program p2m (disentri)

6
PROGRAM P2M LAPORAN KEGIATAN PENGOBATAN DISENTRI DI PUSKESMAS SUNGAI MALANG - HULU SUNGAI UTARA MARET 2015 1. Latar Belakang Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus penyakit diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. (Kemenkes, 2013). Kejadian diare balita pada dasarnya dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A. Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan

Upload: shelvy-tucunan

Post on 18-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

PROGRAM P2MLAPORAN KEGIATAN PENGOBATAN DISENTRIDI PUSKESMAS SUNGAI MALANG - HULU SUNGAI UTARAMARET 20151. Latar BelakangPenyakit diare merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus penyakit diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. (Kemenkes, 2013). Kejadian diare balita pada dasarnya dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya diare. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri,yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,2) berak-berak meperet, dan 3) tinja mengandung darah dan lendir. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir.Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitudisentri amuba dan disentri basiler. Shigellosis adalah endemik di seluruh dunia di mana dia bertanggung jawab untuk sekitar 120 juta kasus disentri yang parah dengan darah dan lendir dalam tinja, mayoritas terjadi di negara berkembang dan melibatkan anak-anak kurang dari lima tahun. Sekitar 1,1 juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun, dengan 60% dari kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar.

2. TUJUANTujuan utama pengobatan pasien disentri adalah untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian dan mencegah kekambuhan. Penatalaksanaan penyakit disentri merupakan bagian dari surveilans penyakit; tidak sekedar memastikan pasien meminum obat, tetapi juga berkaitan dengan pengelolaan sarana bantu yang dibutuhkan, petugas yang terkait, pencatatan, pelaporan, evaluasi kegiatan dan rencana tindak lanjutnya.

3. TEMPAT/WAKTU PEMANTAUAN/IDENTITAS PASIENTempat : Puskesmas Sungai MalangTanggal: 19 Maret 2015Nama : An. SAUmur : 27 bulanAlamat : Sungai Malang

4. KRONOLOGISPasien datang dengan keluhan bab cair sejak 3 hari yang lalu. Bab cair juga diikuti dengan ada nya lender dan darah. Dalam 1 hari pasien bias mencret sebanyak >5 kali. Ibu pasien juga mengatakan bahwa anak nya juga mengalami sakit perut, demam dan muntah. Muntah di alami pasien baru 1 hari ini. Pasien muntah sebanyak 2x sebanyak setengah gelas aqua berisi makanan dan susu. Ibu pasien mengatakan pasien masih dapat makan dan minum seperti biasnya. Riwayat Imunisasi pasien lengkap. Pasien masih meminum asi serta MPAsi dan Susu formula.Pemeriksaan Fisik umum: S: 37,8oCTB: 80,3cmN: 100x/m BB: 9,8kgKepala/leher: Mata cekung -/-Thorax: dbnAbdomen: Bu + meningkat, hipertimpani, turgor kulit baikEkstremitas: akral hangat, oedem Diagnosis: Disentri tanpa dehidrasi.

5. PENGOBATAN PASIENIdentitas pasien di catat di buku register dan dilakukan wawancara singkat mengenai keluhan utama pasien dan gejala-gejala yang menyertainya. Kemudian mengajarkan cara meminum obat dengan benar kepada ibu pasien serta memberikan penyuluhan singkat tentang diare berdarah serta tidakan-tidakan apa yang harus dilakukan jika gejala-gejala bertambah parah. Disamping itu dilakukan juga penyuluhan singkat tentang cara-cara penularannya dan bagaimana cara mencegahnya seperti selalu menjaga kebersihan botol susu dan peralatan yang digunakan pasien serta selalu menggunakan air matang dalam mengolah makanan dan minuman pasien.Konsumsi obat tiap kali minum disesuaikan dengan berat badan dan usia pasien.Pada An.SA dengan berat badan 9,8kg dan usia 27 bulan maka An.SA diberikan:1. Puyer yang berisi paracetamol (3butir) dan vitamin B cpmplex (3butir) yang diberikan sebanyak 10 bungkus dengan cara minum dilarutkan dalam 1 sendok teh air gula sebanyak 3 kali dalam sehari selama 3 hari. 2. Kotrimoksazol sirup yang diberikan sebanyak 1botol. Kotrimoksazol sirup diberikan dengan dosis 2 kali 1 sendok teh dalam sehari dan diberikan selama 3 hari.3. Zink sirup yang diberikan sebanyak 1 botol. Zink sirup diberikan dengan dosis 1 kali 1 sendok teh dalam 1 hari dan diberikan selama 10 hari.4. Oralit yang diberikan sebanyak 6 saset. Oralit di berikan pada saat anak sesudah mencret. Dosis yang diberikan 1 saset dilarutkan dalam 200cc air matang dan di minumkan ke pasien dalam kurun waktu 1 jam.Untuk memastikan ibu pasien memahami cara meminum obat yang benar maka pasien diminta untuk mengulang cara pemberian obat-obatan. Pasien diminta dating kembali untuk control dalam 3 hari yaitu tanggal 22 Maret 2015.6. KESIMPULANDiare merupan salah satu dari penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada anak-anak khusus nya di bawah 5 tahun. Penting nya peran serta ibu dalam pengobatan pasien sangat berpengaruh pada kesembuhan pasien sehingga pentingnya dilakukan penyuluhan singkat tentang penyakit pasien, tanda-tanda bahayanya, cara pencegahan nya dan juga cara meminumkan obat kepada pasien. Pengobatan yang diberikan pada pasien juga sesuai dengan standart 5 pilar yang ditentukan WHO yaitu ASI, Antibiotik yang sesuai, Zink yang diberikan selama 10 hari, Oralit untuk menggantikan cairan yang terbuang dan edukasi kepada ibu pasien.