perbaikan case ok

40
IDENTITAS I.1Identitas Pasien Nama : An. S M Umur : 9 Bulan Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Link. Cilentrang Rt.02 / Rw. 01 Tanggal masuk : 06 Januari 2013 Tanggal diperiksa : 07 Januari 2013 Tanggal keluar : 08 Januari 2013 I.2Identitas Orang Tua Nama Ayah : Tn. K Umur : 43 tahun Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : PNS Kementrian Agama Nama Ibu : Ny. M Umur : 37 tahun Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : IRT II. ANAMNESA 1

Upload: siti-fadhilah

Post on 07-Aug-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbaikan Case Ok

IDENTITASI.1 Identitas Pasien

Nama : An. S M

Umur : 9 Bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Link. Cilentrang Rt.02 / Rw. 01

Tanggal masuk : 06 Januari 2013

Tanggal diperiksa : 07 Januari 2013

Tanggal keluar : 08 Januari 2013

I.2 Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Tn. K

Umur : 43 tahun

Pendidikan terakhir : S1

Pekerjaan : PNS Kementrian Agama

Nama Ibu : Ny. M

Umur : 37 tahun

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : IRT

II. ANAMNESA

Dilakukan secara alloanamnesa terhadap ibu pasien pada tanggal 07 Januari

2013 pukul 15.00 WIB di ruangan melati RSUD Cilegon.

II.1 Keluhan Utama

Buang air besar mencret sebanyak 10 kali dalam sehari sebelum masuk

rumah sakit ( SMRS ).

1

Page 2: Perbaikan Case Ok

II.2 Riwayat penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSUD Cilegon dibawa oleh ibunya dengan keluhan

buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas, lendir, tidak

berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10 kali sehari

sejak 1 hari sebelum masuk RS. Ibu pasien mengatakan bahwa keluhan juga

disertai dengan muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit dan demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam

dirasakan paling tinggi pada malam hari. Menurut keterangan ibu pasien, sejak

beberapa hari ini sebelum masuk rumah sakit minum ASI kuat, dan nafsu

makan anaknya berkurang. Pasien hanya minum ASI saja tanpa diberikan susu

formula tambahan. Ibu pasien juga menyangkal mempunyai keluhan batuk dan

pilek serta kejang demam. Selama pasien sakit, pasien sudah di bawa berobat

ke bidan dan di beri obat penurun panas serta antibiotik puyer. Namun tidak

ada perubahan dan akhirnya ibu pasien membawa anaknya ke RSUD Cilegon.

II.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya serta

riwayat kejang disangkal, dan pasien mempunyai riwayat demam saja.

II.4 Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluahan yang sama dan tidak ada yang

mengalami keluhan seperti ini.

II.5 Riwayat Pribadi

II.5.1Riwayat Kehamilan

Ibu selalu memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali selama

kehamilan ke bidan dan ibu selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi serta

tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilan.

2

Page 3: Perbaikan Case Ok

II.5.2Riwayat Persalinan

Ibu pasien melahirkan ditolong bidan dengan bayi lahir cukup bulan,

persalinan spontan lewat jalan lahir, dan langsung menangis serta tidak ada

cacat sejak lahir dengan berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 46 cm

serta pasien merupakan anak keempat.

II.5.3Riwayat Pasca Lahir

Setelah kelahiran pasien tidak dirawat yang lama di RS berdasarkan

indikasi penyakit tertentu yang mengharuskan dirawat di RS.

II.5.4Riwayat Imunisasi

Hepatitis B : 1x, saat lahir.

BCG : 1x, umur 2 bulan

Polio : 3x, umur 2, 4, 6 bulan

DPT : 3x, umur 2, 4, 6 bulan

Campak : -

II.5.5Riwayat Makanan

Umur 0 – 6 bulan : ASI eksklusif

Umur 6 – 9 bulan : ASI, bubur susu / meal tim / nasi tim saring, buah.

3

Page 4: Perbaikan Case Ok

II.5.6Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial

3 bulan Belajar

mengangkat

kepala

Mengoceh Senyum

spontan

5

bulan

Tengkurep Memegang benda Tersenyum

8 - 9

bulan

Duduk Bersuara tanpa

arti

Bermain

cilukba

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 07 Januari 2013, pukul 15.00 WIB di bangsal melati RSUD Cilegon.

III.1 Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

Tekanan darah : 90 / 60 mmHg

Nadi : 120 x / menit ( teratur )

Respirasi : 26 x / menit

Suhu : 36,2 C

Status Gizi berdasarkan data antropometri

Berat badan : 6 kg

Panjang badan : 63 cm

Lingkar kepala : 39 cm

Lingkar lengan atas : 12 cm

4

Page 5: Perbaikan Case Ok

BB/U : 6/8,4 x 100% = 71,4 % ( status gizi kurang )

TB/U : 63/70 x 100% = 90,0 % ( status perawakan normal )

BB/TB : 6/6,8 x 100% = 88,2 % ( status gizi kurang )

Simpulan status gizi : Berdasarkan BB/U dan BB/TB didapatkan status

gizi kurang dan berdasarkan TB/U didapatkan

status perawakan normal.

III.2 Pemeriksaan Khusus

Status Generalis

Kepala : Normochepal, bentuk kepala sedikit oval, rambut warna

hitam, lurus, tumbuh teratur dan tidak mudah dicabut

Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata

sedikit cekung, air mata kurang

Telinga : Bentuk telinga normal, serumen ( -/- )

Hidung : Pernafasan cuping hidung ( -/- ), mukosa hidung tidak

hiperemis, tidak edema, sekret hidung ( -/- )

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, uvula berada ditengah, tonsil T1 –

T1 tenang

Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah

normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada

gusi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada

masa dan trakea berada ditengah

Thoraks : Bentuk simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga ( -/- ),

tidak ada kelainan kulit

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Teraba pulsasi iktus kordis pada sela iga V pada garis mid

midklavikula sinistra

Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra

5

Page 6: Perbaikan Case Ok

Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra

Batas jantung kiri sela iga IV garis klavikula sinistra

Auskultasi : Bunyi jantung I – I regular, murmur ( - ), gallop ( - )

Paru

Inspeksi : Pergerakkan nafas simetris, dalam keadaan statis dan

dinamis pada kedua lapang paru

Palpasi : Tidak ada massa, tidak ada krepitasi

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Inspeksi : Simetris membuncit

Auskultasi : Bising usus ( + ) normal

Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen

Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit melambat

Ekstremitas : Akral hangat ( + ), tidak edema, tidak tampak kelainan

pada ekstremitas superior dextra dan sinistra serta

ekstremitas inferior dextra dan sinistra

Anogenital : Perempuan, tidak ada kelainan, anus eritem ( + )

IV. DIAGNOSA KERJA

Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang

V. DIAGNOSIS BANDING

- Amubiasis

- Intoksikasi makanan

6

Page 7: Perbaikan Case Ok

VI. TATALAKSANA

VI.1 Medikamentosa

a. IVFD KAEN IIIB 8 tpm ( makro )

b. Oralit 50 ml setiap kali BAB

c. Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg

d. Ranitidin injeksi 2 x 6 mg

e. Parasetamol syr 3 x 0,5 cth

f. Zinc syr 1 x ½

VI.2 Non medikamentosa

6.2.2 Edukasi

Dapat menyiapkan oralit secara benar

Selalu menjaga kebersihan pasien selama perawatan.

6.2.2 Preventif

ASI tetap diberikan

Harus tetap menjaga kebersihan pasien atau perorangan dan lingkungan

disekitarnya

Penyediaan air minum yang bersih

Selalu memakan makanan yang telah matang.

7

Page 8: Perbaikan Case Ok

VI.3 Pemeriksaan Penunjang

-Pemeriksaan laboratorium darah

Px. Lab

darah

06 januari 2013 07 januari 2013

Hb 10,7 g/dl 10 g/dl

Ht 32,7 % 30,1 %

Lekosit 11.000 /ul 6.980 /ul

Trombosit 379.000 /ul 335.000 /ul

GDS 73 mg/dl

Natrium

Kalium

136,7 mmol/l

4,51 mmol/l

Chlorida 108,3 mmol/l

8

Page 9: Perbaikan Case Ok

- Pemeriksaan feses lengkap

Px. feses lengkap 07 januari 2013

Feses

Makroskopis

Warna kuning

Bau busuk

Darah -

Konsistensi Serat lunak

Lendir -

Mikroskopis

Lekosit 1-3

Eritrosit -

Makrofag -

Amuba -

Telur Cacing -

Sisa Makanan +

Amilum -

Lemak -

9

Page 10: Perbaikan Case Ok

VII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

VIII. FOLLOW UP

Tanggal 07 januari 2013

Hari rawat ke-2, bebas demam hari ke-1 dan mencret hari ke-3

S/ Masih buang air besar mencret berwarna kuning muda beserta ampas,

lendir, dan tidak ada darah sebanyak 4 kali sehari. Ibu pasien mengatakan

bahwa tidak ada keluhan muntah. Pada hari ini pasien tidak demam.

Pasien masih tidak nafsu makan tapi menyusu sedikit. Ibu pasien juga

menyangkal adanya batuk berdahak dan pilek serta kejang.

O/ Keadaan umum : lemah

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

Tekanan darah : 90 / 60 mmHg

Nadi : 124 x / menit ( teratur )

Respirasi : 26 x / menit

Suhu : 36 C

Pemeriksaan fisik :

Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata

sedikit cekung, air mata kurang

Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah

normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada

gusi

Abdomen

Inspeksi : Simetris membuncit

10

Page 11: Perbaikan Case Ok

Auskultasi : Bising usus ( + ) normal

Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen

Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit

melambat

A/ Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07 januari 2013 : Hb 10 g/dl,

Ht 30,1 %, leukosit 6.980 /ul, trombosit 335.000 /ul.

P/ IVFD KAEN IIIB 8 tpm ( makro )

Oralit 50 ml setiap kali BAB

Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg

Ranitidin injeksi 2 x 6 mg

Parasetamol syr 3 x 0,5 cth

Zinc syr 1 x ½

Tanggal 08 januari 2013

Hari rawat ke-3, bebas demam hari ke-2 dan bebas mencret hari ke-1

S/ Sudah tidak buang air besar mencret lagi paa hari ini. Ibu pasien

mengatakan bahwa hari ini tidak ada keluhan muntah. Pada hari ini pasien

tidak demam dan nafsu makan dan minum ASI baik.

O/ Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

Tekanan darah : 90 / 60 mmHg

Nadi : 120 x / menit ( teratur )

Respirasi : 22 x / menit

Suhu : 36,5 C

11

Page 12: Perbaikan Case Ok

Pemeriksaan fisik :

Mata : Conjunctiva anemis ( -/- ), sclera ikterik ( -/- ), mata

cekung ( -/- ), air mata kurang ( -/- )

Mulut : Mukosa bibir dan mulut sudah sedikit basah, bentuk lidah

normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada

gusi

Abdomen

Inspeksi : Simetris membuncit

Auskultasi : Bising usus ( + ) normal

Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen

Palpasi : Supel, turgor kulit kembali dengan cepat.

A/ Diare akut dengan dehidrasi ringan – sedang.

P/ IVFD KAEN III B 7 tpm

Sanpisillin 4 x 150 mg

Ranitidine 2 x 6 mg

Sanmol syr 3 x ½ cth

Zinc syr 1 x ½ cth

Oralit

12

Page 13: Perbaikan Case Ok

ANALISA KASUS

1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat?

Pada kasus ini diagnosa sudah tepat, karena berdasarkan anamesa dan

pemeriksaan fisik didapatkan hasil sebagai beriku:

A. anamesa

Dikeluhan buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas,

lendir, tidak berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10

kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk RS. Keluhan disertai dengan adanya

muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan

demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, pasien masih mau minum

ASI, dan nafsu makan anaknya berkurang.

Menurut teori diare akut adalah buang air besar lembek atau cair bahkan

dapat berupa air saja dengan frekwensi lebih dari tiga kali atau lebih sering dari

biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14.

Pembagian diare secara umum yaitu :

Pembagian diare menurut etiologi

Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu absorbsi dan gangguan

sekresi.

Diare akut yang berlangsung < 14 hari

Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non –

infeksi an diare persistan yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan

etiologi infeksi. 5

B. Pemeriksaan fisik

Didapatkan:

Mata : sedikit cekung, air mata kurang

Mulut : Mukosa bibir dan mulut sedikit kering, bentuk lidah

normal, lidah tidak kotor dan tidak ada peradangan pada

13

Page 14: Perbaikan Case Ok

gusi

Abdomen

Palpasi : Distensi ( + ), turgor kulit kembali sedikit melambat

Anogenital : Perempuan, tidak ada kelainan, anus eritem ( + )

Pada pemerikaan fisik didapatkan gelisah, mata cekung, cubitan kulit perut

kembali sedikit lambat yang menandakan dehidrasi ringan sedang.

Klasifikasi diare

1. Diare dengan dehidrasi yaitu :

Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang

- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda

tambahan.

- Anak kelihatan gelisah atau rewel

- Anak kelihatan sangat haus dan ingin minum banyak

- Jika kulit perut dicubit, lambat kembali ke bentuk semula

- Mata kelihatan cekung

- Air mata tidak ada

- Mulut dan lidah kelihatan kering.

Diare dengan dehidrasi berat

- Anak lesu, lunglai atau tidak sadar

-Malas minum atau tidak bisa minum

- Kalau perut di bagian perut dicubit akan sangat lambat kembali

kebentuk semula

- Mata sangat cekung dan kering

- Air mata tidak ada

-Mulut dan lidah sangat kering. 3

● Diare tanpa dehidrasi

- Anak sadar , keadaan umumnya baik.

14

Page 15: Perbaikan Case Ok

- Anak minum biasa dan tidak kelihatan haus

- Kalau kulit di bagian perut dicubit, akan kembali kebentuk semula

dengan cepat

- Mata kelihatan normal

- Air mata ada

- Mulut dan lidah basah. 3

2.Apa saja gejala klinis diare pada pasien ini ?

Pada pasien ini mengeluhkan buang air besar mencret cair berwarna kuning beserta ampas, lendir, tidak berbau amis, dan tidak ada darah. Keluhan dirasakan sebanyak 10 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk RS. Dan ibu pasien mengatakan bahwa keluhan juga disertai dengan muntah sebanyak 3 kali sehari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan demam naik turun sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam dirasakan paling tinggi pada malam hari. Jadi pada diare infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya. Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus yang terjadi pada perut bagian bawah serta rektum menunjukkan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti enterik virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin. 4

3.Apakah penyebab diare ?

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,

bakteri dan parasit. Dua tipe dasar diare akut oleh karena infeksi adalah non

inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen menimbulkan non

inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, dekstruksi sel

permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan translokasi

dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya diebabkan oleh bakteri

yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Beberapa

15

Page 16: Perbaikan Case Ok

penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah

sebagai berikut :

a. Golongan bakteri yaitu Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,

Clotridium perfringens, Clostidium defficile, Escherichia coli,

Plaesiomonas shigeloides, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus,

Vibrio cholera, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.

b. Golongan virus yaitu Astrovirus, Calcivirus, Enteric adenovirus,

Coronavirus, Rotavirus, Norwalk virus.

c. Golongan Parasit yaitu Balantidium coli, Blastocystis homonis,

Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,

Isospora belli, Strongyloides stercolaris, Trichuris trichiura.

Dinegara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak

– anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli eterotoksigenik, Shigella,

Champilobacter jejuni dan Criptosporidium. Disamping itu penyebab diare

non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain kesulitan

makan seperti defek anatomis ( malrotasi, penyakit hirchsprung, atrofi

mikrovilli ), malabsorpsi ( defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa –

glaktosa dan cholestosis ), endokrinopati ( thyrotoksikosis dan penyakit

addison ), dan keracunan makanan ( logam berat dan mushrooms ) serta

neoplasma ( neuroblastoma dan sindroma zollinger ellison ).1

16

Page 17: Perbaikan Case Ok

4. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Menurut saya penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat, karena pada

penatalaksanaan diare bagi semua diare yaitu :

Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru Zinc diberikan selama 10 hari berturut – turut ASI dan makanan tetap diteruskan Antibiotik selektif

Medikamentosa

d.IVFD KAEN IIIB 7 tpm ( makro )

17

Page 18: Perbaikan Case Ok

( 6 x 100 ) : 96 = 6,25 tpm ( makro )

Komposisi dari KAEN IIIB yaitu dextrose 27.00 g, sodium chloride

1.75 g, potassium chloride 1.50 g, sodium lactate 2.24 g.

e.Oralit 50 ml setiap kali BAB

Oralit adalah larutan gula – garam yang digunakan untuk merawat diare

sebagai terapi rehidrasi oral, yang mempunyai komposisi campuran

NaCl ( natrium klorida ), Natrium bikarbonat, Kcl ( kalium klorida ),

Glukosa anhidrat.

Pemberian oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit

baru ini adalah oralit dengan osmolaritas plasma yang rendah,

keamanan oralit ini sama dengan oralit yang selama ini digunakan,

namun efektifitasnya lebih baik dari pada oralit formula lama dan juga

berfungsi menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu

mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian

muntah 30%. Selain itu juga, oralit baru ini juga telah

direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non kolera

pada anak.

18

Page 19: Perbaikan Case Ok

Dibawah ini adalah tabel komposisi oralit baru yaitu :

Tabel.1 Komposisi Oralit Baru

Oralit baru

osmolaritas rendah

Mmol/liter

Natrium 75

Klorida 65

Glukose, anhydrous 75

Kalium 20

Sitrat 10

Total osmoralitas 245

Ketentuan pemberian oralit formula baru yaitu sebagai berikut :

Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru

Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang

untuk persediaan 24 jam.

Berikan larutan oralit pada anak sitiap klai buang air besar, dengan

ketentuan sebagai berikut :

Untuk anak berumur , 2 tahun : diberikan 50-100 ml tiap kali

BAB

Untuk umur 2 tahun tau lebih : diberikan 100 – 200 ml tiap kali

BAB

Jika dalam 24 jam persediaan larua oralit masih oralit masih tersisa,

makanan sisa larutan harus dibuang.

f. Sanpicillin injeksi 4 x 150 mg

Dosis sanpicillin 100 – 200 mg/kgBB/hari

19

Page 20: Perbaikan Case Ok

( BB x dosis ) : 4 = ( 6 x 100 – 200 ): 4

= ( 600 – 1200 ) : 4

= 150 – 300 mg

in

g. Ranitidin injeksi 2 x 6 mg

1 x BB = 1 x 6

= 6 mg

h. Parasetamol syr 3 x 0,5 cth

Dosis parasetamol 10 – 15 mg/KgBB/kali

Sediaan syrup prasetamol 120 mg/5 ml

( BB x dosis ) : 24 ml = ( 6 x 10 – 15 ) : 24

= ( 60 – 90 ) : 24

= 2,5 – 3,75 ml

Parasetamol yaitu merupakan metablit yang mempunyai daya kerja

analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan

tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung.

i. Zinc elemental diberikan selama 10 hari dengan dosis 20 mg perhari

Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal. Zinc berperan untuk

pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan. Pemberian zinc pada

diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus,

meningkatkan kecepatan regenerasi .

Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari

dengan dosis :

- Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 mg ) perhari

- Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg ) perhari.

20

Page 21: Perbaikan Case Ok

5. komplikasi dari diare ?

Komplikasinya yaitu adalah sebagai berikut :

1. Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik ).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,

perubahanpada elektrokardiogram).

4. Hipoglikemi.

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan villimukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik..

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami

kelaparan. 7

TINJAUAN PUSTAKA

21

Page 22: Perbaikan Case Ok

DIARE AKUT

A. Definisi

Diare merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering.

Dikatakan Diare akut bila penderita buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam

dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.1

B. Epidemiologi

Diare masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termaksud

indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan

tertinggi pada anak terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta

anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian

tersebut terjadi di negara berkembang. 1

C. Patofisiologi

Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan

motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses

mekanik dan enzimatik, disertai ganguan mukosa akan mempengaruhi

pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang

terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang teratur yang teratur akan

mengakibatkan proses cerna secara enzimatik berjalan baik. Sedangkan

peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna secara enzimatik,

yang akan mempengaruhi pola defekasi. 2

D. Etiologi

Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,

bakteri dan parasit. Dua tipe dasar diare akut oleh karena infeksi adalah non

inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen menimbulkan non

inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, dekstruksi sel

permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan translokasi

dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya diebabkan oleh bakteri

22

Page 23: Perbaikan Case Ok

yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin. Beberapa

penyebab diare akut yang dapat menyebabkan diare pada manusia adalah

sebagai berikut :

d. Golongan bakteri yaitu Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,

Clotridium perfringens, Clostidium defficile, Escherichia coli,

Plaesiomonas shigeloides, Salmonella, Shigella, Staphylococcus aureus,

Vibrio cholera, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.

e. Golongan virus yaitu Astrovirus, Calcivirus, Enteric adenovirus,

Coronavirus, Rotavirus, Norwalk virus.

f.Golongan Parasit yaitu Balantidium coli, Blastocystis homonis,

Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,

Isospora belli, Strongyloides stercolaris, Trichuris trichiura.

Dinegara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak

– anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli eterotoksigenik, Shigella,

Champilobacter jejuni dan Criptosporidium. Disamping itu penyebab diare

non infeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain kesulitan

makan seperti defek anatomis ( malrotasi, penyakit hirchsprung, atrofi

mikrovilli ), malabsorpsi ( defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa –

glaktosa dan cholestosis ), endokrinopati ( thyrotoksikosis dan penyakit

addison ), dan keracunan makanan ( logam berat dan mushrooms ) serta

neoplasma ( neuroblastoma dan sindroma zollinger ellison ).1

E. Pembagian Diare

Pembagian diare secara umum ada 2 hal yaitu :

Pembagian diare menurut etiologi

Pembagian diare menurut mekanismenya yaitu absorbsi dan gangguan

sekresi.

Diare akut yang berlangsung < 14 hari

Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non –

infeksi an diare persistan yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan

etiologi infeksi. 5

23

Page 24: Perbaikan Case Ok

Klasifikasi diare ada 2 yaitu :

6. Diare dengan dehidrasi yaitu :

Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang

- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda

tambahan

- Anak kelihatan gelisah atau rewel

- Anak kelihatan sangat haus dan ingin minum banyak

- Jika kulit perut dicubit, lambat kembali ke bentuk semula

- Mata kelihatan cekung

- Air mata tidak ada

- Mulut dan lidah kelihatan kering.

Diare dengan dehidrasi berat

- Anak lesu, lunglai atau tidak sadar

-Malas minum atau tidak bisa minum

- Kalau perut di bagian perut dicubit akan sangat lambat kembali

kebentuk semula

- Mata sangat cekung dan kering

- Air mata tidak ada

-Mulut dan lidah sangat kering. 3

7. Diare tanpa dehidrasi

- Anak sadar , keadaan umumnya baik.

- Anak minum biasa dan tidak kelihatan haus

- Kalau kulit di bagian perut dicubit, akan kembali kebentuk semula

dengan cepat

- Mata kelihatan normal

- Air mata ada

- Mulut dan lidah basah. 3

F. Diagnosis

Diagnosis pada diare akut biasanya berdasarkan yaitu :

a). Anamnesis24

Page 25: Perbaikan Case Ok

Pada anamnesis perlu ditanyakan hal – hal sebagai berikut adalah lama diare,

frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan darah.

Bila disertai muntah maka menanyakan volume dan frekuensinya. Makanan

dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain

yang menyertai, seperti batuk, pilk, otitis media dan campak. Serta

menanyakan tindaka ibu selama anak diare dengan memberi oralit serta sudah

membawa kedokter atau belum dan obat – obatan apa saja yang sudah

diberikan serta menanyakan riwayat imunisasi. 1

b). Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, sebaiknya berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut

jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda –

tanda dehidrasi seperti kesadarn, rasa haus serta tanda – tanda lainnya seperti

ubun – ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak

adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah. 1

c). Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada diare akut yaitu :

Darah : darah lengkap, serumen elektrolit, analisa gas darah, glukosa

darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik,.

Urine : urin lengkap. kultur dan test kepekaan terhadap antibiotik.

Tinja : pemeriksan feses lengkap. 1

G. Terapi

Pada penatalaksanaan diare bagi semua diare yaitu seperti rehidrasi dengan

menggunakan oralit baru, zinc diberikan selama 10 hari berturut – turut, ASI

dan makanan tetap diteruskan , antibiotik selektif dan edukasi terhadap orang

tua mengenai penyakit pasien tersebut. 1

a. Oralit

Pemberian oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit baru ini

adalah oralit dengan osmolaritas plasma yang rendah, keamanan oralit ini sama

dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektifitasnya lebih baik dari

25

Page 26: Perbaikan Case Ok

pada oralit formula lama dan juga berfungsi menurunkan kebutuhan

suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga 20%

serta mengurangi kejadian muntah 30%. Selain itu juga, oralit baru ini juga

telah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non kolera

pada anak. 1

Dibawah ini adalah tabel komposisi oralit baru yaitu :

Tabel.1 Komposisi Oralit Baru

Oralit baru osmolaritas rendah Mmol/liter

Natrium 75

Klorida 65

Glukose, anhydrous 75

Kalium 20

Sitrat 10

Total osmoralitas 245

Ketentuan pemberian oralit formula baru yaitu sebagai berikut :

Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru

Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk

persediaan 24 jam.

Berikan larutan oralit pada anak sitiap klai buang air besar, dengan

ketentuan sebagai berikut :

Untuk anak berumur , 2 tahun : diberikan 50-100 ml tiap kali BAB

Untuk umur 2 tahun tau lebih : diberikan 100 – 200 ml tiap kali BAB

26

Page 27: Perbaikan Case Ok

Jika dalam 24 jam persediaan larua oralit masih oralit masih tersisa,

makanan sisa larutan harus dibuang. 1

b.Pemberian zinc

Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara

kehidupan yang optimal. Zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan

sel, antioksidan. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air

dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi.

Dosis zinc untuk anak – anak yaitu :

Dosis zinc untuk anak – anak umur 6 bulan : 10 mg ( setengan tablet )

Dosis zinc untuk anak umur 6 bulan : 20mg ( 1 tablet ). 6

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjangnya yaitu :

Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut kecuali, apabila

ada tanda intoleransi laktosa.

Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja yaitu :

Makroskopi : konsistensi, warna, lendir, darah dan bau.

Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri

Kimia : pH, elektrolit

Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan. 1

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Perbaikan Case Ok

1. Juffrie M. Dalam : Soenarto Y, Oswari H, Arief S, Rosalina, penyunting. Buku

Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2012.

h. 87-118.

2. Donald MO. Gastroenteritis. Dalam: Wahab AS. Prof. Dr. dr. SpA(K),

Penyunting Edisi Bahasa Indonesia. Ilmu kesehatan Anak Nelson. Edisi ke- 15.

Vol 2. Jakarta. EGC; 2000. h. 889-893.

3. Antonius H. Diare Akut. Dalam: Hegar B, Handryastuti S, Idris SN,

penyunting. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI ; 2010. h. 58-61.

4. Hasan. Dikutip dari: http://medlinux.blogspot.com/2011/10/pediatri-diare.html

Diare. Diunduh pada pada tanggal: 5 januari 2013.

5. Zein U. Dikutip dari: http://medlinux.blogspot.com/2011/10/pediatri-diare.html

Diare Akut. Diunduh pada pada tanggal: 5 januari 2013.

6. Weber M. Diare. Dalam: Roespandi H, Nurhamzah W. penyunting. Pelayanan

Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta. World Health Orginization; 2009. h.

131-144.

7. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,

Editor A. H.Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 – 446

28