responsi skabies kulkel ilham fix
DESCRIPTION
dermatologiTRANSCRIPT
RESPONSI
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
SKABIES
Penyusun :
Ilham Rahmadi
2009.04.0.0001
BAGIAN KULIT KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
20151
RESPONSI ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS HANG TUAH
Nama : Ilham Rahmadi
NIM :2009.04.0.0001
------------------------------------------------------------------------------------------------
I. IDENTITAS PENDERITANama : An. L.N.P
Umur : 2 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jetis Kulon VII No. 08, Surabaya
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Suku/Bangsa :Jawa/ Indonesia
Tanggal pemeriksaan : 12 Agustus 2015
II. ANAMNESAKeluhan Utama
Bintik berwarna kemerahan pada sela-sela jari kedua tangan,
perut, punggung dan bokong.
Keluhan TambahanTerasa gatal pada bintik tersebut.
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli kulit dan kelamin RSAL dr. Ramelan
Surabaya pada tanggal 12 Agustus 2015, dengan keluhan adanya
bintik-bintik pada sela-sela jari kedua tangan, perut, punggung dan
bokong sejak 1 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengatakan bahwa
anaknya merasakan adanya rasa gatal pada bintik tersebut sepanjang
hari terutama pada malam hari karena pada malam hari anak nya
selalu menangis dan menggaruk bagian yang gatal. Orang tua pasien
mengaku bahwa jumlah bintik tersebut bertambah banyak sejak
[Type text] Page 2
pertama kali muncul.Pasien sempat menggaruk daerah yang gatal
hingga keluar cairan jernih dari benjolan tersebut. Pasien menyangkal
adanya riwayat alergi obat dan alergi makanan.
Pasien sehari-hari tinggal di rumah bersama orang tuanya.
Pasien tidur 1 kamar dengan kakaknya. Pasien juga sering memakai
handuk yang sama ketika mandi bersama kakaknya. Kakak pasien
memiliki keluhan yang sama.
Pasien sempat berobat ke UGD RSAL dan diberi obat
Loratadine tetapi orang tua pasien merasa tidak ada perbaikan keluhan
sehingga pasien dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin RSAL
dr. Ramelan Surabaya.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal
Riwayat rhinitis alergica disangkal
Riwayat asma bronkiale disangkal
Riwayat alergi obat- obatan disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga Di keluarganya ada yang memiliki penyakit yang sama ( Bapak
dan Kakak pasien ).
Riwayat rhinitis alergica disangkal
Riwayat asma bronkiale disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat- obatan disangkal
Riwayat Psikososial Pasien tinggal di rumah bersama orang tua nya.
Pasien sekamar dengan kakak kandungnya.
Pasien mandi 2x sehari di kamar mandi didalam rumah nya.
Orang tua pasien mengatakan pasien kebiasaan saling
meminjam handuk dan alat mandi dengan kakak nya.
Penderita rutin mengganti pakaian dan pakaian dalamnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
[Type text] Page 3
Status GeneralisKeadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : lihat status dermatologi
Status DermatologisTampak beberapa papul di pergelangan tangan sebelah kiri dan
kanan,di sela-sela antara jari ke 1, 2 dan 3 sebelah kiri dan kanan, di
daerah perut, punggung dan bokong Tampak adanya vesikel pada jari
ke 2 tangan sebelah kiri.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan mikroskopik untuk menemukan telur, larva dan
tungau dewasa dari Sarcoptes Scabiei, pemeriksaan penunjang ini
tidak dilakukan.
V. RESUMESeorang wanita berusia 2 tahun datang bersama orang tua nya
ke poli kulit kelamin RSAL dr. Ramelan Surabaya dengan keluhan
adanya bintik-bintik pada sela-sela jari kedua tangan, perut, punggung
dan bokong sejak 1 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengatakan
bahwa anaknya merasakan adanya rasa gatal pada bintik tersebut
sepanjang hari terutama pada malam hari karena pada malam hari
anak nya selalu menangis dan menggaruk bagian yang gatal. Orang
tua pasien mengaku bahwa jumlah bintik tersebut bertambah banyak
sejak pertama kali muncul.Pasien sempat menggaruk daerah yang
gatal hingga keluar cairan jernih dari benjolan tersebut. Pasien juga
sering memakai handuk yang sama ketika mandi bersama kakaknya.
Kakak pasien memiliki keluhan yang sama.
Pasien sempat berobat ke UGD RSAL dan diberi obat
Loratadine tetapi orang tua pasien merasa tidak ada perbaikan keluhan
[Type text] Page 4
sehingga pasien dibawa oleh orang tuanya ke poli kulit kelamin RSAL
dr. Ramelan Surabaya.
Pemeriksaan fisik : Dalam batas normal
Status dermatologis :
Tampak beberapa papul di pergelangan tangan sebelah kiri dan
kanan,di sela-sela antara jari ke 1, 2 dan 3 sebelah kiri dan kanan, di
daerah perut, punggung dan bokong Tampak adanya vesikel pada jari
ke 2 tangan sebelah kiri.
Gambar 1. Tampak papul pada sela jari 1
[Type text] Page 5
Gambar 2. Tampak papul pada sela jari 2 dan 3, serta
tampak vesikel berisi cairan jernih
Gambar 3. Tampak papul pada bagian perut
VI. DIAGNOSASkabies
VII. DIAGNOSA BANDING1. Prurigo
2. Pedikulosis korporis
[Type text] Page 6
3. Dermatitis
4. pyoderma
VIII. PENATALAKSANAANVIII.1 Planning Diagnosis
Mencari Sarcoptes Scabiei dewasa, larva, telur dari kerokan lesi
dan dilihat dengan kaca pembesar atau mikroskop.
VIII.2 Planning Terapi Non Medikamentosa
o Menjaga kebersihan tubuh.
o Menjaga kebersihan pakaian dan tidak bertukar
pakaian dengan orang lain.
o Pakaian, sprei, selimut, handuk harus direndam dan
dicuci dengan air panas.
o Seluruh anggota keluarga yang kontak dengan
penderita harus diperiksa dan bila juga menderita
skabies, diobati secara bersamaan agar tidak terjadi
penularan.
Medikamentosa
Sistemik :
o Loratadine 2,5mg tablet, 1x sehari untuk
mengurangi rasa gatal.
Topikal :
o Permethrin 5% krim, dioleskan 1x malam hari
diseluruh tubuh kecuali wajah dan mandi / dicuci
setelah 8-10 jam. Setelah pengolesan pertama
belum sembuh, maka dapat diulang kembali 1
minggu kemudian.
IX. PROGNOSIS Baik bila penderita melakukan pengobatan sesuai dengan
petunjuk dokter dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi.
[Type text] Page 7
TINJAUAN PUSTAKASKABIES
DEFINISI• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya.
EPIDEMIOLOGI• Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan
subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan,
Amerika Utara, Australia, India, dan Asia Tenggara.
• Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia
terjangkit tungau skabies.
• Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di semua
geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial. Namun
menjadi masalah utama pada daerah yang padat dengan gangguan
sosial, sanitasi yang buruk, dan negara dengan keadaan
perekonomian yang kurang.• Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies.
Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain:
higiene buruk, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik
serta ekologi. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit
akibat Hubungan Seksual).
ETIOLOGI• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei var.hominis dan produknya.
Sarcoptes Scabiei adalah parasit manusia obligat yang termasuk filum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcoptes.
• Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini
translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata.
[Type text] Page 8
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut:
• Setelah kopulasi " yang jantan akan mati (kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina).
• Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum sambil meletakkan telurnya 2/4 butir /hari sampai mencapai
jumlah 40/50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan.
• Telur menetas dalam waktu 3-5 hari " menjadi larva yang mempunyai 3
pasang kaki. Larva dapat tinggal dalam terowongan, dapat juga keluar.
• Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk,
jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
• Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu 8-12 hari.
PATOGENESIS
[Type text] Page 9
• Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung (berjabat tangan,
tidur bersama dan hubungan seksual) maupun kontak tidak langsung
(penggunaan bersama pakaian, handuk, sprei)
• S. Scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara
tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan
penetrasi ke dalam kulit.
• Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan ekskreta tungau
yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah investasi. Pada saat
itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,
vesikel, urtika, dll. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,
krusta, dan infeksi sekunder.
GEJALA KLINISDikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi
skabies, yaitu :
Pruritus nokturna : gatal pada malam hari disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.
[Type text] Page 10
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi
atau dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul
atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
polimorf. Tempat predileksi " tempat dengan stratum korneum tipis :
sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,
lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita), umbilikus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
Menemukan tungau, merupaka hal yang paling diagnostik. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
[Type text] Page 11
Pemeriksaan penunjang Diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 cardinal sign.
Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan tungau dewasa, telur, atau
scybala dari dalam terowongan.
Cara menemukan tungau:
Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat
papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas
sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar
kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan
mikroskop cahaya.
[Type text] Page 12
Dengan biospsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.
Cara menemukan terowongan:
• Burrow ink test
Papul dilapisi dengan tinta cina " dibiarkan selama 20-30 menit "
tinta dibersihkan dengan kapas alkohol " terowongan tersebut akan
kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi
tinta dalam terowongan.
Tes dinyatakan positif bila terbentuk gambaran kanalikuli yang
khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag
• Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli " dibersihkan " dengan menggunakan sinar uv dari lampu
wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan floresensi kuning
keemasan pada kanalikuli.
BENTUK KLINISSelain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk
yang tidak khas, antara lain :
1. Skabies pada orang bersih Klinis ditandai dengan lesi berupa papula dan kanalikuli dengan
jumlah yang sangat sedikit, kutu biasanya hilang akibat mandi secara
teratur.
2. Skabies nodularLesi berwarna merah kecoklatan pada daerah tertutup. Nodul
terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Lesi ini menetap beberapa
minggu hingga beberapa bulan hingga satu tahun walaupun telah
mendapat pengobatan anti skabies adekuat.
3. Skabies incognitoDitemukan pada pasien yang menggunakan glikokortikoid atau
obat imunosupresif.Hal ini disebabkan oleh karena penurunan respon
imun seluler.
4. Skabies yang ditularkan oleh hewan S. scabies varian canis dapat menyerang manusia yang
pekerjaannya erat berhubungan dengan hewan tersebut (mis
[Type text] Page 13
peternak). Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul
terowongan, lesi terutama terdapat pada tempat – tempat kontak. Dan
akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan mandi dengan
bersih.
5. Skabies Norwegia (Skabies berkrusta)Ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki,
kuku yang distrofik, dan skuama yang generalisata.Bentuk ini sangat
menular, tetapi rasa gatalnya sangat sedikit.Tungau dapat ditemukan
dalam jumlah yang sangat besar.Penyakit ini terdapat pada penderita
dengan retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik dan
psikosis.
6. Skabies pada bayi dan anak Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,
termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki dan sering
terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima, sehingga terowongan
jarang ditemukan.Pada bayi, lesi terdapat di wajah.
DIAGNOSIS BANDINGAda pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini
merupakan the great imitator karena dapat menyerupai banyak
penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah:
Prurigo
Prurigo merupakan penyakit kulit kronik dengan keluhan gatal,
berupa papula. Predileksinya pada daerah bagian bawah pantat,
ekstremitas, terutama bagian kubiti.
Pedikulosis korporis
Pedikulosis korporis timbul rasa gatal akibat gigitan Pedikulus
humanus varitas corporis. Pedikulus humanus varitas corporis
bentuknya bulat, lonjong, pipih, berwarna coklat kemerahan, dan
mengeluarkan air liur dan ekskreta. Gambaran yang ditemukan
berupa bekas-bekas garukan pada badan, karena gatal baru
berkurang dengan garukan yang lebih intensif.
[Type text] Page 14
Dermatitis
Dermatitis adalah penyakit peradangan kulit yang bersifat
menahun dan residif dengan effloresensi polimorfik dan gatal,
bersifat toksik dan alergi.
Impetigo krustosa
Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat memecah
sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat adalah krusta
tebal berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi
dibawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh
dibagian tengah.
Ektima
Tampak krusta tebal berwarna kuning, biasanya berlokasi di
tungkai bawah, yaitu tempat yang relatif banyak mendapat trauma.
Jika krusta diangkat ternyata lekat dan tampak ulkus yang dangkal.
PENATALAKSANAAN
Syarat obat yang ideal adalah: Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
Mudah diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat:1. Presipitat Sulfur
• Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Preparat ini
karena tidak efektif terhadap stadium telur, maka
penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.
• Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah
dan mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang
membutuhkan terapi massal. Secara umum sulfur bersifat aman
bila digunakan oleh anak-anak, bayi < 2 tahun, wanita hamil dan
menyusui.
• Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian
dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.
[Type text] Page 15
2. Benzil Benzoate (20-25%)
• Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama
3 hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
• Efek samping : dermatitis iritan pada wajah dan skrotum.
Penggunaan berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi.
• Kontraindikasi: wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak-anak
< 2 tahun.
3. Gamma benzene heksaklorida (Lindane)
• Kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan
karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi.
• Adalah sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat
(SSP) tungau, yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan
kematian tungau. Lindane dimetabolisme dan diekskresikan
melalui urin dan feses.
• Efek samping: Tanda-tanda klinis toksisitas SSP yaitu sakit
kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor, disorientasi,
kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan
pernapasan, koma, dan kematian.
4. Crotamiton krim 10% (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai
dua efek sebagai antiskabies dan antigatal, harus dijauhkam dari
mata, mulut, dan uretra.
Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari
selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan mengganti
pakaian. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila
digunakan jangka panjang.Tidak mempunyai efek sistemik dan
aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan anak kecil.
5. Permethrin
• Merupakan sintesa dari pyrethroid.
• Obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies
karena efek toksisitasnya terhadap manusia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam
[Type text] Page 16
penggunaannya sangat kecil. Hal ini disebabkan karena hanya
sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang
kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan sebum, dan
juga melalui urin.
• Mekanisme kerja:
mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui
ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi
dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit.
• Penggunaan :
Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, aplikasinya hanya
sekali dan dihapus setelah 10 jam. Apabila belum sembuh bisa
dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.
• Kontraindikasi :
Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan, wanita hamil
dan ibu menyusui.
6. Ivermectin
• Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh
Streptomyces avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip
antibiotic makrolid, namun tidak mempunyai aktifitas sebagai
antibiotik, diketahui aktif melawan ekto dan endo parasit.
Digunakan secara meluas pada pengobatan hewan, pada
mamalia, dapat digunakan pada kasus Onchocercariasis dan
Strongyloidiasis.
• Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 µg/kg dan dilaporkan
efektif untuk scabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun.
Efek samping yang sering adalah kontak dermatitis dan
toxicepidermal necrolysis.
7. Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus
ditambahkan 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3
hari.
8. Malathion
Malathion 0,5% adalah insektisida organosfosfat dengan dasar
air digunakan selama 24%. Pemberian berikutnya beberapa hari
[Type text] Page 17
kemudian.Namun saat ini tidak lagi direkomendasikan karena
berpotensi memberikan efek samping yang buruk.
Edukasi pada penderita skabies:• Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
• Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan
pada malam hari sebelum tidur.
• Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
• Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan
teratur dan bila perlu direndam dengan air panas.
• Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan dalam seminggu
walaupun rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.
• Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan
pengobatan yang sama.
PENCEGAHAN
• Orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus
diterapi dengan topikal skabisid, karena mungkin saja telah
mengandung tungau skabies yang masih dalam periode inkubasi
asimptomatik.
• Seprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari
terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas
karena tungau skabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit.
KOMPLIKASI• Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi
bakteri atau karena garukan. Erosi merupakan tanda yang paling
sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai
dengan munculnya pustul, supurasi, dan ulkus, eritema, dan skuama.
• Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan oleh Staphylococcus
aureus dan biasanya mempunyai respon yang bagus terhadap topikal
atau antibiotic oral.
• Limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies
Norwegian
[Type text] Page 18
• Post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-
induced pyodermas yang disebabkan oleh Streptococcus pyogens.
PROGNOSIS
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat,
serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara
lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi
prognosis yang baik.
[Type text] Page 19
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi kelima. Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.
2007. Halaman : 122- 125
2. James WD, Timothy G Berger, dirk M Elston. Andrew’s Disease of
TheSkin Clinical Dermatology. 10th ed. Saunders Elsevier. Canada.
2006.
I.II.
[Type text] Page 20