rks struktur ulin 8 lantai

26
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN – TA 2014. KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 1 PT. YODYA KARYA (Persero) BAB. SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan Pembangunan Gedung Poliklinik Sub Spesialis, Rawat Inap Spesialis, Kantor Direksi, Aula dan Gedung Parkir RSUD Ulin Banjarmasin TA 2014. dengan konsep Mix Use yang terdiri dari 8 Lantai, meliputi pekerjaan sebagai berikut : Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan Pasal 2 Pekerjaan Tiang Pancang Pasal 3 Pekerjaan Struktur Gedung PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN 1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN Meliputi pembersihan lokasi proyek, fasilitas kontraktor, pembuatan direksi keet, pembuatan pagar sementara, pembuatan papan nama proyek, air kerja, Listrik, pembuatan gudang dan barak kerja, pemasangan bowplank, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan. A. Pembersihan Lokasi Proyek Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas. B. Fasilitas Kotraktor 1. Kontraktor diminta menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan kantor, penginapan, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Direksi. 2. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah kontraktor menerima Surat Penyerahan Lapangan (SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukkan usulan- usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel, gudang, tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringa- jaringan listrik, dan jaringan sanitasi. 3. Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau Dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.

Upload: daniel-pratama

Post on 11-Nov-2015

140 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

RKS Pekerjaan pondasi RSUD Ulin

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 1 PT. YODYA KARYA (Persero)

    BAB. SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

    LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan Pembangunan Gedung Poliklinik Sub Spesialis, Rawat Inap Spesialis, Kantor Direksi, Aula dan Gedung Parkir RSUD Ulin Banjarmasin TA 2014. dengan konsep Mix Use yang terdiri

    dari 8 Lantai, meliputi pekerjaan sebagai berikut : Pasal 1 Pekerjaan Pendahuluan Pasal 2 Pekerjaan Tiang Pancang Pasal 3 Pekerjaan Struktur Gedung

    PASAL 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

    1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

    Meliputi pembersihan lokasi proyek, fasilitas kontraktor, pembuatan direksi keet, pembuatan pagar sementara, pembuatan papan nama proyek, air kerja, Listrik, pembuatan gudang dan barak kerja, pemasangan bowplank, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

    A. Pembersihan Lokasi Proyek Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

    B. Fasilitas Kotraktor 1. Kontraktor diminta menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan kantor,

    penginapan, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Direksi. 2. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah kontraktor menerima Surat Penyerahan Lapangan (SPL),

    kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukkan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel, gudang, tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitas-fasilitas air kerja, jaringa-jaringan listrik, dan jaringan sanitasi.

    3. Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau Dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 2 PT. YODYA KARYA (Persero)

    4. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang diperlukan untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta akomodasi untuk para pekerja.

    5. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

    6. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan serta pengaturan sanitasi dan harus melengkapi fasilitas-fasilitas mandi dan cuci bagi para pekerjanya dimana pekerjaan sedang dilaksanakan.

    7. Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menanggung semua biaya yang diperlukan untuk maksud tersebut di atas.

    8. Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat Pertolongan Pertama (P3K) di tempat pekerjaan, termasuk tenaga yang cakap untuk menangani P3K tersebut serta kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bila ada pekerja-pekerja yang mendapat kecelakaan. Biasanya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan.

    C. Jalan masuk ke Lokasi Kerja 1. Jalan masuk ke / dan melalui lokasi kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang

    berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah lokasi kegiatan.

    2. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua aturan dan ketentuan hukum yang berkaitan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut.

    3. Kegiatan yang berkaitan dengan jalan, Kontraktor harus merencanakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas.

    4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan kegiatan.

    5. Apabila dalam kegiatan Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh direksi, maka kebutuhan biaya untuk pembuatan jalan tersebut harus ditanggung sendiri oleh Kontraktor.

    D. Membuat Direksi keet Paling lambat dalam tujuh hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Pekerjaan (SPMK), kontarktor harus membuat kantor khusus untuk Direksi (Direksi Keet).

    E. Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 3 PT. YODYA KARYA (Persero)

    1. Umum Seluruh Gambar yang disiapkan pihak Kontraktor harus sudah ditandatangani Direksi dan

    bilamana terjadi Peruahan maka harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi sebelim pelaksanaan tersebut dimulai.

    2. Gambar Pelaksanaan Kerja / Shop Drawing. Dalam mempersiapkan gambar-gambar Pelaksanaan, Kontraktor harus mengacu pada

    gambar-gambar Kontrak. Kegiatan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah resiko Kontraktor

    Sendiri. Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor dan mendapatkan persetujuan dari pihak Direksi sebelum Pelaksanaan Pekerjaan.

    F. Program Pelaksanaan dan Laporan 1. Program Pelaksanaan Kontraktor dalam melaksanakan rencana pelaksanaannya harus sesuai dengan Syarat-syarat

    Kontrak, rencana tersebut harus dibuat dalam bentuk Bart Chart dan Kurva S ( Time Schedulle ), dan menyerahkan rencana kerja tersebut kepada Pihak Pengawas untuk disetujui sebelum pelaksanaan Pekerjaan dimulai.

    2. Laporan Kemajuan Pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan kemajuan pekerjaan dalam bentuk

    yang dapat diterima oleh pihak pengawas yang menggambarkan secara detail kemajuan

    Pekerjaan. Laporan tersebut minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut :

    a. Prosentase kemajuan kegiatan yang berdasarkan pada penyelesaian kegiatan nyata pada waktu sedang berjalan dan rencana prosentase yang ingin dicapai pada waktu berikutnya.

    b. Prosentase setiap Pekerjaan yang telah diselesaikan maupun prosentase yang direncanakan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada waktu laporan.

    c. Daftar Tenaga Kerja. d. Daftar Peralatan dan bahan yang digunakan. e. Jumlah Volume Kegiatan. f. Uraian Pokok Kegiatan sementara yang dilaksanan selama masa laporan. g. Hal-hal yang diminta sesuai dengan kontrak dan masalah yang timbul atau berkaitan

    dengan pelaksanaan kegiatan selama bulan laporan. 3. Rapat Koordinasi.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 4 PT. YODYA KARYA (Persero)

    Rapat tetap antara Pengawas, Kontraktor dan Direksi untuk membicarakan kemajuan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta membahas permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan.

    G. Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan ini di bagi tiga tahap : 1. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai. 2. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,

    pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan. 3. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor harus

    melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telah selesai 100 %. H. Mobilisasi dan Demobilisasi

    1. Lingkup pekerjaan Kontraktor harus mengadakan dan memulangkan (mengembalikan alat-alat yang akan

    digunakan di lapangan sesuai dengan kebutuhan. Alat tersebut tidak boleh dipindahkan atau dibongkar dari lapangan sebelum ada ijin tertulis dari direksi.

    2. Pembiayaan Pembayaran untuk pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi dilakukan sebagai berikut :

    a. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi berdasarkan harga lump sum seperti yang tertera dalam daftar harga kuantitas pekerjaan.

    b. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi akan dibayarkan sebesar seratus persen apabila alat-alat tersebut sudah selesai digunakan dan dikembalikan (tidak ada di Lokasi pekerjaan).

    I. Menyediakan Air Kerja dan Fasilitas Listrik Pekerjaan ini di bagi tiga tahap : 1. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai. 2. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,

    pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan. 3. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor harus

    melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telahselesai 100 %. Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak bagian umum Rumah Sakit.

    J. Pagar Pengaman

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 5 PT. YODYA KARYA (Persero)

    Pagar Pengaman dibuat dari kayu dolken, yang dipasang seng gelombang. Pagar Pengaman di pasang pada sekeliling lokasi proyek,

    K. Papan nama Proyek Papan Nama Proyek dibuat dari kayu kelas II, ukuran Papan Nama Proyek 120x120 cm, tiang dari

    kayu dan tinggi minimal 150 cm dari permukaan tanah dan dicat dengan cat kayu. Cat dasar berwarna biru dan hurufnya dengan huruf cetak putih. Pada Papan Nama Proyek harus jelas Kontrak, Sumber dana, Jangka waktu Pelaksanaan, tanggal dimulai dan selesainya pekerjaan serta nama pelaksana Pekerjaan.

    Papan nama Proyek dipasang dekat lokasi Pekerjaan, dimana masyarakat dapat melihat dan mengetahuinya dengan jelas.

    L. Lain-lain Pekerjaan persiapan yang harus dilengkapi adalah IMB, dan lain-lain yang berhubungan dengan

    pelaksanaan pekerjaan. 1.2 PEKERJAAN PEMBONGKARAN

    Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan pembongkaran sebagaimana dituntut oleh gambar dan Dokumen Kontrak yang berhubungan.

    A. Metode Pembongkaran 1. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai Kontraktor berkewajiban untuk meneliti semua

    Dokumen Kontrak yang berhubungan, pemeriksaan kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi yang ada, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan.

    2. Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus menyiapkan: lokasi untuk penimbunan bongkaran, alat-alat bantu dan perangkat alat untuk keselamatan kerja yang memadai.

    3. Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh pihak pengguna maka kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap pelaksanaan pekerjaan yang aman sehingga tidak mengganggu pihak pengguna. Rencana system pelaksanaan pembongkaran harus disetujui oleh Pengawas.

    B. Syarat Pembongkaran

    1. Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang tidak akan merusak bagian-bagian yang tidak diisyaratkan di bongkar

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 6 PT. YODYA KARYA (Persero)

    2. Kontraktor wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila ada bagian-bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran tersebut dengan semua biaya ditanggung Kontraktor.

    3. Semua puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya di luar kawasan proyek atau atas persetujuan Pengawas sisa bongkaran tersebut harus dikumpulkan di suatu tempat diareal proyek.

    4. Semua sisa puing/sisa bongkaran tidak diperkenankan di daur ulang untuk pekerjaan yang baru kecuali atas persetjuan pengawas

    5. Pembersihan dan pembuangan material hasil bongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor. 6. Untuk pembongkaran yang dirasa mempunyai faktor kesulitan tinggi, maka Kontraktor

    diharuskan mengajukan proposal metode pembongkaran yang akan dipakai. 7. Tidak diperkenankan menggunakan bahan peledak atau alat yang dapat membahayakan

    orang lain, kecuali atas rekomendasi Pengawas

    1.3 PEKERJAAN PEMADATAN A. Uraian Pekerjaan

    1. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.

    2. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu : timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan setempat. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan

    dapat juga digunakan untuk Pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

    B. Toleransi Dimensi 1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2

    cm dari yang ditentukan atau disetujui. 2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki

    kelandaian yang cukup sesuai gambar rencana untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 7 PT. YODYA KARYA (Persero)

    3. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

    C. Standar Rujukan 1. Standar Nasional Indonesia (SNI) :

    SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat

    Hidrometer. (AASHTO T 88- 90) SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.

    (AASHTO T 89 -90) SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis. (AASHTO T 90 -87) SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah.

    (AASHTO T 99 -90) SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk

    Tanah.(AASHTOT180-90) SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus

    Pasir. (AASHTO T191- 86) SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium. (AASHTO T193 -81)

    2. AASHTO : AASHTO T145-73 : Classification of Soils and Soil Aggregate Mixtures for

    Highway Construction Purpose AASHTO T258-78 : Determining Expansive Soils and Remenial Actions

    D. Pengajuan Kesiapan Kerja

    1. Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi ini, Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan : a. Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah

    dipersiapkan untuk penghamparan timbunan; b. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang

    telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai. 2. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14

    hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan :

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 8 PT. YODYA KARYA (Persero)

    a. Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak;

    b. Pemyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

    3. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan sebelum : a. Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan. b. Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa toleransi

    permukaan yang disyaratkan dipenuhi. E. Kondisi Tempat Kerja

    1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen.

    2. Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

    F. Perbaikan Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan 1. Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui

    atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.

    2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.

    3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 9 PT. YODYA KARYA (Persero)

    dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Altematif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.

    4. Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi.

    5. Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.

    6. Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan.

    G. Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus

    secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.

    H. Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan

    tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentang yang disyaratkan.

    I. Bahan Material Timbunan Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Spesifikasi ini.

    1. Timbunan Biasa a. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian

    tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat. b. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang

    diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 10 PT. YODYA KARYA (Persero)

    bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu runway/jalan atau tanah dasar bahu runway/jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6%

    setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

    c. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI -(SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).

    2. Timbunan Pilihan a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila digunakan pada

    lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa.

    b. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

    c. Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6%.

    3. Timbunan Pilihan Di Atas Tanah Rawa Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir

    bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6%. J. Penghamparan dan Pemadatan Timbunan

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 11 PT. YODYA KARYA (Persero)

    1. Penyiapan Tempat Kerja Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan

    harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas

    dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan di atasnya.

    2. Penghamparan Timbunan a. Timbunan harus ditempatkan pada permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam

    lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

    b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan sebaiknya dihindarkan, terutama selama musim hujan.

    c. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dllaksanakan.

    d. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilakukan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penimbunan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.

    3. Pemadatan Timbunan a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan

    dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 12 PT. YODYA KARYA (Persero)

    b. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

    c. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji

    kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.

    d. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu runway/jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

    e. Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.

    f. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat menggilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

    g. Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Pengawas

    K. Jaminan Mutu 1. Pengendalian Mutu Bahan

    a. Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan Konsultan Pengawas tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.

    b. Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut Konsultan Pengawas, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi untuk memastikan tidak terjadi perubahan bahan atau sumbernya sama.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 13 PT. YODYA KARYA (Persero)

    c. Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan; jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif, seperti yang disyaratkan dalam

    Pasal 3,2.2.(2).(c). 2. Ketentuan Kepadatan Untuk Timbunan Tanah

    a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989, Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10% bahan yang tertahan pada ayakan 1", kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan lOO % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

    c. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.2.1.(8) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis atau Pengawas, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 cm. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang dihampar.

    3. Kriteria Pemadatan Untuk Timbunan Batu Penghamparan dan pemadatan timbunan batu harus dilaksanakan dengan

    menggunakan penggilas berkisi (grid) atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat lainnya yang serupa. Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang timbunan, dimulai pada tepi luar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang tampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga pada permukaan harus

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 14 PT. YODYA KARYA (Persero)

    terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis berikutnya dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan dan batu berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas ini.

    4. Percobaan Pemadatan Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk

    mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti. Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Teknis atau MK ( Manajemen Konstruksi ). Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 15 PT. YODYA KARYA (Persero)

    PASAL 2 PEKERJAAN TIANG PANCANG

    A. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pemancangan tiang, pengadaan

    pancang tiang pancang, tenaga kerja, peralatan dan material-material yang dibutuhkan dalam pemancangan.

    2. Apabila dalam pengoperasian peralatan dibutuhkan perizinan, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk memenuhinya. Biaya perizinan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

    B. Tiang Pancang

    1. Penentuan panjang tiang pancang yang akan dipesan dan yang akan dipancang sesuai dengan gambar rencana.

    2. Sebelum melakukan pemesanan tiang pancang, kontraktor harus mengajukan jumlah kebutuhan tiang pancang dan harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

    3. Tiang pancang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang diuraikan di bawah ini :

    a. Bahan tiang pancang adalah beton precast prestress spun diameter 45 cm. b. Kemampuan kuat tekan tiang pancang minimal K600 atau setara dengan 54 Mpa,

    dengan dilakukan uji material on site (core drill). c. Tipe tiang pancang yang digunakan harus memenuhi kemampuan minimal menahan

    beban vertikal (allowabel axial) adalah .......... ton dan minimal menahan momen retak sebesar 19.8 ton meter. Untuk dapat memenuhi persyaratan ini diperlukan pengujian pengujian atas tiang pancang di laboratoium untuk memenuhi persyaratan diatas.

    d. Tiang pancang direncanakan sebagai tiang end bearing. Kemampuan ultimate yang direncanakan adalah ....... ton. Kemampuan axial desain perencana adalah sebesar ....... ton

    e. Panjang tiang pancang direncanakan sepanjang 40 meter. Modul / segmen tiang pancang adalah botton = ........ m, midle =.......... m, top = ......... m.

    f. Tiang pancang yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh pengawas lapangan.

    g. Tiang yang tidak memenuhi syarat akibat over driving atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan harus dicabut dan Kontraktor harus memancang tiang extra pada tempat tersebut sebagai gantinya.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 16 PT. YODYA KARYA (Persero)

    C. Alat Pancang 1. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian

    hingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi. 2. Mesin pancang yang diperkenankan adalah jenis jack in pile hydraulic. Kapasitas beban dari

    mesin jack in pile hydraulic disyaratkan minimal 200% (minimal ........... ton) dari daya dukung tiang rencana (daya dukung rencana tiang ............. ton) yang disyaratkan oleh perencana. Peralatan manometer pembacaan tekanan dan daya dukung harus mendapatkan sertifikat dari Laboratorium Pengujian.

    3. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya dukung/setting yang disyaratkan (manometer menunjukkan bacaan ............. ton) dan/atau sampai pada kedalaman yang direncanakan, diambil yang paling memenuhi daya dukung yang disyaratkan. Kedalaman tiang pancang yang direncanakan minimal adalah 36 m.

    4. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjangnya dan dapat digerakkan secara hydrolic atau mekanik untuk menjamin pemancangan tiang-tiang tegak dan miring dapat dilaksanakan dengan baik

    D. Pemancangan Tiang 1. Tiang hanya boleh dipancang, setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan. 2. Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan pengawas lapangan dan hanya jika tersedia

    data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan dan telah disampaikan kepada

    pengawas lapangan. Meskipun demikian kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini.

    3. Urut-urutan pemancangan tiang agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga tiang-tiang yang telah dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Kontraktor harus mengajukan rencana kerja pemancangan kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan tertulis.

    4. Pemancangan tiang harus menerus sampai final set. Penghentian hanya boleh bila mendapat perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. Finat set dibuktikan dari pembacaan manometer yang menunjukkan daya dukung short term minimal 200% dari daya dukung rencana ijin ( Qshot term =200% Qa=2x90 ton=180 ton = minimal ) dan ( long term harus lebih besar dari 180 ton ).

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 17 PT. YODYA KARYA (Persero)

    5. Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi Pengawas Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan. Namun demikian Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini.

    6. Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan tiang. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun pengaruh luar lainnya. Pemindahan alat pancang dari lokasi satu kelompok tiang pancang ke kelompok tiang pancang lainnya hanya dapat dilakukan setelah penambahan titik pancang yang tidak memenuhi persyaratan diselesaikan dengan ijin tertulis dari pengawas lapangan.

    7. Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat overdriving atau tidak memenuhi toleransi yang diijinkan maka tiang yang tidak terpakai tersebut harus diganti dan tiang pancang baru harus dipancang sebagai pengganti, atau Kontraktor memancang tiang extra sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan tiang dan lain-lain ditanggung oleh kontraktor.

    8. Apabila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi persyaratan ataupun batas-batas toleransi yang diperkenankan, Kontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah tiang dan lain-lain atas petunjuk Pengawas Lapangan dengan menggunakan biaya Kontraktor.

    9. Pemeriksaan dan Pencatatan (Piling Record) untuk setiap laporan pemancangan tiang akan

    dicatan hal-hal sebagai berikut : a. Nama proyek b. Lokasi tiang c. Ukuran tiang d. Mutu beton e. Tanggal cor tiang f. Beban rencana izin tiang g. Total panjang tiang h. Total penetrasi tiang i. Level permukaan tanah j. Kedalaman penetrasi k. Level ujung tiang l. Cut off level m. Panjang effective tiang n. Keadaan cuaca o. Gangguan / halangan abstruksi yang ada p. Penyimpangan penyimpangan yang ada waktu instruksi dsb Laporan pemeriksaan dan pencatatan (Piling Record) untuk setiap tiang pancang harus mencantumakan pembacaan daya dukung setiap 1 m kedalaman dan pembacaan akhir

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 18 PT. YODYA KARYA (Persero)

    kedalaman. Laporan dibuat oleh kontraktor dan disetujui serta ditandatangani oleh Pemberi Tugas / Direksi Pengawas sebagai data untuk pembuatan Berita Acara Pekerjaan.

    10. Pemancangan dapat dihentikan apabila telah dicapai/diperoleh final set atau daya dukung yang diinginkan.

    11. Untuk memudahkan kontrol pemancangan secara visual, sepanjang tiang dibuat tanda dengan cat tiang interval 50 cm dan 100 cm yang menunjukkan jarak tanda/titik tersebut dari kaki tiang.

    12. Hasil pencatatan pemancangan diserahkan Kontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk dievaluasi dan selanjutnya diambil langkah-lngkah yang diperlukan.

    E. Kedalaman Pemancangan

    1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai dengan persyaratan daya dukung berdasarkan dynamic formula dibandingkan dengan daya dukung yang diperoleh berdasarkan data-data karakteristik tanah.

    2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana tercapai, maka bagian tiang berlebih (di atas cut of level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang ini harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

    3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang tetapi final set belum dipenuhi, maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang tiang ini harus

    mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

    F. Pemancangan Tiang Miring 1. Pada pemancangan tiang miring harus memperhatikan persyaratan kemiringan yang

    ditentukan pada gambar rencana. 2. Peralatan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga kemiringan rencana dapat

    dicapai sesuai dengan toleransi yang diijinkan. 3. Sebelum dilakukan pemancangan tiang miring, Kontraktor harus mengundang Pengawas

    Lapangan untuk bersama-sama memeriksa kemiringan tiang. 4. Tiang miring yang tidak memenuhi syarat wajib dilakukan pemancangan ulang dan menjadi

    tanggung jawab Kontraktor. G. Toleransi Pemancangan

    1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 19 PT. YODYA KARYA (Persero)

    2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 cm penyimpangan dari dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau vertikal adalah 2 % dan untuk pemotongan tiang adalah 5 cm.

    3. Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan keputusan Pemberi Tugas dengan biaya Kontraktor.

    4. Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang telah dipancang sebelumnya menjadi terangkat atau salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang pemancangan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan semula.

    H. Penyambungan Tiang 1. Penyambungan tiang dilaksanakan di lapangan setelah tiang pertama selesai dipancang. 2. Sebelum pelaksanaan untuk penyambungan tiang, Kontraktor harus melaksanakan

    percobaan pengelasan untuk mendemonstrasikan prosedur pengelasan yang diusulkan dan untuk memeriksa hasil pengelasan.

    3. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan mesin las listrik yang memadai kapasitasnya serta elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan mutu baja sambungan tiang yang akan di las dengan persetujuan Pengawas Lapangan.

    4. Ahli las yang melaksanakan pengelasan harus yang benar-benar ber-qualified sesuai dengan AWS DI-72 yang dapat dibuktikan dengan sertifikat dari instansi yang berwenang.

    5. Tiang baja sebelum disambung dan selama pengelasan harus diberi dudukan yang kokoh dan

    dipegang erat-erat dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk menjamin bahwa sumbu tiang yang disambung berada dalam suatu garis lurus.

    6. Diwajibkan untuk melakukan pegujian sambungan untuk memastikan kekuatan sambungan. I. Pemeriksaan Hasil Pengelasan

    1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing menjamin bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat tidak porous serta ukurannya sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu kontraktor harus menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan testing tersebut.

    2. Hasil pengelasan harus di test secara visual dengan menggunakan metoda liquid penetrant dan kontrast sesuai dengan prosedur AWS.

    3. Hasil pengetesan dilaporkan secara tertulis kepada Pengawas Lapangan dalam waktu paling lama 24 jam untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan. Hasil yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat atau dipotong dan dilas kembali sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 20 PT. YODYA KARYA (Persero)

    J. Pelindung Karat Sambungan Tiang Pancang 1. Seluruh permukaan baja pada konstruksi sambungan tiang harus diberi lapisan pelindung

    dengan Petrolatum tape yang berfungsi sebagai anti karat. 2. Sebelum dilapisi denso tape permukaan sambungan harus dibersihkan dan dikeringkan, lalu

    dioles dengan denso paste S-150 dengan takaran 1 kg untuk 4 m2. Kemudian sebagai lapisan inner (lapisan dalam) dibalut densyl tape dipermukaannya di sekeliling sambungan tiang bilamana lebar tape tidak mencukupi, dengan cara yang sama dipasang tape yang baru sejajar dengan tape yang sebelumnya dengan overlap 20% atau lebih, lalu ratakan sekali lagi dengan tangan atau dengan alat khusus.

    3. Setelah pembalutan selesai, seluruh permukaannya diratakan untuk meyakinkan bahwa semua overlaps telah benar-benar tertutup lalu dibalut densopol sebagai lapisan luar untuk melindungi densyl tape dari beban mekanik atau kekuatan lainnya, dengan cara dibalutkan di sekeliling permukaan yang telah dilapisi densyl tape tersebut.

    K. Ujung Atas Tiang 1. Kontraktor harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah kerusakan kepala tiang pada

    waktu pemancangan. Kepala tiang harus diberi pelindung kayu keras selama pemancangan agar tidak langsung terpukul oleh landasan hammer. Tiang pancang yang lebih dari elevasi rencana dipotong dengan baik dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai beikut: a. Tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar dan untuk

    menghindari keretakan pada kepala tiang, pemotongan harus dilakukan dengan alat gerinda.

    b. Bagian beton ujung tiang pancang akan tertanam dalam beton. c. Tulangan-tulangan pokok dan tulangan tambahan tiang pancang harus dijadikan

    tulangan penyaluran tegangan dan akan tertanam dalam beton. Pembengkokan-pembengkokan tulangan yang diperlukan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak beton yang ada.

    d. Di atas tiap-tiap tiang pancang akan dibuat beton untuk menyalurkan gaya-gaya dari balok ke tiang pancang yang dibentuk, ukuran-ukuran dan penulangannya seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

    e. Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik, bersih dari kawat dan kotoran. Pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 0.5 jam.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 21 PT. YODYA KARYA (Persero)

    2. Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekesting atau baja tulangan yang menonjol dari permukaan beton, maka besi atau baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air minimal setebal selimut beton.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 22 PT. YODYA KARYA (Persero)

    L. Percobaan Pembebanan Tiang Pancang 1. Umum

    a. Pengujian daya dukung tiang pancang adalah menggunakan loading test. Dasar penerimaan

    adalah sebagaimana ditentukan oleh perencana atau MK berdasarkan konsep penerimaan daya dukung tiang pancang yang berlaku

    b. Antara pemancangan tiang yang akan ditest dan percobaan pembebanan pada tiang tersebut harus ada jangka waktu paling sedikit 2 (dua) minggu untuk mengembalikan kondisi tanah akibat pemancangan tiang kepada keadaan semula. Pemancangan tiang yang berdekatan dengan tiang percobaan harus ditunda selama adanya percobaan pembebanan tiang.

    c. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman, bahan dan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan, pencatatan dan pengukuran dari percobaan beban termasuk penyediaan, penyusunan kentledge yang digunakan dan pembongkaran kembali setelah percobaan pembebanan selesai.

    d. Selama pelaksanaan percobaan beban, Kontraktor harus menempatkan tenaga kerja yang berpengalaman untuk pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil percobaan.

    e. Suatu percobaan pembebanan tiang harus dimaksudkan sebagai percobaan pada tiang tunggal.

    f. Percobaan beban harus dilakukan pada 3 buah tiang terpakai untuk percobaan beban vertikal dan 2 buah tiang terpakai untuk percobaan beban lateral yang dipilih oleh Engineer /Perencana.

    g. Tiang yang dipakai untuk percobaan beban haruslah dari bahan dan ukuran yang sama dengan tiang-tiang terpakai dan harus dipancang dengan peralatan yang sama jenisnya serta dengan prosedur dan metoda yang sama.

    2. Standard Percobaan Pembebanan Pada Tiang Terpakai

    a. Beban axial tekan penuh pada tiang terpakai haruslah 2 (dua) kali beban rencana (design load) dari sebuah tiang sesuai dengan ASTM D 1143-81 (standard test) atau seperti yang disyaratkan oleh Engineer//Perencana pada gambar dalam hal diperlukan.

    b. Beban lateral penuh pada tiang terpakai harus 200% dari beban rencana (design load) lateral pada tiang atau seperti disyaratkan oleh Engineer /Perencana pada gambar dalam hal diperlukan dan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D 3966-81, dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 23 PT. YODYA KARYA (Persero)

    3. Perlengkapan Pembebanan

    a. Beban percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack hidraulis yang besarnya melebihi dari beban percobaan dan ditempatkan pada platform sebagaimana harusnya.

    b. Beban kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran sama.

    c. Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban ditempatkan secara sentris diatas pile cap untuk dapat menyalurkan beban percobaan secara sempurna kepada tiang.

    d. Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap dan juga tidak boleh lebih kecil dari ukuran jack yang digunakan.

    e. Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang/pile cap.

    f. Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan pressure gauge harus dikalibrasikan sebelum percobaan dilakukan.

    4. Alat Pengukuran Penurunan

    a. Metoda pengukuran penurunan dari tiang harus dilakukan dengan sistim dimana 4 dial gauge ditempatkan dengan jarak yang sama pada keliling tiang dan sistim pendukung dengan memakai mistar.

    b. Pembacaan harus dilakukan dengan sistim seperti disyaratkan di F dari Bab dan pasal ini.

    c. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm dan keakuratan sampai 0.25 mm. ( cek ulang apa tdk 0,1 mm)

    d. Skala ukur untuk pembacaan pada mistar harus dipilih yang sanggup untuk pembacaan sampai keakuratan mencapai 0.5 mm. Selain mistar levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang dipasang pada tiang atau pur (pile caps).

    e. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat percobaan pembebanan yang membutuhkan kalibrasi sebelum percobaan beban dilakukan.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 24 PT. YODYA KARYA (Persero)

    f. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang secara terpisah dengan penunjang yang cukup kaku dan ditanamkan ditanah pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m dari tiang percobaan.

    g. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference beam secara tegak lurus untuk memantau kemungkinan terjadinya pergerakan lateral dari ujung tiang.

    5. Prosedur Pembebanan

    a. Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut :

    Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan axial sesuai dengan ASTM D-1143-81.

    b. Percobaan pembebanan lateral axial harus dilakukan dalam 4 cycles sesuai dengan ASTM D 3966-90.

    6. Prosedur pembacaan

    a. Percobaan Pembebanan Vertikal

    Pembacaan dilakukan sebagai berikut :

    - Sebelum dan sesudah penambahan beban

    - Sebelum dan sesudah penurunan beban

    - Setiap 10 menit

    - Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan sebagai berikut :

    - Setiap 10 menit selama 2 jam pertama

    - Selanjutnya setiap 1/2 jam selama 10 jam.

    - Selanjutnya setiap 1 jam.

    - Pada pembebanan akhir (0% beban rencana), pembacaan dilakukan sebagai berikut :

    - Setiap 1 jam selama 4 jam pertama

    - Setiap 2 jam sesudahnya sampai 8 jam.

    - Selanjutnya setiap 4 jam.

    b. Percobaan Pembebanan Lateral

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 25 PT. YODYA KARYA (Persero)

    Pembebanan dilakukan sebagai berikut :

    - Sebelum dan sesudah penambahan beban

    - Sebelum dan sesudah penurunan beban

    - Setiap 5 menit

    - Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan setiap 10 menit.

    7. Laporan Percobaan Pembebanan

    Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk persetujuan, terdiri dari :

    1). Nama proyek dan lokasi

    2). Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan pemancangan tiang percobaan

    3). Sertifikat dari kalibrasi peralatan

    4). Catatan pembebanan yang meliputi :

    a. tanggal percobaan b. waktu pembacaan c. beban percobaan d. pembacaan dial gauge, dll.

    5). Grafik load-settlement : Grafik load-time dan Grafik time-settlement

    6). Kesimpulan dari hasil percobaan.

    8. Kriteria kegagalan dari standar percobaan pembebanan pada tiang :

    a. Untuk percobaan pembebanan vertikal pada tiang. b. Kegagalan dari percobaan tiang dianggap telah terjadi apabila penurunan (settlement) yang

    terjadi waktu dibebani adalah lebih dari 25 mm, atau bila beban dihilangkan, penurunan permanent melampaui 6 mm.

    c. Untuk percobaan pembebanan lateral pada tiang. d. Pergerakan lateral maximum melampaui 10 mm pada percobaan lateral. e. Percobaan pembebanan tidak boleh diteruskan jika terjadi ketidak stabilan kentledge, kerusakan

    dari pile cap ataupun kerusakan lainnya yang dapat memberikan hasil yang tidak sebenarnya.

    9. Kegagalan pada tiang terpakai.

  • PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG POLIKLINIK SUB SPESIALIS, RAWAT INAP SPESIALIS, KANTOR DIREKSI, AULA DAN PARKING BUILDING RSUD ULIN BANJARMASIN TA 2014.

    KONSULTAN PERENCANA: Struktur - 26 PT. YODYA KARYA (Persero)

    Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan pembebanan maka Kontraktor harus mengganti tiang tersebut dengan tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas biaya Kontraktor. Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau penambahan tiang dan persiapan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi yang disebabkannya akan dibebankan kepada Kontraktor.