laporan ptk ipa stad ( wahyul huda )

57
LAPORAN UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA SPECIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENTDIVISIONS (STAD) DI KELAS IV SD 2 PADURENAN KUDUS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501 Program S1 PGSD UT Oleh: TYESA RESTI ROSAVINA NIM. 817911115 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA

Upload: kenyol-jurnjavasna

Post on 17-Feb-2015

939 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

contoh ptk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

LAPORANUPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI

MEDIA SPECIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG

STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT

TEAMS-ACHIEVEMENTDIVISIONS (STAD)

DI KELAS IV SD 2 PADURENAN KUDUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501

Program S1 PGSD UT

Oleh:

TYESA RESTI ROSAVINA

NIM. 817911115

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SEMARANG

2011.1

Page 2: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

BAB I

PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Lajunya arus globalisasi sekarang ini, yang pengaruhnya semakin

meluas ke seluruh penjuru dunia, memberikan respon bagi kita untuk lebih

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas

sumber daya manusia tersebut harus dilakukan melalui jalur pendidikan, baik

informal, formal, maupun nonformal. Oleh karena itu pemerintah berupaya

mengubah paradigma baru di bidang pendidikan. Upaya tersebut dilakukan

dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Sistem Pendidikan Nasional ini, berorientasi pada pencapaian tujuan

pendidikan nasional, serta mampu mrnjawab tantangan masa kini dan masa

depan. Pendidikan nasional kini terus ditata dan dikembangkan dengan

memberikan prioritas pada aspek-aspek yang dipandang strategi bagi masa

depan bangsa. Prioritas tersebut adalah pelaksanaan wajib belajar pendidikan

dasar sembilan tahun yang bersamaan dengan peningkatan mutu, relevansi,

efisiensi, efektifitas pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan yang paling bawah

yang memberikan bekal dasar kepada siswa selaku generasi penerus bangsa.

Oleh sebab itu, penanaman dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta

keimanan dan ketaqwaan bagi siswa harus semaksimal mungkin untuk bekal

melanjutkan pendidikan di sekolah yang lebih tinggi.

Segala upaya telah dilakukan oleh seluruh dan penanggungjawab

pendidikan unsur pendidikan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun

masyarakat belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Berbagai faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pendidkan antara lain manajemen, sumber

belajar, sarana dan prasarana, dana pendidikan maupun minat, bakat dan

Page 3: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

motivasi belajar siswa itu sendiri. Namun demikian, mutu pendidikan belum

menunjukkan peningkatan yang berarti.

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :

faktor internal (dalam diri siswa) terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan

jasmaniah) dan faoktor rohani (psikologis) sedangkan faktor eksternal (dari

luar siswa) yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Sedangkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar selain dipengaruhi

oleh guru juga dipengaruhi oleh strategi dan metode belajar. Untuk

mendukung pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan

menyenangkan maka perlu didu Upaya tersebut dapat dilakukan melalui

sekolah dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan

oleh guru kepada siswa. Pelaksanaan pembelajaran sampai sekarang masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama sebagai strategi pembelajaran. Untuk itu diperlukan

sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi

belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah

strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan di benak para siswa sendiri.

Guru harus mampu berfikir praktis untuk menemukan atau membuat

media yang tepat dalam pembelajaran agar siswa mudah menerima dan

memahami materi sehingga akan selalu tertanam di dalam pikiran siswa

sehingga sampai kapanpun akan selalu teringat. Dalam hal ini media

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan belajar yang

menyenangkan dan media yang mambantu siswa agar lebih mudah memahami

materi akan membuat siswa termotivasi dalam belajar. Dengan siswa

termotivasi dalam belajar, maka minat siswa untuk belajarpun akan

meningkat.

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan media, model dan metode

pembelajaran sangat membantu suksesnya pembelajaran. Melalui media,

model dan metode pembelajaran, pembelajaran akan menarik tepat dan

terarah, serta yang paling penting adalah siswa dapat terlibat aktif dalam

Page 4: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

kegiatan belajar mengajar. Kenyataannya persolan ini belum mendapat

perhatian oleh para guru.

Atas dasar pemikiran di atas, tentunya perlu upaya yang terus-menerus

untuk mencari dan menemukan media, model pembelajaran serta metode

pembelajaran yang tepat dan unggul, yaitu suatu pendekatan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam yang mampu meningkatkan motivasi atau minat

belajar siswa.

Hasil refleksi pembelajaran IPA kelas IV SD 2 Padurenan Kecamatan

Gebog Kabupaten Kudus pada semester 2 dengan materi Struktur bagian

tumbuhan dan fungsinya menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilaksanakan selam ini belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil prestasi

siswa masih di bawah tingkat ketuntasan belajar. Hal itu terjadi disebabkan

oleh banyak faktor, antara lain : penggunaan metode pembelajaran yang

kurang sesuai dengan materi pelajaran, belum optimalnya pemanfaatan media

pembelajaran, kurangnya buku-buku IPA di sekolah, kurangnya minat siswa

dalam mengikuti pelajaran IPA, kurangnya perhatian orang tua dalam

membimbing belajar siswa di rumah.

Maka dalam hal ini guru harus mencari alternatif dan variasi

pembelajaran supaya dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa

khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

1. Identifikasi Masalah

Dari hasil refleksi terdapat beberapa masalah yang menyebabkan

ketidak berhasilan siswa Kelas IV SD Negeri 2 Padurenan dalam mata

pelajaran IPA pada pokok bahasan Struktur bagian tumbuhan dan fungsinya:

1. Siswa tidak fokus pada pelajaran / kurangnya perhatian siswa terhadap

materi pelajaran saat KBM

2. Media / alat peraga yang kurang menarik

3. Waktu yang singkat sementara guru harus dikejar target oleh

kurikulum.

Page 5: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

4. Semangat / minat belajar siswa rendah

Berdasar hasil pengamatan di kelas, bahwa dari keempat permasalah

yang timbul dalam pembelajaran di atas, masalah nomor empat lah yang

menjadi sebab utamanya yaitu “semangat / minat belajar siswa rendah”.

Alasan kenapa masalah itu menjadi masalah utamanya adalah karena tanpa

ada semangat dari siswa dan kemauan yang timbul dari siswa untuk belajar

mustahil pembelajaran akan berhasil.

Atas permasalahan tersebut mendorong guru untuk melakukan PTK

(Penelitian Tindakan Kelas). Hasil identifikasi masalah menunjukkan sebagai

berikut:

1. Apakah siswa tidak mendapat motivasi dari guru untuk belajar?

2. Apakah siswa merasa diperhatikan oleh guru?

3. Apakah guru melibatkan aktif siswa dalam Pembelajaran?

4. Apakah guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran?

5. Apakah Media Pembelajaran yang di gunakan guru sudah tepat?

2. Analisis Masalah

Agar PTK yang saya lakukan berhasil dan dapat menjawab permasalah

yang terjadi di kelas sehingga hasil belajar siswa bisa maksimal maka saya di

bantu oleh teman sejawat bernama sunarni. Dia sebagai sumber masukan dan

teman berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah konkrit guna

menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran.

Analisis saya lakukan melalui pengamatan di kelas dan assessment

untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan oleh siswa saya.

Dari analisis yang saya lakukan munculah beberapa faktor penyebab

munculnya masalah, antara lain:

1. Apakah guru kurang jelas dalam memberi contoh?

2. Apakah penjelasan guru terlalu cepat?

3. Apakah guru sudah menggunakan model mengajar yang tepat?

4. Apakah guru sudah memeriksa pemahaman siswa?

5. Apakah guru sudah memberi umpan balik atas pekerjaan siswa?

Page 6: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Berdasarkan identifikasi dan analisa masalah tersebut maka penulis

akan melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK.

1. Membuat lembar kerja.

2. Menyediakan berbagai media konkrit, dengan memanfaatkan kebun

sekolah untuk dapat mengidentifikasi akar pada berbagai tumbuhan yang

berbeda.

3. Penyempurnaan media specimen dan disertai penerapan model

pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini di lakukan di Kelas IV

SD Negeri 2 Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Mata

Pelajaran IPA, Pokok Bahasan Struktur bagian tumbuhan dan fungsinya,

dengan fokus permasalahan Upaya menumbuhkan minat belajar siswa melalui

penggunaan media specimen dan disertai penerapan model pembelajaran

Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka peneliti

dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah penggunaan

media specimen dalam pnerapan model Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam

pembelajaran Ilmu IPA, pokok bahasan struktur bagian tumbuhan dan

fungsinya di kelas IV SD Negeri 2 Padurenan?”

4. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya

guru dalam meningkatkan minat belajar siswa, dalam pembelajaran IPA

tentang struktur bagian tumbuhan dan fungsinya, melalui penggunaan media

specimen dan disertai penerapan model pembelajaran Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) di kelas IV SD Negeri 2 Padurenan.

Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah :

Page 7: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

1. Mendiskripsikan penggunaan specimen dengan penerapan model Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran IPA di kelas

IV SD 2 Padurenan pokok bahasan struktur bagian tumbuhan dan

fungsinya.

2. Menganalisis dampak penggunaan specimen dengan penerapan model

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terhadap minat belajar

siswa.

3. Ingin mengumpulkan persepsi dan kesan siswa tentang pelaksanaan

pembelajaran IPA dengan kompetisi penggunaan media specimen dan

disertai penerapan model pembelajaran Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) di kelas IV SD Negeri 2 Padurenan.

5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian perbaikan

pembelajaran dapat diuraikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Minat belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran dengan

penggunaan media specimen dan disertai penerapan model

pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

b. Dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru / Peneliti

a. Dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran IPA, terutama

pada peningkatan minat belajar siswa melalui penggunaan media

specimen disertai penerapan model pembelajaran Student Teams-

Achievement Divisions (STAD).

b. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk menggunakan media specimen

disertai penerapan model pembelajaran Student Teams-Achievement

Divisions (STAD), dalam mata pelajaran IPA dan mata pelajaran yang

lain.

3. Bagi Instansi / Sekolah

Page 8: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

a. Akan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka

perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

b. Dapat menambah profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

Page 9: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Crow & Crow (1984) menjelaskan bahwa minat dapat menunjukkan

kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan

atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah

distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu

kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut,

Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat

dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.

Hurlock (1993) menjabarkan bahwa minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin

dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu

akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan

mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan

menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat

sementara atau dapat berubah-ubah.

Minat, menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan

aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat

adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa

yang akan datang.

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan

antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu

aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat

seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan

motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja,

2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai

individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.

Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai

kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat

berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan

dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina

(Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi

Page 10: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan

tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok

yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga

dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah

karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan

aktivitas atau objek khusus

Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang

terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan

dengan dirinya.  Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. 

Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh

perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang

bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. 

Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan

kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga

kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan

minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan

ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu.  Sementara itu Sax

(Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan

seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. 

Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang

terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai

rasa senang terhadap objek tersebut.

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari

pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1993) juga

menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi kuat

bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas

aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap

kegiatan yang ditekuni seseorang.

Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada

masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-

Page 11: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan

memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak

yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar

menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut

adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di masa yang

akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-

cita pada anak.

Hidi & Derson (Ormrod, 2003) berpendapat minat adalah bentuk dari

motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang mereka

tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan,

dan kesukaan. Garner (Ormrod, 2003) menjelaskan bahwa seseorang yang

memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam

jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk

pembelajaran dimasa yang akan datang.

Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat

merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi

perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.

Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) membagi

definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi

dan minat dalam ciri psikologi. (1) Minat pribadi, diartikan sebagai

karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung

menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung

membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topik yang spesifik. Minat

pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik

sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau

aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas

yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut. (2) Minat situasi

merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh konsisi lingkungan.

(3) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi

seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa

minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai

Page 12: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut

memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau

aktivitas tersebut.

     Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan

mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai

kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam

melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung menetap, dimana

aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan

dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan

gembira.

Sementara itu pengertian belajar belajar Menurut james O. Whittaker

(Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) adalah

Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka

Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar;

Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui praktek atau latihan.

Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka

Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan

lingkungannya.

(Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah  serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

Page 13: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotor.

R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;

1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku

Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan

pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui

hafaln.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning

mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity,

wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to

process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan

manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena

proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi

oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling

berinteraksi.

Berdasar atas beberapa referensi di atas, secara umum dapat

disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kesadaran yang muncul dari

hati pribadi masing-masing individu untuk melakukan kegiatan mencari

sesuatu yang baru sebagai bentuk pengisian jiwa tanpa ada paksaan dari phak

manapun.

B. Media Specimen

1. Pengertian

Specimen adalah belajar dengan menggunakan atau mengamati

benda yang sebenarnya. Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas

dua, yaitu obyek dan benda contoh (specimen). Obyek adalah semua benda

yang masih dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah

benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.

Namun ada juga benda asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis

benda asli yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-

Page 14: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

contoh specimen benda yang masih hidup adalah: akuarium, terrarium,

kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh-contoh

specimen benda yang sudah mati adalah: herbarium, teksidermi, awetan

dalambotol, awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh specimen benda

yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan dan

mineral. Sekarang belajar melalui benda sebenarnya jarang dilakukan. Ada

beberapa alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu:

bendanya sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau,

terlelalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari

langsung, tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya.

2. Kebaikan

a. Ingatan siswa akan kekal karena belajar dengan benda sesungguhnya

b. Pemahaman akan lebih mudah

c. Siswa bisa mengetahui benda sesungguhnya, bukan hanya melalui

gambar

3. Kekurangan

1. Benda yang akan digunakan sebagai media terbatas

2. Benda terlalu besar atau terlalu kecil (bahaya untuk dipelajari

langsung, tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat

gerakannya.

C. Mata Pelajaran IPA

Definisi IPA

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sering disebut Sains, dalam Bahasa

Inggris "Science"mempunyai berbagai macam pengertian. Beberapa ahli

di berbagai bidang merumuskan suatu definisi science yang operasional.

Fisher, science adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh

dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

Page 15: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Carin, science adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangan science tidak hanya ditunjukkan oleh

kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap

ilmiah.

Nash seorang ahli kimia, menekanakan bahwa science adalah

suatu proses atau suatu cara untuk meneropong dunia.

Wigner seorang ahli fisika mendefinisikan science sebagai

gudang penyimpanan tentang gejala-gejala alam.

T.H. Huxley, seorang ahli biologi, science adalah pikiran sehat

yang diorganisir. Secara tepat pernyataan yang mudah dimengerti ini

melukiskan kewajaran dan kemasukakalan (rasionalitas) pengetahuan ilmiah

sehingga dapat membantu melenyapkan beberapa ilmu sihir (mistik) yang

sering melingkupi science.

Bube, seorang ahli fisika science adalah pengetahuan tentang

dunia alamiah yang diperoleh dari interaksi indera dengan dunia tersebut.

Pernyataan ini memberikan suatu ketelitian yang menarik terhadap dua

aspek tentang bagaimana observasi terjadi (berlangsung) :

1. Observasi gejala-gejala alam (yang merupakan dasar-dasar otoritas

dimana

pengetahuan ilmiah berlaku) melalui pikiran dan indra seseorang.

2. Proses observasi menyangkut dua jalur interaksi antara pengamat

(orang

yang melakukan observasi) dan objek (sesuatu yang di observasi)

James Conant, seorang ahli kimia organic, science adalah

rangkaian konsep-konsep yang saling berhubungan dan bagan-bagan konsep

yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimentasi dan observasi,

dan merupakan hasil eksperimentasi dan observasi yang lebih lanjut.

Page 16: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Benyamin, seorang ahli filsafat, science adalah "mode of inquiry"

yang berusaha untuk mencapai pngetahuan tentang dunia dengan

menggunakan metode hipotesa yang telah ditetapkan terhadap apa yang

diberikan di dalam observasi.

Dampier, seorang ahli sejarah science, science adalah

pengetahuan tentang gejala-gejala alam yang teratur dan studi rasional

tentang hubungan antara konsep-konsep yang mana gejala-gejala ini

dinyatakan.

A.N. Whitehed menyatakan bahwa Sains dibentuk karena

pertemuan dua orde. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap

gejala/ fakta

(orde observasi) dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai

alam semesta (orde konsepsional).

H.W. Fowler, IPA merupakan ilmu yang sistematis yang

berhubungan dengan gejala-gajala kebendaan dan didasarkan terutama atas

pengamatan dan induksi.

Sund mendefinisikan Science sebagai berikut :

1. Scientific attitudes (sikap ilmiah), yaitu kepercayaan/ keyakinan,

nilai-

nilai, gagasan/ pendapat, objektif.

2. Scientific methods (metode ilmiah), yaitu cara-cara khusus

dalam

menyelidiki/ memecahkan masalah.

3. Scientific products (produk ilmiah), berupa fakta, prinsip, hukum, teori

dan

sebagainya.

D. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Page 17: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang

sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan

kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode

pembelajaran kooperatif yang efektif.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif

tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar

kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain

itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.

Variasi Model STAD

Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:

a) Penyajian kelas.

b) Belajar kelompok.

c) Kuis.

d) Skor Perkembangan.

e) Penghargaan kelompok.

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe

StudentTeams Achievement Division (STAD).

1. Pengajaran

Page 18: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi

pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian

kelas.

Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan

latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam

penyajian materi pelajaran.

a) Pembukaan

1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan

mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan

demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau

cara lain.

2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran

tersebut.

3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan

syarat mutlak.

b) Pengembangan

1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan

dipelajari siswa dalam kelompok.

2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami

makna bukan hapalan.

3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan.

Page 19: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau

salah.

5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok

masalahnya.

c) Latihan Terbimbing

1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang

diberikan.

2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.

Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik

mungkin.

3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama.

Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan

langsung diberikan umpan balik.

2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah

menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu

kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan

yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan

untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif,

guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah,

mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

Page 20: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka

bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama

kelompok.

3) Bagikan lembar kegiatan siswa.

4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga

atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang

dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa

harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan

dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu

pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab

menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban

pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara

teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan

berusaha menjawab pertanyaan itu.

5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai

mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai

sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar

kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan

diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan

untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok

mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka

mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman

sekelompoknya sebelum bertanya guru.

6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam

kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua

Page 21: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam

kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain

bekerja dan sebagainya.

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam

kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan

disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi

sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan

kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam

kelompoknya.

2. Langkah-Langkah

Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:

a. Persiapan STAD

1. Materi

Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian

rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi

pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan

dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan

tersebut.

2. Menetapkan siswa dalam kelompok

Page 22: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen.

Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus

diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh

membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung

memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan

kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):

a. Merangking siswa

Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di

dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk

melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor

tes.

b. Menentukan jumlah kelompok

Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk

menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya

siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa,

berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua

kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh

kelompok yang akan dibentuk.

c. Membagi siswa dalam kelompok

Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok-

kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil

belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan

rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua

kelompok dalam kelas kurang lebih sama.

d. Mengisi lembar rangkuman kelompok

Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar

rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk

pembelajaran kooperatif metode STAD).

Page 23: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

3. Menentukan Skor Awal

Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru

sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes

paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil

dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.

4. Kerja sama kelompok

Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali

dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan

kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang

menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.

5. Jadwal Aktivitas

STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu

penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan

kelompok dan laporan berkala kelas.

b. Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas,

yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas

kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Pendahuluan

a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan

mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu

siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki,

memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan

materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.

b. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada

pembelajaran.

2. Pengembangan

Page 24: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

a. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari

pembelajaran.

b. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa

mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.

c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

d. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok

masalahnya.

3. Praktek terkendali

a. Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.

b. Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh

guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri

untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.

c. Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama

penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa

mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru

memberikan umpan balik.

c. Kegiatan Kelompok

1. Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru

sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok,

yaitu:

a. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa

teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam

lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.

b. Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua

anggota kelompok menguasai pelajaran.

Page 25: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

c. Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila

seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam

memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.

d. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

2. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan

peraturan- peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya

kegiatan yang dilakukan guru adalah:

a. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman

sekelompoknya.

b. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta

lembar jawabannya.

c. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau

dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang

dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap

siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan

jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang

teman yang belum memahami, teman sekelompoknya

bertanggung jawab untuk menjelaskan.

d. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk

diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai

lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.

3. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok

selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati

kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok

berdiskusi.

d. Kuis atau Tes

Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali

penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa

Page 26: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah

setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi

skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.

e. Penghargaan Kelompok

1. Menghitung skor individu dan kelompok

Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan

individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh

setiap individu. Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal

siswa.

2. Menghargai hasil belajar kelompok

Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor

kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin

peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada

kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk

pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama

Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa

3. Kebaikan dan Kelemahan

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan,

begitu juga dengancooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati

(1997:21)cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat

guru maupun tes baku.

2. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol

untuk keberhasilan akademisnya.

Page 27: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

3. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan

pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang

berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran

kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-

pandangan.

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.

6. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa

dewasa.

7. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.

8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif.

10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik.

11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama, dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD

untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi

materi pelajaran yang sedang dibahas.

Page 28: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan

siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu

oleh anggota kelompoknya.

3. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar

berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat

hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

4. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa

yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan

dengan teman sebaya.

5. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan

dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

6. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu

pengetahuan.

7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk

memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

b. Kelemahan

Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif metode STAD

belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan

pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan.

Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan

pembelajaran kooperatif di kelas yaitu:

a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa

tidak belajar jika mereka diterapkan dalam grup.

b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja

sama atau belajar dalam kelompok.

c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang

lain.

d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain

dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa

minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih

pandai.

Page 29: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya

menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.

Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning STAD

mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu

menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam

kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet

b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari

empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung

menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok

lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan

tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.

c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik

yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang

efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi

menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif

bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang

timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan,

menyebabkan siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar

mandiri. Dan juga pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang

lama sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak

dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian

terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan

bagi guru untuk melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota

kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga

mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar

mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara

Page 30: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.

E. Implementasi

Penerapan penggunaan media specimen disertai model pembelajaran

kooperatif metode STAD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan diharapkan

dapat tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling

mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana

keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga

meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan minat

belajar siswa.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi

Nama Sekolah : SD Negeri 2 Padurenan

Kelas : IV (Empat)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Semester : II (Dua)

Lama / Waktu : 4 bulan (Januari 2011 s.d. April 2011)

Jumlah Siswa : 11 (Pa), 10 (Pi)

2. Waktu

Pembelajaran Awal : 12 Januari 2011 Jam 07.00 s.d 08.10

Page 31: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Siklus I : 01 Pebruari 2011 Jam 07.00 s.d 08.10

Siklus II : 18 Pebruari 2011 Jam 09.35 s.d 10.45

3. Jadwal

No Kegiatan

Pelaksanaan

Jan Peb Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Persiapan/Penyusunan

Rencana            

2 Studi Pustaka/Referensi            

3 Penyiapan isntrumen            

4 Pelaksanaan Siklus Pertama            

5 Pelaksanaan Siklus Kedua            

6 Penyusunan Laporan            

B. Deskripsi per Siklus

1. Pembelajaran Awal

Pembelajaran ini bertujuan memberikan informasi materi kepada

siswa dengan dikemas sedemikian menarik dengan harapan siswa dan guru

dapat melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan.

a. Rencana

Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP)

dengan materi pokok struktur bagian tumbuhan dan fungsinya dengan

indikator:

1. Mengidentifikasi bagian-bagian tubuh tumbuhan (akar) dan

fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri

Page 32: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

2. Membandingkan bagian-bagian tumbuhan, seperti akar, bunga dan

daun

b. Pelaksanaan

Dalam hal ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan

penggunaan media gambar bagian-bagian tumbuhan. dalam

pembelajaran ini siswa sulit memahami pelajaran, minat belajar siswa

rendah, karena penggunaan media yang kurang menarik.

Hal ini diawali dengan pengamatan, penyusunan Rencana

Pembelajaran, identifikasi masalah, analisis masalah dan rumusan

masalah.

Berikut, secara rinci prosedur pembelajaran atau langkah-

langkah pembelajaran awal :

1. Kegiatan Awal

a. Guru Mengucapkan Salam dan menanyakan Kabar Siswa

b. Guru Mengabsen kehadiran siswa

c. Menginformasikan mata pelajaran, Kompetensi Dasar, dan

Indikator yang akan dipelajarai

d. Apersepsi

e. Motivasi

2. Kegiatan Inti

a. Kegiatan Informasi Materi

1. Guru Menjelaskan tentang struktur akar dengan alat peraga

berupa gambar tumbuhan / Tanaman

2. Guru menjelaskan fungsi akar dan fungsi bagian masing-

masing dengan peraga gambar

3. Guru Bersama siswa mengamati gambar akar untuk

mengetahui perbedaan akar serabut dan akar tunggang

b. Kegiatan Kelompok

1. Siswa Membentuk 5 Kelompok dengan arahan guru

Page 33: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

2. Siswa Mengerjakan LKS secara kelompok

3. Siswa bersama guru mendiskusikan hasil diskusi kelompok

c. Kegiatan Klasikal

1. Siswa membuat kesimpulan atas materi pelajaran yang

sudah di bahas bersama dengan bimbingan guru

2. Pemantapan Materi dengan memberi kesempatan siswa

untuk bertanya jika ada hal yang masih sulit dipahami /

dimengerti

3. Kegiatan Akhir

1. Evaluasi (Tes Formatif)

2. Perbaikan dan Pengayaan

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat Wahyul Huda,

sebagai teman berdiskusi dan saling memberi masukan untuk

merencanakan perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif dengan

melibatkan teman sejawat untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA, serta untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang diperankan oleh guru.

Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap tindakan,

mencatat hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pembelajaran,

motivasi belajar, keaktifan siswa dalam diskusi serta kreativitas siswa.

Dalam pembelajaran awal ini dijumpai beberapa hambatan. Siswa

seperti tidak semangat mengikuti pembelajaran, teori guru terlalu

membosankan, media kurang menarik, sehingga minat belajar siswa

seperti tidak ada.

d. Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan

Page 34: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator

kinerja maka peneliti mengubah strategi pada siklus I agar

pelaksanaannya lebih efektif.

2. Siklus I

Siklus ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran

IPA agar tidak menjemukan, lebih menarik dan meningkatkan minat

belajar siswa

a. Rencana

Rencana awal berupa evaluasi hasil observasi pada

pembelajaran awal, hal ini untuk mengidentifikasi permasalahan yang

dijumpai dalam pembelajaran IPA tentang Struktur Bagian tumbuhan

dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 2 Padurenan. Dalam penjajagan

awal ini dijumpai adanya permasalahan bahwa rendahnya minat

belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang struktur bagian

tumbuhan dan fungsinya. Nampaknya pembelajaran ini terlalu

menjemukan dan kurang menarik sehingga mengakibatkan rendahnya

minat belajar siswa. Kegiatan observasi ini dilanjutkan dengan

kegiatan diskusi dan refleksi antara peneliti (sebagai guru kelas) serta

teman sejawat (Pengamat). Selama tahap observasi awal dan refleksi

ditentukan bahwa berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan

minat belajar siswa Kelas IV SD Negeri 2 Padurenan perlu diatasi

dengan menggunakan media specimen

Perencanaan pada siklus I merupakan refleksi dari hasil

pembelajaran awal. Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan

ini yaitu sebagai berikut :

a. Membuat desain pembelajaran IPA tentang struktur bagian

tumbuhan dan fungsinya melalui media specimen

b. Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran.

c. Revisi desain pembelajaran berdasarkan masukan dari hasil

simulasi.

Page 35: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

d. Menyusun instrumen.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang

telah disimulasikan dan revisi, yaitu penggunaan strategi ini

menitikberatkan pada peningkatan minat belajar siswa

Dalam hal ini dilaksanakan tindakan, yaitu penerapan

penggunaan media specimen untuk meningkatkan minat belajar siswa.

dalam pembelajaran ini siswa mampu melihat ojek benda secara

langsung.

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data

Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap tindakan,

mencatat hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pembelajaran,

motivasi belajar, keaktifan siswa dalam diskusi serta kreativitas

siswa . Dalam siklus I ini dijumpai beberapa hambatan. Siswa masih

belum fokus dalam mengamati objek benda. Jadi siswa sulit sekali

untuk memahami konsep dasarnya. Selain itu, pada siklus ini siswa

merasa jemu dan kurang tertarik. Hal inilah yang menyebabkan siswa

kesulitan untuk memahami materi atau konsep dasarnya.

d. Refleksi

Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun observer.

Materi diskusi berisi tentang kelebihan dan kekurangan tindakan,

sekaligus menentukan sikap yang harus dilakukan untuk siklus

selanjutnya. Pada tahap ini juga diadakan analisis data, untuk

mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat

ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.

Siklus I ini ternyata belum mampu menjawab tujuan penelitian

tindakan kelas, karena penggunaan media specimen masih belum bisa

Page 36: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

menunjukkan hasil yang diinginkan. Minat belajar siswa baru sedikit

ada kemajuan.

Dalam hal ini dilakukan refleksi baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Berbagai hambatan dianalisis untuk dievaluasi dan dikaji

agar dapat ditemukan pemecahannya.

Siklus I belum dikatakan berhasil karena belum menjawab

permasalahan, sehingga masih diperlukan siklus selanjutnya, yaitu

siklus II.

3. Siklus II

Siklus 2 ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa

dengan menggunakan media specimen melalui model pembelajaran

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD).

a. Rencana

Berangkat dari temuan faktual siklus I yang dibahas dalam

analisis dan refleksi, maka perencanaan pada siklus II ini pada

dasarnya hanya menyempurnakan siklus I. Perbedaan yang dapat

dikemukakan adalah bahwa siklus II, observer dapat memperoleh

laporan hasil pengamatan secara utuh.

Dalam tahap persiapan ini antara peneliti (guru kelas) dan

Teman sejawat (Pengamat) membahas rancangan disain Pembelajaran

IPA tentang Struktur bagian tumbuhan dan fungsinya dengan

menggunakan media specimen melalui model pembelajaran

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD). Peneliti

mempersiapkan alat/media pembelajaran, serta prosedur pelaksanaan

pembelajaran maupun teknik interaksi belajar mengajar serta pelibatan

siswa secara aktif dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Page 37: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media specimen melalui model pembelajaran

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD). sesuai

dengan disain/rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Tahap pelaksanaan ini mengikuti alur sebagai berikut: pretes,

pelaksanaan, postes. Dalam tahap pelaksanaan ini, teman sejawat

bertindak sebagai observer.

c. Pengamatan/ Pengumpulan Data

Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan media specimen melalui model

pembelajaran STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD). dengan tindakan guru dan observer melakukan pengamatan

terhadap pelaksanaan pembelajaran. Guru dan observer melakukan

wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui minat dan

motivasi belajar siswa.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan menganalisis hasil

peningkatan prestasi belajar siswa, yakni membandingkan hasil pretes

dengan postes. Dalam kegiatan refleksi ini juga diidentifikasi

kesukaran-kesukaran guru/siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan media specimen melalui model pembelajaran

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD). Dari hasil

refleksi dapat diketahui bagaimana peningkatan minat belajar siswa

serta motivasi dan perubahan tingkah laku siswa dalam proses

pembelajaran.

Siklus II ini ternyata sudah mampu menjawab tujuan penelitian

tindakan kelas, karena penggunaan media specimen melalui model

pembelajaran STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD) sudah bisa menunjukkan hasil yang diinginkan. Minat belajar

Page 38: Laporan Ptk Ipa STAD ( Wahyul Huda )

siswa meningkat dengan signifikan, siswa sudah menunjukkan

keberanian untuk bertanya tentang hal yang dianggap kurang jelas,

berani berpendapat, bisa menemukan konsep sendiri. Hal ini sudah

bisa dikatakan peningkatan yang luar biasa

Siklus II sudah dikatakan berhasil karena sudah menjawab

permasalahan, sehingga tidak diperlukan siklus selanjutnya.