perencanaan promosi kesehatan dbd

11
Perencanaan Promosi Kesehatan I Pendahuluan Demam Dengue/ DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfoenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi/penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah DBD yang ditandai oleh renjatan/syok. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk Genus Aedes. Peningkatan kasus setiap tahunya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya.

Upload: ridwan-nawawi

Post on 11-Jan-2016

440 views

Category:

Documents


58 download

DESCRIPTION

DBD

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

Perencanaan Promosi Kesehatan

I Pendahuluan

Demam Dengue/ DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi

klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,

limfoenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi

pembesaran plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi/penumpukan

cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah DBD yang

ditandai oleh renjatan/syok.

Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk Genus

Aedes. Peningkatan kasus setiap tahunya berkaitan dengan sanitasi

lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina

yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat

penampungan air lainnya.

Pada awal tahun 2004 merebaknya penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini

mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima

pasien DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat

tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan

paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari

berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya

Page 2: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi

menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan

merespon kasus ini.

Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD

di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah

kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di

Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di

Propinsi NTT (3,96%). Pada tahun 2005 ada 159 kasus, 2006 sebanyak

116 kasus, tahun 2007 mencapai 264 kasus dan tahun 2009 sebanyak 399

kasus.

Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD terbesar terjadi pada tahun 1998,

dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%.

Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun

berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66

(tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang

terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi

penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat

terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir

di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang

bersirkulasi sepanjang tahun. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti masih

tersebar luas di pelosok tanah air kecuali di ketinggian > 1000 meter dari

Page 3: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

permukaan laut, masih banyak di ketemuinya jentik di rumah (30,5%),

sekolah (31,5%), tempat-tempat umum (27,6%), sedangkan pengetahuan

sikap perilaku terhadap DBD 53,3%.

II Tujuan

Program promosi kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan

informasi dan kesadaran masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD dan

komplikasinya melalui pemahaman akan tindakan dan perilaku hidup

sehat terhindar dari penyakit DBD

III Strategi

Karena masalah pokok program promosi kesehatan ini mengenai

penanganan penyakit DBD baik yang telah terjangkit maupun yang tidak

terjangkit, maka strategi yang dilakukan meliputi :

A. Menyelenggarakan penyuluhan kepada orang tua dan kerabat pasien

yang telah dirawat inap agar paham dengan benar akan penyakit DBD

dan dapat memberikan informasi tersebut kepada kerabat-kerabat

lainnya yang tidak menghadiri penyuluhan.

B. Memasang poster-poster yang berisi materi tentang penyakit DBD di

beberapa spot umum di lingkungan rumah sakit untuk menambah

informasi bagi masyarakat.

C. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk sebagai vektor penyakit

DBD melalui kerjasama dengan lintas program yang dikoordinasikan

oleh kepala wilayah/daerah berdasarkan data surveilan tempat tinggal.

Page 4: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

D. Menanggulangi dan melakuan kewaspadaan Kejadian Luar Biasa

(KLB) DBD agar penyebaran penyakit dapat diatasi.

IV Sasaran, Waktu, Tempat Pelaksanaan, dan Tenaga Pelaksana

A. Sasaran

Sasaran yang dituju pada pelaksanaan promosi kesehatan ini

terbagi menjadi 3 sasaran utama. Sasaran primer meliputi anak-anak

yang dirawat diruang rawat inap anak. Sasaran sekunder meliputi orang

tua atau yang mengasuh anak-anak yang dirawat di ruang rawat inap

anak. Sasaran tersier meliputi masyarakat umum yang dapat

mengetahui informasi dari sasaran sekunder ataupun dari penerimaan

informasi yanng diberikan dalam bentuk poster.

B. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan yang dipilih untuk penyuluhan kesehatan,

yaitu pada hari minggu di setiap pertengahan bulan dan berlangsung

selama satu hari. Dan waktu yang diambil untuk melakukan tindakan

pemberantasan jentik nyamuk di koordinasikan dengan pemerintah

daerah setempat.

C. Tempat pelaksanaan

Tempat dimana akan dilangsungkannya promosi kesehatan, yaitu

di ruang rawat inap kelas 3 RS Pertamina Bintang Amin Bandar

Lampung. Sedangkan tempat akan dipasangnya poster-poster adalah di

spot-spot sekitar lingkungan rumah sakit yang banyak masyarakat

dilalui masyarakat baik didalam gedung maupun diluar gedung.

Page 5: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

Program oemberantasan penyakit DBD dengan menggunakan metode

fogging dan abatesasi yang dilaksanakan di seluruh kediaman warga

pada daerah mayoritas yang didapatkan dari hasil data surveilan.

D. Tenaga pelaksana

Yang akan melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan

adalah dokter muda atau co-assistant stase IKM Universitas Malahayati

dengan dibantu oleh perawat ruangan dan izin serta dukungan dari

dokter yang merawat dan bagian manajemen rumah sakit. Sedangkan

tenaga pelaksana untuk program pemberantasan penyakit DBD terdiri

dari tenaga medis dan non-medis, yaitu kader setempat dan masyarakat

yang sukarela membantu khususnya untuk kegiatan fogging.

V Kegiatan Pokok

A. Penyuluhan kesehatan

1. Tujuan

Memberikan informasi dan pengetahuan yang benar dan tepat

mengenai penyakit DBD agar kesadaran masyarakat akan penyakit

DBD meningkat. Selain itu, dengan pengetahuan yang dimiliki oleh

sasaran mengenai penyakit DBD maka dapat meningkatkan

kerjasama dengan masyarakat umum lainnya dalam pemberantasan

penyakit DBD dengan berbagi informasi tersebut.

2. Sasaran

Sasaran primer : Anak-anak penderita penyakit DBD

Sasaran sekunder : Orang tua atau pengasuh penderita DBD

Page 6: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

Sasaran tersier : Masyarakat dan tenaga kesehatan

3. Materi penyuluhan meliputi :

a. Pengertian DBD

b. Penyebab dan faktor resiko DBD

c. Penularan DBD

d. Gejala DBD

e. Penatalaksanaan DBD

f. Pencegahan dan edukasi DBD

(detail materi pada lampiran slide)

B. Poster

Promosi kesehatan akan memberikan 3 macam poster mengenai

DBD yang masing-masing akan diperbanyak hingga 10 lembar agar

lebih efektif dan mudah dilihat oleh masyarakat. Materi tiap poster yang

akan diberikan, yaitu :

1. Gejala umum DBD yang patut di ketahui masyarakat.

Masyarakat perlu tahu gejala dan tanda penyakit DBD sebelum

terjadi komplikasi, diantaranya demam 2 – 7 hari, nyeri sendi,

muncul bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah. Dengan

pengetahuan mengenai gejala dan tanda DBD, diharapkan

masyarakat dapat segera membawa anaknya atau keluarga lain yang

kemungkinan terjangkit ke klinik kesehatan, puskesmas, atau IGD

Rumah Sakit.

Page 7: Perencanaan Promosi Kesehatan Dbd

2. Melakukan penanganan bagi pasien penyakit DBD.

Apabila anak atau kerabat justru telah menunjukkan gejala atau

telah terdiagnosa DBD, diharapkan orang tua dan masyarakat tahu

apa yang harus dilakukan selain memberikan obat-obatan yang telah

dianjurkan oleh dokter. Penanganan umum yang sebaiknya

diketahui, ialah pasien harus meminum air putih yang cukup setiap

harinya untuk menghindari dehidrasi, minuman isotonik dan jus

jambu yang dipercaya oleh masyarakat selama ini juga dapat

diberikan, berikan makanan yang cukup gizi, , apabila badan panas

pasien dapat dikompres dengan air hangat di kening, ketiak, sela

paha, dan sela siku dan lutut, dan yang terakhir pastikan pasien

mengonsumsi semua obat yang dianjurkan oleh dokter.

3. Tindakan pencegahan terjadinya penyakit DBD.

Tindakan pencegahan wajib diketahui oleh masyarakat agar

tak terjangkit penyakit DBD. Tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan meliputi tindakan 3M plus. Dengan mengetahui berbagai

tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, diharapkan masyarakan

dapat menjalani hidup bersih dan sehat terhindar dari penyakit DBD.