proposal tak pk

57
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu. Sedingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain. Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan berhubungan social) klien menarik diri, curiga. Alasan untuk memilih menarik diri, curiga dalam terapi aktivitas kelompok, karena banyak klien menarik diri yang ditemui di ruangan dan sesuai dengan kebutuhan ruangan sebagai transisi dimana klien perlu belajar untuk interaksi.

Upload: fajar-pratomo

Post on 09-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Propsal yang mengenai cara pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Untuk Klien dengan Perilaku Kekerasan

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tak Pk

PROPOSAL  TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan adanya

orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi

dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil

yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu. Sedingga mungkin terjadi

suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.

Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan

berhubungan social) klien menarik diri, curiga. Alasan untuk memilih menarik diri,

curiga dalam terapi aktivitas kelompok, karena banyak klien menarik diri yang

ditemui di ruangan dan sesuai dengan kebutuhan ruangan sebagai transisi dimana

klien perlu belajar untuk interaksi.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang

lain (struart & Laraia 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar

belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,

kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik (Yalom,

1995 dalam Stuart & Laria 2001).

Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh sekelompok

penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin,

diarahkan oleh terapis/ petugas kesehatan yang telah dilatih.

Page 2: Proposal Tak Pk

Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan

sejumlah klien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien

dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan

kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan

memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi

dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.

Pada klien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan

kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Dan perilaku kekerasan

tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adaah perasaan jengkel yang timbul sebagai

respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Keliat, 1996)

Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang

menyulitkan karena secara cultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan. Oleh

karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak langsung.

Sedangkan menurut Depkes RI, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan

gangguan penyakit jiwa, Jilid III Edisi I, Hlm 52 tahun 1996 : “Marah adalah

pengalaman emosi yang kuat dari individu dimana hasil / tujuan yang harus dicapai

terhambat”.

Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri

dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan

langsung dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan

membantu mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok

(TAK) klien dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan

Page 3: Proposal Tak Pk

lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang

mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK klien dapat

bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.

B. PENGERTIAN

1. TAK

Terapi Aktivitas Kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh

sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang

dipimpin, diarrahkan oleh seorang terapis/petugas kesehatan yang telah terlatih.

2. Perilaku Kekerasan

Definisi Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz, 1993)

Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua

yaitu perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995)

Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak

kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah.

(Berkowitz, 1993)

Penyebab Perilaku Kekerasan

Menurut Stearan , kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak

enak, cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan

akan status, dan prestise yang tidak terpenuhi.

Page 4: Proposal Tak Pk

a. Frustasi : seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan /

keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa

terancam dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan

cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya

dengan kekerasan.

b. Hilangnya harga diri : pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan

yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya

individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak,

gampang tersinggung, gampang marah, dan sebagainya.

c. Kebutuhan akan status dan pretise ; manusia pada umumnya mempunyai

keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui

statusnya.

Rentang Respon Marah

Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.

Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997, hlm 6)

a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan

orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.

b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau

keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.

Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.

c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan

yang dialami.

Page 5: Proposal Tak Pk

d. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat

dikontrol oleh individu. Orang agresif bisaanya tidak mau mengetahui hak

orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk

mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama

dari orang lain.

e. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan

control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun

terhadap orang lain.

Proses Marah

Strees, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus

dihadapi oleh setiap individu. Strees dapat menyebabkan

Gejala Marah

Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan

pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan

marah diantaranya sebagai berikut :

a. Perubahan Fisioligik : tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan

meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air

besar meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.

b. Perubahan Emosional : mudah tersinggung, tidak sabar, frustasi, ekspresi

wajah tampak tegang, bila mengamuk kehilangan control diri.

c. Perubahan Perilaku : agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis, curiga,

mengamuk, nada suara keras dan kasar.

Page 6: Proposal Tak Pk

Perilaku Marah

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom

bereaksi terhadap sekresi

b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan

kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku

asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena

individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain

secara fisik maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk

mengembangkan diri klien.

c. Memberontak (acting out)

Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting

out” untuk menarik perhatian orang lain.

d. Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri,

orang lain, maupun lingkungan.

Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan

strees, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan

yang digunakan untuk melindungi diri. (Stuart dan Sundeen, 1998, hlm 33)

Page 7: Proposal Tak Pk

Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya

ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk

melindungi diri antara lain ( Maramis, 1998, hlm 83 ) :

a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat

untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.

Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada

obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya,

tujuannya adalah untuk mengurangi ketagangan akibat rasa marah.

b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau

keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang

menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan

sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu,

mencumbunya.

c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk

kealam sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang

tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang

diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang

tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya

dan akhirnya ia dapat melupakannya.

d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,

dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan

menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada

teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

Page 8: Proposal Tak Pk

e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan,

pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya

membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia

baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding

kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.

C. METODE TAK

Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini adalah

metode:

1. Diskusi dan Tanya Jawab

2. Melengkapi jadwal harian

3. Bermain peran / simulasi

4. Dinamika kelompok

D. TUJUAN

1. SESI 1

a. Tujuan Umum

Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan

orang lain.

b. Tujuan Khusus

Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya

Page 9: Proposal Tak Pk

Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala

marah).

Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku

kekerasan).

Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

2. SESI 2

a. Tujuan Umum

Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya

Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan

orang lain

b. Tujuan Khusus

Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang bisaa dilakukan klien

Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku

kekerasan.

Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah

perilaku kekerasan. (Keliat, B. A. 2004)

3. SESI 3

a. Tujuan Umum

Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.

b. Tujuan Khusus

Klien dapat memperkenalkan dirinya.

Klien bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain

Page 10: Proposal Tak Pk

Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan

emosinya dan di mengerti oleh anggota kelompok lainnya.

Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan

emosinya dan di dengar serta di mengerti oleh anggota kelompok lainnya.

Meningkatkan keterampilan hubungan social untuk diterapkan sehari-hari

Melatih kesabaran, konsentrasi dan kreatifitas.

E. Kriteria Klien

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktivitas kelompok ini adalah :

a) Klien yang tidak terlalu gelisah

b) Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi

Aktifitas Kelompok.

c) Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam

kelompok kecil

d) Klien tenang dan kooperatif

e) Kondisi fisik dalam keadaan baik

f) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas

F. Waktu Pelaksanaan

Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Selasa, 29 September 2015

Waktu : 10:00 - s/d

Page 11: Proposal Tak Pk

Tempat : Ruang Kakatua

G. Nama Peserta dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan TAK berjumlah 8 orang, adapun nama-

nama kien yang akan mengikuti TAK yaitu :

1.      Ira Saputri

2.      Irna Isnani

3.      Irma Suryani

4.      Khairunnisa

5.      Misna Maisura

6.      Misrahul Jannah

7.      Misratun Aula

8.      Ulfatul Jannah

H. Media dan Alat

TAK ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan

alatnya hanya berdasar apa yang ada di ruangan saja seperti :

1.      Papan tulis / flipchart / whiteboard.

2.      Kapur / Spidol.

3.      Buku catatan dan pulpen

4.      Jadwal kegiatan klien

5.      Bantal.

6.      Sedotan / pipet minuman.

Page 12: Proposal Tak Pk

I. Susunan Pelaksana

1. Leader                : Tri Palawati

2. Co Leader          : Fajar Pratomo

3. Fasilitor              :

Amiyani Kristina

Jefri Adrianus

4. Observer             :

Resdina O. Hutapea

J. Uraian Tugas Pelaksanaan

a. Leader

Tugas :

1. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan menciptakan

situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi untuk

mengekspresikan perasaannya.

2. Auxilergy Ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau

mendominasi

3. Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan dengan cara

memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan.

b. Co Leader

Tugas :

1. Membuka acara

Page 13: Proposal Tak Pk

2. Mendampingi leader

3. Mengambil posisi leader jika leader blocking

4. Menyerahkan posisi kembali kepada leader

5. Menutup acara diskusi

c. Fasilitator

Tugas :

1. Mempertahankan kehadiran peserta

2. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta

3. Mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun dalam

kelompok.

d. Observer

Tugas :

1. mengidentifikasi kedalam kegiatan

2. mengidentifikasi strategi yang digunakan leader

3. mengamati dan mencatat

Jumlah anggota yang hadir

Siapa yang terlambat

Daftar hadir

Siapa yang memberi pendapat atau ide

Toik diskusi

4. Mencatat moddifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang

5. memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.

Page 14: Proposal Tak Pk

K. Mekanisme Kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan     persepsi

sensori : perilaku kekerasan

b. Membuat kontrak dengan klien.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik.

Salam dari terapis kepada klien.

Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis

Menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Orientasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal

suara –suara yang di dengar.

Terapis menjelaskan aturan main berikut :

Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti keegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap Kerja

Page 15: Proposal Tak Pk

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara- suara

yang didengar (perilaku kekerasan ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan

perasaan klien pada saat terjadi.

b. Terapis meminta klien menceritakan isii perilaku kekerasan, kapan terjadinya,

situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi perilaku kekerasan.

Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien

mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard.

c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang

biasa didengar.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak Lanjut

Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya

jika terjadi perilaku kekerasan.

c. Kontrak yang akan dating

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol perilaku

kekerasan.

menyepakati waktu dan tempat.

L. Setting Tempat

Page 16: Proposal Tak Pk

Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah

sebagai berikut

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

b. Ruangan nyaman dan tenang.

M. Tata Tertib Kegiatan Dan Program Antisipasi

1. Tata Tertib :

Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

Berpakaian rapi dan bersih.

Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan

TAK.

Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5

menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan  maka peserta tersebut

diganti peserta cadangan.

Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib

dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti

kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat

diganti oleh peserta cadangan.

Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.

Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu

dan berbicara setelah dipersilahkan.

TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.

2. Program Antisipasi

Page 17: Proposal Tak Pk

Usahakan dalam keadaan terapeutik.

Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,

menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.

Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh

cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu

kepada peserta.

Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak

bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.

Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari

peserta TAK yang lain.

Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,

leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan

dari kelompok.

Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

N. Evaluasi

            Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang

diharapkan adlah mengenal isi perilaku kekerasan, waktu terjadinya perilaku

kekerasan, situasi terjadinya perilaku kekerasan, dan perasaan saat terjadinya perilaku

kekerasan.

Page 18: Proposal Tak Pk

Tak Stimulasi Persepsi : Perilaku Kekerasan

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Tujuan

1.     Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahan.

2.   Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala

marah )

3.     Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan )

4.     Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

5.  Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara

fisik(dengan latihan nafas dalam)

Page 19: Proposal Tak Pk

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Kertas

2. Spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

5. Bola

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Permainan

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a.         Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif

b.        Membuat kontrak dengan klien

c.         Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Page 20: Proposal Tak Pk

a.      Salam terapeutik

1.      Salam dari terapis kepada klien.

2.      Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama )

3.      Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b.      Evaluasi validasi

1.      Menanyakan perasaan klien saat ini

2.      Menanyakan masalah yang dirasakan.

c.      Kontrak

1.      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenalkan kelompok, harus minta izin

pada terapis.

2.     Menjelaskan aturan main berikut.

  Jika klien ada yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin pada terapis.

  Lama kegiatan 45 menit.

  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja

Leader membacakan aturan permainan :

      Salah satu peserta TAK memegang bola, sambil operator memainkan musik.

       Bila musik berhenti, dan ada salah satu peserta TAK yang memegang bola

berarti, ia harus menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, tanda gejala yang

dirasakan, perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, akibat, serta

mempraktekkan cara mengontrol PK dengan latihan fisik (cara nafas dalam)

a.    Permainan dimulai. Sampai ditemukan peserta yang tetap berjoget saat musik

berhenti.

b.      Klien dan terapis mendiskusikan penyebab masalah perilaku kekerasan

1.      Tanyakan pengalaman tiap klien

2.      Tulis di kertas

Page 21: Proposal Tak Pk

c.     Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab

marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.

1.      Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)

2.      Tulis di kertas

d.      Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak

lingkungan, mencederai, memukul, orang lain, dan memukul diri sendiri)

1.      Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah

2.      Tulis di kertas

e.      Mendiskusiksan dampak/akibat perilaku kekerasan.

1.      Tanyakan akibat perilaku kekerasan.

2.      Tulis di papan tulis di kertas

f.         Meminta pasien mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan

cara fisik (latihan nafas dalam)

g.        Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain paran/stimulasi.

h.        Memberikan reinforcement pada peran serta klien.

i.          Dalam menjalankan kegiatan TAK upayakan semua klien terlibat.

j.          Observer memberi kesimpulan/evaluasi tentang jalannya TAK, mengenai

jawaban klien tentang penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat

perilaku kekerasan. Selanjutnya observer memberikan pujian atas peran serta

klien dalam pelaksanaan TAK serta memberi motivasi pada klien untuk

meningkatkan kemampuannya dalam berlatih cara mengontrol perilaku

kemarahan.

k.        Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat

menghadapi kemarahan.

4. Tahap Terminasi

a.      Evaluasi

1.      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2.      Memberikan reinformennt positif terhadap perilaku klien positif.

Page 22: Proposal Tak Pk

b.     Tindak Lanjut

1.      Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,

yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku

kekerasan.

2.     Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan

dan akibat yang belum diceritakan.

c.     Kontrak yang akan datang

1.      Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2.      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap

kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemempuan klien dengan tujuan TAK.Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang

dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1 TAK

Stimilasi perilaku Kekerasan

Kemampuan Psikologi

No.Nama

klien

Penyebab

PK

Memberi Tanggapan Tentang

Tanda &

gejala PK

Perilaku

kekerasan

Akibat

PK

Mempraktekkan cara

mengontrol PK

dengan nafas dalam

1.

2.

3.

Page 23: Proposal Tak Pk

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab

perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang

dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda + jika mampu

dan beri tanda - jika tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemempuyan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus

persepsi perilaku kekerasan.Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku

kekerasannya( disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang

dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan

(memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit

jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.

Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah

sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku

kekerasan

Page 24: Proposal Tak Pk

3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah

perilaku kekerasan.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Bantal

2. Sound musik

3. Papan tulis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Permainan

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a.         Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1

b.        Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Page 25: Proposal Tak Pk

a.         Salam terapeutik

1.      Salam dari terapis kepada klien.

2.      Klien dan terapis pakai papan nama

b.        Evaluasi validasi

1.      Menanyakan perasaan klien saat ini

2.      Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan

gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.

c.         Kontrak

1.      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

2.      Menjelaskan aturan main berikut.

  Klien Bersedia mengikuti TAK

  Berpakaian rapi dan bersih

  Peserta tidak doperbolehkan makan,minum atau merokok selama pelaksanaan

TAK

  Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi

  Lama kegiatan 45 menit

  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3.      Tahap kerja

Melakuakan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan

permainan sederhana yaitu diputarkan musik,kemudian klien memutar bola yang di

pegang,bila musik di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola

berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.

a.         Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.

1.      Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan

oleh klien.

2.      Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard

Page 26: Proposal Tak Pk

b.        Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan

secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat

kamar mandi, main bola,senam, memukul gendang.

c.         Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d.        Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.

1.      Terapis mempratekkan

2.      Klien melakukan redemontrasi.

e.         Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.

f.         Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1.      Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2.      Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

3.      Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap

sesi

b. Tindak lanjut

1.      menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus

penyebab perilaku kekerasan.

2.      Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3.      Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontak yang akan datang

1.      Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2.      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan

Page 27: Proposal Tak Pk

adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi

sebagai berikut:

Sesi 2:

Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

No Nama klien Mempraktekkan cara fisik

yang pertama

Mempraktekkan

cara fisik yang

kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik

untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda

Jika klien mampu dan tanda

Jika klien tidak mampu

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi

Page 28: Proposal Tak Pk

belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien

mempraktekkan di ruang rawat( buat jadwal)

Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial

Tujuan:

1.Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa

2.Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

Seting:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat ;

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a.         Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2

b.        Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Page 29: Proposal Tak Pk

a.Salam terapiutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2.Klien dan terapis pakai papan nama

b.Evaluasi /Validasi

1.Menanyakan perasaan klien saat ini

2.Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah,serta perilaku

kekerasan

3.Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah

dilakukan

c.Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

     Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

        Lama kegiatan 45 menit.

        Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya

perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin

c.

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada

orang lain, yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima

dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan seperti...”.

Page 30: Proposal Tak Pk

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin

d.

i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j.Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1.      Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.

2.      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3.      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1.      Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif,

jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2.      Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif

secara teratur.

3.      Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang

1.      Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2.      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap

kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang

diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi

sebagai berikut :

Sesi 3: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial

Page 31: Proposal Tak Pk

No Nama Klien Memperagakan

cara meminta

tanpa paksa

Memperagakan

cara menolak

yang baik

Mamperagakan

cara

mengungkapkan

kekerasan yang

baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan

tanda х jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa,

menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan

di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual

Page 32: Proposal Tak Pk

Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/ stimulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapiutik

1.      Salam dari terapis kepada klien

2.      Klien dan terapis pakai papan nama

Page 33: Proposal Tak Pk

b. Evaluasi/ validasi

1.     Menanyakan perasaan klien saat ini.

2.     Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku

kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk

mencegahbperilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1.  Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku

kekerasan

2.     Menjelaskan aturan main berikut:

    Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

       Lama kegiatan 45 menit.

       Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1.      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2.      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3.      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1.      Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,

dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

Page 34: Proposal Tak Pk

2.  Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan

kegiatan ibadah secara teratur.

3.     Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

1.      Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2.      Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan

adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

No Nama klien Mempraktikkan

kegiatan ibadah pertama

Mempraktikkan kegiatan

ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Page 35: Proposal Tak Pk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan

tanda х jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4, Tak stimulasi persepsi

perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien

melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh

Mengonsumsi Obat

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat

2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

Page 36: Proposal Tak Pk

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapiutik

1.      Salam dari terapis kepada klien

2.      Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1.    Menanyakan perasaan klien saat ini.

2.    Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku

kekerasan.

3.    Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah

perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1.    Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku

kekerasan

2.     Menjelaskan aturan main berikut:

Page 37: Proposal Tak Pk

     Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

        Lama kegiatan 45 menit.

        Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan

tiap klien menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum

obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah

perilaku kekerasan/ kambuh.

j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku

kekerasan/ kambuh.

k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian

tidak patuh minum obat.

l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1.      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2.      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3.      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

Page 38: Proposal Tak Pk

b. Tindak lanjut

1.  Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan

ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2.     Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu

TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat

tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan

dengan patuh minum obat

No Nama klien Menyebutkan

lima benar

minum obat

Menyabutkan

keuntungan

minum obat

Menyebutkan

akibat tidak

patuh minum

obat

1.

2.

3.

4.

Page 39: Proposal Tak Pk

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan

tanda х jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.

Page 40: Proposal Tak Pk

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC.

Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.

Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama