ppt responsi

10
PEMBAHASAN

Upload: roropuji

Post on 16-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

JJK

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

PEMBAHASANKASUSTEORILaki-laki, 59 tahunAnamnesis : Riwayat sosial : pasien seorang pegawai swasta berjualan di rumah memiliki 2 anak, istrinya ikut berjulan di rumah, kebiasaan merokok (rokok kretek) selama 20 tahun sehari 1 pak, dan sudah berhenti sejak 7 bulan SMRS, karena merasa tidak nyaman dan sering batuk-batuk. Minum alkohol (-), minum obat-obatan (-). Pasien makan 2x sehari dengan porsi sedang (2 enthong nasi dan lauk).Faktor risiko pada COPD (Gold, 2014; Respiratory Health Association, 2008) :MerokokPolusi udara-dalam ruangan-luar ruanganAsmaStres oksidatifGenInfeksi paruAsap rokok di lingkungan sekitarStatus sosial-ekonomiPada pasien ini, faktor risiko terserang COPD adalah riwayat merokok selama 20 tahun dan baru berhenti 7 bulan yang lalu. DIAGNOSA COPDLaki-laki, 59 tahun Anamnesis :Sesak nafas sejak 4 bulan yang lalu dan sesak mendadak semakin memberat. Sesak berkurang dengan istirahat. Pasien menyatakan agak susah tidur karena sulit untuk mencari posisi tidur yang nyaman, dan paling nyaman bila tidur dengan 2 bantal dan saat sudah tidur sering terbangun (hingga 6-7 kali) karena sesak dan batuk-batuk. Pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan semenjak 7 bulan yang lalu, disertai dahak warna putih. Batuk lebih sering saat siang dan malam hari. Biasanya disertai keringat dingin saat malam hari. Dan pasien sering terbangun 6-7 kali tiap malam karena sesak dan batuk. Batuk keluar darah disangkal. Terdapat penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 5 bulan. Demam tidak ada.Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. Riwayat sosial : pasien seorang pegawai swasta berjualan di rumah memiliki 2 anak, istrinya ikut berjulan di rumah, kebiasaan merokok (rokok kretek) selama 20 tahun sehari 1 pak, dan sudah berhenti sejak 7 bulan SMRS, karena merasa tidak nyaman dan sering batuk-batuk. Minum alkohol (-), minum obat-obatan (-). Pasien makan 2x sehari dengan porsi sedang (2 enthong nasi dan lauk).Anamnesis (PDPI, 2011):Riwayat perokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernafasanRiwayat terpajan iritan yang bermakna di tempat kerjaRiwayat penyakit emfisema pada keluargaTerdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misal BBLR, infeksi saluran nafas, lingkungan asap rokok dan polusi udaraBatuk berulang dengan atau tanpa dahakSesak dengan atau tanpa bunyi mengiKASUSTEORIPemeriksaan fisik :1. Inspeksi-Barrel chest (+)2. PalpasiStem Fremitus Normal3. PerkusiSonor di seluruh area paru4. Auskultasi-Suara nafas vesikuler normal-Tidak ditemukan wheezing-Terdapat ronki di paru media dan inferior di kedua paru. Pemeriksaan Fisik :Inspeksi :-Pursed-lips breathing-Barrel Chest-Penggunaan otot bantu nafas-Hipertrofi otot bantu nafas-Pelebaran sela iga-Bila terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai.Palpasi-Stem fremitus melemah-Sela iga melebarPerkusi-Hipersonor-Batas jantung mngecil-Letak diafragma rendah-Hepar terdorong ke bawahAuskultasi-Suara nafas vesikuler normal atau melemah-Ronki atau mengi pada waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi paksa-Ekspirasi memanjang-Bunyi jantung terdengar jauhKASUSTEORIPemeriksaan penunjang :Standar-Laboratorium Hematokrit menurun Neutrofilia Limfopenia Albumin menurun GDS meningkat Hiponatremia HipokalemiaPemeriksaan Penunjang :Standar-Laboratorium-EKG : untuk melihat adakah kelainan jantung-Foto thorax 2. Tambahan-SpirometriKASUSTEORIFoto Thorax : Thorax AP , enough KV,symmetricSoft tissue: thinBone : no visible fracture, osteolytic and osteoblastic lesion, normal trabeculation, no calcification visibleTrachea: located in the middleCostophrenico angle: D and S sharpHemidiaphragm: D flattening, S dome shapedLung: infiltrate on lower area D/S, no nodule, increasing bronchial pattern D/S, hyperairated lungCOR: site normal, position normal, CTR 48,26%Hilus: D and S are normalConclusion : pneumonia, bronchitis, emphysematous lung-EKG : normal EKG, sinus ritme 90 bpm

Pada foto thorax PA bisa dijumpai bronkhitis kronis dan atau emfisema. Trakea dan bronkhus mayor memperlihatkan bayangan tubular berisi udara. Bayangan tubular akibat penebalan dinding dapat terlihat hanya sampai bronkhus intermediet kanan dan lobus bawah bronkhus kiri, tetapi minimal. Di luar hilus dan area di atas, bayangan bronkhial bercampur dengan bayangan alveoli yang pada keadaan normal tidak terlihat; bayangan ini antara lain akibat Inlamasi bronkhus kronis yang disertai dengan hipertrofi muskular dan hiperplasi kelenjar. Penambahan ukuran paru anteriorposterior akan menyebabkan bentuk thorax barrel chest, sedang penambahan ukuran paru vertikal menyebabkan diafragma letak rendah dengan bentuk diafragma yang datar dan pelebaran rongga interkostalis karena udara yang terjebak dalam alveoli. Aerasi paru yang bertambah di seluruh paru, lobaris ataupun segmental, akan menghasilkan bayangan lebih radiolusen, sehingga corakan jaringan paru tampak lebih jelas selain gambaran fibrosisnya dan vaskuler paru yang relatif jarangTambahan - Mikrobiologi Klinik (Sputum)Gram : Gram (-)BTA: (-)Kultur : Acitenobacter baumaniiSensitivitas antibiotic: Penicillin (Pieracillin / Tazobactam), Aminoglycosides (Amikacin 30 g), Cephalosporin (Ceftazidime), Carbapenem (Meropenem)SpirometriFEV1 / FVC : 59.71%FEV 1: 46.10%Type: III (Severe COPD)

Spirometri Diagnosis PPOK dengan spirometri jika didapati : FEV1/FVC (forced expiratory ratio) < 70%, penurunan FEV1, obstruksi yang menetap dan progresif serta sebagian besar irreversibel (hanya < 12% yang bisa pulih dengan bronkhodilatator)DIAGNOSIS SEKUNDERLaki-laki, 59 tahun Anamnesis :Sesak nafas sejak 4 bulan yang lalu dan sesak mendadak semakin memberat. Sesak berkurang dengan istirahat. Pasien menyatakan agak susah tidur karena sulit untuk mencari posisi tidur yang nyaman, dan paling nyaman bila tidur dengan 2 bantal dan saat sudah tidur sering terbangun (hingga 6-7 kali) karena sesak dan batuk-batuk. Pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan semenjak 7 bulan yang lalu, disertai dahak warna putih. Batuk lebih sering saat siang dan malam hari. Biasanya disertai keringat dingin saat malam hari. Dan pasien sering terbangun 6-7 kali tiap malam karena sesak dan batuk. Batuk keluar darah disangkal. Terdapat penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 5 bulan. Demam tidak ada.Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa. Riwayat sosial : pasien seorang pegawai swasta berjualan di rumah memiliki 2 anak, istrinya ikut berjulan di rumah, kebiasaan merokok (rokok kretek) selama 20 tahun sehari 1 pak, dan sudah berhenti sejak 7 bulan SMRS, karena merasa tidak nyaman dan sering batuk-batuk. Minum alkohol (-), minum obat-obatan (-). Pasien makan 2x sehari dengan porsi sedang (2 enthong nasi dan lauk).Pemeriksaan FisikInspeksi : Barrel chest (+)Palpasi : Stem Fremitus NormalPerkusi : Sonor di seluruh area paruAuskultasi : -Suara nafas vesikuler normal, -Tidak ditemukan wheezing, -Terdapat ronki di paru media dan inferior di kedua paru.Pemeriksaan Penunjang -Laboratorium : Hematokrit menurun, Neutrofilia, Limfopenia, Albumin menurun, GDS meningkat, Hiponatremia, Hipokalemia-Foto Thorax : pneumonia, bronchitis, emphysematous lung-EKG : normal EKG, sinus ritme 90 bpmDiagnosis pneumonia didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, foto thorax, dan laboratorium. Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan jika pada foto thoraks terdapat infiltrat atau air bronchogram ditambah dengan beberapa gejala di bawah ini :BatukPerubahan karakteristik sputum/purulenSuhu tubuh > 38o C (aksila)Nyeri dadaSesakPada pemeriksaan fisik didapatkan tanda konsolidasi, suara nafas bronkial, atau ronkiLeukosit >10000 atau 16 cmH2O pada atrium kananHepatojugular refluxPenurunan berat badan 4,5 kg dalam kurun waktu 5 hari sebagai respon pengobatan gagal jantungKriteria Minor :Edema pergelangan kaki bilateralBatuk pada malam hariDyspnea on ordinary exertionHepatomegaliEfusi pleuraTakikardi 120x/menitDiagnosis gagal jantung mensyaratkan minimal dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor disertai dua kriteria minor.KASUSTEORILaki-laki, 59 tahunSesak nafas sejak 4 bulan yang lalu dan sesak mendadak semakin memberat. Pasien merasa sesak terutama saat berjalan kurang lebih 100 meter dan juga saat melakukan aktivitas berat. Sesak berkurang dengan istirahat. Pasien menyatakan agak susah tidur karena sulit untuk mencari posisi tidur yang nyaman, dan paling nyaman bila tidur dengan 2 bantal dan saat sudah tidur sering terbangun (hingga 6-7 kali) karena sesak dan batuk-batuk. Pasien tidak merasakan adanya nyeri dada. Riwayat kaki bengkak sejak seminggu yang lalu. Terdapat penurunan berat badan sekitar 5 kg dalam 5 bulan.Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa , asma (-), TB(-), DM(-), HT(-). Istri pasien memiliki penyakit jantung.Riwayat pengobatan 2 bulan terakhir : salbutamol, furosemide, ISDN, levofloxacin didapatkan dari poli RSSARiwayat sosial : pasien seorang pegawai swasta berjualan di rumah memiliki 2 anak, istrinya ikut berjulan di rumah, kebiasaan merokok (rokok kretek) selama 20 tahun sehari 1 pak, dan sudah berhenti sejak 7 bulan SMRS, karena merasa tidak nyaman dan sering batuk-batuk. Minum alkohol (-), minum obat-obatan (-). Pasien makan 2x sehari dengan porsi sedang (2 enthong nasi dan lauk).Pemeriksaan FisikInspeksi : Barrel chest (+)Palpasi : Stem Fremitus NormalPerkusi : Sonor di seluruh area paruAuskultasi : -Suara nafas vesikuler normal, -Tidak ditemukan wheezing, -Terdapat ronki di paru media dan inferior di kedua paru.Pemeriksaan Penunjang -Laboratorium : Hematokrit menurun, Neutrofilia, Limfopenia, Albumin menurun, GDS meningkat, Hiponatremia, Hipokalemia-Foto Thorax : pneumonia, bronchitis, emphysematous lung-EKG : normal EKG, sinus ritme 90 bpm

Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kelainan struktural (ACC/AHA):Stage A : Memiliki risiko tinggi mengembangkan gagal jantung. Tidak ditemukan kelainan struktural atau fungsional, tidak terdapat tanda/gejala.Stage B : Secara struktural terdapat kelainan jantung yang dihubungkan dengan gagal jantung, tapi tanpa tanda/gejala gagal jantung. Stage C : Gagal jantung bergejala dengan kelainan struktural jantung.Stage D : Secara struktural jantung telah mengalami kelainan berat, gejala gagal jantung terasa saat istirahat walau telah mendapatkan pengobatan.

Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala dan aktivitas fisik (NYHA). Kelas IAktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang umum dilakukan tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau sesak nafas.Kelas IIAktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas fisik yang umum dilakukan mengakibatkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.Kelas IIIAktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas ringan menimbulkan rasa lelah, palpitasi, atau sesak nafas.Kelas IVTidak dapat beraktivitas tanpa menimbulkan keluhan. Saat istirahat bergejala. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan bertambah berat.