ptk ipa fisika kelas 8

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khusunya fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisika di SMP diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA fisika diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk 1

Upload: asep-trie

Post on 12-Feb-2017

104 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTK IPA Fisika Kelas 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khusunya fisika berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

(Depdiknas, 2006 : 5). Pendidikan fisika di SMP diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA fisika diarahkan

untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pembelajaran Fisika di SMP Negeri 1 Baureno seharusnya

mengaktifkan dan mendorong siswa untuk bekerja secara ilmiah, selama ini

pembelajaran IPA di SMPN 1 Baureno lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab. Realitas menunjukkan sebanyak 55 % nilai IPA di

kelas VII H dari hasil ulangan harian kurang dari KKM Individu yang

ditentukan sekolah yaitu sebesar 75. Sedangkan rata – rata nilai kelas adalah

74,50. Ini menunjukkan bahwa selama ini prestasi belajar siswa di kelas VII H

dalam mata pelajaran IPA Fisika masih rendah. Hal ini disebabkan kurangnya

1

1

Page 2: PTK IPA Fisika Kelas 8

motivasi dan antusiasme siswa dalam belajar fisika. Sehingga Perlu di

terapkan suatu strategi pembelajaran inovatif yang dapat menambah motivasi

dan antusiasme siswa dalam belajar IPA.

Salah satu jenis strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan

siswa secara aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam belajar adalah Pembelajaran dengan menerapkan

strategi Quantum Teaching. Dalam Quantum teaching, pembelajaran

berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap

siswa sehingga diharapkan siswa dapat melibatkan seluruh emosinya dalam

belajar.

Menurut Bobby De Porter dalam buku Quantum Teaching (dalam

Ani , 2003:3) menjelaskan Quantum Teaching adalah konsep yang

menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar ,

lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun

mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menerapkan quantum teaching dalam

pembelajaran IPA diharapkan dapat lebih menggairahkan suasana

pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar yang pada

akhirnya dapat melejitkan prestasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengambil judul :

“Peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus gerak melalui

strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur pada

siswa kelas VII- H SMPN 1 Baureno tahun pelajaran 2012 - 2013”

2

Page 3: PTK IPA Fisika Kelas 8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H SMP

Negeri 1 Bojonegoro dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum

Teaching dengan media papan luncur?

2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak lurus

melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan

luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno ?

C. Rumusan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Rumusan Masalah , penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas VII H

SMP Negeri 1 Baureno dengan menerapkan strategi pembelajaran

Quantum Teaching dengan media papan luncur.

2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar fisika materi gerak

lurus melalui strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan media

papan luncur pada siswa kelas VII H SMPN 1 Baureno.

D. Rumusan Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian tindakan ini adalah :

“Penerapan pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur

dapat meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP

Negeri 1 Baureno Bojonegoro”

3

Page 4: PTK IPA Fisika Kelas 8

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di ambil dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran

fisika

b. Dapat meningkatkan rasa senang untuk mengikuti pembelajaran

c. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran

fisika

2. Bagi guru

a. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya mata

pelajaran fisika kelas VII

b. Dapat meningkatkan ketepatan dalam menerapkan model, pendekatan,

strategi dan metode mengajar

c. Dapat meningkatkan semangat, rasa senang, dalam proses pembelajaran

3. Bagi Sekolah

a. Dapat meningkatkan kinerja yang mempunyai kompetensi profesional

b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya.

F. Rumusan Ruang lingkup Penelitian

Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari kesalahan

persepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis membatasi ruang

lingkup pembahasan hanya pada materi pemahaman konsep gerak.

4

Page 5: PTK IPA Fisika Kelas 8

G. Rumusan Definisi Operasional

Beberapa istilah penting dalam penelitian ini dapat didefinikan

sebagai berikut :

1. Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam

memudahkan proses belajar mengajar, yang memiliki langkah-langkah :

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.

2. Media Papan luncur adalah alat bantu pembelajaran yang berupa papan

untuk membantu eksperimen tentang gerak.

3. Prestasi belajar fisika adalah kemampuan siswa dalam memahami materi

tentang gerak yang didapat dari tes hasil belajar materi gerak.

5

Page 6: PTK IPA Fisika Kelas 8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Fisika

1. Pengertian Prestasi belajar Fisika

Prestasi adalah pencapaian atau tingkat daya serap. Dalam Ensiklopedi

Umum dijelaskan pengertian secara etimologis dari kata prestasi itu adalah :

’’Hasil yang dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan”. (Pringgodibyo, 1993 :263)

Maka prestasi belajar adalah pencapaian atau perolehan yang didapat

setelah suatu kegiatan pembelajaran pada suatu periode tertentu. Prestasi itu

lebih lanjut tercermin pada adanya perubahan.

Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, siswa dikondisikan untuk

mengalami suatu proses interaksi dengan lingkungan. Pada aktivitas Interaksi

tersebut siswa dihadapkan dengan nilai-nilai positif dalam suatu pembelajaran

yang diharapkan akan berdampak pada perubahan perilaku yang mengarah

pada nilai positif tersebut. Perubahan perilaku yang mengarah pada nilai

positif itulah yang merupakan subtansi dari prestasi belajar itu.

Jadi jelaskah kiranya bahwa prestasi belajar fisika adalah pencapaian

yang berwujud perubahan yang terjadi pada diri siswa (seseorang) yang

mengarah pada tingkat nilai positif tertentu. Dalam pembelajaran fisika

prestasi tersebut sering kali disimbolkan dengan angka yang berjenjang dalam

skala tertentu yang menunjukkan tingkatan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti suatu periodesasi pembelajaran.

6

6

Page 7: PTK IPA Fisika Kelas 8

Dapat dikatakan juga bahwa prestasi belajar merupakan tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam

mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport

setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar

fisika siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi

dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Aspek-Aspek Prestasi Belajar Siswa

Aspek-aspek prestasi belajar bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.

Dalam hal ini S. Bloom dalam Abdullah (2008:42) mengemukakan bahwa

aspek-aspek itu meliputi aspek kognitif (pemahaman, kecerdasan),

pshychomotor (aspek ketrampilan) dan Afektif Domain yakni sikap.

Demikian menyangkut aspek-aspek prestasi belajar. suatu contoh

prestasi yang berkenaan dengan prestasi belajar bidang study fisika tentu

tinggallah mengaitkan dengan aspek-aspek tersebut misalnya dalam aspek

kognitif ditandai dengan tingkat hafalan, pemahaman, analisis, sintesis,

terhadap konsep-konsep fisika . Sedang Afektif misalnya sikapnya yang

sesuai dengan kaidah ilmiah seperti jujur, disiplin, rendah hati, menghargai

orang lain dan lain sebagainya. Dalam kaitan prestasi bidang studi fisika ini

justru antara aspek kognitif dan yang lainnya harus mempunyai suatu

keseimbangan.

7

Page 8: PTK IPA Fisika Kelas 8

B. Pembelajaran Quantum Teaching

1. Pengertian, Asas dan Tujuan Quantum Teaching

Adapun pengertian Quantum Teaching Menurut Bobby De Porter

(2003:3) adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam

memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan

pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan .

Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses

belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai

sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran.

Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose (2001:247) juga berpendapat

bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang

berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap

siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang

menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-

ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai

instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari

keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan

murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.

Adapun asas Quantum Teaching adalah bawalah dunia mereka ke

dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini mengingatkan

kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama.

Memasuki terlebih dahulu dunia mereka berarti akan memberi izin untuk

memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju

kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa

8

Page 9: PTK IPA Fisika Kelas 8

yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan

yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi

atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia

siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan

pemahaman tentang isi dunia itu.

Adapun tujuan Quantum Teaching menurut Bobby (2003:4)

adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan

prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan Terdapat perbedaan

antara tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih.

Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam

mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan

memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan,

merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas

sebagai tujuan.

2. Prinsip Quantum Teaching

Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut:

a) Segalanya berbicara

Menurut Bobby (2003:7) segalanya dari lingkungan kelas hingga

bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran,

semuanya mengirim pesan tentang belajar.

b). Segalanya bertujuan

Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh

karena itu, Kathy Wagone (2004:7) membuat istilah yang

9

Page 10: PTK IPA Fisika Kelas 8

memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap

harinya”.

c). Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang

akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses yang paling

baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan informasi sebelum

memperoleh kesimpulan dari apa yang mereka pelajari.

d). Akui Setiap Usaha

Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan.

Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat

pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata

Noelle C. Nelson ( dalam Yulianto Rahmat, 2005:7) bahwa pujian

atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu

energi yang membangkitkan emosi positif.

e). Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan

Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan

umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam

belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden (2004:327) berpesan bahwa

ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan.

3. Langkah – langkah penerapan Quntum Teaching

Quantum Teaching merupakan salah satu jenis strategi

pembelajaran yang berorientasi untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas

dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan

10

Page 11: PTK IPA Fisika Kelas 8

(Fun and Motivated Learning). Dalam penerapannya Quantum Teaching

memiliki langkah – langkah antara lain :

a. Tumbuhkan

Langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah menumbuhkan

motivasi siswa dalam belajar, memikat siswa dan menyertakan siswa

secara langsung dalam pembelajaran.

b. Alami

Langkah kedua adalah member siswa pengalaman belajar dan

menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui.

c. Namai

Langkah ketika guru memberikan data saat siswa minat siswa telah

mencapai maksimal.

d. Demonstrasikan

Langkah keempat guru mengkaitkan pengalaman dengan data baru agar

siswa menghayai pengetahuan yang telah di dapat.

e. Ulangi

Langkah kelima guru mengajak siswa untuk mengulangi konsep yang

telah di bahas dan juga dalam fase ini guru melaksanakan evaluasi

f. Rayakan

Langkah terakhir guru dan siswa merayakan atau melakukan selebrasi

terhadap kesuksesan pembelajaran yang telah dilakukan.

C. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi

perantara dalam terjadinya pembelajaran (Sukayati , 2003 :1). Media

11

Page 12: PTK IPA Fisika Kelas 8

pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling

sederhana dan murah hingga media yang canggih serta mahal harganya.

Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi

pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang berlangsung

dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja

dirancang untuk keperluan pembelajaran.

Pada dasarnya media media yang banyak digunakan untuk kegiatan

pembelajaran adalah media komunikasi (Azhar, 1997 : 21). Meskipun

media banyak sekali ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis

media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Berbagai jenis media

yang telah dimanfaatkan guru di sekolah antara lain gambar, Overhead

Projektor (OHP), kaset audio, Video, VCD, slide (Film bingkai), program

pembelajaran komputer dan presentasi meggunakan program microsof

powerpoint dan program-program lain.

Rudi & Cepi (2007: 13) mengelompokkan media melalui bentuk

penyajiannya dan cara penyajiannya, yaitu meliputi tujuh kelompok media

penyaji yaitu (a) Kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, peralatan dan

gambar diam, (b) kelompok kedua,; media proyeksi diam (c) kelompok

ketiga; media audio, (d) kelompok keempat, media gambar hidup/film, (e)

kelompok kelima, media televisi, (f) kelompok ketujuh multi media.

Selain itu perlu kita ingat bahwa ada media lain yang tidak termasuk

media penyaji, yaitu media obyek dan media interaktif.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan

12

Page 13: PTK IPA Fisika Kelas 8

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Kemp dan Dyaton (1985)

dalam Aristo (2004:13), Mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam

pembelajaran, yaitu :

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Setiap guru mungkin mempunyai beberapa penafsiran yang berbeda-

beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan

media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga

dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang

melihat atau mendengar uraian suatu materi melalui media yang sama,

akan menerima informasi yang sama persis sama seperti yang diterima

oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi

terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.

b. Proses pembelajaran dapat lebih menarik

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan

informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami

maupun manipulasi. Pendek kata, media dapat membantu guru untuk

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan

membosankan.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru

dan siswa dalam melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama

proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan

cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media,

13

Page 14: PTK IPA Fisika Kelas 8

guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang

aktif tetapi juga siswanya.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu

kekurangan waktu dalam mencapai target kurikulum. Sering terjadi

guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi

pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat

memanfaatkan media secara maksimal. Dengan media, guru tidak

harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab hanya

dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah

memahami pelajaran.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran

menjadi efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar

lebih mendalam dan untuh. Bila hanya dengan mendengarkan

informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami

pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan

melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media,

maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.

f. Media memungkinkan proses belajar dapat berlangsung kapanpun dan

dimanapun diperlukan

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa

dapat melakukan kegiatan belajar secara leluasa, kapanpun dan

dimanapun, tanpa bergantung pada keberadaan seseorang guru.

14

Page 15: PTK IPA Fisika Kelas 8

Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program

pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat

melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu

dan tempat.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar

Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga

mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar

mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktf

Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi

satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu

menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran

dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki

perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya. Seperti membantu

kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar

dan lain-lain.

D. Peningkatan Prestasi Fisika materi gerak lurus melalui strategi

pembelajaran Quantum Teaching dengan media papan luncur

Materi gerak lurus merupakan salah satu materi pokok pada mata

pelajaran IPA Fisika di SMP semester II. Kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa adalah Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan

gerak lurus berubah beraturan serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari.

15

Page 16: PTK IPA Fisika Kelas 8

Dengan menggunakan atau menerapkan strategi Quantum Teaching

pada Pembelajaran IPA Fisika di SMP khususnya pada materi gerak

diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena

pembelajaran dikemas dengan suasana yang menyenangkan. Adapun secara

garis besar langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tumbuhkan : Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan pertanyaan

misalkan : pernahkan kalian naik kereta api ?

2. Alami : Guru meminta siswa secara berkelompok melakukan percobaan

tentang gerak lurus dengan media papan luncur.

3. Namai : Guru meminta siswa untuk menamai jenis gerak apa yang telah ia

praktekkan.

4. Demonstrasikan : Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan

pengetahuan yang dimiliki siswa

5. Ulangi : Guru meminta siswa untuk mengulangi materi yang diperoleh dan

juga melakukan umpan balik kepada siswa.

6. Rayakan : Guru bersama-sama siswa merayakan keberhasilan dalam

pembelajaran ini dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama.

16

Page 17: PTK IPA Fisika Kelas 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro dan

berlangsung dan berlangsung selama 3 ( tiga ) bulan yaitu dari bulan Pebruari

2013 sampai dengan Mei 2013

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan terdiri dari 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 1 kegiatan

tatap muka , dengan masing – masing tatap muka selama 2 jam pelajaran ( 2 x

40 menit ).

Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Hal ini dapat dilihat dalam Gb. 3.1 sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas(Suharsimi Arikunto dkk, 2007:9)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

?

17

17

Page 18: PTK IPA Fisika Kelas 8

Dari gambar diatas dapat dijelaskan prosedur dalam penelitian ini

adalah :

1. Siklus I

a. Perencanaan

1. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan mencari

penyebab masalah melalui observasi langsung terhadap proses

pembelajaran.

2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang materi gerak

lurus

3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan

pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar

serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa.

4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil

mainan, stopwatch ) yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu

penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus .

2. Guru melakukan pembentukan kelompok.

3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa :

Apakah kalian pernah bepergian dengan kereta api ? ( Fase

Tumbuhkan)

4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus beraturan ( Fase

Namai)

18

Page 19: PTK IPA Fisika Kelas 8

5. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurua beraturan ( Fase

Demonstrasikan)

6. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan ( Fase

Ulangi)

7. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi)

8. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara

bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan)

c. Pengamatan

1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak

sebagai pengamat adalah peneliti.

2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk

penilaian hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.

3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan

aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan

( Format terlampir).

d. Refleksi

Guru dan observer merangkum hasil pelaksanaan pembelajaran

sebagai acuan apakah pembelajaran dilanjutkan ke siklus II atau tidak.

Dalam melakukan refleksi ini guru dibantu oleh teman sejawat yang juga

bertindak sebagai observer.

19

Page 20: PTK IPA Fisika Kelas 8

Siklus II

a. Perencanaan

1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pada

siklus I.

2. Menyusun perangkat pembelajaran ( RPP, LKS) tentang Gerak lurus

3. Menyusun instrumen pengamatan yang meliputi lembar pengamatan

pengelolaan kelas, lembar pengamatan aktifitas siswa, tes hasil belajar

serta lembar angket untuk mengetahui respon siswa.

4. Menyiapkan media, alat, dan bahan (papan luncur, mobil mainan,

ticker timer) yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu

penerapan strategi Quantum Teaching dalam materi Gerak lurus .

2. Guru melakukan pembentukan kelompok.

3. Guru memotivasi siswa dengan cara menanyakan kepada siswa : Apa

yang terjadi dengan kereta api yang di rem ? ( Fase Tumbuhkan)

4. Siswa melakukan percobaan tentang gerak lurus berubah beraturan

( Fase Alami)

5. Siswa mengisi lembar kerja secara berkelompok ( Fase Namai )

6. Tiap kelompok mendemonstrasikan gerak lurus berubah beraturan secara

bergiliran ( Fase Demonstrasikan)

7. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan

8. Guru mengevaluasi siswa ( Fase Ulangi)

20

Page 21: PTK IPA Fisika Kelas 8

9. Guru dan siswa merayakan keberhasilan pembelajaran dengan cara

bertepuk tangan dan bernyanyi bersama ( Fase rayakan)

c. Pengamatan

1. Pengamatan dilakukan oleh observer, dalam hal ini yang bertindak

sebagai pengamat adalah peneliti.

2. Aspek yang diamati adalah kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan aktivitas siswa yang dijadikan acuan untuk penilaian

hasil belajar ranah afektif dan psikomotor.

3. Untuk merekam pengamatan pada pengelolaan pembelajaran dan

aktivitas siswa selama pembelajaran, digunakan lembar pengamatan

( Format terlampir)

d. Refleksi

Mengevaluasi proses dan hasil belajar apakah sudah sesuai dengan

kriteria yang diharapkan.

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMP Negeri 1 Baureno

Kabupaten Bojonegoro sejumlah 31 siswa. Karakteristik responden adalah

kelompok siswa yang beragam dari segi jenis kelamin dan tingkat prestasi

belajarnya.

D. Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Nilai hasil belajar yang di dapatkan dari tes hasil belajar setiap akhir siklus

pembelajaran.

21

Page 22: PTK IPA Fisika Kelas 8

2. Aktivitas siswa diambil dari lembar pengamatan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung.

2. Respon siswa didapatkan dari angket respon siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes dan angket.

1. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif siswa. Bentuk

tes adalah tes tertulis dengan format Isian ( Format terlampir)

2. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama

pembelajaran, untuk melaksanakan observasi digunakan lembar observasi

aktivitas siswa ( Format terlampir)

3. Teknik angket digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa.

Angket yang diberikan berupa angket terbuka.

F. Analisis Data

Analisis digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu apakah

Pembelajaran dengan menerapkan strategi Quantum Teaching dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi Gerak lurus .

Setelah semua data terkumpul, kemudian dianalisis sebagai berikut :

1. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan

teknik persentase berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum. Sesuai

perhitungan KKM yang mempertimbangkan intake, daya dukung dan

kompleksitas, dalam penelitian ini siswa dikatakan tuntas secara individual

apabila skornya mencapai 75. Ketuntasan klasikal dicapai apabila dalam

22

Page 23: PTK IPA Fisika Kelas 8

satu kelas siswa yang tuntas secara individu minimal 85 % dari keseluruhan

siswa.

2. Data hasil pengamatan Aktivitas siswa

Data hasil pengamatan hasil aktivitas siswa dianalisis secara

deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase. Dalam

penelitian ini siswa dikatakan aktif apabila skor aktivitasnya minimal

mencapai 70 % dari skor maksimal. Secara klasikal siswa dikatakan aktif

apabila dalam satu kelas siswa yang aktif secara individu minimal 85 %

dari keseluruhan siswa

3. Respon siswa

Setelah data terkumpul dianalisis dengan rumus sebagai berikut :

Nilai respon siswa = Skor Siswa

Skor Maksimal x 100

Setiap pernyataan Ya mendapat Skor = 1

Setiap pernyataan Tidak mendapat Skor = 0

Siswa secara individual dikatakan member respon positif apabila nilainya ≥

70.

Kelas dikatakan memiliki respon yang positif apabila dalam satu kelas

ada 85 % siswa yang memberi respon positif. Dengan rumus :

P = Siswa yang memiliki r espon positif

Seluruh siswa x 100 %

23

Page 24: PTK IPA Fisika Kelas 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi setiap siklus

a. Data rencana, pelaksanaan, pengamatan refleksi setiap siklus

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, diantaranya :

1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 1)

b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil

mainan, stopwatch

c) Membuat lembar kerja siswa ( lampiran 2 )

2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari :

a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7)

b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran

8)

b. Pelaksanaan ( Acting)

Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan

dengan menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang

gerak lurus.

24

Page 25: PTK IPA Fisika Kelas 8

b) Guru memulai dengan pernyataan : ” pernahkan kalian bepergian

dengan kereta api ? bagaimana gerak kereta api ?”

c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok

beranggotakan 4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok

melakukan percobaan seperti yang ada pada LKS yaitu percobaan

I. Dalam melakukan percobaan siswa masih terlihat belum

mengerti dan meminta bantuan dari guru.

2) Kegiatan Inti

a) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan

yang telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok

mengerjakan dengan lancar tetapi ada yang kesulitan dalam

mengerjakan soal yang telah diberikan dalam LKS.

b) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan

hasil dengan cara mengundi.

c) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya

dengan diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab

berlangsung siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan

pertanyaan beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang

telah dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi

gerak lurus.

25

Page 26: PTK IPA Fisika Kelas 8

b) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran

kali ini dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama.

c. Pengamatan ( Observing)

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data

sebagai berikut :

1. Data Hasil Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I

Nilai Kriteria Frekuensi %

< 70 Tidak Aktif 8 25,80

≥70 Aktif 23 74,19

Pada tabel 4.1 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai

≥70 adalah 23 siswa, dan yang memperoleh nilai <70 = 8 siswa. Dari

kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan

klasikal = 85 % ke atas. Maka ketuntasan klasikal aktivitas siswa pada

siklus I baru mencapai 74,19 % sehingga belum mencapai indikator yang

ditentukan. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama

agar aktivitas siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang

ditentukan maka pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II.

2. Data Hasil Belajar Siswa

Hasil tes prestasi yang dilakukan setelah berlangsungnya

pembelajaran adalah sebagai berikut :

26

Page 27: PTK IPA Fisika Kelas 8

Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil belajar siswa mata pelajaran siklus I

KKM Keterangan Frekuensi %

≥ 75 Tuntas 22 70,96< 75 Belum Tuntas 9 29,03

Dari tabel 4.2 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa

yang tuntas baru mencapai 70,96% dan yang belum tuntas 29,03%,

sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah ditentukan

yaitu minimal 85% siswa sudah tuntas belajar. Untuk memperbaiki

pelaksanakan pembelajaran terutama agar hasil belajar siswa dapat

meningkat dan mencapai indikator ketuntasan yang ditentukan maka

pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.

3. Data Hasil Respon Siswa

Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus I

Nilai Kriteria Frekuensi %

≥70 Positif 24 77,41

<70 Negatif 7 22,58

Dari tabel 4.3 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus I siswa

yang memberikan respon positif 77,41% dan yang memberikan respon

negatif 22,58%, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang telah

ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap

pembelajaran. Untuk memperbaiki pelaksanakan pembelajaran terutama

agar respon siswa dapat meningkat dan mencapai indikator yang ditentukan

maka pembelajaran maka perlu dilanjutkan pada siklus II.

27

Page 28: PTK IPA Fisika Kelas 8

d. Refleksi ( Reflection)

Melalui tindakan refleksi akan diketahui kelebihan dan kekurangan

yang dilakukan dalam pelaksanaan. Dari data hasil pengamatan dicari

penjelasannya, dianalisis dan dikaji secara matang. Dari data yang diperoleh

setelah penelitian siklus I dilaksanakan, maka terdapat beberapa hal yang

perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :

1) Aktivitas Siswa

Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus

I yang baru mencapai 74,19% hal tersebut disebabkan :

- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menekankan

keaktifan siswa dan masih canggung dalam bekerja secara

kelompok.

- Beberapa siswa masih terlihat pasif dalam bekerja kelompok, dan

hanya mengandalkan satu atau dua orang untuk menyelesaikan

tugas.

- Siswa belum terampil dalam melakukan percobaan.

Hal tersebut dapat dilihat pada saat kegiatan belajar mengajar

masih ada beberapa siswa yang masih melakukan aktivitas yang tidak

relevan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga kurang

memperhatikan pelajaran dan pengarahan dari guru.

2) Hasil Belajar Siswa

Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada

siklus I yang baru mencapai 70,96%. Hal tersebut dikarenakan dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang kurang

28

Page 29: PTK IPA Fisika Kelas 8

konsentrasi, kurang memperhatikan petunjuk yang ada di Lembar

Kegiatan Siswa. Pada siklus II diharapkan pembelajaran dapat berjalan

lebih optimal dengan meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa

pada pelajaran yang berlangsung.

3) Respon Siswa

Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus I

yang baru mencapai 77,41%. Secara klasikal siswa belum menunjukkan

respon positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar terpaku pada pembelajaran yang

sebelumnya.

Dari temuan-temuan dan kelemahan-kelemahan yang peneliti

peroleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I tersebut akan dibuat

acuan untuk perbaikan pada siklus II agar aktivitas siswa, hasil belajar

dan respon siswa mengalami peningkatan.

2. Siklus II

Pada siklus II ini peneliti tetap menggunakan pembelajaran dengan

pendekatan Quantum Teaching pada pembelajaran fisika materi gerak

lurus. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan

mempertimbangkan refleksi pada siklus I, diantaranya :

29

Page 30: PTK IPA Fisika Kelas 8

1) Menyusun perangkat pembelajaran, yang terdiri dari :

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( Lampiran 4)

b) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : papan luncur, mobil

mainan, ticker timer

c) Membuat lembar kerja siswa ( Lampiran 5)

2) Menyusun pedoman pengamatan, yang terdiri dari :

a) Pedoman pengamatan aktivitas siswa ( Lampiran 7)

b) Pedoman pengamatan kegiatan guru dalam mengajar ( Lampiran8 )

b. Pelaksanaan ( Acting)

Kegiatan pembelajaran berpedoman pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal

a) Kegiatan belajar dimulai dengan salam kemudian dilanjutkan dengan

menjelaskan bahwa materi yang dipelajari hari ini tentang gerak lurus

berubah beraturan.

b) Guru memulai dengan pernyataan : ”Apa yang terjadi dengan kereta

api yang direm ? bagaimana kecepatannya?”.

c) Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan

4 - 5 orang dan terbentuklah dan setiap kelompok melakukan

percobaan seperti yang ada pada LKS.

2) Kegiatan Inti

d) Guru menugaskan masing-masing siswa dalam kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang ada di LKS berdasarkan percobaan yang

telah dilakukan. Tampak beberapa siswa dalam kelompok

30

Page 31: PTK IPA Fisika Kelas 8

mengerjakan dengan lancar. Dalam melakukan percobaan siswa sudah

terlihat terampil dalam menggunakan peralatan. Selama percobaan

guru memberikan bimbingan pada masing-masing kelompok yang

merasa kesulitan.

d) Guru menugaskan masing – masing kelompok untuk memaparkan

hasil dengan cara mengundi.

e) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil pekerjaannya dengan

diwakili oleh dua orang siswa. Saat sesi tanya jawab berlangsung

siswa-siswi terdiam, sehingga guru harus menawarkan pertanyaan

beberapa kali, baru kemudian terjadi Tanya jawab.

3) Kegiatan Akhir

f) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah

dibahas untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi gerak

lurus.

g) Guru bersama-sama siswa merayakan kesuksesan pembelajaran kali ini

dengan bertepuk tangan dan bernyanyi bersama.

c. Pengamatan (Observing)

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data-data

sebagai berikut :

1. Data Hasil Aktivitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II

Nilai Kriteria Frekuensi %

< 70 Tidak Aktif 4 12,90

≥ 70 Aktif 27 87,10

31

Page 32: PTK IPA Fisika Kelas 8

Pada tabel 4.4 di atas, dapat diketahui yang memperoleh nilai ≥70

= 27 siswa, dan yang memperoleh nilai < 70 = 4 siswa. Dari kriteria yang

ditetapkan yaitu ketuntasan individu = 70 dan ketuntasan klasikal = 85 % ke

atas. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa, ketuntasan klasikal aktivitas

siswa pada siklus II mencapai 87,10 % sehingga sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

2. Data Hasil Belajar Siswa

Sedangkan hasil tes prestasi yang dilakukan setelah

berlangsungnya pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II

KKM Kriteria Frekuensi %≥ 75 Tuntas 28 90,32< 75 Belum Tuntas 3 9,68

Dari tabel 4.5 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa

yang tuntas mencapai 90,32% dan yang belum tuntas 9,68%, sehingga pada

siklus II sedah melebihi indikator yang telah ditentukan yaitu minimal 85%

siswa sudah tuntas belajar, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus

berikutnya.

3. Data Hasil Respon Siswa

Dari hasil skoring terhadap angket respon siswa didapat hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil respon siswa mata pelajaran IPA siklus II

Nilai Kriteria Frekuensi %

≥70 Positif 28 90,32

<70 Negatif 3 9,68

32

Page 33: PTK IPA Fisika Kelas 8

Dari tabel 4.6 di atas dapat dikatakan bahwa pada siklus II siswa

yang memberikan respon positif 90,32 % dan yang memberikan respon

negatif 9,68%, sehingga pada siklus II sudah melebihi indikator yang telah

ditentukan yaitu minimal 85% siswa memberikan respon positif terhadap

pembelajaran. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

d. Refleksi ( Reflection)

Dari data yang diperoleh setelah penelitian siklus II, maka ada

beberapa hal yang perlu dibahas secara lebih lanjut, yaitu :

1) Aktivitas Siswa

Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus

II yang mencapai 87,10% yang sudah melebihi indikator yang telah

ditentukan. Hal tersebut disebabkan siswa sudah bisa beradaptasi dengan

pembelajaran Quantum Teaching dengan baik, selain itu siswa juga

sudah trampil melakukan percobaan. Perhatian dan bimbingan guru pada

tiap kelompok membuat siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

2) Hasil Belajar Siswa

Setelah peneliti memperoleh data nilai rata-rata siswa pada siklus

II terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal mencapai 90,32%. Dari

hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi

dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Dengan demikian

hasil belajar siswa lebih meningkat

33

Page 34: PTK IPA Fisika Kelas 8

3) Respon Siswa

Setelah peneliti memperoleh data respon siswa pada siklus II

mencapai 90,32%. Secara klasikal siswa sudah menunjukkan respon

positif terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar sudah merasa senang dan lebih

mudah memahami materi.

b. Paparan keberhasilan dan kegagalan

Sesuai dengan tujuan awal dari penelitian tindakan kelas ini yaitu ingin

mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan

menggunakan media papan luncur pada materi gerak lurus di kelas VII H SMP

Negeri 1 Baureno maka telah dilakukan perancangan pembelajaran dengan

mempertimbangkan karakteristik siswa dan prinsip-prinsip pada strategi

pembelajaran Quantum Teaching.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I secara umum belum mencapai

criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 % dari

seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil

belajar dan respon siswa belum mencapai criteria yang diharapkan. Kegagalan

ini menjadi bahan refleksi untuk melakukan perancangan pada siklus II.

Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II secara umum telah

mencapai criteria keberhasilan yang telah ditentukan, ketuntasan klasikal 85 %

dari seluruh jumlah siswa di kelas tersebut. Di Siklus I ini aktivitas siswa, hasil

belajar dan respon siswa sudah mencapai criteria yang diharapkan.

34

Page 35: PTK IPA Fisika Kelas 8

B. Pembahasan

Dari data-data hasil penelitian dilakukan pembahasan sebagai berikut :

1. Aktivitas Siswa

Tabel 4. 7 Persentase peningkatan aktivitas siswa siklus I dan II

Data yang diperoleh

Hasil

PeningkatanSiklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi %

∑ siswa yang tuntas 23 74,19 27 87.10 12,91%

Indikator ≥ 85 %

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa

dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai

siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal

ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih

memberi kesempatan siswa untuk aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam

kelompok.

Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dan II secara

keseluruhan dapat digambarkan dengan histogram berikut :

Grafik 4.1 Histogram Aktivitas siswa Siklus I sampai dengan siklus II

Siklus I Siklus II0

102030405060708090

100 77.4187,10

35

Page 36: PTK IPA Fisika Kelas 8

2. Hasil Belajar Siswa

Tabel 4. 8 Persentase peningkatan hasil belajar siswa siklus I dan II

Data yang diperoleh

Hasil

PeningkatanSiklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi %

∑ siswa yang tuntas 22 70,96 28 90,32 19,36%

Indikator ≥ 85%

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa hasil belajar

siswa dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I

sampai siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar

19,36%. Hal ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa

lebih termotivasi dalam belajar karena pembelajaran dikemas dengan

menyenangkan, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Hasil belajar siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat

digambarkan dengan histogram berikut :

Grafik 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II

Siklus I Siklus II0

102030405060708090

10070.96

90.32

36

Page 37: PTK IPA Fisika Kelas 8

3. Respon Siswa

Tabel 4. 9 Persentase Peningkatan respon siswa siklus I dan II

Data yang diperoleh

HasilPeningkatanSiklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi %∑ siswa yang

memberi respon positif

24 77,41 28 90,32 12,91

Indikator ≥ 85%

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat secara jelas bahwa respon siswa

dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dari siklus I sampai

siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 12,91%. Hal

ini disebabkan dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa lebih senang

dalam belajar dan siswa juga merasa pembelajaran Quantum Teaching

merupakan hal yang baru bagi mereka.

Respon siswa pada siklus I dan II secara keseluruhan dapat

digambarkan dengan histogram berikut :

Dari pembahasan hasil penelitian selama siklus I dan siklus II

nampak bahwa hasil belajar, aktivitas siswa maupun respon siswa pada

Grafik 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Siklus I sampai dengan siklus II

Siklus I Siklus II0

102030405060708090

100 77.4190.32

37

Page 38: PTK IPA Fisika Kelas 8

pembelajaran fisika materi gerak lurus dengan strategi pembelajaran

Quantum Teaching mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan

demikian hipotesis penelitian ini yang mengatakan bahwa “Penerapan

pembelajaran Quantum teaching dengan media papan luncur dapat

meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus kelas VII H SMP

Negeri 1 Baureno Bojonegoro” dapat diterima.

38

Page 39: PTK IPA Fisika Kelas 8

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

a. Penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching materi gerak lurus

dilakukan dengan cara mengorganisasi siswa dalam kelompok untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan dengan langkah-langkah :

tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan. Pada

siklus I interaksi dan diskusi antar anggota kelompok belum maksimal.

Tetapi dengan bimbingan guru secara bergantian pada masing-masing

kelompok, pada Siklus II interaksi dan diskusi dapat berjalan lebih

maksimal.

b. Penggunaan Strategi pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan prestasi belajar fisika materi gerak lurus pada siswa kelas

VII H SMP Negeri 1 Baureno Kabupaten Bojonegoro pada Tahun

Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas

siswa 77,41% pada siklus I dan 87,10% pada siklus II. Hasil belajar siswa

70,96% pada siklus I dan 90,32% pada siklus II. Respon siswa 77,41%

pada siklus I dan 90,32% pada siklus II.

39

Page 40: PTK IPA Fisika Kelas 8

B. Saran

1. Bagi Guru

Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan guru untuk

materi lain ataupun mata pelajaran lain agar prestasi belajar siswa

meningkat.

2. Bagi Sekolah

Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dapat menjadi salah satu

alternative bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dalam

pembelajaran.

40

Page 41: PTK IPA Fisika Kelas 8

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir. 2008. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Bandung: Maestro.

AG. Pringgodigdo dkk. 1993. Ensiklopedi Umum, Yogyakarta : Yayasan Kanisuius

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa

Bobby De Porter. 2003. Quantum Teaching, Terjemahan oleh Ary Nilandari Cet. XI. Bandung : Kaifa

Dave Maier. 2001. Accelerated Learning (Cet.I), terjemahan oleh Astuti. Bandung : Kaifa

Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi mata pelajaran IPA SMP. Jakarta

Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.

Gordon Dryden. 2004. Revolusi Cara Belajar. Terjemahan Ari Nilandari Cet. VIII : Bandung: Kaifa

Joni , T. R. 1992. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta : Universitas Terbuka

Kathy Wagone. 2004. Seni Meraih Sukses Sederhana, terjemahan oleh Arman Prayitno. Batam : Interaksara

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Noelle C. Nelson, Jeannine L. Calaba, 2005. The Power of Appreciation. Terjemahan oleh Yulianto Rahmat. Jakarta: Buana Ilmu Populer

Rahadi, Aristo. 2004. Media dalam Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung : Wacana Prima

41