pre operative perawat pada pasien bedah jantung

24
PRE OPERATIVE PERAWAT PADA PASIEN BEDAH JANTUNG 1. Proses keperawatan preoperatif Fase perioperatif adalah waktu sejak keputusan untuk operasi diambil hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa memandang riwayat atau klasifikasi pembedahan. Keahlian seorang perawat preoperatif dibentuk dari pengetahuan keperawatan professional dan keterampilan psikomotor yang kemudian diintegrasikan ke dalam tindakan keperawatan yang harmonis. Kemampuan dalam mengenali masalah pasien yang sifatnya risiko atau aktual pada setiap fase preoperatif yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman keperawatan preoperatif yang akan membantu penyusunan rencana intervensi keperawatan. Staf keperawatan yang merawat pasien bertanggung jawab untuk mengelola aspek-aspek penting perawatan pasien dengan cara mengimplementasikan rencana perawatan yang berdasarakan pada tujuan yang diprioritaskan, koordinasi seluruh anggota tim perioperatif, dan melibatkan tindakan mandiri dan kolaboratif. 2. Pengkajian Pengkajian pasien pada fase praoperatif secara umum dilakukan untuk menggali permasalahan pada pasien, sehingga perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. Pengkajian preoperatif pada kondisi klinik terbagi atas dua bagian, yaitu : a. Pengkajian komprehensif yang dilakukan perawat pada bagian rawat inap, poliklinik, bagian bedah sehari, atau unit gawat darurat. b. Pengkajian klarifikasi ringkas oleh perawat perioperatif di kamar operasi. Lamanya waktu preoperatif akan menentukan lengkapnya data pengkajian. Misalnya, jika pasien datang ke tempat pembedahan pada hari yang sama, maka waktu yang tersedia mungkin tidak cukup untuk melakukan pemeriksaan fisik yang komprehensif. Dalam kasus ini, perawat lebih berfokus pada pengkajian utama seluruh system tubuh untuk memastikan bahwa tidak ada masalah yang terabaikan. Walaupun dokter akan melakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh sebelum menentukan jadwal pembedahan, tetapi pengkajian preoperatif sering kali menunjukkan

Upload: uphie-luphy

Post on 26-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

2

TRANSCRIPT

Page 1: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

PRE OPERATIVE PERAWAT PADA PASIEN BEDAH JANTUNG

1. Proses keperawatan preoperatifFase perioperatif adalah waktu sejak keputusan untuk operasi diambil hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa memandang riwayat atau  klasifikasi pembedahan. Keahlian seorang perawat preoperatif dibentuk dari pengetahuan keperawatan professional dan keterampilan psikomotor yang kemudian diintegrasikan ke dalam tindakan keperawatan yang harmonis. Kemampuan dalam mengenali masalah pasien yang sifatnya risiko atau aktual pada setiap fase preoperatif yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman keperawatan preoperatif yang akan membantu penyusunan rencana intervensi keperawatan. Staf keperawatan yang merawat pasien bertanggung jawab untuk mengelola aspek-aspek penting perawatan pasien dengan cara mengimplementasikan rencana perawatan  yang berdasarakan pada tujuan yang diprioritaskan, koordinasi seluruh anggota tim perioperatif, dan melibatkan tindakan mandiri dan kolaboratif.

2. PengkajianPengkajian pasien pada fase praoperatif secara umum dilakukan untuk menggali permasalahan pada pasien, sehingga perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. Pengkajian preoperatif pada kondisi klinik terbagi atas dua bagian, yaitu :a. Pengkajian komprehensif yang dilakukan perawat pada bagian rawat inap,

poliklinik, bagian bedah sehari, atau unit gawat darurat.b. Pengkajian klarifikasi ringkas oleh perawat perioperatif di kamar operasi.

Lamanya waktu preoperatif akan menentukan lengkapnya data pengkajian. Misalnya, jika pasien datang ke tempat pembedahan pada hari yang sama, maka waktu yang tersedia mungkin tidak cukup untuk melakukan pemeriksaan fisik yang komprehensif. Dalam kasus ini, perawat lebih berfokus pada pengkajian utama seluruh system tubuh untuk memastikan bahwa tidak ada masalah yang terabaikan. Walaupun dokter akan melakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh sebelum menentukan jadwal pembedahan, tetapi pengkajian preoperatif sering kali menunjukkan adanya ketidaknormalan. Hal ini akan mengakibatkan penundaan atau pembatalan jadwal pembedahan yang telah dibuat. Perawat harus tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi pascaoperatif karena biasanya hasil pemeriksaan memperlihatkan hasil yang normal-normal saja. Pengkajian preoperatif secara umum meliputi :1) Pengkajian umum

a. Riwayat kesehatanb. Pengkajian psikososiospiritualc. Pemeriksaan fisikd. Pengkajian diagnostic

Pada pengkajian pasien di unit rawat inap. Poliklinik, bagian bedah sehari, atau unit gawat darurat dilakukan secara komprehensif dimana seluruh hal yang berhubungan dengan pembedahan pasien perlu dilakukan secara seksama. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diidentifikasi pada saat melakukan pengkajian umum.

Page 2: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

2) Identitas pasienPengkajian ini perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi nama pasien. Umur pasien sangat penting untuk diketahui guna melihat kondisi pada berbagai jenis pembedahan. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat identitas pasien. Perawat preoperatif harus mengetahui bahwa faktor usia, baik anak-anak dan lansia, dapat meningkatkan resiko pembedahan.  Pengetahuan tersebut akan membantu perawat perioperatif untuk menentukan tindakan pencegahan mana yang penting untuk dimasukkan ke dalam rencan asuhan keperawatan.

3) Jenis pekerjaan dan asuransi kesehatanPengkajian jenis pekerjaan dan asuransi kesehatan diperlukan sebagai persiapan umum. Pengkajian seperti persiapan financial sangat bergantung pada kemampuan pasien dan kebijakan rumah sakit tempat pasien akan menjalani proses pembedahan. Pembedahan jantung ini termasuk dalam membutuhkan biaya yang lebih mahal. Hal itu disebabkan karena proses pembedahan tersebut memerlukan alat tambahan karena waktu yang dibutuhkan lebih lama sehingga berpengaruh pada biaya obat anestesi yang digunakan. Sebelum dilakukan operasi sebaiknya pasien dan keluarga sudah mendapat penjelasan dan informasi terkait masalah financial, mulai dari biaya operasi hingga pemakaian alat tambahan. Hal ini diperlukan agar setelah operasi nanti tidak ada complain atau ketidakpuasan pasein dan keluarga.a. Persiapan umum

Persiapan informed consent dilakukan sebelum dilaksanakannya tindakan. Pasien dan keluarga harus mengetahui perihal prosedur operasi, jenis operasi, dan prognosis dari hasil pembedahan. peran perawat disini adalah bertanggung jawab dan memastikan bahwa pasien/keluarga dan dokter sudah menandatangani isi dari informed consent.Persiapan alat dan obat yang akan digunakan selama pembedahan harus dilakukan secara optimal sesuai dengan kebijakan institusi. Beberapa rumah sakit memberlakukan kebijakan bahwa persiapan alat dan obat harus dilakukan sebelum pasien memasuki kamar operasi. Beberapa rumah sakit lainnya mensyaratkan penyediaan darah untuk persiapan transfuse harus dilakukan oleh pihak keluarga. Pengkajian ulang pada ketepatan transfuse darah antara donor dengan resipien dapat menurunkan resiko kesalahan pemberian transfusi. Persiapan lainnya yang bersifat umum seperti pencalonan pasien yang akan dilakukan pembedahan dari ruang rawat inap, unit gawat darurat, atau unit perawatan intensif ke kamar unit dimana pasien akan dilakukan pembedahan.Bagi perawat di kamar operasi, pengkajian preoperatif adalah suatu keterampilan yang biasanya difokuskan pada area intervensi bedah dan harus dilakukan dalam waktu yang amat singkat. Pengetahuan mengenai anatomi, fisiologi, serta patofisiologi sangat penting dimiliki oleh seorang perawat praoperatif untuk menyintesis temuan pengkajian dan menggunaknnya untuk menentukan tujuan perawatan pasien. Pasien yang baru diterima di kamar operasi akan diklarifikasi secara ringkas dan disesusaikan dengan intervensi bedah yang akan dilakukan. Dalam melakukan pengkajian yang ringkas dan

Page 3: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

optimal, perawat kamar operasi hanya melakukan klarifikasi secara cepat dengan menggunakan system checklist.

3. Pengkajian Riwayat Kesehatana. Riwayat kesehatan

Pengkajian riwayat kesehatan pasien di rawat inap, poliklinik, bagian bedah sehari, atau unit gawat darurat dilakukan perawat melalui teknik wawancara untuk mengumpulkan riwayat yang diperlukan sesuai dengan klasifikasi pembedahan. Pengkajian ulang riwayat kesehatan pasien harus meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita dan    alasan utama pasien mencari pengobatan. Riwayat kesehatan pasien adalah sumber yang sangat baik. Sumber berharga lainnya adalah rekam medis dari riwayat perawatan sebelumnya. Penyakit yang diderita pasien akan mempengaruhi kemampuan pasien dalam menoleransi pembedahan dan mencapai pemulihan yang menyeluruh. Pasien yang akan menjalani bedah sehari (one day care) harus diperiksa secara teliti dan menyeluruh untuk menentukan kondisi kesehatan yang mungkin akan meningkatkan resiko komplikasi selama atau setelah pembedahan.

Pengalaman bedah sebelumnya dapat mempengaruhi respons fisik dan psikologis pasien terhadap prosedur pembedahan. Jenis pembedahan sebelumnya, tingkat rasa, ketidaknyamanan, besarnya ketidakmampuan yang ditimbulkan, dan seluruh tingkat perawatan yang pernah diberikan adalah factor-faktor yang mungkin akan diingat oleh pasien. Perawat mengkaji semua komplikasi yang pernah dialami pasien. Informasi ini akan membantu perawat dalam mengantisipasi kebutuhan pasien selama pra dan pascaoperatif. Pembedahan sebelumnya juga dapat mempengaruhi tingkat perawatan fisik yang dibutuhkan pasien setelah menjalani prosedur pembedahan. misalnya, pasien yang pernah menjalani torakotomi untuk reseksi lobus paru mempunyai resiko komplikasi paru-paru yang lebih besar daripada pasien dengan paru-paru yang masih utuh dan normal. Jika pasien menggunakan obat yang telah diresepkan atau obat yang dibeli di luar apotik secara teratur, maka dokter bedah atau ahli anestesi mungkin akan menghentikan pemberian obat tersebut untuk sementara sebelum pembedahan atau mereka akan menyesuaikan dosisnya. Beberapa jenis obat mempunyai implikasi khusus bagi pasien bedah. Obat yang diminum sebelum pembedahan secara otomatis akan dihentikan saat pasien selesai menjalani operasi kecuali dokter meminta pasien untuk menggunakannya kembali.

Pada pasien gawat darurat yang memerlukan pembedahan cito, pengkajian riwayat kesehatan dilakukan secara ringkas terkait factor-faktor yang mempengaruhi pembedahan dan anestesi umum. Pasien dikaji tentang adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, tuberklusis paru, dan berbagai penyakit kronis yang akan berdampak pada peningkatan resiko komplikasi intraoperatif.

b. Riwayat alergiPerawat harus mewaspadai adanya alergi terhadap berbagai obat yang mungkin diberikan selama fase intraoperatif. Apabila pasien mempunyai riwayat alergi satu atau lebih, maka pasien perlu mendapat pita identifikasi alergi yang dipakai pada pergelangan tangan sebelum menjalani pembedahan atau penulisan symbol alergi yang tertulis jelas pada status rekam medis sesuai dengan kebijakan institusi.

Page 4: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Perawat juga harus memastikan bagian depan lembar pencatatan pasien berisi daftar alergi yang dideritanya.

c. Pengkajian nyeriNyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat subjektif. Keluhan sensori yang dinyatakan sebagai pegal, linu, ngilu, keju, kemeng, dan sebagainya dapat dianggap sebagai modalitas nyeri. Penting bagi setiap perawat untuk mempercayai pasien yang melaporkan rasa nyeri. Selain itu yang sama pentingnya adalah waspada terhadap pasien yang mengabaikan nyeri. Misalnya mengungkapkan kenyataan bahwa gangguan atau prosedur biasanya menimbulkan nyeri atau bahwa pasien tampak meringis saat bergerak atau menghindari gerakan. Menggali alasan mengapa pasien mengabaikan rasa nyeri juga sangat membantu. Banyak orang yang menyangkal nyeri yang dialaminya karena mereka takut dengan pengobatan/tindakan yang mungkin diberikan jika mereka mengeluh nyeri, atau takut menjadi ketergantungan jika obat-obat ini diberikan untuk mengatasi nyerinya. Kondisi penyakit dan posisi dapat menimbulkan nyeri pada pasien, perawat perlu mengkaji pengalaman nyeri pasien sebelumnya, metode pengontrolan nyeri yang digunakan, sikap pasien dalam menggunakan obat-obatan peghilang rasa nyeri, respons perilaku terhadap nyeri, pengetahuan pasien, harapan, dan metode manajemen nyeri yang dipilih karena akan memberi dasar bagi perawat dalam memantau perubahan kondisi pasien. Pengkajian nyeri yang benar memungkinkan perawat perioperatif untuk menetapkan status nyeri pasien, lebih bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap perawatan yang diberikan, dan lebih berorientasi pada sifat kemitraan dalam melakukan penatalaksanaan nyeri. Perawat harus mengembangkan hubungan terapeutik yang positif dan memberi waktu kepada pasien untuk mendiskusikan nyeri. Perawat juga harus mempelajari cara verbal dan nonverbal pasien dalam mengomunikasikan rasa ketidaknyamanan. Meringis, menekuk salah satu bagian tubuh, dan postur tubuh yang tidak lazim merupakan contoh ekspresi nyeri secara nonverbal.

d. Pengkajian psikososiospiritualBerbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan

akan pengalaman pembedahan yang dapat mengakibatkan kecemasan yang terkespresi dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak, atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Pasien yang cemas sering mengalami ketakutan atau perasaan tidak tenang. Berbagai bentuk ketakutan muncul seperti ketakutan akan hal yang tidak diketahui, misalnya terhadap pembedahan, anestesi, masa depan, keuangan, dan tanggung jawab keluarga, ketakutan akan nyeri, kematian, atau ketakutan akan perubahan citra diri dan konsepp diri. Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya megaktifkan saraf otonom simpatis  sehingga meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi napas, dan secara umum mengurangi tingkat energy pada pasien, dan akhirnya dapat merugikan individu itu snediri (rothrock, 1999). Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi, kecemasan merupakan stressor yang dapat menurunkan system imunitas tubuh. Prosedur pembedahan akan memberikan suatu reaksi emosional bagi pasien, apakah reaksi

Page 5: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

tersebut jelas atau tersembunyi, normal, atau abnormal, sebagai contoh kecemasan preoperatif merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupan itu sendiri,sudah diketahui bahwa pikiran yang bermasalah secara lansung akan mempengaruhi fungsi tubuh, oleh karena itu pentig untuk mengidentifkasi ansietas yang dialami pasien.

Dengan mengumpulkan riwayat kesehatan secara cermat, perawat akan menemukan kekhawatiran pasien yang didapat menjadi beban lansung selama proses pembedahan. Tidak diragukan lagi pasien yang menghadapi pembedahan akan dilingkupi oleh ketakutan, termasuk ketakutan akan ketidaktahuan, kematian, anestesi dan kanker, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja, kemungkinan kehilangan pekerjaan, tanggung jawab terhadap keluarga, dan ancaman ketidakmampuan permanen yang lebih jauh. Menurut potter (2006) reaksi pasien terhadap pembedahan didasarkan pada banyak factor,meliputi ketidaknyamanan dan perubahan-perubahan yang diantisipasi baik fisik, financial, psikologis, spiritual, social, atau hasil akhir pembedahan yang diharapkan. Bagian terpenting dari pengkajian kecemasan preoperatif adalah untuk menggali peran orang terdekat, baik dari keluarga, sahabat, adanya sumber dukungan orang terdekat akan menurunkan kecemasan.

Selain itu, Perawat dapat mendeteksi perasaan pasien tentang pembedahan dari perilaku dan perbuatannya. Pasien yang merasa takut biasanya akan sering bertanya, tampak tidak nyaman jika ada orang asing memasuki ruangan. Atau secara aktif mencari dukungan dari teman dan keluarga. Pasien dengan konsep diri positif lebih mampu menerima operasi yang dialaminya dengan tepat. Perawat mengkaji konsep diri pasien dengan cara meminta pasien mengidentifikasi kekuatan dan kelamahan dirinya, pasien yang cepat mengkritik mungkin mempunyai harga diri yang rendah atau sedang menguji pendapat perawat tentang karakter mereka. Konsep diri yang buruk mengganggu kemampuan beradaptasi dengan stress pembedahan dan memperburuk rasa bersalah atau ketidakmampuannya (Stuart, 1999).

Keadaan Umum dan Tanda-Tanda VitalPemeriksaan keadaan umum pasien praoperatif meliputi penampilan umum dan prilaku, pangkajian tingkat kesadaran dan pengkajian status nutrisi.Penampilan UmumPada pengkajian keadaan umum, secara ringkas perawat melakukan survei keadaan umum untuk mengobservasi panampilan umum pasien. Bentuk dan pergerakan tubuh dapat menggambarkan kelemahan yang disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan adanya intervensi pembedahan. Pengkajian tingkat kesadaranPenilaian tingkat respons kesadaran secara umum dapat mempersingkat pemeriksaan. Pengenalan kondisi klinis pada setiap tingkat kesadaran akan memudahkan perawat dalam melakukan pengkajian.Pada keadaan emergensi, kondisi pasien dan waktu untuk mengumpulkan data penilaian tingkat kesadaran sangat terbatas. Oleh karena itu, skala koma Glasgow  dapat memberikan jalan pintas yang sangat berguna. skala tersebut memungkinkan pemeriksa untuk membuat

Page 6: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

peringkat tiga respons utama pasien terhadap lingkungan, yaitu : membuka mata, mengucapkan kata, dan gerakan.Pada setiap kategori, respons yang terbaik diberikan nilai, nilai total maksimum untuk sadar penuh dan terjaga adalah 15. Nilai minimum 3 menandakan pasien tidak memberikan respons. Jika nilai keseluruhan adalah 8 atau dibawahnya, maka berhubungan dengan koma, jika bertahan dalam waktu yang lama mungkin dapat menjadi satu tanda akan buruknya pemulihan fungsi. System penilaian ini dirancang sebagai pedoman untuk mengevaluasi dengan cepat pasien yang sakit saat kritis atau pasien yang cedera sangat berat dan status kesehatannya dapat berubah dengan cepat.Pengkajian status nutrisiPengkajian status nutrisi dengan menggunakan berat dan tinggi  badan merupakan indicator status nutrisi yang penting. Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah, dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang cukup guna perbaikan jaringan. Dehidrasi, hipovolemia, dan ketidakseimbangan  elektrolit umum terjadi dan harus didokumentasikan dengan cermat. Tingkat keparahan sering sulit untuk ditentukan, ketika pasien sedang dipersiapkan untuk pembedahan, maka tambahan waktu mungkin diperlukan untuk memperbaiki deficit cairan guna meningkatkan kondisi praoperatif sebaik mungkin.Obesitas sangat meningkatkan resiko dan komplikasi yang berkaitan dengan pembedahan, selama pembedahan, jaringan lemak rentan terhadap infeks. Selain itu, obesitas mengakibatkan peningkatan masalah-masalah tehnik dan mekanik. Oleh karena itu, dehisens (perlepasan luka) dan infeksi luka umum terjadi. Pasien obesitas biasanya lebih sulit dirawat karena akibat peningkatan berat badan, pasien menjadi bernafas tidak optimal ketika berbaring miring dan karenanya mudah mengalami hipoventilasi dan komplikasi pulmonal pascaoperatif. Obesitas meningkatkan resiko pembedahan akibat menurunnya ventilasi dan fungsi jantung, pasien akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas fisik normal setelah pembedahan, pasien obesitas rentan mengalami penyembuhan luka yang buruk dan infeksi luka karena struktur jaringan lemak memiliki suplai darah yang buruk. Suplai darah yang buruk akan memperlambat pengiriman nutrisi yang penting, antibody, dan enzim yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka. Pasien obesitas sering mengalami kesulitan penutupan luka karena tebalnya lapisan adipose. Klien obesitas juga beresiko mengalami dehisens (terbukanya garis jahitan operasi).Sistem KardiovaskularLakukan inspeksi ada/tidaknya parut bekas luka. Operasi jantung sebelumnya akan menimbulkan bekas parut pada dinding dada. Lokasi dari parut memberi petunjuk mengenai lesi katup yang telah dioperasi. Kebanyakan pembedahan katup memerlukan cardiopulmonary bypass yang berarti akan dilakukan sternontomi medial (irisan pada bagian medial sternum). Pemeriksaan tekanan darah praoperatif dilakukan untuk menilai adanya peningkatan tekanan darah di atas normal (hipertensi) yang berperngaruh pada kondisi hemodinamik intraoperatif dan pascaoperatf. Apabila pasien mempunyai penyakit jantung, maka perawat harus mengkaji karakter denyut jantung apikal. Setelah pembedahan, perawat harus membandingkan frekuensi dan irama nadi dengan data yang diperoleh sebelum operasi. Obat-obatan anestesi, perubahan dalam keseimbangan cairan, dan stimulasi respons stres akibat pembedahan dapat menyebabkan disnritmia jantung.Pemeriksaan Diagnostik

Page 7: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Sebelum pasien menjalani pembedahan, dokter bedah akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan dagnostik guna memeriksa adanya kondisi yang tidak normal. Banyak pemeriksaan laboratorium dan diagnostik seperti EKG dan foto dada tidak lagi dilakukan secara rutin untuk pasien yang menjalani bedah sehari karena biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan tersebut tidak efektif jika pasien sehat dan tidak menunjukkan gejala yang tidak normal (Rothrock, 2000). Pemeriksaan skrining rutin terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, analisis elektrolit serum, koagulasi, kreatinin serum dan urinalis. Apabila pemeriksaan diagnostik menunjukkan masalah yang berat, maka ahli bedah dapat membatalkan pembedahan samapai kondisi pasien stabil. Perawat bertanggung jawab mempersiapkan dalam klien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik dan mengatur agar pasien menjalani pemeriksaan yang lengkap. Perawat juga harus mengkaji kembali hasil pemeriksaan diagnostik yang perlu diketahui dokter untuk membantu merencanakan terapi yang tepat.Pemeriksaan Skrining TambahanApabila pasien berusia lebih dari 40 tahun atau mempunyai penyakit jantung, maka dokter mungkin akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan sinar-X dada atau EKG. Pada beberapa prosedur bedah tertentu sepetti bedah saraf, jantung, dan urologi, diperlukan pemeriksaan canggih untuk menegakkan diagnosis prabedah, misalnya MRI, CT-Scan, USG Doppler, IPV, Echocardiography, dana lainnya sesuai dengan kebutuhan diagnosis prabedah.DIAGNOSIS KEPERAWATAN PRAOPERATIFPerawat menggolongkan karakteristik tertentu yang diperoleh selama pengkajian untuk mengindetifikasikan diagnosis keperawatan yang tepat bagi pasien bedah. Diagnosis menentukan arah perawatan yang akan diberikan pada satu atau seluruh tahap pembedahan. Diagnosis keperawatan praoperatif memungkinkan perawat untuk melakukan tindakan pencegahan dan perawatan, sehingga asuhan keperawatan yang diberikan selama tahap intraoperatif dan pascaanestesi sesuai dengan kebutuhan pasien.Berikut ini adalah diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian keperawatan yang lazim dilaksanakan.

1.      Ansietas berhiubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan dan hasil akhir pascaoperatif.

2.      Koping individu tidak efektif berhubungan dengan prognosis pembedahan, ancaman kehilangan organ atau fungsi tubuh dari prosedur pembedahan, dan ketidakmampuan menggali koping efektif.

3.      Kurang pengetahuan tentang implikasi pembedahan berhubungan dengan kurang penglaman tentang operasi, kesalahan informasi.RENCANA KEPERAWATAN PRAOPERATIFPasien bedah perlu diikutsertakan dalam pembuatan rencana perawatan. Dengan melibatkan pasien sejak awal, kesulitan  pelaksanaan rencana asuhan keperawatan bedah, risiko pembedahan, dan komplikasi pascaoperatif dapat diminimalkan. Misalnya, riset keperawatan menunjukkan bahwa penyuluhan praoperatif yang diberikan secara terstruktur dapat mempersingkat waktu rawat pasien  di rumah sakit (Dalayon(1994) dalam Potter (2006)).Rencana keperawatan berikut yang biasanya dilaksanakan pada periode preoperatif dari ruang rawat inap dan bagian emergensi. Penetapan tujuan dalam waktu 1 x 24 jam hanya dikhususkan apabila pembedahan dilakukan secara efektif dari ruang rawat inap.

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan dan hasil akhir pascaoperatif.

Page 8: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam tingkat kecemasan pasien berkurang atau hilang.Kriteria hasil:a. Pasien menyatakan kecemasannya berkurang.b. Pasien mampu mengenali perasaan ansietasnya.c. Pasien dapat mengidentifikasikan penyebab atau faktor yang memengaruhi

ansietasnya.d. Pasien kooperatif terhadap tindakan.e. Wajah pasien tampak rileks

Intervensi RasionalMandiriBantu pasien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut.

Ansietas berkelanjutan memberikan dampak seramgan jantung.

Kaji tanda asietas verbal dan nonverbal. Dampingi pasien dan lakukan tindakan bila pasien mulai menunjukkan prilaku merusak.

Reaksi verbal/nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.

Jelaskan tentang prosedur pembedahan sesuai jenis operasi.

Pasien yang teradapatasi dengan prosedur pembedahan yang akan dilaluinya akan merasa lebih nyaman.

Beri dukungan prabedah Hubungan emosional yang baik antara perawat dan pasien akan mememgaruhi peneriamaan pasien terhadap pembedahan. Aktif mendengar semua kekhawatiran dan keprihatinan pasien adalah bagain penting dari evaluasi praoperatif. Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang akan dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan atau kejadian pascaoperatif yang diharapkan akan menghilangkan banyak ketakutan tak berdasar terhadap anestesi.Bagi sebagian besar pasien, pembedahan adalah suatu peristiwa hidup yang bermakna. Kemampuan perawat dan dokter untuk memandang pasien  dan keluarganya sebagai manusia yang layak untuk didengarkan dan diminta pendapat ikut menentukan hasil pembedahan.Egbert et al. (1963) dalam Gruendemann (2006) memperlihatkan bahwa kecemasan pasien yang dikunjungi dan diminta pendapat sebelum operasi akan berkurang saat tiba di kamar operasi dibandingkan mereka yang hanya sekedar diberi premedikasi dengan fenobarbital. Kelompok  yang mendapat premedikasi melaporkan rasa mengantuk, tetapi tetap cemas.

Page 9: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama, dan mungkin memperlambat penyembuhan.

Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak diperlukan.

Tingkatkan kontrol sensasi pasien. Kontrol sensasi pasien dalam menurunkan ketakutan dengan cara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber koping (pertahanan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan teknik-teknik pengalihan, dan memberikan respons balik yang positif.

Orientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.

Orientasi dapat menurunkan kecemasan.

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.

Dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan terhadap kehawatiran yang tidak diekpresikan.

Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.

Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan rasa cemas, dan prilaku adaptasi. Kehadiran keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien untuk menemani aktivitas pengalih (misalnya: membaca akan menurunkan perasaan terisolasi).

KolaborasiBerikan anticemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

Koping individu tidak efektif berhubungan dengan prognosis pembelahan, ancaman kehilangan organ atau fungsi tubuh dari prosedur pembedahan, dan ketidakmampuan menggali koping efektif.Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pasien mampu mengembangkan koping yang positif.Kriteria evaluasi:

·      Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan.·      Pasien mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi

dan perubahan yang terjadi.·      Pasien mampu menyatakan peneriamaan diri terhadap situasi.·      Pasien mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang

akurat tanpa harga diri yang negatif.Intervensi Rasional

MandiriKaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan.

Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.

Page 10: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasien.

Beberapa pasien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sedangkan yang lain mempunyai kesulitan dalam membandingkan mengenal, dan mengatur kekurangan.

Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaan.

Menunjukkan penerimaan, membantu pasien untuk mengenal dan mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut.

Catat ketika pasien menyatakan sekarat, mengingkari, dan menyatakan inilah kematian.

Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negatif terhadap gambaran tubuh dan kemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan emosional.

Mengingatkan pasien tentang fakta dan realita bahwa pasien masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

Membantu pasien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan pasien untuk meraskan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.

Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.

Anjurkan orang terdekat pasien untuk mengizinkan pasien melakukan hal sebanyak-banyaknya.

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.

Dukung prilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.

Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang.

Dukung penggunaan alat-alat yang dapat membuat pasien, tongkat, alat bantu jalan, tas panjang untuk kateter.

Meningkatkan kemandirian untuk membantu pemenuhan kebutuhan fisik dan menunjukkan posisi untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial.

Monitor gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi, letargi, dan meanrik diri.

Dapat mengindikasikan terjadinya depresi. Umumnya memerlukan intervensi dan evaluasi lebih lanjut.

KolaborasiRujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Dapat memfasilitasi perubbahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.

Kurangnya pengetahuan tentang implikasi pembedahan berhubungan dengan kurang pengalaman tentang operasi dan kesalahan informasi.Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pengetahuan pasien dan keluarga tentang pembedahan dapat terpenuhi.Kriteria evaluasi:

Page 11: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

·      Pasien dan keluarga mengetahui jadwal pembedahan.·      Pasien dan keluarga kooperatif pada setiap intervensi keperawatan.·      Pasien dan keluarga secara subjektif menyatakan bersedia dan termotivasi untuk

melakukan aturan atau prosedur prabedah yang telah dijelaskan.·      Pasien dan keluarga memahami tahap-tahap intraoperatif daan pascaanestesi.·      Pasien dan keluarga mampu mengulang kembali secara narasi mengenai itervensi

prosedur pascaanestesi.·      Pasien dan keluarga mengunkapkan alasan pada setiap instruksi dan latihan praoperatif.·      Pasien dan keluarga memahami respons pembedahan secara fisiologis dan psikologis.·      Secara subjektif pasien menyatakan rasa nyaman dan relaksasi emosinonal.·      Pasien mampu menghindarkan cedera selama periode perioperatif.

Intervensi RasionalKaji tingkat pengetahuan dan sumber informasi yang telah diterima.

Menjadi data dasar untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mengklarifikasi sumber yang tidak jelas.

Diskusikan perihal jadwal pembedahan. Pasien dan keluarga harus diberikan mengenai waktu dimulianya pembedahan. Apabila rumah sakit mempunyai jadwal kamar operasi yang padat, maka lebih baik pasien dan keluarga diberitahukan tentang banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkn sebelum pasien.

Diskusikan perihal lamanya pembedahan. Kurang bijaksana bila memberitahukan pasien dan keluarganya tenetang lamanya waktu operasi yang akan dijalani. Penundaan yang tidak antisipasi dapat terjadi karena berbagai alasan. Apabila pasien tidak kembali pada waktu yang diharapkan, maka keluarga akan menjadi sangat cemas. Anggota keluarga harus menunggu di ruang tunggu bedah untuk mendapat berita yang terbaru dari staf.

Lakukan pendidikan kesehatan paroperatif. Manfaat dasri instruksi praoperatif telah dikenal sejak lama. Setiap pasien diajarkan sebagai seorang individu, dengan mempertimbangkan segala keunikan tingkat ansietas, kebutuhan, dan harapan-harapannya.

Programkan instruksi yang didasrkan pada kebutuhan individu, direncanakan, dan diimplementasikan pada waktu yang tepat.

Jika sisi penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum pembedahan, maka pasien mungkin tidak ingat tentang apa yang telah dikatakan. Jika instruksi diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan, maka pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau belajar karena ansietas dan efek dari medikasi

Page 12: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

praanestesi.Beritahu persiapan pembedahan.

·      Persiapan intestinal. Pembersihan dengan enema atau laksatif mungkin dilakukan pada malam sebelum operasi dan diulang jika tidak efektif. Pembersihan ini dilakukan untuk mencegah defekasi selama anestesi atau untuk mencegah trauma yang tidak diinginkan pada intestinal selama pembedahan abdomen.

·       Persiapan kulit. ·      Tujuan dari persiapan kulit praoperatif adalah untuk mengurangi sumber bakteri tanpa mencederai kulit. Bila ada waktu, seperti pada bedah efektif, pasien dapat diinstruksikan untuk menggunakan sabun yang mengandung deterjen germisida untuk membersihkan area kulit selama beberapa hari sebelum pembedahan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah organisme yang ada kulit. Persiapan ini dapat dilakukan di rumah.

·      Sebelum pembedahan, pasien harus mandi air hangat, relaksasi, serta menggunakan sabun yang mengandung iodine. Meskipun hal ini sering dilakukan pada hari pembedahan, tetapi jadwal pembedahan membuat hal tersebut dilakukan pada malam sebelumnya.

·      Tujuan menjadwalkan mandi pembersihan sedekat mungkin dengan waktu pembedahan adalah untuk mengurangi risiko kontaminasi kulit terhadap luka bedah. Mencuci rambut sehari sebelum pembedahan sangat disarankan kecuali kondisi pasien tidak memungkinkan hal tersebut.

·      Pembersihan area operasi. Kulit di sekitar area operatif sangat disarankan untuk tidak dicukur. Selama mencukur, kulit mungkin mengalami cedera oleh silet dan menjadi pintu masuknya bakteri. Jaringan yang cedera ini dapat menjadi tempat pertumbuhan bakteri. Selain itu, semakin jauh interval antara bercukur dan operasi, maka makin tinggi pula angka infeksi luka paroperatif. Kulit yang dibersihkan dengan baik tetapi tidak cukur lebih jarang menyulitkan dibanding dengan

Page 13: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

kulit yang dicukur.·      Pencukuran area operasi. Pencukuran area operasi dilakukan apabila

protkol lembaga atau ahli bedah mengharuskan kulit untuk dicukur. Pasien diberitahukan tentang prosedur mencukur, dibaringkan dalam posisi yang nyaman, dan tidak memajan bagian yang tidak perlu.

Informsikan perihal persiapan pembedahan.·      Persiapan istirahat dan tidur.

·      Istirahat merupakan hal yang penting untuk penyembuhan normal. Kecemasan tentang pembedahan dapat dengan mudah mengganggu kemampuan untuk istirahat atau tidur. Kondisi penyakit yang membutuhkan tindakan pembedahan mungkin akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat sehingga mengganggu istirahat.

·      Perawat harus memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien. Dokter sering memberi obat hipnotik-sedatif atau antiansietas pada malam hari sebelum pembedahan. Obat-obatan hipnotik-sedatif seperti flurazepam (Dalmane) dapat menyebabkan dan mempercepat pasein tidur. Obat-obatan antianietas, misalnya: alprazolam (xanax) dan diazepam (Valium), bekerja pada korteks serebral dan sistem limbik untuk menghilangkan ansietas.

·      Persiapan rambut dan kosmetik. Untuk menghindari cedera, perawat meminta pasien untuk melepas jepit rambutnya sebelum masuk ke ruang operasi. Rambut palsu juga harus di lepas. Rambut panjang dapat dikepang agar tetap pada tempatnya. Pasien harus memakai tutup kepala sebelum memasuki ruang operasi.Selama dan setelah pembedahan, ahli anestesi dan perawat mengakaji kulit dan membran mukosa untuk menentukan status oksigenasi dan sirkulasi pasien. Oleh karena itu, seluruh riasan muka seperti lipstik, bedak, pemerah muka, dan cat kuku harus dihilangkan untuk memperlihatkan warna kulit dan kuku yang normal.

·      Pemeriksaan alat bantu (protese) dan perhiasan.

Semua alat bantu dan perhiasan harus dilepas.

·      Persiapan administrasi dan informed consent.

Pasien sudah menyelesaikan administrasi dan mengetahui perihal biaya pembedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan dan

Page 14: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

menandatangani informed consent.Ajarkan aktivitas pascaoperasi.·      Latihan panas diafragma.

·      Salah satu tujuan dari asuhan keperawatan praoperatif adalah untuk mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setalah anestesi umum. Hal ini dicapai dengan memeragakan pada pasien bagaimana melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal), dan bagaimana mengembuskan napas dengan lambat. Pasien diposisikan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru yang maksimum.

·      Peranapasan diafragma mengacu pada pendataran rongga dafragma selama inspirasi sehingga mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk. Selama ekspirasi, otot-otot abdomen akan berkontraksi.

·      Ajarkan latihan batuk efektif dan gunakan bantal untuk mengurangi respons nyeri.

·      Tujuan dari latihan batuk efektif adalah untuk memobilisasi sekret sehingga dapat dikeluarkan. Napas dalam yang dilkukan sebelum batuk akan merangsang refleks batuk. Jika pasien tidak dapat batuk secara efektif, maka dapat terjadi pneumonia hipostatik atau komplikasi paru lainnya.

·      Bila akan dilakukan insisi abdomen atau toraks, maka perawat memeragakan bagaimana cara menyokong garis insisi sehingga tekanan dapat diminimalisasikan dan nyeri dapat di kontrol.

Ajarkan aktivitas pascaoperasi·      Latihan tungkai.

·      Tujuan peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati setalah operasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah statis vena, dan menunjang fungsi pernapasan yang optimal.

·      Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya dan mengambil posisi lateral. Posisi ini akan digunakan setelah operasi (bahkan sebelum pasien sadar) dan  dipertahankan setiap dua jam.

·      Latihan ekstremitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut dan sendi panggul (sama dengan mengendarai sepeda tapi dengan posisi berbaring miring). Telapak kaki diputar

Page 15: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

seperti  membuat lingkaran sebesar mungkin. Siku dan bahu juga ditalih ROM. Pada awalnya pasien akan dibantu dan diingatkan untuk melakukan latihan ini, tetapi selanjutnya dianjurkan untuk melakukan latihan secara mandiri. Tonus oto dipertahankan sehingga ambulasi akan lebih mudah dilakukan.

·      Perawat diingatkan untuk tetap menggunakan pergerakan tubuh yang tepat dan mengintruksikan pasien untuk melakukan hal yang sama. Ketika pasien dibringkan dalam posisi apa saja, tubuhnya harus dipertahankan dalam kelurusan yang sesuai.

Ajarkan teknik manajemen nyeri keperawatan·      Atur posisi imobilisasi pada area

pembedahan.

Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsur utama kompresi saraf dan nyeri.

·      Manajemen lingkungan: lingkungan tenang, batasi pengunjung dan istirahatkan pasien.

Lingkungan yang tenang akan menurunkan stimulasi nyeri ekskternal. Pembatasan pengunjung akan membantu meingkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurnga apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2jaringan perifer.

·      Ajarkan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri.

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menrunkan stimulasi internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblokir serptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks sereberi, sehingga menurunkan persepsi nyeri.

·      Berikan manajemen sentuhan. Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa bentuk dukungan psikologis yang dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran dan suplai darah serta oksigen ke area nyeri.

Beritahu pasien dan keluarga kapan pasien bisa dikunjungi.

Pasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan keluarganya dan temannya bisa dikunjungi setelah pembedahan.

Diagnosis keperawatan Di ruang prabedah, diagnosis keperawatan yang biasa ditegakkan adalah sebagai berikut :

1.      Kecemasan berhubungan dengan suasana menjelang pembedahan2.      Resiko cedera perioperatif berhubungan dengan prosedur premedikasi anestesi

Page 16: Pre Operative Perawat Pada Pasien Bedah Jantung

Rencana Intervensi dan Kriteria EvluasiKecemasan berhubungan dengan suasana menjelang pembedahanTujuan: Kecemasan pasien teradaptasiKriteria evalusasi: Pasien kooperatif terhadap intervensi prainduksi anestesi dan pasien mendapat dukungan prainduksi.

Intervensi RasionalSaat pasien masuk ruang sementara, sambut dengan ramah dan panggil pasien dengan namanya.

Pasien yang merasa diterima oleh petugas ruang sementara akan mendapatkan dukungan psikologis yang menurunkan stimulus rasa cemas.Pemanggilan nama akan memberikan rasa aman pada pasien dan menegaskan bahwa dia merupakan pasien yang benar untuk mendapat intervensi.

Bantu pasien untuk mengganti pakaian rawat inap dengan pakaian kamar bedah.

Pasien dengan pembedahan efektif dari ruangan akan diganti bajunya di ruang prabedah.

Beri lingkungan yang tenang dan jangan berbicara tentang pembedahan.

Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak diperlukan. Suasana tenang akan meningkatkan efektifitas pemberian premedikasi. Perbincangan yang tidak menyenangkan atau percakapan harus dihindari karena dapat diartikan bereda oleh pasien yang mendapatkan sedatif.

Orientsikan pasien terhadap prosedur prainduksi dan aktivitas yang diharapkan.

Orientsi dapat menurunkan kecemasan.

Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansitesnya.

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap keahwatiran yang tidak diekspresikan.