makalah kulkel

33
KATA PENGANTAR Maha besar Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin yang berjudul “Tumor Kulit”. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dr. Sri Lestari Sp. KK yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Disamping itu juga kami berterima kasih juga kepada pengelola perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah yang telah meminjamkan buku –buku panduan dalam menunjang proses kelancaran pembuatan makalah ini ini. Makalah ini disusun dalam rangka tugas diskusi kelompok mata kuliah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin yang berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan. Segala usaha telah kami lakukan untuk pembuatan makalah ini . Namun, kami menyadari tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah. 1

Upload: sisca-yudistira

Post on 15-Feb-2016

260 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KULKEL

KATA PENGANTAR

Maha besar Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyusun makalah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin yang

berjudul “Tumor Kulit”. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam pembuatan makalah ini terutama kepada dosen

pembimbing mata kuliah Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dr. Sri Lestari Sp. KK

yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Disamping itu juga

kami berterima kasih juga kepada pengelola perpustakaan Fakultas Kedokteran

Universitas Baiturrahmah yang telah meminjamkan buku –buku panduan dalam

menunjang proses kelancaran pembuatan makalah ini ini.

Makalah ini disusun dalam rangka tugas diskusi kelompok mata kuliah Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin yang berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan.

Segala usaha telah kami lakukan untuk pembuatan makalah ini . Namun, kami

menyadari tentu masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik

dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah. 

                                                                         

                                                                                     

Padang , Desember 2015

1

Page 2: MAKALAH KULKEL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

A. Latar Belakang...........................................................................................3

B. Rumusan Masalah......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK....................................5

A. Defenisi......................................................................................................5

B. Etiologi.......................................................................................................8

C. Patofisiologi ..............................................................................................9

D. Manifestasi Klinis....................................................................................10

E. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................11

F. Penatalaksanaan.......................................................................................11

G. Komplikasi...............................................................................................13

H. Prognosis..................................................................................................13

BAB III TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK................................15

A. Defenisi....................................................................................................15

B. Etiologi.....................................................................................................16

C. Patofisiologi ............................................................................................17

D. Manifestasi Klinis....................................................................................18

E. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................19

F. Penatalaksanaan.......................................................................................19

G. Komplikasi...............................................................................................20

H. Prognosis..................................................................................................20

BAB IV PENUTUP...............................................................................................21

A. Kesimpulan..............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: MAKALAH KULKEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah organ terbesar dan organ yang paling kompleks dari

tubuh. Meskipun kulit pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung untuk

berinteraksi dengan lingkungan. Kulit juga melindungi terhadap agen

paling berbahaya seperti bahan kimia (yang impermeabilitas terhadap

epidermis), radiasi matahari (dengan membentuk pigmentasi), agen infeksi

(melalui immuno surveillance efficient) dan deformitas fisik (pertahanan

dermis).

Kemampuan untuk secara efisien mempertahankan atau

menyebarkan panas membuat organ-organ utama yang bertanggung jawab

untuk termoregulasi kulit. Untuk menjalankan semua fungsinya, kulit

memiliki struktur saraf yang sangat khusus. Telapak tangan dan telapak

kaki sangat tebal untuk menopang berat badan. Jari-jari memiliki densitas

tertinggi terhadap persarafan sensori dan memungkinkan melakukan kerja

yang rumit. Bahkan garis-garis kulit, dijelaskan oleh Langer, berorientasi

tegak lurus dengan sumbu panjang axis otot untuk memungkinkan

terjadinya peregangan dan kontraksi tanpa terjadi deformitas.

Penyakit tumor kulit dewasa ini cendenrung mengalami

peningkatan jumlah terutama di Amerika, Australia dan Inggris.

Berdasarkan beberapa penelitian, orang kulit putih yang lebih banyak

menderita kanker kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat

seringnya terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia

penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara

tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain

menyebabkan kecacatan juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.

Benjolan pada atau di dalam kulit sangat umum ditemukan dan

masalah yang berkaitan dengan hal ini meningkat akibat semakin

meningkatnya usia. Sebagian besar tumor kulit adalah jinak (benigna),

sering hanya merupakan gangguan kosmetik. Namun demikian, penting

3

Page 4: MAKALAH KULKEL

untuk menentukan dengan cepat dan efektif apakah suatu tumor bukan

merupakan tumor ganas (maligna) atau mempunyai potensi untuk menjadi

ganas, karena keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu

lesi hanya dapat dibuat sesudah diagnosis tingkat awal ditentukan. Kulit

merupakan sistem organ yang kompleks, di mana tumor jinak maupun

ganas bisa timbul pada tiap bagian (Robin Graham-Brown, 2005)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tumor kulit jinak dan ganas?

2. Apa etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?

3. Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?

4. Apa saja manifestasi klinis dari tumor kulit jinak dan ganas?

5. Apa saja komplikasi dari tumor kulit jinak dan ganas?

6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunujang dari tumor

kulit jinak dan ganas?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor kulit jinak dan ganas?

4

Page 5: MAKALAH KULKEL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT JINAK

A. Definisi

Kata tumor secara literal mempunyai arti pembengkakan yang

abnormal. Dalam bahasa kedokteran modern, kata tersebut mempunyai arti

yang lebih spesifik. Tumor (neoplasma) merupakan suatu lesi sebagai hasil

pertumbuhan abnormal dari sel yang autonom atau relatif autonom, yang

menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan.

Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel

berinti tunggal dalam tubuh, walaupun beberapa jenis sel lebih mudah

tumbuh membentuk tumor dibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah

mengalami transformasi disebut sel neoplastik. Dengan transformasi yang

meliputi satu seri perubahan genetik (misal mutasi), sel melepaskan diri

secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal. Sel

neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan

kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut

menembus dan menyebar, atau metastasis ke jaringan yang lain.

(Underwood, 1999).

Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu

kelainan dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak

menembus jaringan sekitarnya atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Pada waktu tumor jinak timbul pada epitel atau permukaan

mukosa, tumor akan tumbuh menjauhi permukaan, karena tumor tidak

dapat mengadakan invasi, sehingga sering kemudian terbentuk polip yang

bentuknya bertangkai atau tonjolan datar, pertumbuhan non-invasi ke arah

luar memberikan bentuk lesi yang eksofitik. Tumor jinak pada organ yang

solid , khas berbatas tegas dan sering dibatasi dengan kapsul jaringan ikat.

Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir

dan berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan

masalah klinis akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood,

1999).

5

Page 6: MAKALAH KULKEL

Ada beberapa tumor jinak yang dikenal di bidang medis, yaitu:

a. Neurofibromatosis

Adalah gangguan genetis yang mengganggu pertumbuhan sel

pada sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan munculnya

tumor pada jaringan saraf. Tumor ini dapat muncul di otak,

tulang belakang, saraf yang besar maupun kecil. Biasanya

terjadi pada anak-anak.

b. Kista

Suatu rongga patologis yang dilapisi oleh epitel. Kista terjadi

akibat pembentukan cairan antara lapisan sisa-sisa epitel luar

dan dalam atau antara lapisan organ.

c. Keratosis

Papula atau plak yang berbatas tegas, kasar, berpigmen dan

mengenai wajah dan dada. Mereka timbul pada orang-orang

setengah baya atau yang berusia lebih tua.

6

Page 7: MAKALAH KULKEL

d. Veruka

Suatu tumor jinak yang biasa disebut sebagai kutil atau mata

ikan yang disebabkan oleh infeksi HPV yang membuat lapisan

kulit menjadi menebal. Gejala yang timbul, umumnya ada

peninggian permukaan kulit berbentuk bulat atau oval yang

kasar, berwarna lebih terang atau bahkan lebih gelap

dibandingkan daerah sekitarnya. Pada umumnya penderita

tidak merasakan nyeri, karena verruca ini tidak berbahaya dan

dapat sembuh sendiri dengan hitungan bulan atau tahun.

e. Angioma

Malformasi unsur dari cabang-cabang vaskular. Bila ditekan

kaca obyek di atas angioma, ia akan memucat. Hal ini yang

dapat membedakan angioma dengan petekia.

f. Nevus

7

Page 8: MAKALAH KULKEL

Sel melanoblas yang pada keadaan normal berada pada lapisan

basal epidermis. Sel dapat dan tidak mengandung pigmen

melamin. Pembentukan pigmen melanin yang berlebihan akan

difagosit oleh sel makrofag yang dinamakan melanofor yang

terletak di dermis bagian atas.

g. Keloid

Jaringan parut yang luas karena hiperaktif proses

penyembuhan. Penimbunan kolagen maupun lisis kolagen

meningkat. Keloid ini sangat sering pada ras berkulit gelap dan

sering ada riwayat keloid. Hipertrofi jaringan parut dapat di

kurangi dengan melepas tegangan bila jaringan parut melewati

lipatan fleksi. Suntikan kortison juga membantu untuk keloid

kecil.

B. Etiologi

Penyebab Tumor kulit jinak dapat terjadi karena (Wijayakusuma,

Hembing 2005):

1. Faktor eksternal

a. Sering terpapar sinar matahari

8

Page 9: MAKALAH KULKEL

Sinar matahari, khususnya UV B memiliki dampak buruk bagi

kulit yaitu menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel

sehingga memicu timbulnya kelainan pada kulit.

b. Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama

Radiasi yang dikeluarkan oleh sinar X maupun zat-zat radioaktif

lainnya dapat memicu terjadinya mutasi pada susunan kode genetik

pada DNA manusia sehingga memungkinkan terjadinya tumor

pada kulit.

c. Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium,

merkuri, plumbum, dan berbagai logam berat lainya.

Bahan-Bahan tersebut termasuk bahan yang bersifat karsinogenik

sehingga jika terpapar dalam waktu lama dapat mengakibatkan

tumor.

2. Faktor internal

a. Imunitas rendah

Jika imunitas rendah maka sel-sel kulit tidak mampu

mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan DNA sehingga

meningkatkan karsinogenesis.

b. Genetik

Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan

kulit putih. Hal ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat

banyak pigmen sehingga tidak tahan terhadap radiasi sinar UV.

C. Patofisiologi

Patofisiologi tumor kulit jinak (verucca)

Penyebab dari veruka ini adalah invasi dari Human Papilloma

Virus (HPV) tipe 2, 27, dan 57 yang biasanya ditemukan pada binatang

seperti ternak, anjing, kuda, dan tikus besar. Tapi hal ini ditularkan dari

9

Page 10: MAKALAH KULKEL

manusia ke manusia yang lain, tidak dari hewan yang ditularkan ke

manusia.

Data dari masa inkubasi virus ini adalah antara seminggu sampai

dengan setahun. Sistem imun ini berperan dalam angka awitan veruka ini.

Infeksi dari HPV masuk ke kulit melalui lesi dan menginfeksi keratinosis

basal. Virus menginfeksi keratinosit basal dari epidermis, melalui disrupsi

permukaan kulit dan mukosa. Di tempat ini, virus akan menetap di dalam

sel sebagai episom sirkuler dalam jumlah yang tidak banyak. Ketika sel

epidermal berdiferensiasi dan bermigrasi ke permukaan, virus akan

memperbanyak diri. Proses replikasi virus akan mengubah karakter

epidermis menghasilkan keluaran yang dikenal sebagai wart (kutil).

Human Papilloma virus dibagi ke dalam tipe kutaneus dan mukosa,

berdasarkan lokasi klinis dari lesi..Gejala viral protein biasanya terjadi di

stratum dan granulosum dari squamous ephitelium. Setelah masa laten,

HPV menyebabkan peningkatan pertumbuhan sel yang ditunjukkan

menjadi akanthopapilloma secara histologi. Bersamaan dengan

peningkatan ekspresi sel dari partikel viral, keratinosis juga menyebabkan

sumber infeksi baru (Florian, 2009).

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari tumor kulit jinak yaitu (Imam Budi Putra 2008):

a. Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi

b. Gatal

c. Obstruksi saluran tubuh

d. Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.

Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada

umumnya  baik. Ciri-ciri fisik tumor jinak pada kulit secara umum

menunjukkan gambaran sebagai beriku:  

a. Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid

b. Batas tegas

10

Page 11: MAKALAH KULKEL

c. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya

d. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar

e. Vaskularisasi normal.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya tumor kulit jinak

(Imam Budi Putra 2008) yaitu:

1. Biopsy

Memastikan diagnosis Tumor. Spesimen biopsy yang diperoleh

dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi histologik

mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang

mencakup jaringan normal sebesar 1 cm dari bagian tepinya dan

bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup

untuk menentukan stadium tumor, yang bisa melanoma in situ atau

melanoma noninvasive yang dini.

Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan jika dicurigai adanya

keganasan adalah:

1. Pemeriksaan sinar-x toraks

dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi

kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke organ-

organ yang ada di rongga thorax

2. Tes faal hepar

Dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi

kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke hepar.

3. Pemeriksaan CT scan radionukleida.

F. Penatalaksanaan

Sangatlah penting untuk meninjau kembali secara singkat

tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mengobati tumor kulit. Hal

ini untuk menghindari pengulangan.

11

Page 12: MAKALAH KULKEL

Prinsip penting yang pertama adalah baghwa sebagian jaringan

harus diambil untuk pemeriksaan histologi, kecuali bila didiagnosis sudah

pasti. Kegagalan dalam melakukan ini berarti kekeliruhan dalam

mendiagnosis keganasan, dan merupakan salah satu penyebab penyebaran

limfatik yang tidak diketahui atau deposit pada tempat yang jauh dari

tempat awal pertumbuhan tumor.

Penatalaksaan yang dilakukan untuk tumor kulit jinak (Graham-

Brown, Robin dan Tony Burns, 2005) yaitu:

1. Operasai pengangkatan tumor atau biopsy

Pengangkatan tumor kulit yang kecil bersifat cepat, sederhana,

dan ekonomis. Bila tumor terlalu besar untuk eksisi primer, maka

lakukan biopsy insisi yang kecil, dan ingatlah untuk memotong

melintangi bagian tepi mulai dari jaringan yang abnormal. Tidak

didapatkan adanya bukti bahwa biopsy berpengaruh buruk terhadap

perkembangan tumor, walaupun disarankan untuk sedapat mungkin

menghindari biopsy insisi pada melanoma invasive apabila mungkin.

2. Kuretase dan/ atau keuterisasi

Tindakan ini merupakan cara yang sangat memuaskan untuk

mengangkat tumor-tumor superficial.

C&C :

a. Gunakan kuret (volkman spoon) untuk mengerok lesi

b. Tutulkan kauter beberapa kali untuk mengatasi pendarahan

c. Tutup luka dan/atau beri antiseptic

Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan hifrekator, yang

menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan desikasi

(membuat kulit kering). Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat

sengan melakukan pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan

kauter

3. Krioterapi

Tindakan yang ideal untuk tumor kulit superfisial, karena dapat

dilakukan dengan cepat dan relative hanya sedikit meninggalkan

bekas. Akan tetapi, interpretasi histologist pada kriobiopsi tidak

12

Page 13: MAKALAH KULKEL

mudah, dan hanya digunakan jika : tumor sudah jelas jinak, atau

biopsy insisi telah dilakukan. Krioterapi tidak boleh dilakukan pada

melanoma. Bahan terbaik adalah nitrogen cair.

4. Terapi laser dan fotodinamik

Banyak tumor epitel jinak memberikan respons terhadap ablasi

dengan laser CO2, walaupun juga sangat mudah diobati dengan cara

lain yang lebih sederhana dan murah. Lesi-lesi berpigmen merespon

terhadap pengobatan laser tetapi penggunaan laser dalam hal ini masih

memerlukan pemantapan.

Terapi fotodinamik merupakan tindakan dengan menggunakan porfirin

dan penyinaran, yang akan merusak lesi superfisial seperti penyakit

bowen dan karsinoma sel basal superfisial.

5. Radioterapi

Metode pengobatan yang efektif untuk karsinoma sel basal dan

sel skuamosa, dan sering menjadi pilihan paling praktis untuk tumor

yang sangat besar yang terdapat pada orang-orang berusia lanjut. Akan

tetapi tindakan ini tidak ideal untuk tumor yang terdapat pada tempat

tertentu, dan pilihan apakah akan dilakukan eksisi atau radioterapi

tergantung pada keadaan masing-masing pasien. Radioterapi juga

dapat mengendalikan deposit tumor sekunder.

G. Komplikasi

Pada nevus junctional dan nevus compound harus mendapat

perhatian , karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas. Pada Kista

epidermal jika tidak diobati kadang-kadang dapat mengalami transformasi

granulomaltosa dan mengalami resolusi dengan meninggalkan parut

dermal fokal yang kecil.

H. Prognosis

Pada nevus pigmentosus dan veruka vulgaris (kutil) prognosis

umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound harus

mendapat perhatian , karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas.

13

Page 14: MAKALAH KULKEL

Pada keratosis seboroika prognosis umumnya baik, lesi tidak pernah

berubah menjadi ganas. Kista epidermal jika tidak diobati kadang-kadang

dapat mengalami transformasi granulomaltosa dan mengalami resolusi

dengan meninggalkan parut dermal fokal yang kecil. Jarang sekali terjadi

transformasi maligna.Keloid tidak dapat mengalami resolusi spontan,

tetapi dengan pengobatan yang sesuai progresinya dapat dihambat.

14

Page 15: MAKALAH KULKEL

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT GANAS

A. Definisi

Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang

tidak jelas, kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam

jaringan normal sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk

potongan permukaan yang mirip kepiting dimana penyakit ini kemudian

diberi nama cancer. Tumor ganas sering terlihat nekrosis sentral karena

berkurangnya perfusi vaskuler.

Morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan tumor ganas

dapat disebabkan oleh tekanan dan penghancuran jaringan sekitarnya,

pembentukan tumor sekunder, hilangnya darah dari permukaan yang

ulserasi, produksi hormon, efek paraneoplastik yang menyebabkan berat

badan berkurang dan kelemahan serta kekhawatiran dan kesakitan

(Underwood, 1999).

Beberapa tumor ganas, yaitu:

a. Basalioma

Suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan

neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit, juga

merupakan kanker kulit yang timbul dari lappisan sel basal

epidermis atau folikel rambut yang paling umum dan jarang

bermetastasis. Penyebab tersering yaitu terpapar sinar matahari

atau UV dan sering muncul pada usia di atas 40 tahun.

15

Page 16: MAKALAH KULKEL

b. Skuamosa

Suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada

epidermis dan belum menyusup ke jaringan bawah (dermis).

Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik terkadang

menyerupai bercak pada dermatitis atau infeksi jamur.

c. Melanoma

Kanker yang berasal dari sel kulit yang memproduksi melanin

(pigmen). Kanker hitam kulit terjadi karena pertumbuhan ganas

dari sel-sel ini berimigrasi dari bingkai neural ke kulit untuk

menjalankan tugasnya yaitu melindungi kulit terhadap

spektrum sinar.

B. Etiologi

Penyebab dari tumor ganas pada kulit belum diketahui pasti. Namun ada

faktor yang yang memepengaruhi terjadinya tumor kulit ganas.

16

Page 17: MAKALAH KULKEL

Faktor predisposisi:

1. Kontak jangka panjang terhadap radiasi UVB

UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm dan memiliki

intensitas tertinggi saat sinar matahari terang (antara jam 10:00-14:00).

Sinar UV B memiliki dampak buruk bagi kulit yaitu menyebabkan

kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu tumbuhnya

kanker kulit.

2. Kontak arsenic

Arsenik merupakan salah satu zat karsinogen yang dalam dosis

tertentu dapat menimbulkan kanker pada tubuh manusia.

3. Genetik

Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan kulit

putih. Hal ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat banyak

pigmen sehingga tidak tahan terhadap radiasi sinar UV.

4. Pemakaian obat imunosupresan

Pemakaian obat imunosupresan dalam jangka waktu lama dapat

menyebabkan penurunan sel-sel imun pada kulit. Hal ini

mengakibatkan sel-sel kulit tidak mampu mengidentifikasi dan

memperbaiki kerusakan DNA sehingga meningkatkan karsinogenesis

(Corwin, Elizabeth J 2009)

C. Patofisiologi

Patofisiologi tumor kulit ganas basalioma

Basal cell carcinoma (BCC) ini adalah tipe tersering dari kanker

kulit seperti halnya karsinoma sel skuamosa (SCC). Penyebab pasti dari

hal ini masih belum diketahui. Kedua hal tersebut sama diduga disebabkan

oleh paparan sinar Ultraviolet (UV), namun mekanisme paparannya

berbeda.

Basal Cell Carcinoma (BCC) muncul karena paparan UV yang

menyebabkan mutasi gen p53, munculnya dimulai dari interfollicular sel

17

Page 18: MAKALAH KULKEL

basal, folikel rambut atau kelenjar sebasea yang letaknya lebih dalam dari

karsinoma sel skuamosa (SCC) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan

dosis paparan panjang gelombang sinar UV pada keduanya. Gelombang

290-320 nm yang sering duga penyebab basalioma. Pada basal cell

carcinoma (BCC), gen p53 dan Patched gene (PTCH) adalah target utama

paparan sinar UV. Mutasi pada p53 ditunjukkan pada hasil penelitian BCC

sebanyak 56% termasuk lesi yang masih dini yang disebabkan mutasi ini.

Tanda-tanda paparan UV diamati 65% dari mereka. Mutasi PTCH juga

memiliki peran utama dalam terjadinya BCC. Penyakit herediter yakni

sindrom Gorlin dan xerodema pigmentosum juga ikut berperan meskipun

insiden terjadinya lebih rendah dari penyebab paparan UV. Aktivasi

mutasi dari smoothened dan mutasi PTCH2 juga terlibat dalam

pembentukan BCC. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian pada tikus

percoban yang menunjukkan lesi kulit yang menyerupai basal cell

carcinoma (BCC) pada manusia (Lacour, 2002).

Sel karsinoma BCC ini jarang terjadi metastasis karena adanya

ketergantungan antara sel tumor epithelial yang berasal dari sel primitif

selubung akar rambut dan elemen stroma yang menyerupai lapisan

papilaris dermis yang terdiri dari kolagen, fibroblast, dan substansia dasar.

Bolus metastase yang besar sulit memasuki sistem limfatik ataupun sistem

vaskuler.

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada tumor kulit ganas tergantung pada jenis tumor

ganas (Corwin, Elizabeth J 2009):

1. Sel basal

Nodus berwarna seperti daging atau pink, biasanya cekung di tengah-

tengahnya dan dapat terus membesar. Warnanya mengkilat/seperti

lilin, paling sering terlihat pada area yang terpajan sinar matahari di

telinga, wajah, atau tangan.

2. Sel skuamosa

18

Page 19: MAKALAH KULKEL

Lesi bersisik dan sedikit menonjol, disertai ulkus pada area tengah lesi.

Batas lesi tidak beraturan dan mengeras pada tahap lanjut. Paling

sering mengenai area yang terpajan sinar matahari, biasanya di wajah

atau area jaringan parut.

3. Melanoma maligna

Lesi yang tumbuh dengan cepat dan membentuk de novo atau tumbuh

dari mole yang sebelumnya diderita. Biasanya menonjol, berwarna

hitam atau cokelat, atau terkadang muncul dalam bermacam-macam

warna. Batas tidak beraturan, tidak simetris, dan dapat mengeluarkan

darah. Paling sering ditemukan pada area terpajan sinar matahari,

namun dapat tumbuh pada area kulit lain. Berhubungan dengan lesi

akibat terbakar sinar matahari.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai,

jenis biopsi meliputi penyayatan,dimana lapisan kulit diatas lesi diambil,

yakin dengan cara biopsi, insisi dan eksisi. Bila dicurigai adanya

melanoma maka iopsi dan eksisi merupakan metode pilihan sehingga

kedalamn lesi dapat diukur.Setiap lesi harus dicurigai bila menunjukan

satu dari tanda kanker kulit, yaitu ABCD (Asymmetry, Border, Color,

Diameter). Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan karsinoma

sel basal dan sel squamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah

semua yang diindikasikan dan tidak membutuhkan pemeriksaan diagnosa

lenjutan. Untuk melanoma yang dalam pemeriksaan mungkn diindikasikan

untuk menemukan adanya metastase penyakit.ini meliputi pemeriksaan

darah,pemeriksaan sinar-x, dan atau skar CT. (Corwin, Elizabeth J 2009).

F. Penatalaksanaan

1. Pencegahan terhadap karsinoma sel basal dan skuamosa dapat

dilakukan dengan melindungi kulit dari pajanan sinar matahari,

termasuk menghindari matahari tengah hari, pemakaian topi, baju

pelindung , dan tabir surya berspektrum luas.

19

Page 20: MAKALAH KULKEL

2. Insidens melanoma maligna juga dapat dikurangi dengan menghindari

pajanan sinar matahari dan memakai baju pelindung. Penggunaan

tanning (penyamakan kulit) secara indoor (dalam ruangan) harus

dihindari berdasarkan riset yang menunjukkan adanya hubungan kuat

antara penyamakan kulit indoor dan melanoma. Tabir surya mungkin

tidak dapat mencegah timbulnya maligna.

3. Karsinoma sel basal dieksisi secara bedah . karsinoma sel skuamosa

dieksisi secara bedah dan terapi radiasi.

4. Melanoma maligna dieksisi secara bedah, dengan batas insisi yang

lebar. Dilkukan biopsy kelenjar limfe untuk menentukan adanya

metastasis. Biopsy kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat

dengan kanker) merupakan indicator yang efektif terhadap metastasis

dan menjadi terapi pengarah.

5. Kemoterapi dan terapi imun dapat dilakukan selain pembedahan

melanoma maligna dan terkadang pada karsinoma sel skuamosa.

6. Vaksin tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada

melanoma maligna digunakan pada pasien tertentu.

G. Komplikasi

1. Invasi local dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis

kanker kulit

2. Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan ke seluruh

tubuh terutama melanoma maligna. Karsinoma sel basal sangat kecil

untuk bermetastasis, sedangkan karsinoma sek skuamosa berpotensi

sedang.

H. Prognosis

Prognosis baik jika karsinoma sel basal dieksisi secara bedah.

Karsinoma sel skuamosa memiliki prognosis baik jika belum terjadi

metastasis. Biopsy kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat dengan

kanker) merupakan indicator yang efektif terhadap metastasis dan menjadi

terapi pengarah. Prognosis bergantung pada ukuran lesi dan hasil biopsy

kelenjar limfe. Pertumbuhan nodular memiliki prognosis yang lebih buruk.

20

Page 21: MAKALAH KULKEL

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel

berinti tunggal dalam tubuh, walaupun beberapa jenis sel lebih mudah

tumbuh membentuk tumor dibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah

mengalami transformasi disebut sel neoplastik. Dengan transformasi yang

meliputi satu seri perubahan genetik (misal mutasi), sel melepaskan diri

secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal. Sel

neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan

kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut

menembus dan menyebar, atau metastasis ke jaringan yang lain.

(Underwood, 1999).

Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu

kelainan dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak

menembus jaringan sekitarnya atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir

dan berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan

masalah klinis akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood,

1999).

Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang

tidak jelas, kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam

jaringan normal sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk

potongan permukaan yang mirip kepiting dimana penyakit ini kemudian

diberi nama cancer. Tumor ganas sering terlihat nekrosis sentral karena

berkurangnya perfusi vaskuler.

21

Page 22: MAKALAH KULKEL

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta. EGC.

Delf, Mohlan .H. 1996. Major Diagnosa Fisik ed.9. Jakarta: EGC.

Wijayakusuma, Hembing. Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. 2005. Jakarta: Puspa Swara .

Graham-Brown, Robin. 2005. Dermatologi ed.8. Jakarta: Erlangga.

Graham-Brown, Robin dan Tony Burns. 2005. Lecture Note on Dermatologi.Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

Jong, Wimde. 2004. Kanker, Apa itu?. Jakarta: Arcan.

JP, Lacour. 2002. Carcinogenesis of basal cell carcinomas: genetics and molecular mechanisms. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11966727# (diakses tanggal 14 Desember 2015).

Lang, florian. 2009. Encyclopedia of Molecular Mechanisms of Disease. Tuebingen: Springer.

Lukitto, Pisi. 2010. Penuntun Diagnostik dan Tindakan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sabiston, David .C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.

Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.

Underwood, J.C. 1999. Patologi Umum dan Sistemik vol. 1. Jakarta : EGC.

Willms, Junice .L. 2003. Diagnosis Fisik.Jakarta: EGC.

22