rangkuman tbr otopsi virtual.docx
TRANSCRIPT
OTOPSI VIRTUAL
1. PENGANTAR
Otopsi atau post-mortem klasik dilaksanakan dengan melakukan beberapa insisi dan beberapa
teknik tertentu pada mayat. Otopsi dilakukan untuk alasan-alasan medikolegal maupun
patologik. Pada beberapa kondisi, otopsi ini menimbulkan permasalahan pada sebagian agama.
Virtual otopsi merupakan teknik dalam radiologi yang menggunakan kombinasi post-mortem
multi-slice computed tomography (MSCT) dan magnetic resonance imaging (MRI). Hal ini
mengarah kepada otopsi dengan tindakan invasif yang minimal.
2. FITUR TEKNIS
Multi-slice computed tomography (MSCT) menyediakan informasi tentang patologi tubuh secara
umum dan dapat menghasilkan informasi tentang luka trauma secara rinci. Magnetic resonance
imaging (MRI) digunakan untuk fokus pada area spesifik tubuh. Menyediakan rincian tentang
jaringan lunak, otot, dan organ-organ. Otopsi digital menyediakan sebuah dokumetasi geometris
3D dari luka-luka pada permukaan tubuh dan luka dalam pada kasus hidup maupun mati. Hal ini
dapat membuat pemeriksa dapat mengakses bagian tubuh pada area yang sama dari berbagai
bidang tanpa menghancurkan bukti forensik.
3. OBJEKTIF
Untuk menentukan efektivitas, harga/ ekonomi, organisasional, implikasi hukum dan social dari
otopsi virtual.
4. METODOLOGI
Pencarian dengan komputer secara online dengan database PUBMED, HTA, horizon scanning
dan general database.
1
5. HASIL DAN DISKUSI
Efektifitas
Post-mortem MSCT menyediakan hasil yang sangat baik dalam visualisasi anatomi pada sistem
arterial manusia, termasuk intrakranial dan arteri-arteri koroner. Patologi vaskuler seperti
kalsifikasi, stenosis dan cedera dapat dideteksi. MSCT telah dibuktikan menjadi metode skrining
yang bernilai untuk mendeteksi lesi, tapi MRI diperlukan dalam mendeferensiasi dan
mengklasifikasi tingkat kerusakan secara tepat. Keuntungan dari post mortem imaging, yakni
tidak ada kekhawatiran untuk efek biologis dari radiasi peng-ion dan kurangnya tanda cardiac
motion artefacts selama pemindaian.
Waktu Kematian
Dijelaskan dengan melihat perubahan pada MSCT dan MRI.
Identifikasi
Dengan cara menyamakan data CT seorang individu yang telah mati. Membandingkan data CT
antemortem dan post-mortem dimana hasilnya akan sama.
Penyebab kematian : Trauma (Kll)
Post-mortem MSCT dan MRI menunjukan cedera masif tulang dan jaringan lunak di kepala serta
tanda peningkatan TIK dengan herniasi Tonsilacerebellaris. Hasil yang sama ditemukan pada
otopsi klinis yang dilakukan setelah otopsi digital.
Penyebab kematian : Non Trauma
Perlu analisis lebih lanjut, karena masih terdapat faktor-faktor yang bergantung pada situasi
tertentu (GGA, Efusi pleura, Endotrakeal Air defect ).
Penyebab kematian : Gantung diri atau strangulasi manual
Temuan MRI dan MSCT leher dibandingkan dengan temuan otopsi forensik. Hasilnya tanda-
tanda strangulasi cocok dengan temuan pada otopsi forensik.
2
Penyebab kematian : terbakar
Penelitian pada tubuh yang terbakar karena kecelakaan kendaraan. MSCT dan MRI dapat
mendokumentasikan luka bakar sebaik hasil dari otopsi forensik. Post-mortem imaging memiliki
potensi yang bagus untuk dokumentasi forensik dan pemeriksaan tubuh yang terbakar. Digital
otopsi juga dapat melakukan alternatif tindakan non-invasif untuk histologi. Pada analisis
forensik luka dan dapat ditayangkan dengan histologi virtual 3D.
Penyebab kematian : tembakan
Seluruh tembakan yang membuat fraktur tengkorak komplek dan trauma otot dapat
didokumentasikan secara komplit dan tergambar secara rinci. Residu tembakan yang terdeposit
dibawah kulit juga terlihat. Temuan temuan dalam digital otopsi ini sama dengan temuan otopsi
klasik kepala, tetapi dilakukan tanpa merusak jasad.
Penyebab kematian : infeksi
Temuan pada otopsi yang relevan, ditambah post mortem imaging untuk visualisasi dan
konfirmasi dari investigasi histologi dan mikrobiologi mendukung untuk proses otopsi minimal
invasif.
Penyebab kematian : tenggelam
Pada virtual otopsi ditemukan dekompresi vital masif dengan barotrauma pulmonal dan emboli
gas mematikan. MSCT dan MRI sangat baik dilakukan karena dapat menjelaskan distribusi gas
yang terakumulasi di intraparenkim.
Rekonstruksi forensik
Lesi traumatik di jaringan lemak subkutan yang penting pada rekosntruksi forensik dapat
direkam dan diklasifikasikan dengan MSCT dan MRI, dalam kasus trauma tumpul juga baik
dalam memaparkan trauma leher dan aspek biomekaniknya.
Implikasi Sosial
Dapat menyelesaikan masalah kultural dan agama.
3
Implikasi Hukum
Masih ada kendala di kasus kasus tertentu.
Implikasi Organisasional
Interpretasi gambaran butuh radiologis yang terlatih dalam bidang forensik atau forensik yang
terlatih dalam bidang radiologi.
Ekonomi
Tidak ditemukan implikasi.
6. KESIMPULAN
Ada beberapa bukti dan efektifitas otopsi digital dalam memaparkan sebab mati karena trauma.
Implikasi hukum masih harus dipelajari untuk penerimaan di pengadilan.
7. REKOMENDASI
Untuk identifikasi trauma, terutama trauma yang mengenai struktur skeletal.
4