bedah anak - kelainan bedah anak

129
Kelainan Bedah Anak

Upload: kezia-natania

Post on 07-Feb-2016

170 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

bedah anak

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Kelainan Bedah Anak

Page 2: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Esophagus

Congenital Abnormalities of the Esophagus

Page 3: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Atresia Esofagus dan Malformasi Trakheoesofagus

Embriologi:

*Belum diketahui pasti ok berbagai kelainan tidak mungkin disebabkan oleh 1mekanisme tunggal. *Gangguan separasi dan elongasi esofagus dan airways

Insidens: 1 diantara 3000 dan 1 diantara 4500 kelahiran hidup

Etiologi:Gangguan perkembangan fetus lebih penting dari pada faktor genetik

3

Page 4: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Anatomi dan Klasifiksi (huruf tertera bukan tipe EA)

A & B: EA tanpa TEF(long gap)

C: EA dgn. Proksimal TEF(jarang)

D-F: EA dgn. Fistula distal

G: Atresia dgn double fistula(prox&dist)

H: TEF tanpa Atresia

4

Page 5: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

3 Tipe EA terseringhuruf tertera bukan tipe EA

A: Proximal atresia dan TEF (85%-90% kasus)

B: EA tanpa fistula (5%-7%)

C: TEF tanpa EA (2%-6%)

5

Page 6: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

EA + Distal TEF

Respiratory difficulty Accumulation of saliva

in the proximal E pouchairways obst.atelectasis,aspiration pneumonia

GERchemical pneumonitis

AirGIimpair ventilatory capacity

VACTERL syndrome

6

Page 7: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Associated Anomaly

Cardiovacular 35% Gastrointestinal 15% Neurologic 5% Genitourinary 5% Skeletal 2% VACTERLsyndrome 25%

Overall incidence 50-70%

7

Page 8: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis

Excessive drooling harus dicurigai EA sampai terbukti tidak

8

Page 9: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Konfirmasi Diagnosis

Catheter No. 10 F dimasukkan melalui mulut tidak bisa mencapai lambung

Tube tidak bisa masuk lebih 10 cm dari gusi. (Jangan masuk naresmerusak nasal passges)

9

Page 10: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Jangan memakai soft tube kaliber kecilmenggulung false impression of esophageal continuity

10

Page 11: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Preoperative Treatment

Elevating+catheter upper pouch (Kp. Gastrostomi) Mencegah aspirasi dan refluks

Avoid bag ventilation Avoid feeding kecuali

catheter Mengobati pneumonitis Broad spectrum AB 1 mg vit.K1

11

Page 12: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pendekatan Klinis

Diagnosis dan identifikasi kelainan penyerta kandidat primary repair ?

Risk / prognostic classification determining survival oleh Waterston 1962 berdasar prematuritas dan kelainana penyerta sudah tidak relevan.

12

Page 13: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Prognostic value dari “Montreal classification”:1.Severe pulmonary dysfunction with preoperative

ventilator dependence2. Severe associated anomaly Faktor physiologic state lebih penting dari pada

ukuran bayi, maturitas dan ada tidaknya kelainan penyerta. Bayi dengan benign component VACTERL atau prematuritas tanpa RDS Primary repair.

13

Page 14: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Criteria for primary repair:

1. Clear lung to auscultation

2. Clear lung by chest radiograph

3. No undefined cardiac abnormalities

4. Arterial PaO2 > 60 mm Hg in room air

14

Page 15: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Operative Technique Torakotomi kanan, SIC

4, extrapleural Distal TEF divided Anastomose proximal

dan distal, all-layers interrupted absorbable sutures

Chest drain tidak rutin

15

Page 16: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

MUNTAH

ASPEK BEDAH SALURAN CERNA

Page 17: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

PENDAHULUAN

Gejala paling sering dijumpai pada umur mudaPendekatan diagnosis dan tindakan segera

Hampir semua kelainan saluran cerna , dimulai dan diakhiri muntah. 70% apendiksitis akuta, gangguan pasase usus total/parsial (atresia/stenosis)duodenum, malrotasi dgn. Volvulus, invaginasi muntah hijau fekal

Sifat muntah Tanda-tanda lain yang menyertai

17

Page 18: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

MUNTAH BERMAKNA BEDAH

Muntah yg memerlukan pemeriksaan lebih lanjut:

Muntah hijau (bercampur empedu) Proyektil Persisten Bercampur darah Disertai penurunan berat badan atau kegagalan

kenaikan berat badan

18

Page 19: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

KECURIGAAN KELAINAN BEDAH

1 Gangguan evakuasi atau kelainan mekonium : -Mekonium tidak keluar/terlambat (Peny. Hirschsprung, sindrom sumbatan mekonium, prematuritas) -Mekonium sedikit, berbutir-butir, kering dan berwarna muda (Atresia ileum) -Mekonium coklat, encer, berbau busuk (Peny. Hirschprung)

19

Page 20: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

2. Distensi abdominal -Suatu tanda gangguan pasase usus (mekonium dan gas tertahan) -Terbatas di bagian atas abdomen (sumbatan setinggi yeyunum/proksimalnya) -Menyeluruh + gambaran usus (sumbatan di ileum terminal/distal) -Menyeluruh disertai tanda peradangan dinding abdomen(peradangan intra-abd) -Perabaan lembek, pekak hati hilang(perforasi usus)

20

Page 21: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

3. Serangan rasa sakit, hilang timbul atau

terus menerus.

Disebabkan gangguan pasase usus

sederhana atau proses strangulasi.

Sakit muntah apa yang diminum

Ada gangguan pasasemuntah awal kuning,

kemudian hijau akhirnya fekal

21

Page 22: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Stenosis Pilorik Hipertrofik

Page 23: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

STENOSIS PILORIK HIPERTROFIK

Etiologi : Belum jelas.

1. Gastric hyperacidity spasm &

hypertrophy muscle

2. Abnormal pyloric innervation

3. Diminished pace maker cellabnormal motility Insidens : 1 : 300 – 900 kelahiran, laki-laki :

wanita = 4 : 1

23

Page 24: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Gejala dan tanda

3 Gejala pokok : Muntah proyektil,

umur 2-3 mgg, tidak pernah berwarna hijau

Kegagalan pertumbuhan

Obstipasi

2 Tanda pokok : Kontour dan

peristaltik lambung Teraba tumor

24

Page 25: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pemeriksaan radiologi

USG : Sensitif walau tumor tidak teraba, positive predictive value lebih dari 90%. Tebal otot lebih 4 mm dan panjang kanal pilorus lebih 17 mm USG

Ba-meal : String sign, shoulder sign (Bahaya aspirasi)

25

Page 26: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi

Perbaikan keadaan umum :

1. Sonde lambung

2. Koreksi dehidrasi, hipokalemi, hipokloremi

Pembedahan:

Piloromiotomi (Fredet-Ramstedt)

26

Page 27: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

27

Page 28: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Atresia Duodenum

Page 29: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

ATRESIA DUODENUM

1 : 5000 – 10.000 KELAHIRAN Sindroma Down Patofisiologi :

1. Oklusi vaskuler daerah duodenum masa fetal.

2. Kelainan perkembangan pankreas(pankreas

terbentuk mengelilingi duodenum)

3. Muntah hijau beberapa jam setelah lahir

4. Terlambat Dx dan penangananAspirasi, dehidrasi,hiponatremi, hipokalemi

29

Page 30: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Tipe Atresia Duodeni dan Stenosis

Stenosis /obstruksi inkomplit,ok web/diaphragm.

Atresia /obstruksi komplit, tampak sebagai kontinuitas otot duodenum /gap jaringan pankreas

Polihidramnion:1/2 kasus, 1/3 nya lahir prematur

30

Page 31: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis

Polihidramnion dan bayi sindroma Down Beberapa jam setelah lahir, bayi muntah

proyektil, berwarna hijau Distensi abdominal di bagian atas, kempes

setelah muntah Foto polos tegak abdomen: double bubble. 1

bubble ?

31

Page 32: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Polihidramnion Gangguan reabsorbsi cairan amnion ok obstruksi

usus letak tinggi. Polihidramnion dengan US antenatal (7th-8th mo)

normal, tidak menyingkirkan obst. Duod. Muntah bisa jernih / hijau segera setelah lahir.

(preampullary/postampullary). Tidak ada distensi abdomen / defekasi abnormal.

Suspected:Gastric aspiration >20 cc / intake < 5 cc

32

Page 33: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Stenosis Duodeni

Page 34: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

STENOSIS DUODENI

Klinis bergantung kaliber lumen. 2/3 kasus muntah hijau

Diagnosis fisik:kontour/peristalsis lambung.Tidak ada distensi abdomen ok muntah. Keterlambatan Dx dehidrasi, hiponatremi, hipokhloremi.

Pemeriksaan radiologi : Double-bubble dengan gelembung-gelembung udara kecil di bagian distal.

DD : Malrotasi, membran Terapi : Reseksi-anastomosis, plasti

34

Page 35: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Malrotasi dan Volvulus

Page 36: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Malrotasi dan Volvulus

Klinik = Gangguan pasase setinggi duodenum, volvulus obstruksi total nekrosis seluruh usus halus

36

Page 37: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pendahuluan:

Midgut Volvulus, herniasi interna serta obstruksi duodenum & colon disebabkan abnormalitas rotasi dan fiksasi usus (Malrotasi)

Keterlambatan diagnosis dan penanganan tidak benar, menyebabkan mortalitas dan morbiditas seumur hidup

Terapi bergantung pemahaman embriologi rotasi usus. Tanpa pemahaman mengakibatkan reduksi volvulus tidak

sempurna, stabilisasi usus gagal, mengembalikan usus tidak bisa sempurna, injure struktur penting sewaktu membebaskan hernia interna

37

Page 38: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Definisi

Malrotasi:

Abnormalitas rotasi dan fiksasi usus.

Suatu spektrum kelainan anatomik dengan manifestasi klinis asimtomatik sampai midgut volvulus dan kematian.

38

Page 39: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Normal Rotasi dan Fiksasi Usus

Duodenal rotation. Duodenojejunal loop melintasi

atas SMA berX jarum jam ke kanan dari arteri di bawah arteriacross spine ke kiri dan di atas SMA

Diagram menggunakan steering wheel, SMA sbg.steering column. Rotasi counterclockwise ke kiri seperti U turn

39

Page 40: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Normal Rotasi Usus

Cecocolic rotation. Dimulai dari loop di bawah

SMA. Loop berjalan counterclockwise ke kiri dan kemudian ke atas untuk menuju ke kanan

Diagram cecocolic rotation dengan steringwheel

40

Page 41: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Broad Attachment Prevents Volvulus

Potongan basis mesenterium pada rotasi normal

41

Page 42: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Klinis

Insiden: Sulit ditentukan. Prevalensi autopsi: 0,5-1% total populasi, (tidak semuanya

dengan simtom). Simtom klinik didapat 1 diantara 6000 sampai 1 diantara 200 kelahiran hidup.

50-75% simtomatik malrotasi terjadi bulan I kehidupan. 90% simtom klinik usia <1 th. 1/2 dengan midgut volvulus

Gejala obstruksi duodenum disebabkan kompresi ekstrinsik ok Ladd’s peritoneal band.

42

Page 43: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Disertai sumbatan intrinsik duodenum (web/atresia):

8 – 12%

Bilous emesis: manifestasi kardianl pada neonatus(49% nonbilious)

Ciri khas: Distensi abdomen bagian atas

Awal:Distensi abd.menyeluruh tidak ada Progressive midgut ischemiaileus dan distensi usus menyeluruh

Hematocheziavolvulus ?outcome=time dependent

Reseksi usus: 15% kasus malrotasi

43

Page 44: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Penatalaksanaan

Diagnosis : Muntah hijau, tidak kembung Pemeriksaan radiologi : Double bubble Foto polos abdomen obstruksi duodenum

parsial: Distensi gaster dan duodenum, udara distal minimal, enema barium

Pembedahan : Prosedur Ladd

44

Page 45: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Atresia Usus Halus

Page 46: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Atresia Usus Halus

1 : 1500 – 2000 KELAHIRAN Patofisiologi : Oklusi pembuluh darah

mesenterium intrauterin Diagnosis : Hidramnion Gejala dan tanda bergantung letak atresia

46

Page 47: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

47

Page 48: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Gejala dan tanda

Atresia usus letak tinggi:

Muntah cepat terjadi Distensi abdomen

bagian atas Pasase mekonium ada

Adanya pasase mekonium bukan indikasi tidak ada aresia usus

Atresia usus letak rendah:

Muntah lambat terjadi Distensi abdomen

menyeluruh Mekonium sedikit, abu-

abu

48

Page 49: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pemeriksaan radiologi

Atresia duodenum : Dua gelembung udara Atresia yeyunum : Tiga atau beberapa

gelembung udara Atresia ileum : Penuh gelembung-gelembung

udara

49

Page 50: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi

Persiapan pra bedah: Dekompresi Hentikan cairan per oral Koreksi cairan dan

elektrolit Antibiotika profilaksis

Pembedahan: Kontinuitas lumen usus

50

Page 51: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Atresia Yeyunal

Klinik mirip atresia duodenal Muntah hijau Distensi abdomen daerah epigastrium Diagnosis : 3 Gelembung udara Terapi : Persiapan pra bedah Pembedahan : Anastomosis ujung ke ujung

51

Page 52: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

ATRESIA ILEUM

Klinik mirip sumbatan saluran cerna bagian bawah

Kembung menyeluruh muntah hijau Mekonium hampir tidak ada. Colok dubur :

Mekonium sedikit, berbutir-butir, kering, berwarna terang atau hijau muda

52

Page 53: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis: Gelembung udara tersebar merata dengan garis – garis permukaan cairan udara. Foto barium enema : Mikrokolon

Diagnosis deferensial : Atresia kolon, penyakit Hirschsprung, sindroma sumbatan mekonium

Terapi : Persiapan pra bedah Pembedahan, anastomosis ujung ke ujung

53

Page 54: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Peritonitis

Page 55: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Peritonitis

Klasifikasi Peritonitis primer Peritonitis sekunder Peritonitis terjadi sebelum kelahiran (peritonitis

mekonium) Peritonitis setelah kelahiran (obstruksi,NEC,perforasi

lambung) Peritonitis akibat kontaminasi luar (omfalokel

pecah,gastroskisis) Peritonitis steril atau kimia (empedu,darah)

55

Page 56: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Patofisiologi Inflamasi Permeabilitas pembuluh darah

meningkat sekuestrasi cairan hipovolemia Paralisis usus Hipotermi Bakteremi sepsis DIC shok meninggal

56

Page 57: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis

KU: Septik, lethargi, nadi kecil, hipotermi

Lokal abdomen: buncit, mengkilat, venektasi, kemerahan, bercak-bercak kemerahan

Foto polos abdomen

Perselubungan,penebalan dinding usus,air-fluid levels, intraperitoneal fluid level, udara bebas(?)

57

Page 58: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi Terapi suportif: Rehidrasi, pengaturan suhu

tubuh, antibiotika Pembedahan: Menghentikan sumber infeksi,

membersihkan rongga peritoneal

58

Page 59: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Peritonitis Intrauterin

Page 60: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pendahuluan Disebut peritonitis mekonium Suatu kontaminasi mekonium ok perforasi GI

semasa kehidupan intrauterin Perforasi terjadi awal kehamilan, masa dekat

sebelum kelahiran atau masa dekat sesudah kelahiran

60

Page 61: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Patofisiologi

Beberapa kemungkinan penyembuhan

1. Perforasi kecil sembuh sempurna

2. Perforasi sedang oklusi saluran GI

3. Perforasi besar mekonium terkumpul (kista)

61

Page 62: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis Manifestasi klinis bergantung reaksi

penyembuhan1. Penyembuhan sempurnaTidak ada gangguan

pasase2. Penyembuhan dengan oklusiMirip atresia

usus3. Penyembuhan tidak sempurnaTanda-tanda

peritonitis

62

Page 63: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Radiologi Foto polos abdomen

1. Normal dengan gambaran kalsifikasi

2. Tanda obstruksi dengan gambaran kalsifikasi

3. Gambaran udara bebas dalam kista yang

berdinding kalsifikasi

63

Page 64: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi Persiapan prabedah:

1. Dekompresi

2. Cairan dan elektrolit

3. Antibiotika Pembedahan:

Dekontaminasi mekonium

Mengembalikan kontinuitas usus64

Page 65: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Enterokolitis Nekrotikans Neonatus

Page 66: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Enterokolitis Nekrotikans Neonatus

Etiologi Iskemi intestinal pada bayi rentan terhadap stress

ulserasi, pertumbuhan kumanpenetrasi kuman aliran darah

Ulserasi berlanjutperforasi ususperitonitis Penampilan klinik ENN: tanda sepsis,gangguan

pasase usus, tanda peritonitis, feses disertai darah

66

Page 67: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis Faktor predisposisi: prematuritas, ketuban pecah

dini,plasenta previa, sepsis puerperalis, sindrom distres pernafasan

Insidens umur: 80,4% berumur 24 jam hingga hari ke 5

Gejala dan tanda:

67

Page 68: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Retensi sekresi lambung, muntah hijau, diare bercampur darah

Abdomen: buncit, udem dan kemerahan Tanda sepsis, lethargi, hipotermi, asidosis

metabolik, ikterik, hipotermi, DIC meninggal

68

Page 69: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi medik:

1. Puasa

2. Dekompresi

3. Cairan, elektrolit

4. Antibiotika

5. Koreksi asidosis

6. Alat bantu nafas, gas darah

7. Nutrisi parenteral

8. Evaluasi rutin klinis dan foto polos abdomen tiap 6 jam

69

Page 70: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Indikasi bedah: Klinis:

1. KU memburuk

2. Udem dan kemerahan dinding abdomen

3. Masa infiltrat terfiksasi pada dinding abdomen Radiologik:

1. Pneumopritoneum

2. Dilatasi usus persisten

Prosedur: reseksi usus nekrotik, ileostomi

70

Page 71: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Apendisitis Akuta

Diagnosis dan Penatalaksanaan

Page 72: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

APENDISITIS AKUTA

Kausa laparotomi tersering Insidens :9 – 11 tahun Patofisiologi Obstruksi lumen apendiks Invasi kuman Peritonitis lokal Gangren apendiks Tahapan peradangan apendiks : 1. Apendisitis akuta 2. Apendisitis akuta perforata

72

Page 73: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis : 1. Riwayat sakit: Sekitar umbilikus, epigastrium,

diikuti sakit perut kanan bawah 2. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum, sakit.

Suhu tubuh naik ringan, dehidrasi, rangsangan peritoneal kanan bawah, tanda obstruksi usus paralitik

73

Page 74: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pemeriksaan radiologi : Patognomonik, fekolit Tanda-tanda peritonitis perforasi :

perselubungan, penebalan dinding usus, garis lemak pra peritoneal hilang, skoliosis ke kanan, tanda-tanda obstruksi usus

Laboratorium : Lekositosis ringan, lebih 13.000/mm3 pada apendisitis perforasi, hitung jenis geser kiri

74

Page 75: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi : Persiapan pra bedah :dekompresi, penurunan

suhu tubuh, rehidrasi, kontrol produksi urin, antibiotika

Pembedahan: Rehidrasi cukup, suhu tubuh kurang 38 derajat, urin 1-2 ml/kg/jam, nadi kurang 120/menit. Tehnik, insisi transversal di sebelah kanan sedikit di bawah umbilikus.

75

Page 76: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Infiltrat apendiks : Penyebaran radang apendiks yang dibatasi omentum dan usus membentuk masa.

Hari ke 4, jika tidak terjadi peritonitis umum Umur lebih 5 tahun,daya tahan tubuh

berkembang, omentum panjang

76

Page 77: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi : 1. Masa apendiks dengan proses radang masih

aktif, tanda-tanda : KU sakit, suhu tubuh tinggi, tanda peritonitis abdomen kuadran kanan bawah, lekositosis, hitung jenis geser kiri. Pembedahan segera

77

Page 78: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

2. Masa apendiks dengan proses radang telah mereda, tanda-tanda : KU baik, suhu tubuh tidak tinggi, tidak ada tanda peritonitis lokal, lekosit dan hitung jenis normal konservatif, segera operasi bila terdapat tanda-tanda abses

78

Page 79: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Invaginasi

Page 80: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

INVAGINASI

Batasan : Masuknya suatu segmen usus ke segmen bagian distalnya

Insidens : Terjadi setiap umur, tersering 6 – 7 bulan

Patofisiologi :

Kausa, hiperplasi jaringan limfoid submukosa. Kausa lain, polip, divrtikel Meckel, neoplasma

Proses: strangulasi.

80

Page 81: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis : Bayi sehat, gizi baik, peradangan saluran napas bagian atas. Tiba-tiba menangis, defekasi lendir darah, Dance’s sign, colok dubur, tanda obstruksi usus

Pemeriksaan radiologi :

Foto polos abdomen, dilatasi usus halus

Enema barium, cupping dan coil spring

81

Page 82: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Sakit Perut Berulang

Pendekatan Klinis dan Diagnosis

Page 83: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

SAKIT PERUT BERULANG

Patogenesis :

Gangguan organ intraabdominal yang dapat menyebabkan sakit perut :

1.Gangguan pasase organ bersaluran, sakit hilang timbul sesuai dengan datangnya peristalsis, disebut sakit kolik, dirujuk sekitar umbilikus dan epigastrium oleh syaraf autonom ke-10

83

Page 84: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

2.Peradangan organ di dalam rongga peritoneum, setempat atau difus, persarafan somatik, rasa sakit bertambah bila terdapat gerakan peritoneum

3.Gangguan aliran darah suatu organ/proses iskemi jaringan, misalnya jepitan usus oleh pita perlekatan, puntiran kista ovarium

4.Proses campuran 1,2 dan 3

84

Page 85: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Etiologi :1.Gangguan intraabdominal (saluran cerna, saluran

urin)2.Gangguan organ sekitar abdomen (vertebra,

toraks, pelvis, genitalia)3.Gangguan sistem persarafan (tumor, ensefalitis,

gangguan emosional)4.Gangguan umum (infeksi, alergi, metabolisme

dan keracunan)

85

Page 86: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Pemeriksaan fisik :Deteksi tanda-tanda rangsangan peritoneal, deteksi masa tumor, deteksi tanda-tanda lain

Pemeriksaan radiologi : Foto polos abdomen, foto barium meal, foto enema barium, foto pielografi intravena

Pemeriksaan ultrasonografi Pemeriksaan endoskopi

86

Page 87: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis : Adanya kelainan bedah perlu penilaian rasa sakit serta penilaian gejala dan tanda yang menyertai

Terapi : Pembedahan, bila penemuan obyektif. Laparotomi eksplorasi bila kecurigaan kuat kelainan bedah, sedangkan pemeriksaan tidak memberikan hasil yang positif

87

Page 88: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Perdarahan Saluran Cerna

Pemahaman dan Pendekatan Diagnosis

Page 89: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

PERDARAHAN SALURAN CERNA

Termasuk perdarahan yang berasal dari hidung dan mulut yang tertelan dan masuk gaster

Untuk mempermudah diagnosis, ketentuan yang perlu diperhatikan sbb :

1. Memperkirakan sumber lokasi perdarahan:Perlu diperhatikan kualitas darah dan feses yang keluar

89

Page 90: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas (duodenum, gaster/lebihproksimal), feses dan darah yang keluar berwarna hitam seperti ter, tidak terlihat feses berwarna kuning, disebut melena, umumnya disertai hematemesis

b. Perdarahan saluran cerna bagian tengah(usus halus sampai kolon bagian proksimal), darah berwarna merah tua bercampur feses berwarna kuning, disebut hematokhesia

90

Page 91: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

c.Perdarahan saluran cerna bagian bawah (rektosigmoid ,anus), disebut recto-anal bleeding, darah berwarna merah segar tidak bercampur feses, darah menetes sebelum atau sesudah defekasi atau menempel pada feses

Kriteria di atas bergantung banyaknya darah yang keluar dan waktu transit (perdarahan masif di esofagus, perdarahan pada invaginasi disertai tanda invaginasi)

91

Page 92: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

2. Gejala dan tanda-tanda yang menyertai, pecahnya varises esofagus disertai tanda-tanda hipertensi portal, perdarahan pada invaginasi disertai tanda-tanda invaginasi

3. Umur penderita,melena pada neonatus 90% bukan kelainan bedah. Perdarahan pada invaginasi 70% pad bayi umur di bawah 1,5 tahun

92

Page 93: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

4. Fungsi mekanisme pembekuan darah, terdapatnya perdarahan sistemik di samping perdarahan saluran cerna

mudah merencanakan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis dan tindakan

Terapi :Bergantung masing-masing diagnosis, kalau perlu transfusi darah sambil melakukan prosedur pemeriksaan diagnostik

93

Page 94: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Hernia Diafragmatika Kongenital

Page 95: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

HERNIA DIAFRAGMATIKA KONGENITAL

70% - 80% Hernia postero-lateral melalui foramen Bochdalek, kegagalan penutupan kanalis pleuro-peritoneal mgg. Ke-10. Hipoplasi paru kiri

Prognosis bergantung kondisi paru, distres napas berat hari pertama, mortalitas 50%, distres napas ringan sampai umur 3 hari, 100% tertolong, resusitasi tidak ada perbaikan, prognosis buruk

95

Page 96: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

96

Page 97: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi : Persiapan, suhu tubuh, ventilasi, sonde lambung, gas darah. Bedah melalui laparotomi

Diagnosis : Distres napas. Sisi thorak terkena lebih menonjol, perkusi pekak, suara napas menghilang, mediastinum tergeser ke sisi thorak yang normal

Abdomen : Skafoid

97

Page 98: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Umbilikus dan Daerah sekitarnya

Page 99: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

UMBILIKUS DAN DAERAH SEKITARNYA

HERNIA UMBILIKALISDefek dinding abdomen persis di pusat umbilikus,

berupa herniasi atau tonjolan rongga peritoneal yang masih tertutup fasia dan kulit. Jarang terjadi inkarserasi. Menutup spontan pada usia 2 – 3 tahun

TerapiBergantung diameter cincin hernia, bukan ukuran

kantong hernia (1cm, 2cm )

99

Page 100: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Umbilikus dengan produksi cairan

1. Cairan purulen, omfalitis disertai abses dengan atau tanpa disertai fistulasi

2. Cairan urin, sisa urakhus

3. Cairan mukus atau fekal, saluran omfalomesenterikus . Terapi

4. Omfalitis dengan pengeluaran nanah, drenase, antibiotika

100

Page 101: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

2.Umbilikus dengan produk cairan mukus, feses atau urin eksplorasi, kemungkinan:

a. sinus/saluran omfalomesenterikus persisten

b. urakhus

c. Sisa pembuluh darah tali puisat dalam lig. Teres hepatis

101

Page 102: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Omfalokel

Page 103: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

OMFALOKEL

Disebut exomfalos, kegagalan intestin kembali ke rongga abdomen minggu ke 10 kehidupan

Insidens malrotasi Lapisan luar amnion, lapisan dalam peritoneum,

tali pusar di puncak kantong Vaskularisasi kantong minim, cepat nekrosis,

rawan infeksi

103

Page 104: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis: defek tertutup selaput tipis transparan , tampak usus, hepar, lambung, lien, tali pusar di puncak kantong

Omfalokel pecah prognosis buruk, Omfalokel diameter 5cm atau kurang, bayi aterm

tutup primer, prognosis baik

104

Page 105: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi: Suhu tubuh dipertahankan normal• Dekompresi lambung • Pertahankan selaput omfalokel basah dan steril• Antibiotika• Pembedahan definitif: Penutupan primer/lembar

teflon ( membantu daya tampung)

105

Page 106: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Gastroskisis

Page 107: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

GASTROSKISIS

Kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen

Defek di sebelah kanan umbilikus Usus tebal, kaku, pendek, rongga abdomen

sempit Diagnosis :

Defek di sebelah kanan umbilikus, kantong tidak ada, usus tebal dan pendek

107

Page 108: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Problem setelah kelahiran:

1. Dehidrasi dan hipotermi

2. Kontaminasi

3. Aerofagi distensi usus

108

Page 109: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi :

1. Dekompresi

2. Rehidrasi, kalori

3. Antibiotika spektrum luas

4. Cegah hipotermi

5. Tutup kasa steril dengan cairan NaCl steril

Pembedahan : Operasi segera, prognosis baik

109

Page 110: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Kelainan Bawaan Di Daerah Inguinal

Page 111: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

KELAINAN BAWAAN DI DAERAH INGUINAL

Definisi : Penonjolan organ abdominal ke dalam kantong peritoneum (prosesus vaginalis) di kanalis inguinalis

Diagnosis : Riwayat timbulnya benjolan di lipat paha hilang timbul.

Diagnosis banding :Pembesaran kelenjar limfe, abses, undescended testis, hidrokel testis, hidrokel funikuli

111

Page 112: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

112

Page 113: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Hernia inguinalis inkarserasi—strangulasi: Gangguan aliran darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit

113

Page 114: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Terapi :

Hernia inguinalis reponibilis

Hernia inguinalis inkarserasi

114

Page 115: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Kriptorkisme : Skrotum kosong, tidak terisi testis. “undescended testis”, testis tidak turun , di intraabdominal

Embriologi, bulan ke 6 – 7, “descensus testiculorum”. Defek penurunan dibedakan:

1. Arrested testis. Berhenti pada jalur penurunan2. Ectopic testis.Sudah keluar kanalis, letak

abnormal

115

Page 116: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

3.Retractile testis, testis dalam skrotum, kadang tertarik ke atas akibat kontraksi muskulus kremaster

Diagnosis : Testis teraba/testis tidak terabaPenyulit : Sterilitas, Torsio testis

Terapi : Orkidopeksi Mutlak Diagnostik Laparoskopik Sebelumnya

116

Page 117: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

PENYAKIT HIRSCHPRUNG

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN

Dr. Kustiyo Gunawan FACS

Page 118: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Kelainan bawaan berupa aganglionosis usus, mulai dari sfingter ani interna ke arah proksimal dengan panjang yang bervariasi, tetapi selalu termasuk anus dan se-tidak-2nya sebagian rektum

Manifestasi klinis: Gangguan pasase usus fungsional

Insidens: 1 di antara 5000 kelahiran

118

Page 119: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Diagnosis dapat dan harus ditegakkan dini(neonatal), keterlambatan diagnosis dapat menimbulkan penyulit dan kematian.

Penegakan diagnosis: Anamnesis, pemeriksaan fisik, radiologis, patologi-anatomis biopsi isap mukosa rektum

119

Page 120: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Setelah diagnosis ditegakkan, pembuatan kolostomi segera untuk menghilangkan gangguan pasase usus. Tindakan bedah definitif dilakukan kemudian secara elektif.

Tanpa pengobatan adekuat, 70%meninggal bulan-bulan pertama kehidupan, sebagian besar dalam masa neonatal, disebabkan enterokolitis , perforasi usus, sepsis dll.

120

Page 121: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Keterlambatan dan kegagalan tindakan bedah sementara atau definitif, mengakibatkan cacat atau kematian.

Tata laksana bedah definitif dikenal pelbagai jenis. Masing-masing mempunyai masalah.

121

Page 122: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Sampai tahun 1930 etiologi belum jelas. Robertson dan Kernohan(1938). Tiffin, Chandler

dan Faber(1940) : Megakolon disebabkan gangguan peristalsis di usus bagian distal dengan defisiensi ganglion. Tetapi tidak tahu defek ganglion sbg penyebab atau sbg akibat

Swenson(1948) : Defek ganglion sebagai penyebab

122

Page 123: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

SEJARAH

1886 Harold Hirschprung: 2 kematian (7 dan 11 bulan) ok gangguan fungsi usus berat. Kolon dilatasi dan hipertrofi dinilai sbg penyebab, mukosa rektum ulserasi, inflamasi dan edem. Sindrom penyakit Hirschprung

123

Page 124: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

Studi manometri anorektal : Tidak terdapat relaksasi pada kolon sempit, melainkan spasme yg. Tidak punya daya dorong Sumbatan usus fungsional

Bodian dkk : Bukan kegagalan perkembangan inervasi parasimpatik ekstrinsik.

Okamoto dan Ueda : Kegagalan migrasi sel neuroblas.

124

Page 125: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

DIAGNOSIS

Neonatus berat badan normal, jarang prematur. Obstruksi usus : Keterlambatan evakuasi

mekonium, distensi abdomen, muntah hijau. Obstruksi dapat mereda spontan/akibat colok

dubur, kembung &muntah hilang. Obstruksi dapat berulang(obstipasi kronik,

abdomen buncit)

125

Page 126: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

PEMERIKSAAN RADIOLOGIK

Foto polos abdomen : Tanda obstruksi usus letak rendah, kolon sulit dibedakan dengan usus halus.

Foto dengan enema barium : Lumen rekto-sigmoid kecil, bagian proksimal terlihat daerah transisi, kemudian melebar, mukosa tampak tidak teratur karena proses enterokolitis. Bila tidak jelas, buat foto retensi barium .

126

Page 127: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMIK

Tujuan : Mendeteksi ganglion dan serabut saraf di lapisan submukosa dan diantara 2 lapisan otot. Pada PH tidak dijumpai ganglion dan terdapat penebalan serabut saraf.

127

Page 128: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

DIAGNOSIS BANDING

ATRESIA ILEUM SINDROMA SUMBATAN MEKONIUM MEKONIUM ILEUS D L L

128

Page 129: Bedah Anak - Kelainan Bedah Anak

TERAPI

Tindakan konservatif : Pemasangan sonde lambung, pemasangan pipa rektal untuk mengeluarkan mekonium dan udara ( Hati-hati salah arah)

Tindakan kolostomi : Kolostomi dibuat di bagaian kolon yang beganglion paling distal (Menjamin pasase usus, mencegah enterokolitis)

Tindakan bedah definitif: Reseksi usus aganglionik, mengembalikan kontinuitas usus

129