lapsus ulin

Upload: shanaanwar

Post on 17-Jul-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

Gangguan Kecemasan

Oleh Zavita Anwar, S. Ked I1A007021

Pembimbing Dr.H. Yulizar Darwis, Sp. KJ, MM

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unlam-RSUD ULIN Banjarmasin Februari 2012

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Alamat : : : : Ny. M 58 tahun Perempuan Jl. Meranti 3 komplek madinah no.35 rt.36 Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Bangsa Status Perkawinan RMK Tanggal kunjungan ke poli : : : : : : : : lulusan SMA Staf Bkkbn Islam Banjar Indonesia Kawin 38 04 67 14 Februari 2012

II.

RIWAYAT PSIKIATRIK Diperoleh dari autoanamnesa di poli jiwa RSUD Ulin Banjarmasin. Alloanamnesa via telepon dengan suami pasien bernama Tn. Aldi pada tanggal 16 februari 2012. Autoanamnesa pada tanggal 14 februari 2012, pukul 09.18 WITA.

A. KELUHAN UTAMA Sulit tidur

B. KELUHAN TAMBAHAN Dada terasa berdebar-debar, nafas terasa pendek, cepat lelah, cepat kaget, berkeringat dingin.

1

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Alloanamnesa Suami pasien yang bernama Tn.Aldi mengaku pada awal februari 2012 pasien pindah ke rumah baru dan pada saat bersamaan pasien mulai terlihat sulit tidur dan cemas. Sulit tidur ini berlangsung selama 2 minggu semenjak awal februari 2012 dan terjadi setiap hari. Suami pasien mengaku pasien sulit untuk memulai tidurnya sehingga pasien menjadi tidur larut malam dan terkadang suaminya lebih duluan tidur. Pasien sering bercerita dengan suaminya bahwa pasien sering mengalami kesulitan untuk memulai tidurnya dan pasien merasa cemas serta was-was semenjak pindah rumah, kata pasien dia cemas karena takut maling masuk ke rumah barunya, pasien mengaku hal tersebut sangat mengganggu. Pasien mengeluh dengan suaminya dadanya terasa berdebar-debar dan nafas terasa pendek, cepat lelah, cepat kaget, berkeringat dingin. Menurut suami pasien, pasien tidak pernah mengalami kecemasan seperti ini sebelumnya, baik itu setelah perubahan status menikah maupun setelah mempunyai pekerjaan. Pasien biasanya mudah saja beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya. Pasien tidak ada masalah dengan keluarga, lingkungan tempat tinggal maupun lingkunga pekerjaan, tidak mendengar bisikan-bisikan dan tidak melihat bayangan-bayangan. Pasien tidak ada keinginan untuk bunuh diri dan menyakiti orang lain. Autoanamnesa Pasien mengaku mempunyai masalah sengketa tanah pada awal Desember 2012, dimana kesepakatan dilakukan dengan cara musyawarah antar kedua belah pihak yang menghasilkan keputusan tanah di bagi dua, dimana menurut pasien hal tersebut merugikan pihaknya, dan saat ini masalah tersebut sudah selesai. Pada awal februari 2012 pasien pindah ke

2

rumah baru, pindah rumah ini menurut pasien karena ingin mempunyai rumah yang terbuat dari beton dan letaknya strategis, karena sebelumnya rumah pasien merupakan rumah tua yang luas terbuat dari kayu dan jalan depan rumahnya sempit hanya dapat di jalani kendaraan. Dan juga pada saat itu ada pemilk perusahaan dekat rumah pasien yang ingin membeli tanah rumahnya dengan harga yang tinggi. Sehingga mulai saat itu pasien memutuskan untuk membeli rumah baru. Pasien pindah ke rumah barunya pada awal februari 2012, dan pada saat bersamaan pasien mulai merasakan sulit tidur dan cemas. Sulit tidur ini berlangsung selama 2 minggu semenjak awal februari 2012 dan terjadi setiap hari. Pasien mengaku sulit untuk memulai tidurnya sehingga pasien menjadi tidur larut malam sekitar jam 1 malam, sebelumnya pasien mengaku biasanya tidur jam 10 malam saja. Pasien mengaku tidak pernah terbangun lebih awal dan pada saat bangun pasien merasa nyenyak tidurnya. Pasien merasa cemas akibat perasaannya takut jika ada maling masuk karena lingkungan perumahan tempat tinggalnya merupakan perumahan baru dimana lingkungannya masih sepi dan sedikit rumah yang sudah dihuni oleh pemiliknya, pasien selalu merasa was-was dan cemas ini hampir setiap malam dalam 2 minggu ini ditambah lagi biasanya suaminya tidur duluan dengan mengorok, pasien mengaku hal tersebut juga mengganggu. Pasien merasa dadanya terasa berdebar-debar, nafas terasa pendek, cepat lelah, cepat kaget, berkeringat dingin. Pasien mengaku tidak ada masalah dengan keluarga, lingkungan tempat tinggal maupun lingkunga pekerjaan. Pasien merasa tetap bersemangat dalam bekerja dan tetap bersosialisasi dengan warga sekitar rumahnya seperti mengikutu yasinan mingguan. Pasien mengaku tidak mendengar bisikan-bisikan dan tidak melihat bayanganbayangan. Pasien tidak ada keinginan untuk bunuh diri dan menyakiti orang lain. Pasien mengaku tidak ada riwayat diabetes melitus dan asma dalam keluarga namun terdapat riwayat hipertensi dalam keluarga.

3

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Tidak pernah ada riwayat kecelakaan/trauma yang menyebabkan cedera kepala. Tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran. Tidak ada riwayat kejang atau sakit berat lainnya. Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma dan penyakit jantung E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Riwayat Prenatal & Antenatal Sulit untuk di evaluasi karena ibu dan ayah pasien sudah meninggal 2. Riwayat Masa Bayi dan Kanak-kanak Denver II Sulit di evaluasi Basic Trust Vs Mistrust (0-1,5 tahun) Sulit dievaluasi Autonomy Vs Shame & Doubt (Usia 1,5-3 tahun) Sulit dievaluasi Initiative vs Guilt (Usia 3-6 tahun) Sulit dievaluasi Industry Vs Inferiority (Usia 6-12 tahun) Pasien termasuk anak yang senang bermain masak-masakan,

pasien senang mengolah makan-makanan dan kemudian dibagibagi dengan teman-teman sebayanya. Pasien termasuk anak pendiam akan tetapi memiliki lumayan banyak teman. Identity Vs Identity Confusion (Usia 12-20 tahun) Pasien termasuk remaja pendiam, walaupun demikian pasien memiliki lumayan banyak teman. Pasien kadang-kadang cemburu dengan adik-adiknya, jika orangtuanya membelikan sesuatu buat

4

saudaranya. Pasien tidak pernah bolos sekolah dan bukan termasuk remaja yang mudah terpengaruh pergaulan ataupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang maupun alkohol, juga tidak merokok. Pasien tidak senang bersolek dan tidak pernah melukai diri sendiri.

3. Riwayat Pendidikan Pasien mulai bersekolah di usia 4 tahun (tahun 1958) masuk Taman Kanak-Kanak selama 2 tahun lalu melanjutkan ke SD masuk pada usia 6 tahun (tahun 1960) selama 6 tahun, kemudian melajutkan ke SMP pada usia 12 tahun (1966) selama 3 tahun dan SMA pada usia 15 tahun (1969), pada tahun 1973 pasien melanjutkan ke perguruan tinggi namun pasien berhrnti kuliah pada tahun 1975 karena keinginan sendiri dan pada saat itu pasien juga ingin menikah dan berkonsentrasi pada keluarga. Pasien tidak pernah tinggal kelas dengan prestasi yang biasa-biasa saja. 4. Riwayat Pekerjaan Pasien merupakan PNS dan sekarang pasien sedang bekerja pada suatu institusi pemerintah yaitu sebagai staf di bkkbn. Pasien mengaku senang dan santai bekerja di tempat bekerjanya. Pasien mengaku tidak ada masalah dalam pekerjaannya dan tidak ada pekerjaan yang tertumpuk dalam waktu dekat ini. 5. Riwayat Perkawinan Pasien menikah pada tahun 1975, pasien memiliki seorang suami dan 2 orang anak.

5

F. RIWAYAT KELUARGA Genogram:

Herediter (-) Keterangan : Laki-laki : Pasien :

Perempuan :

Meninggal :

G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG Pasien sekarang tinggal bersama suaminya, dalam sebuah rumah beton yang terletak di komplek perumahan dan dengan lingkungan yang baik. H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA Pasien merasa sadar bahwa dirinya sakit

III. STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM 1. Penampilan Pada tanggal 14 februari 2012 datang seorang ibu ke Poli Jiwa, berperawakan kurus, berpakaian cukup rapi mengenakan baju

6

dinas PNS berwarna hijau kekuningan dan berkerudung krim. Pasien tampak terawat dan bersih datang sendiri ke poli jiwa. Pasien duduk tenang di kursi. Saat diajak berkenalan (dokter menyalami pasien) tampak pasien menerima perkenalan dokter dengan baik dan menyambut tangan dokter tersebut dengan jabatan erat dan kontak mata ada dan dapat di pertahankan. Saat ditanyai, pasien menjawab dengan tenang dan jelas. Saat ditanya tentang hari dan tanggal berapa saat ini, siang/malam, pasien menjawab benar; tempat apa ini, di lantai berapa, serta kota apa, pasien menjawab dengan benar; siapa orang yang tinggal dengannya dan apa hubungannya dengan pasien, pasien menjawab benar; siapa penanya yang mengenakan jas putih ini serta siapa diri pasien dan hubungan antara penanya dan pasien sebagai dokter pasien yang berobat, pasien menjawab benar. Saat ditanya mengenai hitung-hitungan 100-3 sebanyak lima kali, pasien menjawab dengan tepat walaupun sebelumnya ragu-ragu. Saat ditanya berapa hari dalam seminggu & berapa bulan dalam setahun, sebutkan, lalu balik, pasien dapat menjawabnya dengan tepat. Saat ditanya tadi datang ke poli Jiwa dengan siapa, naik apa, pasien menjawab benar; saat disuruh untuk menghapal 3 benda (buku, pensil, penggaris) lalu dialihkan perhatiannya dengan pertanyaan-pertannyaan lain 10-15 menit, pasien dapat menyebutkan kembali bahkan ketika dibalik. Saat ditanya mengenai arti panjang tangan pasien mengerti menjawab suka mencuri/mengambil barang orang lain. Saat ditanya tempat pasien sekarang berada pada provinsi apa, ibu kota provinsinya apa, nama Negara kita apa, serta ibu kota Negara kita apa, lalu lambang Negara kita apa, dan presiden Negara kita apa, semua dijawab dengan tepat dan benar.

7

Saat ditanya apakah mencuri itu diperbolehkan lalu bagaimana dengan membunuh, pasien menjawab tidak boleh. Bagaimana bila pasien menemukan dompet di jalan, pasien menjawab mengambil dompet tersebut dan mengembalikan ke pemiliknya. Apa beda bohong dan khilaf, awalnya pasien bingung menjawabnya, bohong diartikan bicara tidak jujur, sedangkan khilaf diartikan tidak sengaja. 2. Kesadaran Compos-mentis 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Aktif 4. Pembicaraan Koheren, menjawab bila ditanya, jawaban jelas. 5. Sikap terhadap Pemeriksa Appropiate 6. Kontak Psikis Kontak ada, wajar, dapat dipertahankan B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF

KESERASIAN SERTA EMPATI 1. Afek (mood) 2. Emosi 3. Ekspresi afektif 4. Keserasian 5. Empati C. FUNGSI KOGNITIF 1. Kesadaran 2. Orientasi : Komposmentis : : : : : Hipotym cemas cemas Appopriate Dapat dirabarasakan

8

-

Waktu Tempat Orang Situasi

: : : : : : : : :

Baik Baik Baik Baik Baik

3. Konsentrasi 4. Daya Ingat Jangka pendek Jangka panjang Segera

Baik Baik Baik

5. Intelektual, Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Intelektual dan pengetahuan umum sesuai tingkat pendidikan, intelegensia sesuai dengan usia. 6. Pikiran abstrak D. GANGGUAN PERSEPSI 1. Halusinasi : Auditorik dan visual Ilusi : : (-/-) (-) : Baik

2. Depersonalisasi dan derealisasi : (-/-) E. PROSES PIKIR 1. Arus pikir a. Produktivitas : : : Menjawab bila ditanya Relevan (-)

b. Kontinuitas c. Hendaya berbahasa 2. Isi Pikir a. Preocupasi b. Gangguan pikiran : :

(-) Waham (-)

9

F.

PENGENDALIAN IMPULS Terkendali

G.

DAYA NILAI 1. Daya nilai sosial 2. Uji Daya nilai 3. Penilaian Realita : : : Baik Baik Baik

H.

TILIKAN Derajat 6 = sadar bahwa dirinya sakit

I.

TARAF DAPAT DIPERCAYA Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT 1. STATUS INTERNUS Keadaan umum Kesadaran Gizi Tanda vital : TD = 120/80 mmHg N = 92 x/menit = 36,5 oC : : : Baik Komposmentis Kurang

RR = 22 x/menit T Kepala : Mata : Palpebra tidak edema,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, Telinga : Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal Hidung : Bentuk normal, tidak ada

epistaksis, sekret tidak ada

10

Mulut:

Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah tidak tremor.

Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Thoraks : Inspeksi Palpasi Perkusi Pulmo Cor : : : : : Sonor/Sonor Batas jantung normal Bentuk dan gerak simetris Fremitus raba simetris normal

Auskultasi: Abdomen : Inspeksi Palpasi : : Simetris, tampak datar Tidak nyeri tekan, hepar lien massa tidak teraba Perkusi Auskultasi Ekstemitas : : : Timpani Bising usus (+) normal Tidak ada edema ataupun parese. Pulmo Cor : : Suara napas vesikuler S1=S2 tunggal, bising jantung (-)

STATUS NEUROLOGIKUS N I XII Gejala rangsang meningeal Gejala TIK meningkat Refleks fisiologis Refleks patologis : : : : : Dalam batas normal KK(-), Brudz I(-/-), Brudz II(-/-), Laseque (+/+) Tidak ada Normal Tidak Ada

11

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Alloanamnesa: Stressor diduga masalah pindah ke rumah yang baru pada awal bulan februari 2012 dan terdapat masalah sengketa tanah pada awal Desember 2011 Early insomnia (+) awal februari 2012 Cemas (+) pada awal februari 2012 namun gairah dalam bekerja dan bersosialisasi baik Keluhan psikosomatik (+) seperti berdebar-debar dan nafas terasa pendek, cepat lelah, cepat kaget, berkeringat dingin. Halusinasi (-), Ilusi (-), Waham (-) Pasien tidak pernah mengalami kecemasan seperti ini sebelumnya, baik itu setelah perubahan status menikah maupun setelah mempunyai pekerjaan. Pasien biasanya mudah saja beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya. Pasien tidak ada masalah dengan keluarga, lingkungan tempat tinggal maupun lingkunga pekerjaan

Autoanamnesa: Stressor diduga masalah pindah ke rumah yang baru pada awal bulan februari 2012 dan terdapat masalah sengketa tanah pada awal Desember 2011 Early insomnia (+) awal februari 2012 Cemas (+) pada awal februari 2012 namun gairah dalam bekerja dan bersosialisasi baik Keluhan psikosomatik (+) seperti berdebar-debar dan nafas terasa pendek, cepat lelah, cepat kaget, berkeringat dingin. Halusinasi (-), Ilusi (-), Waham (-) Pasien tidak ada keinginan untuk bunuh diri dan menyakiti orang lain.

12

Perilaku dan aktifitas psikomotor : Kontak psikis :

Aktif Ada, wajar dan dapat

dipertahankan Afek Emosi Ekspresi afektif Empati Halusinasi auditorik/visual Preocupasi Isi pikir Penilaian realita Tilikan Taraf dapat dipercaya : : : : : : : : : : Hipotym cemas cemas Dapat dirabarasakan (-/-) (-) Waham (-) Baik Derajat 6 Dapat dipercaya

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL 1. 2. 3. 4. Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV : : : : Gangguan kecemasan Kepribadian cemas Tidak ada (none) Masalah berkaitan dengan

lingkungan sosial 5. Aksis V : GAF scale 90-81 (gejala

minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa.

VII. DAFTAR MASALAH 1. ORGANOBIOLOGIK Tidak ada (None)

13

2.

PSIKOLOGIK Perilaku dan aktivitas psikomotor aktif, afek hipotym, ekspresi cemas, kontak ada, wajar, dapat dipertahankan, halusinasi auditorik dan visual tidak ada, waham tidak ada, penilaian realitas baik dalam hal proses berpikir, taraf dapat dipercaya dan tilikan derajat 6.

3.

SOSIAL/KELUARGA Stressor masalah lingkungan

VIII. PROGNOSIS Diagnosa penyakit Perjalanan penyakit Ciri kepribadian Stressor psikososial Riwayat Herediter Usia saat menderita Pola keluarga Pendidikan Aktivitas pekerjaan Perkawinan Ekonomi Lingkungan sosial Organobiologik Kesimpulan : : : : : : : : : : : : : : Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

IX. USULAN TERAPI Medikamentosa : Estazolam 1 x 1 mg sebelum tidur malam Psikoterapi : Psikoterapi suportif terhadap

pasien dan keluarga

14

Rehabilitas

:

Tidak perlu rehabilitasi

X.

DISKUSI Dari anamnesis dan pemeriksaan status psikiatrik, penderita mengalami gangguan jiwa jenis kecemasan. Definisi anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Dalam menyelesaikan suatu kecemasan, secara sadar individu akan menyelesaikan masalahnya tersebut dengan cara menyerang (fight), melarikan/menarik diri, dan berkompromi. Apabila dalam upaya

menghadapi stressor tersebut tidak berhasil maka akan direpressi, yang pada akhirnya timbul kecemasan yang bebas mengambang (free floating anxiety). Kecemasan ini dihilangkan individu dengan mekanisme defensif spesifik (mekanisme pembelaan ego). Mekanisme defensif yang digunakan individu menentukan pula jenis gangguan jiwa yang terjadi. Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama. Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik.

15

Anxietas sendiri mempunyai rentang yang luas dan normal sampai level yang moderat misalnya pertandingan sepak bola, ujian, wawancara untuk masuk kerja mempunyai tingkat anxietas yang berbeda. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya berlalu untuk jangka waktu lama walaupun tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya dirasakan cukup gawat untuk mempengaruhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dari segi jumlah, maka orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut. Anenvous condition of unrest ( Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL), Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. ( J.J GROEN) sedangkan perasaan anxietas merupakan perasaan yang disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. (Harold I. LIEF) Gejala umum anxietas,yaitu gejala psikologik dan fisik: Gejala psikologik: Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut gila, takut kehilangan kontrol dan sebagainya. Gejala fisik: Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain.

16

Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejala ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat. BENTUK GANGGUAN ANXIETAS Gangguan Panik Gangguan Fobik Gangguan Obsesif-kompulsif Gangguan Stres Pasca Trauma Gangguan stres Akut Gangguan Anxietas Menyeluruh.

Diagnosis sindrom anxietas, yaitu adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih yang dipersepsikan sebagai ancaman perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax). Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut, yaitu: Ketegangan motorik :1. Kedutan otot atau rasa gemetar 2. Otot tegang/kaku/pegal linu 3. Tidak bisa diam 4. Mudah menjadi lelah Hiperaktivitas Otonomik : 5. Nafas pendek 6. Jantung berdebar-debar

17

7. Telapak tangan basah-dingin 8. Mulut kering 9. Kepala pusing/rasa melayang 10. Mual, mencret, perut tak enak 11. Muka panas/badan menggigil 12. Buang air kecil lebih sering 13. Sukar menelan/rasa tersumbat Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang 14. Perasaan jadi peka/mudah ngilu 15. Mudah terkejut/kaget 16. Sulit konsentrasi pikiran 17. Sukar tidur 18. Mudah tersinggung Disamping itu juga terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, yang bermanifestasi dalam gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Penderita didiagnosis psikosis paranoid karena terjadi gangguan dalam penilaian realita yakni dalam proses berpikir, dimana didapatkan adanya waham dan halusinasi. Pasien ini mendapat terapi psikofarmaka estazolam 1x1 mg. Estazolam merupakan obat turunan benzodiazepin yang dikembangkan oleh Upjohn pada tahun 1970. Estazolam adalah benzodiazepin oral yang bersifat intermediate-acting dan umumnya diindikasikan untuk pengobatan insomnia jangka pendek. Kadar puncak plasma tercapai dalam 1 - 6 jam. Waktu paruh estazolam adalah rata-rata 19 jam, dengan rentang antara 8 31 jam. Obat ini bekerja melalui pengikatan GABA (Asam Gama Aminobutirat) ke reseptornya pada membran sel akan membuka saluran klorida sehingga meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang masuk akan menurunkan potensi postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja-potensial. Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran sel, yang terpisah tetapi dekat

18

dengan

reseptor

GABA.

Metabolit

utama

estazolam

adalah

4-

hydroxyestazolam. Estazolam ini memiliki efek anxiolitik, muscle relaxan, antikonvulsan, dan sedatif. Pada dosis rendah, benzodiazepin bersifat ansiolitik dengan cara menghambat secara selektif saluran neuron pada sistem limbik otak. Benzodiazepin melemaskan otot skelet yang spastic dengan cara meningkatkan inhibisi presinaptik dalam sumsum tulang. Benzodiazepin juga bersifat antikonvulsan dan digunakan untuk pengobatan epilepsi dan gangguan kejang lainnya. Pada dosis yang lebih tinggi, benzodiazepin tertentu dapat menyebabkan hipnosis (tidur yang terjadi secara artifisial). Estazolam dapat menimbulkan gangguan pada kinerja mental dan fisik. Disamping itu estazolam juga mempunyai efek samping antara lain mengantuk, pusing, hipokinesia, dan gangguan koordinasi. Perhatian utama pengunaan dari benzodiazepin seperti estazolam adalah efek dependency

(ketergantungan benzodiazepin) dan sindrom withdrawal benzodiazepine yang dapat terjadi setelah penghentian estazolam. Sebuah tinjauan literatur menemukan bahwa penggunaan jangka panjang benzodiazepin seperti estazolam dikaitkan dengan terjadinya toleransi obat, ketergantungan obat, rebound insomnia dan efek samping pada SSP. Estazolam hanya boleh digunakan jangka pendek dan dengan dosis efektif terendah untuk menghindari komplikasi yang berhubungan dengan penggunaan jangka panjang. Manfaat jangka pendek dari benzodiazepin pada tidur mulai berkurang setelah beberapa hari penggunaan karena toleransi terhadap efek hipnotis benzodiazepin terutama pada orang tua. Disamping terapi medikamentosa, dianjurkan juga pemberian psikoterapi berupa pemberian support pada pasien dan keluarga agar mempercepat penyembuhan pasien. Prognosis pada penderita ini dubia ad bonam karena dilihat dari diagnosa penyakit, perjalanan penyakit, ciri kepribadian, usia saat

19

menderita, pola keluarga, aktivitas pekerjaan, lingkungan sosial, pengobatan psikiatri, dan ketaatan berobat.

20