bedah anak : maldesensus testis

Upload: seila-inayatullah-siregar

Post on 15-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pembahasan singkat mengenai kelainan maldesensus pada bayi baru lahir.

TRANSCRIPT

  • UNDESENDCUS TESTISUndescendcus testis (UDT) = Kriptorkismus --> gangguan perkembangan yang ditandai dengan gagalnya penurunan salah satu atau kedua testis secara komplit ke dalam skrotum.1/3 kasus UDT adalah bilateral sedangkan 2/3nya adalah unilateralSliding atau testis retraktil merupakan variasi dan kriptorkismus.

  • EPIDEMIOLOGI

  • EMBRIOLOGI DAN PENURUNAN TESTIS

  • ETIOLOGI

  • Klasifikasi UDT1. UDT sesungguhnya (true undescended): testis mengalami penurunan parsial melalui jalur yang normal, tetapi terhenti. 2. Testis ektopik: testis mengalami penurunan di luar jalur penurunan yang normal. 3. Testis retractile: testis dapat diraba/dibawa ke-dasar skrotum tetapi akibat refleks kremaster yang berlebihan dapat kembali segera ke-kanalis inguinalis, bukan termasuk UDT yang sebenarnya.

  • KLASIFIKASITestis retraktilInguinalAbdominalInguinal superfisialPenilFemoral

  • PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESISSuhu rongga abdomen 10C > suhu skrotum testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih tinggi daripada testis normal kerusakan sel-sel epitel germinal testis. Pada usia 2 tahun1/5 sel-sel germinal testis mengalami kerusakanPada usia 3 tahun1/3 sel-sel germinal yang masih normalSel-sel Leydig tidak ikut rusak potensi seksual tidak mengalami gangguanAkibat letak testis yang tidak berada di skrotum adalah Mudah terpluntir (torsio)Mudah terkena traumaLebih mudah mengalami degenerasi maligna

  • GAMBARAN KLINISAnamnesisAnak: orang tuanya tidak menjumpai testis di kantong skrotumDewasa mengeluh karena infertilitasKadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang disebabkan testis maldesensus mengalami trauma, mengalami torsio, atau berubah menjadi tumor testis.

    pemeriksaanInspeksihipoplasia kulit skrotumPada palpasi, testis tidak teraba di kantung skrotum melainkan berada di inguinal atau di tempat lainPerlu dilakukan pemeriksaan hormonal antara lain Hormon testosteronDilakukan uji dengan pemberian hormon hCG (human chorionic gonadotropin).

  • PEMERIKSAAN FISIKGambar 3. Teknik pemeriksaan testis. A: Menyusuri kanalis inguinalis dimulai dari SIAS. B&C: Bila teraba testis, menggiring testis dengan ujung-ujung jari. D: Memanipulasi ke-dalam skrotum. (Dikutip dari : Docimo SG, Silver RI, Cromie W. The Undescended Testicle: Diagnosis and Management. Am Fam Physician 2000; 62: 2037-44)

  • petanda klinis pada UDT bilateral tidak teraba testis

  • Uji hcg

  • pencitraanUSG: hanya dapat mendeteksi 37,5% (12 dari 32) testis inguinal; dan tidak dapat mendeteksi testis intra-abdomen.CT scan dan MRI mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingkan USG terutama diperuntukkan testis intra-abdomen (tak teraba testis)Baik USG, CT scan maupun MRI tidak dapat mendeteksi vanishing testis ataupun anorchia.

  • Beberapa hal yang dapat dievaluasi selama laparoskopi adalah: Kondisi cincin inguinalis internaProcessus vaginalis (patent atau non-patent)Testis dan vaskularisasinya serta struktur wolfian-nyaTiga hal yang sering dijumpai saat laparoskopi adalah:Blind-ending pembuluh darah testis yang mengindikasikan anorchia (44%)Testis intra-abdomen (36%)Struktur cord (vasa dan vas deferens) yang keluar ke-dalam cincin inguinalis interna

    laparoskopi

  • KOMPLIKASIKeganasanInfertilitas Torsio testis

  • terapiTujuan : memperkecil risiko terjadinya infertilitas dan keganasan dengan melakukan reposisi testis kedalam skrotum baik dengan menggunakan terapi hormonal ataupun dengan cara pembedahan (orchiopexy)

  • pembedahanTujuanMempertahankan fertilitasMencegah timbulnya degenerasi malignaMencegah kemungkinan terjadinya torsio testisMelakukan koreksi herniaSecara psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri karena tidak mempunyai testis

  • OrchiopexySumber: http://content.answers.com/main/content/img/galeSurgery/ gesu_02_img0161.jpg

  • Komplikasi OrchiopexyPosisi testis yang tidak baik karena diseksi retroperitoneal yang tidak komplit (10% kasus)Atrofi testis karena devaskularisasi saat membuka funikulus (5% kasus)Trauma pada vas deferens ( 12% kasus)EpididimoorkhitisPembengkakan skrotum