proposal tak lansia

22
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI PADA LANSIA A. TOPIK : Role play tentang dampak positif dan negatif dari personal hygine pada lansia. B. TUJUAN 1. Tujuan umum : Agar lansia memahami dampak positif dan negatif dari personal hygine. 2. Tujuan khusus: a. Klien mampu memahami tentang personal hygine. b. Klien mengerti tentang manfaat personal hygine. c. Klien mampu menerapkan personal hygine yang baik dalam kehidupan sehari-hari. d. Klien mampu mempertahankan personal hygine yang baik dalam kehidupan sehari-hari. C. LANDASAN TEORI 1. Konsep dasar lansia Lanjut usia merupakan kelanjuatan dari usia dewasa (Dra.Ny.Jos Psikolog dari UI ). Seseorang dapat dikatakan jompo atau lanjut usia setelah 55 tahun tidak mempunyai nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (UU.No IV tahun 1965 ). Menua adalah satu proses yang menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri

Upload: m-syaiful-islam

Post on 11-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfyu

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tak Lansia

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI PADA LANSIA

A. TOPIK  :

Role play tentang dampak positif dan negatif dari personal hygine pada lansia.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum :

Agar lansia memahami dampak positif dan negatif dari personal hygine.

2. Tujuan khusus:

a. Klien mampu memahami tentang personal hygine.

b. Klien  mengerti tentang manfaat personal hygine.

c. Klien mampu menerapkan personal hygine yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Klien mampu mempertahankan personal hygine yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

C. LANDASAN TEORI

1. Konsep dasar lansia

Lanjut usia merupakan kelanjuatan dari usia dewasa (Dra.Ny.Jos

Psikolog dari UI ). Seseorang dapat dikatakan jompo atau lanjut usia setelah 55

tahun tidak mempunyai nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan

menerima nafkah dari orang lain (UU.No IV tahun 1965 ). Menua adalah satu

proses yang menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan sruktur dan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas ( termasuk infeksi dlam

memperbaiki kerusakan yang diderita ( konstantinides tahun 1994 ).Sistem

Muskoloskeletal adalah berkaitan dengan atau terdiri dari langkah dan otot

( Dorlan 1998 Hal.690 ).

2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Akibat Proses Penuaan

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan

yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila

proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulnya

Page 2: Proposal Tak Lansia

berbagai masalah. Hurclock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto

(1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu :

a. Ketidak berdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain.

b. Ketidak pastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola

hidupnya.

c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal

atau pindah.

d. Mengembangan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah

banyak.

e. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia lainnya pada sistem tubuh:

a. Sistem Kardivaskuler

Terjadi penurunan curah jantung,penurunan kemampuan merespon

stress,frekuensi jantung dan volume tidak meningkat dengan kebutuhan

maksimal,kecepatan pemulihan jantung lebih lambat,peningkatan tekanan

darah.

b. Sistem Pernafasan

Terjadi peningkatan volume residual paru,penurunan kapasitas

vital,penurunan pertukaran gas dan kapasitas difusi,penurunan efisiensi

batuk.

c. Sistem Integumen

Penurunan perlindungan terhadap trauma dan pajanan matahari,penurunan

perlindungan terhadap suhu yang ekstrim,berkurangnya sekresi minyak

alami dan keringat.

d. Sistem Reproduksi

Wanita : penyempitan dan penurunan elastisitas vagina,penurunan

sekresi vagina

Pria : penurunan ukuran penis dan testis.

Pria dan wanita : respon seksual yang melambat

e. Sistem Muskuloskeletal

Kehilangan kepadatan tulang,kehilangan ukuran dan kekuatan

otot,degenerasi tulang rawan sendi.

Page 3: Proposal Tak Lansia

f. Sistem Gastrointestinal

Penurunan salivasi,kesulitan menelan makanan,perlambatan pengosongan

esopagus dan lambung,penurunan motilitas gastrointestinal.

g. Sistem Syaraf

Penurunan kecepatan konduksi syaraf,cepat bingung saat sakit fisik dan

kehilangan orientasi lingkungan, penurunan sirkulasi serebral ( pingsan,

kehilangan keseinbangan )

h. Sistem Indra Khusus

Penglihatan: berkurangnya kemampuan memusatkan pada benda dekat,

ketidak mampuan menerima cahaya yang menyebabkan, kesulitan

menyesuaikan terhadap perubahan intensitas cahaya, penurunan

kemampuan membedakan warna.

Pendengaran: penurunan kemampuan untuk mendengarkan suara

dengan frekuensi tinggi.

Kecap dan penghidu: penurunan kemampuan terhadap pengecapan dan

penciuman.

Perubahan Kondisi Mental

Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan

psikomotor. Perubahan mental ini erat kaitannnya dengan perubahan fisik,

keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, serta situasi lingkungan. Adapun faktor

yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah:

1) Pertama- tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

2) Kesehatan umum

3) Tingkat pendidikan

4) Kerturunan

5) Lingkungan

6) Gangguan saraf panca indra

Perubahan Psiko sosial

Masalah- masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat

beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini

orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan

untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Perubahan mendadak dalam

Page 4: Proposal Tak Lansia

kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa kurang melaukukan

kegiatan yang berguna antara lain:

1) Minat

2) Isolasi dan kesepian

3) Iman

Perubahan Kognitif

Perubahan fungsi kognitif diantaranya :

1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas- tugas yang membutuhkan

kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek.

2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.

3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata) akan menetap bila

tidak ada penyakit.

Perubahan Spiritual

1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya ( Maslow,

1970 )

2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan

3) Perkembangan spiritual dapat dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan

bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan

3. Konsep R.O.M

R.O.M  merupakan latihan gerak isotonik (terjadi kontraksi dan pergerakan otot)

yang dilakukan klien dengan menggerakan persendian-persendian tubuh manusia

sesuai dengan rentang gerak masing-masing.

Tujuan :

Latihan ini dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan

kelenturan otot

Mempertahankan fungsi kardiorespiratori

Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian

Prosedur pelaksanaan :

Perawat memberikan bimbngan dan intruksi atau motivasi pada klien untuk

menggerakan persendian tubuh sesuai dengan rentang geraknya masing-masing

Prosedur :

Page 5: Proposal Tak Lansia

a. Gerakan bahu

Mulai masing-masing gerakan dari lengan disisi klien, pegang lengan

dibawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang pergelangan tangan

klien dengan tangan kanan perawat

Flexi dan extensikan bahu.

Gerakan lengan keatas menuju kepala tempat tidur. Kembalikan

keposisi sebelumnya

Abduksikan bahu

Gerakan lengan klien keatas tubuhnya sampai tangan bersangkutan

menyentuh tangan pada sisi disebelahnya.

Rotasikan bahu internal dan ekternal

b. Gerakan siku

Fleksikan dan ektensikan siku

Bengkokan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu dan luruskan

kembali ketempat semula.

Pronasi dan supinasikan siku

Genggam tanggan klien seperti orang yang berjabat tangan dan putar

telapak tangan klien kebawah dan keatas, pastikan hanya terjadi

pergerakan siku, bukan bahu.

c. Gerakan pergelangan tangan

Fleksi pergelangan tangan

Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya menyangga

lengan bawah dan bengkokkan pergelangan depan

Ektensikan pergelangan tanggan

Dari posisi fleksi, tegakan kembali pergelangan tangan keposisi semula

Fleksi radial ( Abdukasi)

Benggkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari

Fleksi ulnar/ulnar deviation (adduksi)

Bengkokan pergelangan tangan secara lateral kearah jari kelima.

d. Gerakan jari-jari tangan

Flexi

Bengkokan jari-jari tangan dan ibu jari ke arah telapak tangan (tangan

menggenggam)

Ekstensi

Bengkokan jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin

Page 6: Proposal Tak Lansia

Abdukasi

Buka dan pisahkan jari-jari tangan

Adduksi

Dari posisi abdukasi,kmbalikan keposisi semula

Oposisi

Sentuhkan masing-masing jari tangan depan ibu jari

e. Gerakan pinggul lutut

Untuk melakukan gerakan ini,letakan satu tangan di bawah lutut klien dan

tangan yang lainnya di bawah mata kaki klien.

Flexi dan ekstensikan lutut dan pinggu

Angkatkan kaki dan bengkokan lutut dan pinggul,gerakan lutut ke atas

menuju dada sejauh mungkin dan kembalikan lutut ke bawah,tegakkan

lutut,rendahkan kaki sampai pada kasur.

Abdukasi dan addukasi kaki

Gerakan kaki ke samping mnjauhi klien dan kembalikan melintas ke

atas kaki lainnya.

Rotasikan pinggul internal dan eksternal

Putar kaki ke dalam,kemudian keluar

f. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki

Dorsoflexikan telapak kaki

Letakan satu tangan di bawah tumit dan tekan kaki klien

Dengan lengan anda untuk menggerakannya ke arah kaki.

Flexi plantar telapak kaki

Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada

pada tumit dan dorong telapak kaki menjauh dari kaki.

Flexi dan ekstensikan jari-jari kaki

Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien dan tangan yang

lainnya di atas dagu klien,gerakan kepala ke depan sampai menyentuh

dada kemudian kembalikan ke posisisi semula tampa di sangga oleh

bantal.

Inversi dan eversi telapak kaki

Letakkan satu tangan dibawah tumit,dan tangan yang lainnya di atas

punggung kaki dan putar telapak kaki ke kedalam,kemudian keluar.

Page 7: Proposal Tak Lansia

g. Gerakan leher

Ambil bantal di bawah kepala klien

Flexi dan ekstensi leher

Letakkan satu tangan di bawah kepala klien dan tangan yang

Lainnya di atas dagu klien,gerakan kepala ke depan sampai

Menyentuh dada,kemudian kembalikan ke posisi semula

Tanpa di sangga oleh bantal.

Flexi lateral leher

Letakkan ke dua tangan pada pipi klien dan gerakan kepala klien ke

arah kanan dan kiri.

h. Gerakan hiperekstensi

Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat

dengan perawat.

Hiperekstensi leher

Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di

bawah siku klien kmudian tarik lengan atas ke atas dan kebelakang.

Hiperekstensi pinggul

Letakkan satu tangan di atas pinggul.tangan yang lain menyangka kaki

bagian bawah kemudian gerakan kaki ke belakang dari persendian

pinggul.

Page 8: Proposal Tak Lansia

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI PADA LANSIA

A. Pengertian

Terapi Aktivitas Kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Sejalan

dengan hal tersebut, maka Lancaster mengemukakan beberapa aktifitas yang

dilakukan pada TAK, yaitu menggambar, mendengarkan musik, mempersiapkan

meja makan, dan kegiatan sehari- hari yang lain. Wilson dan Kneisl 1992 menyatakan

bahwa TAK adalah manual, rekreasi dan tehnik kreatif untuk menfasilitasi

pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial diri dan harga diri. Aktifitas

yang digunakan sebagai terapi di dalam kelompok, yaitu membaca puisi, seni, musik,

menari, literatur.

Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktifitas kelompok

stimulasi kognitif atau persepsi, terapi aktifitas kelompok stimulasi sensorik, terapi

aktifitas simulasi realita, dan terapi aktifitas kelompok sosialisasi..

Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah di orientasikan  pada

kenyataan yang ada di sekitar klien,yaitu diri sendiri,orang lain yang ada di sekeliling

klien atau orang yang dekat dengan klien,dan lingkungan yang mempunyai hubungan

dengan klien.Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini,waktu yang lalu,dan

rencana kedepan.Aktifitas dapat berupa : orientasi orang,waktu,tempat,benda yang

ada di sekitar,dan semua kondisi nyata.

B. Tujuan

1) Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan  personal hygien yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Tujuan Khusus :

a) Klien mampu memahami personal hygien

b) Klien mengerti tentang manfaat personal hygien

c) Klien mampu menerapkan personal hygien yang baik dalam kehidupaan

sehari-hari

d) Klien mampu mempertahankan personal hygien yang telah di terapkan

Page 9: Proposal Tak Lansia

C. Aktifitas dan Indikasi

Aktifitas TAK dilakukan untuk melatih kemampuan personal hygien klien.klien yang

mempunyai indikasi TAK adalah klien dengan :

1) Klien dengan personal hygien yang tidak baik

2) Klien yang mengalami gangguan kesehatan akibat dari personal hygien yang

tidak  

3) Baik.

D. Klien

1. Karakteristik / kriteria

a. Klien dapat diajak berkerja sama 

b. Klien dapat berkonsentrasi kurang lebih 45 menit

2. Proses seleksi

Pengkajian oleh mahasiswa

Penyeleksian klien sesuai kriteria

Klien tidak disorientasi

Sehat fisik, kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan

Mengklasifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat ruangan

Mengadakan kontrak dengan klien

Jumlah klien 6 orang

E. Pengorganisasian

1. Waktu

Hari/ tanggal    : 

Waktu               : 

Tempat             : 

2. Tim Terapis

Setting : Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran dan keaaan

ruangan tenang

Page 10: Proposal Tak Lansia

Keterangan :

K : Klien                      L : Leader                    CL : Co Leader

O$ : Observer                          F : Fasilitator

           

Tim tearapis dan uraian tugas

Leader :

a. Menyusun rencana TAK

b. Mengarahkan kelompok sesuai tujuan

c. Memfasilitasi anggota untuk mengekpresikan perasaan, pendapatan dan

memberikan umpan balik

d. Role play

e. Mengkaji hambatan dalam kelompok

f. Mengkaji komplik interpersonal

g. Mengkaji sejauh mana anggota kelompok mengerti dan melaksanakan kegiatan

Co leader :

a. Pembantu pemimpin kelompok

b. Membantu mengorganisir anggota kelompok

c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien

d. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

e. Mengingatkan leader tentang waktu

Fasilitator :

a. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif  dalam

mengkonsentransikan anggota kelompok  untuk ikut dan fokus pada arahan yang

diarahkan oleh leader.

b. Membantu memotifasi dalam kelompok  agar ikut dalam kegiatan.

c. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung

d. Mempertahankan kehadiran peserta :

-         Selama kegiatan TAK berlangsung kurang lebih 45 menit.

-         Peserta yang ingin kebelakang untuk izin dan kembali ke kelompok awal.

Observer :

a. Mengobservasi respon klien

b. Mengobservasi pelaksanaan TAK

c. Mengobservasi jalannya/proses TAK

d. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.

Page 11: Proposal Tak Lansia

3. Metode

a. Diskusi dan tanya jawab

b. Bermain peran / simulasi dan latihan

4. Alat

a. Tape recorder

b. Kaset atau musik

c. Spidol

d. Kertas

e. Papan nama ( berwarna )

F. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien

b. Mempersiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapieutik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

2) Terapis menanyakan apakah telah  menerapkan personal hygien yang

baik dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok

2) Menjelaskan aturan main, yaitu :

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis.

b) Lama kegiatan 40 menit

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

4. Tahap kerja

a) Terapis membagi anggota menjadi 2 kelompok kecil ( kelompok A dan B )

dimana kelompok A memegang kegiatan role play yang di peran kan oleh

mahasiswa yarsi dan kelompok B yang akan dilakukan terapis.

Page 12: Proposal Tak Lansia

b) Hidupkan  tape recorder lalu leder membacakan prolog dan role play di

mainkan.

c) Setelah role play berakhir tanyakan pada kelompok B tentang makna dan arti

dari role play yang telah di sajikan.

d) Fasilitator berperan dalam membantu dan mengarahkan klien tentang makna

dan arti dari role play tersebut.

e) Berikan pujian untuk setia jawaban anggota kelompok dengan memberi

tepuk tangan.

f) Apabila anggota kelompok tidak daapat menjelaskan makna dan arti dari

role play,maka akan mendapatkan sangsi ( menynyi atau sesuai dengan hobi

klien )

g) Beri pujian untuk setiap keberhasilan untuk anggota kelompok dengan

memberi tepuk tangan.

5. Teminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK.

2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1) Menganjurkan anggota terapis untuk menerapkan personal hygien yang

baik.

2) Memasukkan kegiatan untuk saling mengingatkan antar klienn untuk

selalu menjaga kebersihan diri setiap harinya.

c. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan berikutnya yaitu, dengan  bercakap-cakap tetang

kebersihan diri dan lingkungan.

2) Menyepakati waktu dan tempat.

G. Format Evaluasi

                  Terlampir

Page 13: Proposal Tak Lansia

FORMAT EVALUASI

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

SOSIALISASI ( TAK ) PADA LANSIA

No Aspek yang dinilai

Nama

Mbah

Tiana

Mbah

Nasiah

Mbah

Rosiani

Mbah

Artisa

Mbah

Sri

Mbah

Darmi

1

Menyebutkan identitas

( Nama lengkap, Nama

panggilan dan asal ) pada

anggota kelompok.

2Mampu menyebutkan

manfaat dari pergerakan

sendi

3

Mampu mengikuti gerakan

sendi yang di peragakan

4Mampu mmengingat

kembali manfaat dari

pergerakan sendi

FORMAT EVALUASI

Kriteria evaluasi :

Angka 4                    : melaksanakan sendiri dengan lancar dan baik

Angka 3                    : melaksanakan sendiri dengan baik

Angka 2                    : melaksanakan dengan baik dibawah bimbingan

Angka 1                    : melaksanakan dengan bimbingan tapi masih ada kesalahan

Angka 0                    : tidak dapat melaksanakan

Evaluasi kelompok

Kelemahan :

Page 14: Proposal Tak Lansia

Kegiatan terlalu monoton.

Tidak mengefisienkan waktu sebaik mungkin.

Ada seorang klien yang tidak mengikuti TAK sampai selesai

Klien terlalu sering pindah – pindah sehingga klien mudah lelah.

Kelebihan   :

Klien sangat berpartisipasi dengan kegiatan dengan baik.

Kerja sama kelompok sudah baik.

Kegiatan sudah cukup bagus.

H. Pengorganisasian TAK

Leader                         :  

Co.Leader                    :

Peserta                         :

Observer                      :

I. Sasaran Dan Sumber Pembelajaran

Media : Tim Role Play,acsesoris yang di gunakan,tape recorder dan papan nama

Page 15: Proposal Tak Lansia

DAFTAR PUSTAKA

Sumber: - Alimul hidayat,A.Aziz dkk,2004. kebutuhan Dasar Manusia .jakarta : EGC

Dani,cecep.2007.Sanita Tempat-Tempat Umum.pontianak.

Soemijat.juli,1994.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.           

Page 16: Proposal Tak Lansia

PROPOSALTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI PADA LANSIA

Oleh Kelompok 1:

1. Bertha Sofie Arila2. Rubiah Arifin3. Aan Surakhman4. M. Syaiful Islam5. Dian Widiastuti6. Anita Erlina Kara

PROGRAM STUDI PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA MALANG

2015

Page 17: Proposal Tak Lansia