pre_eklampsia_berat_(peb)_dan_eklampsi.pdf

Upload: vincent

Post on 01-Mar-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    1/10

    Eka Nilawati

    Inspiration And Words To Uplift

    PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) DAN EKLAMPSI

    A. denisi

    Preeclampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah

    usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeclampsia yang

    disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed

    preeclampsia-eklampsia adalah timbulnya preeclampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita

    hipertensi.

    B. Etiologi

    Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Sebab eklampsia belum diketahui pasti, tapi ada

    beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut di atas, sehingga

    kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain:

    1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan

    Pada preeklampsia dan eklampsia terdapat kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi

    penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat. Aktivasi trombosit

    menyebabkan pelepasan tromboksan dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan

    endotel.

    2. Peran Faktor Immunologis

    Pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya.

    Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap

    antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.

    3. Peran Faktor Genetik/Familial

    Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada kejadian

    PE-E antara lain:

    http://www.ekanilawati.com/http://www.ekanilawati.com/
  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    2/10

    a. Pre-eklampsia hanya terjadi pada manusia.

    b. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-

    anak dari ibu yang menderita PE-E.

    c. Kecendrungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak dan cucu ibu

    hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar mereka.

    4. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

    C. Manisfestasi klinis

    Diagnosis preeclampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat

    badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan

    bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,

    pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah 140 mmhg atau tekanan sistolik

    meningkat > 30 mmHg atau tekana diastolic > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat

    selama 30 menit. Tekanan diastolic pada trimester kedua yang lebih dari 85mmHg patut dicurigai

    sebagai bakat preeclampsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24

    jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau 2; atau kadar protein 1 gt/l dalam urin yang

    dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.

    Disebut preeclampsia berat bila ditemukan gejala berikut:

    Tekanan darah sistolik 169 mmHg atau diastolic 110 mmHg

    Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup

    Oliguria (< 400 ml dalm 24 jam)

    Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan

    Edema paru atau sianosis

    Trombositopenia

    Pertumbuhan janin terhambat

    Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gajala-gejala preeclampsia disertai kejang atau koma.

    Sedangkan, bila terdapat gejala preeclampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri

    kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan tekanan darah yang

    progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeclampsia. Impending preeclampsia

    ditangani sebagai kasus eklampsia.

    D. patosiologi

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    3/10

    Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit.

    Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit.

    Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan

    resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya

    peningkatan sensititas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan

    kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya

    gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

    Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi

    ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola

    sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua

    arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk

    mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan

    dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum

    diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme

    arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).

    Vasokonstriksi merupakan dasar patogenesis PEE. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total

    perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia

    pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriole disertai perdarahan

    mikro pada tempat endotel. Selain itu, adanya vasokonstriksi arteri spiralis akan menyebabkan

    terjadinya penurunan perfusi uteroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi

    plasenta. Hipoksia/ anoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan

    proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen, sehingga dengandemikian akan mengganggu metabolisme di dalam sel.

    Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase

    lemak jenuh. Peroksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan antara peroksidase

    terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan, maka akan timbul keadaan yang disebut

    stress oksidatif. Pada PEE serum anti oksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi sumber

    terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal, serumnya mengandung

    transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase

    lemak beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai ke

    semua komponen sel yang dilewati termasuk selsel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya selsel

    endotel tersebut. Rusaknya selsel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain

    a) Adhesi dan agregasi trombosit.

    b) Gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma.

    c) Terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat dari

    rusaknya trombosit.

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    4/10

    d) Produksi prostasiklin terhenti.

    e) Terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan.

    f) Terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak

    E. pemeriksaan penunjang

    1. Urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.2. Darah: trombosit, ureum, kreatinin, SGOT,LDH dan bilirubin

    3. USG

    F. Kriteria diagnosis

    Preeklampsia berat

    Apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/ lebih gejala/tanda di

    bawah ini:

    1.Tekanan darah > 160/110 dengan syarat diukur dalam keadaan relaksasi (pengukuran minimal

    setelah istirahat 10 menit) dan tidak dalam keadaan his.

    2. Proteinuria > 5 g/24 jam atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.

    3. Oliguria, produksi urine < 500 cc/24 jam yang disertai kenaikan kreatinin

    plasma.

    4.Gangguanvisusdanserebral.

    5.Nyeriepigastrium/hipokondriumkanan.

    6.Edemaparudansianosis.

    7.Gangguanpertumbuhanjaninintrauteri.

    8. Adanya Hellp Syndrome (hemolysis, Elevated liver enzyme, Low Platelet

    count).

    Apabila pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,

    penglihatan kabur, nyeri daerah epigastrium, mual atau muntah- muntah sering merupakan petunjuk

    terjadinya impending eklampsia. Jika keadaan ini tidak segera ditanggulangi maka akan timbul kejang.

    Kejang pada eklampsia dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

    1. Tingkat awal atau aura

    Keadaan ini berlangsung sekitar 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan

    tangan bergetar dan kepala diputar kekanan atau kekiri.

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    5/10

    2. Tingkat kejangan tonik

    Berlangsung 30 detik. Pada tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan

    menggenggam dan kaki bengkok ke dalam. Pernafasan berhenti, wajah menjadi sianotik dan lidah

    dapat tergigit. Stadium ini akan disusul oleh tingkat kejangan klonik.

    3. Tingkat kejangan klonik

    Berlangsung antara 1-2 menit. Spasme tonik menghilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang

    dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata

    menonjol

    Dari mulut keluar lidah yang berbusa, wajah menunjukkan kongesti dan

    sianotis. Setelah kejang terhenti, pasien bernafas dengan mendengkur.

    4. Tingkat koma

    Lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama. Secara perlahan penderita

    biasa menjadi sadar lagi.

    5. Komplikasi

    Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah

    melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia.

    Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia

    berat dan eklampsia :

    1. Solutio Plasenta, Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan

    lebih sering terjadi pada preeklampsia.

    2. Hipobrinogemia, Kadar brin dalam darah yang menurun.

    3. Hemolisis, Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan

    plasma darah yang tidak berwarna menjadi merah.

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    6/10

    4. Perdarahan Otak Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian

    maternal penderita eklampsia

    5. Kelainan mata, kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung

    selama seminggu.

    6. Edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit

    jantung.

    7. Nekrosis hati, nekrosis periportan pada preeklampsia, eklamsi merupakan

    akibat vasopasmus anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia.

    8. Sindrome Hellp,Hemolysis, elevated liver enymes dan low platelete.

    9. Kelainan ginjal, kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma sel

    endotial tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria

    sampai gagal ginjal.

    10. Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-

    kejang preumania aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation)

    11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uteri.

    G. penatalaksanaan

    Penanganan preeclampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung

    dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.

    1. PEB

    Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan organ vital pada keadaan normal,

    dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil-kecilnya pada ibu dan bayi.

    Rawat RS

    Berikan MgSO4 dalm infuse dextrose 5% dengan kecepatan 15-20 tetes per menit. Dosis awal

    MgSO4 IV dalam 10 menit selanjutnya 2G/jam dalm drip infuse sampai tekanan darah stabil (140-

    150/90-100mmHg). Ini diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau hentikan bila 6 jam pasca

    persalinan ada perbaikan nyata ataupun ada tampak tanda-tanda intoksikasi. Syarat pemeberian

    MgSO4 adalah reex patella kuat, frekuensi pernapasan >16 kali, dan dieresis >100 cc dalm 4 jam

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    7/10

    sebelumnya (0,5 ml/kg BB/jam). Harus tersedia antidote MgSO4 yaitu kalsium glukonas 10% yang

    dapat segera diberikan secara Iv selama 3 menit. Selama pemberian MgSO4 perhatikan tekanan

    darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah.

    Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Bila pada jam ke-4 tekanan diastolic belum turun sampai 20%,

    berikan tambahan 10 mg oral (dosis maksimum 80mg/hari). Bila tekanan diastolic meningkat

    110 mmHg, berikan tambahan sublingual. Tujuannya adalah penurunan tekanan darah 20%

    dalam 6 jam, kemudian diharapkan menjadi stabil (140-150/90-100mmHg). Bila sulitdikendalikan, dapat dikombinasikan dengan pindolol.

    Periksa tekanan darah, nadi dan pernapasan tiap jam. Pasang kateter dan kantong urin. Ukur

    urin setiap 6 jam. Bila < 100 ml/4 jam, kurangi dosis MgSO4 menjadi 1 gram/jam.

    Dilakukan USG dan karidotogra (KTG). Pemeriksaan KTG diulangi sekurang-kurangnya 2 kali/24

    jam.

    Penaganan aktif bila kehamilan 35 minggu, ada tanda-tanda impending eklampsia, kegagalan

    terapi konservatif, ada tanda gawat janin atau pertumbuhan janin terhambat, dan sindrom

    HELLP.

    Berikan diuretic bila ada edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka, berupa

    furosemid 40 mg. oksigenasi 4-6 L/menit. Periksa gas darah secara berkala untuk koreksi

    asidosis.

    Berikan antipiretik bila suhu rectal diatas 38,5C dan dibantu kompres dingin. Antibiotic

    diberikan atas indikasi

    Lakukan treminasi kehamilan secara seksio memakai anastesi umum N2O mengingat

    keuntungan relaksasi sedasi pada ibu dan dampaknya relative kecil bagi janin. Bila dari

    pemeriksaan lab tidak ada tanda KID, dapat dilakukan anastesi epidural atau spinal.anastesi lokal

    diperlukan pada indikasi treminasi segera dengan keadaan ibu kurang baik.

    1. Eklampsia

    Berikan O24-6 L/menit

    Pasang infuse dextrose 5% 500 ml/6 jam dengan kecepatan 20 tetes per menit

    Pasang kateter urin

    Pasang goedel atau spatel

    Bahu diganjal kain setebal 5cm agar leher deeksi sedikit.

    Posisi tempat tidur dobuat fowler agar kepala tetap tinggi

    Fiksasi pasien dengan baik agar tidak jatuh

    Berikan MgSO4 IV kemudian 2 G/jam dalam drip infuse desktrose 5% untuk pemeliharaan

    sampai kondisi atau tekanan darah stabil (140-150 mmHg). Bila kondisi belum stabil obat tetap

    diberikan. Alternative lain antikonvulsan adalah amobarbital, atau fenobarbitak atau diazepam.

    Pada pasien koma, monitor kesadaran dengan skala GCS

    Berikan asupan kalori sebesar 1500 kal IV atau dengan selang nasogastrik dalam 24 jam

    perawatan selama pasien belum dapat makan akibat kesadaran menurun

    1. Penanganan kejang

  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    8/10

    Berikan obat antikonvulsan

    Perlengkapan untuk menangani kejang (jalan naps, sedotan, masker oksigen, oksigen)

    Lindungi pasien dari kemungkinan trauma

    Asprasi mulut dan tenggorokan

    Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi tredelenburg untuk mengurangi aspirasi

    Beri O2 4-6 L/menit

    1. Antihipertensi

    Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5mg IV pelan-pelan selama 5 menit sampai

    tekanan darah turun

    Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 mg IM setiap 2 jam.

    Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:

    Nifedipine 5 mg sublingual. Jika respon tidak baik setelah 10 menit, beri tambahan 5mg

    sublingual

    Labetolol 10 mg IV, yang jika respon tidak baik setelah 10 menit, diberikan lagi labetolol 20 mg IV.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim2006.Preeklampsia-Eklampsia.Available from:http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?

    option=com_content&task=view

    &id=421. (Accessed: 2008, Desember 16).

    Anonim 2008. Pregnancy-induced Hypertension. Available from :

    http://www.scribd.com/doc/7135005/Pregnancy-Induced-Hypertension-Nursing-Diagnosis-NANDA.

    (Acessed : 2010, August 31 )

    Darmawan, Iyan. 2008. Paradigma baru dalam terapi cairan rumatan untuk pasien kebidanan. Available

    from:http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=57&lang=id.

    (Accessed: 2008, Desember 16).

    Sudhaberata, K. 2001. Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Cermin

    dunia kedokteran 133, Cermin Dunia Kedokteran No.133; hal: 26-30.

    Wiknjosastro, H. 2005. Preeklampsi dan Eklampsi dalam Ilmu Kebidanan. Edisi

    ke 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

    st

    http://www.scribd.com/doc/7135005/Pregnancy-Induced-Hypertension-Nursing-Diagnosis-NANDA
  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    9/10

    Oops! Something went wrong.

    We're working on a fix. Please visit our homepagefor some recommended

    reading to take your mind off of it.

    About

    Browse books

    Browse documents

    About Scribd

    Meet the team

    Our blog

    Join our team!

    Contact Us

    Support

    Help

    FAQ

    Press

    Purchase help

    AdChoices

    https://www.scribd.com/adchoiceshttp://support.scribd.com/forums/189164-Purchases-subscriptions-and-refundshttps://www.scribd.com/presshttps://www.scribd.com/faqhttp://support.scribd.com/loginhttps://www.scribd.com/contacthttps://www.scribd.com/about/jobshttp://blog.scribd.com/https://www.scribd.com/about/teamhttps://www.scribd.com/abouthttps://www.scribd.com/browsehttps://www.scribd.com/bookshttp://www.scribd.com/
  • 7/25/2019 PRE_EKLAMPSIA_BERAT_(PEB)_DAN_EKLAMPSI.pdf

    10/10

    This entry was posted in LAPORAN PENDAHULUAN on August 18, 2011

    [http://www.ekanilawati.com/laporan-pendahuluan-theory/pre-eklampsia-berat-peb-dan-eklampsi] .

    http://www.ekanilawati.com/laporan-pendahuluan-theory/pre-eklampsia-berat-peb-dan-eklampsihttp://www.ekanilawati.com/category/laporan-pendahuluan-theory