proposal tak sosialisasi

47
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: ISOLASI SOSIAL SESI 1: KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas individu Stase Keperawatan Jiwa DISUSUN OLEH : Debbora Yulfine S PPN 14165 Elly Krisnawaty PPN 14176 Febby Hellty Luturmas PPN 14183 Trismiati Lesi Rube PPN 14260 Yeni Intania PPN 14265 Yosephine Simanjorang PPN 14268 Yumerni Feoh PPN 14270 PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

Upload: yeniintania

Post on 13-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

untuk keperawatn jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL TAK Sosialisasi

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: ISOLASI SOSIAL

SESI 1: KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas individu Stase Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :

Debbora Yulfine S PPN 14165

Elly Krisnawaty PPN 14176

Febby Hellty Luturmas PPN 14183

Trismiati Lesi Rube PPN 14260

Yeni Intania PPN 14265

Yosephine Simanjorang PPN 14268

Yumerni Feoh PPN 14270

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2015

Page 2: PROPOSAL TAK Sosialisasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sejumlah

pasien dengan masalah Isolasi sosial.

TAK merupakan kegiatan yang diberikan kepada sekelompok klien dengan maksud

memberikan fungsi terapi bagi klien dimana mereka berkesempatan untuk menerima dan

memberikan umpan balik terhadap klien lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan

kualitas hidup.

TAK dilakukan pada klien dengan gangguan orientasi realita, sosialisasi, stimulasi

persepsi dan stimulasi sensori. Salah satu dari gangguan Konsep diri adalah isolasi

Sosial.

Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang

lain menyatakan sikap negative dan mengancam (Townsend, 1998). Seseorang dengan

perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa

bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi

perasaan, pikiran, dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk

berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap

memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan

orang lain (Depkes, 1998).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Pasien dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan kelompok secara bertahap.

2. Tujuan Khusus

1. Pasien mampu menyebutkan jati diri

2. Pasien mampu mengenal jati diri anggota

kelompok

3. Pasien mampu bercakap-cakap dengan

anggota kelompok

Page 3: PROPOSAL TAK Sosialisasi

4. Pasien mampu menyampaikan dan

membicarakan topik percakapan

5. Pasien mampu menyampaikan dan

membicarakan masalah pribadi pada orang lain.

6. Pasien mampu bekerja sama dalam

kelompok

7. Pasien mampu menyampaikan pendapat

tentang manfaat kegiatan TAK yang telah dilakukan.

C. Struktur Kelompok

Kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses anggota pengambilan keputusan,

dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan

membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur

dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin,

sedangkan keputusan diambil secara bersama.

D. Besar Kelompok

Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya

berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia

(2001) adalah 7-10 orang, menurut Lancester (1980) adalah 10-12 orang, sedangkan

menurut Rawlins, Williams dan Beck (1993) adalah 5-10 orang. Jika anggota kelompok

terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan

perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi

dan interaksi yang terjadi.

E. Lamanya Sesi

Waktu optimal untuk sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-

120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia, 2001). Biasanya dimulai

dengan pemanasan berupa orientasi, tahap kerja, dan finishing berupa terminasi. Banyak

sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat satu/ dua kali per minggu; atau dapat

direncanakan sesuai dengan kebutuhan.

F. Aktivitas dan Indikasi

Page 4: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Aktivitas TAK dilakukan 1 sesi yang melatih kemampuan orientasi pasien terhadap

orang lain dan tempat. Pasien yang mempunyai indikasi TAK adalah pasien dengan

masalah hubungan sosial.

Page 5: PROPOSAL TAK Sosialisasi

BAB II

TAK GANGGUAN KONSEP DIRI: ISOLASI SOSIAL

Sesi 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri

1. Tujuan

1. Klien mampu memperkenalkan diri

2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok

3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan

5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain

6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok

7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah

dilakukan.

8. Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah :

a. Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori

halusinasi.

b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk

dalam keadaan tenang.

c. Klien dapat diajak kerjasama( cooperative).

9. Waktu dan Tempat Pelaksana

Therapy Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Rabu, 01-07-2015

Waktu : 14.00 – 14.30 WIB

Tempat : Ruang Merpati

10. Nama Klien

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 4 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan

jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Page 6: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan

yaitu:

Klien peserta TAK :

1. Ibu Rita

2. Ibu Farida

3. Ibu U’um

4. Ibu Fenny

Klien peserta TAK cadangan :

1. Ibu Soliha

2. Ibu

11. Setting

Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai

berikut

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

: Leader : Fasilitator

: Co Leader : Klien

: Observer

12. Media

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat ini

hanya yang ada diruangan saja seperti :

Page 7: PROPOSAL TAK Sosialisasi

1. Papan nama

2. Bola

3. Tape recorder

13. Susunan Pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah

disepakati, sebagai berikut :

Leader : Yosephine Simanjorang

Co. Leader : Debbora Yulfine S

Fasilitator 1 : Elly Krisnawaty

Fasilitator 2 : Febby Hellty Luturmas

Fasilitator 3     : Trismiati Lesi Rube

Fasilitator 4 : Yeni Intania

Observer : Yumerni Feoh

14. Uraian Tugas Pelaksana

Leader

Tugas :

1. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

4. Memimpin diskusi kelompok

Co. Leader

Tugas :

1. Membuka acara.

2. Mendampingi leader

3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

5. Menutup acara diskusi.

Page 8: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Fasilitator

Tugas :

1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

2. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti

jalannya therapy.

Observer

1. Mencatat serta mengamati respon klien ( dicatat pada format yang tersedia )

2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga

penutupan.

15. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

16. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik diri.

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi atau validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

Page 9: PROPOSAL TAK Sosialisasi

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada

terapis

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan

serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan

pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola

memperkenalkan dirinya.

b. Hidupkan kaset pada tape rekorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan

arah jarum jam.

c. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat

giliran untuk menyebutkan: salam,nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal,

dimulai oleh terapis sebagai contoh.

d. Ulangi langkah diatas sampai semua klien mendapatkan giliran

e. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak

klien yang lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada

oranglain di kehidupan sehari-hari.

2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Page 10: PROPOSAL TAK Sosialisasi

1. Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang yaitu berkenalan

dengan anggota kelompok.

2. Menyepakati waktu dan tempat

17. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk

menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan

klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1, dievaluasi kemampuan klien

memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir

evaluasi berikut:

Sesi 1 : TAK

Kemampuan memperkenalkan Diri

a. Kemampuan verbal

NO Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama Lengkap

2 Menyebutkan nama panggilan

3 Menyebutkan asal

4 Menyebutkan hobi

b. Kemampuan nonverbal

NO Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Kontak mata2 Duduk tegak

3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Petunjuk :1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Page 11: PROPOSAL TAK Sosialisasi

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, panggilan, asal dan hobi klien lain. beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X bila klien tidak mampu

Page 12: PROPOSAL TAK Sosialisasi

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORIS: ISOLASI SOSIAL, HARGA DIRI RENDAH

DAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah

“Keperawatan Jiwa”

Di Susun Oleh :

Yosephine simanjorang

(PPN 14268)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2015

Page 13: PROPOSAL TAK Sosialisasi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

Ruang Rawat Sebelumnya : Nuri Tanggal Masuk: 10 juni 2015 / jam: 15.50wib

Ruang Rawat Saat Ini : Merpati Tanggal di Rawat: 18 juni 2015

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Ny. S

Tempat/tanggal lahir: Garut/ 27 Maret 1956

Umur : 59Tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mekar sari No. 14 RT 05/ RW 12 Babakan Sari

Kiaracondong Bandung

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan : Menikah

Informan : Klien dan rekam medis

Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2015

No RM : 057855

Identitas Penanggung -Jawab

Inisial : Tn. H

Hubungan dengan klien : suami

Alamat : Jl. Mekar sari No. 14 RT 05/ RW 12 Babakan Sari

Kiaracondong Bandung

II. ALASAN MASUK

Klien pernah dirawat 2x tahun 2002 di Tatun Huripwaluya, klien tidak mau

minum obat. 1 minggu sebelum masuk RS klien gelisah, bicara kacau, memukul

suami, marah-marah, curiga, tidur susah, tidak mau makan, tidak mau mandi dan

Page 14: PROPOSAL TAK Sosialisasi

meludah terus. Kurang lebih 3bulan kepala menunduk terus, tidak bisa menengadah

akibat sering menulis sampai berbuku-buku.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Juni 2015 Klien mengatakan

dimasukan kedalam RSJ karena sering marah-marah, memukul suami, dan kemudian

klien diajak oleh suaminya untuk berobat di RSJ Cisarua. Klien mengatakan jarang

berokumunikasi dengan keluarga maupun teman sekamar yang ada diruangan dan

klien baru mau berkomunikasi hanya pada saat ditanya saja, klien merasa malu.

penampilaan klien saat ini terutama daerah wajah karena tidak pernah merawat

wajahnya. Klien tampak sering menyendiri, klien sering melamun dan klien lebih

senang berada ditempat tidurnya. Ekspresi klien tampak murung,dan pada saat diajak

bicara klien tidak nyambung, kontak mata kurang, klien mengatakan sudah tidak

pernah marah-marah lagi.

Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Isolasi Sosial dan Defisit Perawatan

diri

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengalami gangguan jiwa 4 bulan yang lalu, klien pernah dirawat 2x di

Tatun, huripwaluya tahun 2002. Terakhir kontrol tahun 2006 dengan alasan

karena bosan. Klien dirawat dikarenakan lebih tempramen/ suka marah-marah.

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi sensori: Resiko Prilaku Kekerasan.

2. Pengobatan Sebelumnya

Klien pernah berobat jalan ke dr.Ibra, 8 tahun tidak minum obat. Terakhir kontrol

tahun 2005 karena merasa sudah bosan berobat .Selama pengobatan berlangsung

klien jarang kontrol ulang dan putus obat dikarenakan kekurangan biaya sehingga

pengobatan terdahulu kurang berhasil dan akhirnya membuat klien dibawa ke

RSJ.

3. Trauma

Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik sebagai pelaku, dan juga

klien tidak pernah menjadi pelaku, korban, atau saksi dalam hal aniaya seksual,

penolakan, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.

Page 15: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Masalah Keperawatan:Tidak Ada Masalah

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarganya ada yang

mengalami masalah seperti klien alami saat ini.

5. Pengalaman yang tidak Menyenangkan

Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami

kejadian yang tidak menyenangkan.

Masalah Keperawatan: tidak ditemukan

IV. FACTOR PRESIPITASI

Klien mengalami putus obat dan jarang kontrol kedokter spesialis jiwa karena

masalah ekonomi kurangnya biaya untuk berobat.

V. Fisik

Kesadaran Umum : Bingung, GCS 15 (E:4, V:5, M:6)

Tanda Vital : TD: 110/80 mmHG S: 36,0 0C

N : 82x/menit R: 18x/menit

TB: 153 CM BB: 45 Kg

Keluhan Fisik : Tidak Ada Keluhan

Pemeriksaan Fisik

1. Kepala : Bentuk proposional, tidak ada massa dan lesi, distribusi rambut

merata, rambut mudah rontok, rambut rapih namun kotor dan

terdapat kutu.

2. Mata : simetris kanan/kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera non interik,

refleks cahaya baik, tidak ada keluhan

3. Telinga : simetris kanan/kiri, fungsi pendengaran baik, tidak ada keluhan, tidak

ada serumen, tidak ada lesi dan massa. Tidak ada nyeri tekan.

4. Hidung :penciuman baik, tidak ada keluhan, tidak ada massa, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada lesi, ada septum, tidak ada polip.

5. Mulut :mukosa bibir lembab, pengecapan baik, tidak ada keluhan.

Page 16: PROPOSAL TAK Sosialisasi

6. Dada :pergerakan dinding dada simetris kanan/kiri, tidak ada retraksi dinding

dada

7. Leher :tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembengkakan KGB dan thiroid

8. Abdomen :tidak ada kelainan

9. Genetalia :tidak dikaji

10. Ekstermitas

Atas : ROM bebas

Bawah : ROM bebas

VI. Psikososial

1. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki / : Meninggal

: Perempuan : Tinggal serumah

K : Klien

Klien merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara, klien tinggal serumah

dengan suami dan anak sulungnya. Klien mengaku jarang berkomunukasi dengan

kelurga klien lebih senang diam dan memendam sendiri bila ada masalah yang

Page 17: PROPOSAL TAK Sosialisasi

dialami. Klien lebih senang menyendiri dikamar dan menulis sampai berbuku-buku.

Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang bersifat kekeluargaan. Pola

pengambilan keputusan dalam keluarga bersifat demokrasi, keputusan dalam rumah

diambil oleh suaminya klien

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

2. Konsep diri

a Citra tubuh : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya utuh kecuali

wajahnya klien merasa malu karena tidak perawatan dan

klien merasa kalau wajahnya bkn dirinya tapi wajah orang

lain.

b Identitas diri : Klien kurang puas dengan dirinya karena belum bisa

menjadi Ibu yang baik bagi anak-anaknya terutama anaknya

yang pertama.

c Peran : Klien anak bungsu dari 9 bersaudara. Klien mengatakan

belum menjalankkan perannya sebagai ibu, klien belum

bisa merawat anaknya yang pertama ysang lagi sakit seperti

yang dialami klien. Semenjak dirawat di RSJ, klien tidak

memperdulikan perannya.

d Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan

segera pulang, karena klien ingin merawat anak pertamanya

yang lagi sakit.

e Harga diri : Klien kurang memiliki banyak teman

Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya

seperti suami dan anak-anaknya. Keluarga klien adalah orang yang mengerti

dan memahami klien

Page 18: PROPOSAL TAK Sosialisasi

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat

Klien mengatakan lebih banyak diam dikamar dan lebih memilih menulis

berbuku-buku. bila sedang kumpul keluarga dan jarang bergabung dengan

masyarakat setempat.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan lebih senang sendiri dan jarang berkomunikasi dengan

orang lain.

Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri:

Isolasi Sosial

4. Spiritual & kultural

a. Nilai dan keyakinan

klien mengaku bahwa dirinya itu beragama islam dan percaya pada Allah

SWT

b. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan sering melakukan sholat 5 waktu dan selalu mengaji

namun sekarang berkurang karena klien lebih banyak tertidur semenjak

dirawat di RSJ.

Masalah keperawatan : isolasi sosial

VII. Status Mental

1. Penampilan

klien menggunakan seragam ruangan Merpati RSJ Cimahi, tampak cukup rapi,

cukup bersih, rambut pendek dan sebagian rambut sudah ada yg putih ,terdapat

kutu rambut. Badan, telinga, hidung, mulut dan kuku klien terlihat cukup bersih.

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri: rambut

2. Pembicaraan

Dalam berkomunikasi dengan perawat, klien tidak pernah memulai pembicaraan

terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja.

Klien berbicara santai, kadang-kadang tidak nyambung kalau lagi komunikasi.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial dan kerusakan komunikasi verbal

Page 19: PROPOSAL TAK Sosialisasi

3. Aktivitas motorik

Klien berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam

ketika tidak ditanya, terkadang memilih untuk tidur .

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

4. Alam perasaan

Klien tampak tenang dan sering menyendiri serta melamun

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

5. Afek

Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab semua pertanyaan

seperlunya. Emosi klien stabil ditandai klien tenang.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

6. Interaksi selama wawancara

Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata, klien sering

menunduk saat komunikasi. Klien berbicara hanya saat diberi pertanyaan oleh

perawat, setelah itu klien kembali diam, pembicaraanya kacau, terkadang tidak

jelas. Klien tampak cepat bosan dan memilih untuk tidur .

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

7. Persepsi

Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara lagi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

8. Proses pikir

Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka

menyendiri. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

9. Isi pikir

Klien saat ini berfikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan

tidak baik terhadap suaminya karena sering marah-marah.

Page 20: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran

a. Waktu: klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ dan ia mengerti kapan

saja waktu ia harus mandi.

b. Tempat: klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ

c. Orang: klien sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, didalam

ruangan pun klien hanya hafal nama 3-5 orang saja.

Masalah keperawatan : gangguan proses pikir

11. Memori

Jangka panjang : Klien ingat kenapa klien dimasukan kedalam rumah sakit

jiwa ini

Jangka pendek : Klien masih mengingat kejadian-kejadian yang terjadi

diruangan dalam minggu ini, klien masih mengingat rutinitas

ruangan yang dilakukan klien sepanjang hari

Saat ini : Klien mampu mengingat sebuah kalimat sederhana yang

disampaikan perawat dan mampu mengulanginya dengan

baik saat diminta.

Konfabulasi : Klien menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan keadaan

klien saat ini.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berkonsentrasi, Klien dapat mengingat waktu dengan baik seperti

waktu untuk sholat atau rutinitas ruangan lainnya. Klien mempu menghitung

anggota keluarga yang serumah dengan klien, serta mampu mengerjakan soal

hitungan sederhana yang diberikan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

Page 21: PROPOSAL TAK Sosialisasi

13. Kemampuan penilaian

Klien mampu melakukan penilaian atau pengambilan keputusan atas dirinya

secara mandiri seperti keputusan untuk berhenti melakukan interaksi dengan orang

lain saat klien mulai merasa tidak nyaman atau memutuskan untuk berhenti.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

14. Daya tilik diri/insight

Klien mengatakan bahwa ia baik-baik saja klien tidak ada menyalahkan orang lain

atas kondisinya

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Klien makan 3x sehari , klien makan sendiri tanpa bantuan orang lain. klien juga

mengkonsumsi makan ringan disore hari. Klien menyukai semua jenis makanan,

klien tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan tertentu

Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan pribadinya. Klien

makan dengan rapi.

2. Toileting

Klien BAB 1x sehari dan BAK ± 6x sehari secara mandiri. Klien menggunakan

WC untuk BAB/BAK dan membersihkannya setelah selesai digunakan.

3. Hygiene

Klien mandi 1x sehari waktu tidak tentu alasan karena dingin, saat mandi klien

jarang mencuci rambutnya, rambut tamapak kotor, jarang menyikat gigi. Kuku

klien tampak bersih dan terpotong pendek.

Masalah keperawatan : devisit perawatan diri

4. Berpakaian/Berdandan

Klien mampu berpakaian secara mandiri, mampu memilih pakaian yang akan

dikenakan, klien tampak cukup bersih dan rapi, klien mengganti pakainnya ketika

basah atau kotor. Klien menggati pakaian sehari satu kali dan

menggantinyasendiri. Rambut tidak tertata rapi.

Page 22: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Masalah keperawatan : defisit perawatan diri: berhias

5. Istirahat dan tidur

Klien lebih banyak tidur sedikit beraktivitas.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

6. Penggunaan obat

Selama dirumah sakit, klien mendapat bantuan minimal dari perawat ruangan

dalam penggunaan obat-obat untuk penyakit klien. Klien minum obat secara

mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis yang benar

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

7. Pemeliharaan kesehatan

Selama dirawat, klien minum obat dengan teratur, meskipun dibantu oleh perawat

ruangan Merpati. Namun klien mengingat saat dimana klien harus minum obat.

Klien berjanji akan minum obat dan kontrol secara rutin. Klien berencana akan ke

RSJ Cimahi untuk kontrol selanjutnya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

8. Aktivitas didalam rumah

Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur dan

berdiam diri dikamar sambil menulis berbuku-buku. Tidak ada kegiatan dirumah.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

9. Aktivitas diluar rumah

Keluarga klien mengatakan bahwa klien jarang berkomunikasi dengan anggota

keluarganya ataupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, lebih senang

menyendiri dikamar.

Masalah keperawatan : Isolasi sosial

IX. Mekanisme Koping

1. Adaptif :

Klien dirumah jarang berkomunikasi dengan sanak saudara dan tetangga

Karena lebih senang sendiri dan melamun hanya ingin berkomunikasi dengan

orang tua.

Page 23: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.

2. Maladaptif :

Klien terkadang menhindar jika berkumpul dengan orang lain, lebih ditempat

tidurnya.

Klien senang tidur, malas beraktivitas

Klien mengatakan jika ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari

jalan keluar sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan

diselesaikan sendiri. Namu bila tidak mampu klien akan marah-

marah,mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang ingatan dan klien

menyendiri lagi

Masalah keperawatan: Isolasi Sosial

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Dukungan kelompok : Klien adalah anak bungsu dari 9 bersaudara, klien sangat

diperhatikan oleh suami dan kedua anaknya. Klien

mendapatkan dukungan dari keluarganya walaupun

dirawat di RSJ. Hal ini dibuktikan dengan datangnya

keluarga klien untuk menjenguk.

Lingkungan : Klien termasuk orang pendiam, klien terlihat menyendiri,

memiliki kekurangan berinteraksi dengan orang lain. klien

malas berinteraksi, klien berbicara jika ada yang mengajak

bicara dahulu.

Pendidikan : Klien sudah lulus SMP, klien tidak menlanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena klien

ingin langsung bekerja.

Pekerjaan : Klien memiliki pengalaman kerja sebagai guru agama di

pesantren.

Ekonomi : Klien sudah lama tidak ada penghasilan. Klien

mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya

Page 24: PROPOSAL TAK Sosialisasi

sehari-hari. Klien tinggal bersama suami dan anak

sulungnya.

Pelayanan Kesehatan : Klien tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya dan

hanya memilki riwayat penyakit jiwa sebelumnya.

Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan, Isolasi sosial

XI. Pengetahuan Kurang tentang

Keluarga dan klien kurang memahami mengenai penyakit jiwa

Keluarga dan klien kurang memahami mengenai factor presipitasi

Keluarga dan klien kurang memahami dalam keteraturan minum obat

Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

XII. Aspek Medik

Diagnosa medik : skizofrenia

Terapi medik

Jenis obat Dosis Jam pemberian

Risperidene 3mg 2x1

Clozapin 25 mg 2x½

THF 25 mg 2x1

XIII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Gangguan konsep diri harga diri rendah

3. Devisit perawatan diri

4. Gangguan persepsi sensoris: halusinasi Pendengaran

XIV. Analisa Data

No Data Masalah

Page 25: PROPOSAL TAK Sosialisasi

1 DS:

- Klien mengatakan lebih suka sendiri dan tidur, klien

mengatakan akan berkomunikasi hanya pada saat ditanya

DO:

- klien lebih banyak berdiam diri

- Kontak mata kurang

- Klien sering menyendiri

- Klien terlihat sering berada di tempat tidur/tertidur

- Jarang berkomunikasi dan berkumpul dengan yang lain

- Komunikasi verbal kurang

Isolasi Sosial

2 DS:

- klien mengatakan malu dengan keadaannya saat ini dan

malu bila bertemu dengan orang yang baru dikenal.

- Klien mengatakan lebih senang berada di tempat tidur

dan tidur

DO:

- Klien kadang menghindar pada saat diajak ngobrol

- Perasaan tidak mampu

- Klien jarang memulai pembicaraan dengan orang lain

- Klien tidak mau menatap wajaha lawab bicara

- Penolakan terhadap kemampuan diri

- Bicara lambat dengan nada suara lemah

Gangguan

Konsep diri:

Harga diri

rendah

3 DS:

- Klien mengatakan malas untuk mandi karena dingin

- Klien mengatakan malas untuk cuci rambut

DO:

- Klien sedikit bau

- Tidak bergairah

Devisit

perawatan diri

Page 26: PROPOSAL TAK Sosialisasi

- Rambut tidak rapi dan berkutu

- Gigi klien terlihat kotor

XV. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri: Isolasi Sosial

2. Gangguan konsep diri harga diri rendah

3. Devisit perawatan diri

Page 27: PROPOSAL TAK Sosialisasi

NoDiagnosa

keperawatanPerencanaan

IntervensiTujuan Kriteria evaluasi

1 Isolasi sosial Klien mampu: Klien mampu

memperkenalkan diri Klien dapat

mengidentifikasi keuntungan bersosialisasi

Klien mampu berkenalan secara bertahap

Klien mampu berinteraksi dengan orang lain

Setelah 1 kali pertemuan klien mampu: Berkenalan menyebutkan nama,

alamat dan hoby Memperagakan cara berkenalan yang

benar

Sp 1 (Tanggal 24 Juni 2015) Membina hubungan saling percaya Membantu klien mengidentifikasi masalah klien Membantu mengidentifikasi keuntungan dan

kerugian tidak berteman

Sp 2 Evaluasi Sp 1 Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap

(berkenalan dengan orang pertama) Memasukan dalam jadwal kegiatan

Sp 3 Evaluasi Sp 1 & 2 Latihan cara berkenalan dengan dua orang atau

lebih Masukan dalam jadwal kegitan

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Page 28: PROPOSAL TAK Sosialisasi

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH

2 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Pasien mampu o Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

o Menilai kemampuan yang dapat digunakan

o Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

o Melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

o Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

Setelah....pertemuan pasien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek yang dimiliki, memiliki kemampuan yang dapat digunakan, memilih kegiatan sesuai kemampuan, melakukan kegiatan yang sudah dipilih dan merencanakan kegiatan yang sudah dilatih

SP.1 (Tgl 25Juni 2015)o Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki

Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien

Beri pujian yang realisis dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif

o Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang

masih digunakan saat ini Bantu pasien menyebutkan dan memberi

penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien

Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

o Pilih kemampuan yang akan dilatih Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas

yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari

Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri Aktifitas yang memerlukan bantuan

minimal dan keluarga Aktifitas apa saja yang perlu bantuan

penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien

Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas

Page 29: PROPOSAL TAK Sosialisasi

yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien aktifitas atau

kegiatan sehari-hari pasieno Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih

Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan

Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien

Berikan dukungan dan pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien

o Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba

kegiatan Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat

dilakukan pasien setiap hari Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi

dan perubahan setiap hari Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan

bersama pasien dan keluarga Berikan kesempatan mengungkapkan

perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap

aktifitas yang dilakukan pasien

Page 30: PROPOSAL TAK Sosialisasi

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN DEVISIT PERAWATAN DIRI

Devisit perawatan diri

Pasien mampu :

o Melakukan kebersihan diri secara mandiri

o Melakukan berhias/berdandan secara baik

o Melakukan makan dengan baik

o Melakukan BAB/BAK secara mandiri

Setelah........pertemuan pasien dapat menjelaskan pentingnya :

Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan BAB/BAK Dan mampu melakukan cara merawat

diri

SP.1 (Tg 27 Juni 2015)

o identifikasi Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan BAB/BAK

o Jelaskan pentingnya kebersihan dirio Jelaskan alat dan cara kebersihan dirio Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2

oEvaluasi SP 1

o jelaskan pentingnya berdandan

o latih cara berdandan

untuk pasien laki-laki memliputi cara

berpakaian, menyisir rambut, bercukur

untuk pasien perempuan meliputi cara

berpakaian, menyisir rambut, berhias

Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3

Page 31: PROPOSAL TAK Sosialisasi

oEvaluasi kegiatan SP 1 & 2

o Jelaskan cara dan alat makan yang benar

jelaskan cara mempersiapkan makan

jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah

makan

praktek makan sesuai dengan tahapan makan

yang baik

oMasukan dalam jadwal kegiatan pasien

o latih kegiatan makan

SP 4

o Evaluasi kegiatan SP 1, 2 & 3

o Latih cara BAB / BAK yang baik

o Menjelaskan tempat BAB / BAK yang

sesuai

o Menjelaskan cara membersihkan diri setelah

BAB / BAK

Page 32: PROPOSAL TAK Sosialisasi

XVI. Implementasi & Evaluasi Keperawatan

Nama Klien : Ny. S Ruang Rawat: Merpati (Ruang Tenang)

Hari/tanggalDiagnosa

KeperawatanTindakan Keperawatan

Rabu , Jumat, Senin24 Juni 2015-25 Juni 201526-Juni-2015-27-Juni-201528-29-Juni-2015Pukul 10.00 WIB

Isolasi sosial SP 1 Membina hubungan saling percaya Membantu klien mengidentifikasi masalah klien Membantu mengidentifikasi keuntungan dan kerugian tidak bertemanSp 2 Evaluasi Sp 1 Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama) Memasukan dalam jadwal kegitan

Sp 3 Evaluasi Sp 1 & 2 Latihan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih Masukan dalam jadwal kegitan

Evaluasi pukul 12.30 WIB (24 Juni 2015-25 Juni 2015)

S: “Saya lebih suka tiduran”

“Saya lebih senang sendiri.”

Page 33: PROPOSAL TAK Sosialisasi

O: Klien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan orang lain, tampak menutup diri, malu dan menghindar ketika berkomunikasi.

Tangan klien bergerak secara reflek, tidak mampu menceritakan dengan jelas setiap pertanyaan.

A: SP 1 Tercapai

P:

- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi

- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1

- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi

- Bantu klien membuat jadwal harian klien

Evaluasi pukul 13.00 WIB (26-Juni-2015-27-Juni-2015S: “ Saya tahu keuntungan berteman”

“ Saya mau mencoba belajar berkenalanan”

“ Saya akan mulai berkenalan”

O: klien melakukan perkenalan dengan satu orang perawat, klien masih tampak malu-malu, klien dalam berkomunikasi masih ragu-ragu,

klien sudah mulai mau berinteraksi dengan pasien lain.

A. SP 2 Tercapai

P:

- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi

- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1

- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi

Page 34: PROPOSAL TAK Sosialisasi

- Bantu klien membuat jadwal harian klien

Evaluasi pukul 13.00 WIB (28-29-Juni-2015)S:”klien mengatakan mau mencoba lagi berkenalan”“ Klien mengatakan senang belajar bekenalan:Klien mengatakan akan lebih banyak berkenalan dengan yang lain”O: “ klien melakukan perkenalan dengan lebih dari dua orang, klien tampak senang dan klien tampak bergaul dengan pasien lain, klien menceritakan dengan jelas setiap pertanyaan.A: “ SP 3 TercapaiP:

- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi

- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1 dan SP 2

- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi

- Bantu klien membuat jadwal harian klien

DX : Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah

Hari/tanggalDiagnosa

KeperawatanTindakan Keperawatan

Selasa3 Juni 2015

Gangguan konsep diri; harga diri rendah

SP 1 Membina hubungan saling percaya Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki Membantu klien untuk melakukan aktufitas yang bisa dilakukan

Page 35: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Pukul 11.00 WIB Memasukan dalam jadwal kegiatan.

Evaluasi pukul 15.00WIB

S: Klien mengatakan tidak mau melakukan kegiatan, lebih baik tidur saja daripada melakukan kegiatan

O: Klien tidak mampu melakukan diskusi dengan terbuka mengenai kegiatannya. Lebih banyak diam dan mengatakan tidak tau.

A: SP 1 tidak tercapai

P:

- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi

- Identifikasi kemampuan interaksi klien

- Bantu klien untuk mengetahui kemampuan positif yang bisa dilakukan

- Bantu klien untuk dapat melakukan kegiatan positif yang dimiliki

- Masukan dalam jadwal kegiatan

DX : Defisit perawatan diri

Hari/tanggalDiagnosa

KeperawatanTindakan Keperawatan

Senin, 27 Juni 2015

Pukul 14.30 WIBSelasa ,28 Juni 2015Pukul. 15.00WIB

Defisit perawatan diri

SP 1 Membina hubungan saling percaya Mengidentifikasi kebersihan, cara berdandan, makan BAK/BAB. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri Masukkan dalam jadwal kegiatan.

SP 2

Page 36: PROPOSAL TAK Sosialisasi

Rabu,29 Juni 2015Pukul 15.30

Kamis, 30 Juni 2015Pukul 15.00 WIB

oEvaluasi SP 1

o jelaskan pentingnya berdandan

o latih cara berdandan

untuk pasien laki-laki memliputi cara berpakaian, menyisir rambut, bercukur

untuk pasien perempuan meliputi cara berpakaian, menyisir rambut, berhias

Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 3

oEvaluasi kegiatan SP 1 & 2

o Jelaskan cara dan alat makan yang benar

jelaskan cara mempersiapkan makan

jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

oMasukan dalam jadwal kegiatan pasien

o latih kegiatan makan

SP 4

o Evaluasi kegiatan SP 1, 2 & 3

o Latih cara BAB / BAK yang baik

o Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai

Page 37: PROPOSAL TAK Sosialisasi

o Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB / BAK

Evaluasi pukul 16.30WIB

S: “Klien mengatakan malas untuk mandi sore karena dingin dan merasa sudah cukup mandi pagi”

O: Terlihat tidak rapi, tidak bersih, tidak bisa berdandan dengan baik.

A: SP 1, SP 2,SP 3 Tercapai

P: lanjutkan SP 4