perilaku sosial anggota jama’ahe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/105/1/siti...
TRANSCRIPT
i
ii
PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH
TARIKAT SADZLIYAH DI DESA BANYUKUNING
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SITI FITRIYAH
NIM: 11110192
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Naskah) Kepada
Hal : Pengajuan Skripsi Yth. Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu‟alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :
Nama : Siti Fitriyah
NIM : 11110192
Jurusan / Progdi : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan /
Pendidikan Agama Islam
Judul : Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat
Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015
Untuk diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian untuk menjadi
periksa.
Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Pembimbing
Drs. Juz‟an M.Hum
NIP. 19611024 198903 1 022
iv
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id email :
SKRIPSI
PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZALIYAH DI
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN
SEMARANG
DI SUSUN OLEH :
SITI FITRIYAH
NIM. 11110192
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada Tanggal
29 Agusrus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana S.1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji : Drs. Mufiq, M.Phil. .........................................
Sekretaris Penguji : Drs. Juz‟an, M.Hum. ........................................
Penguji I : Fatchurrahman, M.Pd. ........................................
Penguji II : Wahidin, M.Pd. ........................................
Salatiga, 29 Agustus 2015
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
v
NIP. 19670121 199903 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SITI FITRIYAH
NIM : 11110192
Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Yang menyatakan,
SITI FITRIYAH
NIM . 11110192
vi
MOTTO
“ Perbuatan Yang Menceritakan Tentang Keagungan Dzat Yang Memberi
Nikmat, Disebabkan Nikmat Yang Diberikan Olehnya”
“Tuntutlah Ilmu, Karena Ilmu Merupakan Perhiasan Bagi Pemiliknya,
Keunggulan Dan Pertanda Segalapujian”
“Jadikanlah Dirimu Sebagai Orang Yang Selalu Menambah Ilmu Setiap
Hari. Dan Berenanglah Di Lautan Makna”
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Skripsi ini untuk:
Malaikatku, ibunda ku tercinta Siti Khunaenah
yang telah memberikan segalanya yang beliau punya, mencurahkan segala kasih
sayang, pengorbanan, semangat, serta motivasi yang besar
tanpa mengharapkan apapun.
Bapakku Miftah Abdul Fatah yang telah berada disisiNya.
Kakak-kakakku, Siti Mudrikah beserta suaminya, Siti Khofifah serta suaminya.
Ponakan-ponakanku, Qosim Miftakhul Wahid, Alwi Khusnul Ma‟aarif, Ahmad
Adzka Al-Ula.
Agus Ulin Nuha yang telah memberikan Motivasi dan semangat.
Teman-teman angkatan 2010 dan 2011 yang banyak membantu
Mar‟atus Sholihah Alm.(Atus), lek ikah, Mbok Juminten, Leli
Sulis, Ifah, Wahidah, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Serta ponaan jauh Rahmad Sayoga yang telah memberikan banyak buku sebagai
referensi.
Tanpa Restu, dan dukungan dari kalian skripsi ini tidak akan pernah dapat
dipersembahkan.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat
Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai
gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dam Ilmu
Keguruan (FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta
banyak kekurangan.
Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari
yang paling dalam kepada Yth:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Bapak Siti Rukhayati. selaku Ketua Progdi PAI IAIN Salatiga.
ix
4. Bapak Juz‟an M.Hum. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan
memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak M. Ghufron selaku pembimbing akademik.
6. Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga
yang telah memberikan layanan serta bantuan.
7. Seluruh anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning yang
bersedia menampung saya dari awal mengikuti mujahadah sampai
memberi informasi.
8. Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama
menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu
penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 29 Agustus 2015
Peneliti
Siti Fitriyah
NIM: 11110192
x
ABSTRAK
Judul : Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat
Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015
Penulis : Siti Fitriyah
NIM : 111 10 192
Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya Perilaku
Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang dimana terdapat perilaku anggota jama‟ah
yang masih iri dengan orang lain, tidak peduli, dan masih sulitnya anggota
jama‟ah untuk berzakat dan bershadaqah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku sosial
anggota jama‟ah tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan
kabupaten Semarang terhadap kehidupan bermasyarakat, mengetahui
pemahaman terhadap tarikat yang mereka jalani.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.
Populasi Anggota Jam‟ah tarikat sadzaliyah berjumlah 27 orang, namun
peneliti hanya mewawancarai 13 orang yang ke 12 merupakan pasutri. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan pengamatan secara
langsung.
Hasil penelitian menunjukkan Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah
Tarikat Sadzaliyah Desa Bnyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang 2015. Peneliti membagi pertanyaan dalam tiga
bagian, yang pertama pemahaman tentang tarikat menunjukkan
setengah dari anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah yang mengetahui
makna tarikat yang mereka jalankan, Sebagian lain hanya sekedar ikut-
ikutan, serta sebagian lagi tidak mengetahui atau tidak berkenan
memberikan informasi. . Sebagian beser anggota jama‟ah tarikat
memiliki zuhud dan wara‟. Mereka tidak membedakan seseorang
berdasarkan latar belakangnya. Mereka menganggap setiap orang
sedrajat. Mereka menganggap bahwa setiap manusia diciptakan hanya
untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan sebagian kecil perilaku
zuhud dan wara‟ terhadap perilaku sosialnya kurang. Sebagian besar
responden bersedia mengeluarkan zakat, shadaqoh dan bersedia
membantu tetangga yang sedang berada dalam kesesuahan sedangkan
beberapa belum bisa menjalankannya.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa “sebagian besar
anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah mengetahui arti tarikat yang mereka
jalani, memiliki sifat zuhud dan wara‟ serta mampu bersosialisasi
dengan orang lain dengan baik, memiliki kepedulian sosial dengan mau
memberikan zakat, shadaqah serta mau menolong orang lain.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Fokus Penelitian ................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian........... ..................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
F. Penegasan Istilah ............................................................................. 6
G. Metode Penelitian................................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 14
A. Tarikat Sadzaliyah ............................................................................... 14
1. Pengertian Tarikat .......................................................................... 14
2. Tujuan Tarikat ................................................................................ 14
3. Peran Mursyid Dalam Tarekat ........................................................ 15
4. Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah. ................ 16
5. Ajaran Hizib (Doa dan Zikir) Tarekat Syaziliyah .......................... 20
xii
6. Perilaku Sosial Yang Diajarkan Dalam Tarikat
Sadzali........................................................................................... 21
B. Perilaku Sosial ..................................................................................... 30
1. Pengertian Perilaku Sosial............................................................. 30
2. Prinsip Perilaku Manusia .............................................................. 31
3. Dasar Perilaku Manusia ................................................................ 34
4. Cara Pembentukan Perilaku.......................................................... 30
5. Etika Sosial ................................................................................... 37
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................. 39
A. Tempat Penelitian................................................................................ 39
1. Kondisi Umum Desa ..................................................................... 40
2. Jumlah Penduduk .......................................................................... 40
3. Komposisi Penduduk menurut Agama Yang dianut ..................... 41
4. Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam ............... 42
5. Kegiatan Sosial Keagamaan .......................................................... 42
6. Data Organisasi Keagamaan ......................................................... 43
B. Tarikat Sadzaliyah ............................................................................... 43
1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah di Desa Banyukuning ........................ 43
2. Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah................................................ 45
3. Silsilah Abu Hasan Sadzili........................................................... 46
4. Sanad Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning ......................... 48
5. Daftar Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah ................................ 48
6. Gambaran Umum Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah..............50
C. Hasil Wawancara ................................................................................ 51
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 60
A. Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah........60
B. Deskripsi Perilaku Sosial Masyarakat Banyukuning ......................... 67
A. Menjenguk Orang Sakit ................................................................ 68
B. Takziyah ........................................................................................ 68
C. Berangkat Pengajian...................................................................... 68
xiii
D. Bersedekah saat bulan sura .......................................................................................... 69
E. Membayar Zakat Fitrah dan Zakat Mall ....................................... 69
F. Nyumbang (Kondangan)...............................................................69
G. Tilek Bayi......................................................................................70
BAB V PENUTUP ................................................................................................71
A. kesimpulan ................................................................................................71
1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning............................ 71
2. Pokok-Pokok Ajaran Tarikat Sadzaliyah............................................72
3. Perilaku Sosial Masyarakat Yang Di Ajarkan Dalam Kegiatan
Tarikat................................................................................................73
B. Saran ....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tarikat merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yang berarti
jalan. namun para jama‟ah tarikat ataupun para mursyid mengatakan
tarikat adalah merupakan laju menuju jalan yang saliq dari ketareqohan
seseorang akan mencapai kesufian. Dimana tarikat yang di lakukan secara
istiqomah akan memimbulkan perasan insaf atau rasa ingin bertaubat dari
segala kesalahan. Hal tersebut yang akan mendorong kecintaan yang besar
antara mahluk dengan Kholiqnya.
Tarikat sering dianggap sebagai aliran sesat atau majlis yang
berlebihan dalam melakukan suatu ibadah. Namun tarikat bukan aliran
yang menyimpang dari ajaran Islam. Tarikat dilaksanakan berdasarkan
peraturan-peraturan syariat islam yang sah (Jalaludin dalam
Muhaiminan,1997:10).
Allah berfirman dalam Al-qur‟an surat Ar ra‟d ayat 28 :
Artinya : “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan menginat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tentram”.
Nabi muhammad SAW. bersabda:
الشريعة أقوالى والطريقة أفعالى والحقيقة أحوالى
2
Artinya: “Syari‟at adalah perkataanku dan Tarikat adalah
pekerjaanku (perbuatan) dan hakikat adalah tingkah lakuku”
(Jalaludin dalam Muhaiminan,1997:10)
Tarikat merupakan bagian penting daripada pelaksanaan tasawuf.
Mempelajari tasawuf dengan tanpa mengetahui dan melaksanakan tarikat
adalah merupakan usaha yang hampa.
Dalam ajaran tasawuf dijelaskan, bahwa syari‟at itu, hanya
merupakan peraturan belaka, tarikatlah yang merupakan perbuatan untuk
melaksanakan syari‟at itu. Apabila syariat dan tarikat ini sudah dikuasai,
maka lahirlah hakikat yang tidak lain adalah perbaikan keadaan atau
akhwal, sedangkan tujuan yang terakhir adalah makrifat yang mencintai
Tuhan dengan sebaik-baiknya. (Muhaiminan,1997:10)
Sifat-sifat basyariyah (kemanusiaan) yang menyangkut perintah
agama ada dua macam. Pertama menyangkut lahiriyah manusia, yaitu
amal. Kedua yang menyangkut batiniyah dan hati manusia, yaitu
perjanjian. Adapun berkaitan dengan lahiriyah dibagi menjadi dua , yaitu
berkaitan dengan perintah yang dinamakan taat dan yang berkaitan dengan
meninggalkan perintah maksiat. Adapun yang menyangkut dengan
batiniyah juga di bagi menjadi dua, yaitu menyangkut hakikat, dimanakan
iman dan ilmu, dan yang menyangkut lahirnya disebut nifaq dan
jahil.(Ataillah, 1995:75)
3
Perilaku tarikat dan tasawuf akan membentuk perilaku kesalehan.
Yang mana kesalehan terbagi menjadi dua. Yaitu kesalehan ritual atau
individual dan kesalehan sosial.
Kesalehan ritual sering diartikan sebagai kesalehan beribadah
yangmana hanya mahluk dan Tuhan semata. Dan hanya menekankan pada
ibadah mahdhoh saja. Baik ibadah mahdhoh individu maupun kelompok.
Kesalehan sosial adalah perilaku orang orang yang sangat peduli
dengan orang lain dengan menggunakan nilai-nilai islam. Orang-orang ini
sangat memikirkan orang lain, baik tatakrama, sopan santun meski ibadah
mahdhoh golongan ini tidak terlalu tekun.
Orang Indonesia sering dianggap sebagai orang-orang yang taat
beribadah. Karena dilihat dari tradisi-tradisi keagamaan maupun dari ritus-
ritus beragama. Seperti halnya tahlilan, maulud, manaqib bahkan ibadah
haji yang pelaksananya setiap tahun semakin bertambah.
Namun pada kenyataannya masih banyak orang Indonesia yang
berada pada keadaan miskin dan terbelakang. Hal ini membuktikan bahwa
kesalehan orang Indonesia masih kurang, baik rakyat ataupun pemimpin.
Begitu pula para penggerak amil zakat belum maksimal dalam melakukan
tugasnya.
Hal ini didorong karena kurang sadarnya seseorang tentang makna
beribadah yang dilakukan. Seseorang hanya menganggap ibadahnya
sebagai kewajiban individu, tanpa melihat aspek sosial dari peribadatan
yang dilakukan.
4
Jika memahami ibadah tidak sekedar tekstual, namun juga melihat
secara kontekstual seseorang akan mengerti dan memahami arti ibadah
mahdhoh yang dilakukannya.
Dari uraian diatas, penulis ingin meneliti dengan judul
PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT
SADZALIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMRANG TAHUN 2015
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan
masalahnya adalah:
1. Bagaimana sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan
Banyukuning kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?
2. Apa pokok-pokok ajaran tarikat Sadzaliyah?
3. Bagaimana jama‟ah Tarikat Sadzaliyah dalam membangun
Perilaku sosial masyarakat?
C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, permasalahan yang penulis tekankan adalah
mengenai Perilaku sosial anggota jama‟ah Taikat Sadzliyah di Desa
Banyukuning, Kecamatan Bnadungan Kabupaten Semarang.
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis
rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan
Banyukuning, Kecamatan Bandunagn Kabupaten Semarang.
2. Memahami pokok-pokok ajaran Tarikat Sadzaliyah
3. Mengetahi peranan Tarikat Sadzaliyah dalam membangun perilaku
sosial masyarakat Krajan Banyukuning kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh
terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:
1. Bagi pihak peneliti
a. Peneliti dapat mempelajari tentang peranan Tarikat Sadzaliyah
dalam kehidupan sosial masyarakat baik dari fungsi
keagamaan dan non keagamaan .
b. Peneliti dapat mengetahui seberapa pesat pengaruh Tarikat
Sadzaliyah dalam membangun perilaku sosial masyarakat.
2. Bagi pihak yang diteliti
Memberi gambaran tentang sejarah dan pentingnya menjaga
kesalehan sosial yang dapat dimaksimalkan oleh masyarakat dan
dapat diterapkan peranannya. Serta menjadi masukan bagi para
6
ulama dalam mengasuh dan membimbing jama‟ah pada khususnya
dan masyarakat umum agar tercipta kesalehan sosial bagi
kemaslahatan masyarakat.
3. Bagi masyarakat umum
Memudahkan masyarakat dan memberikan gambaran tentang
Tarikat Sadzaliyah.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian dalam memahami
judul skripsi diatas, maka penulis akan memberikan batasan pengertian
tentang istilah-istilah sebagai variabel yang berkaitan dengan judul di
atas, yaitu:
a. Perilaku Sosial
Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi
sosial yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak karena
kehadiran orang lain. (Achmad Mendatu dalam Fajriyah, 2011:19)
Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya
komunikasidalam usaha menunjang pembangunan: suka
memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma,
dan sebagainya) (Depdiknas, dalam Maskiyah, 2012:7).
b. Anggota
Anggota adalah bagian dari sesuatu yang berangkai.
(Depdiknas:2007)
7
c. Jama‟ah
Jama‟ah atau jema‟ah adalah kumpulan atau rombongan
beribadah yang terdiri dari banyak orang dan berada dalam satu
himpun. (Depdiknas:2007)
d. Tarikat
Tarikat adalah cara atau aturan hidup (dl keagamaan atau
ilmu kebatinan)yang mana merupakan persekutuan para penuntut
ilmu tasawuf(Depdiknas, 2007:1144). Pengertian lain tarikat adalah
jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran
yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh
sahabat, tabi‟in, turun-temurun kepada guru-guru, sambung –
menyambung dan rantai-berantai (Abu Bakar dalam
Maskiyah,2012:6).
e. Sadzaliyah
Sadzaliyah merupakan nama dari sebuah tarikat yang di
ajarkan oleh as-Syadzili Ali bin Abdillah bin Abdul-Jabbar yang
berasal dari Maroko. Nama sadzaliyah sendiri diperoleh dari
tempat beliau belajar ilmu Tarikat serta pengembangannya di
Syadzilah, yaitu daerah dekat Tunis Afrika.
(http://bengkelhatialaustadzdanu.blogspot.com/2013/07/sejarah-abil-
hasyan-syadzili-manaqib.html).
8
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan Dan Taylor, metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
yang berperilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2008:4)
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan
bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap,
pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang.
(Moleong, 2008:5)
Landasan pendekatan kualitatif ini adalah berdasarkan pada
fenomenologi yang menurut Hasserl dalam bukunya (Moleong,
2008:15)
diartikan sebagai suatu study tentang kesadaran dari
perspektif pokok dari seseorang. Peneliti dalam pandangan
fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-
kaitannya terhadap orang- orang yang berada dalam situasi- situasi
tertentu. (Moleong, 2008:17)
2. Kehadiran Peneliti
a. Peneliti telah melakukan penelitian dengan metode observasi
langsung ke lokasi.
9
b. Penelitian dengan metode wawancara dan dokumentasi
Peran peneliti disini sebagai pengamat penuh, dimana peneliti
melakukan pengamatan terhadap anggota jama‟ah di
lingkungan, dan melakukan wawancara kepada beberapa
informan.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Dusun Krajan Banyukuning,
Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Dimulai pada hari
Selasa Pon, 16 September 2014.
4. Sumber Data
Dalam peneliti memperoleh data dilakukan dengan melalui
wawancara, observasi langsung dan pengumpulan data-data tertulis
sebagai dokumentasi.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Interview ( Wawancara )
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
cara bertatap muka langsung antara interviewer dan
interviewee. Metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis
mengambil informan dari jama‟ah tarikat sadzaliyah, yaitu
mursyid Tarikat Sadzaliyah di desa Banyukuning Ighfirli, dan
10
13 informan yang terdiri dari pasutri dan satu orang tidak.
Sehingga peneliti mengambil tuju jawaban dari responden.
b. Metode Observasi
Metode observsi adalah metode dengan jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi dalam
Kurniawati, 2010:9). Metode ini digunakan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang ajaran tarikat
sadzaliyah serta jama‟ah dan hubungan sosial jama‟ah
dengan masyarakat.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data
penelitian dengan bersumber pada tulisan (Arikunto,
1995:94). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen yang telah ada guna memperoleh
informasi yang diperlukan dalam penelitian. (Winarno
Surahmat dalam Pangestu dalam Kurniawati, 2010:9)
menjelaskan bahwa metode ini merupakan laporan tertulis
dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan
pemikiran terhadap peristiwa dan tertulis dengan sengaja
untuk menyimpan atau meneruskan keterangan-keterangan
mengenai peristiwa tersebut. Metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang
11
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, foto, notulen
rapat, dsb.
6. Analisis data
Analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari atau
mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam
pengolahan data penulis menganalisis isinya (Suryabrata, 1995:65).
Dalam penelitian kualitatif ini analisis data dilakukan selama dan
setelah pengumpulan data. Adapun analisis data yang digunakan
adalah analisis data kualitatif dengan langkah-langkah ;
a. pengumpulan data
Usaha yang dilakukan untuk memperoleh data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data
ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat
pengukur. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel
dan valid, maka datanya juga cukup variabel dan valid
(Sumardi dalam Nur Asmaiyah dalam Kurniawati, 2010:10)
b. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
transformasi kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data disini bukanlah suatu hal yang
terlepas dari analisis data tetapi merupakan dari bagian dari
analisis data.(A.Michael dalam Kurniawati, 2010:10)
12
c. Penyajian Data
Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. (A. Michael
dalam Kurniawati, 2010:10)
d. penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah
sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam
pemikiran penganalisa selama menulis, dan merupakan suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin
begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan tinjauan
kembali. (A. Michael dalam Kurniawati, 2010:10) Dan
keempat komponen analisa diatas, prosesnya saling
berhubungan dan berlangsung terus menerus selama
penelitian dilakukan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memperoleh
keabsahan temuannya. Teknik yang dipakai untuk meguji
keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
(Moleong,2008:8)
13
8. Tahapan-tahapan Penelitian
a. Kegiatan administratif meliputi, pengajuan ijin operational
untuk penelitan dari ketua STAIN SALATIGA kepada pihak
Mursyid Tarikat Sadzaliyah, menyusun pedoman wawancara
dan melakukan administrasi lainnya.
b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi :
1) Survei awal untuk mengetahui gambaran penelitian
yaitu Tarikat Sadzaliyah dan jama‟ahnya di Dusun
Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang
2) Melakukan observasi langsung kelapangan dengan
melakukan wawancara kepada para responden atau
informen sebagai langkah pengumpulan data.
3) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang
memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan
pemaknaan.
4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-
kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.
5) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tarikat Sadzaliyah
1. Pengertian Tarikat
Tarikat adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah
sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi
SAW. dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi‟in turun temurun
sampai kepada guru-guru (mursyid) sambung menyambung dan
rantai berantai. (Huda dalam Maskiyah, 2012:13)
Martin Van Bruinesen mengatakan bahwa kata tarikat (secara
harfiyah berarti “jalan”) mengacu baik kepada sistem latihan
meditasi maupun amalan (muroqobah, dzikir dan sebagainya) yang
dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi yang tumbuh
dalam metode tasawuf yang khas itu. (Maskiyah, 2012:13)
2. Tujuan Tarikat
Menurut Abu Bakar sufi dan tasawuf membagi ilmu dan amal
itu dalam empat tingkat, sesuai dengan fitrah dan perkembangan
keyakinan manusia, yaitu syari‟at, tarikat,hakikat dan makrifat. (
Maskiyah, 2012:14)
Menurut Syaikh Najmudin Al-Kubro tersebut dalam kitab
“Jami‟ul Auliya‟ mengatakan syariat itu merupakan uraian, tarikat
merupakan pelaksanaan, hakikat merupakan keadaan dan makrifat
itu merupakan tujuan pokok yaitu pengenalan Tuhan yang sebenar-
15
benarnya. Diberinya teladan seperti bersuci thaharah, dengan
syaria‟at dengan air dan tanah,dengan tarikat bersih dari hawa
nafsu, ada hakikat bersih dari hati selain dari Allah, semuanya
mencapai Ma‟rifat Kepada Allah. Oleh karena itu orang tidak dapat
berhenti pada syari‟at saja, mengambil tarikat atau makrifat saja, ia
memperbadingkan syaria‟at dengan sampan, tarikat itu lautan,
hakikat itu mutiara, orang tidak dapat mencapai mutiara itu dengan
tidak melaui kapal dan laut. (Abu Bakar dalam Maskiyah, 2012:14)
3. Peran Mursyid Dalam Tarikat
Mursyid adalah orang yang mengtahui ilmu hakikat. Para
ulama mensyaratkan adanya syaikh dalam tarikat. Dia akan
membimbing dan mengarahkan muridin (orang yang dibimbing)
berjalan menuju Allah.kebanyakan mereka menyebut syaikh
dengan istilah mursyid (pembimbing). Dialah orang yang
mengetahui jalan. para ulama menjadikan syaikh sebagai pedoman
dalam jalan ini. Mereka dianggap sebagai orang yang paling mirip
dengan para sahabat atau tabi‟in karena kealiman dan
kesholehannya.(Muhammad Farid, 2013:9)
Adapun seorang pengajar atau mursyid hendaklah menjaga
tata krama dan tugas-tugasnya.
Tugas pertama ialah menunjukkan kasih sayang kepada
pelajar dan menganggap seperti anak Rosulullah. Guru merupakan
bapak yang sebenarnya, karena bapak menyebabkan kehidupan
16
yang fana, sedangkan pengajar menyebabkan kehidupan yang
kekal. Tugas kedua ialah mengikuti teladan Rosulullah. Tugas yang
ketiga ialah, ia tidak menyimpan suatu nasihat bagi hari esok
seperti melarangnya dari mencari kedudukan sebelum patut
memperolehnya dan melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi
sebelum menyempurnakan ilmu yang terang. Keempat ialah
menasehati pelajar dan melarang dari akhlak tercela.(Imam Al-
Ghozali, 1986:11)
4. Perilaku Sosial Yang Diajarkan Tarikat Sadzaliyah
Adapun perilaku sosial masyarakat yang di ajarkan dalam
kegiatan tarikat adalah sebagai berikut:
a. Zuhud
Kadar amal dari orang zuhud (tidak terlalu terikat
dengan hidup dunia), nampak hanya sedikit, akan tetapi
hakikatnya sangat banyak, karena lahir dari hati orang yang
tidak memperhitungkan hal milik duniawinya. Sebaliknya,
amal orang yang masih mencintai dunia, banyak pada
lahirnya, sebenarnya pada hakikatnya sedikit.
Amal orang yang zuhud itu memang sangat kecil, tetapi
mereka telah mengeluarkannya dari keihlasan hati mereka,
dan dari kemammpuan yang ada pada mereka. Tidak ada
yang mereka pikirkan terhadap apa yang mereka keluarkan
walau sangat kecil. Karena, semua itu hanya milik Allah yang
17
mereka peroleh sebagai anugerah, harta benda dunia itu
mereka kembalikan kepada masyarakat yang memerlukan.
Ketika memberikan milik mereka kepada masyarakat
dan jalan Allah, harta itu tidak memmpengaruhi mereka,
karena memang sangat kecil sangkutan mereka bahkan
kebutuhan mereka terhadap harta dunia. Mereka ihlas
menerima harta yang halal, apabila datang kepada mereka.,
dan mereka pun rela apabla harta itu dipergunakan oleh siapa
saja yang memerlukan.
Amal ibadah orang zuhud berkaitan dengan keihlasan
niat yang sangat menyelamatkan ibadah mereka. Tidak
mungkin orng yang beramal, akan tetapi masih berkaitan
denganduniawinya, akan tetapi masih amal yang
ihlas.(Athaillah, 1995:103)
b. Wara‟
Wara‟ adalah salah satu sifat mulia hamba Allah yang
saleh. Untuk tidak terlalu terkait dengan keperluan dunia,
menerima dengan ikhlas apa yang ada di tangannya, dan
bersyukur atas semua yang telah dimilikinya, serta tidak
merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Sifat wara‟,
mampu menghancurkan keinginan yang berlebih-lebihan.
Sebab keinginan yang berlebih-lebihan akan menimbulkan
rasa iri dan dengki. Sifat iri dan dengki adalah sifat iblis yang
18
akan melahirkan api yang bisa menghanguskan kesucian
jiwa dan raga.
Sifat wara‟ menimbulkan sifat qona‟ah (merasa cukup
dengan apa yang sudah ada ditangannya). Sikap qona‟ah akan
menimbuhkan sikap sederhana yang sangat diperlukan oleh
jiwa yang selalu ragu dan bimbang. Sifat qona‟ah akan
melahirkan pula sifat teguh mempertahankan istiqomah
(keteguhan jiwa dalam menjalankan prinsip agama yang
berkaitan dengan adab terhadap Allah dan akhlak terhadap
manusia). Sifat wara‟ yang ditampakkan dalam kehidupan
umat akan menumbuhkan sifat menghindari perbutan
syubhat, dan mengeluarkan manusia dari kesulitan yang
sedang merambah syaraf pikiran, serta memmberi
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang sulit. Akibat
khusus dari wara‟ dalam diri orang beriman adalah
ketenangan dirinya dalam menghadapi persoalan hidup.
Tingkat wara‟ yang tertinggi adalah harapan seorang
hamba dalam seluruh bentuk kehidupan hanya diperoleh dari
Allah SWT. belaka, tidak ada hubungannya dengan manusia.
Ia melihat semua yang ia terima, ia diberi, ia di tolak semata-
mata atas izin dan anugerah Allah belaka.(Ataillah,
1995:127)
19
Yahya bin Muaz berkata:”wara‟ memmpunyai dua
wajah,. Yaitu wara‟ lahiriyah, tidak mengharap kecuali dari
Allah. Wara‟ batiniyah, ia tidak memasukkan masalah
duniawi yang dilihat, kecuali hanya Allah”.
Manusia muslim yang bersifat wara‟, tidak berarti
dalam masalah diniawi ia menolak kehadiran benda-benda
duniawi, sama sekali tidak. Mereka tetap memmperhatikan
masalah kediniawian dan lengkap hidupnya, akan tetapi ia
tidak menempatkan barang-barang duniawi itu kedalam hati.
Tidak membiarka benda dunia itu menguasai hati dan jiwa
mereka, apalagi membelenggu jiwa. Benda dunia bagi orang
arif yang saleh lagi bermakrifat bukanlah kepentingan yang
harus dikejar dan diunggulkan. (Ataillah, 1995:127)
c. Tawadhu
Tawadhu adalah sifat rendah hati, dan tidak sombong.
Hal ini dikarenakan kunci yang tidak kalah pentingnya adalah
kesanggupan kita mendengar, menyerap, dan menimba ilmu
dari orang lain dalam rangka memperkaya ilmu dan
menyerap misi. Semua ini akan membuat kita semakin cepat
melesat jauh ke depan dibandingkan dengan orang-orang
yang sombong, merasa pandai sendiri, dan menganggap
cukup dengan yang dimilikinya sehingga merasa tidak
membutuhkan orang lain.(Isya, 2002:120)
20
Dengan segala yang berbau kesombongan, merasa diri
hebat, super, pemborong surga , paling benar dan paling
mampu. Semua itu hanya akan membuat berkurangnya
kemammpuan yang ada pada diri kita. Sesungguhnya
kesombongan itu akan menutup hal yang sangat fitrah dari
manusia, yaitu kemampuan melengkapi diri.(Isya, 2002:121)
d. Zakat dan Shodaqoh
Zakat menurut istilah agama islam artinya” kadar harta
yang tertentu yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya zakat
adalah salah satu rukun islam yang lima, fardhu „ain atas
tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai
diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.(Sulaiman Rasjid,
2006:192)
1) Zakat Mal
Sebab-sebab kewajiban zakat berdasarkan
objeknya ada enam, yaitu, zakat ternak, emas dan
perak, perdagangan, zakat tambang, pertanian, dan
zakat fitrah. Tidak wajib zakat ini atas dan lainnya,
kecuali atas orang muslim yang merdeka dan tidak
disyaratkan sudah baligh. Maka wajib atas harta anak
kecil dan orang gila. Adapun syarat membayar zakat
mal ada lima, yaitu, harus merupakan ternakyang
21
berkeliaran,genap setahun, mencapai nisab, dan
menjadi milik sempurna.
Zakat unta hingga mencapai lima ekor dengan
seekor kambing berusia dua tahun. Sapi telah mencapai
30 ekor dengan satu sapi. Kambing hingga mencapai 40
kambing dengan jumlah zakat seekor kambing.
Tanaman yang merupakan makanan pokok dikenakan
zakat seper sepuluh bila mencapai nisab kurang lebih
653 kg. Emas dan perak jika mencapai 200 dirham
maka zakatnya lima dirham, 20 dinar zakatnya 1/40.
Kelebihan dari emas dan perak walaupun satu dariq
dikenakan zakat. Hasil tambang berupa emas dan perak
sebesar 1/40 setelah dimurnikan.(Al-Ghozali, 1986:52-
54)
2) Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib berdasarkan sabda Rosullah
SAW. atas setiap muslim yang berlebihan dari makanan
pokok dan makanan pokok itu menjadi tanggungannya
pada malam hari raya iddul fitri. Ukurannya adalah 2,5
Kg. Zakat fitrah dikeluarkan dari jenis makanan
pokoknya, atau lebih baik dari itu dan pembagiannya
sesuai zakat harta.(Al-Ghozali, 1986:54)
22
Selain dari sedekah wajib (zakat dan kafarat),
agama juga menganjurkan supaya bersedekah dijalan
Allah secukupnya apabila ada kepentingan-kepentingan
yang memerlukan, baik pada hal-hal tertentu atau
permasalahan umum.
Allah berfirman :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-
Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dari ayat tersebut bahwa sedekah dijalan Allah
itu akan mendapat ganjaran tuju ratus kali dari harta
yang disedekahkan, bahkan Allah akan melipat
gandakan dari itu bagi siapa yang dikehendakinya.
Sehubungan dengan harta manusia terbagi menjadi tiga
tingkatan.
1) Sanggup mengrbankan hartanya untuk kepentingan
dirinya sendiri, untuk menolong orang susah,
membantu emaslahatan dan kemajuan Agama,
memakmurkan bangsa dan tanah air. Dengan bantuan
23
mereka agama islam dapat hidup maju. Umat islam
mampu berada di puncak ketinggian dan
kesempurnaan. Nama mereka akan tersimpan dalam
lembaran tarikhan di akhirat mereka mendapat ganjaran
yang setimpal dengan kemurahan mereka.
2) Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk
kesenangan dan kemegahan hawa nafsu sendiri.
Tingkatan ini jauh bedanya dengan hewan liar. Dengan
mereka agama tidak akan ada kemajuan, bahkan akan
mendapat kemunduran. Dengan mereka agama akan
mendapat kaca tidak baik dari pandangan luar. Orang
akan berkata bahwa islam agama yang kurang baik,
agama tidak dapat mengatur masyarakat. Tetapi kalau
ini diselidiki dengan sebenarnya, dalam agama islam
sudah tentu akan terdapat bahwa orang yang hanya
mementingkan diri sendiri itu tidak disukai oleh agama
Islam, bahkan sangat dibenci.
3) Orang yang telah diberi rizki oleh Allah, mendapat
banyak harta, sedang dia tidak mengambil manfaatnya.
Baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang
lain.hanya dikumpulkan dan dijaga saja supaya jangan
keluar dari tangannya. Dia semata-mata hanya suka
pada zat harta bukan manfaatnya. Disangka harta itu
24
yang akan menjadi buah dari usahanya,tidak
dibelanjakannya, baik untuk dirinya sendri atau
kemaslahatan orang lain. Orang itu kikir terhadap diri
sendiri, apalagi terhadpat yang lain. Paham ini
sebenarnya sangat jauh dari paham yang sehat. Otaknya
tak dapat dipergunakannya, bahkan dapat dikatakan
bahwa otaknya itu mendekat pada ukuran
gila.(Sulaiman Rasjid, 2006:219)
e. Silaturrahmi
Kata silaturrahmi berasal dari dua kata yaitu silahun
dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahmi artinya kasih
sayang, persaudaraan, Rahmad Allah ta‟ala. Dengan kata lain
silaturrahmi adalah sebuah hubungan persaudaraan yang
terkait atas dasar kebersamaan, persaudaraan, saling
mengasihi, melindungi, sehingga rahmad Allah menyertai di
tengah ikatan persaudaraan. (Fatihuddin, 2010:13)
Silaturrahmi ialah suatu ikatan persaudaraan yang
menimbulkan perdamaian dan kerukunan antar keluarga
maupun orang lain. Pada dasarnya silaturrahmi dalam konsep
islam merupakan dasar pertama kaliteori interaksi sosial. Hal
ini berkaitan dengan status manusia sebagai makhluk , terbagi
menjadi tiga rana penting.
25
1) Manusia sebagai makhluk individu menunjukkan
bahwa manusia merupakan kesatuan nilai yang
memiliki kepribadian khusus. Manusia memiliki titik
kepribadian unik yang tidak sama antara individi satu
dengan individu yang lain.
2) Manusia sebagai makhluk sosial menunjukkan manusia
tidak dapat hidup sendiri. Manusia butuh bergaul
dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan
hidup. mulai dari kebutuhan sandang pangan,
kebutuhan intelektual, atau kebutuhan aktualisasi diri
di hadapan manusia lain.
3) Manusia sebagai makhluk berketuhanan memperjelas
keterbatasan manusia. Manusia diciptakan disertai akal
untuk berfikir, hati untuk merasa, dan fisik untuk
meletakkan roh.(Fatihuddin, 2010:19)
B. Perilaku Sosial
1. Pengertian Perilaku Manusia
Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi
sosial. Yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak
karena kehadiran orang lain
(Nurul Fajriyah, 2011:19). Perilaku merupakan fungsi dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya.(Miftah Toha
dalam Nurul Fajriyah, 2011:20)
26
Paradigma perilaku sosisl memusatkan perhatiannya kepada
antar hubungan anatara individu dan lingkungannya yang terdiri
atas bermacam-macam obyek sosial. Persoalan sosiologi menurut
paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung
dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan
akibat-akibat atau perbuatan dalam faktor lingkungan yang
menimbulkan perubahan dalam perilaku. Bagi paradigma perilaku
sosial, individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang
diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari
luar dirinya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:20)
2. Prinsip Perilaku Manusia
Didalam perilaku manusia, menurut Miftah Toha harus
diketahui prinsip-prinsip dasar perilaku manusia sebagai berikut :
a. Manusia berbeda perilakunya karena lingkungan
sosialnya.
Prinsip ini penting untuk memahami mengapa
seseorang berbuat dan berperilaku berbeda-beda.
Adanya perbedaan ini karena sejak lahir manusia
ditakdirkan tidak sama kemampuannya. Selain itu juga
karena perbedaanya menyerap informasi dari suatu
gejala.
b. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
27
Manusia berperilaku karena didorong oleh
serangkaian kebutuhan. Dengan kebutuhan ini
dimaksudkan adalah beberapa pernyataan di dalam diri
seseorang (internal state) yang menyebabkan
seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu
obyek atau hasil.
c. Orang berfikir tentang masa depan dan membuat
pilihan tentang bagaimana bertindak.
Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi
lewat perilaku masing-masing. Di dalam banyak hal,
seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang
potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang
dipilihnya. Hal ini mendasarkan suatu anggapan yang
menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan
rangkaian tindakan apakah yang akan diikuti oleh
seseorang manakala ia mempunyai kesempatan untuk
membuat pilihan mengenai perilakunya.
d. Seseorang memahami lingkungannya dalam
hubungannya dengan pengalaman masalalu dan
kebutuhanya.
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang
aktif, dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses
28
yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui
secara selektif aspek-aspek yang bedara di
lingkungannya. Menilai apa yang dilihatnya dalam
hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan
mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya
dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya. Oleh
karena pengalaman dan kebutuhan seseorang itu sering
kali berbeda sifatnya, maka persepsi terhadap
lingkungan juga akan berbeda.
e. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau
tidak senang
Orang-orang jarang bertindak netral mengenai
sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami. Dan
mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang
mereka alami dengan cara senang atau tidak senang.
Perasan senang dan tidak senang ini menjadikan
seseorang berbuat yang beda dengan orang lain dalam
rangka menanggapi suatu hal.
f. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku
seseorang.
Perilaku seseorang itu dipengaruhi banyak faktor.
Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh
kemampuannya, ada pula karena kebutuhannya dan ada
29
juga yang kareana dipengaruhi oleh pengalaman dan
lingkungannya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah,
2011:21-22)
3. Dasar Perilaku Manusia
Ada beberapa hamparan atau dasar untuk memahami perilaku
manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu:
a. Hamparan Kognitif
Hamparan kognitif ini meliputi kegiatan-kegiatan
mental yang sadar seperti misalnya berfikir,
mengetahui, memahami dan kegiatan konsepsi mental
seperti sikap, kepercayaan dan pengharapan yang
semuanya itu merupakan faktor yang menuentukan di
dalam sesuatu.
b. Hamparan Penguatan
Konsepsi penguatan menjelaskan bahwa stimulasi
adalah sesuatu yang merubah perilaku seseorang. Suatu
stimulasi bisa berupa benda fisik maupun materi. Dan
dapat di jumpai dalam lingkungan manusia. Adapun
respon adalah setiap perubahan dalam perilaku
individu. Dalam pendekatan konsepsi pengutan ini ,
suatu respon terjadi karena adanya stimulus. Dengan
demikian suatu stimulus selalu menghasilkan respon
dan respon selalu dihasilkan stimulus.
30
c. Hamparan Psikoanalisis
Hamparan psikoanalisis menunjukkan bahwa
perilaku manusia dikuasai oleh personalitasnya atau
kepribadiannya. Frued menjelaskan bahwa hampir
semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan
tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu,
namun kegiatan tertentu dari mental dapat
mempengaruhi perilaku manusia. (Miftah Toha dalam
Nurul Fajriyah:2011)
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah berorientasai pada
tujuan, dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada
umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa
tujuan. Satuan dasar dari setiap perilaku adalah kegiatan, sehingga
dengan demikian semua perilaku itu adalah serangkaian aktifitas
atau kegiatan. Perilaku seseorang dapatdikaji sebagai saling
interaksinya atau ketergantungannya beberapa unsur yang
merupakan suatu lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri
dari motivasi dan tujuan. Menurut Frued Luthans terdiri dari tiga
unsur yaitu kebutuhan (need), dorongan (drive), dan tujuan
(goals).( Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011)
31
4. Cara Pembentukan Perilaku
Perilaku sosial manusia sebagian besar ialah berupa perilaku
yang dibentuk, perilakuyang dipelajari. Berkaitan denga hal
tersebut, maka ada beberapa cara pembentukan perilaku yaitu:
a. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat
ditempuh dengan kebiasaan atau kondisioning. Dengan
cara membiasakan diri untuk perikalu seperti yang
diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku
tersebut.
b. Pembentukan perilaku dengan pengertian
Disamping pembentukan perilaku dengan
kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh
dengan pengertian atau insight.cara ini didasarkan atas
teori belajar kognif, yaitu belajar dengan disertai
adanya pengertian.
c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Dismping cara-cara pembentukan perilaku seperti
tersebut, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh
dengan menggunakan model atau contoh. Cara ini
didasarkan atas teori belajar sosial (social learning
theory) atau observational learning theory yang
32
dikemukakan oleh bandura. (Miftah Toha dalam Nurul
Fajriyah:2011)
5. Etika Sosial
Didalam perilaku sosial manusia di batasi oleh etika-etika
atau norma sosial, adapun etika sosial tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Menyapa, Senyum dan santun
Menggalang silaturrahmi yang benar sabaiknya
dimulaii dengan keramah-tamahan. Wajah yang asri
dan menyejukkan sangatlah berpengaruh terhadap
penilaian orang yang dihadapinya. Agama Islam
meletakkan senyum yang ramah sekelas dengan
shadaqoh yang baik. Perilaku sosial dilakukan dengan
pembukaan yang santun, baik dari segi perkataan,
perbuatan, perencanaan yang matang dan dengan
senyum yang ramah akan menjadikan hubungan baik
antar tetangga, kerabat atau orang lain.
Senyum ramah, tutur dan tindak yang santun, jika
dikaitkan dengan indikasi kebahagiaan, maka orang-
orang bahagia di dunia bahkan negara bukan ditentukan
oleh kekayaan, kemajuan suatu negara, atau
kelengkapan fasilitas hidup. Artinya kebahagiaan itu
lahir dari orang-orang yang selalu menjaga persatuan,
33
kebersamaan, keterbukaan, keramahtamahan, dan
ujung-ujungnya karena dasar civil society-nya
mengambil konsep silaturrahmi.(Fatihuddin, 2010:126)
b. Mengunjungi Orang Sakit dan Takziyah
Rasulullah SAW. bersabda:
Jenguklah orang-orang yang sakit dan
antarkanlah jenazah, karena hal itu bisa menginatkan
dirimu akan akhirat.
Maksudnya ialah agar seseorang seseorang
senantiasa ingat terhadap kehidupan akhirat. Sebab
pada saat ini banyak orang yang
melalaikannya.(Mughni:114)
Ikatan persaudaraan ibarat satu tubuh, jika bagian
tubuh ada yang sakit, maka tubuh yang lain merasakan
sakitnya. Dalam kondisi interaksi sosial yang normal,
serta ikatan personality yang baik, hal seperti
menjenguk orang yang sakit adalah sesuatu yang biasa.
Bahkan suatu anjuran yang mendekati kewajiban tanpa
beban. (Fatihuddin, 2010:236)
34
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
1. Kondisi Umum Desa
Wilayah Geografis
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Bandungan
Desa : Banyukuning
Dusun : Banyukuning
Luas Wilayah : 486 Ha
Pemukiman : 110 Ha
Perbukitan & Ladang : 80 Ha
Sawah : 260 Ha
Prasarana Lain : 36 Ha
Jumlah RW : 2 RW
Jumlah RT : 9 RT
Batas Wilayah :
1) Sebelah Utara :Dusun Banaran Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan
2) Sebelah Timur :Dusun Gelaran Desa
Kenteng, Kecamatan Bandungan
35
3) Sebelah Selatan :Dusun Mendongan Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
4) Sebelah Barat :Dusun Berokan, Dusun
Pakisan Desa Banyukuning
2. Jumlah Penduduk
Tabel 1
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 555
Perempuan 674
Jumlah 1229
(Sumber : Wawancara Pada Kadus)
3. Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
Tabel 2
No Agama Jumlah Keterangan
1. Islam 1229
2. Katolik 3 Warga Mukum, bukan
warga tetap
3. Kristen -
4. Hindu -
5. Budha -
6. Aliran
Kepercayaan
-
(Sumber : Wawancara Pada Kadus)
36
4. Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam Di Desa
Banyukuning
Tabel 3
No Nama Jama‟ah Tarikat Jumlah Keterangan
1. Tarikat Sadzaliyah 27
orang
2. Tarikat
QodariyahWanaqsabandiyah
63
Orang
3. Tarikat Kholidiyah 42
Orang
4. Tarikat Wahidiyah 21
Orang
5. MTA 1
Orang
6. Wahabi 3
Orang
7. Khuruj 7
Orang
(Sumber : Observasi Lapangan)
5. Kegiatan Sosial keagamaan masyarakat
Tabel 4
No Kegiatan Anggota Jumlah Waktu Tempat
37
1. Pengajian
Lapanan
Semua
masyarakat
Senin
Wage
Bergilir
tiap RT
2. Mujaha-
dah
Semua
Masyarakat
Malam
Sabtu
Wage
Masjid
3. Mujaha-
dah
Semua
Masyarakat
Malam
Sabtu
Legi
Rumah
Bapak
Shole-
khan
4. Yasinan Ibu-ibu Dusun
Banyukuning
Malam
kamis
Bergilir
pada
anggota
5. Fidak‟an Anggota
Fidak‟an
Apabila
ada yang
meminta
-
6. Sima‟an
Alqur‟an
Ibu-ibu
anggota
Jum‟at bergilir
7. Yasinan
Laki-laki
Bapak-bapak Tergan-
tung
jumlah
KK
dalam
Malam
Jum‟at
Bergilir
(dilaksa-
nakan
per RT)
38
RT
8. Yasinan
Perem-
puan
Ibu-ibu Tergan-
tung
jumlah
KK
dalam
RT
Tergantu
ng
kesepaka
tan Per
RT
Bergilir
(Sumber : Observasi Lapangan)
6. Data organisasi kegamaan
a. Muslimat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning
b. Fatayat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning
B. Tarikat Sadzliyah
1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning
Tarikat Sadzaliyah diamalkan warga pertama kali kurang
lebih pada Tahun 1960an oleh salah seorang kyai di desa itu.
Beliau bernama Khumaidi. Khumaidi daluhu menimba ilmu di
Desa Poncol, Popongan, Bringin, Semarang, Jawa Tengah.
Sebelum Ajaran Tarikat Sadzaliyah masuk sebagian besar
masyarakat telah mengamalkan ajaran Tarikat Qodariyah
Wanaqsabandiyah. Pada masa itu jumlah orang yang mengamalkan
ajaran Tarikat Sadzaliyah sangatlah jarang, hanya beliau dan
beberapa orang saja. Namun dari mana awal beliau di baiat atau
39
sanad gurunya tidak diketahui, karena sebagian besar warga yang
nyantri di Poncol tidak mengamalkannya. Sepeninggal beliau
Tarikat Sadzaliyah mati suri di daerah ini, bahkan putra putri beliau
pada masa itu belum mengamalkannya.
Tarikat sadzaliyah kembali ada di desa ini setelah adanya
akhirussanah Madrasah Ainul Anwar yang pertama kali, yaitu pada
Tahun 1987. Seorang kyai dari Parakan Temanggung bernama
Muhaimin Gunardo menjadi pembicara dalam Akhirussanah ini.
Setelah selesai kyai Muhaimin Gunardo menanyakan pada
masyayih Madrasah Ainul Awar yaitu Ighirli. Apakah ighfirli
sudah menjalankan tarikat, beliau menjawab belum. Kyai
Muhaimin Gunardo meminta Ighfili datang kerumahnya.
Setelah satu tahun berlalu yaitu tahun 1988 Ighfirli kembali
sowan kerumah kyai Muhaimin Gunardo bersama Ihsan yang
merupakan salah seorang tetangga Ighfirli. kyai Muhaimin
Gunardo meminta kepada keduanya untuk menjalankan tarekat
agar dapat istiqomah dalam mengingat Allah. Ighfirli menyanggupi
untuk baiat, namun dalam hati Ihsan masih ada keraguan.
Keraguan itu bukan karna beliau tidak mau, namun karena beliau
sudah mengamalkan ajaran Tarikat Qodariyah Wanaqsabandiyah.
Kebimbangannya itu ia tanyakan kepada kyai Muhaimin Gunardo.
Beliau menjawab “boleh baiat asal kamu bisa menjalankannya,
bukankah antara Qodariyah dan Naqsabandiyah dua tarikat yang
40
berbeda”. Keduanya mengihsankan perintah kyai Muhaimin
Gunardo. Pada saat itu pula mereka berdua di baiat.
Sesampainya di rumah beliau mengamalkan. dari amalan
keduanya menumbuhkan keinginan tetangganya. Khasbun Aziz
dan Sugi mengikuti ajarn tarikat ini, kemudian ikut baiat. Pada
awalnya keduanya juga telah mengamalkan ajaran tarekat
Qodariyah Wanaqsabandiyah. Dari kegiatan mujahadah yang di
amalkan banyak orang tertarik mengikuti amalnya tak jarang
jam‟ah mengajak sanak saudara dan kerabatnya, sehingga Tarikat
Sadzaliyah dapat kembali berlangsung di desa Banyukuning.
2. Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah
Tarikat Sadziliyah adalah salah satu tarikat yang besar di
samping Tarikat Qadiriyah, Rifaiyah,Naqsyabandiah dan
Suhrawardiyah. Tarikat Syadziliyah adalah tarikat yang paling
layak disejajarkan dengan Tarikat Qadiriyah dalam hal
penyebarannya. Ibn Ataillah mengemukan bahwa Al-Syadzili
adalah orang yang ditetapkan oleh Allah SWT. sebagai pewaris
Nabi Muhammad SAW.
Al-Syadzili tidak menuliskan ajaran-ajarannya dalam sebuah
kitab karya tulis. Diantara sebab-sebabnya adalah karena
kesibukannya melakukan pengajaran-pengajaran terhadap murid-
muridnya yang sangat banyak dan sesungguhnya ilmu-ilmu tarikat
itu adalah ilmu hakikat, oleh karena itulah akal manusia tidak
41
mampu menerimanya. Ajaran-ajarannya dapat diketahui dari para
muridnya misalnya tulisan Ibn Ataillah Al-Iskandari. Ketika Al-
Syadzili ditanya perihal mengapa ia tak mau menuliskan ajaran-
ajarannya, maka ia menjawab, “Kutubi Ashabi” yang artinya kitab-
kitabku adalah sahabat-sahabatku”.
Ini pokok-pokok Ajaran tarekat Al-Syadziliyah:
a. Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk
meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal
pandangannya mengenai pakaian, makanan dan
kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana
akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT.
dan mengenal rahmat illahi. Meninggalkan dunia yang
berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur,
dan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan dunia akan
membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya
menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaik-
baiknya sesuai petunjuk Allah danRasul-Nya.
b. Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Islam.
Ia adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur
tasawwuf hampir searah dengan al-Ghazali, yakni suatu
tasawwuf yang berlandaskan kepada al-Quran dan al-
Sunnah, mengarah pada asketisme, pelurusan dan
42
penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pembinaan moral
(akhlaq), suatu tasawuf yang dinilai cukup moderat.
c. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada
dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain
Tuhan. Dunia yang dibenci para sufi adalah dunia yang
melengahkan dan memperbudak manusia. Kesenangan
dunia adalah tingkah laku syahwat, berbagai keinginan
yang tak kunjung habis, dan hawa nafsu yang tak kenal
puas. Semua itu hanyalah permainan (al-‟aab)dan
senda gurau (al-lahw) yang akan melupakan Allah.
Dunia yang semacam inilah yang dibenci para sufi.
d. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi
miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak
bergantung pada harta yang dimilikinya. Seorang salik
boleh tetap mencari harta kekayaan, namun jangan
sampai melalaikan-Nya dan jangan sampai menjadi
hamba dunia, tiada kesedihan ketika harta hilang dan
tiada kesenangan berlebihan ketika harta datang.
Sejalan dengan itu pula, seorang salik tidak harus
memakai baju lusuh yang tidak berharga, yang akhirnya
hanya akan menjatuhkan martabatnya. Dan konon
dengan konsepnya ini, banyak kalangan usahawan-
usahawan tertarik menjadi pengikut ajaran Al-Syadzili.
43
e. Berusaha merespons apa yang sedang mengancam
kehidupan ummat, berusaha menjambatani antara
kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang
yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap
pasif yang banyak dialami oleh para salik. Al-Syadzili
menawarkan tasawuf posotif yang ideal dalam arti
bahwa di samping berupaya mencari „langit‟ (berusaha
untuk bekalan akhirat),juga harus beraktivitas dalam
realitas sosial di „bumi‟ ini. Beraktivitas sosial demi
kemaslahatan umat adalah bagian integral dari hasil
kontemplasi.
f. Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka
ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan
Allah SWT.Tasawuf memiliki empat aspek penting,
yakni berakhlakdengan akhlak Allah SWT. Senantiasa
melakukan perintah-perintah-Nya, dapat menguasai
hawa nafsu serta berupaya selalu bersama dan
berkekalan dengan-Nya secara sungguh-
sungguh (sentiasa berzikir setiat detik didalam
mengingati Allah SWT.
g. Dalam kaitannya dengan al- Ma‟rifah atau mengetahui,
Al-Syadzili berpendapat bahwa ma‟rifah adalah salah
satu tujuan ahli tarikat atau tasawuf yang dapat
44
diperoleh dengan dua jalan. Pertama
adalah mawahib atau „ain al-jud (sumber kemurahan
Tuhan) yaitu Tuhan memberikannya dengan tanpa
usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang
akan diberikan anugerah tersebut. Kedua
adalah makasib atau badzu al-Majhud yaitu ma‟rifah
akan dapat diperoleh melalui usaha keras, melalui al-
riyadhah, mulazamah al-dzikri, mulazamah al-wudlu,
puasa, shalat sunnah dan amal saleh lainnya.
(http://kasisnawatihp.blogspot.com/2014/09/tarekat-
qodariyah-tarekat-syadziliyah.html)
3. Ajaran Hizib (Doa dan Zikir) Tarekat Syaziliyah
Hizib yang diajarkan oleh Kyai Muhaimin Gunardo berasal
dari gurunya Mbah Penjalu Tulungagung. Hizib Tarekat
Syadziliyah jumlahnya cukup banyak dan setiap murid tidak
menerima hizib yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan
kondisi ruhiyah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun
hizib-hizib tersebut antara lain adalah: hizb al-Asyfa‟, hizb al-
kafi atau al-autad, hizb al-bahr, hizb al-baladiyah atau al-
birhatiyah, hizb al-barr, hizb an-nasr, hizb al-mubarak, hizb al-
salamah, hizb al-nur danhizb al-hujb. Hizib-hizib tersebut tidak
boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali telah mendapatkan izin
45
atau ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk oleh
mursyid untuk mengijazahkannya.
Adapun buku manakib yang diamalkan merupakan hizb al-
barr dan an-nasr. Ini dinukil dari
1) Mafarikhul aliygah fi ma‟atsiri sadzaliyah.
2) Tabaqotul „auliya‟ karanagan Syaikh Abdul Wahab
Asy Sya‟rani.
3) Jamiul usul.
4) An-nur jali fi manaqibisy syaikh abi hasan asy syadzali
Dan lain- lain.(Muhaiminan, 1997:16)
4. Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah
Seorang ahli tarekat memiliki kewajiban dalam melaksakan
ijazah yang diberikan oleh mursyidnya. Amalan yang di berikan
merupakan dzikir kalimah toyyibah. Hal ini bertujuan agar
seseorang lebih mendekatkan diri pada Allah. Sehingga
memunculkan komuniksi yang baik antara hamba dengan
Kholiqnya. Allah berfirman dalam Surat An-nisa : 103
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman”.
46
Adapun amalan yang wajib di baca adalah sebagai berikut :
1) Fatikhah untuk Nabi Muhammad SAW.
2) Fatikhah untuk syaikh Abu Hasan Sadzili\
3) Fatikhah untuk Mursyid
4) Takbir 100 kali
5) Istighfar 100 kali
6) Sholawat Sadzaliyah
7) Dzikir 100 kali
Allah berfirman dalam QS. Al-Muzamil 7-8 :
“Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan
yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan
beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”
Firman Allah dalam QS. Al-Insan 25-26
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan
petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-
Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di
malam hari.”
5. Silsilah Syaikh Abu Hasan Sadzili
Rosulullah SAW.
Sayidati Fatimah
Sayid Hasan
Sayid Hasan Mustana
47
Sayid Abdullha
Sayid Idris Mustana
Sayid Isa
Sayid Muhammad
Sayid Akhmad
Sayid Ali
Sayid Wardi
Sayid Yusa‟
Sayid Yusuf
Sayid Qhushoyyi
Sayid Khotim
Sayid Hurmuh
Sayid Tamin
Sayid Abdul Jabar
Sayid Abdullah
Ali Abi Hasan Asy Syadzali
(Muhaiminan, 1997:16)
6. Sanad Tarikat Sadzaliyah Di desa Banyukuning
48
Tabel 5
(Sumber: Wawancara Ighfirli)
7. Daftar Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Di Dusun Krajan
Banyukuning
Table 6
No. Nama Alamat Pekerjaan
1 Ighfili Banyukuning Tani
2 Miyati Banyukuning Tani
3 Muh. Yoto Banyukuning Tani
4 Muslimatun Banyukuning Tani
5 Parmadi Banyukuning Tani
6 Amin Banyukuning Tani
7 Mardum Banyukuning Tani
8 Khasbun Aziz Banyukuning Perangkat
Desa / Tani
Ighfirli dan Anggota Jama'ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning
Muhaimin Gunardo (Parakan Temanggung)
Penjalu ( Tulungagung)
Syaikh Zakky (Makkah)
49
9 Sutirah Banyukuning Dagang
10 Muakodi Banyukuning Tani
11 Nur Wakijo Banyukuning Tani
12 Nur Muhaiminan Banyukuning Dagang
13 Daryati Banyukuning Tani
14 Sahli Banyukuning -
15 Mukiyah Banyukuning -
16 Juri Banyukuning Tani
17 Tarmiyati Banyukuning Tani
18 Shofi‟i Banyukuning Tani
19 Naimatun Banyukuning Dagang
20 Riyamah Banyukuning -
21 Darji Banyukuning -
22 Zaenudin Banyukuning -
23 Slamet Banyukuning -
24 Badriyah Banyukuning -
25 Rohani Banyukuning -
50
26 Dakori Banyukuning Tani
27 Kundarni Banyukuning Dagang
(Sumber : Observasi Lapangan)
8. Gambaran Umum Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Yang
Menjadi Subyek Penelitian.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa peneliti
bermaksud mengetahui tentang perilaku sosial anggota jama‟ah
tarikat sadzaliyah. Subyek penelitian ini adalah bapak-bapak ibu-
ibu anggota jam‟ah tarikat sadzaliyah. Dimana sebagian dari
mereka adalah orang-orang yang telah lanjut usia. Secara umum
mereka berusia antara 40-97 Tahun. Setiap hari mereka melakukan
rutinitas pekerjaan mereka seperti bertani, berdagang, dan ada pula
yang hanya di rumah dikarenakan faktor usia mereka yang telah
lanjut, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktifitas.
Dalam pengamatan penulis anggota jama‟ah tarikat
sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bnadungan terdapat
kurang lebih 27 orang yang mampu dijadikan sebagai subyek
penelitian. Namun tidak kesemua subyek dapat memberikan
respon, dikarenakan bebepara alasan. Adapun alasanya adalah
sebagai berikut:
1) Tidak bisa diwawancarai dengan alasan sibuk.
51
2) Tidak bisa diwawancarai dengan alasan sudah udhur,
yaitu dengan kurangnya pendengaran dan pengingatan
orang yang sudah lanjut usia sehingga tidak dapat
berkomunikasi dengan baik. Bahkan sering terjadi salah
faham ketika berkomunikasi.
3) Kurangnya keterbukaan anggota jama‟ah tarikat
sadzaliyah terhadap perilaku sosial individu.
Berdasarkan berbagai pertimbangan dan observasi lapangan
yang intens, penulis akhirnya menentukan 13 informan yang terdiri
dari pasutri anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang kecuali
satu orang. Dari semua responden dapat diambil enam jawaban,
karena mereka lebih banyak saling melengkapi jawaban
pasangannya serta satu menjawab, namun secara global.
C. Hasil Wawancara
Sebagaimana tercantum pada pembahasan yang sudah ditulis pada
bagian sebelumnya mengenai penjabaran pokok pemikiran tarikat
sadzliyah, perilaku sosial, dan pembinaan adab dan akhlak bagi anggota
jama‟ah Tarikat Sadzaliyah, maka teori tersebut dapat penulis jabarkan
dalam enam pertanyaan. Peneliti lebih menekankan pada kaitannya
dengan harta. Karena dari situ orang banyak membedakan antara satu
orang dengan orang lain. Namun disela-sela jawaban peneliti juga
52
menangkap ungkapan lain yang bukan dari pertanyaan yang diberikan.
Akan tetapi ada hubungannya dengan penjabaran pada teori di Bab II.
Pada pertanyan pertama tidak berkaitan dengan perilaku sosial,
akan tetapi berkaitan dengan pemahan seseorang tentang tarikat.
Berikut adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan peneliti
kepada informan diwaktu yang berbeda. Jawaban seputar perilaku sosial
anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah.
1. Apa yang anda ketahui tentang tarikat sadzaliyah?
a. “ saya tidak mau jawab, mau memaksa seperti apa saya tidak
mau jawab. Setiap orang memiliki pemahaman sendiri-
sendiri untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan
tentang Tarikat Sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan
antara saya (Pak N) dengan (Pak I) atau dengan jam‟ah lain
akan menjadikan persepsi yang berbeda, sehingga akan
menjelekkan tarikat, terutama Tarikat Sadzliyah”. (R1-NW:4-
08-2015)
b. “Pada awalnya kami hanya ikut-ikutan dalam tarikat ini.
Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja ikut tarikat.
Namun lama-kelamaan kami merasa nyaman. Ikut tarikat
ternyata bukan sekedar ngaji, namun menjadi beban dan
tanggung jawab yang harus dijalankan. Bukan sekedar
amalan bacaaan yang dibaca setelah salat, namun perilaku.
Kami memang belum bisa menjadi orang baik. Memakai
53
kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami
menjaga perilaku kami”. (R2-SN:07-08-2015)
c. “Tarikat adalah suatu sarana untuk mendekat dan diri dengan
Allah”. Istrinya menambahkan ” Membaca sholawat, dzikir,
mengurangi nafsu, sebagai sarana mensabarkan hati,
menenangkan hati, serta membuat hati lebih terang. Dengan
tarikat, hidup akan selamat, damai sejahtera dengan
istiqomah, bahagia dunia akherat”. (R3-DK-04-08-2015)
d. “ apa ya. Sana tanya pada pak firli saja” istrinya
menambahkan “ dulu bapak juga mengamalkan seperti ini,
hizb bahr tapi ya saya tidak berani ikut membaca, karena
dulu dimarahi bapak”. Jawabnya sambil tersenyum. (R4-
MM-04-08-2015)
e. “ Apabila kamu mau tahu tentang tarikat sadzaliyah tanyalah
pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”. (R5-PA-05-08-
2015)
f. “ Tarikat ya untuk mendekatkan diri dengan Allah”. (R6-
NW-06-08-2015)
2. Bagaimana sikap anda ketika berada dalam suatu majelis dimana
orang-orang yang berada di dalam majlis tersebut berasal dari
berbagai macam latar belakang sosial?
a. “ Ya biar orang mau seperti apa”. (R1-NW:4-08-2015)
54
b. “ Baik atau buruk orang, kaya atau miskin itu sama saja. Toh
semua sama saja makan nasi, sama-sama memakai baju dari
kain. Orang itu belum tentu seperti apa yang dia kenakan.
Terkadang orang yang berpenampilan seadanya dia merasa
bahagia, namun orang yang memakai baju bagus gelisah
dengan bebannya”. (R2-SN:07-08-2015)
c. “ Di buat sama saja. Semua adalah ciptaan Allah tidak ada
perbedaan didalam penciptaan manusia”. (R3-DK-04-08-
2015)
d. “ Bebas, tidak ada perbedaan didalamnya”. (R4-MM-04-08-
2015)
e. “ Semua orang itu sama saja”. (R5-PA-05-08-2015)
f. “ Biasa saja”. (R6-NW-06-08-2015)
3. Bagaimana sikap anda jika tetangga anda membeli mobil atau
membangun rumah yang sangat mengah?
a. Responden tidak bersedia menjawab pertanyaan. (R1-NW:4-
08-2015)
b. “ Saya ikut senang dan bahagia. Karena suatu saat saya akan
meminta bantuan pada tetangga saya, apabila memiliki mobil
sewaktu-waktu saya minta bantuan, apa anak saya lahiran
akan lebih mudah”. (R2-SN:07-08-2015)
c. “ Tidak boleh emosi, berdoa saja, semoga tertular, agar bisa
membeli dan membangun rumah”. (R3-DK-04-08-2015)
55
d. “Ya biarkan saja, ikut bahagia. Apabila dia punya bisa
dimintai tolong. Kalau rasa ingin pasti ada, ya berdoa saja.
Kalau sekarang saja tak buat apa. Sudah tua seperti ini. Biar
anak cucu saja yang punya. Kalau harta duania meski tua
harus tetap mencari”. (R4-MM-04-08-2015)
e. “Malahane. Dari pada tetangga saya kekurangan, lebih baik
berkecukupan”. (R5-PA-05-08-2015)
f. ”Ya biarkan saja, wong dia bisa karena bekerja”. (R6-NW-
06-08-2015)
4. Bagaimakah sikap anda apabila anda memiliki harta berupa
panenan yang melimpah? Apakah anda akan menyisihkan untuk
zakat atau sodaqoh?
a. “ Jika saya lego palilo ya saya akan berikan, kalau tidak ya
tidak”. (R1-NW:4-08-2015)
b. “ Kalau ada pasti saya beri, kami itu tidak bisa kalau
menjawab pertanyaan apalagi harus menulis, kami akan lebih
ihlas kalau dimintai uang. Cilek‟e nang limangewu gedene
nang seket ewu itu lebih mudah dari kami”, suaminya
menambahkan “ dapat sedikit disukuri, banyak ya sukur.
Yang didapat juga harus dibagi dengan orang lain, baik untuk
zakat atau sodaqoh”. (R2-SN:07-08-2015)
c. “ Sebaiknya zakat mal baik harta dari sawah ataupun hasil
dagang dari pasar. Shodaqoh itu bagi kami bukan sunah,
56
tetapi suatu kewajiban yang harus dijalankan”. (R3-DK-04-
08-2015)
d. “ Harus bersedekah. Meski hanya sedikit. Kalau tidak ya pas
menengok orang sakit, nyumbang, layat, itu diniati sodaqoh
sekalian zakat mal”. (R4-MM-04-08-2015)
e. “ Saya berikan seihlasnya”. (R5-PA-05-08-2015)
f. “ Kenapa harus dibagi pada orang lain, wong saya mencari ya
sendiri. Buat anak cucu saja cukup. Soqoh ya sa berikan pada
anak cucu saya”. (R6-NW-06-08-2015)
5. Apa yang anda lakukan jika anda mengetahui tetangga anda dalam
keadaan kesusahan ekonomi?
a. Responden tidak menjawab, namun responden mengalihkan
pertanyaan yang diberikan peneliti dengan hal lain. (R1-
NW:4-08-2015)
b. “ Saya akan membantu semampu saya, ra ketong meng sak
mplok‟an ( meskipun hanya satu suapan)”. (R2-SN:07-08-
2015)
c. “ Dibantu semampunya”. (R3-DK-04-08-2015)
d. “ Diberi semampunya, seihlasnya. Apabila tidak punya ya
pinjam. Kalua tidak ya meminta waktu sampai punya”. (R4-
MM-04-08-2015)
e. “Dibantu semammpunya. Tidak memaksa diluar
kemammpuan kita”. (R5-PA-05-08-2015)
57
f. “Ya tak bantu thow”. (R6-NW-06-08-2015)
6. Bagamaina sikap anda terhadap anggota jama‟ah tarikat yang lain,
apabila tarikat yang lain melakukan ritual ajarannya?
a. Responden malah mengatakan jika ada orang yang berkata “
wong melu torekoh, nak ditakoni ora semaor(orang yang
telah mengikuti tarikat, namun jika di tegur atau ditanya
orang tidak menjawab)”. (R1-NW:4-08-2015)
b. “ Biar saja, dulu saya tarikat juga ikut-ikutan, saya tidak tahu
mana benar dan mana yang salah, biarlah Allah yang menilai
mana yang baik. Tapi saya yakin kalau semua baik dan
bertujuan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah”. (R2-
SN:07-08-2015)
c. “ Tidak apa-apa, itu memang pengamalan mereka”. (R3-DK-
04-08-2015)
d. “ Biar amalnya sendiri-sendiri. Karena hanya Allah yang
menilai. Manusia hanya bisa mencari dan diliputi dengan
kebodohan. Sehingga hanya mengikuti ajaran Nabi SAW.
dan Allah semata. Yang terpenting kita mengikuti guru biar
Allah yang memberi balasan terhadap apa yang dikerjakan”.
(R4-MM-04-08-2015)
e. “ Tidak apa-apa. Mereka hanya mengikuti gurunya”. (R5-PA-
05-08-2015)
f. Responden tidak menjawab. (R6-NW-06-08-2015)
58
Ada seorang responden yang langsung ingin mengetahui semua
pertanyaan. Maka peneliti mengutarakan semua pertanyaan secara
langsung. Responden tersebut menjawab “ saiki aku wes tuwo, wong wes
tuwo nang ngendi to parane, melu torekoh sakdermo sarono kanggo
ndepe-ndepe marang Gusti. Saiki arep shodakoh, arep zakat yo nggowo
opo, urep meng melu anak, njagakke anak, ngeleh, wareg yo kono moso
bodo‟o anak‟e ( Sekarang saya sudah tua, orang sudah tua mau kemana,
mengikuti tarikat hanya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Saat ini,
mau shodaqoh, zakat, mau menggunakan apa. Hidup hanya ikut pada
anak. Lapar, kenyang saya serahkan pada anak”. (R7-SL-25-07-2015)
BAB IV
59
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah
Pada bagian ini penulis ingin memaparkan perilaku sosial anggota
jama‟ah tarikat sadzaliyah yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari.
Terkait dengan perilaku yang menjadi tuntunan telah dipaparkan pada
Bab II. Penulis hanya membatasi pada kehidupan yang berkaitan dengan
interaksi dengan tetangga, serta tentang harta benda yang merupakan hal
pokok dalam kehidupan seseorang .
Berdasarkan pada uraian bab sebelumnya yaitu pada Bab III
tentang perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di desa
Banyukuning Kecamatan Bnadungan Kabupaten Semarang dapat penulis
paparkan sebagai berikut.
Tidak semua anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah mengetahui
tentang arti tarikat yang sebenarnya. Adapun mereka mengetahui, mereka
lebih tertutup tentang ajarannya kepada orang lain yang bukan
merupakan anggota atau kelompok dari tarikat tersebut. Adapun jawaban
dari responden “R1” “Setiap orang memiliki pemahaman sendiri-sendiri
untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan tentang tarikat
sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan antara saya (Pak N) dengan
(Pak I) atau dengan jam‟ah lain akan menjadikan persepsi yang berbeda,
sehingga akan menjelekkan tarikat, terutama Tarikat Sadzliyah”.
Menurut pengamatan penulis responden ini kurang faham tentang arti
60
tarikat sadzaliyah, namun beliau berusaha menutupi ketidak tahuannya
dengan cara beliau berbicara.
Jawaban dari responden “R2” “Pada awalnya kami hanya ikut-
ikutan dalam tarikat ini. Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja
ikut tarikat. Namun lama-kelamaan kami merasa nyaman. Ikut tarikat
ternyata bukan sekedar ngaji, namun menjadi beban dan tanggung jawab
yang harus dijalankan. Bukan sekedar amalan bacaaan yang dibaca
setelah salat, namun perilaku. Kami memang belum bisa menjadi orang
baik. Memakai kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami
menjaga perilaku kami”. Kedua responden ini, yang merupakan pasutri
memang benar-benar tidak mengetahui arti dari Tarikat Sadzaliyah,
namun pada kehidupannya mereka ingin memperbaiki diri dengan
berperilaku lebih baik, serta beribadah lebih tekun.
Jawaban dari responden “R3” “Tarikat adalah suatu sarana untuk
mendekatkan diri dengan Allah. Membaca sholawat, dzikir, mengurangi
nafsu, sebagai sarana mensabarkan hati, menenangkan hati, serta
membuat hati lebih terang. Dengan tarikat hidup akan selamat, damai
sejahtera dengan istiqomah. Bahagia dunia akherat”. Responden ini
memang lebih memahami dan mampu memberi penjelasan tentang
rangkaiaan kegiatan serta isi amalan Tarikat Sadzaliyah. Meskipun
dibanding yang lain responden ini paling akhir masuk Tarikat
Sadzaliyah, namun beliau bisa mengamalkan ajaran tarikat dengan baik.
61
Jawaban dari responden “R4” “Pada pertanyaan pertama responden
tidak berani menjawab, namun beliau menjelaskan bahwa apa yang
diamalkan ini sama dengan yang ayahnya (Kyai Khumaidi) amalkan.
Meski pada awalnya beliau tidak mengetahui kalau itu adalah amalan
Tarikat Sadzaliyah”. Responden ini merupakan anak serta menantu dari
pembawa Tarikat Sadzaliyah pertama kali di desa Banyukuning. Bapak
“M” juga merupakan badal dari mursyid di Banyukuning. Meskipun
mereka mengannggap diri mereka adalah dzuriyah Kyai, namun
pemahaman mereka kurang, mereka hanya menjalankan apa yang ada di
teks amalan wajib, tanpa membaca arti dan ajarannya.
Jawaban responden “R5” ”Apabila kamu mau tahu tentang Tarikat
Sadzaliyah tanyalah pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”.
Responden hanya menjawab semampunya dikarenakan usia responden
yang sudah udhur.
Jawaban responden “R6” “Tarikat ya untuk mendekatkan diri
dengan Allah” menurut pengamatan penulis, responden mengeahui,
namun tidak bersedia memberi jawaban.
Menurut pengamatan penulis masih banyak anggota jama‟ah
Tarikat Sadzliyah yang tidak mengetahui arti dan tujuan tarikat
sebenarnya. Seharusnya mursyid lebih mengenalkan arti dan tujuan
tarikat, agar anggotanya memahami dari tarikat itu sendiri, sehingga
mereka dapat mengamalkan amalan ibadahnya lebih baik dari orang yang
tidak mengikuti tarikat.
62
Dari pertanyaan no 2 dan 3 jawaban responden ”R1” lebih tidak
peduli, pada kesehariaanya beliau memang jarang mengikuti pengajian
atau kegiatan kemasyarakatan, kecuali ngaji lingkungan dan mujahadah
tarikat sazdaliayah.
Dilihat jawaban responden “R2” pada poin A mereka lebih
menghargai orang lain, meskipun pada kegiatan keagamaan mereka
jarang mengikuti karena kesibukannya namun hubungan mereka dengan
orang lain sangat baik. Mereka mau bergaul dengan siapa saja meski
mereka termasuk orang kaya.
Dari responden “R3” responden lebih terbuka, dalam kehidupan
sehari-hari responden ini sangat aktif dalam kegiatan keagamaan ataupun
organisasi keagamaan. Mereka juga ramah terhadap siapa saja. Baik di
rumah atau pun di pasar.
Responden “R4”, respoden ini termasuk orang yang aktif
mengikuti kegiatan keagamaan. Beliau menganggap semua sama saja
tidak membedakan satu sama lain. Untuk keinginan terhadap sesuatu
mereka ingin namun melihat usia dan kemammpuannya yang sudah tidak
mungkin.
Responden “R5” termasuk orang yang kurang aktif dalam kegiatan
keagamaan, responden tergolong orang yang kurang bergaul dengan
masyarakat.
Responden “R6” termasuk orang yang kurang peduli terhadap
orang lain. Meskipun responden termasuk orang yang aktif dalam
63
kegiatan keagamaan responden lebih tidak peduli, responden seolah
membatasi dirinya dengan peneliti.
Perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah dapat
disimpulkan. Anggota jama‟ah tarikat memiliki zuhud dan wara‟. Mereka
tidak membedakan seseorang berdasarkan latar belakangnya. Mereka
menganggap setiap orang sedrajat. Mereka menganggap bahwa setiap
manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan
sebagian orang perilaku zuhud dan wara‟ terhadap perilaku sosialnya
kurang. Mereka lebih acuh terhadap orang lain. Menurut pengamatan
penulis dalam kehidupan sehari-hari jika dalam majlis pengajian antara
anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah dengan orang lain sama saja. Mereka
duduk berdampingan tanpa ada perbedaan.
Sifat wara‟ dan zuhud akan menjadikan hati bersih dari riya, adalah
hati yang telah terbentuk oleh kumpulan ikhlas yang jujur. Allah Ta‟ala
akan memberikan pahala kepada orang yang beramal dengan ikhlas hati
dan menempatkan ke tempat yang ia ridhai. Riya‟ itu adalah akibat
manusia begitu tergoda oleh hidup dunia sementara. Kerusakan,
ketamakan, dan perbuatan yang sama dengan itu telah menghadirkan
bermacam-macam penyakit yang merusak ibadah.
Hasil dari responden pada pertanyaan nomor 4, 5 lebih berkaitan
terhadap zakat, shadaqah dan hubungan silaturrahmi. Dari jawaban
responden pada bab III, sebagian besar responden bersedia mengeluarkan
zakat, shadaqoh dan bersedia membantu tetangga yang sedang berada
64
dalam kesusahan sedangkan, sebagian kecil dari mereka belum bisa
menjalankannya.
Adapun responden “R1”, Responden tidak menjawab, namun
responden mengalihkan pertanyaan yang diberikan peneliti dengan hal
lain. Ada pendapat dari tetangga dekat responden “ apalagi dimintai
uang, diminta menjawab saja tidak mau, padahal memberi jawaban kan
termasuk shadaqoh” hal ini dapat di simpulkan bahwa ada beberapa
kemungkinan dari jawaban-jawaban responden “R1” adapun alasan yang
dapat ditarik peneliti pertama, responden sebenarnya tidak berkenan
dengan kehadiran peneliti, kedua meskipun responden termasuk orang
mampu namun memang responden agak pelit. Terlihat dari sikapnya saat
bersamaan peneliti mewawancarainya ada orang yang meminta
sumbangan, namun responden “R1” malah marah-marah.
Adapun Hikmah Zakat dan Shadaqoh sebagai berikut. Pertama,
menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan
kewajiban terhadap Allah dan terhadap makhluk Allah
(masyarakat).Kedua, membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak
tercela, serta mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan
membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan
berkepentingan.Ketiga, sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas
nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.. Keempat, guna menjaga
kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang
susah.Kelima, guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta
65
mencintai antara si miskin dan si kaya. Rapatnya hubungan tersebut akan
membuahkan beberapa kebaikan dan kemajuan, serta faedah bagi kedua
golongan dan masyarakat umum. (sulaiman Rasjid, 2006:218)
Pada pertanyaan nomor 6 jawaban responden hampir sama, yaitu
membiarkan, karena mereka menjalani ajarannya masing-masing.
Banyak anggota jama‟ah tarikat yang hanya mengamalkan ijazah
saja, naumun pendididikan syari‟at sebagai landasan dasar atau pondasi
dalam ibadah seringa mereka abaikan, atau dikesampingkan. Sehingga
aspek pendidikan rohani tidak hanya berkecimpung pada tarikat saja.
Aspek lain dari hasil penelitian ini adalah dimensi konsekuesial
keberagamaan sebagai implikasi dari ajaran islam. Yang dilaksanakan
berdasarkan pada pokok pemikiran pendiri Tarikat Sadzaliyah terutama
tentang aspek sosial. Tentang apek sosial terhadap penderitaan orang lain
yang sedang mengalami kesusahan ekonomi, menjenguk orang sakit,
nyumbang orang yang mantu dan lain-lain. Banyak anggota jam‟ah
tarikat sadzliyah yang peduli terhadap lingkungan dan menganggap satu
sama lain sama saja. Antara yang kaya dan miskin saling membantu.
Dikarenakan mereka sadar bahwa manusia adalah mahluk individu
sosial. Dimana satu sama lain saling membutuhkan.
Rosulullah bersabda:
“Jika engkau dapat beramal dalam keadaan ridho kepada Allah,
maka beramallah, dan jika tidak dapat, maka dalam melakukan
66
kesabaran atas hal-hal yang engkau membencinya, terdapat kebaikan
yang banyak”
Menurut pengamatan penulis kesadaran masyarakat secara umum
dalam mendekatkan diri kepada Allah sangat baik. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya kegiatan rutin, baik kegiatan yang dilaksanakan di tingkat
dusun maupun tingkat lingkungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa
kesadaran untuk bersedekah juga bagus.
B. Deskripsi Perilaku Sosial Masyarakat Banyukuning
Adapun perilaku sosial yang berlaku dimasyarakat yang seolah
sudah bukan menjadi beban adalah:
1. Menjenguk orang sakit
Menjenguk orang sakit biasanya dilakukan bersama-
sama, apabila orang sakit itu berada di rumah sakit. Namun
apabila dirumah masyarakat lebih sering beragkat sendiri-
sendiri.
2. Takziyah
Adapun ramkaian takziyah yang dilakukan masyarakat
Banyukuning adalah:
a. Memandikan, mengkafani, merupakan tugas dari modin
atau orang yang dipercaya.
b. Menggali kubur dilakukan oleh bapak-bapak secara
suka rela.
c. Mentahlilkan saat jenazah masih dirumah.
67
d. Membaca Alqur‟an 30 Juz saat sore hari, dilakukan
oleh bapak-bapak.
e. Sonjo, sonjo adalah tahlil saat malam, dilaksanakan dari
hari pertama sampai hari ketuju.
3. Berangkat pengajian
Pengajian lebih sering dilaksanakan untuk umum,
namun masih banyak masyarakat yang tidak berangkat. Yang
berangkat dalam satu pengajian denan pengajian yang lain,
biasanya hanya orang-orang yang sama. Kebanyakan
masyarakat lebih berat meninggalkan pekerjaannya.
4. Memberi shodaqoh saat bulan sura
Shadaqoh dibulan as-sura biasanya rutin dilaksanakan
satiap satu tahun sekali. Shodaqoh ini diikuti oleh masyarakat
umum. Yang diberikan untuk anak-anak yatim atau tidak
mampu.
5. Membayar zakat fitrah dan zakat mall di masjid saat
bulan ramadhan
Zakat fitrah dan zakat mall dikumpulkan menjadi satu
pada saat bulan ramadhan. Namum pembagiannya berbeda,
zakat fitrah akan dibagiakan, pembagiannya dibagi kembali
untuk semua KK, karena pernah ada suatu kejadian hanya
68
orang miskin yang diberi, namun menjadi masalah yang tidak
diinginkan.
Zakat mal lebih diarahkan ke masjid, pembangunan
madrasah atau disimpankan lembaga, zakat mall yang ada di
desa Banyukuning juga akan di berikan untuk membantu
orang yang tidak mampu yang sedang sakit di rumah sakit,
hal ini untuk meringankan beban masyarakat.
6. Nyumbang (kondangan)
Istilah nyumbang diperuntukkan untuk kondangan
orang yang sedan memiliki hajatan, baik diperuntukkan orang
menikah, sunat ataupun acara lain, yang mana tetangga
sedang ada perlu.
7. Tilek Bayi
Tilek bayi berarti menjenguk bayi, namun arti
sebenarnya dalam masyarakat adalah menenok orang yang
baru saja melahirkan.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis dari Bab I sampai dengan
Bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan,
maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan pada skripsi ini, yaitu:
1. Sejarah tarikat Sadzaliyah di Desa Banyukuning
Tarekat Sadzaliyah diamalkan warga pertama kali kurang
lebih pada Tahun 1960an oleh salah seorang kyai di desa itu.
Beliau bernama Kyai Khumaidi. Sepeninggal beliau Tarekat
Sadzaliyah mati suri di daerah ini, bahkan putra putri beliau pada
masa itu belum mengamalkannya
Tarekat Sadzaliyah kembali ada di desa ini setelah adanya
akhirussanah Madrasah Ainul Anwar yang pertama kali, yaitu pada
Tahun 1987. Seorang kyai dari Parakan Temanggung bernama
Muhaimin Gunardo menjadi pembicara dalam Akhirussanah ini.
Tahun 1988 Ighfirli kembali sowan kerumah kyai Muhaimin
Gunardo bersama Ihsan yang merupakan salah seorang tetangga
Ighfirli. Sesampainya di rumah beliau mengamalkan. dari amalan
keduanya menumbuhkan keinginan tetangganya. Khasbun Aziz
dan Sugi mengikuti ajarn tarikat ini, kemudian ikut baiat. Dari
kegiatan mujahadah yang di amalkan, banyak orang tertarik
mengikuti amalnya tak jarang jam‟ah mengajak sanak saudara dan
70
kerabatnya, sehingga tarekat sadzaliyah dapat kembali berlangsung
di desa Banyukuning.
2. Pokok-Pokok Ajaran Tarikat Sadzaliyah
a. Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk
meninggalkan profesi dunia mereka.
b. Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Islam.
c. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada
dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan.
d. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner
yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta
yang dimilikinya.
e. Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan
ummat, berusaha menjembatani antara kekeringan spiritual
yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan
urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami oleh
para salik.
f. Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan
menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
g. Ma‟rifat
3. Perilaku Sosial Masyarakat Yang Di Ajarkan Dalam
Kegiatan Tarikat
a. Zuhud (tidak terlalu terikat dengan hidup dunia),
71
b. Wara‟ adalah salah satu sifat untuk tidak terlalu terkait
dengan keperluan dunia.
c. Tawadhu adalah sifat rendah hati, dan tidak sombong.
d. Zakat menurut istilah agama islam artinya” kadar harta yang
tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya,
dengan beberapa syarat.
Silaturrahmi berasal dari dua kata yaitu silahun dan rahim. Shilah
artinya hubungan dan rahmi artinya kasih sayang, persaudaraan, Rahmad
Allah ta‟ala.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini
yaitu mengenai Perilaku Sosial Anggota Jama‟ahtarikat Sadzaliayah
Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, maka
peneliti hendak menampaikan saran:
1. Untuk Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliayah
Tetap menjalankan ibadah ritual denagn baik, baik secara
syariat atau pun jalan tarikat yang telah di tempuh. Tidak
memisahkan antara syari‟at dengan tarikat. Namun menjalankan
ibadah berdasarkan tingkatan yang telah mereka jalani. Mengikuti
tarikat bukan hanya sekedar ikut-ikutan ataupun mengisi waktu
senggang. Namun harus memahami antara orang yang hanya
berpegangan pada jalur syaria‟at saja dan tanggung jawab mereka
terhadap jalan yang ia tempuh.
72
2. Untuk Mursyid
Memberi pendidikan secara universal, baik pendidikan
syari‟at yang menjadi pondasi seseorang dalam menjalankan
ibadah mahdhohnya. Mursyid diharapkan tidak hanya mengenalkan
tentang kebahagiaan akhirat saja, namun harus mengenalkan pada
aspek lain yang fundamenta; dalam kehidupannya di dunia.
Pendidikan tarikat yang merupakan tahapan lebih tinggi dalam
mengenal Allah, memahami arti yang berada dalam syaria‟at secara
lebih. Pendidikan Akhalak dan adab, baik akhlak terhadap Roobnya
maupun terhadap sesama. Mengenalkan makna tarikat secara
makna maupun contoh yang nyata.