referat bedah eksisi kulkel

27
BEDAH EKSISI DISUSUN OLEH: GLORIA KEMALA ATE 112013224 KHARISMA ALBERT PURWOKO 112013208 JOSE TYMOTHY 112012262 DWITA PERMATASARI 112013192 KEPANITERAAN KLINIK UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 1

Upload: dwita-permatasari-jacob

Post on 07-Feb-2016

112 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kul

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Bedah Eksisi Kulkel

BEDAH EKSISI

DISUSUN OLEH:

GLORIA KEMALA ATE 112013224

KHARISMA ALBERT PURWOKO 112013208

JOSE TYMOTHY 112012262

DWITA PERMATASARI 112013192

KEPANITERAAN KLINIK UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA

DEPARTEMEN KULIT DAN KELAMIN

DESEMBER 2014

1

Page 2: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Pendahuluan

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor)

dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain pemeriksan

penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun hanas dan memperbaiki penampilan secaa

kosmetis.1

Sebelum melakukan eksisi, anatomi daerah yang akan eksisi harus dikuasai lebih

dahulu. Pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah, tetapi pada

daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf superfivial

dan tendon. Eksisi banyak dilakukan pada muka dan leher, sehingga pengetahuan anatomi

daerah ini sangat penting.2

Irisan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat jaringan

parut kurang terlihat. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot dibawahnya. Juga bila

irisan searah dengan lipatan anatomis kulit seperti lipat nasolabial akan kurang tampak.

Tujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan yang tidak sesuai dengan

garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ sekitarnya dapat dilakukan peutupan

dengan macam-macam flap atau plasti. Penutupan yang lebih mudah adalah dengan

menggunakan tandur kulit.

Keuntungan eksisi3

1. Seluruh spesimen dapat diperiksa untuk diagnosis histologis dan sekaligus

melaksanakan eksisi total.

2. Pasien-pasien tidak memerlukn follow up yng berkepanjangan etelah eksisi karena

angka kekambuhan setelah eksisi total sangat rendah.

3. Hanya memerlukan satu terapi saja

4. Penyembuhan luka primer biasanya tercapai dengan memberikan hasil kosmetik yang

baik.

Kerugian eksisi3

1. Diperlukan anestesi lokal

2. Diperlukan tehnik aseptik dengan menggunakan instrumen-instrumen bedah, kain

penyeka dan lap-lap steril

2

Page 3: Referat Bedah Eksisi Kulkel

3. Diperlukan sedikit waktu dan tingkat keahlian tertentu operatornya

Batas tepi eksisi3

1. Lesi-lesi jinak 1-2mm

2. Karsinoma sel basal noduler 2-3mm, sclerosing 6-8mm, multifokal 8-10mm

3. Penyakit bowen 3-4mm

4. Karsinoma sel skuamosa yangumbuh lambat 6-10 mm yang tumbuh cepat 10-15mm

Faktor-faktor untuk menghasilkan skar yang baik

Penampilan akhir dari sebuah skar setelah tindakan eksisi trgantung dari berbagai

faktor. Yang terpenting adalah tehnik atraumatik, penempatan skar sesuai dengan garis

tegangan kulit, usia pasien, lokasi pada badan, tipe kulit dan faktor komplikasi seperti

kelainan kulit dan infeksi.

1. Tehnik traumatik3,4

Merusak jaringan akan menyebabkan devitalisasi jaringan yang tak dapat dihindarkan,

menyebabkan penyembuhan yang jelek dan dengan demikian parut-parut luka akan

jelek. Tepi-tepi luka hendaknya ditangani dengan lembut. Hendaknya jangan pernah

merusak tepi luka itu dengan memegangnya dengan forsep, baik yang bergigi maupun

yang tidak. Forsep yang begigi tajam hendaknya digunakan untuk mencubit dermis

atau untuk menekan tepi kulit. Kaitan kulit dapat digunakan sebagai gantinya

2. Garis tegangan kulit3,4,5

Kontraksi otot, mobilitas sendi dan gravitasi merupakan kekuatan terpenting yang

mempengaruhi terbentuknya garis tegangan kulit. Garis langer selama bertahun-tahun

dipakai sebagai titik yang menunjukkan arah insisi, garis ini berasal dari penelitian

pada mayat. Bila ekstremitas dan tubuh digerakkan di luar posisi anatomis istirahat

maka garis tegangan kulit akan bergeser. Oleh karena itu garis tegangan kulit telah

digambarkan berhubungan dengan kerutan, garis kontur dan garis ketergantungan.

Garis kerutan pada kulit wajah meintasi sumbu panjang otot bawahnya saat

berkontraksi.

3

Page 4: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Garis kontur terbentuk pada tempat pertautan bidang tubuh, seperti pada pipi dan

daerah preaurikuler telinga. Garis ketergantungan berjalan sesuai dengan posisi

gravitasi kulit yang longgar dan jaringan subkutis (misalnya lemak dibawah dagu).

Sesuai aturan insisi yang dibuat sejajar dengan relaxed skin tension line (RSTL) yang

akan sembuh dengan parut scara kosmetik lebih baik dari pada insisi yang dibuat

tangensial atau memotong RSTL. Pada anak dan dewasa muda garis ini tidak mudah

ditentukan letaknya. Untuk membantu menilai RSTL dapat dengan mencabut kulit

dalam beberapa arah atau pasien d isuruh melakukan ekspresi wajah (senyum,

menyeringai, mengerutkan bibir).

Pada ekstremitas aspek-aspek fleksor sendi-sendi dikerjakan paling baik dengan insisi

melintang. Lesi-lesi pada permukaan ekstensor sendi dapat juga dieksisi dengan pola

horizontal atau miring kalau cukup kecil lesinya. Tes cubitan dengan sendi difleksikan

penuh akan menentukan lesi mana yang memerlukan eksisi longitudinal. Insisi-insisi

longitudinal paling baik untuk ekstremitas di bagian lainnya.

Garis-garis Langer akan bertindak sebagai garis-garis penunjuk arah luka di badan.

Kalau tidak yakin akan arah mana yang paling baik, lakukan eksisi melingkar dengan

kulit direnggangkan dan perhatikan bahwa lingkaran tersebut akan cenderung

membentuk sebuah elips kalau kulit dikendorkan.

3. Usia pasien

Skar pada anak-anak yang eritem dan hipertropik akan menetap untuk waktu yang

lama akan menyebabkan penampilan akhir yang tidak memuaskan. Untuk proses

maturasi skar dari skar yang merah dan meninggi menjadi tipis dan berwarna putih

membutuhkan waktu sekitar 2 bulan.4

4. Lokasi

Skar yang berasal dari eksisi atau insisi pada telapak tangan, telapak kaki dan mukus

membran biasanya baik dan tidak terlalu terlihat. Hal ini terlihat kontras dengan skar

pada area sternal, pundak atau punggung. Sebelum melakukan eksisi pada daerah

tersebut pasien perlu dijelaskan kemungkinan timbulnya skar hipertropik.4,6

5. Tipe kulit

Ada pasien yang mempunyai kuit tebal, berminyak dengan kelenjar sebaseus yang

hipertropik dan over aktif. Skar pada jenis kulit ini dapat menyembuh dengan skar

yang depress

4

Page 5: Referat Bedah Eksisi Kulkel

6. Kelainan kulit

Pasien dengan kelainan pada jaringan fibrous dan elastin akan menyebabkan skar yag

luas. Pasien dengan kelainan ini dapat dilihat dengan cara melakukan hiperekstensi

jari tangan atau mencubit kulit kulit punggung tangan untuk melihat peningkatan

elastisitas. Penyakit Ehlers-Danloss syndrome adalah bentuk kelainan fibroelastik

yang berat dimana penyembuhan luka berlangsung sangat lambat dengan skar yang

luas.6

Tehnik eksisi

Tehnik eksisi ada beberapa macam yatu eksisi elips simpel, eksisi wedge, eksisi sirkular dan

eksisi multipel.

1. Eksisi elips (fusiform)

Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah yang sejajar dengan garis dan lipatan

kulit. Perbandingan panjang dan lebar minimal 3:1 dengan sudut 30 derajat. Irisan

tegak lurus atau lebih meluas ke dalam sampai ke subkutis. Bila perlu dapat dilakukan

undermining yang kalau dimuka tepat dibawah dermis dan kalau di skalp di daerah

subgaleal. Pendarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan beberapa saat dan bila perlu

dilakukan hemostasis dengan elektrokoagulasi, tetapi jangan berlebihan terutama pada

pendarahan dermis. Pendarahan dari pembuluh darah kecil dapat

dielektrokoagulasikan tetapi yang besar harus diikat.

Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk elips akan menghasilkan parut yang lebih panjang

dari lesi aslinya. Tujuan utama mengeksisi lesi bebentuk elips adalah mengurangi

terbentuknya sisa kulit/telinga anjing (dog ear). Dog ears dapat diperbaiki dengan

memanjangkan elips atau membuang jaringan berlebih dan menutupnya dengan

bentuk L atau Y

2. Eksisi wedge

Lesi-lesi yang terletak pada area bebas seperti bibir, sudut mata, cupng hidung, dan

telinga dapat dieksisi dengan eksisi wedge. Karsinoma sel skuamosa pada bibir

disarankan untuk dilakukan eksisi V sehingga dapat mengangkat jaringan yang sama

kelenjar limfenya.4

5

Page 6: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Jika dilakukan eksisi wedge pada cuping hidung yang terlalu luas untuk ditutup secara

primer, maka dapat dilkukan graft dengan ukuran yang sama dari telinga.

Sepertiga dari bibir bawah dan sepertempat dari bibir atas dan kelopak mata dapat

dilakukan eksisi wedge dan dilakukan penutupan primer.6

3. Eksisi sirkular

Pada kulit wajah yang terletak diatas jaringan kartilago seperti batang hidung atau

permukaan anterior telinga, lesi-lesi dapat diksisi dengan bentu sirkular dan defek

ditutup dengan skin graft full thickness. Tehnik ini dapat juga digunakan pada bagian

tubuh lain dengan lesi yang sangat luas.4

Jika terdapat keraguan dalam merencanakan eksisi elips makan dapatdilaukan eksisi

sirkular dengan kulit direnggangkan dan perhatikan lingkaran tersebut akan

cenderung membentuk elips kalau kulitnya dikendorkan.

4. Eksisi multipel4,5,6

Eksisi serial atau ekspansi jaringan kadang diperukan untuk lesi-lesi yang luas seperti

congenital nevi. Tehnik ini memungkinkan luka ditutup dengan skar yang lebih

pendek dibanding dengan eksisi elips satu langkah.

Eksisi tumor7,8

Definisi

Suatu tindakan pembedahan onkologis pada kanker kulit yaitu  melakukan eksisi luas dengan

free margin (bebas tumor secara patologi) yang telah ditentukan yaitu 0,5 cm-1cm dari tepi

tumor pada kanker kulit non melanoma dan 2 cm pada kanker kulit melanoma maligna

Ruang lingkup

Kulit permukaan tubuh dan jaringan sekitar tumor.

Faktor resiko kanker kulit

• Tipe kulit: fairy skin (rambut pirang, mata biru) mempunyai resiko 10x lebih besar

• Usia: insidens meningkat dengan bertambahnya umur

6

Page 7: Referat Bedah Eksisi Kulkel

• Jaringan parut (pasca luka bakar, fistula kronis)

• Previous melanoma

• Paparan sinar matahari

• Benign nevi: > 50 dengan diameter 2 mm resiko antara 5-17 kali

• Predisposisi genetic: xeroderma pigmentosum, albino

• Atypical mole and melanoma syndrome

• Imunosupresi

• Intoksikasi arsen kronis dan tar

• Sindroma nevus basal (autosomal dominan)

Diagnosa kanker kulit ditegakkan dengan:

• Diagnosa konfirmasi keganasan: pemeriksaan klinis, sitologi atau histopatologi &

pencitraan (foto polos kepala atau ekstremitas, CT scan atau MRI) (tripple diagnostic)

• Diagnosa stadium kanker kulit: pemeriksaan klinis- laboratorium dan pencitraan serta

sitologi atau histopatologi dari metastase regionalnya (foto toraks/paru- USG

liver/abdomen).

Indikasi operasi

• Kanker kulit yang masih terlokalisir  (I,II)

• Kanker kulit dengan infiltrasi lokal yang masih operabel  dengan persyaratan tertentu

Kontra indikasi operasi

• Kanker kulit dengan infiltrasi pada struktur vaskuler dan saraf

• Komorbiditas yang berat

e. Diagnosa banding

• Keganasan jaringan lunak yang menginfiltrasi kulit

• Lesi premaligna kulit

• Keratosis senilis

f. Pemeriksaan penunjang

Mandatory:

• Foto toraks

7

Page 8: Referat Bedah Eksisi Kulkel

• Sitologi atau histopatologi tumor primer

• USG liver/abdomen

• Pemeriksaan kimia darah lengkap untuk persiapan operasi

Optional:

• Foto polos: kepala, ekstremitas

• Pemeriksaan kimia darah/tumor maker: CEA,Ca 15-3,CA 125

Faktor prognostik dan faktor prediktif  kanker kulit

Faktor prognostik: pengukuran klinis atau biologis yang berhubungan dengan disease free

survival atau overall survival tanpa pemberian adjuvant systemic therapy

Faktor prognostik tersebut saling memiliki keterkaitan yaitu:

• Yang berhubungan dengan penderita: usia, ras, kadar LDH

• Yang berhubungan dengan tumor: jenis histopatologi, grading, ukuran tumor, metastase

KGB, dalamnya infiltrasi (Clark-Breslow), adanya ulkus

• Yang berhubungan dengan modalitas terapi

Faktor prediktif adalah setiap pengukuran yang berhubungan dengan berespon atau kurang

beresponnya terhadap pengobatan tertentu.

Yang termasuk faktor prediktif adalah:

• Status reseptor hormonal (ER/PR)

• Over ekspresi gen HER-2/neu

• Over ekspresi gen topoisomerase 2 alfa

Teknik operasi

1. Penderita dalam general atau regional anesthesia tergantung dari lokasi tumor kulit berada

di tubuh.

2. Desinfeksi lapangan operasi dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan

doek steril.

3. Untuk lebar safety margin pada tindakan eksisi luas tergantung dari jenis tumor kulit

seperti dibawah ini:

8

Page 9: Referat Bedah Eksisi Kulkel

.

A. Melanoma Maligna

- Bila masih In Situ ————- Safety margin 0,5 cm

- Bila Φ ≤ 0,76 mm ————- Safety margin 1 cm

- Bila  Φ 0,76 – 1,5 mm ——— Safety margin 1,5 cm

- Bila  Φ> 1,5 mm ————– Safety margin 2 cm

- Bila Subungual —————- Amputasi proksimal dari interphalangeal joint

- Bila telah infiltrasi ke tulang —– tindakan terpilih adalah Amputasi

- Untuk metastasis regional tindakan tergantung lokasi primer:

* Bila di ekstremitas bawah ——— Diseksi inguinal superfisial

* Bila di ekstremitas atas  ———– Diseksi aksila sampai level II

* Bila di leher ————————- Diseksi leher radikal

Bila kelenjar getah bening teraba secara klinis dan terbukti metastasis secara PA (patologi

anatomi), dilakukan tindakan limfadenektomi atau diseksi radikal sebagai berikut:

* Bila lesi primer 0,76 – 1,5 mm dianjurkan diseksi KGB regional

* Bila fasilitas memungkinkan, dapat dilakukan diseksi KGB selektif dengan bantuan sentinel

node mapping.

* Untuk kasus rekuren pada lesi primer bila operabel ——–> Re-eksisi; bila inoperabel ——-

>Radiasi ; bila ada metastasis regional maka dilakukan Radiasi. Adjuvant terapi pada stadium

III dapat diberikan: Radioterapi, Kemoterapi, atau Imunoterapi. Bila ada metastasis jauh

diberikan terapi Paliatif.

* Untuk In Transit Metastasis, terapi yang dianjurkan:

- Soliter ————> Eksisi Luas

- Multiple ———-> Isolated Limb Perfusion / Intra-arterial Therapy / Local Ablation / Local

Immunotherapy / Radiotherapy

9

Page 10: Referat Bedah Eksisi Kulkel

* Untuk Metastasis Jauh, terapi tergantung dari tempat metastasis:

- Paru-paru ————> Reseksi

- Gastrointestinal —–>Operasi Paliatif

- Tulang —————–> Radioterapi

- Otak ——————–> Kotikosteroid

* Bila tindakan diatas tidak memungkinkan, dapat diberi terapi berupa Kemoterapi dan atau

Imunoterapi sebagai berikut:

1. Dacarbazine / Dacarbazine + Tamoxifen / Dacarbazine + IFN- α2b  / Cisplatin

2. IL-2 / IFN-α2b /Vaksinasi “MelanosomalProteins”

.

B. BASALIOMA

* Dalam penatalaksanaaan Basalioma, kita harus mencapai eksisi lesi yang radikal dan

rekonstruksi dengan mempertahankan fungsi yang baik.

* Terapi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Eksisi luas dengan safety margin 0,5-1 cm, bila radikalitas tidak tercapai dilakukan

radioterapi

2. Untuk lesi <2 cm dan tipe superfisial dapat dilakukan radioterapi

3. Untuk lesi rekuren, bila masih operabel dilakukan eksisi luas, bila inoperabel dilakukan

radioterapi

Penutupan defek akibat eksisi luas dapat berupa:

- jahitan primer,

- transplantasi kulit baik secara STSG / FTSG

- pembuatan flap kulit, bila radikalitas operasi tercapai.

* Apabila fasilitas memungkinkan, terapi terbaik untuk Basalioma adalah dengan Mohs

10

Page 11: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Micrographic Surgery (MMS).

.

C. KARSINOMA SEL SKUAMOSA

* Terapi sama seperti Basalioma, dalam melaksanakan tindakan operasi pada karsinoma sel

skuamosa haruslah tercapai radikalitas operasi dan rekonstruksi penutupan defek yang baik.

* Dianjurkan untuk melakukan tindakan:

1. Eksisi luas dengan safety margin 1-2 cm, bila radikalitas tidak tercapai dilakukan

radioterapi

2. Untuk lesi rekuren, bila masih operabel dilakukan eksisi luas, bila inoperabel dilakukan

radioterapi

3. Untuk lesi yang inoperabel dapat diberikan pemberian radioterapi pra operatif atau

dilakukan operasi de-bulking dilanjutkan dengan radioterapi pasca operatif.

* Bila terdapat metastasis ke KGB regional —–>  dilakukan diseksi.

* Penutupan defek akibat eksisi luas dapat berupa:

- jahitan primer,

- transplantasi kulit baik secara STSG / FTSG

- pembuatan flap kulit, bila radikalitas operasi tercapai

* Apabila fasilitas memungkinkan, terapi terbaik untuk karsinoma kulit adalah dengan Mohs

Micrographic Surgery (MMS).

g.  Komplikasi operasi

Dini:

-  Pendarahan,

-  Lesi n. Thoracalis longus  → wing scapula

-  Lesi n. Thoracalis dorsalis.

11

Page 12: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Lambat:

- infeksi

- nekrosis flap

- wound dehiscence

- seroma

- edema lengan

- kekakuan sendi bahu à kontraktur

h.  Mortalitas

Tergantung berat – ringannya penyakit

i. Perawatan pasca bedah

Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi drain, memeriksa

Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin dengan melatih pergerakan sendi

bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain <20 cc/24 jam. Umumnya drain

sebelah medial dilepad lebih awal, karena produksinya lebih sedikit. Jahitan dilepas

umumnya hari ke 10 s/d 14.

j. Follow up

Tahun 1 dan 2               : kontrol tiap 2 bulan

Tahun 3 s/d 5                : kontrol tiap 3 bulan

Setelah tahun 5            : kontrol tiap 6 bulan

Pemeriksaan fisik         : tiap kali kontrol

Thorax foto                   : tiap 6 bulan

Lab. Marker                  : tiap 2-3 bulan

Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi

USG abdomen               : tiap 6 bulan atau ada indikasi

12

Page 13: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Bone scanning              : tiap 2 tahun atau ada indikasi

Kista Aterom9

Definisi

Tumor jinak di kulit yang terbentuk sebagai akibat tersumbatnya muara kelenjar sebasea.

Patofisiologi

Terbentuk akibat sumbatan pada muara kelenjar sebasea, oleh karena itu ditemukan puncta

berbentuk titik kehitaman sebagai muara kelenjar di kulit yang tersumbat.Sekret kelenjar

sebacea yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun dan berkumpul dalam kantung kelenjar. Lama

kelamaan membesar dan terlihat sebagai masa tumor yang berbetuk lonjong sampai  bulat,

berbatas tegas, berdinding tipis, tidak terfiksir ke dasar, tetapi melekat pada dermis di

atasnya. Isi kista adalah bubur eksudat berwarna putih abu-abu yang berbau asam.

Diagnosa

Tampak bulat atau oval, superficial-subkutan, batas tegas, ada puncta berupa titik kehitaman

yang letaknya biasanya dipermukaan kulit tepat ditengah masa.Batas tegas, konsistensi lunak

sampai kenyal, umumnya tidak nyeri, Predileksi di bagian tubuh yang berambut (kepala,

wajah, belakang telinga, leher, punggung, dan daerah genital).

Epidemiologi

Sering terjadi pada usia 20 sampai 30 -an, predileksi pada pria dua kali lebih banyak

dibanding pada wanita.

13

Page 14: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Terapi

Terapi Antibiotik diberikan jika terdapat tanda adanya infeksi yaitu kemerahan dan inflamasi,

seringnya adalah infeksi bakteri staphylococci.

Eksisi menyertakan kulit dan puncta untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga

ke dindingnya secara utuh.

Bila terjadi infeksi sekunder dan terbentuk abses, dilakukan insisi, evakuasi dan

drainase. Setelah tenang (3-6 bulan) dapat dilakukan operasi definitif

Teknik operasi

• Lakukan tindakan aseptik.

• Tutup dengan duk bolong

• Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrate)  dengan lidocaine 2%

• Tandai batas insisi  yang akan dilakukan, berbentuk elips, dengan panjang sejajar dengan

garis Langers

14

Page 15: Referat Bedah Eksisi Kulkel

• Insisi kulit sampai subkutis.

• Pegang ujung insisi dengan klem dan angkat

• Lakukan diseksi tajam dengan gunting menelusuri masa kesekelilingnya

• Usahakan kista tidak pecah

• Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan bagian bawah

• Perdarahan dirawat

• Jahit luka operasi lapis demi lapis.

• Masa dibelah dan dilihat isinya kemudian dikirim ke patologi anatomi

 

Insisi elips, angkat kulit dengan klem, mulai diseksi tajam

15

Page 16: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Lanjutkan diseksi ke segala arah dan mepet ke kapsul

Setelah kista terangkat , lakukan  pencucian kemudian jahitan subkutis dan kutis

EKSISI HEMANGIOMA10

Definisi

Eksisi Hemangioma merupakan prosedur pembedahan untuk mengambil tumor jinak

pembuluh darah yang biasanya terlentak  di kulit.

Pembedahan meliputi pengambilan hemangioma dengan meminimalisasi efek samping fisik

berupa jaringan parut dan efek psikologi yang timbul.

Ruang Lingkup

Hemangioma merupakan tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah.Sekitar 30% timbul

pada saat lahir, sisanya timbul sekitar beberapa minggu pasca lahir.Biasanya berupa titik

berwarna pucat dengan batas tegas, dan semakin jelas apabila bayi menangis.Bentuk 

hemangioma  sangat sangat bervariasi, mulai dari  yang berbentuk  datar, kemerahan  yang

dikenal  sebagai hemangioma superficial, sampai dengan bentuk hemangioma yang terletak

16

Page 17: Referat Bedah Eksisi Kulkel

dilapisan dalam kulit dan berwarna biru yang dikenal sebagai hemangioma profunda. Selama

usia 6-18 bulan, hemangioma mengalami pertumbuhan ukuran yang pesat, hal ini disebabkan

karena pembelahan abnormal sel-sel. Bentuk akhir hemangioma sangat bervariasi. Hampir

semua hemangioma, membutuhkan waktu lambat dan panjang untuk menyelesaikan proses

involusi. Proses ini terjadi setelah proses proliferasi. Tanda awal proses involusi adalah warna

merah tumor yang semakin dalam, permukaan tumor tampak abu-abu, dan timbulnya titik

putih. Pada umumnya, 50% dari semua hemangioma menyelesaikan tahap involusi pada

umur 5 tahun, dan 50% – 75% sisanya selesai umur 7 tahun.

c. Indikasi operasi

1. Pertumbuhan tumor mengancam nyawa

2. Pertumbuhan tumor menimbulkan masalah medis atau psikososial

3. Tumor yang mengalami ulserasi

d. Kontra indikasi operasi

Perlu dipertimbangkan apabila letak kelainan pada organ vital.

e.  Diagnosis banding untuk hemangioma

Lymphangioma, AV  malformasi

f.  Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium darah lengkap

• Radiografi

• CT Scan

• MRI

• Angiografi

• Biopsi

17

Page 18: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Teknik Operasi

• Lakukan aseptik dan antiseptik pada daerah operasi lalu berikan anestesi lokal jika

hemangioma tidak terlalu besar. Anestesi dilakukan blok atau infiltrasi.

• Jika hemangioma tidak terlalu besar maka eksisi dilakukan secara lentikular atau bentuk

seperti lensa/elips dengan sumbu panjang searah dengan arah ketegangan kulit

sehingga akan menghasilkan jaringan parut yang minimal berupa garis lurus.

• Angkat semua jaringan vaskular yang abnormal.

• Hentikan perdarahan yang terjadi baik dengan ligasi ataupun diatermi.

• Tutup luka operasi lapis demi lapis.

• Pada hemangioma yang luas mungkin diperlukan angiografi untuk mengetahui detil

vaskular yang memperdarahi lesi tersebut dan juga tehnik embolisasi untuk memblok

pembuluh darah tersebut.

• Kemudian dilanjutkan pengangkatan seluruh lesi vaskular abnormal tersebut.

Komplikasi operasi

Komplikasi tersering adalah perdarahan durante operasi. Hal ini dapat diatasi dengan

penggunaan thermoscapels (scapel dengan tenaga panas listrik) atau

diatermi/elektrokoagulan.

Kista aterom

Hemangioma

Perdarahan

Hipertrofi skar

Infeksi

Mortalitas

Angka morbiditas dan mortalitas pasca pembedahan hampir mendekati nol, hal ini

disebabkan oleh adanya tehnik pembedahan yang baru dan instrumen pembedahan yang

mencegah perdarahan intra operatif.

18

Page 19: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Perawatan Pasca Operasi

Pasca operasi, tempat dimana  dilakukan pembedahan, ditutup secara steril, dan rawat luka

dang anti penutup luka secara rutin. Penderita melakukan level aktifitas minimal.Tujuan

perawatan ini untuk mencegah hematoma pasca operasi.

Follow – Up

• Penilaian penanganan lebih lanjut dari pemulihan gejala dan kejadian berulang dari

hemangioma sangat diperlukan

• Yang dievaluasi:   - Gejala Klinis

- Pertumbuhan Tumor

Penutup

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor)

dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain pemeriksan

penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun hanas dan memperbaiki penampilan secaa

kosmetis.

Pentingnya pengetahuan akan anatomi daerah yang akan eksisi adalah hal yang harus

dilakukan, karena pada badan dan anggota gerak, eksisi dapat dilakukan dengan mudah,

tetapi pada daerah tangan dan kaki harus hati-hati karena banyak pembuluh darah dan saraf

superfivial dan tendon

Irisan operasi yang sjajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat jaringan

parut kurang terlihat. Arah garis ini biasanya tegak lurus terhadap otot dibawahnya. Juga bila

irisan searah dengan lipatan anatomis kulit seperti lipat nasolabial akan kurang tampak.

Tujuan operasi adalah mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan yang tidak sesuai dengan

garis atau lipatan kulit atau mempengaruhi organ sekitarnya dapat dilakukan penutupan

dengan macam-macam flap atau plasti. Penutupan yang lebih mudah adalah dengan

menggunakan tandur kulit.

19

Page 20: Referat Bedah Eksisi Kulkel

Bedah eksisi adalah salah satu cabang ilmu yang perlu dikembangkan mengingat banyaknya

kasus yang memerlukan bedah eksisi sebagai salah satu terapinya.

Daftar Pustaka

1. Soedarwoto AD. Kombinasi bedah eksisi, skin flaps dan injeksi triamsinolo asetonid

pada intra lesi pada keloid di cuping telinga. Dalam: Perkembangan onkologi dan

bedah kulit di Indonesia. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2005.h:

317-20.

2. Cipto H, Wasitaatmadja SM. Bedah kult. Dalam: Djuanda A. Hamzah , Aisah S,

editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. FKUI. Jakarta. 2005:351-4.

3. Urge S, Reymen R. Bedah kulit praktis. Jakarta: Widya Medika. 2009:18-66.

4. Grabb WC. Basic techniqu of plastic surgery. Dalam: Grabb WC, Smith JW, editor.

Plastic Surgery. 3rd edition. Little Brown Company. Boston. 1979:3-11.

5. Dahlan. Dasar-dasar bedah kulit. Dalam: Yogyartono P, Jayanata K, Prawito,

Ernawati D, editor. Buku panduan bedah kulit. FK Universitas Diponegoro RSUP

Kariadi. Semarang. 2000. H.1-6.

6. Place MJ, Herber SC, Hardesty RA. Bas ic technique and principles in plastic

surgery. Dalam: Aston SJ, Beasley RW, Thorne CM, editor. Grabb and Smith’s.

Plastic Surgery. 8th edition. Lippincot- Raven. Philadelphia. 2009. 13-7.

7. Foster ME, Stiff GM. Basic Surgical Operation. London: Harcourt Publishers

Limited. 2010.p. 16-8.

8. Brunicardi F, Andersen D, Billiar T. Schwartz’s principles of surgery. New York:

McGraw-Hill Education.2009.p. 798-95

9. Perdanakusuma DS, Halimun EM, Prasetyono TOH. Kulit. Dalam: R.

Syamsuhidajat., Warko Karnadihardja, Thedeus O.H. Prasetyono, Reno Budiman,

editor. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2010. H. 401-

20

Page 21: Referat Bedah Eksisi Kulkel

3.

10. Perdanakusuma DS, Halimun EM, Prasetyono TOH. Kulit. Dalam: R.

Syamsuhidajat., Warko Karnadihardja, Thedeus O.H. Prasetyono, Reno Budiman,

editor. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. 2010. H. 409-

11.

21