proposal tak halusinasi

21
Proposal TAK: Halusinasi THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI 1. Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. 2. Pengertian/ Landasan Theory a. Defenisi Halusinasi Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). b. Klasifikasi Halusinasi

Upload: wayan-depa-suirianta

Post on 25-Jun-2015

1.405 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal TAK halusinasi

Proposal TAK: Halusinasi

THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

 

1. Latar Belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan

gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien

menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan

halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok

(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien

yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat

bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

 

2. Pengertian/ Landasan Theory

a. Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya

rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental

Health Nursing, 1987).

 

b. Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik

tertentu, diantaranya :

1)      Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,

biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

 

 

 

2)      Halusinasi penglihatan

Page 2: Proposal TAK halusinasi

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,

gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.

Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

3)      Halusinasi penghidu

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan

seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya

berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

4)      Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang

terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang

lain.

5)      Halusinasi pengecap

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.

6)      Halusinasi sinestetik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir

melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

 

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan

 TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Tahap I

Memberi

rasa nyaman

tingkat ansietas

sedang secara

umum, halusinasi

merupakan suatu

kesenangan

Mengalami ansietas,

kesepian, rasa bersalah dan

ketakutan.

Mencoba berfokus pada

pikiran yang dapat

menghilangkan ansietas

Fikiran dan pengalaman

sensori masih ada dalam kontol

kesadaran, nonpsikotik.

Tersenyum,

tertawa sendiri

Menggerakkan

bibir tanpa suara

Pergerakkan mata

yang cepat

Respon verbal

yang lambat

Diam dan

berkonsentrasi

Tahap II

Menyalahk

an

Tingkat

Pengalaman sensori

menakutkan

Merasa dilecehkan oleh

pengalaman sensori tersebut

Terjadi

peningkatan denyut

jantung, pernafasan dan

tekanan darah

Page 3: Proposal TAK halusinasi

kecemasan berat

secara umum

halusinasi

menyebabkan

perasaan antipati

Mulai merasa kehilangan

kontrol

Menarik diri dari orang

lain non psikotik.

Perhatian dengan

lingkungan berkurang

Konsentrasi

terhadap pengalaman

sensori kerja

Kehilangan

kemampuan

membedakan

halusinasi dengan

realitas

Tahap III

Mengontrol

Tingkat

kecemasan berat

Pengalama

n halusinasi tidak

dapat ditolak lagi

Klien menyerah dan

menerima pengalaman sensori

(halusinasi).

Isi halusinasi menjadi

atraktif.

Kesepian bila pengalaman

sensori berakhir psikotik.

      

Perintah

halusinasi ditaati.

Sulit

berhubungan dengan

orang lain.

Perhatian

terhadap lingkungan

berkurang hanya

beberapa detik.

Tidak mampu

mengikuti perintah dari

perawat, tremor dan

berkeringat

Tahap IV

Klien sudah

dikuasai oleh

Halusinasi.

Klien

panik.

 

Pengalaman sensori

mungkin menakutkan jika

individu tidak mengikuti

perintah halusinasi, bisa

berlangsung dalam beberapa

jam atau hari apabila tidak ada

intervensi terapeutik.

Perilaku panik.

Resiko tinggi

mencederai.

Agitasi atau

kataton.

Tidak mampu

berespon terhadap

lingkungan.

 

d. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi

Page 4: Proposal TAK halusinasi

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan

persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa

berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata–kata

yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga

klien menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain

yang membahayakan.

Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan

mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati.

Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan

satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan

syndroma otak organik.

Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga

halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi

menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau

mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara

biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan

tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat

halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati).

 

3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:

1.      Diskusi dan tanya jawab.2.      Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap

sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan

TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program

pengobatan.

 

 

 

4. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok

a. Tujuan Umum

1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.

Page 5: Proposal TAK halusinasi

2. Klien mampu mengontrol halusinasinya.

3. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.

 

b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat)

1.      Klien memahami pentingnya patuh minum obat.2.      Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.3.      Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

 

5. Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:

a.       Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;

halusinasi.

b.      Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,

dalam keadaan tenang.

c.       Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).

 

6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal          : Kamis, 26 Februari 2009.

Waktu                     : Pukul 13.15 WIB s.d selesai

Tempat                    : Ruang Bougenvile RSJ Prov. Jabar.

 

7. Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan

jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:

 

Klien peserta TAK:

a.       Tn. Hendra

b.      Tn. Fran

c.       Tn. Iyang

d.      Tn. Akmaludin

e.       Tn. Ade Sunarta

Klien peserta TAK cadangan:

a.       Ny. Entin

Page 6: Proposal TAK halusinasi

b.      Ny. Neng

 

8. Media dan Alat

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya

yang ada diruangan saja seperti:

a.       Spidol dan whiteboard / papan tulis.b.      Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).c.       Beberapa contoh obat.d.      Tape recorder untuk game jika ada.

 

9. Susunan Pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah

disepakati. Sebagai berikut:

a.       Leader        : Anton Purkon Patoni

b.      Co. Leader  : Rendra Gustiawan

c.       Fasilitator 1 : Adrian Fauzirakhman

d.      Fasilitator 2 : Susi Susanti

e.       Fasilitator 3 : Siti Nurhayati

f.       Fasilitator 4 : Sri Afani Setia Ningrum

g.      Fasilitator 5 : Abdilah Abdul Aziz

h.      Observer     : Tita Rosita

 

 

 

10. Uraian Tugas Pelaksana

a. Leader

     Tugas:

Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

Memimpin diskusi kelompok.

b. Co. Leader

     Tugas:

Membuka acara.

Mendampingi Leader.

Page 7: Proposal TAK halusinasi

Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

Menutup acara diskusi.

c. Fasilitator

            Tugas:

Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya therapy.

d. Observer

            Tugas:

Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).

Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga

penutupan.

 

11. Mekanisme Kegiatan

1.      Persiapana.       Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasia.       Salam tarapeutik

                                                            1.      Salam dari terapis kepada klien.                                                            2.      Terapis dank lien memakai papan nama.

b.      Evaluasi / validasi                                                            1.      Menanyakan perasaan klien saat ini.                                                            2.      Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi

setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).

c.       Kontrak                                                            1.      Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan

patuh minum obat.                                                            2.      Menjelaskan aturan main berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

Lama kegiatan 30 menit.Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

selesai.3.      Tahap kerja

a.       Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat kambuh.

b.      Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh.

c.       Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.

Page 8: Proposal TAK halusinasi

d.      Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat.

e.       Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.f.       Berikan pujian pada klien yang benar.g.      Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).h.      Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di

whiteboard).i.        Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah

halusinasi / kambuh.j.        Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian

halusinasi / kambuh.k.      Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan

kerugian tidak patuh minum obat.l.        Member pujian tiap kali klien benar.

4.      Tahap terminasi.a.       Evalusi

                                                            1.      Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.                                                            2.      Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah

dipelajari.                                                            3.      Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b.      Tindak lanjutMenganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi, yaitu

menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum

obat.

c.       Kontrak yang akan datang                                                            1.      Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol

halusinasi.                                                            2.      Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi

klien. 

12. Evalusi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5, kemampuan klien yang

diharapkan adalah menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat,

dan akibat tidak patuh minum obat. Gunakan formulir evaluasi yang ada.

 

 

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap

klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan

akibat tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang

benar.

Page 9: Proposal TAK halusinasi

 

12. Setting Tempat

 

1.      Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.2.      Ruangan nyaman dan tenang.

 

                                                                                                            Keterangan:

                                                                                                                        : Leader

                                                                                                                       

: Co. Leader

                                                                                                                       

: Fasilitator

                                                                                                                                                                                                                                                           

: Klien

                                                                                                                       

: Observer

 

 

 

13. Tata Tertib dan Program Antisipasi

a. Tata Tertib

1)      Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

2)      Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

3)      Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

4)      Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)

berlangsung.

5)      Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan

dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

6)      Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

7)      Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

8)      Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,

maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu

TAK kepada anggota.

b. Program Antisipasi

Page 10: Proposal TAK halusinasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang

akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program

antisipasi masalah adalah:

1)      Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat

pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:

mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan

telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

2)      Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib

yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan

bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.

3)      Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan

kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

 

15. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam

kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.

Lembar Evalusi Kemampuan Pasien

 

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

 

No Nama klienMenyebutkan lima benar cara minum

obat

Menyebutkan keuntungan minum

obat

Menyebutkan akibat tidak patuh

minum obat

1 Tn. Hendra      

2 Tn. Fran      

3 Tn. Iyang      

4 Tn. Akmaludin      

5 Tn. Ade Sunarta      

6 Ny. Entin      

Page 11: Proposal TAK halusinasi

7 Ny. Neng      

8        

9        

10        

 

Petunjuk:

                  1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.                  2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara

minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak mampu.

PROPOSAL TAK HALUSINASI I. Topik : TAK Orientasi RealitaTerapis : Sasaran : Bangsal :

II. TujuanTujuan umum :Klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai kenyataan.Tujuan khusus :• Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada• Klien mengenal waktu dengan tepat• Klien mampu mengenal orang disekitarnya dengan tepat• Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat• Klien dapat mengenal hari dengan tepat• Klien dapat mengenal tahun dengan tepatIII. Penbagian Tugas1. Leader :2. Co leader :3. Observer :4. Fasilitator :5. Anggota :

IV. Landasan TeoriTAK orientasi realita merupakan terapi yang bertujuan mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas.

Page 12: Proposal TAK halusinasi

Klien tidak lagi mengenali waktu, tmpat, dan orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi keadaan ini, maka perlu ada aktifitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

V. Kriteria Anggota KelompokYaitu anggoya kelompok dengan gangguan interaksi sosial : menarik diri

VI. Proses Seleksia. Observasi sehari-hari di ruanganb. Informasi dari perawat ruanganc. Hasi diskusi kelompokd. Kontrak dengan klien• Kesadaran klien untuk mengikuti• Kegitan berdasarkan kesepakatan • Mengenai kegiatan dan waktu

VII. Uraian Seleksi Kelompoka. Hari/tanggal :b. Tempat pertamuan :c. Waktu :’d. Kegiatan :e. jumlah anggota :

VIII. Perilaku Yang Diharapkan Dari Anggota1. Klien dapat menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal/alamat. 2. Klien dapat memberikan feedback terhadap kegiatan yang dilakukan.IX. Perilaku Yang Diharapkan Dari Leader1. Menjelaskan tujuan2. Memperkenalkan diri3. Memberikan kesempatan pda anggota untuk saling mengenal4. Menjelaskan atuan permainan5. Mamberikan reinforcement6. Membuat respaon yang sesuai dengan perilaku anggota

X. Metode1. Dinamika kelompok2. Diskusi dan tanya jawab3. Bermain peran atau stimulasi

XI. Jalannya Acara1. Persiapan • Memilih klien sesuai indikasi• Membuat kontrak dengan klien• Mempersiapkan alat dan tempak pertemuan

Page 13: Proposal TAK halusinasi

2. Orientasi a. salam terapeutik • Salam dari terapisb. evaluasi atau validasi• Menanyakan perasaan klien saat ini c. Kontrak • Menjelaskan aturan kegiatan• Menjelaskan aturan main• Masing-masing menyebutkan, memperkenalkan jati diri • Jika ada pserta yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin pada leader TAK• Lama kegiatan 45 menit• Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja a. Menjelaskan kegiatan yaitu tape recorderakan dihidupkan dan karet gelang akan diedarkan melalui sedotan yang sudah digigit (sedotan digigit sebelum tape recorder) dengan searah jarum jam dan pada saat tape recorder dimatikan maka anggota kelompok yang membawa karet gelang harus memperkenalkan dirinya.b. Hidupkan kaset pada tape recorder dan putarkan karet gelang searah jarum jam.c. Pada saat tape recorder dimatikan, anggota kelompok yang membawa karet gelang mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nam panggilan, dan hobi. Dimulai dari terapis sebagai contoh.d. Tulis nama panggilan pada kertas dan tempelkan pada baju klien.e. Ulangi b, c, d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan menggunakan tepuk tangan.

4. Tahap Terminasia. evaluasi• Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK• Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.b. Rencana tindak lanjut • Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih berkenalan dengan orang lain • Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian c. Kontrak• Menyepakati kegiatan berikut dilaksanakan oleh perawat ruangan.

XII. Alat Bantu Ynag Digunakan1. Tape rcorder 2. Kaset 3. Karet gelang4. Sedotan5. Kertas untuk nama klien

Page 14: Proposal TAK halusinasi

6. Bolpoint7. Sellotip

XIII. Evaluasi Dan Dokumentasi

FORMAT EVALUASINo Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan nama lengkap 2. Menyebutkan nama panggiilan 3. Menyebutkan hobi Menyebutkan asal

KEMAMPUAN NON VERBALNo Aspek yang dinilai Nama klien

1. Kontak mata 2. Duduk tegak 3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai 4. Mengikuti kegiatan sampai akhir

Daftar Anggota Kelompok :1.

Page 15: Proposal TAK halusinasi

2.3.4.5.6.7.8.9.

Mengetahui

Kepala Ruang

Pembimbing Akademik

Mahasiswa