perbaikan case ok
TRANSCRIPT
IDENTITASI.1 Identitas Pasien
Nama : An. S M
Umur : 9 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Link. Cilentrang Rt.02 / Rw. 01
Tanggal masuk : 06 Januari 2013
Tanggal diperiksa : 07 Januari 2013
Tanggal keluar : 08 Januari 2013
I.2 Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. K
Umur : 43 tahun
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : PNS Kementrian Agama
Nama Ibu : Ny. M
Umur : 37 tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : IRT
II. ANAMNESA
Dilakukan secara alloanamnesa terhadap ibu pasien pada tanggal 07 Januari
2013 pukul 15.00 WIB di ruangan melati RSUD Cilegon.
II.1 Keluhan Utama
Buang air besar mencret sebanyak 10 kali dalam sehari sebelum masuk
rumah sakit ( SMRS ).
1
II.2 Riwayat penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Cilegon dibawa oleh ibunya dengan keluhan
buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas, lendir, tidak
berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10 kali sehari
sejak 1 hari sebelum masuk RS. Ibu pasien mengatakan bahwa keluhan juga
disertai dengan muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit dan demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam
dirasakan paling tinggi pada malam hari. Menurut keterangan ibu pasien, sejak
beberapa hari ini sebelum masuk rumah sakit minum ASI kuat, dan nafsu
makan anaknya berkurang. Pasien hanya minum ASI saja tanpa diberikan susu
formula tambahan. Ibu pasien juga menyangkal mempunyai keluhan batuk dan
pilek serta kejang demam. Selama pasien sakit, pasien sudah di bawa berobat
ke bidan dan di beri obat penurun panas serta antibiotik puyer. Namun tidak
ada perubahan dan akhirnya ibu pasien membawa anaknya ke RSUD Cilegon.
II.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya serta
riwayat kejang disangkal, dan pasien mempunyai riwayat demam saja.
II.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluahan yang sama dan tidak ada yang
mengalami keluhan seperti ini.
II.5 Riwayat Pribadi
II.5.1Riwayat Kehamilan
Ibu selalu memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali selama
kehamilan ke bidan dan ibu selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi serta
tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilan.
2
II.5.2Riwayat Persalinan
Ibu pasien melahirkan ditolong bidan dengan bayi lahir cukup bulan,
persalinan spontan lewat jalan lahir, dan langsung menangis serta tidak ada
cacat sejak lahir dengan berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 46 cm
serta pasien merupakan anak keempat.
II.5.3Riwayat Pasca Lahir
Setelah kelahiran pasien tidak dirawat yang lama di RS berdasarkan
indikasi penyakit tertentu yang mengharuskan dirawat di RS.
II.5.4Riwayat Imunisasi
Hepatitis B : 1x, saat lahir.
BCG : 1x, umur 2 bulan
Polio : 3x, umur 2, 4, 6 bulan
DPT : 3x, umur 2, 4, 6 bulan
Campak : -
II.5.5Riwayat Makanan
Umur 0 – 6 bulan : ASI eksklusif
Umur 6 – 9 bulan : ASI, bubur susu / meal tim / nasi tim saring, buah.
3
II.5.6Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Usia Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial
3 bulan Belajar
mengangkat
kepala
Mengoceh Senyum
spontan
5
bulan
Tengkurep Memegang benda Tersenyum
8 - 9
bulan
Duduk Bersuara tanpa
arti
Bermain
cilukba
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 07 Januari 2013, pukul 15.00 WIB di bangsal melati RSUD Cilegon.
III.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
Nadi : 120 x / menit ( teratur )
Respirasi : 26 x / menit
Suhu : 36,2 C
Status Gizi berdasarkan data antropometri
Berat badan : 6 kg
Panjang badan : 63 cm
Lingkar kepala : 39 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
4
BB/U : 6/8,4 x 100% = 71,4 % ( status gizi kurang )
TB/U : 63/70 x 100% = 90,0 % ( status perawakan normal )
BB/TB : 6/6,8 x 100% = 88,2 % ( status gizi kurang )
Simpulan status gizi : Berdasarkan BB/U dan BB/TB didapatkan status
gizi kurang dan berdasarkan TB/U didapatkan
status perawakan normal.
III.2 Pemeriksaan Khusus
Status Generalis
Kepala : Normochepal, bentuk kepala sedikit oval, rambut warna
hitam, lurus, tumbuh teratur dan tidak mudah dicabut
Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata
sedikit cekung, air mata kurang
Telinga : Bentuk telinga normal, serumen ( -/- )
Hidung : Pernafasan cuping hidung ( -/- ), mukosa hidung tidak
hiperemis, tidak edema, sekret hidung ( -/- )
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, uvula berada ditengah, tonsil T1 –
T1 tenang
Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah
normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada
gusi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
masa dan trakea berada ditengah
Thoraks : Bentuk simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga ( -/- ),
tidak ada kelainan kulit
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba pulsasi iktus kordis pada sela iga V pada garis mid
midklavikula sinistra
Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra
5
Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra
Batas jantung kiri sela iga IV garis klavikula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I – I regular, murmur ( - ), gallop ( - )
Paru
Inspeksi : Pergerakkan nafas simetris, dalam keadaan statis dan
dinamis pada kedua lapang paru
Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada krepitasi
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris membuncit
Auskultasi : Bising usus ( + ) normal
Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen
Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit melambat
Ekstremitas : Akral hangat ( + ), tidak edema, tidak tampak kelainan
pada ekstremitas superior dextra dan sinistra serta
ekstremitas inferior dextra dan sinistra
Anogenital : Perempuan, tidak ada kelainan, anus eritem ( + )
IV. DIAGNOSA KERJA
Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang
V. DIAGNOSIS BANDING
- Amubiasis
- Intoksikasi makanan
6
VI. TATALAKSANA
VI.1 Medikamentosa
a. IVFD KAEN IIIB 8 tpm ( makro )
b. Oralit 50 ml setiap kali BAB
c. Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg
d. Ranitidin injeksi 2 x 6 mg
e. Parasetamol syr 3 x 0,5 cth
f. Zinc syr 1 x ½
VI.2 Non medikamentosa
6.2.2 Edukasi
Dapat menyiapkan oralit secara benar
Selalu menjaga kebersihan pasien selama perawatan.
6.2.2 Preventif
ASI tetap diberikan
Harus tetap menjaga kebersihan pasien atau perorangan dan lingkungan
disekitarnya
Penyediaan air minum yang bersih
Selalu memakan makanan yang telah matang.
7
VI.3 Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan laboratorium darah
Px. Lab
darah
06 januari 2013 07 januari 2013
Hb 10,7 g/dl 10 g/dl
Ht 32,7 % 30,1 %
Lekosit 11.000 /ul 6.980 /ul
Trombosit 379.000 /ul 335.000 /ul
GDS 73 mg/dl
Natrium
Kalium
136,7 mmol/l
4,51 mmol/l
Chlorida 108,3 mmol/l
8
- Pemeriksaan feses lengkap
Px. feses lengkap 07 januari 2013
Feses
Makroskopis
Warna kuning
Bau busuk
Darah -
Konsistensi Serat lunak
Lendir -
Mikroskopis
Lekosit 1-3
Eritrosit -
Makrofag -
Amuba -
Telur Cacing -
Sisa Makanan +
Amilum -
Lemak -
9
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
VIII. FOLLOW UP
Tanggal 07 januari 2013
Hari rawat ke-2, bebas demam hari ke-1 dan mencret hari ke-3
S/ Masih buang air besar mencret berwarna kuning muda beserta ampas,
lendir, dan tidak ada darah sebanyak 4 kali sehari. Ibu pasien mengatakan
bahwa tidak ada keluhan muntah. Pada hari ini pasien tidak demam.
Pasien masih tidak nafsu makan tapi menyusu sedikit. Ibu pasien juga
menyangkal adanya batuk berdahak dan pilek serta kejang.
O/ Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
Nadi : 124 x / menit ( teratur )
Respirasi : 26 x / menit
Suhu : 36 C
Pemeriksaan fisik :
Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata
sedikit cekung, air mata kurang
Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah
normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada
gusi
Abdomen
Inspeksi : Simetris membuncit
10
Auskultasi : Bising usus ( + ) normal
Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen
Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit
melambat
A/ Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07 januari 2013 : Hb 10 g/dl,
Ht 30,1 %, leukosit 6.980 /ul, trombosit 335.000 /ul.
P/ IVFD KAEN IIIB 8 tpm ( makro )
Oralit 50 ml setiap kali BAB
Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg
Ranitidin injeksi 2 x 6 mg
Parasetamol syr 3 x 0,5 cth
Zinc syr 1 x ½
Tanggal 08 januari 2013
Hari rawat ke-3, bebas demam hari ke-2 dan bebas mencret hari ke-1
S/ Sudah tidak buang air besar mencret lagi paa hari ini. Ibu pasien
mengatakan bahwa hari ini tidak ada keluhan muntah. Pada hari ini pasien
tidak demam dan nafsu makan dan minum ASI baik.
O/ Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
Nadi : 120 x / menit ( teratur )
Respirasi : 22 x / menit
Suhu : 36,5 C
11
Pemeriksaan fisik :
Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata
cekung ( -/- ), air mata kurang ( -/- )
Mulut : Mukosa bibir dan mulut sudah sedikit basah, bentuk lidah
normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada
gusi
Abdomen
Inspeksi : Simetris membuncit
Auskultasi : Bising usus ( + ) normal
Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen
Palpasi : Supel, turgor kulit kembali dengan cepat.
A/ Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang.
P/ IVFD KAEN III B 7 tpm
Sanpisillin 4 x 150 mg
Ranitidine 2 x 6 mg
Sanmol syr 3 x ½ cth
Zinc syr 1 x ½ cth
Oralit
12
ANALISA KASUS
1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat?
Pada kasus ini diagnosa sudah tepat, karena berdasarkan anamesa dan
pemeriksaan fisik didapatkan hasil sebagai beriku:
A. anamesa
Dikeluhan buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas,
lendir, tidak berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10
kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk RS. Keluhan disertai dengan adanya
muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan
demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, pasien masih mau minum
ASI, dan nafsu makan anaknya berkurang.
Menurut teori diare akut adalah buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja dengan frekwensi lebih dari tiga kali atau lebih sering dari
biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14.
Pembagian diare secara umum yaitu :
Pembagian diare menurut etiologi
Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu absorbsi dan gangguan
sekresi.
Diare akut yang berlangsung < 14 hari
Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non –
infeksi an diare persistan yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
etiologi infeksi. 5
B. Pemeriksaan fisik
Didapatkan:
Mata : sedikit cekung, air mata kurang
Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah
normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada
13
gusi
Abdomen
Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit melambat
Anogenital : Perempuan, tidak ada kelainan, anus eritem ( + )
Pada pemerikaan fisik didapatkan gelisah, mata cekung, cubitan kulit perut
kembali sedikit lambat yang menandakan dehidrasi ringan sedang.
Klasifikasi diare
1. Diare dengan dehidrasi yaitu :
Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan.
- Anak kelihatan gelisah atau rewel
- Anak kelihatan sangat haus dan ingin minum banyak
- Jika kulit perut dicubit, lambat kembali ke bentuk semula
- Mata kelihatan cekung
- Air mata tidak ada
- Mulut dan lidah kelihatan kering.
Diare dengan dehidrasi berat
- Anak lesu, lunglai atau tidak sadar
-Malas minum atau tidak bisa minum
- Kalau perut di bagian perut dicubit akan sangat lambat kembali
kebentuk semula
- Mata sangat cekung dan kering
- Air mata tidak ada
-Mulut dan lidah sangat kering. 3
● Diare tanpa dehidrasi
- Anak sadar , keadaan umumnya baik.
14
- Anak minum biasa dan tidak kelihatan haus
- Kalau kulit di bagian perut dicubit, akan kembali kebentuk semula
dengan cepat
- Mata kelihatan normal
- Air mata ada
- Mulut dan lidah basah. 3
2.Apa saja gejala klinis diare pada pasien ini ?
Pada pasien ini mengeluhkan buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas, lendir, tidak berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk RS. Dan ibu pasien mengatakan bahwa keluhan juga disertai dengan muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam dirasakan paling tinggi pada malam hari. Jadi pada diare infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya. Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin. 4
3.Apakah penyebab diare ?
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,
bakteri dan parasit. Dua tipe dasar diare akut oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen menimbulkan non
inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, dekstruksi sel
permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan translokasi
dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya diebabkan oleh bakteri
yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Beberapa
15
penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah
sebagai berikut :
a. Golongan bakteri yaitu Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,
Clotridium perfringens, Clostidium defficile, Escherichia coli,
Plaesiomonas shigeloides, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus,
Vibrio cholera, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.
b. Golongan virus yaitu Astrovirus, Calcivirus, Enteric adenovirus,
Coronavirus, Rotavirus, Norwalk virus.
c. Golongan Parasit yaitu Balantidium coli, Blastocystis homonis,
Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Isospora belli, Strongyloides stercolaris, Trichuris trichiura.
Dinegara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak
– anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli eterotoksigenik, Shigella,
Champilobacter jejuni dan Criptosporidium. Disamping itu penyebab diare
non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain kesulitan
makan seperti defek anatomis ( malrotasi, penyakit hirchsprung, atrofi
mikrovilli ), malabsorpsi ( defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa –
glaktosa dan cholestosis ), endokrinopati ( thyrotoksikosis dan penyakit
addison ), dan keracunan makanan ( logam berat dan mushrooms ) serta
neoplasma ( neuroblastoma dan sindroma zollinger ellison ).1
16
4. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?
Menurut saya penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat, karena pada
penatalaksanaan diare bagi semua diare yaitu :
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru Zinc diberikan selama 10 hari berturut – turut ASI dan makanan tetap diteruskan Antibiotik selektif
Medikamentosa
d.IVFD KAEN IIIB 7 tpm ( makro )
17
( 6 x 100 ) : 96 = 6,25 tpm ( makro )
Komposisi dari KAEN IIIB yaitu dextrose 27.00 g, sodium chloride
1.75 g, potassium chloride 1.50 g, sodium lactate 2.24 g.
e.Oralit 50 ml setiap kali BAB
Oralit adalah larutan gula – garam yang digunakan untuk merawat diare
sebagai terapi rehidrasi oral, yang mempunyai komposisi campuran
NaCl ( natrium klorida ), Natrium bikarbonat, Kcl ( kalium klorida ),
Glukosa anhidrat.
Pemberian oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit
baru ini adalah oralit dengan osmolaritas plasma yang rendah,
keamanan oralit ini sama dengan oralit yang selama ini digunakan,
namun efektifitasnya lebih baik dari pada oralit formula lama dan juga
berfungsi menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu
mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian
muntah 30%. Selain itu juga, oralit baru ini juga telah
direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non kolera
pada anak.
18
Dibawah ini adalah tabel komposisi oralit baru yaitu :
Tabel.1 Komposisi Oralit Baru
Oralit baru
osmolaritas rendah
Mmol/liter
Natrium 75
Klorida 65
Glukose, anhydrous 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total osmoralitas 245
Ketentuan pemberian oralit formula baru yaitu sebagai berikut :
Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang
untuk persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak sitiap klai buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Untuk anak berumur , 2 tahun : diberikan 50-100 ml tiap kali
BAB
Untuk umur 2 tahun tau lebih : diberikan 100 – 200 ml tiap kali
BAB
Jika dalam 24 jam persediaan larua oralit masih oralit masih tersisa,
makanan sisa larutan harus dibuang.
f. Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg
Dosis sanpicillin 100 – 200 mg/kgBB/hari
19
( BB x dosis ) : 4 = ( 6 x 100 – 200 ): 4
= ( 600 – 1200 ) : 4
= 150 – 300 mg
in
g. Ranitidin injeksi 2 x 6 mg
1 x BB = 1 x 6
= 6 mg
h. Parasetamol syr 3 x 0,5 cth
Dosis parasetamol 10 – 15 mg/KgBB/kali
Sediaan syrup prasetamol 120 mg/5 ml
( BB x dosis ) : 24 ml = ( 6 x 10 – 15 ) : 24
= ( 60 – 90 ) : 24
= 2,5 – 3,75 ml
Parasetamol yaitu merupakan metablit yang mempunyai daya kerja
analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan
tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung.
i. Zinc elemental diberikan selama 10 hari dengan dosis 20 mg perhari
Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal. Zinc berperan untuk
pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan. Pemberian zinc pada
diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus,
meningkatkan kecepatan regenerasi .
Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari
dengan dosis :
- Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 mg ) perhari
- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg ) perhari.
20
5. komplikasi dari diare ?
Komplikasinya yaitu adalah sebagai berikut :
1. Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik ).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahanpada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villimukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik..
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami
kelaparan. 7
TINJAUAN PUSTAKA
21
DIARE AKUT
A. Definisi
Diare merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering.
Dikatakan Diare akut bila penderita buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.1
B. Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termaksud
indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta
anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. 1
C. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan
motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses
mekanik dan enzimatik, disertai ganguan mukosa akan mempengaruhi
pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang
terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang teratur yang teratur akan
mengakibatkan proses cerna secara enzimatik berjalan baik. Sedangkan
peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna secara enzimatik,
yang akan mempengaruhi pola defekasi. 2
D. Etiologi
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,
bakteri dan parasit. Dua tipe dasar diare akut oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen menimbulkan non
inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, dekstruksi sel
permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan translokasi
dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya diebabkan oleh bakteri
22
yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Beberapa
penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah
sebagai berikut :
d. Golongan bakteri yaitu Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,
Clotridium perfringens, Clostidium defficile, Escherichia coli,
Plaesiomonas shigeloides, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus,
Vibrio cholera, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.
e. Golongan virus yaitu Astrovirus, Calcivirus, Enteric adenovirus,
Coronavirus, Rotavirus, Norwalk virus.
f.Golongan Parasit yaitu Balantidium coli, Blastocystis homonis,
Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Isospora belli, Strongyloides stercolaris, Trichuris trichiura.
Dinegara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak
– anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli eterotoksigenik, Shigella,
Champilobacter jejuni dan Criptosporidium. Disamping itu penyebab diare
non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain kesulitan
makan seperti defek anatomis ( malrotasi, penyakit hirchsprung, atrofi
mikrovilli ), malabsorpsi ( defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa –
glaktosa dan cholestosis ), endokrinopati ( thyrotoksikosis dan penyakit
addison ), dan keracunan makanan ( logam berat dan mushrooms ) serta
neoplasma ( neuroblastoma dan sindroma zollinger ellison ).1
E. Pembagian Diare
Pembagian diare secara umum ada 2 hal yaitu :
Pembagian diare menurut etiologi
Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu absorbsi dan gangguan
sekresi.
Diare akut yang berlangsung < 14 hari
Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non –
infeksi an diare persistan yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
etiologi infeksi. 5
23
Klasifikasi diare ada 2 yaitu :
6. Diare dengan dehidrasi yaitu :
Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan
- Anak kelihatan gelisah atau rewel
- Anak kelihatan sangat haus dan ingin minum banyak
- Jika kulit perut dicubit, lambat kembali ke bentuk semula
- Mata kelihatan cekung
- Air mata tidak ada
- Mulut dan lidah kelihatan kering.
Diare dengan dehidrasi berat
- Anak lesu, lunglai atau tidak sadar
-Malas minum atau tidak bisa minum
- Kalau perut di bagian perut dicubit akan sangat lambat kembali
kebentuk semula
- Mata sangat cekung dan kering
- Air mata tidak ada
-Mulut dan lidah sangat kering. 3
7. Diare tanpa dehidrasi
- Anak sadar , keadaan umumnya baik.
- Anak minum biasa dan tidak kelihatan haus
- Kalau kulit di bagian perut dicubit, akan kembali kebentuk semula
dengan cepat
- Mata kelihatan normal
- Air mata ada
- Mulut dan lidah basah. 3
F. Diagnosis
Diagnosis pada diare akut biasanya berdasarkan yaitu :
a). Anamnesis24
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal – hal sebagai berikut adalah lama diare,
frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan darah.
Bila disertai muntah maka menanyakan volume dan frekuensinya. Makanan
dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain
yang menyertai, seperti batuk, pilk, otitis media dan campak. Serta
menanyakan tindaka ibu selama anak diare dengan memberi oralit serta sudah
membawa kedokter atau belum dan obat – obatan apa saja yang sudah
diberikan serta menanyakan riwayat imunisasi. 1
b). Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, sebaiknya berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda –
tanda dehidrasi seperti kesadarn, rasa haus serta tanda – tanda lainnya seperti
ubun – ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak
adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah. 1
c). Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada diare akut yaitu :
Darah : darah lengkap, serumen elektrolit, analisa gas darah, glukosa
darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik,.
Urine : urin lengkap. kultur dan test kepekaan terhadap antibiotik.
Tinja : pemeriksan feses lengkap. 1
G. Terapi
Pada penatalaksanaan diare bagi semua diare yaitu seperti rehidrasi dengan
menggunakan oralit baru, zinc diberikan selama 10 hari berturut – turut, ASI
dan makanan tetap diteruskan , antibiotik selektif dan edukasi terhadap orang
tua mengenai penyakit pasien tersebut. 1
a. Oralit
Pemberian oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit baru ini
adalah oralit dengan osmolaritas plasma yang rendah, keamanan oralit ini sama
dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektifitasnya lebih baik dari
25
pada oralit formula lama dan juga berfungsi menurunkan kebutuhan
suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga 20%
serta mengurangi kejadian muntah 30%. Selain itu juga, oralit baru ini juga
telah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non kolera
pada anak. 1
Dibawah ini adalah tabel komposisi oralit baru yaitu :
Tabel.1 Komposisi Oralit Baru
Oralit baru osmolaritas rendah Mmol/liter
Natrium 75
Klorida 65
Glukose, anhydrous 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total osmoralitas 245
Ketentuan pemberian oralit formula baru yaitu sebagai berikut :
Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk
persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak sitiap klai buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Untuk anak berumur , 2 tahun : diberikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk umur 2 tahun tau lebih : diberikan 100 – 200 ml tiap kali BAB
26
Jika dalam 24 jam persediaan larua oralit masih oralit masih tersisa,
makanan sisa larutan harus dibuang. 1
b.Pemberian zinc
Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara
kehidupan yang optimal. Zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan
sel, antioksidan. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air
dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi.
Dosis zinc untuk anak – anak yaitu :
Dosis zinc untuk anak – anak umur 6 bulan : 10 mg ( setengan tablet )
Dosis zinc untuk anak umur 6 bulan : 20mg ( 1 tablet ). 6
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjangnya yaitu :
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut kecuali, apabila
ada tanda intoleransi laktosa.
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja yaitu :
Makroskopi : konsistensi, warna, lendir, darah dan bau.
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri
Kimia : pH, elektrolit
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan. 1
DAFTAR PUSTAKA
27
1. Juffrie M. Dalam : Soenarto Y, Oswari H, Arief S, Rosalina, penyunting. Buku
Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2012.
h. 87-118.
2. Donald MO. Gastroenteritis. Dalam: Wahab AS. Prof. Dr. dr. SpA(K),
Penyunting Edisi Bahasa Indonesia. Ilmu kesehatan Anak Nelson. Edisi ke- 15.
Vol 2. Jakarta. EGC; 2000. h. 889-893.
3. Antonius H. Diare Akut. Dalam: Hegar B, Handryastuti S, Idris SN,
penyunting. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2010. h. 58-61.
4. Hasan. Dikutip dari: http://medlinux.blogspot.com/2011/10/pediatri-diare.html
Diare. Diunduh pada pada tanggal: 5 januari 2013.
5. Zein U. Dikutip dari: http://medlinux.blogspot.com/2011/10/pediatri-diare.html
Diare Akut. Diunduh pada pada tanggal: 5 januari 2013.
6. Weber M. Diare. Dalam: Roespandi H, Nurhamzah W. penyunting. Pelayanan
Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta. World Health Orginization; 2009. h.
131-144.
7. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,
Editor A. H.Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 – 446
28