penguatan kelembagaan kesatuan bangsa dan politik dan...

18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUATAN KELEMBAGAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAN FORKOPIMDA JAKARTA, 13 NOVEMBR 2017

Upload: hoangthuy

Post on 01-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

DAN FORKOPIMDA

JAKARTA, 13 NOVEMBR 2017

PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Suprastruktur Pol,

Infrastruktur Pol,

Substruktur Pol.

Kerjasama

Seluruh Elemen Bangsa

AMANAT PEMBUKAAN UUD 1945

KONDISI NASIONAL

INDONESIA Ancaman di bid ideologi

Ancaman di bid hankam

Ancaman di bid politik

Ancaman di bid sosbud

Ancaman di bid ekonomi

• Ancaman komunis (radikal kiri) • Ancaman radikal kanan • Ancaman faham radikal lainnya

•Ancaman narkoba •Tawuran antar pelajar •Kejahatan terhadap anak •Imigran gelap •Pengangguran

• Keterlibatan unsur legislatif dlm korupsi

• Konflik internal parpol • Belum maksimalnya fungsi

pendidikan politik oleh parpol yg menghambat kaderisasi pemimpin nasional

• Potensi kerawanan pilkada serentak.

• Terorisme • Konflik sosial (SARA) • Separatisme • Sengketa batas negara

• Hambatan dalam menghadapi MEA

• Pelemahan ekonomi • Peguasaan ekonomi

oleh kekuatan global • Potensi krisis energi

dan pangan

UU 32/2004

P E R U B A H A N P A R A D I G M A P E M E R I N T A H A N D A E R A H

URUSAN

PEMERINTAHAN

YG MENJADI

KEWENANGAN PEMERINTAH

ABSOLUT

URUSAN

PEMERINTAHAN YG

DIBAGI BERSAMA

ANTAR SUSUNAN

PEMERINTAHAN.

KESATUAN

BANGSA DAN

POLITIK DALAM NEGERI

PUSAT PROVINSI KAB/KOTA

ABSOLUT

KONKUREN

KEWENANGAN

PRESIDEN

SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN

URUSAN

PEMERINTAHAN

UMUM

UU 23/2014

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

Pasal 25 dan Pasal 26 UU No. 23 Tahun 2014

a. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dlm rangka memantapkan pengamalan

Pancasila, pelaksanaan UUD tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika serta pemertahanan dan

pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama , ras,dan golongan lainnya guna

mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional dan nasional;

d. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah Provinsi dan

Daerah Kabupaten/Kota untuk menyelesaikan permasalahan yg timbul dgn memperhatikan prinsip

demokrasi,hak asasi manusia, pemerataan,keadilan,keistimewaan dan kekhususan,potensi serta

keanekaragaman daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan

g. pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan Instansi Vertikal.

dilaksanakan :

BUPATI/WALIKOTA

Dibantu Oleh Instansi Vertikal Kemendagri

Kewenangan Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan

GUBERNUR

CAMAT

Tingkat kecamatan dilimpahkan

Secara Nasional di Koordinasikan :

MENTERI DALAM NEGERI

Untuk kelancaran pelaksanaan urusan

pemerintahan umum dibentuk

Forkopimda provinsi, Forkopimda kab/kota dan Forkopimcam

PERKEMBANGAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

RPP tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum telah disusun dan selesai dilakukan harmonisasi dari sisi formil dan materil oleh Menkumham bersama Mendagri dengan kementerian/lembaga terkait Kemenkopolhukam, kemensetneg, Setkab, Kemenpan RB, Kemenkeu Bappenas dan BKN

RPP tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum, telah diparaf oleh Menteri terkait yaitu Kemendagri, Kemenkumham, Kemenpan RB, dan Kemenkeu

Berdasarkan hasil Rapat Kabinet Terbatas Tanggal 30 Mei 2016, bahwa RPP tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Umum di tunda

Dengan adanya Penundaan tersebut, perlu adanya upaya untuk menjamin pelaksanaan urusan pemerintahan umum pada masa transisi

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERANGKAT DAERAH

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 122

1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, seluruh Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.

2) Anggaran penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.

1.

PENGUATAN KELEMBAGAAN 1. mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksanaan urusan

pemerintahan umum di daerah dan meningkatkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan bidang kesatuan bangsa dan politik di daerah, dengan pertimbangan asas: a. Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah; b. Intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah; c. Efisiensi; d. Efektivitas; e. Pembagian tugas habis; f. Rentang kendali; g. Tata kerja yang jelas; dan h. Fleksibilitas.

2. adanya kebutuhan organisasi yang mendesak dengan disertai adanya dukungan alokasi melalui APBD serta tidak mengurangi kemampuan daerah dalam penyelenggaraan tugas fungsi lainnya.

3. Adanya komitmen penuh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Kesbangpol di daerah, termasuk upaya penguatan dan pemberdayaan Forum-Forum di daerah yang sudah terbentuk berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan dalam rangka pembinaan kesatuan bangsa dan stabilitas politik dalam negeri di daerah

PENGUATAN TUGAS FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DIDAERAH

SEKRETARIAT

BIDANG-BIDANG 1. BIDANG IDELOGI

WASBANG DAN KARAKTER BANGSA

2. POLITIK DALAM NEGERI 3. KETAHANAN EKONOMI,

SOSIAL , BUDAYA DAN ORMAS

4. PENANGANAN KONFLIK DAN KEWASPADAAN NASIONAL

1. PENYUSUNAN PROGRAM 2. PENYELENGGARAAN URUSAN UMUM DAN

KETATAUSAHAAN. 3. PENYELENGGARAAN URUSAN KEUANGAN DAN

PERLENGKAPAN.

FUNGSI STRATEGIS KESBANGPOL MELIPUTI :

1. PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN DAN

INFORMASI 2. PEMETAAN KONDISI 3. DETEKSI DINI, PERINGATAN DINI DAN CEGAH

DINI 4. ANALISIS DAN EVALUASI INFORMASI 5. PELAKSANAAN KEBIJAKAN

P E N G A N G G A R A N P R O G R A M D A N K E G I ATA N TA . 2 0 1 8

L A M P I R A N P E R M E N D A G R I 3 3 TA H U N 2 0 1 7

P E D U M A P B D 2 0 1 8

1. Peningkatan efektifitas tugas Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah (FORKOPIMDA) Provinsi, FORKOPIMDA Kabupaten, FORKOPIMDA Kota, dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan dengan menganggarkan program dan kegiatan dalam APBD Tahun Anggaran 2018

2. Revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan pendidikan wawasan kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemerintah Daerah Dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan;

3. Penanganan konflik sosial, penyelenggaraan pusat komunikasi dan informasi bidang sosial kemasyarakatan dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dan permendagri 42 Tahun 2015.

4. Penanganan faham radikal dan terorisme melalui mekanisme deteksi dini dan cegah dini dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat.

L A M P I R A N P E R M E N D A G R I 3 1 TA H U N 2 0 1 6

P E D U M A P B D 2 0 1 7

5. Penanganan gangguan penyakit masyarakat khususnya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan mempedomani Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Narkoba.

6. Penguatan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara dilaksanakan melalui upaya mewujudkan kerukunan umat beragama, tingginya rasa toleransi dan saling pengertian intra dan antara para pemeluk agama dengan mempedomani Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah.

7. Pelaksanaan tugas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dianggarkan dalam APBD, dengan mempedomani Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/117/SJ Tanggal 12 Januari 2017 tentang Pendanaan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

8. Peningkatan kemampuan kelembagaan dalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan Forum Persaudaraan Masyarakat Melanesia Indonesia (FPMMI) dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Forum Persaudaraan Masyarakat Melanesia Indonesia.

L A M P I R A N P E R M E N D A G R I 3 3 TA H U N 2 0 1 7

P E D U M A P B D 2 0 1 8

L A M P I R A N P E R M E N D A G R I 3 1 TA H U N 2 0 1 6

P E D U M A P B D 2 0 1 7

9. Penanganan pengungsi dari luar negeri dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

10. Penyelenggaraan pemantauan, pelaporan dan evaluasi perkembangan politik di daerah dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi Perkembangan Politik di Daerah.

11. Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.

12. Penyelenggaraan peningkatan Kesadaran Bela Negara mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2011 tentang Pedoman Peningkatan Kesadaran Bela Negara di Daerah.

13. Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII melalui kegiatan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Fungsi dan Peran Anjungan Daerah di TMII.

14. Penguatan dukungan Komite Intelijen Daerah tingkat Provinsi dan Komunitas Intelijen Daerah untuk Kabupaten/Kota mempedomani Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2013 tentang Koordinasi Intelijen Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah.

15. Penguatan pengawasan orang asing, organisasi masyarakat asing, lembaga asing dan tenaga kerja asing mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah.

L A M P I R A N P E R M E N D A G R I 3 3 TA H U N 2 0 1 7

P E D U M A P B D 2 0 1 8

FORKOPIMDA

FORKOPIMDA PROVINSI FORKOPIMCAM FORKOPIMDA KAB/KOTA

Ketua : Camat Anggota : -pimpinan kepolisian di Kecamatan -pimpinan Kewilayahan TNI di Kecamatan

Ketua : Gubernur

Anggota : - pimpinan DPRD Prov

- pimpinan kepolisian di Prov,

- pimpinan kejaksaan di Prov,

- pimpinan satuan teritorial

TNI di Prov

Ketua : Bupati/Walikota

Anggota : - pimpinan DPRD Kab/Kota

- pimpinan kepolisian Kab/Kota,

- pimpinan kejaksaan Kab/Kota,

- pimpinan satuan teritorial

TNI di Kab/Kota

Forkopimda provinsi, Forkopimda kabupaten/kota, dan Forkopimcam dalam melakukan

pembahasan Urusan Pemerintahan Umum dapat mengundang pimpinan instansi vertikal, instansi terkait lainnya, dan/atau unsur masyarakat sesuai dengan masalah yang dibahas

KESATU : Segera membentuk Perda/Perdais/Qanun tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat

Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,

didasarkan pada rekapitulasi berita acara hasil validasi pemetaan urusan pemerintahan yang

dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Daerah yang difasilitasi oleh

Kementerian Dalam Negeri, sambil menunggu penetapan hasil pemetaan intensitas urusan

pemerintahan.

KEDUA : Segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai Kelembagaan

Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah.

KETIGA : Penyusunan KUA PPAS tahun 2017 dilaksanakan secara paralel dengan pembentukan Perda

tentang Perangkat Daerah dan dituangkan dalam nota kesepakatan antara Kepala Daerah dan

Pimpinan DPRD.

KEEMPAT : Gubernur dan Bupati/Walikota segera menyelesaikan proses administrasi pengalihan PNS Daerah

yang mengalami pengalihan urusan dengan mempedomani Peraturan Kepala BKN.

KELIMA : Pengisian pejabat struktural pada perangkat daerah dilaksanakan setelah ditetapkannya Perda

tentang Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah. Dalam hal terdapat jabatan yang kosong, ditunjuk Pejabat Pelaksana Tugas (Plt).

KEENAM : Seluruh Perangkat Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Kesatuan

Bangsa dan Politik Dalam Negeri tetap melaksanakan tugasnya, serta anggaran

penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dibebankan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai dengan peraturan perundang-

undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan.

KETUJUH : Pengaturan tentang Diktum KEENAM dituangkan dalam ketentuan peralihan

Perda/Perdais/Qanun tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah.

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 061/2911/Sj TAHUN 2016 TENTANG

TINDAK LANJUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

5.

PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN

KEBIJAKAN BIDANG POLPUM

PENINGKATAN KUALITAS DAN

FASILITASI PENANGANAN KONFLIK DAN

PENANGANAN KONFLIK PENGUATAN

DAN INTERNALISASI

IDEOLOGI PANCASILA DAN NILAI2

KEBANGSAAN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

KETAHAN EKONOMI,

SOSIAL, DAN BUDAYA

MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN, SERTA MELANJUTKAN PENGEMBANGAN SISTEM POLITIK YANG DEMOKRATIS DAN

BERKEDAULATAN RAKYAT BERDASARKAN PANCASILA

PENINGKATAN PERAN PARPOL DAN ORMAS

SERTA LEMBAGA PENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN POLITIK

DAN KEWARGANEGARAAN

AGENDA STRATEGIS TAHUN 2017

AGENDA STRATEGIS

2. Pembentukan kitab UU Pemilu

(Simplipikasi UU Pileg,UU Pilpres dan UU Penyelenggara Pemilu)

1. Optimalisasi Peran Tim Terpadu

Penanganan Konflik Sosial

3. Pertemuan Pemerintah, Pemda,

Tokoh Agama (FKUB), Ormas Keagamaan, dan Generasi Muda antar agama.

7. Pemantapan dukungan Pemerintah Daerah terhadap

penanganan gangguan penyakit masyarakat khususnya

pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika.

4. Penguatan forum-forum bidang kesatuan bangsa dan politik yaitu PPWK, FPK, FKUB, FKDM, dan Kominda.

13. Optimalisasi peran clearing house di Kemendagri

dalam rangka pemantauan dan pembinaan terhadap

ormas yang sering meresahkan kehidupan berbangsa

dan bermasyarakat.

12. Pembinaan khusus dan penggalangan pada tokoh

agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan aparatur

pemerintah langsung di 28 Kab/Kota pada Provinsi

Papua dan Papua Barat

11. Pelaksanaan Kampanye Revolusi Mental dan Restorasi Sosial dibidang Politik dan Pemerintahan Umum

10. Pelaksanaan kegiatan diklat Intelejen (Pusat & Daerah)

8. Pelaksanaan Pendidikan Politik khususnya bagi

Pemilih Pemula, Perempuan dan Kaum Marjinal

serta Monev pelaksanaan tahapan Pilkada Serentak

5. Penguatan Partai Politik melalui Bantuan Keuangan Partai Politik

9. Penguatan Pokja Demokrasi 6. Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan

MENGANTISIPASI ATHG DAN TEGAKNYA KEDAULATAN NKRI

PERINGATAN DINI DETEKSI DINI

FKDM PERMENDAGRI NO 12/2006)

KOMINDA KAB/KOTA

PERMENDAGRI NO 16/2011)

FKUB (PERBERMENAG DAN MENDAGRI

NO 8 DAN 9 THN 2006)

CEGAH DINI

FPK (PERMENDAGRI

NO 34/2006)

DIDUKUNG OLEH PEMBERDAYAAN

KEBIJAKAN STRATEGIS

KESBANGPOL SELAKU MATA DAN TELINGA UTK MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWAJIBAN KEPALA DAERAH

a. Dalam memelihara Trantibmas b. Dalam memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. Dalam mengembangkan kehidupan demokrasi

PPWK (PERMENDAGRI

NO 71/2012)

TIM TERPADU PENANGANAN

KONFLIK (PERMENDAGRI

42/2015)

SUMATERAKALIMANTAN

JAVA

IRIAN JAYA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA