responsi skabies kulkel ilham fix

26
RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN SKABIES Penyusun : Ilham Rahmadi 2009.04.0.0001 BAGIAN KULIT KELAMIN 1

Upload: william-sulistyono

Post on 08-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

dermatologi

TRANSCRIPT

Page 1: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

SKABIES

Penyusun :

Ilham Rahmadi

2009.04.0.0001

BAGIAN KULIT KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

20151

Page 2: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS HANG TUAH

Nama : Ilham Rahmadi

NIM :2009.04.0.0001

------------------------------------------------------------------------------------------------

I. IDENTITAS PENDERITANama : An. L.N.P

Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jetis Kulon VII No. 08, Surabaya

Pekerjaan : -

Agama : Islam

Suku/Bangsa :Jawa/ Indonesia

Tanggal pemeriksaan : 12 Agustus 2015

II. ANAMNESAKeluhan Utama

Bintik berwarna kemerahan pada sela-sela jari kedua tangan,

perut, punggung dan bokong.

Keluhan TambahanTerasa gatal pada bintik tersebut.

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL dr. Ramelan

Surabaya pada tanggal 12 Agustus 2015, dengan keluhan adanya

bintik-bintik pada sela-sela jari kedua tangan, perut, punggung dan

bokong sejak 1 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengatakan bahwa

anaknya merasakan adanya rasa gatal pada bintik tersebut sepanjang

hari terutama pada malam hari karena pada malam hari anak nya

selalu menangis dan menggaruk bagian yang gatal. Orang tua pasien

mengaku bahwa jumlah bintik tersebut bertambah banyak sejak

[Type text] Page 2

Page 3: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

pertama kali muncul.Pasien sempat menggaruk daerah yang gatal

hingga keluar cairan jernih dari benjolan tersebut. Pasien menyangkal

adanya riwayat alergi obat dan alergi makanan.

Pasien sehari-hari tinggal di rumah bersama orang tuanya.

Pasien tidur 1 kamar dengan kakaknya. Pasien juga sering memakai

handuk yang sama ketika mandi bersama kakaknya. Kakak pasien

memiliki keluhan yang sama.

Pasien sempat berobat ke UGD RSAL dan diberi obat

Loratadine tetapi orang tua pasien merasa tidak ada perbaikan keluhan

sehingga pasien dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin RSAL

dr. Ramelan Surabaya.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal

Riwayat rhinitis alergica disangkal

Riwayat asma bronkiale disangkal

Riwayat alergi obat- obatan disangkal

Riwayat alergi makanan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Di keluarganya ada yang memiliki penyakit yang sama ( Bapak

dan Kakak pasien ).

Riwayat rhinitis alergica disangkal

Riwayat asma bronkiale disangkal

Riwayat alergi makanan dan obat- obatan disangkal

Riwayat Psikososial Pasien tinggal di rumah bersama orang tua nya.

Pasien sekamar dengan kakak kandungnya.

Pasien mandi 2x sehari di kamar mandi didalam rumah nya.

Orang tua pasien mengatakan pasien kebiasaan saling

meminjam handuk dan alat mandi dengan kakak nya.

Penderita rutin mengganti pakaian dan pakaian dalamnya.

III. PEMERIKSAAN FISIK

[Type text] Page 3

Page 4: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Status GeneralisKeadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Kepala : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : lihat status dermatologi

Status DermatologisTampak beberapa papul di pergelangan tangan sebelah kiri dan

kanan,di sela-sela antara jari ke 1, 2 dan 3 sebelah kiri dan kanan, di

daerah perut, punggung dan bokong Tampak adanya vesikel pada jari

ke 2 tangan sebelah kiri.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan mikroskopik untuk menemukan telur, larva dan

tungau dewasa dari Sarcoptes Scabiei, pemeriksaan penunjang ini

tidak dilakukan.

V. RESUMESeorang wanita berusia 2 tahun datang bersama orang tua nya

ke poli kulit kelamin RSAL dr. Ramelan Surabaya dengan keluhan

adanya bintik-bintik pada sela-sela jari kedua tangan, perut, punggung

dan bokong sejak 1 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengatakan

bahwa anaknya merasakan adanya rasa gatal pada bintik tersebut

sepanjang hari terutama pada malam hari karena pada malam hari

anak nya selalu menangis dan menggaruk bagian yang gatal. Orang

tua pasien mengaku bahwa jumlah bintik tersebut bertambah banyak

sejak pertama kali muncul.Pasien sempat menggaruk daerah yang

gatal hingga keluar cairan jernih dari benjolan tersebut. Pasien juga

sering memakai handuk yang sama ketika mandi bersama kakaknya.

Kakak pasien memiliki keluhan yang sama.

Pasien sempat berobat ke UGD RSAL dan diberi obat

Loratadine tetapi orang tua pasien merasa tidak ada perbaikan keluhan

[Type text] Page 4

Page 5: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

sehingga pasien dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin RSAL

dr. Ramelan Surabaya.

Pemeriksaan fisik : Dalam batas normal

Status dermatologis :

Tampak beberapa papul di pergelangan tangan sebelah kiri dan

kanan,di sela-sela antara jari ke 1, 2 dan 3 sebelah kiri dan kanan, di

daerah perut, punggung dan bokong Tampak adanya vesikel pada jari

ke 2 tangan sebelah kiri.

Gambar 1. Tampak papul pada sela jari 1

[Type text] Page 5

Page 6: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Gambar 2. Tampak papul pada sela jari 2 dan 3, serta

tampak vesikel berisi cairan jernih

Gambar 3. Tampak papul pada bagian perut

VI. DIAGNOSASkabies

VII. DIAGNOSA BANDING1. Prurigo

2. Pedikulosis korporis

[Type text] Page 6

Page 7: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

3. Dermatitis

4. pyoderma

VIII. PENATALAKSANAANVIII.1 Planning Diagnosis

Mencari Sarcoptes Scabiei dewasa, larva, telur dari kerokan lesi

dan dilihat dengan kaca pembesar atau mikroskop.

VIII.2 Planning Terapi Non Medikamentosa

o Menjaga kebersihan tubuh.

o Menjaga kebersihan pakaian dan tidak bertukar

pakaian dengan orang lain.

o Pakaian, sprei, selimut, handuk harus direndam dan

dicuci dengan air panas.

o Seluruh anggota keluarga yang kontak dengan

penderita harus diperiksa dan bila juga menderita

skabies, diobati secara bersamaan agar tidak terjadi

penularan.

Medikamentosa

Sistemik :

o Loratadine 2,5mg tablet, 1x sehari untuk

mengurangi rasa gatal.

Topikal :

o Permethrin 5% krim, dioleskan 1x malam hari

diseluruh tubuh kecuali wajah dan mandi / dicuci

setelah 8-10 jam. Setelah pengolesan pertama

belum sembuh, maka dapat diulang kembali 1

minggu kemudian.

IX. PROGNOSIS Baik bila penderita melakukan pengobatan sesuai dengan

petunjuk dokter dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi.

[Type text] Page 7

Page 8: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

TINJAUAN PUSTAKASKABIES

DEFINISI• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya.

EPIDEMIOLOGI• Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang

bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan

subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan,

Amerika Utara, Australia, India, dan Asia Tenggara.

• Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia

terjangkit tungau skabies.

• Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di semua

geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial. Namun

menjadi masalah utama pada daerah yang padat dengan gangguan

sosial, sanitasi yang buruk, dan negara dengan keadaan

perekonomian yang kurang.• Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies.

Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain:

higiene buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik

serta ekologi. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit

akibat Hubungan Seksual).

ETIOLOGI• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei var.hominis dan produknya.

Sarcoptes Scabiei adalah parasit manusia obligat yang termasuk filum

Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcoptes.

• Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,

punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini

translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata.

[Type text] Page 8

Page 9: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut:

• Setelah kopulasi " yang jantan akan mati (kadang-kadang masih dapat

hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina).

• Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum

korneum sambil meletakkan telurnya 2/4 butir /hari sampai mencapai

jumlah 40/50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan.

• Telur menetas dalam waktu 3-5 hari " menjadi larva yang mempunyai 3

pasang kaki. Larva dapat tinggal dalam terowongan, dapat juga keluar.

• Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk,

jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.

• Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa

memerlukan waktu 8-12 hari.

PATOGENESIS

[Type text] Page 9

Page 10: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

• Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung (berjabat tangan,

tidur bersama dan hubungan seksual) maupun kontak tidak langsung

(penggunaan bersama pakaian, handuk, sprei)

• S. Scabiei melepaskan  substansi sebagai respon hubungan antara

tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan

penetrasi ke dalam kulit.

• Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,

tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau

yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah investasi. Pada saat

itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,

vesikel, urtika, dll. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,

krusta, dan infeksi sekunder.

GEJALA KLINISDikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi

skabies, yaitu :

Pruritus nokturna : gatal pada malam hari disebabkan karena

aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan

panas.

[Type text] Page 10

Page 11: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam

sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi

atau dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya.

Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul

atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi

polimorf. Tempat predileksi " tempat dengan stratum korneum tipis :

sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,

lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita), umbilikus, bokong,

genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat

menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

Menemukan tungau, merupaka hal yang paling diagnostik. Dapat

ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

[Type text] Page 11

Page 12: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Pemeriksaan penunjang Diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 cardinal sign.

Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan tungau dewasa, telur, atau

scybala dari dalam terowongan.

Cara menemukan tungau:

Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat

papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas

sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat

dengan mikroskop cahaya.

Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar

kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari

kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan

mikroskop cahaya.

[Type text] Page 12

Page 13: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Dengan biospsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

Cara menemukan terowongan:

• Burrow ink test

Papul dilapisi dengan tinta cina " dibiarkan selama 20-30 menit "

tinta dibersihkan dengan kapas alkohol " terowongan tersebut akan

kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi

tinta dalam terowongan.

Tes dinyatakan positif bila terbentuk gambaran kanalikuli yang

khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag

• Uji tetrasiklin

Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam

kanalikuli " dibersihkan " dengan menggunakan sinar uv dari lampu

wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan floresensi kuning

keemasan pada kanalikuli.

BENTUK KLINISSelain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk

yang tidak khas, antara lain :

1. Skabies pada orang bersih Klinis ditandai dengan lesi berupa papula dan kanalikuli dengan

jumlah yang sangat sedikit, kutu biasanya hilang akibat mandi secara

teratur.

2. Skabies nodularLesi berwarna merah kecoklatan pada daerah tertutup. Nodul

terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Lesi ini menetap beberapa

minggu hingga beberapa bulan hingga satu tahun walaupun telah

mendapat pengobatan anti skabies adekuat.

3. Skabies incognitoDitemukan pada pasien yang menggunakan glikokortikoid atau

obat imunosupresif.Hal ini disebabkan oleh karena penurunan respon

imun seluler.

4. Skabies yang ditularkan oleh hewan S. scabies varian canis dapat menyerang manusia yang

pekerjaannya erat berhubungan dengan hewan tersebut (mis

[Type text] Page 13

Page 14: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

peternak). Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul

terowongan, lesi terutama terdapat pada tempat – tempat kontak. Dan

akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan mandi dengan

bersih.

5. Skabies Norwegia (Skabies berkrusta)Ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki,

kuku yang distrofik, dan skuama yang generalisata.Bentuk ini sangat

menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit.Tungau dapat ditemukan

dalam jumlah yang sangat besar.Penyakit ini terdapat pada penderita

dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik dan

psikosis.

6. Skabies pada bayi dan anak Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,

termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering

terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima, sehingga terowongan

jarang ditemukan.Pada bayi, lesi terdapat di wajah.

DIAGNOSIS BANDINGAda pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini

merupakan the great imitator karena dapat menyerupai banyak

penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah:

Prurigo

Prurigo merupakan penyakit kulit kronik dengan keluhan gatal,

berupa papula. Predileksinya pada daerah bagian bawah pantat,

ekstremitas, terutama bagian kubiti.

Pedikulosis korporis

Pedikulosis korporis timbul rasa gatal akibat gigitan Pedikulus

humanus varitas corporis. Pedikulus humanus varitas corporis

bentuknya bulat, lonjong, pipih, berwarna coklat kemerahan, dan

mengeluarkan air liur dan ekskreta. Gambaran yang ditemukan

berupa bekas-bekas garukan pada badan, karena gatal baru

berkurang dengan garukan yang lebih intensif.

[Type text] Page 14

Page 15: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

Dermatitis

Dermatitis adalah penyakit peradangan kulit yang bersifat

menahun dan residif dengan effloresensi polimorfik dan gatal,

bersifat toksik dan alergi.

Impetigo krustosa

Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah

sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta

tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi

dibawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh

dibagian tengah.

Ektima

Tampak krusta tebal berwarna kuning, biasanya berlokasi di

tungkai bawah, yaitu tempat yang relatif banyak mendapat trauma.

Jika krusta diangkat ternyata lekat dan tampak ulkus yang dangkal.

PENATALAKSANAAN

Syarat obat yang ideal adalah: Harus efektif terhadap semua stadium tungau.

Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.

Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.

Mudah diperoleh dan harganya murah.

Jenis obat:1. Presipitat Sulfur

• Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Preparat ini

karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka

penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.

• Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah

dan mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang

membutuhkan terapi massal. Secara umum sulfur bersifat aman

bila digunakan oleh anak-anak, bayi < 2 tahun, wanita hamil dan

menyusui.

• Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian

dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.

[Type text] Page 15

Page 16: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

2. Benzil Benzoate (20-25%)

• Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama

3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan

kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

• Efek samping : dermatitis iritan pada wajah dan skrotum.

Penggunaan berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi.

• Kontraindikasi: wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak-anak

< 2 tahun.

3. Gamma benzene heksaklorida (Lindane)

• Kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan

karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan

jarang memberi iritasi.

• Adalah sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat

(SSP) tungau, yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan

kematian tungau. Lindane dimetabolisme dan diekskresikan

melalui urin dan feses.

• Efek samping: Tanda-tanda klinis toksisitas SSP yaitu sakit

kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor, disorientasi,

kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan

pernapasan, koma, dan kematian.

4. Crotamiton krim 10% (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)

Dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai

dua efek sebagai antiskabies dan antigatal, harus dijauhkam dari

mata, mulut, dan uretra.

Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari

selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti

pakaian. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila

digunakan jangka panjang.Tidak mempunyai efek sistemik dan

aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan anak kecil.  

5. Permethrin

• Merupakan sintesa dari pyrethroid.

• Obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies

karena efek toksisitasnya terhadap manusia sangat rendah dan

kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam

[Type text] Page 16

Page 17: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

penggunaannya sangat kecil. Hal ini disebabkan karena hanya

sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang

kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan sebum, dan

juga melalui urin.

• Mekanisme kerja:

mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui

ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi

dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit.

• Penggunaan :

Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, aplikasinya hanya

sekali dan dihapus setelah 10 jam. Apabila belum sembuh bisa

dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.

• Kontraindikasi :

Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan, wanita hamil

dan ibu menyusui.

6. Ivermectin

• Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh

Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip

antibiotic makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai

antibiotik, diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit.

Digunakan secara meluas pada pengobatan hewan, pada

mamalia, dapat digunakan pada kasus Onchocercariasis dan

Strongyloidiasis.

• Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 µg/kg dan dilaporkan

efektif untuk scabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun.

Efek samping yang sering adalah kontak dermatitis dan

toxicepidermal necrolysis.

7. Monosulfiran

Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus

ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3

hari.

8. Malathion

Malathion 0,5% adalah insektisida organosfosfat dengan dasar

air digunakan selama 24%. Pemberian berikutnya beberapa hari

[Type text] Page 17

Page 18: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

kemudian.Namun saat ini tidak lagi direkomendasikan karena

berpotensi memberikan efek samping yang buruk.

Edukasi pada penderita skabies:• Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.

• Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan

pada malam hari sebelum tidur.

• Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.

• Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan

teratur dan bila perlu direndam dengan air panas.

• Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan dalam seminggu

walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.

• Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan

pengobatan yang sama.

PENCEGAHAN

• Orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus

diterapi dengan topikal skabisid, karena mungkin saja telah

mengandung tungau skabies yang masih dalam periode inkubasi

asimptomatik.

• Seprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari

terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas

karena tungau skabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit.

KOMPLIKASI• Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi

bakteri atau karena garukan. Erosi merupakan tanda yang paling

sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai

dengan munculnya pustul, supurasi, dan ulkus, eritema, dan skuama.

• Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan oleh Staphylococcus

aureus dan biasanya mempunyai respon yang bagus terhadap topikal

atau antibiotic oral.

• Limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies

Norwegian

[Type text] Page 18

Page 19: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

• Post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-

induced pyodermas yang disebabkan oleh Streptococcus pyogens.

PROGNOSIS

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat,

serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara

lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi

prognosis yang baik.

[Type text] Page 19

Page 20: RESPONSI Skabies Kulkel Ilham Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Edisi kelima. Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.

2007. Halaman : 122- 125

2. James WD, Timothy G Berger, dirk M Elston. Andrew’s Disease of

TheSkin Clinical Dermatology. 10th ed. Saunders Elsevier. Canada.

2006.

I.II.

[Type text] Page 20