ptk suyono

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang pendidikan sudah mengalami perubahan. Perubahan pendidikan dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia ini akan lebih baik dan maju. Sedangkan perubahan itu sendiri pada hakikatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya diharapkan perubahan itu akan berdampak positif, supaya orang akan menilai pendidikan itu akan lebih berguna bagi kehidupan manusia itu sendiri. Untuk memperoleh perubahan dalam pendidikan yang positif, dalam proses pembelajaran guru hendaknya dapat memilih metode, media/alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan strategi dan metode yang tepat, hal-hal tersebut akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa Proses belajar mengajar di kelas agar ada inovasi guru hendaknya jangan menjelaskan materi saja, yang mengakibatkan hanya adanya perenungan informasi ke dalam benak siswa. Proses belajar mengajar hendaknya dapat melibatkan mental dan kerja siswa sendiri. Dengan demikian, hasil belajar yang diterima siswa akan langgeng dan kegiatan belajar akan lebih aktif dan menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, perlu adanya persiapan mengajar, yaitu guru perlu membuat persiapan mengajar baik rencana tahunan, rencana semesteran, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan guru, karena dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Oleh karena itu, setiap guru harus memahami

Upload: nasrun-gayo

Post on 23-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penelitian untuk Guru

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang pendidikan sudah mengalami perubahan. Perubahan pendidikan

dimaksudkan agar pendidikan di Indonesia ini akan lebih baik dan maju. Sedangkan

perubahan itu sendiri pada hakikatnya adalah sesuatu hal yang wajar karena

perubahan itu adalah sesuatu yang bersifat kodrati dan manusiawi. Hanya diharapkan

perubahan itu akan berdampak positif, supaya orang akan menilai pendidikan itu akan

lebih berguna bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Untuk memperoleh perubahan dalam pendidikan yang positif, dalam proses

pembelajaran guru hendaknya dapat memilih metode, media/alat peraga dan

sebagainya harus juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inovasi). Dengan

adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif,

terutama dalam menentukan strategi dan metode yang tepat, hal-hal tersebut akan

sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life

skill) siswa

Proses belajar mengajar di kelas agar ada inovasi guru hendaknya jangan

menjelaskan materi saja, yang mengakibatkan hanya adanya perenungan informasi ke

dalam benak siswa. Proses belajar mengajar hendaknya dapat melibatkan mental dan

kerja siswa sendiri. Dengan demikian, hasil belajar yang diterima siswa akan

langgeng dan kegiatan belajar akan lebih aktif dan menyenangkan.

Kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, perlu adanya persiapan

mengajar, yaitu guru perlu membuat persiapan mengajar baik rencana tahunan,

rencana semesteran, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini

dilakukan guru, karena dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan

mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga

dan teknik evaluasi yang digunakan. Oleh karena itu, setiap guru harus memahami

benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode

mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan

menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan

tentang alat-alat evaluasi.

Dengan berkembangnya teknologi pembelajaran sekarang ini, hendaknya

seorang guru dapat menyikapi bahwa teknologi pembelajaran adalah merupakan salah

satu dari aspek pembelajaran tersebut. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap

pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi

tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai

calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia

seutuhnya.

Dengan anggapan tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar

mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada

pembelajaran structural. Guru dalam menyampaikan materi, dengan menggunakan

teknologi pembelajaran yang tepat akan lebih mudah diserap peserta didik atau siswa

yang mempunyai karakter berbeda.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya, agar siswa dapat

memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran

hendaknya disesuaikan dengan kenyataan sekarang. Agar pembelajaran mudah

diterima oleh siswa, guru akan memulai pelajaran hendaknya dimulai dari

menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, kemudian baru memaparkan isi

dan diakhiri dengan memberikan soal-soal latihan kepada siswa.

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian

tentang peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Gandri II melalui

Pendekatan Metode Autentik. Dengan metode pembelajaran autentik diharapkan

siswa kelas IV SDN Gandri II dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan

permasalahnnya sebagi berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

diterapkannya metode pengajaran autentik pada siswa kelas IV SDN Gandri II

Kecamatan Pangkur?

2. Sejauh mana pengaruh metode pengajaran autentik terhadap motivasi belajar

Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial setelah

diterapkannya metode pengajaran autentik pada siswa kelas IV SDN Gandri II

Kecamatan Pangkur.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial setelah

diterapkan metode pengajaran autentik pada siswa kelas IV SDN Gandri II

Kecamatan Pangkur

1.4 Manfaat Penelitan

Adapun maksud diadakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai (1) sekolah, sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS, (2) Guru, sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan

manfaat bagi siswa, dan (3) siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih

sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai

tujuan belajar.

1.5 Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pengajaran autentik adalah pendekatan pengajaran yang

memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa

mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting

dalam konteks kehidupan nyata

2. Motivasi belajar adalah dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam

nilai.

3. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar

Pada bagian ini akan dibahas tentang (1) pengertian belajar, (2) pengertian

prestasi belajar, (3) pedoman cara belajar, dan (4) gaya belajar. Pembahasannya

adalah sebagai berikut.

2.1.1 Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang

dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta

fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar

merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan

tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang

lebih buruk.

Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada

periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan

dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang

mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-

tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses

itu terjadi dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud

dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara

internal di dalam diri individu dalam mengusahakan memperoleh hubungan-

hubungan baru.

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan

dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.

Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang

setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.

Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu

dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan

hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan

sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi

juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti

yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.

2.1.3 Pedoman Cara Belajar

Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan

baik dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman

sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang

siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan

karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan

kepekaan dalam menerima materi pelajaran.

Oleh karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan

oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang paling

menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai

hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

2.1.4 Gaya Belajar

Kalangan pendidik telah menyadari bahwa peserta didik memiliki bermacam

cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat

orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini menyukai penyajian informasi yang

runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan guru. Selama pelajaran,

mereka biasanya diam dan jarang terganggu oleh kebisingan. Perserta didik visual ini

berbeda dengan peserta didik auditori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk

memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru, dan membuat catatan. Mereka

menggunakan kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Selama pelajaran,

mereka mungkin banyak bicara dan mudah teralihkan perhatiannya oleh suara atau

kebisingan. Peserta didik kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam

kegiatan. Mereka cenderung impulsive, semau gue, dan kurang sabaran. Selama

pelajaran, mereka mungkin saja gelisah bila tidak bisa leluasa bergerak dan

mengerjakan sesuatu. Cara mereka belajar boleh jadi tampak sembarangan dan tida

karuan.

Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memiliki satu jenis cara

belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantaranya rata-

rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya mengahadirkan kegiatan belajar

yang berkombinasi antara visual, auditori dan kinestik. Namun, 8 siswa siswanya

sedemikan menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya. Sehingga

mereka mesti berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan

dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang mereka sukai. Guna memenuhi

kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat mulitsensori dan penuh dengan variasi.

Kalangan pendidikan juga mencermati adanya perubahan cara belajar siswa.

Selama lima belas tahun terakhir, Schroeder dan koleganya (1993) telah menerapkan

indikator tipe Myer-Briggs (MBTI) kepada mahasiswa baru. MBTI merupakan salah

satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan untuk

memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar. Hasilnya menunjukkan

sekitar 60 persen dari mahasiswa yang masuk memiliki orientasi praktis ketimbang

teoritis terhadap pembelajaran, dan persentase itu bertambah setiap tahunnya.

Mahasiswa lebih suka terlibat dalam pengalaman langsung dan konkret daripada

mempelajari konsep-konsep dasar terlebih dahulu dan baru kemudian

menerapkannya. Penelitain MBTI lainnya, jelas Schroeder, menunjukkan bahwa

siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif dari pada

kegiatan yang reflektif abstrak, dengan rasio lima banding satu. Dari semua ini, dia

menyimpulkan bahwa cara belajar dan mengajar aktif sangat sesuai dengan siswa

masa kini. Agar bisa efektif, guru harus menggunakan yang berikut ini: diskusi dan

proyek kelompok kecil, presentasi dan debat, dalam kelas, latihan melalui

pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Secara khusus

Schroeder menekankan bahwa siswa masa kini “bisa beradaptasi dengan baik

terhadap kegiatan kelompok dan belajar bersama.”

2.2 Hakikat Pembelajaran IPS di SD

Secara umum pengajaran IPS meliputi masalah kehidupan manusia dan

masyarakat. Pengajaran IPS mengkaji hal ihwal kehidupan diri manusia,

perekonomian, kemasyarakatan, budaya, hukum, politik, kesejahteraan, geografis,

dan bahkan kehidupan keagamaan. Pengajaran IPS mengkaji masalah pancagatra

(Ipoleksosbudhankam) dan agama trigatra kehidupan ( diri manusia dan keluarga,

masyarakat luas dan sempit, bangsa negara dan dunia).( Djahiri dan

Budimansyah,1997:9).

Pengajaran IPS di SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini

agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya,

menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa

kebersamaan dan kekeluargaan. Dengan demikian diharapkan mahir berperan serta di

lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik.

Pengajaran IPS yang misi utamanya memanusiakan manusia dan

memasyarakatkannya secara fungsional dan penuh rasa kebersamaan serta rasa

tanggungjawab, hendaknya mampu menampilkan harapan (1) mampu memberikan

perbekalan pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya dalam

astagatra kehidupan,(2) membina kesadaran, keyakinan, dan sikap tentang pentingnya

hidup bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan, bertanggung jawab dan

manusiawi, (3) membina keterampilan hidup bermasyarakat, dan (4) membina

perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih lanjut.

Dalam Draf final Kurikulum 2004 (2003: 27) pengajaran IPS di SD terutama

kelas 4 dan seterusnya di samping memuat pengetahuan sosial, juga memulai secara

khusus menampilkan konsep kesejarahan. Menurut Djahiri dan Budimansyah

(1997:7) mengatakan konsep sejarah untuk kelas 4 dan seterusnya sengaja

ditampilkan secara khusus dalam rangka pembekalan pengetahuan dan penghayatan

siswa mengenai hal ihwal kehidupan di masa lampau untuk kebermaknaan bagi diri

dan kehidupannya kini serta kelak. Sejarah memuat pengalaman masa lalu dan

menjadi guru yang paling berharga bagi kini dan esok hari.

2.3 Pengajaran Autentik

Pengajaran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenankan

siswa untuk mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan

berpikir dan pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata. Siswa

sering kali mengalami kesulitan dalam menerapkan keterampilan yang telah mereka

dapatkan di sekolah ke dalam kehidupan nyata sehari-hari karena keterampilan-

keterampilan itu lebih diajarkan dalam konteks (situasi yang ada hubungannya

dengan) sekolah ketimbang konteks kehidupan nyata.

Tugas-tugas sekolah sering lemah dalam konteks (tidak autentik), sehingga

tidak bermakna bagi kebanyakan siswa karena siswa tidak dapat menghubungkan

tugas-tugas ini dengan apa yang telah mereka ketahui. Guru dapat membantu siswa

untuk belajar memecahkan masalah dengan memberi tugas-tugas yang memiliki

konteks kehidupan nyata dan kaya dengan kandungan akademik serta keterampilan

yang terdapat dalam konteks kehidupan nyata. Untuk memecahkan masalah-masalah

tersebut, siswa harus mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kemungkinan

pemecahannya, memilih suatu pemecahan, melaksanakan pemecahana atas masalah

mereka. Dengan begitu, siswa akan belajar menerapkan keterampilan akademik

seperti pengumpulan informasi, menghitung, menulis dan berbicara di dalam konteks

kehidupan nyata.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

4 Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian dilakukan untuk mengkaji permasalahan faktual pembelajaran. Dalam

hal ini, penelitian dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS melalui

metode autentik pada siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

Kabupaten Ngawi Penggunaan metode autentik bertujuan untuk mengatasi

masalah pembelajaran, yakni rendahnya prestasi belajar IPS yang diraih oleh

kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

3.1.1 Studi Pendahuluan

Peneliti karena sebagai guru kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

Kabupaten Ngawi, maka peneliti langsung mengadakan penelitian. Dari data hasil

nilai IPS yang diperoleh bahwa siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

Kabupaten Ngawi. masih menemukan kendala dalam pembelajaran IPS. Kendala-

kendala itu dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (1) siswa merasa kesulitan dalam

belajar IPS, (2) siswa sulit menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru, dan (3)

siswa merasakan belajar pelajaran IPS tidak menyenangkan. Karena belum

mengasilkan hasil yang efektif dan kurang menarik bagi murid. Berdasarkan temuan

tersebut maka disusun suatu rencana tindakan kelas untuk diterapkan dalam

pembelajaran IPS. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemampuan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Gandri II

Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2006/2007 semester 2.

3.1.2 Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan studi pendahuluan, disusun rencana tindakan berupa

peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan

Pangkur melalui metode autentik. Rencana tindakan ini dengan melakukan kegiatan,

(1) merancang kegiatan pemebelajaran, (2) menyusun dan mempersiapkan instrumen

penelitian, (3) menetapkan dan menyusun jadwal pelaksanaan tindakan.

3.1.3 Pelaksanan Tindakan

Tahap ini merupakan realisasi dari tahap perencanaan tindakan. Pada tahap ini

guru melaksanakan pembelajaran IPS di kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

Kabupaten Ngawi berdasarkan perencanaan tindakan pembelajaran dalam setiap

siklus. Setiap siklus memerlukan waktu empat jam pelajaran ( 4 x 40 menit) yang

dilaksanakan dua kali pertemuan.

3.1.4 Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan dengan pelaksanaan tindakan pembelajran

membuat kalimat langsung dan kalimat tidak langsung di kelas. Dalam kegiatan ini,

semua indikator berusaha dikenali dan didokumentasikan dengan menggunakan

pedoman observasi.

Pengamatan dilakukan setiap tindakan pada setiap siklus. Pengamatan yang

dilakukan siklus pertama dapat mempengaruhi penyusunan pada siklus selanjutnya.

Hasil pengamatan ini, kemudian diadakan refleksi untuk perencanaan siklus

berikutnya.

3.1.5 Tahap Refleksi

Refleksi diadakan setiap akhir siklus. Dalam tahap ini diadakan, (1)

menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) membahas kesesuaian tindakan

dengan perencanaan yang telah dilaksanakan, (3) menemukan pemecahan masalah

apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan, dan (4) melakukan pemaknaan

dan penyimpulan data yang diperoleh.

Hasil refleksi merupakan masukan untuk menentukan perlu tidaknya tindakan

pada siklus berikutnya. Tindakan pada siklus berikutnya tidak perlu dilaksanakan

apabila hasil pada refleksi menunjukkan keberhasilan yang signifikan. Hal ini dapat

digambarkan alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan

prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur Kabupaten

Ngawi melalui metode autentik adalah sebagai berikut:

Siklus Awal

STUDI PENDAHULUAN :- Mengidentifikasi Masalah- Analisis Masalah

RENCANA TINDAKAN- Menyusun disain tindakan sesuai

alur PTK- Menyusun rencana/scenario

pembelajaran.- Menyusun jenis penugasan, cara

melaporkan tugas, dan tata cara berdiskusi.- Mempersiapkan alat pengumpul

data mengenai data proses tindakan dan data hasil.

- Menyiapkan alat penilaian dan menentukan indicator dan criteria penilaian.

OBSERVASI/PENGAMATAN :- Merekam semua

peristiwa dan kegiatan yang berlangsung.

R E F L E K S I1.Refleksi Proses Tindakan :

- Menganalisis dan mengkaji temuan terhadap tindakan yang telah dilakukan dan melihat kekurangan dan kendala yang terjadi.

2.Refleksi Hasil Tindakan :- Berdasarkan kegiatan

pembelajaran refleksi hasil dilihat dari peningkatan kemampuan siswa menulis puisi akrostik.

3. Hasil Temuan :- Berdasarkan refleksi tindakan dan

refleksi, maka disusun rencana tindakan selanjutnya sebagai revisi terhadap tindakan awal.

PELAKSANAAN TINDAKAN1. Tahap Membangun skemata

siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan membagi kelompok.

2. Tahap penyajian3. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.

HASIL ?

3.2 Setting dan Subjek Penelitian.

3.2.1 Seting Penelitian

Bagan 3.1 Alur PTK Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui metode Autentik

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kleas IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur

Kabupaten Ngawi Pemilihan SDN Gandri II Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi

sebagai tempat penelitian didasarkan pertimbangan bahwa, (1) sekolah ini merupakan

tempat kerja, (2) mata pelajaran IPS terutama kopetensi dasar iklim di Indonesia

merupakan kendala yang dihadapi oleh murid. Oleh karena itu, perlu diadakan

tindakan kelas sebagai upaya peningkatan prestasi belajar IPS terutama iklim di

Indonesia, (3) penelitian tentang peningkatan prestasi belajar IPS melalui metode

Autentik di sekolah ini belum pernah dilaksanakan, sehingga hasil penelitian

diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga bagi peningkatan prestasi

belajar IPS di sekolah ini.

3.3 Data dan Sumber Data

Pada bagian ini disajikan data dan sumber data penelitian yang berupa data

proses dan data produk. Hal tersebut disajikan sebagai berikut

3.3.1 Data Penelitian

Data penelitian diperoleh pada setiap tindakan pembelajaran IPS kopetensi

dasar Iklim di Indonesia melalui metode autentik. Keseluruhan data itu merupakan

hasil catatan di lapangan dan hasil penugasan. Data tersebut dapat dikelompokan

menjadi data proses dan data produk.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Gandri II

Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi yang berjumlah 15 anak. Seluruh murid

SIKLUS LANJUTAN

(SIKLUS KE – N)

dikenai tindakan karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

mengikuti alur pembelajaran yang sesungguhnya. Pertimbangan pemilihan siswa

kelas IV sebagai subjek penelitian karena murid kelas IV mengalami permasalahan

dalam pembelajaran IPS khususnya kompetensi dasar iklim di Indonesia.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus,

dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil kegiatan belajar mengajar.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode autentik, untuk mengamati

proses dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS pada kopetensi

dasar iklim di Indonesia. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal

yang diberikan adalah isian singkat.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode pembelajaran autentik, observasi aktivitas siswa, dan tes formatif.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus I

4.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

4.1.2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan di Kelas

IV dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pada akhir siklus siswa diberi tes formatif dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table 4.1 Nilai Tes Formatif Siklus I

No. Urut SkorKeterangan

No. Urut SkorKeterangan

T TT T TT1 8 √ 9 6 √2 6 √ 10 7 √3 8 √ 11 7 √4 5 √ 12 7 √5 4 √ 13 9 √6 8 √ 14 7 √7 7 √ 15 8 √

8 5 √Jumlah 51 4 4 51 6 1

Jumlah Skor Tercapai 102Jumlah Skor Maksimal 150Rata-Rata Skor Tercapai 6,8

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 10

Jumlah siswa yang belum tuntas : 5

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

6,810

66,67%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode

pengajaran autentik diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6,8 dan

ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 10 siswa dari 15 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.

4.1.3 Observasi

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk

dilakukan pada siklus berikutnya (1) guru perlu memberi bimbingan secara intensif.

Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan, (2) guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan, dan (3) guru harus

banyak menjelaskan memberi contoh keadaan iklim di Indonesia. Hal ini dilakukan

agar siswa lebih tertarik, sehingga akan memahami apa yang dijelaskan guru

4.1.4 Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran

siklus I. Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan respon yang disampaikan

siswa pada saat wawamcara di akhir tindakan pada siklus I. Refleksi diarahkan pada

perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil tindakan, baik berupa proses maupun

hasil tindakan yang berupa produk.

Guru kurang baik dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/

menemukan konsep. Siswa akan lebih mengerti apabila guru dapat menjelaskan iklim

yang ada di Indonesia sesuai dengan keadaan yang ada. Dengan demikian secara

tidak langsung siswa akan mengerti keadaan sebenarnya iklim yang ada di Indonesia.

Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal

latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Hal ini

akan membantu siswa dalam membahami materi yang telah diajarkan oleh guru.

4.2 Siklus II

4.2.1 Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

4.2.2 Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan di Kelas

IV SDN Gandri II Kecamatan Pangkur 5 dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal

ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada

rencana pelajaran dengan memperhatikan perbaikan-perbaikan pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil

penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut

Table 4.3

Nilai Tes Formatif Siklus II

No. Urut

SkorKeterangan No.

UrutSkor

KeteranganT TT T TT

1 8 √ 9 7 √2 7 √ 10 8 √3 9 √ 11 9 √4 6 √ 12 9 √5 5 √ 13 9 √6 8 √ 14 8 √7 7 √ 15 8 √8 6 √

Jumlah 56 5 3 58 7 0Jumlah Skor Tercapai 114Jumlah Skor Maksimal 150Rata-Rata Skor Tercapai 7,6

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 12

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

7,612

80%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,6 dan

ketuntasan belajar mencapai 80% atau ada 12 siswa dari 15 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara

klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya

peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru memberikan bimbingan secara

intensif sehingga pada kegiatan pembelajaran siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan

guru dengan menerapkan metode pengajaran autentik.

4.2.3 Observasi

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk

dilakukan pada siklus berikutnya (1) guru perlu memberi bimbingan secara intensif.

Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan

dilakukan, (2) guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan, dan (3) guru harus

banyak menjelaskan memberi contoh keadaan iklim di Indonesia. Hal ini dilakukan

agar siswa lebih tertarik, sehingga akan memahami apa yang dijelaskan guru

4.2.4 Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran

siklus I. Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan respon yang disampaikan

siswa pada saat wawamcara di akhir tindakan pada siklus I. Refleksi diarahkan pada

perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil tindakan, baik berupa proses maupun

hasil tindakan yang berupa produk.

Guru kurang baik dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/

menemukan konsep. Siswa akan lebih mengerti apabila guru dapat menjelaskan iklim

yang ada di Indonesia sesuai dengan keadaan yang ada. Dengan demikian secara

tidak langsung siswa akan mengerti keadaan sebenarnya iklim yang ada di Indonesia.

Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal

latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Hal ini

akan membantu siswa dalam membahami materi yang telah diajarkan oleh guru.

4.3 Siklus III

4.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

4.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan di Kelas

IV SDN Gandri II dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan perbaikan pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil

penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Table 4.5

Nilai Tes Formatif Siklus III

No. Urut

SkorKeterangan No.

UrutSkor

KeteranganT TT T TT

1 8 √ 9 7 √2 9 √ 10 8 √3 9 √ 11 9 √4 7 √ 12 9 √5 6 √ 13 9 √6 9 √ 14 8 √7 9 √ 15 9 √8 8 √

Jumlah 65 7 1 59 7 0Jumlah Skor Tercapai 124Jumlah Skor Maksimal Ideal 150Rata-Rata Skor Tercapai 8,27

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 14

Jumlah siswa yang belum tuntas : 1

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III123

Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

8,271493

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 8,27 dan

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 93% (termasuk kategori tuntas). Hasil

pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan

kemampuan guru dalam menerapkan belajar aktif sehingga siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam

memahami materi yang telah diberikan.

4.3.3 Observasi

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus

III ini secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik dalam proses belajar mengajar

dengan penerapan metode pengajaran autentik. Dari data-data yang telah diperoleh

dapat diuraikan sebagai berikut (1) selama proses belajar mengajar guru telah

melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup

besar, (2) berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung, dan (3) kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah

mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4.3.4 Refleksi

Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan dilihat

dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar

sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan pelaksanaan siklus berikutnya,

tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses

belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pengajaran autentik dapat

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pengajaran autentik

memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

guru . Keadaan ini adanya peningkatan prestasi belajar pada setiap siklus yang

dilakukan.

4.4.2 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif

terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai

rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

4.4.3 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada pokok bahasan iklim di Indonesia

dengan metode pengajaran autentik yang paling dominan adalah mendengarkan/

memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.

Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang

muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan

kegiatan LKS, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian peningkatan prestasi belajar IPS melalui metode Autentik

dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

Pertama peningkatan prestasi belajar IPS melalui metode Autentik terjadi

peningkatan baik yang berupa proses maupun berupa produk. Dari segi proses,

pemebelajaran pencernaan manusia dapat meningkatkan (1) motivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran dan (2) keaktifan dan keantusiasan siswa dalam

belajar bersumber pada dirinya sendiri lebih tinggi. Dari segi produk penerapan

metode Autentik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami iklim

yang ada di Indonesia.

Kedua dengan diterapkan metode Autentik memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan

belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 66,67 %, siklus II 80%, dan siklus III

mencapai 93%.

5.2 Saran-saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan dengan hasil penelitian

pemeblajaran IPS melalui metode Autentik. Saran-saran tersebut adalah :

1) hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode Autentik dalam

pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami iklim

yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan dalam mengajar mata

pelajaran IPS khususnya iklim yang ada di Indonesia dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini sebagai salah satu model pemebelajarannya.

2) Dengan siswa sendiri dapat menceritakan dan memahami iklim yang ada di

Indonesia sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Oleh karena itu dengan

melaksanakan sendiri siswa dapat terampil dan menguasi untuk memahami materi

yang disampai oleh guru.

3) Deskripsi penelitian ini hanya terbatas pada pemebelajaran IPS khususnya

kompetensi dasar Iklim di Indonesia siswa kelas IV SDN Gandri II Kecamatan

Pangkur Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lain

sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa yang lain dalam

pembelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Melvin, L. Seiberman. 2000. Active Learning. Bandung: Nuansa dan Nusamedia

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah PanitianPelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Poerwodarminto. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Suryosubroto, b. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Penelitian Tindakan Kelastentang

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL MELALUI METODE AUTENTIK SISWA KELAS IV SDN

SUMBER KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI TAHUN

PELAJARAN 2006/ 2007

Disusun Oleh

S U Y O N O, A.MaPdNIP.:130 500 063

SDN GANDRI II KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI

2006

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

SUYONO,A Ma Pd

NIP: 130 500 063

UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PANGKUR

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya

Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IVa ke IVb.

Pangkur, 15 Nopember 2006

Mengetahui

Pustakawan SDN Gandri II Penulis

MURSYID SUYONO, A Ma Pd NIP : 130 622 864 NIP: 130 500 063

Mengetahui

Kepala Cab. Din. Pendidikan Kepala

Kecamatan Pangkur SDN Gandri II

Drs SUPARYO SISWO HADINOTO,M Pd SADIRIN, A Ma Pd

NIP : 130 660 880 NIP: 130 500 059

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

karya ilmiah dengan judul “Strategi Metode Pengajaran Autentik Dalam

Meningkatkan Proses Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa SDN

Gandri II Kec. Pangkur Kab. Ngawi Tahun Pelajaran 2006/2007, penulisan karya

ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat

dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga

anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya

kepada:

1. Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kec Pangkur

2. Kepala SDN Gandri II, Kec. Pangkur, Kab. Ngawi

3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk

itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ..............................................................................................

Halaman Pengesahan .......................................................................................

Kata Pengantar .................................................................................................

Abstrak .............................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................

C. Tujuan Penelitian ...............................................................

D. Manfaat Penelitian ............................................................

E. Penjelasan Istilah ..............................................................

F. Batasan Masalah ................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Memperkenalkan Belajar Aktif .............................

B. Bagaimanakah Otak Bekerja .................................

C. Gaya Belajar ..........................................................

D. Sisi Sosial Proses Belajar .......................................

E. Pengajaran Autentik ...............................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .............................

B. Rancangan Penelitian ........................................................

C. Instrumen Penelitian ........................................................

D. Metode Pengumpulan Data ................................................

E. Teknik Analisis Data .......................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Item Butir Soal ....................................................

B. Analisi Data Penelitian Persiklus ......................................

C. Pembahasan .......................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................

B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................