ppt salep
DESCRIPTION
teori semi solid farmasiTRANSCRIPT
SALEPUNGUENTUM
Nama Kelompok : “ 4 “
1. Lubienska 6. Maltufa2. Crysti 7.Henny3. Yuli 8.Arga4. Dila 9.Kezia5. Henny 10. Havid
11.Anggun
SALEPUNGUENTUM
Salep (Unguentum )
1. Menurut Ansel ,1989
Preparat setengah padat untuk pemakaian luar . Salep dapat mengandung obat atau tidak mengandung obat ,yang disebutkan terakir dikatakan sebagai dasar salep (basis ointment) dan digunakan sebagai pembawa dalam salep .
2. Bahan obat harus larut/terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang cocok
3. FI III : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
4. FI IV: sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
Penggunaan :
PROTEKSI ◦ Berfungsi sebagai barier fisik terhadap lingkungan EMOLIENT ◦ Melunakkan kulit PEMBAWA OBAT ◦ Sebagai pembawa
Penggolongan salep menurut konsistensinya
1 . Unguentum seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa tenaga unguentum 2-42. Cream banyak mengandung air, mudah diserap kulit emulsi kental Vaselin3. Pasta > 50% zat padat pasta gigi4. Gelones Spumae suspensi partikel anorganik
kecil atau molekul organik besar, suatu salep yang lebi halus Voltaren Gel, Bioplacenton5. Cerata Salep berlemak mengandung
prosentasi tinggi lilin (waxes), konsintensi lbh keras
Penggolongan salep menurut sifat farmakologi/teraupetik & penetrasinya
1. Salep epidermis/S.penutup Utk melindungi kulit & menghasilkan efek lokal, tdk
diabsorbsi Kadang di+ antiseptik, astringen, anastesi lokal DS yg baik DS. Senyawa hidrokarbon
2. Salep endodermis Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm kulit ttp tdk
melalui kulit, terabsorbsi sebagian Digunakan utk melunakkan kulit/selaput lendir Ds yg baik : minyak lemak (adeps lanae, lanolin,
minyak tumbuh2an)3. Salep diadermis
Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm tubuh mll kulit & mencapai efek yg diinginkan (merkuri iodida, beladona)
DS : larut dalam air, emulsi based
Penggolongan salep menurut dasar salepnya :
1. Salep hidrofobik Salep yg tdk suka air atau salep dgn dasar
salep berlemak (campuran lemak-lemak, m.lemak, malam)
Tidak dpt dicuci dgn air
2. Salep hidrofilik Salep yg suka air / kuat menarik air (tipe M/A)
Penggolongan dasar salep berdasarkan sifat bhn obat & tujuan pemakaian salep (ForNas) a. Dasar salep 1 yaitu dasar salep hidrokarbon, antara lain:- Vaselin putih- Vaselin kuning
- Campuran vaselin dengan malam putih, malam kuning.- Parafin encer- Parafin padat- Minyak nabati
Tujuan pemakaian : untuk emolient (melunakkan kulit) dan untuk pelindung/pengobatan pada permukaan kulit.
Sifat dasar salep ini : Bertahan lama pada kulit Sukar dicuci Tidak mengering Dapat menyerap air dalam jumlah kecil.
Dasar salep 1 yaitu dasar salep hidrokarbon,
b. Dasar salep 2 yaitu dasar salep serap yang dapat menyerap air, antara lain: Adeps lanae, lanoline Ungentum simplex Hidrophilic ointment :3 bag.kolesterol +3 bag.stearil-alkohol + 8 bag.mal.putih + 86 bag.vas.putih30 bag.mal.kuning & 70 bag. M.wije
KELEBIHAN & KEKURANGAN BASIS SERAP Keuntungan dasar salep absorpsi ini, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak. Kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.
c. Dasar salep 3 yaitu dasar salep yang dapat dicuci dengan air.- Dasar salep emulsi tipe M/A seperk vanishing cream- Emulsifying ointment B.P- Hydrophilic ointment
d. Dasar salep 4 yaitu dasar salep yang dapat larut dalam air.- Polyethylenegylcol ointment USP- Tragacanth- P.G.A
PEMILIHAN BASIS SALEP
laju penglepasan bahan obat dari basis salep; peningkatan absorpsi perkutan oleh basis salep dari bahan obat; kelayakan melindungi kelembaban kulit oleh basis salep; jangka waktu obat stabil dalam basis salep; dan pengaruh obat terhadap kekentalan atau hal lainnya dari basis salep
Cara pembuatan salep. Menurut “ F. Van Duin “Ada dua cara : pencampuran dan pelelehan.Aturan umum salep.
1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan didalamnya, bila perlu dengan pemanasan rendah.
2. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain.
3. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dahulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no.100
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin.
CARA PELEBURAN / PELELEHAN
Biasanya tidak hanya satu macam basis,
campuran basis salep dilelehkan bersama-
sama, didinginkan, diaduk sampai
membeku.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Perbedaan titik lebur basis yang besar
Basis dgn TL tinggi dilelehkan terlebih
dahulu, kmudian basis dgn TL rendah
ditambahkan kedalam lelehan tsb. jk
bersama2 larut
2. Basis bertipe emulsi pelelehan, kemudian proses
emulsifikasi3. Basis tidak campur dgn air
dilelehkan bersama2 diatas penangas air (70-75⁰C). 4. Basis larut dalam air
larutkan dulu dalam air yang terdapat dalam resep, kemudian panaskan 70-75⁰C. bahan lainnya dicampur tersendiri. Kemudian bahan lain dimasukkan kedalam lelehan, suhu dipertahankan 5-10⁰C, didingikan sambil diaduk terus.
Persyaratan Salep (FI III )
1. Pemerian : Tidak boleh berbau tengik2. Kadar : Kecuali dinyatakan lain utk
salep yg mengandung obat keras/narkotik, kadar obat adl 10%
3. Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, basis salep adalah vaselin putih (vaselin album)
4. Homogenitas, jika dioleskan pd sekeping kaca atau bahan transparan lain yg cocok harus menunjukkan susunan yg homogen
5. Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar”
Zat Padat larut dlm DS
Champhorae : Jika ada Ol.sesami dilarutkan dlm
ol.sesami Jika ada menthol/salol, dpt mencair jika
dicampur (penurunan titk eutektik) dipakai salah satu
Jika Camphorae tunggal ditetesi alkohol 95% hingga larut
Dilarutkan dlm dasar salep yg sudah dicairkan dlm pot salep tertutup (jika daya larut tdk dilampaui)
Pellidol : Larut 3% dlm DS yg dicairkan Jika DS disaring, pellidol ikut disaring &
penimbangannya ditambahkan 20% Jika jml Pellidol melebihi daya larut, maka
digerus dgn dasar salep yg sudah dicairkanIodium
Jika kelarutan tdk dilampaui kerjakan = Champhorae
Larutkan dlm lar.pekat KI/NaI Ditetesi dgn etanol 95% sampai larut
Kualitas Dasar Salep
1. Stabil, tdk terpengaruh suhu & kelembaban
2. Lunak, halus & homogen3. Mudah dipakai4. Dasar salep yg cocok5. Dpt terdistribusi secara merata
Cara pembuatan salep ditinjau dari zat berkhasiat utamanya
Zat Padat larut dlm DS Champhorae :
Jika ada Ol.sesami dilarutkan dlm ol.sesamiJika ada menthol/salol, dpt mencair jika dicampur (penurunan titk eutektik) dipakai salah satuJika Camphorae tunggal ditetesi alkohol 95% hingga larutDilarutkan dlm dasar salep yg sudah dicairkan dlm pot salep tertutup (jika daya larut tdk dilampaui)
Pellidol :Larut 3% dlm DS yg dicairkanJika DS disaring, pellidol ikut disaring & penimbangannya ditambahkan 20%Jika jml Pellidol melebihi daya larut, maka digerus dgn dasar salep yg sudah dicairkan
IodiumJika kelarutan tdk dilampaui kerjakan = ChamphoraeLarutkan dlm lar.pekat KI/NaIDitetesi dgn etanol 95% sampai larut
Z.padat larut dlm airProtargol & Colargol
Taburkan di atas air, diamkan ditemapt gelap selama ¼ jam sampai larutJika dlm R/ ada gliserin : + gliserin, + air tanpa ditunggu ¼ jam
Argentum nitrat (AgNO3)Wlp larut dlm air, tdk boleh dilarutkan dlm air krn meninggalkan noda hitam pada kulit (Ag2O)
FenolWlp larut dlm air, tdk boleh dilarutkan krn akan mengiritasi kulit
Bahan obat yg larut dlm air tp tdk boleh dilarutkan dlm air
Fenol Hydrargyri bichloridu Chrysarobin Stibii et kalii tartras Oleum iecoris aseli Zink sulfat Antibiotik (Penicillin) Chloretum auripo natrico AgNO3
Bahan yg ditambahkan terakhir pada salep
• IchtyolAkan memisah jika ditambahkan pd masa slp yg masih panas/digerus tll lama
• Balsem & M. atsiriJika digerus telalu lama damarnya akan keluar/menguap
• AirBerfungsi sbg pendingin & mencegah permukaan mortir menjadi licin
• GliserinHarus ditambahkan sedikit demi sedikit ke DS yg dingin
• Marmer albumDibutuhkan bentuk kasarnya
Zat cair : Sebagai pelarut bahan obat
• AirTerjadi reaksi :
aqua calcis + m.lemak penyabunanAqua calcis diteteskan sedikit demi sedikit, dikocok dlm botol bersama m.lemak
Tdk terjadi reaksiJml sedikit ; teteskan terakhir sedikit demi sedikitJml banyak ; diuapkan/diambil z.berkhasiatnya saja & berat air diganti dgn dasar salep
• Spiritus/etanol/alkohol• Cairan kental
Zat cair : Sebagai pelarut bahan obat
Spiritus/etanol/alkoholJml sedikit : teteskan terakhir sedikit demi
sedikitJml banyak;
○ Tahan panas : Tinct Ratanhiae, Panaskan di p.a hingga sekental sirop atau 1/3 bagian
○ Tak tahan panas ;Diketahui perbandingannya, diambil bagian-
bagiannya saja (Tinct.iodii)Tak diketahui perbandingannya, teteskan terakhir
sedikit demi sedikitDS > 1 macam, hrs diperhitungkan menurut
oerbandingan dasar salepnya
Bahan Berupa Ekstrak/extractum
Extractum siccum/keringUmumnya larut dlm airBerat air dikurangkan dari DS
Extractum spissum/kentalDiencerkan dulu dgn air/etanol
Extractum liquidumn dgn Dikerjakan sperti pd cairan dgn spiritus
o HydrargyrumGerus dgn adeps lanae dlm lumpang dingin sampai halus
o NephtolumLarutkan dlm sapo kalicusJika tdk ada, kerjakan separti champhora
o BentonilSerbuk halus yg dgn air akan membentuk massa spt salep (aluminium silikat : mengikat air)Ditambahkan sedikit demi sedikit dlm air hangat (direndam dlm air + 1 jam) Tidak tahan lama, akan memisah jd perlu ditambahkan lemak
Skema pembuatan sediaan salep dengan zat tertentu
larut dlm dasar salep Padat larut dlm air
tak larut
air terjadi reaksi jumlah banyaktak terjadi reaksi (uapkan/ambil
z.bkhasiatny)jumlah sedikit(teteskan terakhir)
Zat berkhasiat Cairan spiritus jml sedikit (teteskan terakhir)tinctura jml banyak tahan
pemanasan(tinct.ratanhiae)tak tahan pemanasan :- diketahui bagiannya (tinct.iod)- tak diketahui bagiannya (teteskan terakhir)
Cairan kental lainnya (gliserin, balsem, kreosol, ictiol)
Ekstrak siccum (kering)Spisum (kental)liquidum (cair)
Tube Kemasan salep
FORMULASI SEDIAAN SALEP
PERSYARATAN SEDIAAN TOPIKAL
Secara estetik menyenangkan Stabil secara kimia dan fisika, sehingga dibutuhkan berbagai eksipien Memungkinkan penetrasi obat secara optimal kedalam kulit (suatu jaringan yang komplek)
PROFIL PRODUK YANG PERLU DIPERHATIKAN
Tujuan indikasi terapi Bentuk sediaan yang diinginkan (krim, gel, salep, spray) Kekuatan produk (% Active Pharmaceutical Ingredient/API) Profil pelepasan yang diinginkan dan tujuan penetrasi ke kulit Kosmetik/sifat estetik (feel, warna, daya sebar, absorbability) Target shelf life
PROFIL PRODUK YANG PERLU DIPERHATIKAN
Tujuan indikasi terapi Bentuk sediaan yang diinginkan (krim, gel, salep, spray) Kekuatan produk (% Active Pharmaceutical Ingredient/API) Profil pelepasan yang diinginkan dan tujuan penetrasi ke kulit Kosmetik/sifat estetik (feel, warna, daya sebar, absorbability) Target shelf life
PEMILIHAN EKSIPIEN
Solvent, preservatif, antioksidan, surfakatan dan bahan tambahan lain dipilih sesuai sifat fisikakimia bahan aktif Secara kosmetik elegan dan meningkatkan kepatuhan pasien Menghindari kemungkinan terjadinya interaksi dengan eksipien lain yang digunakan serta interaksi dengan bahan aktif yang memungkinkan timbulnya bau, perubahan warna, perubahan viskositas dan potensi bahan aktif dll.......
Thank you for
your attention