRIPTION
refratTRANSCRIPT
REFERAT
PROSTETIK OMFALOKEL – GASTROSKISIS
Disusun Oleh :
Mustika Anggiane Putri
105103003422
Pembimbing :
Dr. Bambang Budiarto, Sp.B
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RSUP FATMAWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2010
LEMBAR PERSETUJUAN
Referat dengan Judul
“Prostetik Omfalokel – Gastroskisis”
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,
sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu bedah
di RSUP Fatmawati
Jakarta, Agustus 2010
(dr. Bambang Budiarto, Sp.B)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan yang begitu besar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
atas nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya referat dengan judul
“Prostetik Omfalokel – Gastroskisis”
Penulisan makalah kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu tugas kepaniteraan Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada dr. Bambang Budhiarto, Sp.B
selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan referat ini. Dan kepada semua pihak yang turut serta membantu
penyusunan referat kasus ini.
Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya
terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
Referat dengan Judul
“Prostetik Omfalokel – Gastroskisis”
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,
sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu bedah
di RSUP Fatmawati
Jakarta, Agustus 2010
(dr. Bambang Budiarto, Sp.B)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan yang begitu besar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
atas nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya referat dengan judul
“Prostetik Omfalokel – Gastroskisis”
Penulisan makalah kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu tugas kepaniteraan Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati..
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada dr. Bambang Budhiarto, Sp.B
selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan referat ini. Dan kepada semua pihak yang turut serta membantu
penyusunan referat kasus ini.
Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya
terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relative sering, muncul kira
– kira 1 dalam 2000 kelahiran hidup. Cacat kongenital dinding abdomen memberi
ancaman yang mematikan bagi neonatus sebagai akibat terpaparnya visera dan
kemungkinan kontaminasi bakteri maka dari itu pemeriksaan dinding depan
abdomen dan penempelan tali pusat sangat dianjurkan di semua pemeriksaan USG
pada trimester kedua dan ketiga. Dua yang tersering dari cacat tersebut meliputi
gastroskisis dan omfalokel.1
Pada janin usia 5 - 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio. Pada usia 10
minggu akan terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari
ekstraperitonium akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat, maka akan
terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung, dan kadang hati.
Dinding yang tipis, terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya
kering sehingga isi kantong tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila
usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga
perut tanpa dibungkus peritorium dan amnion, keadaan ini disebut gastroskisis.2
Insidensi omfolokel telah dilaporkan antara 1 : 3000 dari 10.000 kelahiran
hidup, sedangkan insidensi gastroskisis telah mengalami perubahan yang jelas pada
dua dasawarsa yang lalu, dengan persyaratan frekuensi dari 1 : 150.000 kelahiran
pada tahun 1960-an sampai saat ini. Gastroskisis cenderung timbul pada bayi dari
ibu primigravida muda dengan insidensi prematuritas yang tinggi (60%) 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 EMBRIOLOGI SISTEM PENCERNAAN3
Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral, sebagian
dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke dalam
mudigah membentuk usus primitive. Di bagian kepala dan ekor mudigah, usus
primitive membentuk sebuah tabung berujung buntu, masing-masing usus depan
dan usus belakang. Bagian tengah, yaitu usus tengah, untuk sementara tetap
berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus. 3
Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding
dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung
kuning telur melalui duktus vitelinus atau tangkai kuning telur.3
Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat
dan mesentriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer. Serentak dengan
pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer berputar mengelilingi sebuah poros
yang dibentuk oleh arteri mesentrika superior. Bagian kranial saluran usus ini
berkembang menjadi bagian distal duodenum, jejunum dan bagian ileum. Bagian
kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum apendiks, kolon ascendens, dan dua
pertiga bagian proksimal kolon transversum.3
Herniasi fisiologi
Perkembangan gelung usus primer ditandai oleh pertambahan panjang yang
cepat, terutama dibagian cranial. Sebagai akibat pertumbuhan yang cepat ini dan
membesarnya hati yang terjadi secara bersamaan, rongga abdomen untuk
sementara menjadi terlampau kecil untuk menampung semua usus, dan gelung-
gelung ini masuk ke rongga selom ekstraembrional di dalam tali pusat selama
perkembangan minggu ke-6.3
Rotasi Usus Tengah
Bersamaan dengan pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer berputar
mengelilingi sebuah poros yang dibentuk oleh arteri mesenterika superior. Apabila
dilihat dari depan, perputaran ini berlawanan arah jarum jam dan perputarannya
kurang lebih 2700 bila sudah selesai seluruhnya. Bahkan selama rotasi,
pemanjangan gelung usus halus terus berlangsung dan jejunum serta ileum
membentuk sejumlah gelung yang memutar. Demikian pula usus besar juga sangat
memanjang, tetapi tidak ikut berputar. Rotasi terjadi selama herniasi (kira-kira 900)
maupun pada waktu kembalinya usus ke rongga perut (1800).3
Duplikasi gelung usus dan kista dapat terjadi dimana saja sepanjang saluran
usus. Paling sering kelainan ini terletak di daerah ileum, yang dapat bervariasi mulai
dari sebuah segmen usus yang panjang hingga suatu divertikulum kecil. Gejala
biasanya terjadi pada awal kehidupan, dan 33 % berkaitan dengan cacat-cacat lain,
seperti atresia usus, anus imperforate, gastroskisis, dan omfalokel. Penyebabnya
tidak diketahui, walaupun mungkin disebabkan oleh proliferasi abnormal parenkim.3
Gambar 1 : Masa embryogenesis dan rotasi usus
2.2 OMFALOKEL
Definisi
Omphalocele adalah defek pada dinding anterior abdomen pada dasar dari
umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen. Organ-organ yang berherniasi
dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10 minggu gestasi, amnion dan
Wharton Jelly juga membungkus massa hernia.4
Gambar 2 : omfalokel
Insidensi
Di Amerika Serikat, omphalocele yang kecil terjadi dengan rasio 1 kasus
dalam 5.000 kelahiran. Omphalocele yang besar terjadi dengan rasio 1 kasus dalam
10.000 kelahiran. Di Inggris dan benua Eropa, frekuensinya sama seperti di Amerika
Serikat. Perbandingan laki0laki dengan perempuan adalah 1:1. Perempuan umur 40
tahun atau lebih cenderung melahirkan bayi dengan omphalocele.4
Etiologi
Etiologi pasti dari omphalocele belum diketahui. Beberapa teori telah
dipostulatkan, ini termasuk kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam
10-12 minggu, kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke
bagian tengah dan menetapnya the body stalk selama gestasi 12 minggu.
Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalocele adalah resiko
tinggi kehamilan seperti infeksi dan penyakit pada ibu, penggunaan obat-obatan,
merokok, dan kelainan genetik. Defesiensi asam folat, hipoksia, dan salisil dapat
menyebabkan defek pada dinding abdomen.1,2,4,5
Patogenesis
Defek dinding abdominal akibat kegagalan dari mesoderm menggantikan
body stalk pada regio somatopleura. Displasia embrionik menurunkan apoptosis sel
dan perkembangan mesodermal yang tidak cukup menyebabkan kurangnya
pertumbuhan dari cincin umbilicus dan pelebaran dari diameternya. Selama
perlekatan yolk sac dan body stalk pada sentral umbilicus , amnion tetap melekat
pada pinggir defek dinding abdominal, menyebabkan hubungan rongga tubuh
intraembrionik dan coelom extraembrionik tetap. Pada bayi dengan omphalocele,
terjadi kegagalan fusi sentral pada cincin umbilicus menyebabkan gangguan
pertumbuhan mesodermal yang kemudian mengakibatkan penutupan dinding
abdominal tidak lengkap dan terjadi herniasi midgut yang menetap. Organ visceral
abdomen tertutup oleh kantong translusen yang terdiri dari amnion, Wharton Jelly,
dan peritoneum.1,2,4,5
Anomali yang berkaitan dengan omphalocele termasuk :
1. Anomali kromosom (40%-60%), ini termasuk trisomi 18, 13 dan 21 dan juga
Sindrom Turner, Sindrom Klinefelter dan Sindrom Triploidi.
2. Defek Kardiak (16%-47%), ini termasuk defek atrial dan ventrikular, Tetralogy
of Fallot, stenosis arteri pulmonalis, hipoplasia pulmoner, a double outlet right
ventricle, bicuspid aortic valve syndrome, transposisi dari pembuluh darah
besar, coarctation of the aorta, ectopia cordis dan tidak ada vena cava
inferior.
3. Anomali neural tube, kepala dan leher. Ini termasuk defek neural tube,
holoprosencephaly, encephalocele, cerebellar hypoplasia, cleft lip, facial
clefts, micrognathia dan cystic hygroma.
4. Anomali gastrointestinal (40%), ini termasuk hernia diafragmatik, malrotasi,
duplikasi intestinal, atresia, asites, tidak ada kandung empedu, tidak ada
hepar, fistula trakeo-esofageal dan imperforata anus.
5. Anomali muskuloskeletal (10%-30%), ini termasuk Limb-Body Wall Deficiency
(LBWD), scoliosis, hemivertebra, comptomelic drawfism, clubfeet, syndactily
dan anomali tangan yang lain.
6. Abnormalitas ibu dan perkembangan janin, ini termasuk oligohidramnion,
polihidramnion, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), single umbilical artery,
allantoic cysts, placental choriongioma, immaturitas janin dan prematuritas
janin.
7. Anomali genitourinarius (40%), ini termasuk ekstrofi kandung kemih,
omphalocele, imperforata anus, anomali spinal, obstruksi dari ureteropelvic
junction, malposisi ginjal (cephalic renal displacement) dan ekstrofi kloaka.
8. Beckwith-Wiedemann Syndrome (5%-10%), sindrom ini termasuk
omphalocele, macroglossia dan visceromegali.
Diagnosis6
Gambaran klinik
Dari gambaran klinis yang jelas yaitu adanya defek dinding abdomen dimana
organ visera di ekstraabdomen dengan masih dibungkus selaput amnion. Pada
omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis
tengah pada bayi yang baru lahir
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein(MSAFP). Diagnosis prenatal
defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP.
MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan
peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.
2. Pemeriksaan radiologi
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan
memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography
fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung
diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis.
Diagnosis Banding
1. Herniasi usus fisiologis
2. Hernia umbilicus.
3. Gastroschisis
4. Amniotic band syndrome
5. Ekstrofi dari kandung kemih
6. Thoracoabdominal pentalogy of Cantrell
7. Ekstrofi kloaka
8. Lim-body wall complex
9. Multiple cavernous hemangiomas
10. Pseudo-omphalocele
2.3 GASTROSKISIS
Definisi
Gastroskisis merupakan suatu cacat yang terjadi ketika dinding abdomen
gagal untuk menutup dengan sempurna selama perkembangan janin, yang
memungkinkan usus untuk menonjol melalui dinding abdomen. Gastroskisis
adalah keluarnya usus dari titik terlemah di kanan umbilikus dimana usus akan
berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion.3
Gastroskisis biasanya ditemukan pada ibu dengan Alfa Feto Protein (AFP) yang
meningkat selama trimester kedua, juga dapat terdeteksi pada pemeriksaan
USG rutin.7
Epidemiologi
Sekitar 1 dari 5.000 bayi di Amerika Serikat lahir dengan gastroskisis,
meskipun penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus gastroskisis meningkat
baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Kelainan ini terjadi pada
semua etnis.8
Gastroskisis lebih sering pada laki-laki daripada perempuan. Frekuensi
gastroskisis dikaitkan dengan ibu muda usia, dan jumlah kehamilan rendah.
Kelainan ini terlihat dalam rasio 1:10.000 dan biasanya terdeteksi sebelum
kelahiran. Telah dilaporkan bahwa kejadian gastroskisis telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir.8
Etiologi
Kehamilan berisiko tinggi seperti infeksi, ibu usia muda, merokok,
penyalahgunaan obat, atau apapun yang memberikan kontribusi terhadap berat
badan lahir rendah dapat meningkatkan kejadian gastroskisis, yang lebih sering
pada bayi baru lahir yang kecil untuk usia kehamilan. Adanya keterlambatan
pertumbuhan intrauterin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
masih belum jelas.9
Perubahan paternitas (melahirkan anak dengan ayah yang berbeda) telah
terlibat sebagai faktor risiko dalam sebuah studi, hal ini menunjukkan bahwa
sistem kekebalan ibu mungkin mempengaruhi insiden gastroskisis. 10
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita yang menderita penyakit
menular seksual dan infeksi saluran kemih sebelum atau selama awal
kehamilan, bayi mungkin akan 4 kali lebih cenderung memiliki gastroskisis.11
Patogenenesis
Gastroskisis terjadi akibat dari kelemahan tertentu di dinding abdomen
dengan ruptur sekunder dan herniasi organ abdomen. Secara tepat embriologi
dari gastroschisis tidak jelas. Defek hampir selalu terjadi di sebelah kanan
umbilikus. Hal ini terjadi akibat dari kegagalan pembentukan somatopleura
lateral kanan secara sempurna. Teori ini menjelaskan 95% kejadian cacat yang
terjadi di sebelah kanan umbilikus. Gastroskisis adalah biasanya yang terisolasi
cacat mekanik dan biasanya tidak berkaitan dengan peningkatan insiden
anomali lainnya.12
Gambaran Klinis
Defek biasanya hampir sama bentuk, ukuran, dan tempatnya, 5 cm
vertical, dan pada 95 % kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilikus.13,14,15
Adanya inflamasi yang luas pada usus akibat pembengkakan dan
penebakan sangat mengganggu masuknya usus dan penutupan dinding
abdomen. Inflamasi juga mengubah bentuk usus sehingga kesulitan dalam
menentukan adanya atresia intestinal.13
Bila usus bisa masuk ke cavum abdomen, inflamasi akan menurun, usus
melunak, dan bentuk kembali normal. Kelainan fungsi usus membutuhkan waktu
6 minggu sampai beberapa bulan untuk kembali normal.13
Klinis Perbandingan antara Omphalocele dengan Gastroskisis
Faktor Omphalocele Gastroskisis
Lokasi Umbilikus Samping umbilicus
Defek ukuran Besar (2-10 cm) Kecil (2-4 cm)
Tali pusat Menempel pada kantong Normal
Kantong Ada Tidak
Isi Hepar, usus Usus, gonad
Usus Normal Kusut, meradang
Malrotasi Ada Ada
Abdomen kecil Ada Ada
Fungsi intestinal Normal Fungsi menurun pada awal
Anomali lain Sering (30-70%) Jarang
Sumber: American Pediatric Surgical Association, 2004
Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen hanya lambung,
usus halus, dan usus besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi
pada 5 % penderita. Biasanya ovarium dan tuba falopii pada perempuan dan
undescensus testis pada laki-laki berada diluar. Ruangan cavum abdomen
biasanya kecil.13
Bayi dengan gastroskisis biasanya mengalami malrotasi dan kira-kira
23% mengalami atresia usus atau stenosis. Pada saat dilahirkan bayi dengan
gastroskisis akan mengalami masalah yang sangat serius karena usus yang
terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan
masalah utama yang harus dihindari.13
Pasien gastroskisis lebih cenderung akan lahir prematur atau kecil untuk
usia kehamilan (SGA, small gestational age) dibandingkan bayi dengan
omphalocele.12
Diagnosis
Pada minggu ke-16 kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan protein,
yaitu alphafetoprotein (AFP). Bila didapatkan hasil yang tidak normal atau
meningkat maka biasanya akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Hasil USG akan menunjukkan adanya kelainan di bagian abdomen janin. Akan
terlihat adanya usus di luar abdomen janin, melayang di cairan amnion. AFP
bermanfaat pada trimester kedua kehamilan. Ini berguna untuk kelainan
omphalocele maupun gastroskisis yang secara statistic kadar AFP gastroskisis
lebih besar daripada omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti estriol dan
Human Chorionic Gonadotropin (HCG), tidak terbukti berguna secara klinik.12
Gambar 3 : Gastroskisis
Pada masa awal kehamilan tidak akan merasakan kelainan atau
kejanggalan dalam kehamilan saat mengandung bayi dengan gastroskisis.
Pemeriksaan tambahan biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak
berhubungan dangan kelainan janin lainnya. Terkadang janin mengalami
obstruksi usus sebagai konsekuensi dari gastroskisis. Kerusakan usus dapat
diakibatkan oleh pemaparan cairan amnion atau karena kerusakan pembuluh
darah pada usus yang terbuka. Interval dari pemeriksaan USG serial tergantung
dari keadaan kehamilan dan janin. Pemeriksaan USG serial menunjukkan
dilatasi progresif dan penebalan usus menandakan menurunnya fungsi usus dan
digunakan sebagai indikasi untuk induksi persalinan.12
2.4 PENATALAKSANAAN dan PROSTETIK PADA OMFALOKEL-
GASTROSKISIS
Penatalaksanaan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir,
kelanjutan penatalaksanaan awal apakah berupa operasi atau non-operasi
( konservatif ) dan penatalasanaan postoperasi. Secara umum
penatalaksanaan bayi dengan omfalokel dan stroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau seera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki
fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak. Bayi – bayi dengan
omfalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh sehingga
lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibandingkan dengan bayi
dengan gastroskisis.4
Masalah setelah kelahiran
Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan
dengan dunia luar menyebabkan :
a) Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga
terjadi dehidrasi dan hipotermi.
b) Kotaminasi usus dengan kuman juga cepat berlangsung sehingga terjadi
sepsis.
c) Aerofagi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi
pemasukan usus ke rongga abdomen pada waktu pembedahan. 16
1. Pertolongan pertama untuk mencegah penyakit-penyakit yang timbul
dengan :
a) Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah
kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.
b) Posisikan bayi senyaman mungkin dan lembut untuk menghindari bayi
menangis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk
memperlancar drainase.
c) Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin
membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal. Beberapa
macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan masuknya udara ke dalam traktus gastrointestinal.
d) Pasang pipa nasogastrikk atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara
dan cairan dari system usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah
aspirasi, megurangi distensi dan tekanan (dekompresi) daam system usus
sekaligus mengurangi tekanan intraabdomen, demikian pula perlu dipasang
rectal tube untuk irigasi dan untuk dekompresi system usus.
e) Pasang kateter uretra untuk mengurangi distesi kandung kencing dan
mengurangi tekanan intraabdomen.
f) Pasang jalur intravena (sebaiknya pada ekstremitas atas) untuk pemberian
cairan dan nutrisi pareteral sehingga dapat menjaga tekanan intravascular
dan menjaga kehilangan protein yangmungkin terjadi karena gangguan
system usus, dan untuk pemberian antibiotika broad spectrum.
g) Lakukan monitoring dan stabilisasi suhu, status asam basa, cairan dan
elekroloit.
h) Pada omfalokel defek ditutup dengan suatu steril saline atau povidone
iodine soake gauze, lalu ditutup lagi dengan suatu oklusif plastic dressing
wrap atau plastic bowel bag. Tndakan harus dilakukan ekstra hati-hati
dimana cara tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi defek dari trauma
mekanik, mencegah kehilangan panas dan mencegah infeksi serta mencegah
angulasi system usus yang dapat megganggu suplai aliran darah.
i) Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu
dilakukan guna persiapan operasi bila diperlukan.
j) Evaluasi adanya kelainan congenital lain yang ditunjang oleh peeriksaan
rontgen thoraks dan EKG.
2. Konservatif
Dilakukan bila penutupan secara primer tidak memungkinkan, missal
pada omfalokel dengan diameter > 5 cm.
Penatalaksanaan omfalokel secara konservatif dilakukan pada kasus
omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume oran –
organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga
abdomen seperti giant omphalocele atau terdapat status klinis bayi yang
buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti
pada bayi – bayi premature yang memiliki hyaline membrane disease atau
bayi yang memiliki kelainan kongeial berat yang lain seperti gagal jantung.
Pada iant omphalocele bisa terjadi herniasi dari seluruh organ – organ
itraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk, sehingga sulit
dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat mebahayakan
bayi.
Beberapa obat yang bisa digunakan untuk merangsang epitelisasi
adalah 0,255 merbromin, 0,25% silver nitrat, silver sulvadiazine dan povidone
iodine. Obat –obat tersebut merupakan agen antiseptic yang akan
merangsang skar bakteriostatik yang kemudian merabgsang epitelisasi. Obat
tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong
dengan elastic dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan
mengurangi isi kantong.
Tindakan non-operatif lain dapat berupa peeanan secara eksternal
pada kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah ace wraps,
Velcro binder, poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit. Glasser (2003)
menyatakan bahwa tindakan nonoperatif pada omfalokel membutuhkan waktu
yang lma, membutuhkan nutrisi yang banyak dan angka metabolic yang tingi
serta omfalokel dapat rupture sehingga dapat menimbulkan infeksi organ –
organ intraabdomen. Ashcraft (2000) menyebutkan bahwa dari suatu studi,
bayi-bayi yang menjalani penatalksanaan non-operatif ternyata memiliki lama
rawat inap yang lebih pendek dan waktu full enteral feeding yang lebih cepat
disbanding dengan penatalaksanaan dengan silastic.
Indikasi terap non bedah :
Bayi dengan omfalokel raksasa dan kelaianan penyerta yang
engancam jiwa dimana penanganannya harus didahulukan daripada
omfalokelnya.
3. Tindakan Bedah
Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure
(penutupan secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara
bertahap). Standar operasi pada primary ataupun staged closure yang banyak
dilakukan pada sebagian besar rumah sakit adalah dengan membuka dan
mengeksisi kantong. Organ-organ intra abdomen kemudian dieksplorasi, dan
jika ditemukan malrotasi dikoreksi.
1. Primary Closure
Primary closure merupakan treatment of choice pada gastroskisis serta
omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi dilakukan dengan
general anestesi dengan obat-obatan blok neuromuskuler. Mula-mula
hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasa-vasa
umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian dibuang
dan organ-organ intra abdomen kemudian diperiksa. Sering defek diperlebar
agar dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara
memperpanjang irisan 2 - 3 cm ke superior dan inferior.
Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen
memutar diseluruh kuadran abdomen. Manuver tersebut dilakukan secara
hati-hati agar tidak mencederai liver atau ligamen. Kulit kemudiaan dideseksi
atau dibebaskan terhadap fascia secara tajam. Fascia kemudian ditutup
dengan jahitan interuptus, untuk kulit dapat digunakan jahitan subkutikuler
terutama untuk membentuk umbilikus (umbilikoplasti) dengan menggunakan
benang yang dapat diabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi
kantong dan pada kasus giant omphalocele biasanya dilakukan tindakan
konservatif terlebih dahulu, namun demikian beberapa ahli melakukan
operasi langsung pada kasus tersebut dengan teknik modifikasi.
2. Staged closure
Pada kasus gastroskisis atau kasus yang terdapat perbedaan yang
besar antara volume organ-organ intra abdomen yang mengalami herniasi
atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele,
dapat dilakukan tindakan konservatif. Cara tersebut ternyata membutuhkan
waktu yang lama, nutrisi yang banyak dan beresiko terhadap pecahnya
kantong atau selaput sehingga dapat menyebabkan infeksi. Juga pada
keadaan tertentu selama operasi, ternyata tidak semua pasien dapat
dilakukan primary closure.
Vaster M. et al (1989) dari suatu studinya melaporkan bahwa kenaikan
IGP (intra gastric pressure) > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg selama usaha
operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan intraabdomen yang
dapat berakibat gangguan kardio respirasi dan dapat membahayakan bayi
sehingga usaha operasi diubah dengan metode staged closure. Beberapa
ahli kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan kasus-kasus tersebut,
sehingga ditemukan suatu metode staged closure. Staged closure telah
diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun 1948 dengan
teknik skin flap yang kemudian terjadi hernia ventralis dan akhirnya cara
tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn pada tahun 1969 dengan
suatu teknik silo.
1. Teknik skin flap
Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui cara undermining
/mendeseksi/membebaskan secara tajam kulit dan jaringan subkutan
terhadap fascia anterior muskulus rektus abdominis dan aponeurosis
muskulus obliqus eksternus disebelah lateralnya sampai batas linea aksilaris
anterior atau media. Skin flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada garis
tengah untuk menutupi defek yang kemudian cara tersebut menimbulkan
hernia ventralis. Hernia ventralis timbul karena kulit terus berkembang
sedangkan otot-otot dinding abdomen tidak mengalami perkembangan.
Biasanya 6-12 minggu kemudian dapat dilakukan perbaikan terhadap hernia
ventralis. Cara tersebut juga dapat menimbulkan jaringan parut yang
panjang pada garis tengah sehingga bentuk umbilikus relatif tidak normal.
Beberapa ahli kemudian melakukan suatu percobaan agar didapatkan
bentuk umbilikus menyerupai normal yaitu dengan cara umbilical
preservation.
Prosedur dilakukan dengan cara tidak memotong kantong pada tempat
melekatnya urakus dan vasa umbilikus serta tidak memisahkan kutis dan
subkutis dari fascia pada daerah tersebut. Kemudian pada daerah tersebut
dibuat neoumbilikus.
2. Teknik silo
Teknik silo dapat dilakukan bila terdapat omfalokel yang sangat besar
sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap.
Silo merupakan suatu suspensi prostetik yang dapat menjaga organ-
organ intraabdomen tetap hangat dan menjaga dari trauma mekanik
terutama saat organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Sebuah material prostetik silo (Silastic reinforced with Dacron) dijahitkan
dengan fascia, sehingga terbentuk kantong prostetik ekstraabdomen yang
akan melindungi organ-organ intraabdomen. Organ-organ intraabdomen
dalam silo kemudian secara bertahap dikurangi dan kantong diperkecil.
Usaha reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi umum, tetapi bayi harus tetap
dimonitor di ruangan neonatal intensive care. Reduksi dapat dicapai
seluruhnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa
kasus, reduksi komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari.
Ashcratt (2000) menyebutkan adanya kegagalan reduksi lebih dari 2
minggu dapat berakibat infeksi dan terlepasnya silo dari jaringan. Kimura K
dan Soper R.T (1992) melaporkan dari kasusnya, bahwa penggunaan
dacron felt pledgets dapat mengurangi resiko terlepasnya atau kerusakan
sambungan karena terlalu tegang dan lama. Setelah seluruh isi kantong
masuk ke rongga abdomen kemudian dilakukan operasi untuk mengambil
silo dan menutup kulit.
Yaster Ni, et al (1969) melaporkan dari hasil studinya bahwa
Intraoperatif Measurement dengan cara memonitor perubahan nilai CVP dan
IGP (intra gastric pressure) dapat digunakan untuk menentukan teknik yang
sebaiknya dilakukan dan memperkirakan hasil dari teknik operasi yang
dilakukan, menyimpulkan bahwa kenaikan IGP > 20 mmHg dan CVP > 4
mmHg selama primary closure dapat menyebabkan kenaikan tekanan
intraabdomen yang dapat berakibat gangguan kardio respirasi bayi sehingga
operasi diubah dengan metode staged closure dan didapatkan hasil yang
memuaskan dari metode operasi tersebut.
Perawatan praoperasi meliputi pemberian glukosa 10% intravena, NGT
dan irigasi rektal untuk dekompresi usus serta antibiotik.
Komplikasi13
Distress pernapasan (kesalahan peletakan isi abdomen akan
menyebabkan gangguan pengembangan paru)
Nekrosis usus
Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun
dengan bekas luka yang tipis
Peritonitis dan paralisis usus
Short bowel syndrome dan gangguan pencernaan dan penyerapan bila
kerusakan usus terlalu banyak.
2.5 PROGNOSIS13
Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang timbul, seperti
prematuritas, atresia intestinal, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena
peradangan.
Prognosis meningkat bila dilakukan pemeriksaan USG rutin prenatal
sehingga dapat menentukan cara terbaik untuk melahirkan bayi dengan
gastroskisis. Pada tahun-tahun sebelumnya penutupan primer pada gastroskisis
tidak dilakukan, biasanya memerlukan silo untuk menutup defek. Tetapi saat ini
penutupan primer sudah dapat dilakukan karena kemajuan pengetahuan.
Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis gastroskisis tiga
kali lebih baik dibandingkan dengan omphalocele karena pada omphalocele
sering disertai dengan kelainan kongenital yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
• Terdapat suatu kelainan dinding perut kongenital yaitu omfalokel dan
gastroskisis.
• Keduanya memberi ancaman yang mematikan akibat terpaparnya visera.
• Perlu USG pada masa gestasi sebagai skrining.
• Penanganan yang cepat dan tepat dapat membuat resiko kematian
berkurang.
• Terdapat teknik primary closure dan staged closure.
• Staged closure saat ini digunakan teknik prostetik silo yang dapat dilakukan
untuk gastroskisis dan omfalokel yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston.Textbook of Surgery The Biological Basis of Modern surgical Plastic.
Edisi 18. Saunders elsevier:2007. Hal 265-7
2. Jong WD, Sjamsuhidayat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC;
2004. BAB 30. Dinding perut, Hernia, Retroperitoneum, dan Omentum. Hal
520-1.
3. T.W Sadler. Embriologi Kedokteran Langman. EGC : Jakarta. Ed 7. 1997. p.
243
4. http://www.bedahugm.net/omphalocele/
5. Schwartz,Marshall. Gastroschisis in: Pediatric surgery. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg. 2006: p174-84
6. Grant, Geissler. Abdominal Wall Defect. Landes Bioscience.2000: p.361-65
7. http://www.chop.edu/service/fetal-diagnosis-and-treatment/fetal-diagnoses/
gastroschisis.html
8. Yang, Ping, Terri H. Beaty, Muin J. Khoury, Elsbeth Chee, Walter Stewart, &
Leon Gordis. "Genetic-epidemiologic study of omphalocele and gastroschisis:
Evidence for heterogeneity." American Journal of Medical Genetics 44(2005):
668 - 675.
9. Torfs C, Velie EM, Oeschli FW, Bateson TF, Curry CJR. A population-based
study of gastroschisis: Demographic, pregnancy & lifestyle risk factors.
Teratology 1994, 50(1):44-53.
10.Chambers CD, Chen BH, Kalla K, Jernigan L, Jones KL (2007). "Novel risk
factor in gastroschisis: change of paternity". Am J Med Genet A. 143 (7): 653–
659. doi : 10.1002/ajmg.a.31577 . PMID 17163540
11. "Penyakit Menular Seksual, Infeksi Saluran Kemih Mungkin Buruk Kombinasi
Untuk Lahir Cacat"
http://www.sciencedaily.com/releases/2008/06/080620195439.htm
12.Grant, Geissler. Abdominal Wall Defect. Landes Bioscience.2000: p.361-65
13.http://www.bedahugm.net/gastroschisis/
14.Kartono Darmawan, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Cetakan I, Penerbit
Binarupa Aksara, 1995 : 129 - 130.
15.Maingot Rodney, Maingot’s Abdominal Operation, Volume I, Ninth Edition,
Appictan & Lange Norwalk Connecticut, USA, 1989 : 306 - 310.
16.Hamilton B, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 1992 : 570 - 574.