referat-basalioma1

22
BASALIOMA (Ammar Abdurrahman Hasyim , Hasanuddin) I. PENDAHULUAN Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan, terutama di kawasan Amerika, Australia, dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terpajan sinar matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita. Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal (basalioma), 1

Upload: ammar-hasyim

Post on 25-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT-BASALIOMA1

BASALIOMA

(Ammar Abdurrahman Hasyim, Hasanuddin)

I. PENDAHULUAN

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan, terutama

di kawasan Amerika, Australia, dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang-

orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut

diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terpajan sinar matahari. Di Indonesia

penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut,

namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan

(merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.

Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah

karsinoma sel basal (basalioma), karsinoma sel skuamosa, yang tergolong

nonmelanoma dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum.

A. Definisi

Basalioma adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal

dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit.(1) Pertumbuhan

tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberikan

gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasif, serta jarang mengadakan metastasis.

(2)

1

Page 2: REFERAT-BASALIOMA1

B. EPIDEMIOLOGI

Di Amerika, sekitar 800.000 orang menderita kanker kulit setiap tahun dan

75% kanker kulit yang terjadi adalah kanker sel basal. Di Australia jumlah kasus baru

KSB 652 per tahun /100 ribu penduduk, sedangkan di AS 480 per tahun/100 ribu

penduduk. Di Indonesia menurut data Badan Registrasi Ikatan Ahli Patologi

Indonesia tahun 1989, dari 1530 kasus kanker kulit, yang terbanyak adalah kasus

karsinoma sel basal yaitu 39,93%.(3)

Menurut penelitian Tjarta, peringkat kanker kulit di Indonesia(4) yaitu:

1. Karsinoma sel basal 36,67%

2. Karsinoma sel squamosa 11.4%

3. Melanoma maligna 0,59%

4. Tumor ganas adneksa kulit dan tumor ganas kulit lainnya 8,5%

C. ETIOLOGI

Lebih dari 90% faktor pencetus basalioma adalah terpapar sinar matahari

atau penyinaran ultraviolet lainnya. Kasus ini sering terjadi pada usia > 40 tahun.

Faktor resiko lainnya :

1. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut

pirang atau merah)

2. Pemaparan sinar X yang berlebihan

3. Senyawa kimia arsen

2

Page 3: REFERAT-BASALIOMA1

4. Trauma

5. Ulkus kronis (5)

D. PATOGENESIS

Patogenesis basalioma didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada

kulit yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga

nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu

kelainan kuli.(6)

Melanin berfungsi sebagai energi amorf yang dapat menyerap energi dan

menghilangkan dalam bentuk panas. Jika energi terlalu besar dapat merusak dan

mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.(7)

E. MANIFESTASI KLINIS

Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipatan nasolabial, dan

daerah periorbital) dan leher. Meskipun jarang, dapat pula dijumpai pada lengan,

tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala.(8)

Gambaran klinik basalioma bervariasi. Lever membagi Basalioma menjadi 5

tipe, yaitu:

1. Tipe nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens

2. Tipe berpigmen

3. Tipe morfea atau fibrosing atau sklerosing

4. Tipe superfisial

3

Page 4: REFERAT-BASALIOMA1

5. Tipe fibroepitelioma

Gambar 1 : Tempat predileksi basalioma.

Dikutip dari kepustakaan 8

1. Tipe Nodulo-Ulseratif

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai

lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan

tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti

mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi.

4

Page 5: REFERAT-BASALIOMA1

Gambar 2 : Basalioma Tipe Nodule-Ulseratif

Dikutip dari kepustakaan 7

Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya telengiektasia, dan

kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperti

mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritema pucat. Lesi membesar

secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi

yang meninggi keras. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut

ulkus rodent), dengan dekstruksi jaringan disekitarnya.

2. Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodulo ulceratif. Bedanya, pada jenis

ini berwarna coklat, atau hitam berbintik-bontik atau homogen yang secara klinis

dapat menyerupai melanoma.

5

Page 6: REFERAT-BASALIOMA1

Gambar 3 : Basalioma tipe berpigmen

Dikutip dari kepustakaan 7

3. Tipe Morfea atau Fibrosing atau Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik yang

cekung, berwarna putih kekuningan, dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan perifer diikuti

oleh perluasan sklerotik di tengahnya.

Gambar 4: Basalioma tipe Morfea

Dikutip dari kepustkaan 7

6

Page 7: REFERAT-BASALIOMA1

4. Tipe Superfisial

Lesi biasanya multiple, mengenai badan. Secaran klinis tampak sebagai plak

transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai irreguler

dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti benang atau kawat atau kawat.

Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenik kronik.

Gambar 5: Basalioma tipe superfisial

Dikutip dari kepustakaan 7

5. Tipe Fibroepithelial.

Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul

kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus dengan

warna yang bervariasi.

6. Sindrom Epitelioma Sel Basal Nevoid

Dikenal pula sebagai sindrom Gorli-goltz. Merupakan kelainan autosomal

dominan dengan penetrasi yang bervariasi, ditandai oleh 5 gejala mayor, yaitu:

1. Basalioma multiple yang terjadi pada usia muda.

2. Cekungan-cekungan pada telapak tangan dan telapak kaki.

7

Page 8: REFERAT-BASALIOMA1

3. Kelainan pada tulang, terutama tulang rusuk.

4. Kista pada tulang rahang.

5. Kalsifikasi ektopik dari falks serebri dan struktur lainnya.

Disamping gejala mayor, dijumpai banyak kelainan sistem organ multiple,

yang berhubungan dengan sindroma ini.

Gambar 6 : Sindrom epitelioma sel basal nevoid. Gambar sebelah kiri bersifat

multiple noduler dan gambar sebelah kanan berupa palmar pits.

Dikutip dari kepustakaan 7

7. Nevus Sel Basal Unilateral Linier

Merupakan jenis yang sangat jarang dijumpai. Lesi berupa nodul dan komedo,

dengan daerah atropi bentuk striae, distribusi zosteriformis atau linier, unilateral. Lesi

biasa dijumpai sejak lahir, dan lesi ini tidak meluas dengan meningkatnya usia.

8

Page 9: REFERAT-BASALIOMA1

8. Sindrom Bazex

Sindroma ini digambarkan pertama kalinya oleh Bazex, diturunkan secara

dominan dengan ciri khas:

1. Atrofoderma folikuler, yang ditandai oleh folikuler yang terbuka lebar, seperti

ice pick marks, terutama pada ekstremitas.

2. Epitelioma sel basal kecil, multiple pada wajah, biasanya timbul pertama kali

saat remaja atau awal dewasa. Namun kadang-kadang dapat juga timbul pada

akhir masa anak-anak.

Di samping itu dapat pula di jumpai anhidrosis lokal atau hipohidrosis

generalisata, hipotrikosis kongenital pada kulit kepala dan daerah lainnya.

F. KLASIFIKASI

Adapun klasifikasi dari basalioma berdasarkan sistem TNM adalah sebagai

berikut.

Tis: Carcinoma in situ (pre-invasive carcinoma)

To: Tidak jelas bentuk tumor primer

T1: <2cm

T2: (2-5)cm

T3: >5cm

T4: Menyebar ke tulang atau otot

N0: Tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening regional.

N1: Penyebaran homolateral dan mudah di gerakkan.

9

Page 10: REFERAT-BASALIOMA1

N2: Kontra atau bilateral dan mudah digerakkan.

N3: Melekat di jaringan sekitarnya.

M0: Tidak jelas metastasis.

M1: Jelas metastasis jauh.

G. HISTOPATOLOGI

Basalioma terdiri atas beberapa tipe histopatologi, yaitu:

1. Basalioma yang berdiferensiasi

a. Jenis keratotik

Disebut juga tipe pilar oleh karena berdiferensiasi kearah rambut,

menunjukkan sel-sel parakeratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan

sitoplasma agak eosinofilik dan di jumpai homcyst, selain sel-sel undifferentiated

dengan sitoplasma basofilik.

b. Jenis kistik

Di jumpai adanya bagian–bagian kistik di bagian tengah massa tumor yang

terjadi akibat generasi sel-sel tumor atau deferensiasi sel-sel kearah kelenjar.

c. Jenis adenoid

Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang yang di batasi jaringan ikat

kadang-kadang ditemukan lumen yang di kelilingi sel bersekresi .dalam lumen

dapat di temukan semacam bahan koloid atau massa amorf.

10

Page 11: REFERAT-BASALIOMA1

2. Basalioma tidak berdifferensiasi (solid)

Merupakan gambaran histopatologik yang banyak di temukan. Berupa pulau-

pulau sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid,

dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, sitoplasma sedikit sel-sel pada tepi

massa tumor tersusun palisade (Lever WF. 1983).

H. DIAGNOSIS

Diagnosis di tegakkan dengan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi

(Handayani. 1999).

I. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan basalioma bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan

hasil kosmetik yang baikserta hasil fungsional yang efektif. Dalam menentukan cara

penatalaksanaan basalioma, banyak hal yang perlu diperhatikan, baik dari faktor

tumornya maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu di perhatikan adalah tipe

tumor, ukuran, lokasi, sifat pertumbuhan, dan apakah merupakan tumor primer atau

rekurens. Sedangkan faktor pasien yang perlu di pertimbangkan adalah usia, riwayat

penyakit lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan.

Secara garis besar, penatalaksanaan basalioma digolongkan dalam 2

kelompok yaitu dengan pembedahan dan tanpa pembedahan. Pembedahan dapat di

lakukan dengan cara eksisi dengan menggunakan skapel, bedah mikrografik Mohs,

11

Page 12: REFERAT-BASALIOMA1

kuretase dan elektrodesikasi jika diameter tumor kurang dari 0,5cm, bedah beku, serta

bedah laser.

Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara radioterapi, jika

ukuran tumor 0,5 – < 8 cm, interferon intralesi, kemotrapi, pemberian retinoid dan

foto dinam. Radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan basalioma primer,

basalioma rekuren atau operasi pengangkatan basalioma yang tidak lengkap. Dalam

hal ini meliputi X-ray superficial dan berkas elektron.

Brachytherapy digunakan untuk permukaan berkontur. Angka kesembuhan

lebih dari 90%. Ini dapat digunakan pada tumor yang terjadi di daerah dimana operasi

akan sulit dilakukan, baik secara teknis maupun meningkatkan jumlah kerusakan

jaringan.

Radioterapi berperan penting dalam pengelolaan basalioma kepala dan leher.

Tumor dari kelopak mata bawah, inner canthus, bibir, hidung, dan telinga dapat

diterapi dengan radioterapi. Namun, tumor-tumor pada kelopak mata atas bukan

merupakan indikasi yang tepat untuk radioterapi karena adanya keratinisasi dari

konjungtiva, lesi di telinga harus diperlakukan dengan hati-hati karena dapat beresiko

merusak dasar kartilago dan septum hidung sangat rentan terhadap radionecrosis.

Radioterapi menjadi pilihan yang baik untuk pasien usia lanjut dengan

basalioma yang sangat besar dan luas. Radioterapi tidak sesuai untuk basalioma

berulang atau pasien dengan sindrom Gorlin atau dengan penyakit jaringan ikat

lainnya. Selan itu, radioterapi juga tidak digunakan pada pasien muda karena kanker

12

Page 13: REFERAT-BASALIOMA1

kulit dapat muncul dari bekas luka dan efek kosmetik jangka panjang jelek. Efek

samping yang terjadi dapat berupa radionecrosis, atrofi, dan telangiektasis.

Sebuah uji coba secara acak membandingkan radioterapi dan bedah eksisi

untuk basalioma pada wajah dengan ukuran < 4 cm menemukan tingkat kekambuhan

4 tahun menjadi masing-masing 7,3% dan 0,7%,.

Selain itu, radioterapi cenderung lebih mahal daripada bentuk lain

pengobatan. Namun demikian, radioterapi adalah pilihan pengobatan yang terbaik

untuk basalioma yang terletak pada bagian-bagian yang sulit untuk dilakukan operasi.

J. KOMPLIKASI

Destruksi pada jaringan bawah kulit sampai tulang. Jarang sekali metastasis

ke organ lain (berbeda dengan karsinoma lainnya).

K. PROGNOSIS

Pengobatan pada basalioma primer memberikan angka kesembuhan sekitar

95% sedangkan pada basalioma rekuren sekitar 92%. Pengobatan pada basalioma

rekuren lebih sulit dari pada basalioma primer, dan angka kekambuhan setelah di

lakukan prosedur yang kedua sangat tinggi.

13

Page 14: REFERAT-BASALIOMA1

DAFTAR PUSTAKA

Tambunan G,W. 1995. Karsinoma Kulit Dalam Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di

Indonesia. EGC. Jakarta.

Handayani. 1999. Penalaksanaan Karsinoma Sel basal. MDVI Vol I, no 26.

Hamzah.M. 2000. Kanker Kulit: Aspek Deteksi, Diagnosis Penentusn Tongkst

Penyskit dsn Pencegahannya Dalam Kumpulsn Makalah Lengkap. PIT V,

PERDOSKI, Semarang.

Rata IGK. 1999. Tumor Kulit. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI edisi

3. Jakarta.

Ranhdle. 1999. Basal Cell Carcinoma In Dermatology Surg. Vol 22

Fitzpatrick TB. 1992. Dermatologi in General Medicine. Vol I, Mc-Graw Hill.

Habif TP. MD. Basal Cell Carcinoma Dalam : Premalignant and Malignant non

melanoma skin Tumor Clinical Dermatology. A Color Guide to Diagnosis

and Therapy.

14

Page 15: REFERAT-BASALIOMA1

Tjarta A. 1995. Spektrum Kanker Kulit di Indonesia MDVI, Vol . No 22.

Buditjahjono S.2000. Tumot-Tumor Kulit.: dalam Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit

Hipokrates.

Lever WF. 1983. Histopathologi of The Skin. edition. JB Lippicont Company.

15