peran konferensi waligereja indonesia (kwi)...
TRANSCRIPT
PERAN KONFERENSI WALIGEREJA
INDONESIA (KWI) DALAM MENJAGA
HARMONI KEBANGSAAN GUNA
MENDUKUNG SUKSESNYA PELAKSANAAN
PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DAN
PERSIAPAN PEMILU TAHUN 2019
Romo PC. Siswantoko, PrSekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam/Devisi
Sosial PolitikKWI
1.Melaksanakan Ajaran Yesus
• Kasihilah Tuhan Allah-Mu dengan segenap hatimudan dengan segenap jiwamu dan dengan segenapakal budimu. (bdk. Lukas 22:37)
• Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri(bdk. Lukas 22:39)
• Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu ( bdk. Mateus 5:44)
Umat Katolik diutus untuk mengasihi dan membangun persaudaraandengan semua orang tanpa membeda-bedakan agama dan suku, bahkan
termasuk orang yang membensci dan memusuhi.
S
2. Menindaklanjuti Anjuran PausFransiskus
• Saya lebih menyukai Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar ke jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karenamenutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri “ ( Dokumen Evangelii Gaudium(Suka Cita Injil no.49)
Sebagai pemimpin umat Katolik sedunia, Paus mengajakGereja Katolik untuk menjadi Gereja yang bersahabat danmemasyarakat , berbagi kasih dengan semua orang , tanpakecuali, demi kebaikan bersama
3.Mengingat Sejarah
• Umat diajak untuk mengingat bahwa bangsa ini lahirdan berdiri karena para pendiri bangsa salingbergandengan tangan meskipun berbeda agama dansuku.
• Kita pun sekarang diajak untuk melanjutkankebersamaan ini demi kemajuan bangsa
Sangat tidak elok, jika bangsa ini harus pecah dan bertikaihanya karena kepentingan politik sesaat. Harus ada rasa
malu dengan para leluhur yang telah membidani bangs ini
4.Hidup Beragama Yang Inklusif
• Umat Katolik diajak untuk membangunkomunikasi dan dialog kehidupan dengananggota masyarakat dengan agama, suku, danpilihan politik yang berbeda
• Terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatandan pemerintahan sehingga lebih erat dalambersaudara
Cara beragama seperti ini penting untuk dilakukankarena saat ini ditengarai kian kuatnya gerakan
eksklusifisme agama.
5.Menggiatkan Pendidikan Politik
• Memberi bekal kepada Orang Muda Katolik (OMK) sebagai pemilih pemula agar tidak salah pilih dantidak terbawa oleh berbagai kampanye kotor yang mungkin akan mereka temui.
• Juga untuk para tokoh umat agar mengajak umatmenjadi pemilih yang cerdas, rasional, dan bijak.
Pendidikan politik ini perlu untuk mengantisipasipolitik uang, politisasi SARA, ujaran kebencian dan
hoax
6.Bijak dalam Bermedia Sosial
• Melakukan berbagai pelatihan literatif, khususnyauntuk anak muda agar terbiasa menggunakanmedsos secara bertanggung jawab dan tidak mudahterpengaruh dengan medsos juga.
• Mereka diajak meposting foto saat bersama denganteman yang berbeda agama dan suku atau aksibersama lintas agama.
Media sosial masih menjadi sarana kampanye yang paling efektif saat ini, sehingga umat juga perlu disiapkan agar tidak panik, bingung, dan emoasi saat baca medsos yang
provokatif
7. Mengembalikan Kedaulatan Agama
• Mengambalikan kedaulatan agama sebagaisumber Inspirasi untuk menghormatikehidupan dan membangun kebersamaan.
Para tokoh agama memberikan penguatan dan pencerahanlewat ajaran agama untuk mempererat persaudaraan
Memberikan kecaman dan upaya pencegahan terhadapberbagai peritiwa teror yang telah terjadi, agama apapundan tokoh siapapun yang menjadi korbannya
8.Harapan Untuk FKUB
• FKUB lebih sering memfasilitasi interaksisosial lintas agama sehingga relasi dalammasyarakat semakin cair.
• Peran FKUB sangat penting karena terdiri daripara tokoh agama. Keharmonisan para tokohagama hendaknya juga terjadi dibawah.
FKUB menjadi pengayom dan teladan bagi warga bangsadalam membangun keharmonisan dalam berbagai
perbedaan
Setiap Kasus harus DiselesaikanSecara Tuntas
• Setiap kasus kekerasan yang menimpa rumahibadah dan tokoh agama harus diselesaikansecara tuntas.
Pelaku, motivasi, dan tujuan yang ingin dicapai harusterungkap. Jika pelakunya orang gila maka harusdibuktikan secara medis dan jika pelakunyaradikalis/teroris juga harus diungkap. publik akantenang, puas dan tidak gaduh
Tidak boleh terulang lagi teror terhadap TokohAgama dan Tempat Ibadah
• Ustadz Prawoto ( Bandung)
• KH. Umar Basri (Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Bandung)
• Biksu Mulyanto Nurhalim ( Tangerang)
• Romo Karl Edmund Prier ( di Gereja St. Lidwina, Yogyakarta)
Tempat Ibadah seperti Masjid, Gereja, Wihara, Pura, danKelenteng tetap aman berdiri dan menjadi tempat bagipemeluknya untuk menjadi duta-duta perdamaian dankerukunan.