proposal ptk fisika hukum newton

31
PROPOSAL PTK FISIKA UPAYA PENINGKATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA HUKUM NEWTON KELAS X SMAN 98 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011.2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran Fisika , saat ini masih mengalami banyak kendala. Baik ditinjau dari individual peserta didik yang notabene kurang berminat dalam belajar fisika, guru yang kurang professional maupun perangkat pembelajaran yang kurang memadai, yang kesemuanya itu menyebabkan turunnya hasil belajar fisika. Dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip mengajar diantaranya menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga. Bahwa dalam prinsip mengajar yaitu sebagai guru, diharapkan mampu memperhatikan perbedaan individual siswa, menggunakan variasi metode mengajar; menggunakan alat bantu mengajar; melibatkan siswa secara aktif; menumbuhkan minat belajar siswa, dan menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif.

Upload: eko-supriyadi

Post on 19-Feb-2017

78 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ptk fisika hukum newton

PROPOSAL PTK FISIKA

UPAYA PENINGKATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA HUKUM NEWTON KELAS

X SMAN 98 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011.2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pembelajaran Fisika , saat ini masih mengalami banyak

kendala. Baik ditinjau dari individual peserta didik yang notabene kurang

berminat dalam belajar fisika, guru yang kurang professional maupun perangkat

pembelajaran yang kurang memadai, yang kesemuanya itu menyebabkan

turunnya hasil belajar fisika.

Dalam upaya menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan

efisien, maka guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip mengajar diantaranya

menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga. Bahwa dalam prinsip

mengajar yaitu sebagai guru, diharapkan mampu memperhatikan perbedaan

individual siswa, menggunakan variasi metode mengajar; menggunakan alat bantu

mengajar; melibatkan siswa secara aktif; menumbuhkan minat belajar siswa, dan

menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif.

Melihat dari kenyataan yang ada, maka mata pelajaran FISIKA seharusnya

merupakan suatu pelajaran yang ditunggu-tunggu, disenangi, menantang dan

bermakna bagi peserta didik ,Disisi lain sebenarnya mereka telah memiliki

kemampuan dasar yang tinggi dan dengan kemajuan teknologi mereka mampu

menyerap berbagai informasi yang ada, terutama sekali pemahaman konsep

FISIKA , dikarenakan media pembelajaran yang cukup memadai seperti LCD

Proyektor, Laboratorium , dimana mereka dapat dengan mudah mempraktekkan ,

dan menambah wawasan materi - materi yang diberikan oleh guru.

Page 2: Proposal ptk fisika hukum newton

Namun,kenyataan dilapangan tidaklah demikian. Hal ini dapat dilihat dari hasil

evaluasi siswa yang telah dilaksanakan, selalu rendah.

Berdasarkan data dari SMAN 98 Jakarta diperoleh gambaran bahwa ,

walaupun media pembelajaran cukup memadai, namun ternyata masih kurang

meningkatkan hasil evaluasi FISIKA yang baik, terutama siswa kelas X yang

masih dalam proses pemilihan jurusan, sehingga peran guru dalam menerapkan

berbagai model pembelajaran sangat diharapkan dapat memberi angin segar bagi

peningkatan kualitas dan kuantitas siswa untuk masuk jurusan IPA.

Dari uraian di atas bahwa mata pelajaran FISIKA mempunyai nilai yang

strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul,

handal, dan bermoral semenjak dini,. Hal yang menjadi hambatan selama ini

dalam pembelajaran FISIKA adalah disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran

FISIKA dengan metode pembelajaran yang menarik, menantang, dan

menyenangkan.

Supaya pembelajaran FISIKA menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dapat dilakukan melalui berbagai

macam cara. Salah satu caranya yaitu melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif dengan tipe Jigsaw. Namun seberapa jauh keefektifitasannya model

pembelajaran tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa, akan dilakukan

penelitian yang salah satunya dengan menggunakan penelitian tindakan kelas

(PTK).

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah :

a. Bagaimana perkembangan hasil belajar FISIKA siswa kelas X dengan

menggunakan model pembelajaran koopertif tipe Jigsaw pada materi Hukum

newton?

b. Bagaimana keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan

model pembelajaran koopertif tipe Jigsaw?

c. Bagaimana tanggapan siswa tentang model pembelajaran FISIKA dengan

metode pembelajaran kooperartif tipe Jigsaw?

2

Page 3: Proposal ptk fisika hukum newton

C. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

koopertif tipe Jigsaw pada materi Hukum Newton untuk meningkatkan haisl

belajar Fisika di kelas X semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 SMA Negeri 98

Jakarta.

D. Pemecahkan Masalah

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe

JIGSAW. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan hasil belajar siswa kelas X

semester 1, tahun pelajaran 2011/2012 SMAN 98 Jakarta dalam pelajaran FISIKA

meningkat.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :\

1. Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW

sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran FISIKA

2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, siswa mampu

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran FISIKA kelas X

semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 SMAN 98 Jakarta

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari PTK antara lain :

1. Proses belajar mengajar FISikA tidak lagi bersifat konvensional.

Strategi pembelajaran yang lebih tepat, bersifat variatif, sehingga membuat

anak didik nyaman saat pembelajaran berlangsung.

2. Bagi siswa. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas

mandiri maupun kelompok.

3. Menanamkan keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan,

dan saran meningkat.

4. Meningkatnya kualitas pembelajaran FISiKA.

3

Page 4: Proposal ptk fisika hukum newton

5. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran FISIKA.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN TEORI

A.1.Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar enggan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama saling membantu untuk memahami

materi pelajaran. Dalam pembelajan kooperatif, belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

a) Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut : (Lungdren, 1994).

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama.”

2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta

didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri

sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan

yang sama.

4

Page 5: Proposal ptk fisika hukum newton

4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para

anggota kelompok.

5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

7. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Menurut Thompson, et al. (1995), pembelajaran kooperatif turut

menambah unsur-unsur interaksi sosial dalam pembelajaran TIK. Pembelajaran

kooperatif bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa,

dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri

dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat

untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda

latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus

agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi

pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau

tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota

kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1995).

b) Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah; (a) setiap anggota

memiki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap

angota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelompoknya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

intersonal kelompok, (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan(Carin, 1993).

5

Page 6: Proposal ptk fisika hukum newton

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok,

pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

a. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika

kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam

menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu,

dan saling peduli.

b. Pertanggungjawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk

menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman

sekelompoknya.

c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai

perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang

terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang

berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk

berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan

pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhioleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).

6

Page 7: Proposal ptk fisika hukum newton

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-

tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al.

(2000), yaitu:

a. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu

siswa. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model

struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil

belajar. Di samping mengubah norma yangberhubungan dengan hasil

belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yangbekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,

kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja

dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaankooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-

keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

d. Keterampilan Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja,

tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-

7

Page 8: Proposal ptk fisika hukum newton

keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan

kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.

Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas

anggota kelompok selama kegiatan.

d) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif

a. Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat

beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat pendekatan pembelajaran

kooperatif (Arends, 2001). Tapi disini yang akan diuraikan hanya mengenai

pembelajaran tipe Jigsaw.

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson

dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan

teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Untuk melihat dengan

jelas perbandingan antara keempat pendekatan pembelajaran kooperatif atau yang

lebih sering disebut sebagai tipe pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa

anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian

materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada anggota lain

dalam kelompoknya (Arends,1997).

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model

pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri

dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang

positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus

dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain

(Arends,1997).

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan

8

Page 9: Proposal ptk fisika hukum newton

demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu

untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik

pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali

pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain

tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal

dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang

beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,

yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan

kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok

ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001).

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik

yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain

untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para

anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada

teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di

kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling

memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir

pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang

telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap

anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar

dapat mengerjakan kuis dengan baik. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, disusun langkahlangkah pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas,

(2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun

9

Page 10: Proposal ptk fisika hukum newton

rencana pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini diatur secara instruksional

sebagai berikut (Slavin, 1995):

a. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut

untuk mendapatkan informasi.

b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu

untuk mendiskusikan topik tersebut.

c. Diskusi kelompok: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan

topik pada kelompoknya.

d. Kuis: siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.

e. Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan

penghargaan kelompok.

Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan

individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan

pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis

sebelumnya dengan skor terakhir. Arends (1997) memberikan petunjuk

perhitungan skor kelompok sebagaimana terlihat

Pelaksanaan pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Tahap 1: Pembentukan kelompok asal (home group)

Siswa dikelompokan ke dalam beberapa kelompok dengan jumlah

anggota masing-masing kelompok 4-6 orang. Penyusunan kelompok

memperhatikan keheterogenan siswa (kecerdasan, keaktifan, dan

gender). Setiap siswa diberikan permasalahan (soal) yang berbeda.

Dalam kelompok asal ini, siswa menyimak bahan ajar, membaca soal

dengan bimbingan guru.

Tahap 2: Pembentukan kelompok ahli (expert group)

Setiap siswa yang memiliki tugas berbeda meninggalkan kelompok

asal untuk bergabung ke dalam ahli yang terdiri dari siswa yang

memiliki soal yang sama. Di dalam kelompok ahli ini, siswa

membahas dan menyelesaikan soal bersama.

Tahap 3: Kembali ke kelompok asal

10

Page 11: Proposal ptk fisika hukum newton

Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk

menginformasikan hasil penyelesaian soal yang dibahas di kelompok

ahli serta untuk mendengarkan penjelasan teman-temannya sesuai

dengan kekhususan tugas masing-masing .

Tahap 4: Evaluasi

Siswa mengerjakan beberapa soal yang mewakili keseluruhan materi

yang diajarkan.

Tahap 5: Penghargaan kelompok

Dalam hal ini, penghargaan kelompok diambil dari nilai-nilai anggota

kelompok, kemudian siswa-siswi pada kelompok yang memperoleh

nilai tertinggi mendapatkan penghargaan yang diumumkan di depan

kelas.

Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw ialah:

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

a. Siswa menjadi lebih aktif

b. Setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda sehingga tidak

mudah untuk mencari jawaban ke kelompok lain

c. Tugas guru menjadi lebih ringan

d. Diskusi menjadi lebih aktif

e. Siswa yang nilainya tinggi diberikan penghargaan yang dapat

memberikan semangat belajar siswa.

2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw;

a. Siswa cenderung ribut, sebab peran guru sangat sedikit.

b. Biasanya siswa merasa minder, sebab tak termasuk group ahli.

c. Membutuhkan waktu yang lama

d. Biasanya siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan hasil

temuannya kepada temannya.

11

Page 12: Proposal ptk fisika hukum newton

Peran guru dalam pembelajaran ini ialah sebagai fasilitator, motivator,

pembimbing dan evaluator, sebagai fasilitator dan motivator, guru menyediakan

fasilitas/sumber belajar dan kondisi belajar yang dapat memotivasi, membantu,

serta membimbing siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Guru

hendaknya memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan ide-ide mereka

sendiri, dan merangsang keingintahuan siswa serta membantu mereka dalam

mengungkapkan gagasan-gagasan dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka.

Selain itu guru mengevaluasi apakah pemikiran siswa jalan atau tidak. Guru

membantu siswa dalam mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan yang diambilnya

dengan mengembangkan pertanyaan kritis.

Agar peran dan tugas tersebut berjalan dengan baik, pendekatan kepada

murid mutlak diperlukan, sehingga kecanggungan untuk berinteraksi diganti oleh

antusiasme terhadap belajar

A.2. Hakekat Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih

Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan

individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar

itu ?

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya”.

A.3. Hakekat Hasil Belajar

Hasil belajar yang merupakan alat ukur keberhasilan proses belajar

memiliki peraran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Moh.

User Usman dan Lilis Setiawaty : “ hasil belajar memiliki pengertian perubahan

12

Page 13: Proposal ptk fisika hukum newton

tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu, serta

individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi

dengan lingkungannya”.

Hasil belajar adalah “pengukuran secara keseluruhan kegiatan yang

dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar dalam upaya mencapai

tujuan yang ditetapkan.

Hasil belajar pada hakekatnya menuju pada prestasi belajar , yaitu untuk

mengukur penguasaan materi penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang

mempertimbangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditujukan dengan nilai

A.4. Hakekat Fisika

Mengapa kita belajar fisika ?,Ada dua alasan, pertama adalah fisika

merupakan ilmu yang paling dasar ,dari ilmu pengethuan lainnya. Ilmuwan dari

berbagai disiplin ilmu memanfaatkan ide – ide dari fisika dan fisika juga

merupakan dasar dari ilmu rekayasa dan teknologi. Fisika adalah ilmu

eksperimental. Fisikawan mengamati fenomena alam dan berusaha menemukan

pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena – fenomena ini. Pola ini disebut

teori fisika atau ketika mereka sudah benar – benar terbukti dan digunakan luas,

disebut hokum atau prinsip fisika.Perkembangan teori fisika memerlukan

kreatifitas dalam setiap tahap – tahapnya.Fisikawan harus bekrtja untuk

mengajukan pertanyaan yang tepat, merancang untuk mencoba menjawab

pertanyaan yang tepat, merancang percobaan untuk menjawab pertanyaan –

pertanyaan itu, dan menarik kesimpulan yang tepat dari hasilnya.

Fisika bukanlah sekedar kumpulan fakta atau prinsip. Fisika adalah proses

yang membawa kita padaprinsip – prinsip umum yang mendeskripsikan

bagaimana perilaku dunia fisik.Bagian terpenting dari hubungan antara teori dan

percobaan adalah mempelajari bagaimana cara mengaplikasikan prinsip – prinsip

fisika pada berbagai persoalan praktis

A.5. Hukum Newton

13

Page 14: Proposal ptk fisika hukum newton

Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar

mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang

bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum ini telah

dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad dan

dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan

kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.

Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap

diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami

percepatan).

2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan

sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah

gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik

terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja

pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda

tersebut terhadap waktu.

3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang

sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang

memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya

sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun

arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi,

dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah reaksinya.

Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac Newton dalam

karyanya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica, pertama kali

diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk

menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun

sistem. Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan

bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum gravitasi

umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan planet milik Kepler.

14

Page 15: Proposal ptk fisika hukum newton

Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai partikel dalam

evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda tidak dihiraukan, karena obyek yang

dihitung dapat dianggap kecil, relatif terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan

bentuk (deformasi) dan rotasi dari suatu obyek juga tidak diperhitungkan dalam

analisisnya. Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai suatu titik atau partikel

untuk dianalisa gerakan orbitnya mengelilingi sebuah bintang.

Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk menghitung

gerakan dari obyek yang bisa berubah bentuk (benda tidak padat). Leonard Euler

pada tahun 1750 memperkenalkan generalisasi hukum gerak Newton untuk benda

padat yang disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga dapat

digunakan untuk benda tidak padat. Jika setiap benda dapat direpresentasikan

sebagai sekumpulan partikel-partikel yang berbeda, dan tiap-tiap partikel

mengikuti hukum gerak Newton, maka hukum-hukum Euler dapat diturunkan dari

hukum-hukum Newton. Hukum Euler dapat dianggap sebagai aksioma dalam

menjelaskan gerakan dari benda yang memiliki dimensi

B. HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran FISIKA kelas X di

SMAN 98 Jakarta

15

Page 16: Proposal ptk fisika hukum newton

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan di SMAN

98 Jakarta, yang beralamat di Jl. Jaha Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur untuk

mata pelajaran Fisika. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X tahun

pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 19

siswa laki – laki 21 siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan selama satu

bulan yakni pada bulan November 2011 .

3.Siklus Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil

belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran kooperatif tipe

Jigsaw

B. Subyek Penelitian

16

Page 17: Proposal ptk fisika hukum newton

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah

siswa kelas X yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21

orang dan laki – laki 19 orang

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas

D. Prosedur Penelitian

Siklus 1

Siklus pertama dalam PTK ini perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi, sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.

b. Membuat rencana pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrumen yang digunakan dalam PTK

e. Menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan

a. Membagi siswa dalam 10 kelompok dengan jumlah 4 siswa

perkelompok.

b. Menyajikan materi pembelajaran

c. Diberi materi diskusi

d. Dalam diskusi kelompok guru mengarahkan kelompok

e. Salah satu dari kelompok diskusi, mempresentasikan

3. Pengamatan

17

Page 18: Proposal ptk fisika hukum newton

Tim peneliti (guru dan kolabor) melakukan pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran koopretif Tipe Jigsaw.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi atau perenungan terhadap

pelaksanaan siklus pertama dan menyusun rencana untuk siklus kedua

Siklus 2

Pada siklus kedua, peneliti mencoba melakukan observasi, untuk

menerapkan hal yang sama. Peneliti mengarahkan siswa ahli untuk

lebih menguasai konsep fisika dan menerangkan ke kelompoknya

dengan cara yang lebih mudah.

Guru kembali mengamati aktivitas siswa, untuk merencanakan langkah

selanjutnya.

Siklus 3

Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran koopertif

Tipe Jigsaw dengan tahapan yang sama seperti pada pada siklus

pertama dan kedua

E. Rincian Pembiayaan

No Jenis Penggunaan Jumlah ( Rp) Keterangan

1 ATK Rp. 500.000,-

2 Transportasi Rp. 145.000,- 5hari x 4minggu

3 Foto Copy Rp. 465.000,-

4 Pengumpulan data Rp. 200,000,-

5 Analisis data Rp. 100.000,-

6 Penyusunan draf awal Rp. 50.000,-

18

Page 19: Proposal ptk fisika hukum newton

7 Perbaikan laporan Rp. 115.000,-

8 Penggandaan laporan Rp. 625.000,-

F. Jadual Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada Tabel

3.1. berikut ini :

NO Rencana KegiatanWaktu (Minggu Ke)

1 2 3 4

1 Persiapan

Menyusun konsep

pelaksanaanx

Menyusun instrument x

Menyusun LKS x

Menyusun strategi

penelitianx

2 Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan

alatx

Melakukan tindakan

Siklus Ix

Melakukan tindakan

siklus IIx

3 Penyusunan laporan

19

Page 20: Proposal ptk fisika hukum newton

Menyusun konsep

laporanx

mendiskusikan hasil

penelitian x

Perbaikan laporan x

Penggandaan

dan pengiriman hasilx

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I.1997. Classroom instructional and management. New York : McGraw-Hill

Carin, A.1993. Teaching Modern Science. New York : Macmillan Publishing Company.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Ibrahim, H. Muslimin, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

Lie, Anita 2002. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta : PT. Grasindo.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative learning in the science classroom. Glencoe : MacMillan/McGraw-Hill.

Mawani Sri, Rahmiati. (2011). Modul FISIKA. Jakarta: PLPG Rayon 137 Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka

Muhammad, N. (1996). Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya: IKIP. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Permadi.

Ruseeffendi, E.T. (1988). Pengajaran Modern untuk Orang tua Murid, Guru, dan SPG. Edisi Kelima. Bandung : Tarsito.

Slavin, Robert E. 2000. Educational psychology : Theory and practice. Sixth Edition. Boston : Allyn and Bacon.

20

Page 21: Proposal ptk fisika hukum newton

Thompson, M., McLaughlin,C.W.,& Smith,R.G. (1995). Merril Physical Science Teacher. Wraparound Edition, New York: Glencoe McGraw-Hill

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ambar Lestari,dilahirkan di Jakarta, 28 Maret 1974 . Menamatkan

pendidikannya di jenjang S1 IKIP Jakarta jurusan Pendidikan Fisika tahun

1998.Dikaruniai dua orang putri yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat

ini tinggal bersama suami di Jalan Mahakam VII no. 136 Depok Timur.Aktifitas :

selain menjadi ibu rumah tangga juga menjadi staff pengajar Fisika di SMA

Negeri 98 Jakarta.

21