proposal tak danus_2

27
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) METODE TERAPI KOGNITIF DISUSUN OLEH : Muh Akbar Nugroho J230103032 Ria Mahardini J230103036 Eviyati Sariningrum J230103044 Thomas Ari Wibowo J230103048 Budi Setiawan J230103056 Suci Ambarwati J230103060 Robbi Arsyadani J230103076

Upload: thomz-ari

Post on 25-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)METODE TERAPI KOGNITIF

DISUSUN OLEH :

Muh Akbar NugrohoJ230103032

Ria Mahardini

J230103036

Eviyati Sariningrum J230103044

Thomas Ari Wibowo J230103048

Budi Setiawan

J230103056

Suci Ambarwati

J230103060

Robbi Arsyadani

J230103076PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2011LEMBAR PENGESAHAN

Dalam rangka memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Tgl 7 November 2011

Muh Akbar NugrohoJ230103032

Ria Mahardini

J230103036

Eviyati Sariningrum J230103044

Thomas Ari Wibowo J230103048

Budi Setiawan

J230103056

Suci Ambarwati

J230103060

Robbi Arsyadani

J230103076Mengetahui, dan Mengesahkan : Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Arum Pratiwi S.Kp, M.Kes Joko Sri Pujiyanto, S.Kep, Ns.TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)METODE TERAPI KOGNITIFA. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan sudah demikian pesatnya hingga berdampak pada sumber daya manusia yang menuntut pelayanan prima. Fenomena ini merupakan hal yang positif dan tantangan bagi setiap tenaga kesehatan untuk meningkatkan skill dan science dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Bidang pelayanan kesehatan psikiatri juga terus mengembangkan mutu pelayanan antara lain dengan adanya berbagai terapi baik medis, modalitas, konseling, psikoterapeutik, pendidikan kesehatan, perawatan berkelanjutan, perawatan mandiri Activity Daily Living (ADL).

Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi medik yang terarah bagi pasien baik fisik maupun mental dengan mempergunakan aktivitas sebagai media terapi. Terapi aktivitas kelompok memegang peranan penting dalam proses penyembuhan klien dan meningkatkan mutu pelayanan. Melalui aktivitas pasien diharapkan dapat berkomunikasi lebih baik untuk mengekspresikan dirinya dan kemampuan pasien dapat diketahui secara baik oleh terapis maupun oleh pasien itu sendiri.

Mengingat pentingnya peranan terapi aktivitas kelompok maka diharapkan mahasiswa mampu mempunyai keahlian dan ilmu konsep terapi aktivitas kelompok dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan psikiatri.

B. PENGERTIAN

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.

C. METODE PELAKSANAAN

1. Dinamika Kelompok2. Diskusi

3. Relaksasi ProgresifD. TUJUAN

1. Tujuan umum

Klien mampu menyelesaikan masalah kecemasan yang dihadapi2. Tujuan khusus

Mengubah pikiran tidak jelas logis, negatif menjadi logis, rasional, objektif Meningkatkan aktivitas Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan Meningkatkan ketrampilan sosial Meningkatkan kepuasanE. KRITERIA KLIEN1. Klien dengan skizofrenia yang cukup kooperatif

2. Klien dengan klasifikasi health promotion

3. Klien yang mengalami kecemasan

4. Klien yang mengalami masalah keperawatan yang sama

5. Klien tidak mengalami gangguan verbal

6. Klien yang tidak mendapatkan terapi ECT

7. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat atau tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, typoid, dll.

F. WAKTU PELAKSANAAN

Hari/Tgl: Senin, 7 November 2011.Waktu: Pukul 08.30 09.30 WIB.Tempat: Ruang Terapi Okupasi RSJD Surakarta.

G. SASARANKlien yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain berjumlah 8 orang yang sudah diklasifikasikan dengan hasil :

1. Health promotion

2. Dengan nilai kognitif yang baik3. Memiliki latar belakang permasalahan yang sama yaitu kecemasanPasien yang akan menjadi peserta dalam terapi aktivitas kelompok adalah :

1. Wahyu2. Maridi 3. Pandu

4. Ragil 5. Haryanto6. Sriyono 7. Danang 8. Joko Klasifikasi Pasien

No.Nama KlienDx. MedisKlasifikasiSkor KognitifPerasaan

1.WahyuSkizofrenia KatatonikHealth Promotion

2.Maridi Skizofrenia KatatonikHealth Promotion

3.Pandu Skizofrenia ParanoidHealth Promotion

4.Ragil Skizofrenia ParanoidHealth Promotion

5.HaryantoSkizofrenia ParanoidHealth Promotion

6.SriyonoSkizofrenia ParanoidHealth Promotion

7.Danang Skizofrenia ResidualHealth Promotion

8.Joko Skizofrenia DelisiunalHealth Promotion

H. MEDIA DAN ALAT1. Laptop 2. Speaker3. Bola

4. Spidol/Pulpen5. Papan Nama/Kartu6. Papan bergambarkan tanda STOP7. Kertas KosongI. SUSUNAN PELAKSANAANa. Leader

: Thomas Ari Wibowob. Co Leader

: Suci Ambarwatic. Observer

: Eviyati Sariningrumd. Fasilitator

: 1. Muh Akbar Nugroho

2. Ria Mahardini

3. Budi Setiawan

4. Robbi ArsyadaniJ. URAIAN TUGAS PELAKSANALeader

a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.

b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya.

c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.

d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

e. Menjelaskan permainan.Co leader

a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.

b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

Fasilitator

a. Menfasilitasi klien yang kurang aktif

b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan.

Observer

a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.

b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).

K. MEKANISME KEGIATAN

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan klasifikasi health promotion, pasien yang memiliki perasaan yang sama dengan pasien lain yaitu kecemasan. b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2. Orientasi

a. Memberikan salam terapeutik

b. Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak :

Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri.

Menjelaskan aturan main sebagai berikut:

1) Jika ada klien yang akan meninggalkan tempat harus meminta ijin pada terapis

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

Sesi 1 : Pengenalan dan Identifikasi Masalaha. Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien. b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, dan asalnya.c. Terapis meminta masing-masing klien untuk menuliskan nama panggilan didepan papan nama yang dibagikan.d. Terapis menjelaskan langkah berikutnya, yaitu saat musik terdengar bola/bunga dipindahkan dari klien satu ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola/bunga menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien

e. Mengulangi langkah d sampai semua klien mendapat giliranf. Selanjutnya terapis meminta klien untuk menerangkan masalah yang membuat cemas dimulai dari klien yang pertama kali mengenalkan diri.g. Memberikan reinforcement setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.

Sesi 2 : Thought Stoppinga. Terapis membagikan kertas bergambar tanda stop atau berhenti.b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan kertas tersebut bergambar apa/bertuliskan apa.c. Terapis meminta klien menyebutkan masalah apa yang biasanya membuat klien cemas.d. Terapis mengarahkan klien agar jika pikiran muncul, klien harus melihat tanda stop sebagai tanda klien harus berhenti membayangkan hal tersebut.e. Terapis meminta sekali lagi untuk membayangkan dan kemudian jika telah muncul klien diminta bilang stop.f. Terapis mendiskusikan dengan semua klien tentang bagaimana cara penyelesaian masalah yang telah dilakukan. g. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan dengan mengajak semua klien bertepuk tangan. Sesi 3 : Mengalihkan Pikirana. Terapis meminta klien untuk menceritakan apa yang biasa dilakukan jika cemas datang.b. Terapis meminta klien untuk menyebutkan hal-hal yang disukai.c. Terapis membagikan kertas kosong dan pulpen dan meminta masing-masing klien untuk melakukan apapun dengan kertas tersebut.d. Terapis meminta klien untuk melakukan hal yang disukai dengan mengaplikasikan pada kertas tersebute. Memberikan pujian untuk setiap keberhasilan dengan mengajak semua klien bertepuk tangan.

Sesi 4 : Relaksasi Progresifa. Terapis meminta klien untuk berbaring atau duduk, kemudian terapis berdiri di samping klienb. Terapis meminta klien untuk mengencangkan dahi selama 5 7 detik, kemudian relaksasi 20-30 detik.

c. Terapis meminta klien untuk mengencangkan bahu selama 5-7 detik, kemudian relaksasi 20-30 detik.

d. Terapis meminta klien untuk mengencangkan lengan atau otot bisep selama 5-7 detik, kemudian relaksasi 20-30 detik.

e. Terapis meminta klien untuk mengencangkan betis selama 5-7 detik, kemudian relaksasi 20-30 detik.

f. Terapis melakukan observasi ketika kegiatan berlangsung.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Memberi pujian atas keberhasilan peserta

b. Rencana tindak lanjut

Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.

c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati kegiatan berikutnya

Menyepakati waktu dan tempatL. SETTING TEMPAT

KETERANGAN :

: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

M. LAPORAN PELAKSANAAN

1. Kegiatan dilaksanakan pada

Hari Tanggal : Senin, 7 November 2011

Waktu : Pukul 08.30 WIB

Tempat : Ruang Terapi Okupasi RSJ Surakarta

2. Jumlah Peserta : 18 orang

Terdiri dari :

8 orang klien

8 orang perawat : sebagai leader, observer, dan fasilitator

2 pengamat dari Akademik dan Klinik.

3. Pelaksanaan

Kegiatan dimulai dengan doa bersama

Perawat tim TAK memperkenalkan diri diikuti oleh klien peserta secara berurutan

Leader menjelaskan bentuk dan tujuan kegiatan

Leader menjelaskan tata tertib kegiatan

Leader menanyakan perasaan klien peserta sebelum kegiatan dimulai

Leader menjelaskan tentang TAK

Leader menjelaskan tiap sesi dari TAK

Leader menanyakan pada klien apakah mereka sudah paham.

Leader sekali lagi memberi contoh , karena ada klien yang belum paham

Leader memberi instruksi dimulainya permainan.

Memulai sesi I, Observer menyalakan musik, para peserta menyalurkan bola. Ketika musik dimatikan, peserta yang memegang bola diminta untuk memperkenalkan dirinya, dengan dibantu fasilitator. Satu persatu peserta mendapat giliran memperkenalkan diri. Semua peserta memberi tepuk tangan sebagai reinforcement positif.

Semua peserta memberi reinforcement positif (tepuk tangan).

Sesi II dimulai, peserta diberi gambar STOP tiap orang dan leader menjelaskan fungsi gambar tersebut dan klien disuruh untuk menuliskan permasalahan apa yang menimbulkan rasa cemas dikertas yang telah disediakan kemudian satu persatu klien disuruh untuk membacanya dan ketika klien merasa cemas ketika membayangkan apa yang membuat cemas, klien segera diperintahkan untuk melihat gambar STOP agar cemasnya segera dihentikan. Hingga semua klien mendapat giliran.

Semua peserta memberi reinforcement positif (tepuk tangan).

Sesi II dimulai, leader menjelaskan tentang tehnik di sesi III yaitu berdiskusi tentang cara yang dilakukan jika cemas datang/ hal positif apa yang biasa dilakukan jika merasa cemas.

Klien diperintahkan untuk menbaca permasalahan cemas yang telah dituliskan lalu menngungkapkan cara apa yang dilakukan jika merasa cemas, semua klien mendapat giliran dan cara yang disebutkan oleh semua klien sudah bagus.

Setelah semua klien sudah mengungkapkan hal positif yang dilakukan, Semua peserta memberi reinforcement positif (tepuk tangan).

Sesi IV dimulai, leader menjelaskan proses pada sesi IV yaitu melakukan tehnik relaksasi progresif yang diikuti oleh semua klien dengan diiringi music instrumental. Semua klien mampu mengikuti tehnik relaksasi progresif hingga selesai yang dibantu oleh para fasilitator.

Leader kemudian menanyakan perasaan semua klien setelah mengikti permainan.

Semua klien merasa senang dan santai.

Kemudian acara dilanjutkan dengan makan snak bersama.

Leader kemudian menutup kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu.

Kegiatan diakhiri dengan salam.

Beberapa Catatan:

Klien Tn. H selama kegiatan berlangsung selalu melamun, kurang fokus dengan apa yang disampaikan oleh leader sehingga selalu dibantu oleh fasilitator.

Klien Sdr. S belum dapat berpartisipasi dengan baik karena merasa mengantuk dan tidak kooperatif selama kegiatan berlangsung. Klien Tn. H belum mampu untuk mengenal nama klien yang lainnya.

Klien Tn. Sr, Su, H, S, dan Sul belum dapat mengikuti instruksi relaksasi progresif mengencangkan dahi karena merasa kesulitan. Klien K, R, dan klien Sur sudah menunjukkan partisipasi yang bagus dalam kegiatan ini hingga selesai. Leader dalam memimpin TAK belum terlaksana dalam memimpin para klien untuk membayangkan hal-hal yang disukai klien.

N. KESIMPULAN

Kami menyimpulkan bahwa dengan melaksanakan TAK dapat bermanfaat untuk:

Melatih klien bersosialisasi dengan orang lain dan meningkatkan aktivitasnya

Mengajarkan klien untuk menyelesaikan masalah kecemasan yang dihadapi

Mengajarkan klien untuk mengurangi prilaku yang tidak diinginkan

Meningkatkan keterampilan sosial klien

Meningkatkan harga diri serta rasa percaya diri serta kepuasan klien

O. SARAN

1. Kegiatan TAK sebaiknya dapat dilakukan secara rutin dengan berbagai macam topik yang disesuaikan dengan kondisi klien.

2. Perawat hendaknya mengembangkan kegiatan-kegiatan yang positif untuk menstimulasi perkembangan klien.M. DAFTAR PUSTAKAStuart Sundeens, Laraia., 1998. Principles and Practice Psychiatric Nursing. Sixth edition. St.Louis, Missiouri : Mosby Year Book.Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. PT.Rafika Aditama. Bandung.

http://nersjiwa.blogspot.com/2010/04/krisis23html.

CHEKLIST RELAKSASI PROGRESIFNO.Variabel PenilaianNilai

12

1.Cek rencana tindakan keperawatan yang terkait dengan program terapi relaksasi progresif

2.jelaskan tujuan terapi relaksasi progresif, beri kesempatan pasien untuk bertanya

3.Menganjurkan pasien untuk berbaring atau duduk dengan tumpuan kaki dan bahu

4. Berdiri disamping klien dan siap membimbing klien

5.Bimbing pasien mengerutkan dahi selama 5-7 detik, kemudian relaks 20-30 detik (tarik nafas dalam)

6.Bimbing pasien mengencangkan bahu selama 5-7 detik, kemudian relaks 20-30 detik (tarik nafas dalam)

7.Bimbing pasien mengencangkan otot lengan (otot bisep) selama 5-7 detik, kemudian relaks 20-30 detik (tarik nafas dalam)

8.Bimbing klien mengencangkan betis selama 5-7 detik, kemudian relaks 20-30 detik (tarik nafas dalam)

9.Melakukan bimbingan teknik relaksasi dengan benar

10.Melakukan observasi klien ketika berlangsung terapi relaksasi progresif amati reaksi yang timbul

11.Catat reaksi pasien, jangan lanjutkan ketika terjadi penegangan pada pasien

12.Lakukan terminasi menggunakan komunikasi terapeutik

( beri kesimpulan, kontrak waktu, tempat untuk bimbingan yang akan datang)

13.Bereskan alat dan dokumentasikan

Keterangan :

Skor 1 : dilakukan

Skor 2 : tidak dilakukan

LEMBAR OBSERVASI KOGNITIF

Observasi Sesi I : Perkenalan dan Identifikasi Masalah

No.Aspek Yang DinilaiNama Peserta TAK

Supriyanto

KhoirulRohmanSupriyono

Haryanto

Shodiq

Sulityono

Suranto

YaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdk

1.Klien mampu berkenalan

2.Klien mampu mengenal perawat

3.Klien mampu mengenal nama klien lain

4.Klien mampu membina hubungan dengan baik

5.Klien mampu berkonsentrasi

6.Klien mampu menceritakan masalahnya

7.Klien mampu mengikuti dengan baik

Observasi Sesi II : Thought Stopping

No.Aspek Yang DinilaiNama Peserta TAK

Supriyanto

KhoirulRohmanSupriyono

Haryanto

Shodiq

Sulityono

Suranto

YaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdk

1.Klien mampu menyebutkan masalahnya

2.Klien mampu mengingat masalahnya

3.Klien mampu menghentikan cemas dengan petunjuk STOP.

4.Klien mampu menghentikan setelah mendengar kata STOP.

5.Klien mampu mengikuti kegiatan dengan baik

6.Klien mampu mengikuti instruksi

perawat

Observasi Sesi III : Mengalihkan Pikiran

No.Aspek Yang DinilaiNama Peserta TAK

Supriyanto

KhoirulRohmanSupriyono

Haryanto

Shodiq

Sulityono

Suranto

YaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdk

1.Klien mampu menyebutkan masalah yang dialami

2.Klien mampu menyebutkan hal-hal yang disukai

3.Klien mampu menceritaka hal yang disukai

4.Klien mampu mengungkapkan perasaan

5.Klien mampu membayangkan hal yang disukai

6.Klien mampu mengalihkan cemas dengan membayangkan hal yang disukai

7.Klien mampu melakukan sesuai instruksi

Observasi Sesi IV : Relaksasi Progresif

No.Aspek Yang DinilaiNama Peserta TAK

Supriyanto

KhoirulRohmanSupriyono

Haryanto

Shodiq

Sulityono

Suranto

YaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdkYaTdk

1.Klien mampu berkonsentrasi

2.Klien mampu mengencangkan dahi selama 5-7 detik, kemudian relaksasi selama 20-30 detik

3.Klien mampu mengencangkan bahu selama 5-7 detik, kemudian relaksasi selama 20-30 detik

4.Klien mampu mengencangkan lengan (otot bisep) selama 5-7 detik, kemudian relaksasi selama 20-30 detik

5.Klien mampu mengencangkan betis selama 5-7 detik, kemudian relaksasi selama 20-30 detik

6.Klien mampu mengikuti instruksi dengan baik

Catatan : cara mengevaluasi dengan membubuhkan angka :

1 : Bila klien Tidak.

2 : Bila klien Ya.

5