persiapan pre operatif dan aspek psikologis bedah pada

31
Persiapan Pre Operatif dan Aspek Psikologis Bedah pada Anak Disusun oleh : Sekar Pratiwi 160421140009 Pembimbing : Drg. R. Agus N., Sp. BM

Upload: sekarpratiwidrg

Post on 06-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

persiapan pre operatif dan aspek psikologis pada anak.

TRANSCRIPT

Persiapan Pre Operatif dan Aspek Psikologis Bedah pada Anak Disusun oleh :

Sekar Pratiwi 160421140009

Pembimbing :

Drg. R. Agus N., Sp. BM

Pendahuluan

Anak bukan miniatur orang dewasa.

Berbeda dalam anatomi dan fisiologis

tubuh, serta psikologis.

Penilaian perioperatif anak yang

membutuhkan perhatian khusus

Beberapa hal yg perlu diperhatikan :

Struktur anatomi

Perjalanan penyakit

Manajemen jalan napas

Keseimbangan cairan tubuh

Perubahan suhu tubuh

Pencegahan kejang

Identifikasi & manajemen kesadaran

Kegawatan anestesi

Manajemen nyeri

Tahapan operasi

• Anamnesis

• Pemeriksaan fisik, penunjang

• Penjelasan prosedur anestesi

• Persiapan pasien

Pre operatif

•Transportasi ke ruang operasi

•Pemasangan iv cath, pemberian pre medikasi iv, pemantauan kondisi fisiologis

•Tindakan bedah

•Transportasi ke recovery room

Intra operatif

• Masuk ke recovery room

• Tindak lanjut dan manajemen kamar rawat Post operatif

Anamnesis

Keluhan utama

Informasi durasi, onset, progresivitas dan berat ringan keluhan utama

Gejala yg menyertai

Riwayat penyakit dulu dan sekarang

Riwayat operasi dan pemberian obat

Kelainan yg menyertai

Riwayat kelahiran, imunisasi, dan asupan nutrisi anak

Riwayat keluarga

Riwayat sosial ekonomi

Pemeriksaan fisik

Inspeksi.

Palpasi. Gunakan ujung jari untuk merasakan

pembengkakan, konsistensi.

Perkusi. Gunakan perkusi jari untuk menentukan

kualitas resonansi dan keutuhan organ atau

rongga tubuh.

Auskultasi. Gunakan stetoskop untuk memeriksa

suara-suara abnormal yang dihasilkan oleh tubuh

•Lesi

•Kemerahan

•Bekas luka

•selulitis

Kulit dan integumen

•Limfadenopati (+/-)

•Konsistensi

•Diameter

Nodus limfatikus

•Ukuran kepala (normo/makro/mikro sefalik)

•Sklera ikterik/non ikterik

•Otitis media (+/-)

•Infeksi jalan napas

•Pemeriksaan gigi geligi

Kepala, mata, telinga, hidung,

tenggorokan

•Deformitas toraks (pectus excavatum/carvinatum)

•Bising inosen pada anak

• suara napas (bersih, ronki, wheezing atau crackles)

Dinding dada & paru-paru

•Lihat bentuk, panjang, lokasi abdomen, bekas luka

•Sakit/ tidak, normal/bengkak/lunak

•Suara bising usus, obstruksi usus

Abdomen & inguinal

•Skoliosis atau deformitas spinal lainnya

•trauma

•Bengkak pada sudut kostovertevrata tanda pielonefritis, dan apendisitis

Punggung & tulang

belakang

Pectus excavatum Pectus carvinatum

•Clubbing fingers

•Sianosis ekstremitas

•Edema pd ekstremitas

•Deformitas tulang sekunder

Ekstremitas

• Tingkah laku anak

• Fungsi motoris, sensoris, refleks dan fungsi kognitif

Sistem saraf

Pemeriksaan penunjang

•Riwayat kelainan aspirasi kronis atau penyakit saluran napas lainnya Foto thorax

•Pada anak dengan OSAS, bronchopulmonal dysplasia, penyakit jantung bwaan, skoliasis berat

EKG

•Disesuaikan dengan kondisi pre op

•Pada anak dengan kelainan hematologi

•Pada prosedur denga potensi kehilangan banyak darah

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Darah Rutin Nilai Normal

Hemoglobin Anak-anak 11-16 g/dl

Bayi 10-15 g/dl

Leukosit Anak-anak 2 tahun : 6000-17000/mm3

Bayi baru lahir : 9000-30000/mm3

Laju endap darah Anak; bayi baru lahir 0-20mm/jam;

4-14thn 0-20 mm/jam

Trombosit Bayi 200.000-475.000/mm3

Neonatus 150.000-300.000/mm3

Hematokrit Anak : 31-43%

Bayi : 30-40%

Glukosa glukosa puasa :

anak > 2 tahun-dewasa 70-105 mg/dl

anak < 2 tahun 60-100 mg/dl

bayi 40-90 mg/dl

glukosa darah 2 jam setelah makan:

0-50 tahun 70-140 mg/dl

Nilai Normal Pemeriksaan Darah

Rutin pada Anak

•Mencegah kelainan koagulasi intra dan post operatif

Pemeriksaan laju endap

darah

•Menilai respon thd bronchodilator pd pasien dengan bronchospasme reversible

Tes fungsi paru

Premedikasi

Sedasi umumnya dihindari pada

neonatus atau bayi yg sakit

Pemberian midazolam pada anak

dengan kecemasan berlebihan

Pemberian antikolinergik untuk

menurunkan bradikardi selama induksi

Pemberian atropine untuk menurunkan

insidensi hipotensi selama induksi

Persiapan pre op lainnya

Volume asam lambung yg banyak beresiko utk aspirasi paru,

meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Anak didorong utk minum air putih utk meminimalkan

kecemasan, hipovolemia, & kemungkinan hipoglikemia

akibat puasa berkepanjangan

Obat dengan durasi kerja jangka panjang diminum bersama

dengan air pada pagi hari sebelum operasi.

Anak sehat boleh minum air sampai 2 jam sebelum operasi

Bayi dapat disusui s/d 4 jam sebelum operasi, susu formula

dapat diberikan sampai 6 jam sebelum operasi.

Persiapan pre op pada anak dengan

keadaan khusus

• Pada anestesi terjadi penurunan kontraktilitas otot pernafasan, depresi fungsi silia, depresi respon pusat pernapasan terhadap hipoksia dan hiperkapnia, penurunan volume paru-paru

Kelainan jalan napas & fungsi

paru

• Insidensi kejadian gangguan pernafasan perioperatif meningkat 7 kali pada anak dengan ISPA atas maupun bawah dan 11 kali jika anak diintubasi

ISPA

•Anak dengan asma yang sedang meminum bronkodilator dan steroid rutin membutuhkan intensifikasi frekuensi nebuliser, penambahan bronkodilator, peningkatan steroid,Terapi tidak boleh dihentikan sebelum operasi.

Asma

• Pengobatan suportif untuk penderita hemofilia adalah transfusi faktor VIII atau kryopresipitat.

Hemofilia

• Terapi tuberculosis selama 2 minggu pre op

• Agar bakteri M. tuberkulosis dormant dalam tubuh

Tuberculosis

• meningkatkan resiko anestesi ,perlu evaluasi preanestesi jantung utk mengidentifikasi apakah terdapat disfungsi jantung, penyakit jantung struktural, atau hipertensi dan apakah profilaksis endokarditis subakut bakteri (SBE) diperlukan

Penyakit jantung

Keadaan Obat Dosis

Risiko tinggi Ampisilin+Gentamisin 50 mg/kgbb i.v/i.m. (maks.2 g)

1,5 mg/kgbb i.v/i.m (maks 120

mg),30 menit sebelum prosedur,

6 jam kemudian Ampisilin 25

mg/kgbb i.v./i.m.

Atau Amoksisilin 25 mg/kg p.o.

Risiko tinggi alergi

amoksisilin/ampisilin

Vankomisin+Gentamisin 20 mg/kgbb i.v. selama 1-2 jam

1,5 mg/kgbb i.v./i.m Diberikan 30

menit sebelum prosedur

Risiko sedang Amiksisilin/Ampisilin 50 mg/kgbb p.o 1 jam sebelum

prosedur 50 mg/kgbb i.v/i.m.

Diberikan 30 menit sebelum

prosedur

Risiko sedang yang alergi

amoksisilin/ampisilin

Vankomisin 20 mg/kgbb i.v. selama 1-2 jam

Diberikan 30 menit sebelum

prosedur

Keadaan Obat Dosis

Profilaksis standar Amoksisilin 50 mg/kgbb p.o 1 jam

sebelum tindakan

Tidak dapat minum obat Ampisilin 50 mg/kgbb i.v/i.m 30

menit sebelum tindakan

Alergi penisilin Klindamisin atau

Sefaleksin/Sefadroksil atau

Azitromisin/Klaritromisin

0 mg/kgbb i.v. selama 1-2

jam 50 mg/kgbb p.o 1 jam

sebelum tindakan 15

mg/kgbb p.o 1 jam

sebelum tindakan

Alergi penisilin dan tidak

dapat minum obat

Klindamisin dan Sefazolin 25 mg/kgbb i.v./i.m 30

menit sebelum tindakan

Hospitalisasi pada anak

Hospitalisasi adalah suatu proses karena

alasan berencana maupun darurat yang

mengharuskan anak dirawat atau tinggal

di rumah sakit untuk menjalani perawatan

yang dapat menyebabkan beberapa

perubahan psikis pada anak.

Stressor pada hospitalisasi anak

Perubahan fisik lingkungan seperti kamar tidur

asing bagi anak, kurang nyaman, berbau khas RS, pencahayaan redup, sekat atau tirai putih, suara

asing (lalu lalang tamu pasien lain, suara perawat,

dll)

Orang-orang tak dikenal seperti perawat dan

dokter dengan seragam. Suara individu tsb tidak selalu ramah.

Reaksi anak usia prasekolah terhadap rasa nyeri sama

seperti sewaktu masih bayi.

Menyeringaikan wajah, menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata dengan lebar, atau

melakukan tindakan agresif seperti menendang dan

memukul.

Pada akhir periode balita anak biasanya sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri dan menunjukkan lokasi

nyeri.

•perasaan agak tidak nyaman, gelisah, imnsomnia ringan akibat perubahan pola perilaku, dan perubahan nafsu makan ringan

Mild anxiety

•ditandai dengan takipnea, takikardi, serta terjadi peningkatan ketegangan otot karena tindakan fisik yang berlebihan

Moderate anxiety

•ditandai dengan perasaan terancam, terjadi perubahan pernafasan, perubahan gastrointestinal, serta perubahan kardiovaskuler

Severe anxiety

•peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.

Panic

Respon kecemasan pada anak

Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Perubahan pola nafas

Perubahan pada sistem pencernaan dan neuromuscular

seperti nafsu makan menurun, gugup, tremor, hingga

pusing dan insomnia.

Kulit mengeluarkan keringat dingin dan wajah menjadi kemerahan.

Perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan

penilaian, hambatan berpikir, tidak mampu

berkonsentrasi,ketakutan.

Tidak sabar, tegang, dan waspada

Penanganan stress hospitalisasi pada anak

Peran perawat

meminimalkan stressor

memaksimalkan manfaat hospitalisasi

memberikan dukungan psikologis pada anak

memberikan terapi bermain

Kenakan pakaian yg tidak menakutkan dan khas RS

(selain warn putih)

Peran Orangtua dan Dokter

Orang tua atau penjaga atau pasien perlu

mengetahui prosedur rumah sakit secara

lengkap

Dokter gigi harus mengetahui masalah unik

atau kebiasaan pasien seperti komunikasi,

kontrol perilaku untuk anak, kemampuan

perawatan mandiri, dan kesukaan atau

ketidaksukaan

Komunikasi orangtua dan dokter mengenai perawatan :

1. Jelaskan seluruh tindakan pada orang tua saat si anak tidak ada.

2. Jelaskan tindakan pada anak tetapi jangan gamang. Selalu katakan yang sebenarnya, tetapi hanya jawab apa yang ditanya si anak. Perbaiki salah pengertian dalam bahasa sederhana.

3. Ijinkan anak untuk membawa mainan favoritnya.

4. Lihat bahwa orang tua ada saat anak kembali ke ruangan dan sadar.

Simpulan

Evaluasi dan persiapan perioperatif

bertujuan meminimalkan resiko anestesi

dan pembedahan dengan

mempersiapkan anak dalam kondisi

sesehat mungkin sebelum operasi.

Hubungan yang baik antara dokter, anak

dan orang tua anak mempermudah

usaha tenaga medis dalam memberikan

persiapan perioperatif yang maksimal

bagi seorang anak.

TERIMAKASIH ..