pengkajian fisik pada mata

16
PENGKAJIAN FISIK PADA MATA A. Anatom dani fisiologi Organ penglihatan terleta dalam rongga t!lang di "agian depan tengo tertanam dalam lema or"ital# dan dipersarafi sat! dari sepasang saraf pen dari lo"!s ota osipital. $aha%a mas! ornea melal!i retina %ang tem"!s Iris meng!"ah&!"ah !!ran p!pil !nt! mengendalian se"erapa "an%a mas!. (ensa meng!"ah "ent! !nt! memfo!san 'aha%a pada lapisan "atang er!'!t %ang mem"ent! retina. Imp!ls %ang di"!at oleh sel saraf h!s!s re mengirim gam"aran )is!al sepan*ang saraf opti sampai e ota. +. ,asional Penga*ian mata melip!ti empat "idang- eta*aman penglihatan# lapang penglihatan# geraan estrao!ler# dan str!t!r esternal. Penga*ian ini*!ga melip!ti peng!*ian optalmosopi. Pera at menent!anadan%a gangg!an mata spesifi. Setiap gangg!an penglihatan dapat mempengar!hi emamp!an lien ! tetap mandiri dalam melasanaan atifitas pera atan diri $. Penga*ian pada mata 1. Alat khusus a) S!rat a"ar ata! ma*alah b) Kart! indes ata! plasti pen!t!p mata c) (em"ar pemerisaan Snellen ata! la%ar "erlamp! "eserta art! d) Kapas pem"ersih e) Senter e'il f) Optalmosop g) Penggaris e'il 2. Persiapan klien a) Selama penga*ian lien diminta d!d! ata! "erdiri. b) ,!angan digelapan selama penga*ian refl' ornea dan optalmosop. 3. Riwayat a) Tent!an apaah lien memp!n%ai ri a%at pen%ait mata# tra!ma pada mat dia"etes# hipertensi# ata! masalah )is!al. b) Tent!an masalah %ang mendorong lien !nt! men'ari "ant!an e Tan%aan pada lien adaah elopa mata %ang t!r!n men!t!p ter!s mener n%eri mata# fotopo"ia /erentaan terhadap 'aha%a0 rasa seperti ter"aa mata# gatal# airmata dan otoran mata %ang "erle"ihan# diplopia /panda ganda0# Pandangan a"!r# perasaan adan%a 1film2 di atas lapang penglih Nama : Izzal Bintang s. Kelas : tingkat I reg B NIM : P27820114038

Upload: iqbal-yusuf-ashari

Post on 04-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Nama : Izzal Bintang s.Kelas : tingkat I reg BNIM : P27820114038

PENGKAJIAN FISIK PADA MATAA. Anatom dani fisiologiOrgan penglihatan terletak dalam rongga tulang di bagian depan tengkorak, tertanam dalam lemak orbital, dan dipersarafi satu dari sepasang saraf penglihatan dari lobus otak oksipital. Cahaya masuk kornea melalui retina yang tembus pandang. Iris mengubah-ubah ukuran pupil untuk mengendalikan seberapa banyak cahaya masuk. Lensa mengubah bentuk untuk memfokuskan cahaya pada lapisan batang dan kerucut yang membentuk retina. Impuls yang dibuat oleh sel saraf khusus retina mengirim gambaran visual sepanjang saraf optik sampai ke otak.B. Rasional Pengkajian mata meliputi empat bidang; ketajaman penglihatan, lapang penglihatan, gerakkan ekstraokuler, dan struktur eksternal. Pengkajian ini juga meliputi pengujian optalmoskopik. Perawat menentukan adanya gangguan mata spesifik. Setiap gangguan penglihatan dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk tetap mandiri dalam melaksanakan aktifitas perawatan diriC. Pengkajian pada mata1. Alat khususa) Surat kabar atau majalahb) Kartu indeks atau plastik penutup matac) Lembar pemeriksaan Snellen atau layar berlampu beserta kartud) Kapas pembersihe) Senter kecil f) Optalmoskop g) Penggaris kecil2. Persiapan kliena) Selama pengkajian klien diminta duduk atau berdiri.b) Ruangan digelapkan selama pengkajian reflck kornea dan optalmoskop.3. Riwayat a) Tentukan apakah klien mempunyai riwayat penyakit mata, trauma pada mata, diabetes, hipertensi, atau masalah visual.b) Tentukan masalah yang mendorong klien untuk mencari bantuan kesehatan. Tanyakan pada klien adakah kelopak mata yang turun menutup terus menerus, nyeri mata, fotopobia (kerentaan terhadap cahaya) rasa seperti terbakar pada mata, gatal, airmata dan kotoran mata yang berlebihan, diplopia (pandangan ganda), Pandangan kabur, perasaan adanya film di atas lapang penglihatan, mengambang (titik hitam kecil yang tampak menyilang pada lapang penglihatan), cahaya kilatan, atau lingkaran hitam (halo) di seputar cahaya.c) Tentukan apakah ada riwayat keluarga dengan gangguan mata, meliputi glaukoma atau retinitis'pigmentosa.d) Kaji riwayat pekerjaan klien mengenai aktifitas kerja yang memerlukan kerja tertutup, kerja yang melibatkan komputer, atau aktifitas seperti pengelas, terpajan langsung dengan bahan kimiawi yang membuat risiko cedera mata.e) Tanyakan pada klien apakah memakai kacamata atau lensa kontak atau tidak.f) Tentukan tanggal terakhir klien memeriksakan mata.g) Kaji obat-obatan yang dipakai, termasuk tetes mata4. Teknik pengkajian ketajaman mataPengkajian ketajaman penglihatan, pembedaan detail kecil, pengujian pusat penglihatan. Pengujian dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap tergantung pada respon klien dari masing-masing tahap dan alasan dilaksanakannya pengujian tersebut.a) Tahap ILakukan pengkajian sekilas dengan meminta klien membaca surat kabar atau majalah. Pastikan pencahayaan cukup. Klien berkacamata seharusnya memakai kacamatanya selama tahap pengkajian ini. Perhatikan jarak klien memegang lembaran yang dibaca dari matanya.Pastikan klien mengerti bahasa Inggris dan tidak buta huruf. Mintalah klien agar membaca dengan keras untuk memastikan bahwa klien tidak buta huruf. Bila klien menghadapi kesulitan lanjutakan pengujian ke tahap II.b) Tahap IIUntuk pengkajian yang akurat gunakan lembar pemeriksaan Snellen (tersedia di banyak kantor pada layar proyektor berlampu). Pastikan bahwa lembaran pemeriksa benar-benar diterangi. Buat klien berdiri 20 kaki (6,1 m) jauhnya dari lembar Snellen atau duduk di kursi pengujian yang telah terpasang khusus berseberangan dengan layar periksa.Minta klien untuk membaca huruf-huruf pada layar dimulai dari baris yang mana saja-pertama dengan kedua mata terbuka dan kemudian dengan satu mata terpisah (mata lainnya ditutupi).Selalu menguji pertama kali tanpa kacamata. Kemudian bila klien memakai kacamata jarak jauh, ulangi pengujian. Tentukan baris terkecil di mana klien dapat membaca seluruh huruf dengan benar dan catat ketajaman untuk garis tersebut.Bila klien tidak bisa membaca, gunakan kartu E dan tentukan arah tangan huruf E. Pada anak-anak kecil, gunakan lembaran dengan gambaran obyek yang dikenal. Catat nilai ketajaman penglihatan untuk masing- masing mata dan kedua mata dalam dua nilai: Pembilang adalah jarak dari lembar pemeriksa ke klien dalam ukuran kaki. Penyebut adalah nomor standar untuk baris tersebut pada lembar pemeriksa (contoh, 2Q/80. Nomor standar ini adalah jarak di mana mata normal dapat membaca baris tersebut.c) Tahap IIIUji masing-masing mata dengan klien membaca kartu indeks dengan menutupi satu mata bergiliran. Jangan menggunakan tangan untuk menutupi mata. Minta klien dengan gangguan penglihatan parah untuk menghitung jari-jari yang diacungkan kurang lebih satu kaki (30 cm) dari wajah klien. Bila klien gagal dalam kedua tes tersebut. Sinari mata klien dengan senter kecil dan kemudian padamkan cahayanya. Tanyakan apakah klien melihat cahaya.Hasil Normal

Nilai normal ketajaman penglihatan adalah 2tho. Catat, apabila ketajaman penglihatan diukur dengan kaca mata perbaikan atau lensa kontak (cc) atau tanpa perbaikan (sc).

Penyimpangan dari NormalKewaspadaan Perawat

Nilai ketajaman penglihatan 20/^oo dianggap buta total

Klien dengan gangguan ketajaman penglihatan mungkin memerlukan bantuan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari. Kemamapuan klien untuk membaca materi pendidikan juga mungkin terganggu. Sumber pendidikan audio mungkin perlu disediakan.

Lapang penglihatanSaat seseorang menatap lurus ke depan, seluruh obyek dalam lapang penglihatan perifer secara normal dapat terlihat.

PengkajianHasil Normal

1. Buat klien duduk atau berdiri 2 kaki (60 cm) jauhnya, berhadapan dengan anda sejajar ketinggian mata.2. Minta klien untuk menutupi atau melapisi dengan perlahan satu mata menggunakan kartu indeks dan menatap mata anda berlawanan arah (contoh, mata kiri klien, mata kanan perawat).3. Tutup atau lapisi mata anda yang berlawanan dengan mata klien sehingga lapang penglihatan anda tidak bertumpang tindih dengan lapangan penglihatan klien.4. Gerakkan jari dengan jarak sebanding panjang lengan di luar lapang penglihatan.5. Minta klien untuk mengatakannya bila melihat jari anda.6. Perlahan tarik jari anda mendekat. Jari selalu dijaga tetap di tengah antara anda dan klien.7. Ulangi prosedur pada sisi yang lain, atas dan bawah. Selalu harus membandingkan titik di mana anda melihat jari tersebut memasuki lapang penglihatan anda dan titik di mana klien melihatnya.8. Ulangi prosedur dengan keempat arah pada mata lainnya

5. Anda dan klien seharusnya melihat jai tersebut dalam waktu yang hampi bersamaan.

Penyimpangan dari NormalKewaspadaan Perawat

1. Bila klien melihat jari sedikit lebih lama dari anda, klien mengalami penyempitan lapang penglihatan.2. Gangguan lapang penglihatan (penggelapan sebagian lapang penglihatan) umumnya disebabkan oleh kerusakan saraf optik atau gangguan retina.3. Klien dengan gangguan penglihatan dapat ber- risiko cedera karena mereka tidak dapat melihat seluruh obyek didepannya.

1. Rujuk setiap klien dengan gangguai lapang penglihatan kepada dokte> atau optalmologis untuk pengkajiar mata menyeluruh.

Gerakkan ekstraokulerGerakkan dari masing-masing mata tergantung pada enam otot dan persaratan dari saraf kranial. Kedua mata bergerak paralel satu sama lain pada tiap arah tatapan

PengkajianHasil Normal

1. Buat klien duduk atau berdiri 2 kaki jauhnya, berhadapan dengan anda.2. Minta klien mengikuti gerak jari anda dengan kedua mata.3. Minta klien untuk menjaga kepala tetap pada posisi menghadap anda dan mengikuti gerakkan jari hanya dengan mata.4. Jaga jari anda kurang lebih 6 sampai 12 inci di depan mata klien, gerakkan jari dengan lembut dan perlahan melalui delapan arah tatapan utama5. Atas dan bawah Kanan dan kiri Diagonal ke atas dan ke bawah kiri Diagonal ke atas dan ke bawah kanan6. Jaga agar jari tetap dalam lapang penglihatan normal.7. Observasi gerak paralel mata, posisi kelopak mata atas terhadap iris, dan adanya sembarang gerakkan abnormal.8. Secara periodik, hentikan gerak jari dan perhatikan bila mata mulai berosilasi (bergerak bolak-balik teratur diantara dua batas).9. Periksa keselarasan mata dengan mengkaji pantulan cahaya kornea. Biarkan klien tetap duduk, menatap lurus ke depan. Nyalakan senter pena ke arah batang hidung klien dari 2 sampai 3 kaki jauhnya (30 sampai 90 cm) jauhnya dalam ruangan yang digelapkan.

7. Mata seharusnya bergerak halus da paralel ke arah tatapan. Kelopak mata atas menutupi iris hanya sebagian dari semua arah

9. Cahaya seharusnya memantul pada titik kornea yang sama pada kedua mata.

Penyimpangan dari NormalKewaspadaan Perawat

1. Kelopak mata atas menutup sebagian besar iris, menandakan adanya edema atau keterlibatan saraf kranial.2. adanya gerakkan abnormal mata seperti nistagmus (osilasi involunter teratur) dan seringkah disebabkan oleh tatapn ke arah kiri atau kanan luar jauh. 3. Apabila mata tidak selaras maka cahaya akan memantul pada titik yang berbeda pada masing-masing mata

2. Gerakkan mata yang terganggu dapat merefleksikan cedera atau penyakit pada otot mata, struktur penopang, atau saraf kranial

Struktur Eksternal Mataada sejumlah gambaran eksternal dari mata dimana perawat dapat "nengkaji untuk penentuan lanjut kondisi struktur mata.

PengkajianHasil Normal

1. Posisi dan keselarasanInspeksi posisi mata dalam perbandingan antara satu dan lainnya.2. Alis Mata: untuk pengkajian selanjutnya kacamata atau lensa kontak harus dibuka. Inspeksi alis mengenai ukuran, ekstensi dan tekstur Perhatikan apakah alis memanjang tepat di atas mata atau sedikit lebih panjang Bila alis mata jarang atau tidak ada tanyakan pada klien apakah pencabutan sendiri dilakukan Minta klien menaikkan dan menurunkan alis3. Daerah orbital:Inspeksi daerah tersebut terhadap edema, kemerahan, atau jaringan lunak di bawah bidang orbital.4. Kelopak mata: Inspeksi posisi dan warna kelopak mata. Minta klien untuk menutup dan membuka mata secara normal Inspeksi permukaan kelopak mata atas dengan meminta klien menutup mata dan menaikkan kedua alis dengan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit. Jika terjadi lesi, catat ukuran, bentuk, penyebaran, dan ada tidaknya pengeluaran cairan.Perhatikan posisi bulu mata Untuk menginspeksi kelopak bawah mata, minta klien untuk membuka mata. Perhatikan frekwen- si reflek berkedip mata.5. Aparatus lakrimal Inspeksi daerah kelenjar lakrimal pada dinding luar atas bagian anterior tulang orbital terhadap edema dan kemerahan. Palpasi dengan lembut area kelenjar untuk mendeteksi adanya nyeri. Inspeksi duktus lakrimal. pada sudut nasal terhadap edema dan pengeluaran air mata yang berlebihan.6. Konjungtiva dan sklera Tarik lembut kelopak mata untuk menginspeksi konjungtiva bulbar, yang menutup daerah permukaan terbuka bola mata sampai tepi kornea

Tindakan Kewaspadaan:Gunakan sarung tangan bila ada cairan kental bercampur gumpalan di tepi kelopak mata. Cairan yang keluar mungkin infeksius dan mudah menular ke mata yang lainnya. Ganti sarung tangan dari satu mata ke mata yang lain. Hindari penekanan langsung ke bola mata. Tarik lembut kedua kelopak dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang orbital atas dan bawah. Minta klien menatap ke atas, ke bawah, dan dari sisi ke sisi. Inspeksi warna konjungtiva dan kaji ada-tidaknya edema dan lesi. Tarik lembut kelopak mata bawah untuk memeriksa konjungtiva palpebra yang membatasi kelopak mata Tekan lembut kelopak mata bawah dengan ibu jari atau jari telunjuk ke orbital bawah. Seringkah klien mampu melakukan tindakan ini sendiri. Perhatikan warna konjung- Konjungtiva bersih dan bebas eritema. tiva dan adanya edema atau lesi. Lakukan dengan ekstra hati- hati dalam meregangkan kelopak mata atas (jangan melakukan pertama kali tanpa bantuan daro orangyang telah diakui keahliannya). Tehnik ini hanya digunakan bila anda menduga ada benda asing di bawah kelopak. Minta klien untuk menatap ke bawah, mata rilek, dan hindari gerakkan mendadak. Pegang dengan lembut kelo- : pak atas, tarik ke bawah dan ke depan. Tempatkan ujung-ka- pas pembersih inci (1 cm) di atas tepi kelopak mata. Tekan kelopak atas ke bawah untuk melipatnya keluar; jaga kelopak mata agar tetap terbalik dengan hati-hati memeganginya. Inspeksi konjungtiva terhadap adanya edema, lesi, atau benda asing. Setelah inspeksi, kembalikan kelopak ke posisi normal dengan menarik lembut bulu mata ke depan dan meminta klien menatap ke atas.7. Kornea:terrdiri di sisi klien, dengan menggunakan cahaya tak langsung, inspeksi kejernihan dan tekstur kornea. Uji sensitifitas kornea dengan menyentuhkan gulungan kapas steril.8. Pupil dan iris:Inspeksi keadaan luar iris dan perhatikan kelainan tepinya. Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil dan reaksi terhadap cahaya. Uji reflek pupil terhadap cahaya secara langsung dan serentak. Remangkan cahaya ruangan untuk mendilatasi pupil cahaya ruangan untuk mendilatasi pupil. Tarik senter kecil dari samping wajah klien dan sinari langsung ke pupil saat klien menatap lurus ke depan. Observasi pupil yang sedang disinari. Perhatikan respon tak langsung pada pupil satunya. Tarik senter dari samping wajah klien dan sinari pupil langsung (diulang untuk sisi yang berlawanan).9. Uji reflek akomodasi Minta klien menatap sua- tu obyek yang jauh (dinding yang jauh) dan kemudian ke obyek penguji (jari atau pinsil) dipegang 4 inci (10 cm) dari batang hidung klien.

1. Mata secara normal paralel satu sama lain.

Alis mata secara normal simetris.

Daerah orbital agak rata saat mata tertutup. Lipatan kulit mungkin timbul saat mata terbuka.

4. Kelopak mata tidak menutup pupil dan sklera tidak dapat terlihat di atas iris. Kelopak mata juga menutup bola mata Kelopak mata normal menutup secara simetris Kelopak mata secara normal halus dan berwarna sama seperti kulit di sekitarnya.

Bulu mata secara normal menyebar rata dan melengkung ke arah luar. Kelopak mata bawah mempunyai karakteristik yang sama dengan kelopak mata atas. Normalnya seseorang berkedip tanpa sadar dan secara bilateral sampai mencapai 20 kali per menit.5. Air mata mengalir dari kelenjar menyeberangi permukaan mata ke duktus lakrimal, berada pada sudut nasal atau lipatan dalam dari mata. Daerah kelenjar lakrimal biasanya tidak sakit. Kelenjar biasanya tidak terpalpasi.

Konjungtiva transparan dengan warna merah muda samar. Sklera berwarna putih porselin pada orang Amerika Eropa dan kuning muda pada klien Amerika Afrika.

Konjungtiva bersih dan bebas eritema. tiva dan bebas eritema

Kelopak mata akan kembali ke posisi semula

Kornea biasanya berkilau, transparan, dan halus.

Respon normalnya adalah berkedip.

Pola iris harus terlihat jelas, dengan pantulan yang berwarna sama.

Pupil normalnya berwarna hitam, bundar, teratur, dan sebanding dalam ukuran (diameter 3 sampai 7 mm).

Pupil yang sedang disinari seharusnya mengecil dengan cepat

Mengecil secara simultan terhadap pupil yang sedang duji.

Pupil berubah dan berakomodasi melalui konstriksi, saat melihat ke obyek yang dekat. Repon pupil sebanding satu sama lain.

Penyimpangan dari Normal

Posisi dan keselarasan:

Mata yang melotot (eksoptalamus) biasanya menandakan adanya hiper- tiroid. Strabismus (mata menyilang atau menatap ke arah yang berlainan) disebabkan oleh cedera neuromuskuler atau cacat turunan.

Alis mata:Asimetris Kekasaran rambut dan gagalnya ekstensi di atas tonjolan temporal dapat mengindikasikan hipotiroid. Alis mata yang lebih tipis dari biasanya mungkin menandakan pencabutan atau pencukuran alis. Ketidakmampuan untuk menggerakkan alis mata menandakan adanya kelumpuhan saraf wajah.

Kelopak mata:

Penurunan mata abnormal menutupi pupil (ptosis) dapat disebabkan oleh edema atau kerusakan saraf kranial ketiga. Penyimpangan garis posisi kelopak mata termasuk ektropion (pembalikan ke luar tepi kelopak mata) dan entropion (pembalikan ke dalam tepi kelopak mata). Entropion dapat mengakibatkan pada konjungtiva. Kemerahan pada kelopak menandakan adanya inflamasi atau infeksi. Pembengkakkan kelopak mata, disebabkan oleh gagal jantung, gagal ginjal, atau alergi, atau gangguan kemampuan kelopak untuk menutup penuh. Lesi kekuningan datar, agak tebal, bentuk tidak teratur pada jaringan periorbital mungkin berhubungan dengan penyimpanan lipid. Xantelas- ma terdiri dari peningkatan kerak kolesterol, disimpan terbanyak di daerah nasal bagian kelopak mata atas dan bawah (Seidel et al., 1991). Kegagalan kelopak mata untuk menutup penuh umum terdapat pada klien tidak sadar atau mereka dengan kelumpuhan saraf wajah.

Aparatus lakrimal:

Area kelenjar yang bengkak, edema, atau kemerahan mungkin menandakan adanya tumor, infeksi, atau abses. Penyumbatan duktus lakrimal mungkin akibat dari edema dan pengeluaran air mata yang berlebihan.

Penyimpangan NormalKewaspadaan Perawat

1. konjungtiva dan sklera: Konjungtiva yang pucat diakibatkan oleh anemia. Konjungtiva yang merah sekali merupakan akibat dari inflamasi (konjungtivitis). Cairan dari mata; bila kekuningan, biasanya hasil kerja dari bakteri. Suatu alergi dapat menimbulkan cairan keputihan.2. Pupil dan iris: Pupil yang dilatasi atau kon- striksi bisa timbul akibat gangguan neorologis atau pengobatan. Miosis, atau konstriksi pupil sampai di bawah 2 mm, biasanya disebabkan oleh obat- obatan seperti morfin dan obat-obat untuk mengontrol glaukoma. Pupil miotik biasanya gagal berdilatasi dalam gelap (Seidel et al., 1991). Midriasis, atau dilatasi pupil sampai di atas 6 mm, biasanya terdapat pada kondisi koma, apakah akibat diabetes, alkohol, uremia, atau epilepsi. Pupil gagal untuk konstriksi terhadap cahaya. Keterlambatan atau ketiadaan reflek cahaya atau reflek akomodasi mungkin mengindikasikan perubahan dalam tekanan intra- kranial, lesi saraf, pengobatan optalmik atau trauma langsung pada mata.

1. Jangan mencoba mengeluarkan benda asing yang tampak tertanam dalam konjungtiva, tetapi segera beritahu dokter dan kenakan pelindung mata.

2. Klien yang menderita gejala gangguan visual mungkin jadi takut terhadap kehilangan penglihatan potensial. Dengan demikian perawat memberikan penerangan dengan seksama mengenai Seluruh prosedur pemeriksaan.

Gambar dari Pemeriksaan fisik Mata

Potongan menyilang dari mata

Delapan tatapan utama

Teknik untuk meregangkan kelopak mata bawah dan teknik untuk menginspeksi konjungtiva palpebra atas

Daftar pustaka : Priharjo,S.Kp,M.Sc,RN.,Robert.(2005).Pengkajian Fisik Keperawatan:edisi 2. Jakarta:EGC