refarat kulkel - miliaria

17
MILIARIA DEFINISI Miliaria adalah gangguan umum pada kelenjar ekrin yang sering terjadi pada kondisi di mana terjadi peningkatan panas dan kelembaban. (1,2,3,4) . Miliaria disebabkan terjadinya sumbatan dari bagian intraepidermal saluran keringat sehingga cairan kelenjar ekrin tertahan di dalam epidermis atau dermis yang terjadi secara mendadak dan menyebar alami (1,2,5,6,7,8,9) . Miliaria ditandai dengan adanya papul vesikuler atau pustul yang bersifat milier dan gatal. (5,6,8,10) . Sinonim dari penyakit ini adalah biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat, sweating fever, heat scaling, dermatitis hidrotica, hydroa, heat rash dan sweat blisters. (2,5,11) EPIDEMIOLOGI Umumnya, miliaria terdapat pada bayi-bayi dengan kondisi yang tidak layak. Namun, seiring dengan pertumbuhan anak, kemungkinannya berkurang sehingga hanya sekitar 40 % dewasa yang mempunyai kecenderungan untuk terkena miliaria. Hal ini tampaknya mencerminkan peningkatan kekuatan stuktur dari saluran ekrin berdasarkan umur, sehingga disamping perkembangan dari penutupan pori dan anhidrosis, ruptur saluran gagal terjadi dan tidak terdapat bentuk vesikel dari miliaria. Di dalam kondisi tropis yang ekstrim dan kronik, 1

Upload: ufa-dreamer

Post on 26-Jun-2015

1.708 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refarat Kulkel - MILIARIA

MILIARIA

DEFINISI

Miliaria adalah gangguan umum pada kelenjar ekrin yang sering terjadi pada

kondisi di mana terjadi peningkatan panas dan kelembaban. (1,2,3,4). Miliaria

disebabkan terjadinya sumbatan dari bagian intraepidermal saluran keringat

sehingga cairan kelenjar ekrin tertahan di dalam epidermis atau dermis yang terjadi

secara mendadak dan menyebar alami (1,2,5,6,7,8,9). Miliaria ditandai dengan adanya

papul vesikuler atau pustul yang bersifat milier dan gatal. (5,6,8,10). Sinonim dari

penyakit ini adalah biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat,

sweating fever, heat scaling, dermatitis hidrotica, hydroa, heat rash dan sweat

blisters. (2,5,11)

EPIDEMIOLOGI

Umumnya, miliaria terdapat pada bayi-bayi dengan kondisi yang tidak layak.

Namun, seiring dengan pertumbuhan anak, kemungkinannya berkurang sehingga

hanya sekitar 40 % dewasa yang mempunyai kecenderungan untuk terkena miliaria.

Hal ini tampaknya mencerminkan peningkatan kekuatan stuktur dari saluran ekrin

berdasarkan umur, sehingga disamping perkembangan dari penutupan pori dan

anhidrosis, ruptur saluran gagal terjadi dan tidak terdapat bentuk vesikel dari miliaria.

Di dalam kondisi tropis yang ekstrim dan kronik, jumlah dari orang dewasa yang

kemungkinan terkena miliaria terbukti meningkat dari 70 % menjadi 90 %, dan lebih

dari 40 % pada kondisi panas yang sedang. Tidak ada predisposisi berdasarkan

jenis kelamin ataupun ras dan kondisi ini didapatkan pada semua umur. Paparan

panas dalam jangka waktu lama, lingkungan yang lembab, seperti terdapat pada

daerah tropis dan pekerjaan yang berhubungan dengan hal itu, memungkinkan

untuk terkena miliaria. Miliaria kristalina biasanya diperlihatkan pada umur tua,

pasien lemah yang relatif berbaring tidak bergerak di tempat tidur, keadaan yang

meminimalkan kemungkinan rupturnya vesikel-vesikel ini. Tidak ada keadaan

penyakit yang diketahui memungkinkan sebagai penyebab miliaria.(3)

1

Page 2: Refarat Kulkel - MILIARIA

Data terbaik mengenai insidens miliaria pada bayi baru lahir adalah hasil

survey di Jepang pada lebih dari 5000 bayi. Survei ini mengatakan bahwa Miliaria

Kristalina didapatkan 4,5 % dari neonatus, dengan usia rata-rata 1 minggu. Miliaria

Rubra didapatkan 4 % dari neonatus dengan usia rata-rata 11 – 14 hari. Di seluruh

dunia, miliaria paling banyak di lingkungan tropis, utamanya orang-orang yang baru

saja pindah dari lingkungan tropis yang temperaturnya lebih panas. Miliaria telah

menjadi masalah penting bagi personil tentara Amerika dan Eropa yang bertugas di

Asia Tenggara dan Pasifik. (1)

KLASIFIKASI

Ada 4 bentuk miliaria, antara lain :

1. Miliaria Kristalina

2. Miliaria Rubra

3. Miliaria Profunda

4. Miliaria Pustulosa (4,5,6,12)

PATOGENESIS

Miliaria adalah penyakit obstruksi yang jinak dengan tanda vesikopustula.

Penyakit ini mengkhawatirkan orang tua karena onset dan penyebarannya yang

akut. (13).

Stimulus primer dari perkembangan miliaria adalah kondisi panas dan

kelembaban yang tinggi yang menyebabkan pengeluaran keringat yang banyak.

Oklusi kulit karena penggunaan pakaian, perban atau seprei plastik dapat

menyebabkan pengumpulan keringat di permukaan kulit dan overhidrasi dari stratum

korneum. Pada orang yang beresiko, termasuk bayi, yang relative mempunyai

kelenjar ekrin immatur, overhidrasi dari stratum korneum kemungkinan sudah bisa

menyebabkan sumbatan acrosyringium. (1)

Jika kondisi panas dan lembab masih bertahan, keringat akan banyak diproduksi

kembali, tetapi tidak dapat disekresikan ke permukaan kulit karena adanya

penyumbatan saluran. Sumbatan ini menyebabkan terjadinya kebocoran keringat

dalam perjalanannya ke permukaan kulit, baik di dermis maupun epidermis yang

2

Page 3: Refarat Kulkel - MILIARIA

berhubungan dengan anhidrosis. Dengan adanya kebocoran tersebut, akan

menyebabkan inflamasi dan lesi yang sifatnya asimptomatik. (1)

Bakteri normal kulit, seperti Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus

aureus, kemungkinan juga berperan dalam patogenesis miliaria. Pasien dengan

miliaria mempunyai bakteri per unit area kulit 3 kali lebih banyak dibanding orang

yang sehat. (1)

Pada fase akhir miliaria, bisa ditemukan hiperkeratosis dan parakeratosis dari

acrosyringium. Adanya sumbatan hiperkeratotik bisa menyumbat saluran ekrin. (1)

Sumbatan parakeratotik pada saluran keringat mungkin dihasilkan dari luka sel-sel

epidermal yang melapisi saluran keringat. Pada keadaan yang biasa, luka ini

disebabkan maserasi akibat air keringat. Sumbatan juga dapat terjadi pada

dermatosis yang meradang. Perubahan kimia yang terjadi sehingga kelembaban

merangsang pembentukan luka pada keratin belum diketahui. (3) Akan tetapi, hal ini

sekarang di percaya tidak terlalu berpengaruh dan bukan penyebab utama

penyumbatan keringat. (1)

Patogenesis berdasarkan klasifikasi :

1. Miliaria Kristalina

Disebabkan oleh terjadinya penyumbatan di lapisan paling atas epidermis yaitu

di stratum korneum khususnya antara dua lapisan sel tanduk (2,4,7,14).

3

Page 4: Refarat Kulkel - MILIARIA

2. Miliaria Rubra

Disebabkan oleh penyumbatan saluran keringat pada epidermis yang dalam

(acrosyringium) yaitu pada stratum spinosum sehingga keringat keluar dan

masuk ke dalam epidermis bagian bawah. (4,6,7)

3. Miliaria Profunda

Disebabkan oleh penyumbatan pada bagian distal duktus atau pada dermal-

epidermal junction (papilla dermis). (2,4,7)

4. Miliaria Pustulosa

Merupakan varian dari miliaria rubra yang mengalami respon inflamasi atau

terjadi infeksi sekunder atau setelah terjadi serangan berulang-ulang miliaria

rubra. (6,15)

ETIOLOGI

1. Immaturitas dari saluran ekrin : Neonatus dipikirkan mempunyai saluran ekrin

yang immatur yang memudahkan terjadinya ruptur ketika keringat keluar. Ruptur

ini mengakibatkan terjadinya miliaria.

4

Page 5: Refarat Kulkel - MILIARIA

2. Kurangnya penyesuaian diri terhadap iklim : Miliaria biasanya terjadi pada

individu yang pindah dari iklim tidak tetap ke iklim tropis. Kondisi ini biasanya

berubah setelah individu tinggal di kondisi panas dan lembab selama beberapa

bulan.

3. Kondisi panas dan lembab : Iklim tropis, perawatan neonatus di inkubator, dan

demam mungkin dapat menyebabkan miliaria.

4. Latihan : Beberapa stimulus untuk berkeringat dapat menyebabkan miliaria.

5. Obat : Bethanecol, obat yang dapat menyebabkan keringat, isotretinoin, obat

yang menyebabkan diferensiasi folikel dilaporkan dapat menyebabkan miliaria.

6. Bakteri : Staphylococci berhubungan dengan miliaria, dan antibiotik dapat

mencegah miliaria.

7. Radiasi ultraviolet : Beberapa peneliti menemukan bahwa miliaria kristalina

terjadi pada kulit yang terekspos sinar ultraviolet.

GAMBARAN KLINIS

1. Miliaria Kristalina

Miliaria kristalina terdiri dari vesikel

transparan, superficial, intrakorneal

atau subkorneal dan tidak

meradang. (7,9,12,15). Vesikel tersebut

berukuran 1 – 2 mm dan mudah

pecah ketika tersentuh oleh tangan. (4,14). Sifat dari vesikelnya

asimptomatik dan biasanya diketahui secara kebetulan pada waktu pemeriksaan

fisik serta sembuh dengan deskuamasi halus di bagian superfisial. (1,3,6,14). Pada

bayi, lesi sering terjadi pada kepala, leher, dan bagian atas badan. Sedangkan

pada dewasa, lesi terjadi pada badan. (1). Miliaria tipe ini dapat sembuh sendiri,

cukup dengan menghindari panas, yang berlebihan, mengusahakan ventilasi

yang baik, pakaian yang tipis, dan menyerap keringat. (5,12) Selain itu, juga

terdapat varian dari tipe ini yang disebut miliaria kristalina alba yang kelihatan

berwarna perak akibat adanya korneosit pada lesi.(14).

5

Page 6: Refarat Kulkel - MILIARIA

2. Miliaria Rubra

Penyakit ini lebih berat daripada

miliaria kristalina, terdapat pada

badan dan tempat-tempat tekanan

atau gesekan pakaian.(5) Miliaria

rubra meliputi lesi papul yang

eritematous dan papulovesikel

berdiameter kurang lebih 1 – 4

mm disertai dengan makula eritem, gatal yang luar biasa, serta sensasi seperti

terbakar, tertusuk atatu perasaan geli. (1,9,12). Pada bayi lesi terjadi pada leher,

dan aksilla. Sedangkan pada dewasa, lesi terjadi pada daerah kulit yang tertutup

di mana terjadi gesekan, area ini termasuk leher, bagian atas badan, dan sela-

sela tubuh. Terdapat juga pada muka dan area pergelangan, tetapi minimal. (1)

Pada stadium akhir, anhidrosis terjadi pada kulit yang terkena. (1)

3. Miliaria Profunda

Bentuk ini agak jarang kecuali

pada daerah tropis. (5). Miliaria

profunda biasanya timbul setelah

miliaria rubra dengan ciri-ciri tidak

gatal, berwarna seperti daging,

lebih dalam, dan papul yang putih

berukuran 1 – 3 mm (1,5,12).

Asimptomatik biasanya kurang

dari 1 jam setelah kepanasan yang berlebihan, dan terfokus pada ekstremitas.

Selain wajah, aksilla, tangan, dan kaki, dan kemungkinan merupakan

kompensasi dari hiperhidrosis, semua kelenjar keringat tidak berfungsi. Oklusi

terdapat pada bagian atas dermis. (12) Pada kasus yang berat yang

memungkinkan terjadinya pengaliran panas, hiperpireksia dan takikardia dapat

ditemukan. (1)

4. Miliaria Pustulosa

6

Page 7: Refarat Kulkel - MILIARIA

Miliaria pustulosa selalu didahului oleh beberapa dermatitis lainnya yang

dihasilkan oleh suatu luka, kerusakan atau sumbatan saluran keringat.

Pustulanya jelas, superficial, dan terlepas dari folikel rambut. Pustula yang gatal,

paling sering pada daerah intertriginosa, pada permukaan flekso ekstremitas,

pada skrotum, atau pada bagian belakang pasien yang terbaring di tempat tidur.

Dermatitis kontak, liken simpleks kronik, dan intertrigo dari gabungan beberapa

penyakit, walalupun miliaria pustulosa dapat terjadi beberapa minggu setelah

penyakit sembuh. Biasanya isi dari pustula bersifat steril, akan tetapi

mengandung coccus non patogenik. (12)

PEMERIKSAAN KLINIS

Miliaria mempunyai banyak perbedaan secara klinis, oleh karena itu, beberapa

tes laboratorium cukup diperlukan. (1)

Pemeriksaan Sitologik

Pada miliaria kristalina, pemeriksaan sitologik untuk kandungan vesikel tidak

didapatkan sel-sel radang atau sel giant multinukleat (seperti yang terdapat pada

vesikel dari penyakit herpes). (1)

Pada miliaria pustulosa, pemeriksaan sitologik memperlihatkan adanya

kandungan dari sel-sel radang dan coccus gram positif. Tidak seperti eritema toksik

neonatorum, eosinofil tidak terlalu menonjol pada miliaria pustulosa. (1)

Pemeriksaan Histopatologik

Pada miliaria kristalina, terdapat vesikel intrakorneal atau subkorneal yang

berhubungan dengan saluran keringat dan sumbatan keratin. (6)

Pada miliaria rubra, vesikel spongiotik terdapat di dalam stratum spinosum, di

bawah sumbatan keratin dan infiltrat radang kronis terdapat di sekitarnya dan di

dalam vesikel serta mengelilingi dermis, infiltrasi limfositik perivaskuler dan

vasodilatasi terlihat pada dermis superfisial. Dengan perwarnaan khusus dapat

terlihat coccus gram positif di bawah dan di dalam sumbatan keratin. Pada saluran

keringat intraepidermal diisi dengan substansi amorf yang Periodic Acid Schiff (PAS)

positif dan diastase resistant. (6)

7

Page 8: Refarat Kulkel - MILIARIA

Pada miliaria profunda, terlihat sumbatan pada daerah taut dermoepidermal

dan pecahnya saluran keringat pada dermis bagian atas dan juga adanya edema

intraseluler periduktal pada epidermis (spongiosis) serta infiltrat radang kronis (6)

Pada miliaria pustulosa, terdapat campuran infiltrat dengan sel-sel

mononuklear dan lekosit polimorfonuklear dan sumbatan ekrin pada taut

dermoepidermal dengan gangguan pada sistem ekrin dermal. (6)

Pemeriksaan Patologi Klinik

Pada pemeriksaan ini, tidak didapatkan hasil pemeriksaan yang abnormal. (6)

TERAPI

First Line Therapy(8)

1. Preventif (8)

Usaha-usaha preventif dilaksanakan dengan mengontrol panas dan

kelembaban sehingga keringat tidak distimulasi. Cara-caranya antara lain

mengobati demam, tidak menggunakan pakaian yang tidak menyerap

keringat, mencegah evaporasi, aktivitas yang terbatas, penggunaan air

conditioner, atau pindah ke tempat yang iklim lebih dingin. (1,8)

2. Pengobatan simptomatik dengan pengobatan topikal (8)

Pengobatan topikal seperti calamine, boric acid atau menthol dan

penggunaan sabun pada waktu mandi. (1)

Losio faberi dapat pula diberikan, dengan komposisi : (5)

Acid. Salicylic. 1 %

Talc. venetum 10 %

Oxyd. Zinc. 10 %

Amyl. Oryzae 10 %

Spiritus ad. 200 cc

Untuk memberikan efek antipruritus dapat ditambahkan mentholum atau

camphora pada losio faberi. (5)

3. Pengobatan agen antibiotik (8)

Pengobatan ini dipercaya dapat mengurangi terjadinya miliaria (1)

Second Line Therapy(8)

8

Page 9: Refarat Kulkel - MILIARIA

1. Pengobatan kortikosteroid topikal(8)

2. Pengobatan sistemik(8)

Profilaksis miliaria dengan antibiotik oral dengan retinoid oral, vitamin A dan

vitamin C dilaporkan sukses. (1)

Third Line Therapy(8)

Pengobatan lanolin anhydrous yang dipercaya mencegah penyumbatan

saluran, sehingga keringat dapat mengalir ke permukaan kulit. (1,8)

Kategori Lanolin Anhidrous Calamine Lotion

Dosis Dewasa Digunakan pada kulit yang terkena miliaria sebelum melakukan aktivitas di cuaca panas

Digunakan pada kulit yang terkena miliaria

Dosis Anak Sama seperti dewasa Sama seperti dewasa

Kontraindikasi Hipersensitivitas Hipersensitivitas

Interaksi Tidak dilaporkan Tidak dilaporkan

Pemakaian Pemakaian Luar Pemakaian Luar

DIAGNOSIS BANDING

1. Eritema Neonatorum

2. Folikulitis

3. Papular Musinosis

4. Kandidosis

5. Infeksi virus Herpes Simpleks

6. Eritema Toksikum

7. Melanosis Pustular Neonatal Transien (6)

KESIMPULAN

1. Miliaria adalah gangguan umum pada kelenjar ekrin yang sering terjadi pada

kondisi di mana terjadi peningkatan panas dan kelembaban. Miliaria disebabkan

karena terjadinya sumbatan dari bagian intraepidermal saluran keringat sehingga

9

Page 10: Refarat Kulkel - MILIARIA

cairan kelenjar ekrin tertahan di dalam epidermis atau dermis yang terjadi secara

mendadak dan menyebar alami.

2. Miliaria ditandai dengan adanya papul, vesikuler atau pustul yang bersifat milier

dan gatal.

3. Sinonim dari penyakit ini adalah biang keringat, keringat buntet, liken tropikus,

prickle heat, sweating fever, heat scaling, dermatitis hidrotica, hydroa, heat rash

dan sweat blisters.

4. Ada 4 bentuk miliaria, antara lain :

a. Miliaria Kristalina

b. Miliaria Rubra

c. Miliaria Profunda

d. Miliaria Pustulosa

DAFTAR PUSTAKA

1. Levin, Nikki, A., MD., PhD. Miliaria. e-medicine. 2002. April 26 : Available from :

http://www.google.com. Accessed October 16, 2004.

2. Braun, O., Falco., Plewig. G., Wolff, H.H., Winkelmann, R.K. Disease of Eccrine

Sweat Glands. In : Dermatology, New York ; p. 752-3.

10

Page 11: Refarat Kulkel - MILIARIA

3. Moschella, Samuel L., Hurley, Harry J., The Eccrine Sweat Glands. In :

Dermatology. Volume 2. Third Edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company ;

1992. p. 1526-29.

4. Ali, Amir. Miliaria. TelMedPak. 2004. October 12 : http://www.google.com.

Accessed October 16, 2004.

5. Natahusada, E.G., Miliaria. In : Djuanda, Adhi., Hamzah, Mochtar., Aisah, Siti.,

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2002. p.

254.

6. Amiruddin, Muh Dali, Miliaria pada Anak. In : Ilmu Penyakit Kulit. Makassar :

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unhas. 2003. p.404-8.

7. Andrew, Dean. Miliaria. Merck. 2004. October 5 : http://www.google.com.

Accessed October 16, 2004.

8. Lebwohl, Mark G., dkk.. Miliaria. In : Treatment of Skin Disease. New York.

Philadelphia. 2002. p. 293-5

9. Atherton, D.J., The Neonate. In : Champion, R.H., Burton, J.L., Burns, D.A.,

Breathnach, S.M. Textbook of Dermatology. Volume 1. Edition 6. London :

Blackwell Science. p.455.

10. Wagner, Annette, M., Hansen, Ronald, C. Neonatal Skin and Skin Disorders.

Schachner, Lawrence, A., Hansen, Ronald, C. In : Pediatric Dermatology.

Volume 1. Edition 2. New York : Churchill Livingstone. p.307.

11. Greene, Alan, M.D. Miliaria. 2002. August 31 : http://www.google.com. Accessed

October 16, 2004.

11

Page 12: Refarat Kulkel - MILIARIA

12. Odom, Richard B., James, William., Berger, Timothy G. Dermatoses Resulting

from Physical Factors. In : Disease of The Skin. Edition 9. Philadelphia : W.B

Saunders Campany. 1993. p.23.

13. Silverman, Robert, Nail and Appendageal Abnormalities, Schachner, Lawrence,

A., Hansen, Ronald, C. In : Pediatric Dermatology. Volume 1. Edition 2. New

York : Churchill Livingstone. p.644.

14. Haas, Norbert, Henz, Beate Maria, Weigel Heidrun, Congenital Miliaria

Crystallina. 2002. November : Volume 47. Available from : http//www.eblue.org.

Accesed Oktober 15, 2004

15. Goldmith, Lowell, Disorders of The Eccrine Sweat glands, Freedberg, Irwin M.,

Eisen, Arthur Z., Wolff, Klans, Austen, K. Frank, Goldsmith, Lowell A., Katz,

Spephen I. In : Dermatology In General Medicine. Edition 6. Volume 1. New York

: Mc Graw-Hill. Medical Publishing Divition. p.705

12