referat hfmd

19
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah suatu penyakit infeksi sistemik akut, disebabkan oleh enterovirus, ditandai adanya lesi berbentuk ulkus pada mulut dan eksantema berbentuk vesikel pada ekstremitas bagian distal disertai dengan gejala konstitusi yang ringan dan biasanya bersifat swasirna. Dalam masyarakat, infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut (KTM). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae, dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan, dan kaki terutama di bagian telapak, terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki, tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika ditekan. Epidemiologi Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah menular terutama pada anak-anak. Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering menyerang anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering menimbulkan wabah. Hand, foot, and mouth 1

Upload: ronald-james

Post on 13-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Referat HFMD

TRANSCRIPT

Page 1: Referat HFMD

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah suatu penyakit infeksi sistemik akut,

disebabkan oleh enterovirus, ditandai adanya lesi berbentuk ulkus pada mulut dan eksantema

berbentuk vesikel pada ekstremitas bagian distal disertai dengan gejala konstitusi yang ringan

dan biasanya bersifat swasirna. Dalam masyarakat, infeksi virus tersebut sering disebut

sebagai "Flu Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth

Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut (KTM). KTM adalah penyakit yang

disebabkan oleh sekelompok enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili

Picornaviridae, dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan, dan kaki terutama di

bagian telapak, terkadang di bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser

yang dirasakan sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki,

tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit nyeri jika

ditekan.

Epidemiologi

Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah menular

terutama pada anak-anak. Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering menyerang

anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa.

Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering

menimbulkan wabah. Hand, foot, and mouth disease lebih sering terjadi di musim panas dan

gugur sedangkan pada daerah tropis terjadi sepanjang tahun. Berdasarkan data dari CDC pada

tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar yang terjadi akibat hand, foot, and mouth disease

yaitu terjadi di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Sejak tahun 1997, wabah besar hand,

foot, and mouth disease dengan komplikasi neurologi yang berat dan tingkat keparahan kasus

dilaporkan terjadi di Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, dan berbagai negara Asia Pasifik

lainnya. Di Indonesia pernah dilaporkan kejadian luar biasa hand, foot, and mouth disease

yaitu di Batam 7 kasus (2000), RSCM 1 kasus (2000), RS Pondok Indah 5 kasus (2000), RS

Siloam 3 kasus (2000), Bojonegoro 14 kasus (2001) dan Surakarta 57 kasus (2001). Hand,

foot, and mouth disease masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Singapura dengan

angka kejadian per 100.000 populasi meningkat dari 125,5 pada tahun 2001 menjadi 435,9

pada tahun 2007. Pada tahun 2011 dilaporkan terjadi wabah hand, foot, and mouth disease di

1

Page 2: Referat HFMD

Basque, Spanyol yaitu sebanyak 4.540 anak usia kurang dari 14 tahun terkena infeksi hand,

foot, and mouth disease.

Infeksi hand, foot, and mouth disease dimulai dengan adanya demam dan sakit

tenggorokan lalu timbul lesi di mukosa oral dan lesi kutaneus berupa makula dan vesikel.

Penyakit ini merupakan salah satu infeksi virus yang beberapa kasus dapat sembuh sendiri

dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari.

Etiologi

Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk

dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang lain adalah Rhinovirus,

Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus,

Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah

Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih

berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71.

Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B, yang didasarkan

pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A menyebabkan cedera otot,

kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B mengakibatkan kerusakan organ, tetapi hasil

kurang parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus

memiliki protein yang berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang

dan menyebabkan sel inang menjadi lisis.

Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut, tenggorokan, tangan,

kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit mulut (HFMD) adalah nama umum

dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16) menyebabkan sebagian besar infeksi. HFMD di

AS Ini biasanya terjadi pada anak-anak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang dewasa juga

dapat mengembangkan kondisi. Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan "penyakit

2

Page 3: Referat HFMD

kaki dan mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya, pada sapi, babi,

dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis (peradangan pada kelopak mata dan area

putih mata).

Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan nyeri perut

dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari dan resolve). Pleurodynia

juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari Coxsackie B (1-6, dengan B 4

dianggap oleh beberapa peneliti sebagai kemungkinan penyebab diabetes di sejumlah

individu).

Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis, miokarditis, dan perikarditis,

tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti menyarankan virus

Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam pengembangan tipe onset akut I

(sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun hubungan ini masih dalam

penyelidikan.

Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak dari tangan,

kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus Coxsackie

sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar 10-12 hari.

Patofisiologi

Infeksi Coxsackievirus merupakan infeksi yang sangat menular. Masa

inkubasi enterovirus dan coxsackievirus rata-rata 3-6 hari. Transmisi

terjadi melalui kontak langsung melalui droplet, sekresi oral atau feses

dalam rute fekal-oral atau oral-oral. Implantasi enterovirus terjadi pada

faring dan saluran cerna bagian bawah. Enterovirus menginvasi dan

membelah diri (replikasi) pada saluran cerna. Dalam 24 jam infeksi

menyebar ke nodus limfa regional. Pada sekitar hari ke 3 terjadi viremia

minor yang melibatkan banyak tempat-tempat sekunder. Multiplikasi virus

di tempat ini terjadi bersama dengan mulainya gejala klinis. Penyakit

dapat bervariasi dari ringan ke infeksi yang mematikan. Viremia mayor

terjadi selama periode multiplikasi pada tempat-tempat sekunder,

biasanya berakhir pada hari ke 3-7 infeksi. Selama 7 hari, kadar

neutralizing antibody akan meningkat dan virus akan dieliminasi dari

tubuh.

3

Page 4: Referat HFMD

Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit

umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangat padat dan menyerang anak-

anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus.

Penularannya melalui kontak langsung dari manusia ke manusia yaitu melalui droplet, air

liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang,

handuk, pakaian, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekret tersebut.

Tidak ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.

Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi

oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah penyakit umum

dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak, misalnya di sekolah atau di tempat

penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama

manusia. Virus ini tersebar melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga

disebarkan melalui lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan di

dalam lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3-5

hari lepuh baru akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular dan virus ini

juga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.

Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik, virus

menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu kepada janin

yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak langsung dengan sekresi hidung dan

mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari udara. Implantasi dari virus di dalam bukal dan

4

Page 5: Referat HFMD

mukosa ileum segera diikuti dengan penyebaran menuju nodus-nodus limfatik selama 24 jam.

Setelah itu segera timbul reaksi berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan

kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari

kemudian kadar antibodi penetral akan mencapai puncak dan virus tereliminasi.

Manifestasi Klinis

Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh Coxsackievirus.

Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini, meskipun pada orang dewasa

dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak menunjukkan gejala

atau hanya ringan.

Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri tenggorokan

atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di mulut dan lidah. Kadang

disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.

Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di mulut

berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan sangat perih

terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah ulkus di mulut mencapai

5-10 yang tersebar di daerah bukal, palatal, gusi, dan lidah. Ulkus di lidah paling lama

sembuh.

Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai ke lambung.

Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, seluruh gejala dapat membaik

selama 5 –7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel (lepuh

kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan

kaki. Kadang-kadang rash atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong.

Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus dirujuk ke

rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu lebih dari 39OC) atau

demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia, muntah atau diare dengan dehidrasi,

badan sangat lemas, kesadaran menurun dan kejang.

5

Page 6: Referat HFMD

Lepuhan pada bibir dan lidah

Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang terutama

tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan. Lepuhan/vesikel yang dikenal

dalam istilah kedokteran sebagai erythema multiforma ini secara khas berbentuk bulat atau

elips yang akan mengering sendiri selama 3-7 hari.

Lepuhan pada telapak tangan

Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk makan dan minum

yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual, muntah, dan diare akibat ulkus di

saluran pencernaan, serta demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi. Di samping itu

kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat memperparah penyakit dan

menyebabkan berbagai komplikasi.

Contoh kasus :

Seorang anak laki-laki berumur 4 tahun dengan riwayat demam ringan sejak 5 hari,

malaise dan riwayat timbul ruam vesikular sejak 3 hari. Terdapat ruam pada telapak tangan

(gambar A), telapak kaki (gambar B), lidah (gambar C), dan bokong. Gambaran klinis ini

sangat karakteristik pada tangan, kaki, dan mulut. Lesi khas pada kulit berupa vesikel elips

dikelilingi oleh halo eritematosa.

6

Page 7: Referat HFMD

gambar A.

gambar B.

gambar C.

Diagnosa

Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara klinis, ruam yang

tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak dengan demam dianggap diagnostik

infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada kombinasi dari sejarah klinis

dan temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan kecuali pada

komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat dilakukan untuk

mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke laboratorium

diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering memakan waktu sekitar dua

minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini hampir tidak pernah dilakukan karena

sebagian besar infeksi diri terbatas dan biasanya ringan, tapi situasi ini bisa berubah karena

wabah di Alabama (38 anak, 12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada kematian pada

7

Page 8: Referat HFMD

tahun 2011-2012) dan Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak dirawat di

rumah sakit telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat membedakan antara

genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie membedakan dari

adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi diperlukan di

masa depan.

Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan immunoassay dari lesi

kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral memiliki tingkat isolasi tertinggi. Pada

pasien dengan vesikel, penyeka vesikel juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi

virus. Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2

swab koleksi yang direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau

rektum.

Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh. Membedakan

coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki makna prognostik.

Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray antara berbagai cara untuk

mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara rumah sakit.

Secara umum, tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk HFMD. Jumlah

leukosit berjumlah 4000-16000/μL, terkadang dapat terjadi limfositosis.10 Jika dicurigai

terjadi suatu epidemi atau wabah, dapat dilakukan biakan dari feses atau dahak.5 Isolasi virus

dilakukan dengan menggunakan apusan dari cairan vesikel atau dari spesimen feses dan

kemudian dilakukan biakan. Neutralizing antibodies menghilang secara cepat tapi dapat

terdeteksi hanya pada fase akut. Kadar yang tinggi dari antibodi komplemen dapat muncul

pada fase konvalesen. Beberapa penelitian menunjukkan kegunaan pemeriksaan molekuler

menggunakan Polymerase Chain Reaction untuk mendiagnosis secara tepat dan spesifik

untuk membedakan penyebab HFMD apakah coxsackievirus A16 atau enterovirus 71.

Pemeriksaan laboratorium yang lain yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan

histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan virus. Hal ini sangat membantu evaluasi secara

retrospektif dari seroprevalens penyakit ini di dalam suatu komunitas.

Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan adanya degenerasi retikular epidermis yang

menyebabkan terjadinya vesikel intraepidermal yang berisi netrofil, sel mononuklear, dan

eosinofilik. Pemeriksaan serologi dilakukan untuk mendeteksi adanya neutralizing

antibodies. Pada fase akut, neutralizing antibodies dapat terdeteksi tapi menghilang secara

cepat. Pada fase konvalesens, terdapat peningkatan titer komplemen-antibodi. Pada

pemeriksaan Tzank tidak ditemukan multinucleated giant cell dan inclusion bodies. Biakan

virus dilakukan dengan mengisolasi virus di vesikel, dahak, ataupun feses. Feses, dahak,

8

Page 9: Referat HFMD

cairan vesikel dapat digunakan sebagai bahan biakan. Feses dianggap sebagai sampel yang

paling tepat karena kemampuannya untuk menjaga virus untuk tetap hidup dalam waktu yang

lebih lama. Biakan organisme ini memungkinkan identifikasi spesifikasi virus melalui

observasi efek cytopathic dalam sel atau pembentuk plak pada sel monolayer (plaque assay).

Diagnosa Banding

Diagnosis banding untuk HFMD yang paling mendekati yaitu Herpangina. Penyakit lain

yang dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding diantaranya yaitu varisela, stomatitis

aphthous, erupsi obat, dan eritema multiform.

Diagnosis Banding Hand, Foot, and Mouth Disease

Paling mendekati : Herpangina

Dipertimbangkan : Varisela Stomatitis Aphthous Erupsi obat Eritema multiform

Ragu-ragu : Herpes gingivostomatitis

Tatalaksana

HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease yang dapat

sembuh dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan yang dilakukan bersifat simptomatik. Tetapi

pada kasus yang berat dengan penyebab HFMD yaitu enterovirus 71 dapat diberikan terapi.

a. Tatalaksana umum

Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran virus

yaitu edukasi bahwa virus yang menyebabkan HFMD tetap ada di feses pasien selama satu

bulan. Edukasi pentingnya teknik mencuci tangan yang baik dan benar untuk mengurangi

potensi penyebaran penyakit. Edukasi untuk tidak memecahkan lepuhan atau bintil untuk

mengurangi penyebaran virus. Anjurkan pasien untuk lebih sering minum untuk mencegah

dehidrasi. Ganti diet menjadi makanan lunak seperti sop jika terjadi lesi di mulut. Anjurkan

pasien untuk banyak istirahat di rumah sampai keadaan umum pasien membaik dan seluruh

lesi pecah dan kering untuk mempercepat proses penyembuhan HFMD yang bersifat self

limiting disease.

9

Page 10: Referat HFMD

b. Tatalaksana khusus

Tatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik. Tatalaksana topikal diantaranya yaitu

dengan pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum makan berupa larutan dyclonine

hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada lesi di mulut

saat penderita makan. Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi simptomatik yaitu

pemberian antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi arthralgia. Pada

penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi cairan secara intravena untuk

mencegah terjadinya dehidrasi dan syok. Terapi awal dengan penggunaan milrinone yaitu

cyclic phosphodiesterase-inhibitor juga berpotensi untuk mengurangi angka kematian dari

penyakit yang memiliki komplikasi berat yang disebabkan enterovirus 71. Pemberian IgG

secara intravena di China pada tahun 2000 juga menghasilkan angka keberhasilan

penyembuhan infeksi enterovirus 71 pada kasus yang parah.

Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya tidak

diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan

pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang

tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati terjadinya

gejala superinfeksi akibat bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis

rendah sebagai pencegahan.

Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut dan

untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan golongan analgetika dan

antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk diperhatikan dalam pengobatan

penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan obat dapat menimbulkan sindroma Stenven-

Johnson yang menunjukkan gejala mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah

ulser. Golongan obat tersebut adalah: barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin,

ibuprofen, penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,

sulfonilurea, sulindac, dan tiazida.

Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur atau bakteri.

Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga digunakan untuk mengatasi

ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa digunakan

untuk mengatasi simptomatik Penyakit Kaki Tangan dan Mulut.

10

Page 11: Referat HFMD

1. Antipiretika

Digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen. Perlu diperhatikan

bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) dapat

menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala mirip

dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser sehingga disarankan untuk

digunakan dengan golongan antasida, atau jika ada dipilih golongan

antipiretika/analgetika yang lain.

2. Antiseptika

Berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun sirih, dan tablet

hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.

3. Antibiotika

Lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi infeksi karena

mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin

(lokal), klindamisin, eritromisin,dsb.

4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut, seperti

dyclonine, lidokain cair.

5. Antihistamin

Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi bronkus, sekresi

mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi sususan saraf pusat, dan

aritmia jantung. Contohnya seperti difenhidramin.

6. Golongan Antasida dan Antiulser

Digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di mulut dan saluran cerna. Biasanya

digunakan untuk kumur, namun jika didiagnosis ada luka di saluran gastrointestinal

maka antasida ditelan. Contohnya seperti sukralfat, aluminium hidroksida,

magnesium hidroksida, simetikon.

Pencegahan

Pencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus HFMD terutama dengan penyebab

enterovirus 71 sedang dikembangkan. Seseorang dapat mengurangi risiko penularan HFMD

yaitu dengan :

1. Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air terutama setelah

mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet

11

Page 12: Referat HFMD

2. Bersihkan dengan menggunakan disinfektan benda-benda yang kotor seperti mainan

anak-anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan sabun, lalu disinfeksi dengan

menggunakan larutan klorin.

3. Mencegah kontak seperti mencium, memeluk, atau menggunakan bersama peralatan

makanan dengan penderita HFMD.

Prognosis

HFMD merupakan penyakit yang bersifat self-limited disease yang sembuh dalam kisaran

7-10 hari dan prognosisnya baik, tapi pada beberapa pasien tertentu seperti pengguna

imunosupresan atau neonatus, infeksi dapat berkembang menjadi komplikasi yang

mengancam jiwa. Tetapi beberapa kasus dilaporkan mengalami demam yang lama, keluhan

sistemik, diare, dan nyeri sendi.

Edukasi

Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.

Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk pemulihan dan

pencegahan penularan lebih luas.

Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.

Jangan memecah vesikel.

Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan anggota

keluarga yang lain.

Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi, sayur-

sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.

Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit sebisa

mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu manis).

12

Page 13: Referat HFMD

DAFTAR PUSTAKA

Han JF et al. Antibody Dependent Enhancement Infection of Enterovirus 71 in vitro and in

vivo. Virology Journal 2011; 8: 106

Ahmed AM et al. Viral Disease. In: Wolff K, et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine. 8th Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2012. p. 2360-62

Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease : Outbreak.

Available from: http://www.cdc.gov [Last accessed on 2015 August 01]

Nadhirin H. Informasi Penyakit Mulut, Kaki dan Tangan (PMKT) : Pengamatan

Epidemiologi Penyakit. Ditjen PPM PL: Jakarta; 2001.

http://www.annsilva.wordpress.com/2009/12/12/hand-foot-and-mouth disease

[Diakses 01 Agustus 2015]

Montez M et al. Hand, Foot, and Mouth Disease Outbreak and Coxsackievirus A6, Northern

Spain 2011. Emerg Infect Dis. 2013 April; 19 (4): 676–678

Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease : Prevention and

Treatment. Available from: http://www.cdc.gov [Last accessed 2015 August 01]

13