proposal tak sosialisasi
DESCRIPTION
untuk keperawatn jiwaTRANSCRIPT
PROPOSAL
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: ISOLASI SOSIAL
SESI 1: KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas individu Stase Keperawatan Jiwa
DISUSUN OLEH :
Debbora Yulfine S PPN 14165
Elly Krisnawaty PPN 14176
Febby Hellty Luturmas PPN 14183
Trismiati Lesi Rube PPN 14260
Yeni Intania PPN 14265
Yosephine Simanjorang PPN 14268
Yumerni Feoh PPN 14270
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sejumlah
pasien dengan masalah Isolasi sosial.
TAK merupakan kegiatan yang diberikan kepada sekelompok klien dengan maksud
memberikan fungsi terapi bagi klien dimana mereka berkesempatan untuk menerima dan
memberikan umpan balik terhadap klien lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan
kualitas hidup.
TAK dilakukan pada klien dengan gangguan orientasi realita, sosialisasi, stimulasi
persepsi dan stimulasi sensori. Salah satu dari gangguan Konsep diri adalah isolasi
Sosial.
Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap negative dan mengancam (Townsend, 1998). Seseorang dengan
perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa
bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan, pikiran, dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap
memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan
orang lain (Depkes, 1998).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pasien dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
1. Pasien mampu menyebutkan jati diri
2. Pasien mampu mengenal jati diri anggota
kelompok
3. Pasien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok
4. Pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan topik percakapan
5. Pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi pada orang lain.
6. Pasien mampu bekerja sama dalam
kelompok
7. Pasien mampu menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan TAK yang telah dilakukan.
C. Struktur Kelompok
Kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses anggota pengambilan keputusan,
dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan
membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur
dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin,
sedangkan keputusan diambil secara bersama.
D. Besar Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya
berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia
(2001) adalah 7-10 orang, menurut Lancester (1980) adalah 10-12 orang, sedangkan
menurut Rawlins, Williams dan Beck (1993) adalah 5-10 orang. Jika anggota kelompok
terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan
perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi
dan interaksi yang terjadi.
E. Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-
120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia, 2001). Biasanya dimulai
dengan pemanasan berupa orientasi, tahap kerja, dan finishing berupa terminasi. Banyak
sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat satu/ dua kali per minggu; atau dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
F. Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas TAK dilakukan 1 sesi yang melatih kemampuan orientasi pasien terhadap
orang lain dan tempat. Pasien yang mempunyai indikasi TAK adalah pasien dengan
masalah hubungan sosial.
BAB II
TAK GANGGUAN KONSEP DIRI: ISOLASI SOSIAL
Sesi 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri
1. Tujuan
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah
dilakukan.
8. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah :
a. Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi sensori
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama( cooperative).
9. Waktu dan Tempat Pelaksana
Therapy Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 01-07-2015
Waktu : 14.00 – 14.30 WIB
Tempat : Ruang Merpati
10. Nama Klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 4 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan
jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan
yaitu:
Klien peserta TAK :
1. Ibu Rita
2. Ibu Farida
3. Ibu U’um
4. Ibu Fenny
Klien peserta TAK cadangan :
1. Ibu Soliha
2. Ibu
11. Setting
Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai
berikut
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman
: Leader : Fasilitator
: Co Leader : Klien
: Observer
12. Media
TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat ini
hanya yang ada diruangan saja seperti :
1. Papan nama
2. Bola
3. Tape recorder
13. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi yang telah
disepakati, sebagai berikut :
Leader : Yosephine Simanjorang
Co. Leader : Debbora Yulfine S
Fasilitator 1 : Elly Krisnawaty
Fasilitator 2 : Febby Hellty Luturmas
Fasilitator 3 : Trismiati Lesi Rube
Fasilitator 4 : Yeni Intania
Observer : Yumerni Feoh
14. Uraian Tugas Pelaksana
Leader
Tugas :
1. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4. Memimpin diskusi kelompok
Co. Leader
Tugas :
1. Membuka acara.
2. Mendampingi leader
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5. Menutup acara diskusi.
Fasilitator
Tugas :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalannya therapy.
Observer
1. Mencatat serta mengamati respon klien ( dicatat pada format yang tersedia )
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
15. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi
16. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik diri.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi atau validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada
terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan
serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan
pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola
memperkenalkan dirinya.
b. Hidupkan kaset pada tape rekorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam.
c. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyebutkan: salam,nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal,
dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Ulangi langkah diatas sampai semua klien mendapatkan giliran
e. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak
klien yang lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
oranglain di kehidupan sehari-hari.
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang yaitu berkenalan
dengan anggota kelompok.
2. Menyepakati waktu dan tempat
17. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk
menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 1, dievaluasi kemampuan klien
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut:
Sesi 1 : TAK
Kemampuan memperkenalkan Diri
a. Kemampuan verbal
NO Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Menyebutkan nama Lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
b. Kemampuan nonverbal
NO Aspek yang dinilai Nama Klien
1 Kontak mata2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Petunjuk :1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, panggilan, asal dan hobi klien lain. beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X bila klien tidak mampu
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORIS: ISOLASI SOSIAL, HARGA DIRI RENDAH
DAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
“Keperawatan Jiwa”
Di Susun Oleh :
Yosephine simanjorang
(PPN 14268)
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2015
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Ruang Rawat Sebelumnya : Nuri Tanggal Masuk: 10 juni 2015 / jam: 15.50wib
Ruang Rawat Saat Ini : Merpati Tanggal di Rawat: 18 juni 2015
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. S
Tempat/tanggal lahir: Garut/ 27 Maret 1956
Umur : 59Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mekar sari No. 14 RT 05/ RW 12 Babakan Sari
Kiaracondong Bandung
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Informan : Klien dan rekam medis
Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2015
No RM : 057855
Identitas Penanggung -Jawab
Inisial : Tn. H
Hubungan dengan klien : suami
Alamat : Jl. Mekar sari No. 14 RT 05/ RW 12 Babakan Sari
Kiaracondong Bandung
II. ALASAN MASUK
Klien pernah dirawat 2x tahun 2002 di Tatun Huripwaluya, klien tidak mau
minum obat. 1 minggu sebelum masuk RS klien gelisah, bicara kacau, memukul
suami, marah-marah, curiga, tidur susah, tidak mau makan, tidak mau mandi dan
meludah terus. Kurang lebih 3bulan kepala menunduk terus, tidak bisa menengadah
akibat sering menulis sampai berbuku-buku.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Juni 2015 Klien mengatakan
dimasukan kedalam RSJ karena sering marah-marah, memukul suami, dan kemudian
klien diajak oleh suaminya untuk berobat di RSJ Cisarua. Klien mengatakan jarang
berokumunikasi dengan keluarga maupun teman sekamar yang ada diruangan dan
klien baru mau berkomunikasi hanya pada saat ditanya saja, klien merasa malu.
penampilaan klien saat ini terutama daerah wajah karena tidak pernah merawat
wajahnya. Klien tampak sering menyendiri, klien sering melamun dan klien lebih
senang berada ditempat tidurnya. Ekspresi klien tampak murung,dan pada saat diajak
bicara klien tidak nyambung, kontak mata kurang, klien mengatakan sudah tidak
pernah marah-marah lagi.
Masalah Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Isolasi Sosial dan Defisit Perawatan
diri
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengalami gangguan jiwa 4 bulan yang lalu, klien pernah dirawat 2x di
Tatun, huripwaluya tahun 2002. Terakhir kontrol tahun 2006 dengan alasan
karena bosan. Klien dirawat dikarenakan lebih tempramen/ suka marah-marah.
Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi sensori: Resiko Prilaku Kekerasan.
2. Pengobatan Sebelumnya
Klien pernah berobat jalan ke dr.Ibra, 8 tahun tidak minum obat. Terakhir kontrol
tahun 2005 karena merasa sudah bosan berobat .Selama pengobatan berlangsung
klien jarang kontrol ulang dan putus obat dikarenakan kekurangan biaya sehingga
pengobatan terdahulu kurang berhasil dan akhirnya membuat klien dibawa ke
RSJ.
3. Trauma
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik sebagai pelaku, dan juga
klien tidak pernah menjadi pelaku, korban, atau saksi dalam hal aniaya seksual,
penolakan, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan:Tidak Ada Masalah
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarganya ada yang
mengalami masalah seperti klien alami saat ini.
5. Pengalaman yang tidak Menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami
kejadian yang tidak menyenangkan.
Masalah Keperawatan: tidak ditemukan
IV. FACTOR PRESIPITASI
Klien mengalami putus obat dan jarang kontrol kedokter spesialis jiwa karena
masalah ekonomi kurangnya biaya untuk berobat.
V. Fisik
Kesadaran Umum : Bingung, GCS 15 (E:4, V:5, M:6)
Tanda Vital : TD: 110/80 mmHG S: 36,0 0C
N : 82x/menit R: 18x/menit
TB: 153 CM BB: 45 Kg
Keluhan Fisik : Tidak Ada Keluhan
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Bentuk proposional, tidak ada massa dan lesi, distribusi rambut
merata, rambut mudah rontok, rambut rapih namun kotor dan
terdapat kutu.
2. Mata : simetris kanan/kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera non interik,
refleks cahaya baik, tidak ada keluhan
3. Telinga : simetris kanan/kiri, fungsi pendengaran baik, tidak ada keluhan, tidak
ada serumen, tidak ada lesi dan massa. Tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung :penciuman baik, tidak ada keluhan, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada lesi, ada septum, tidak ada polip.
5. Mulut :mukosa bibir lembab, pengecapan baik, tidak ada keluhan.
6. Dada :pergerakan dinding dada simetris kanan/kiri, tidak ada retraksi dinding
dada
7. Leher :tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembengkakan KGB dan thiroid
8. Abdomen :tidak ada kelainan
9. Genetalia :tidak dikaji
10. Ekstermitas
Atas : ROM bebas
Bawah : ROM bebas
VI. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki / : Meninggal
: Perempuan : Tinggal serumah
K : Klien
Klien merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara, klien tinggal serumah
dengan suami dan anak sulungnya. Klien mengaku jarang berkomunukasi dengan
kelurga klien lebih senang diam dan memendam sendiri bila ada masalah yang
dialami. Klien lebih senang menyendiri dikamar dan menulis sampai berbuku-buku.
Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang bersifat kekeluargaan. Pola
pengambilan keputusan dalam keluarga bersifat demokrasi, keputusan dalam rumah
diambil oleh suaminya klien
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
2. Konsep diri
a Citra tubuh : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya utuh kecuali
wajahnya klien merasa malu karena tidak perawatan dan
klien merasa kalau wajahnya bkn dirinya tapi wajah orang
lain.
b Identitas diri : Klien kurang puas dengan dirinya karena belum bisa
menjadi Ibu yang baik bagi anak-anaknya terutama anaknya
yang pertama.
c Peran : Klien anak bungsu dari 9 bersaudara. Klien mengatakan
belum menjalankkan perannya sebagai ibu, klien belum
bisa merawat anaknya yang pertama ysang lagi sakit seperti
yang dialami klien. Semenjak dirawat di RSJ, klien tidak
memperdulikan perannya.
d Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan
segera pulang, karena klien ingin merawat anak pertamanya
yang lagi sakit.
e Harga diri : Klien kurang memiliki banyak teman
Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya
seperti suami dan anak-anaknya. Keluarga klien adalah orang yang mengerti
dan memahami klien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat
Klien mengatakan lebih banyak diam dikamar dan lebih memilih menulis
berbuku-buku. bila sedang kumpul keluarga dan jarang bergabung dengan
masyarakat setempat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan lebih senang sendiri dan jarang berkomunikasi dengan
orang lain.
Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan: Gangguan konsep diri:
Isolasi Sosial
4. Spiritual & kultural
a. Nilai dan keyakinan
klien mengaku bahwa dirinya itu beragama islam dan percaya pada Allah
SWT
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sering melakukan sholat 5 waktu dan selalu mengaji
namun sekarang berkurang karena klien lebih banyak tertidur semenjak
dirawat di RSJ.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
VII. Status Mental
1. Penampilan
klien menggunakan seragam ruangan Merpati RSJ Cimahi, tampak cukup rapi,
cukup bersih, rambut pendek dan sebagian rambut sudah ada yg putih ,terdapat
kutu rambut. Badan, telinga, hidung, mulut dan kuku klien terlihat cukup bersih.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri: rambut
2. Pembicaraan
Dalam berkomunikasi dengan perawat, klien tidak pernah memulai pembicaraan
terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja.
Klien berbicara santai, kadang-kadang tidak nyambung kalau lagi komunikasi.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial dan kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Klien berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam
ketika tidak ditanya, terkadang memilih untuk tidur .
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
4. Alam perasaan
Klien tampak tenang dan sering menyendiri serta melamun
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
5. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab semua pertanyaan
seperlunya. Emosi klien stabil ditandai klien tenang.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata, klien sering
menunduk saat komunikasi. Klien berbicara hanya saat diberi pertanyaan oleh
perawat, setelah itu klien kembali diam, pembicaraanya kacau, terkadang tidak
jelas. Klien tampak cepat bosan dan memilih untuk tidur .
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara lagi
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
8. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka
menyendiri. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
9. Isi pikir
Klien saat ini berfikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan
tidak baik terhadap suaminya karena sering marah-marah.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
a. Waktu: klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ dan ia mengerti kapan
saja waktu ia harus mandi.
b. Tempat: klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. Orang: klien sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, didalam
ruangan pun klien hanya hafal nama 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
11. Memori
Jangka panjang : Klien ingat kenapa klien dimasukan kedalam rumah sakit
jiwa ini
Jangka pendek : Klien masih mengingat kejadian-kejadian yang terjadi
diruangan dalam minggu ini, klien masih mengingat rutinitas
ruangan yang dilakukan klien sepanjang hari
Saat ini : Klien mampu mengingat sebuah kalimat sederhana yang
disampaikan perawat dan mampu mengulanginya dengan
baik saat diminta.
Konfabulasi : Klien menyampaikan hal-hal yang sesuai dengan keadaan
klien saat ini.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi, Klien dapat mengingat waktu dengan baik seperti
waktu untuk sholat atau rutinitas ruangan lainnya. Klien mempu menghitung
anggota keluarga yang serumah dengan klien, serta mampu mengerjakan soal
hitungan sederhana yang diberikan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu melakukan penilaian atau pengambilan keputusan atas dirinya
secara mandiri seperti keputusan untuk berhenti melakukan interaksi dengan orang
lain saat klien mulai merasa tidak nyaman atau memutuskan untuk berhenti.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri/insight
Klien mengatakan bahwa ia baik-baik saja klien tidak ada menyalahkan orang lain
atas kondisinya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari , klien makan sendiri tanpa bantuan orang lain. klien juga
mengkonsumsi makan ringan disore hari. Klien menyukai semua jenis makanan,
klien tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan tertentu
Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan pribadinya. Klien
makan dengan rapi.
2. Toileting
Klien BAB 1x sehari dan BAK ± 6x sehari secara mandiri. Klien menggunakan
WC untuk BAB/BAK dan membersihkannya setelah selesai digunakan.
3. Hygiene
Klien mandi 1x sehari waktu tidak tentu alasan karena dingin, saat mandi klien
jarang mencuci rambutnya, rambut tamapak kotor, jarang menyikat gigi. Kuku
klien tampak bersih dan terpotong pendek.
Masalah keperawatan : devisit perawatan diri
4. Berpakaian/Berdandan
Klien mampu berpakaian secara mandiri, mampu memilih pakaian yang akan
dikenakan, klien tampak cukup bersih dan rapi, klien mengganti pakainnya ketika
basah atau kotor. Klien menggati pakaian sehari satu kali dan
menggantinyasendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri: berhias
5. Istirahat dan tidur
Klien lebih banyak tidur sedikit beraktivitas.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
6. Penggunaan obat
Selama dirumah sakit, klien mendapat bantuan minimal dari perawat ruangan
dalam penggunaan obat-obat untuk penyakit klien. Klien minum obat secara
mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis yang benar
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
7. Pemeliharaan kesehatan
Selama dirawat, klien minum obat dengan teratur, meskipun dibantu oleh perawat
ruangan Merpati. Namun klien mengingat saat dimana klien harus minum obat.
Klien berjanji akan minum obat dan kontrol secara rutin. Klien berencana akan ke
RSJ Cimahi untuk kontrol selanjutnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
8. Aktivitas didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur dan
berdiam diri dikamar sambil menulis berbuku-buku. Tidak ada kegiatan dirumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
9. Aktivitas diluar rumah
Keluarga klien mengatakan bahwa klien jarang berkomunikasi dengan anggota
keluarganya ataupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, lebih senang
menyendiri dikamar.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
IX. Mekanisme Koping
1. Adaptif :
Klien dirumah jarang berkomunikasi dengan sanak saudara dan tetangga
Karena lebih senang sendiri dan melamun hanya ingin berkomunikasi dengan
orang tua.
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.
2. Maladaptif :
Klien terkadang menhindar jika berkumpul dengan orang lain, lebih ditempat
tidurnya.
Klien senang tidur, malas beraktivitas
Klien mengatakan jika ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari
jalan keluar sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan
diselesaikan sendiri. Namu bila tidak mampu klien akan marah-
marah,mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang ingatan dan klien
menyendiri lagi
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Dukungan kelompok : Klien adalah anak bungsu dari 9 bersaudara, klien sangat
diperhatikan oleh suami dan kedua anaknya. Klien
mendapatkan dukungan dari keluarganya walaupun
dirawat di RSJ. Hal ini dibuktikan dengan datangnya
keluarga klien untuk menjenguk.
Lingkungan : Klien termasuk orang pendiam, klien terlihat menyendiri,
memiliki kekurangan berinteraksi dengan orang lain. klien
malas berinteraksi, klien berbicara jika ada yang mengajak
bicara dahulu.
Pendidikan : Klien sudah lulus SMP, klien tidak menlanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena klien
ingin langsung bekerja.
Pekerjaan : Klien memiliki pengalaman kerja sebagai guru agama di
pesantren.
Ekonomi : Klien sudah lama tidak ada penghasilan. Klien
mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya
sehari-hari. Klien tinggal bersama suami dan anak
sulungnya.
Pelayanan Kesehatan : Klien tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya dan
hanya memilki riwayat penyakit jiwa sebelumnya.
Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan, Isolasi sosial
XI. Pengetahuan Kurang tentang
Keluarga dan klien kurang memahami mengenai penyakit jiwa
Keluarga dan klien kurang memahami mengenai factor presipitasi
Keluarga dan klien kurang memahami dalam keteraturan minum obat
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
XII. Aspek Medik
Diagnosa medik : skizofrenia
Terapi medik
Jenis obat Dosis Jam pemberian
Risperidene 3mg 2x1
Clozapin 25 mg 2x½
THF 25 mg 2x1
XIII. Daftar Masalah Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
3. Devisit perawatan diri
4. Gangguan persepsi sensoris: halusinasi Pendengaran
XIV. Analisa Data
No Data Masalah
1 DS:
- Klien mengatakan lebih suka sendiri dan tidur, klien
mengatakan akan berkomunikasi hanya pada saat ditanya
DO:
- klien lebih banyak berdiam diri
- Kontak mata kurang
- Klien sering menyendiri
- Klien terlihat sering berada di tempat tidur/tertidur
- Jarang berkomunikasi dan berkumpul dengan yang lain
- Komunikasi verbal kurang
Isolasi Sosial
2 DS:
- klien mengatakan malu dengan keadaannya saat ini dan
malu bila bertemu dengan orang yang baru dikenal.
- Klien mengatakan lebih senang berada di tempat tidur
dan tidur
DO:
- Klien kadang menghindar pada saat diajak ngobrol
- Perasaan tidak mampu
- Klien jarang memulai pembicaraan dengan orang lain
- Klien tidak mau menatap wajaha lawab bicara
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Bicara lambat dengan nada suara lemah
Gangguan
Konsep diri:
Harga diri
rendah
3 DS:
- Klien mengatakan malas untuk mandi karena dingin
- Klien mengatakan malas untuk cuci rambut
DO:
- Klien sedikit bau
- Tidak bergairah
Devisit
perawatan diri
- Rambut tidak rapi dan berkutu
- Gigi klien terlihat kotor
XV. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Konsep Diri: Isolasi Sosial
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
3. Devisit perawatan diri
NoDiagnosa
keperawatanPerencanaan
IntervensiTujuan Kriteria evaluasi
1 Isolasi sosial Klien mampu: Klien mampu
memperkenalkan diri Klien dapat
mengidentifikasi keuntungan bersosialisasi
Klien mampu berkenalan secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
Setelah 1 kali pertemuan klien mampu: Berkenalan menyebutkan nama,
alamat dan hoby Memperagakan cara berkenalan yang
benar
Sp 1 (Tanggal 24 Juni 2015) Membina hubungan saling percaya Membantu klien mengidentifikasi masalah klien Membantu mengidentifikasi keuntungan dan
kerugian tidak berteman
Sp 2 Evaluasi Sp 1 Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap
(berkenalan dengan orang pertama) Memasukan dalam jadwal kegiatan
Sp 3 Evaluasi Sp 1 & 2 Latihan cara berkenalan dengan dua orang atau
lebih Masukan dalam jadwal kegitan
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH
2 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pasien mampu o Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Menilai kemampuan yang dapat digunakan
o Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
o Melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
o Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
Setelah....pertemuan pasien dapat mengidentifikasi kemampuan aspek yang dimiliki, memiliki kemampuan yang dapat digunakan, memilih kegiatan sesuai kemampuan, melakukan kegiatan yang sudah dipilih dan merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
SP.1 (Tgl 25Juni 2015)o Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
Beri pujian yang realisis dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif
o Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang
masih digunakan saat ini Bantu pasien menyebutkan dan memberi
penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
o Pilih kemampuan yang akan dilatih Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas
yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri Aktifitas yang memerlukan bantuan
minimal dan keluarga Aktifitas apa saja yang perlu bantuan
penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien
Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas
yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien aktifitas atau
kegiatan sehari-hari pasieno Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan
Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
Berikan dukungan dan pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien
o Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba
kegiatan Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat
dilakukan pasien setiap hari Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
dan perubahan setiap hari Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan keluarga Berikan kesempatan mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap
aktifitas yang dilakukan pasien
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN DEVISIT PERAWATAN DIRI
Devisit perawatan diri
Pasien mampu :
o Melakukan kebersihan diri secara mandiri
o Melakukan berhias/berdandan secara baik
o Melakukan makan dengan baik
o Melakukan BAB/BAK secara mandiri
Setelah........pertemuan pasien dapat menjelaskan pentingnya :
Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan BAB/BAK Dan mampu melakukan cara merawat
diri
SP.1 (Tg 27 Juni 2015)
o identifikasi Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan BAB/BAK
o Jelaskan pentingnya kebersihan dirio Jelaskan alat dan cara kebersihan dirio Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2
oEvaluasi SP 1
o jelaskan pentingnya berdandan
o latih cara berdandan
untuk pasien laki-laki memliputi cara
berpakaian, menyisir rambut, bercukur
untuk pasien perempuan meliputi cara
berpakaian, menyisir rambut, berhias
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
oEvaluasi kegiatan SP 1 & 2
o Jelaskan cara dan alat makan yang benar
jelaskan cara mempersiapkan makan
jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan
praktek makan sesuai dengan tahapan makan
yang baik
oMasukan dalam jadwal kegiatan pasien
o latih kegiatan makan
SP 4
o Evaluasi kegiatan SP 1, 2 & 3
o Latih cara BAB / BAK yang baik
o Menjelaskan tempat BAB / BAK yang
sesuai
o Menjelaskan cara membersihkan diri setelah
BAB / BAK
XVI. Implementasi & Evaluasi Keperawatan
Nama Klien : Ny. S Ruang Rawat: Merpati (Ruang Tenang)
Hari/tanggalDiagnosa
KeperawatanTindakan Keperawatan
Rabu , Jumat, Senin24 Juni 2015-25 Juni 201526-Juni-2015-27-Juni-201528-29-Juni-2015Pukul 10.00 WIB
Isolasi sosial SP 1 Membina hubungan saling percaya Membantu klien mengidentifikasi masalah klien Membantu mengidentifikasi keuntungan dan kerugian tidak bertemanSp 2 Evaluasi Sp 1 Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama) Memasukan dalam jadwal kegitan
Sp 3 Evaluasi Sp 1 & 2 Latihan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih Masukan dalam jadwal kegitan
Evaluasi pukul 12.30 WIB (24 Juni 2015-25 Juni 2015)
S: “Saya lebih suka tiduran”
“Saya lebih senang sendiri.”
O: Klien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan orang lain, tampak menutup diri, malu dan menghindar ketika berkomunikasi.
Tangan klien bergerak secara reflek, tidak mampu menceritakan dengan jelas setiap pertanyaan.
A: SP 1 Tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi
- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1
- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi
- Bantu klien membuat jadwal harian klien
Evaluasi pukul 13.00 WIB (26-Juni-2015-27-Juni-2015S: “ Saya tahu keuntungan berteman”
“ Saya mau mencoba belajar berkenalanan”
“ Saya akan mulai berkenalan”
O: klien melakukan perkenalan dengan satu orang perawat, klien masih tampak malu-malu, klien dalam berkomunikasi masih ragu-ragu,
klien sudah mulai mau berinteraksi dengan pasien lain.
A. SP 2 Tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi
- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1
- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi
- Bantu klien membuat jadwal harian klien
Evaluasi pukul 13.00 WIB (28-29-Juni-2015)S:”klien mengatakan mau mencoba lagi berkenalan”“ Klien mengatakan senang belajar bekenalan:Klien mengatakan akan lebih banyak berkenalan dengan yang lain”O: “ klien melakukan perkenalan dengan lebih dari dua orang, klien tampak senang dan klien tampak bergaul dengan pasien lain, klien menceritakan dengan jelas setiap pertanyaan.A: “ SP 3 TercapaiP:
- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi
- Evaluasi kembali kemampuan klien dalam melakukan SP 1 dan SP 2
- Bantu klien untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukannya sejak pagi
- Bantu klien membuat jadwal harian klien
DX : Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah
Hari/tanggalDiagnosa
KeperawatanTindakan Keperawatan
Selasa3 Juni 2015
Gangguan konsep diri; harga diri rendah
SP 1 Membina hubungan saling percaya Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki Membantu klien untuk melakukan aktufitas yang bisa dilakukan
Pukul 11.00 WIB Memasukan dalam jadwal kegiatan.
Evaluasi pukul 15.00WIB
S: Klien mengatakan tidak mau melakukan kegiatan, lebih baik tidur saja daripada melakukan kegiatan
O: Klien tidak mampu melakukan diskusi dengan terbuka mengenai kegiatannya. Lebih banyak diam dan mengatakan tidak tau.
A: SP 1 tidak tercapai
P:
- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, empati dan jelaskan tujuan interaksi
- Identifikasi kemampuan interaksi klien
- Bantu klien untuk mengetahui kemampuan positif yang bisa dilakukan
- Bantu klien untuk dapat melakukan kegiatan positif yang dimiliki
- Masukan dalam jadwal kegiatan
DX : Defisit perawatan diri
Hari/tanggalDiagnosa
KeperawatanTindakan Keperawatan
Senin, 27 Juni 2015
Pukul 14.30 WIBSelasa ,28 Juni 2015Pukul. 15.00WIB
Defisit perawatan diri
SP 1 Membina hubungan saling percaya Mengidentifikasi kebersihan, cara berdandan, makan BAK/BAB. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri Masukkan dalam jadwal kegiatan.
SP 2
Rabu,29 Juni 2015Pukul 15.30
Kamis, 30 Juni 2015Pukul 15.00 WIB
oEvaluasi SP 1
o jelaskan pentingnya berdandan
o latih cara berdandan
untuk pasien laki-laki memliputi cara berpakaian, menyisir rambut, bercukur
untuk pasien perempuan meliputi cara berpakaian, menyisir rambut, berhias
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
oEvaluasi kegiatan SP 1 & 2
o Jelaskan cara dan alat makan yang benar
jelaskan cara mempersiapkan makan
jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
oMasukan dalam jadwal kegiatan pasien
o latih kegiatan makan
SP 4
o Evaluasi kegiatan SP 1, 2 & 3
o Latih cara BAB / BAK yang baik
o Menjelaskan tempat BAB / BAK yang sesuai
o Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB / BAK
Evaluasi pukul 16.30WIB
S: “Klien mengatakan malas untuk mandi sore karena dingin dan merasa sudah cukup mandi pagi”
O: Terlihat tidak rapi, tidak bersih, tidak bisa berdandan dengan baik.
A: SP 1, SP 2,SP 3 Tercapai
P: lanjutkan SP 4