bedah anak fk ui
DESCRIPTION
Buku Ajar Bedah FK UITRANSCRIPT
BEDAH ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKAN NEONATUS
Iskemi intestinal pada bayi rentan terhadap
stress Iskemi intestinal mengakibatkan ulserasi
mukosa & pertumbuhan kuman Penetrasi kuman ke lapisan muskularis & ke
aliran darah Terjadi perforasi usus serta peritonitis Penampilan klinik ENN khas oleh adanya
tanda-tanda sepsis, gangguan pasase usus dan tanda-tanda peritonitis.
Etiologi
Prematuritas Ketuban Pecah Dini Plasenta Previa Sepsis Sindrom distres pernafasan
Faktor Predisposisi
Insidens umur : 80,4% berumur 24 jam hingga
hari ke lima
Insidens
Retensi sekresi lambung Muntah yang awalnya jernih kemudian hijau Sebagian kasus mengalami diare bercampur
darah, sebagian tidak ada defekasi Pemeriksaan abdomen tampak perut buncit
dan kemerahan pada daerah punggung & genitalia
Bayi tampak memburuk dengan cepat karena sepsis, letargi, hipotermi, asidosis metabolik, ikterik, DIC, dan meninggal
Gejala dan tanda
Medik Bayi dipuasakan Dekompresi lambung Tindakan ini akan mengurangi tekanan ke rongga dada sehingga akan membantu pernafasan. Cairan & elektrolit intravena Antibiotik sistemik Koreksi asidosis Alat bantu nafas Pemeriksaan berulang & foto polos abdomen tiap 6 jam
Terapi
Terapi
Indikasi BedahKlinis
Indikasi Bedah Radiologik
• Keadaan umum yang makin buruk walaupun tidak ditemukan gangren usus yang perlu direseksi
• Kelainan dinding abdomen yang menunjukan adanya peritonitis dan seperti eritema dan udem
• Masa infiltrat yang terfiksasi pada dinding abdomen
• Pnemoperitoneum• Dilatasi usus yang
persisten
Indikasi Laboratorik
• Parasintesis yang positif dari biakan sediaan hapus
Terapi bedah standar yang banyak dipakai
laparatomi bagian usus yang nekrosis direseksi selanjutnya dilakukan enterostomi dan kolostomi
Laparatomi bagian usus yang nekrosis direseksi dan dilakukan anastomosis langsung
Drainase peritoneal dengan anastesi lokal kusus dilakukan pada neonatus kurang dari 1000 gram yang keadaannya buruk.
Prosedur pembedahan
Sakit Perut Berulang
Gangguan intraabdominal (saluran cerna,
saluran urin, dan organ lain) Gangguan organ sekitar abdomen (vertebra,
toraks, pelvis & genitalia) Gangguan sistem persarafan (tumor,
ensefalitis, & gangguan emosional) Gangguan umum (infeksi, alergi,
metabolisme, & keracunan)
Etiologi
Deteksi tanda rangsangan peritoneal Deteksi massa tumor & diperkirakan organ
asal tumor serta organ yang terganggu Deteksi tanda-tanda lain yang khas untuk
gangguan organ tertentu atau penyakit primer yang telah di ketahui
Diagnosis
Foto polos abdomen. Kontras udara : proses
peradangan, proses obstruksi, desakan organ, kalsifikasi di suatu organ atau neoplasma
Foto barium meal. Kelainan lumen serta letak saluran cerna dari lambung sampai rektum
Foto barium enema. Melihat kontur serta letak kolon termasuk apendiks
Foto pielografi intravena. Dilakukan bila ada kecurigaan kelainan saluran urine krn kelainan ekstra & intra renal dapat dibedakan
Pemeriksaan Radiologi
USGDapat menetukan lokasi & mungkin jenis kelainannya
EndoskopiMelihat lebih akurat kelainan di dalam lumen lambung, duodenum serta kolon
Laparotomi eksplorasi, jika ada kecurigaan
yang kuat adanya kelainan bedah dan dari semua pemeriksaan tidak memberikan hasil yang positif
Terapi
INVAGINASI
Suatu keadaan masuknya suatu segmen usus
ke bagian distalnya yang umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus strangulasi
Definisi
Invaginasi dapat terjadi pada setiap umur 70% pada usia dibawah 1 tahun Tersering pada umur 6-7 bulan Pria lebih sering daripada wanita
Insidens
Umumnya kedaan sehat, gizi baik. Mungkin beberapa hari
sebelumnya terdapat peradangan saluran nafas bagian atas.
Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan rasa sakit kemudian diam & tidur kembali, sering ada rangsangan muntah.
Beberapa jam kemudian, bayi defekasi darah segar & lendir Dance sign’s (+) Pemeriksaan colok dubur : terdapat darah segar serta
lendir, mungkin ada feses pada sarung tangan 24 jam setelah invaginasi, tanda obstruksi usus, muntah
fekal atau kehijauan
Diagnosis
Pemeriksaan radiologik barium enema untuk
diagnostik dan terapi Gambaran Cupping dan Coil Spring Untuk tujuan terapi, Barium enema dengan
tekanan hidrostatik untuk mendorong bagian usus yang masuk ke arah proksimal. Tindakan ini dikerjakan jika belum terdapat tanda obstruksi usus dan tidak ada peritonitis.
Pemeriksaan Radiologi
cupping sign
NGT untuk dekompresi & cegah aspirasi Rehidrasi Obat-obat penenang untuk penahan sakit.
Fenobarbital dan valium Setelah keadaan umum baik, dilakukan
tindakan pembedahan, bila jelas telah terdapat tanda-tanda obstruksi usus.
Tindakan
HERNIA DIAFRAGMATIKA KONGENITAL
70 – 80% merupakan hernia posterolateral
melalui foramen Bochdalek yang terbentuk akibat kegagalan penutupan kanalis pleuro-peritoneal pada 10 minggu kehidupan janin.
Usus halus, gaster, limpa serta sebagian kolon transversum dari rongga peritoneal dapat masuk ke rongga toraks (90% sebelah kiri). Selanjutnya paru-paru di rongga toraks yang bersangkutan tidak berkembang (hipoplasi) dan tidak berfungsi baik pada waktu lahir
Patofisiologi
Langsung atau setelah 2-3 hari setelah
kelahiran terdapat sindroma distres pernapasan.
Diagnosis
Sisi toraks yang terkena, terlihat lebih
menonjol, perkusi pekak, suara napas menghilang. Mediastinum tergeser ke sisi toraks yang
normal. Terlihat skafoid pada abdomen
Toraks dan Abdomen
Persiapan:Pertahankan neonatus tetap hangat. Bila perlu terapi ventilasi dengan tekanan ringan. Pasang sonde lambung, diadakan pengisapan kontinyu untuk mencegah distensi usus. Pemeriksaan pH dan gas darah.
Umumnya koreksi dilakukan melalui laparotomi. Pasca bedah perlu bantuan pernapasan dengan ventilator, pemeriksaan pH dan gas darah yang frekuen.
Terapi
EVENTRASIO DIAFRAGMATIKA
Hampir selalu eventrasio diafragma
disebabkan oleh cedera saraf frenikus pada waktu lahir. Sering juga penyebabnya ialah paralisis Erb, trauma pada pleksus brakhialis.
Etiologi
Manifestasi klinik berupa sindrom distres
pernapasan terjadi ringan dan berjalan tidak progresif seperti pada hernia diafragma.
Terdapat serangan-serangan distres pernapasan, sianosis dan sering disertai infeksi saluran napas berulang.
Foto toraks hampir seperti hernia diafragmatika.
Diagnosis
Melalui laparotomi dilakukan plikasi pada
diafragma. Pada diafragma dilakukan jahitan plikasi (lipatan) sehingga diafragma yang semula cembung menjadi lebih datar.
Tindakan Bedah
UMBILIKUS DAN DAERAH SEKITARNYA
Tonjolan rongga peritoneal yang masih
tertutup fasia dan kulit. Omentum dan usus dapat masuk ke dalam kantong hernia, khususnya bila bayi menangis.
Umumnya hernia umbilikalis dapat menutup spontan tanpa pembedahan setelah bayi berumur 2-3 tahun.
Tindakan bedah
Diameter cincin hernia < 1 cm (umur 1 th)hernia mungkin sekali akan menutup spontan. Sebaiknya di tunggu sampai pasien berumur 3 tahun.
Diameter cincin hernia > 1 cm pada umur 1 tahun, kemungkinan menutup spontan kurang, tetapi tidak ada salahnya bila ditunggu hingga umur 3 tahun.
Diameter cincin hernia 2 cm atau lebih, penutupan spontan hampir pasti tidak akan terjadi, pembedahan dapat dilakukan pada setiap saat dalam tahun ke 2 atau ke 3. (P.G. Jones).
Produksi cairan dari umbilikus mungkin pus, urin
atau feses.
Umbilikus dengan produk cairan
Terapi
• Nanah harus didren, kalau perlu dilakukan insisi bila pada pemeriksaan terdapat pengumpulan nanah atau abses lalu diberikan antibiotika.
Omialitis dengan pengeluaran nanah
Umbilikus dengan produksi cairan
mukus, feses atau pun urin memerlukan eksplorasi dengan
tujuan menghentikan sumber produksi
cairan
• Bila tidak berhasil dilakukan eksplorasi seperti tersebut pada butir 2.
Granuloma ukuran kecil menggunakan
kauterisasi atau dengan olesan cairan
nitrat argenti
OMFALOKEL
Omfalokel atau disebut juga exomfalos terjadi bila
terdapat kegagalan intestin kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10 kehidupan janin dalam kandungan.
Defek dinding abdomen sekitar umbilikus ini ditutup oleh lapisan transparan yang terdiri dari lapisan amnion di bagian luar dan lapisan peritoneum di bagian dalam. Tali pusar ter dapat pada puncak kantong ini.
Lapisan transparan mempunyai vaskularisasi minim sehingga cepat terjadi nekrosis dan rawan terhadap infeksi.
Diagnosis omfalokel cukup dengan melihat defek di daerah umbilikus dengan bagian yang tertutup selaput tipis transparan.
Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus, sebagian hepar, mungkin lambung dan lien bergantung pada besar defek.
Diagnosis
Beberapa keadaan yang perlu di perhatikan
Omfalokel yang pecah mempunyai prognosis buruk
Omfalokel dengan diameter 5 cm atau kurang pada bayi aterm umumnya dapat ditutup primer dan mempunyai prognosis baik.
Bayi dipertahankan dalam lingkungan yang hangat
untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pemasangan sonde lambung untuk mencegah
distensi lambung dan usus-usus. Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam
keadaan basah dan steril. Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah
invasi kuman melalui dinding omfalokel. Ini perlu dilakukan karena dinding omfalokel tidak mengandung vaskularisasi yang cukup sehingga mudah terjadi nekrosis dan terinfeksi.
Terapi
Pembedahan terdiri dari 2 cara
Dengan penutupan primer
Penutupan defek dengan bantuan lembar teflon datau silastik