pisang

3
Pisang (Musa sp) termasuk salah satu tanaman terpenting yang merupakan sumber karbohidrat bagi sebagian besar masyarakat di daerah tropis dan sub tropis. Pada umumnya pisang komersial merupakan buah partenokarpi yang tidak berbiji, triploid dan steril, sehingga perbaikan varietas pisang melalui pemuliaan konvensional dengan cara hibridisasi sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama. Hampir semua tanaman pisang komersial terserang penyakit layu yang disebabkan olehcendawan Fusarium oxysporum f. cubeme (FOC). Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas produksi pisang di dunia (1). Penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) merupakan penyakit utama pisang yang menghancurkan pertanaman pisang komersial di dunia (Stover, 1962; Hwang dan Ko,2004). Hampir semua pisang rentan terhadap penyakit ini dengan intensitas penyakit antara 24‐49% (Eko, 2007). Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai 63%. Asam fusarat merupakan senyawa toksik yang dihasilkan oleh jamur Fusarium yang dapat digunakan sebagai komponen seleksi secara in vitro untuk mendapatkan biakan mutan putatif pada tanaman pisang untuk ketahanan terhadap penyakit Fusarium. Matsumoto et al. (1995) telah melakukan seleksi terhadap varian-varian baru Musa sp. kultivar Maca secara in vitro yang tahan terhadap penyakit Foc ras 1. Remotti dan Löffler (1997) menggunakan asam fusarat

Upload: arif-tirtana

Post on 08-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pisang

TRANSCRIPT

Pisang (Musa sp) termasuk salah satu tanaman terpenting yang merupakan sumber karbohidrat bagi sebagian besar masyarakat di daerah tropis dan sub tropis. Pada umumnya pisang komersial merupakan buah partenokarpi yang tidak berbiji, triploid dan steril, sehingga perbaikan varietas pisang melalui pemuliaan konvensional dengan cara hibridisasi sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama. Hampir semua tanaman pisang komersial terserang penyakit layu yang disebabkan olehcendawan Fusarium oxysporum f. cubeme (FOC). Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas produksi pisang di dunia (1). Penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) merupakan penyakit utama pisang yang menghancurkan pertanaman pisang komersial di dunia (Stover, 1962; Hwang dan Ko,2004). Hampir semua pisang rentan terhadap penyakit ini dengan intensitas penyakit antara 2449% (Eko, 2007). Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit ini dapat mencapai 63%.Asam fusarat merupakan senyawa toksik yang dihasilkan oleh jamur Fusarium yang dapat digunakan sebagai komponen seleksi secara in vitro untuk mendapatkan biakan mutan putatif pada tanaman pisang untuk ketahanan terhadap penyakit Fusarium. Matsumoto et al. (1995) telah melakukan seleksi terhadap varian-varian baru Musa sp. kultivar Maca secara in vitro yang tahan terhadap penyakit Foc ras 1. Remotti dan Lffler (1997) menggunakan asam fusarat sebagai agen seleksi in vitro untuk menghasilkan tanaman gladiol yang tahan terhadap Fusarium.Metode pemuliaan dengan teknik mutasi induksi telah digunakan untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas tanaman yang diperbanyak secara vegetative terutama pada tanaman buah-buahan (Ahloowalia dan Maluszynski, 2001; IAEA, 2009), dan sangat penting untuk meningkatkan keragaman genetik pada tanaman pisang dan plantain (Hwang dan Ko, 2004; Roux, 2004). Pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif, induksi mutasi yang dikombinasikan dengan teknik kultur in vitro merupakan alternatif metode yang efektif untuk peningkatan keragaman dan peningkatan sumber genetik alami suatu tanaman, serta secara signifikan mampu mendukung pengembangan kultivar baru tanaman buah-buahan (Novak dan Brunner, 1992; IAEA, 2009). Agen mutagenik seperti iradiasi dan mutagen kimia dapat digunakan untuk menginduksi mutasi dan menghasilkan variasi genetik sehingga mutan dengan karakter tertentu yang diinginkan kemungkinan dapat diseleksi diantara varian yang ada (Novak dan Brunner, 1992; IAEA, 2009; Jain, 2010). Mutagen yang sering digunakan dalam pemuliaan tanaman, yaitu mutagen fisik (radiasi sinar X, sinar gamma) dan mutagen kimia (ethyl methane sulfonate atau EMS, methyl methane sulfonate atau MMS, Nmethyl- N-nitro-N-nitrosoguanidine atau MNNG dan lain-lain). Menurut Jain (2010) keberhasilan setiap program mutagenesis tergantung kepada pemantapan prosedur regenerasi tanaman yang bersifat produktif, optimasi perlakuan mutagen, dan efisiensi skrining populasi tanaman varian untuk mendapatkan mutan yang diinginkan.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari terjadinya mutasi pada plantlet dan tanaman pisang hasil radiasi serta resistensinya terhadap penyakit layu Fusarium.