pengkajian fisik sistem hematologi

30
PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATO Kebayakan evaluasi dari system hematology berdasarkan pada riwahyat kesehatan. Dimana konsekuensinya, perawat harus punya kemampuan keilmuan untuk menanyakan /mengkajitentag riwayat kesehatan untuk menemukan masalah pasien yang berkaitan dengan gangguan system hematology. Berikut ini dapat ditampilkan kemungkinan data yang dapat ditemukan pada pasien yang mengalami gangguan system hematology: 1. Data Subjektif 1.1. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu dengan interview apakah pasien menderita: anemia, leukemia, mononukleosus, malabsorpsi, gangguan liver: hepatitis, sirosis; tromboplebitis atau trombosis; gangguan limpa 1.1.1. Persepsi Sehat-Pola Penanganan Kesehatan Perawat mengkaji persepsi sehat-pola penanganan kesehatan pasien, apakah pasien merasakan kekurangan energi/lemah, merokok atau minum alcohol, pernah menerima transfuse. Apakah pasien pernah menderita salah satu dari: SLE, leukemia, myelodisplastik syndrome, infeksi Ebstein-Barr

Upload: truongtruc

Post on 29-Dec-2016

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATO

Kebayakan evaluasi dari system hematology berdasarkan pada riwahyat

kesehatan. Dimana konsekuensinya, perawat harus punya kemampuan keilmuan

untuk menanyakan /mengkajitentag riwayat kesehatan untuk menemukan masalah

pasien yang berkaitan dengan gangguan system hematology. Berikut ini dapat

ditampilkan kemungkinan data yang dapat ditemukan pada pasien yang mengalami

gangguan system hematology:

1. Data Subjektif

1.1. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu dengan interview apakah

pasien menderita: anemia, leukemia, mononukleosus, malabsorpsi, gangguan liver:

hepatitis, sirosis; tromboplebitis atau trombosis; gangguan limpa

1.1.1. Persepsi Sehat-Pola Penanganan Kesehatan

Perawat mengkaji persepsi sehat-pola penanganan kesehatan pasien, apakah pasien

merasakan kekurangan energi/lemah, merokok atau minum alcohol, pernah menerima

transfuse.

Apakah pasien pernah menderita salah satu dari: SLE, leukemia, myelodisplastik

syndrome, infeksi Ebstein-Barr virus, sytomegalovirus, rubella virus, hepatitis virus

(A,B, atau C), infeksi saluran nafas atas, atau bastroenteritis, infeksi HIV,

ketergantungan obat (bila ya, jenis obat-obatan apa yang di konsumsi), pembedahan,

trauma kepala, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, somnolen, penurunan tingkat

kesadaran, perdarahan intracranial.

Page 2: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

1.1.2. Kesehatan Keluarga

Apakah diantara anggota keluarga ada yang menderita anemia, leukemia, perdarahan,

masalah pembekuan.

1.1.3. Pola Metabolisme-Nutrisi

Perawat mengkaji apakah pasien mengalami kesulitan makan, mengunyah, menelan,

bagaimana selera makan pasein, apakah pasien mengkonsumsi vitamin, suplemen, zat

besi, apakah pasien merasa mual, mengalami muntah, perdarahan, memar, perubahan

kondisi kulit, keringat malam, intoleransi terhadap suhu/iklin yang dingin, pembengkakan

pada lipatan ketiak, leher, lipatan paha.

1.1.4. Pola Eliminasi

Perawat mengkaji apakah pasien mengalami buang air besar berwarna hitam atau seperti

ter, kencing berdarah, urine output berkurang, diare, menorrhagia, ekimosis, epistaxis.

1.1.5. Pola Latihan-Aktifitas

Perawat mengkaji apakah pasien mengalami rasa lelahan yang berlebihan, bernafas

pendek-pendek saat istirahat dan/atau saat beraktifitas, mengalami keterbatasan gerak

sendi, gait yang tidak baik, perdarahan dan/atau memar setelah beraktifitas.

1.1.6. Pola Istirahat-Tidur

Perawat mengkaji apakah pasien mengalami rasa lelahan dan/atau kelelahan yang lebih

dari biasanya, merasa baik setelah beristirahat.

.

1.1.7. Pola Persepsi-Kognitif

Perawat mengkaji apakah pasien mengalami mati rasa, rasa geli, masalah penglihatan,

pendengaran, pengecapan, perubahan fungsi mental, nyeri tulang, sendi, abdominal, perut

kembung, nyeri sendi saat melakukan gerakan, nyeri otot.

Pola Konsep-diri-Persepsi-diri

Page 3: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Perawat mengkaji apakah pasien merasa: masalah kesehatannya membuat perasaan

berbeda tentang dirinya sendiri, perubahan fisik yang menyebabkan distress.

1.1.8. Pola Berhubungan-Peran

Perawat mengkaji apakah pasien bekerja pada lingkungan yang kontak dengan bahan-

bahan yang merusak/merugikan, apakah pasien merasakan bahwa penyakitnya merubah

peran dan hubungan dirinya dengan orang lain.

1.1.9. Pola Reproduksi-Seksual

Perawat mengkaji apakah pasien mempunyai masalah hematology yang menyebabkan

masalah seksual, wanita: kapan mens terakhir, siklus normal, berapa lama mengalami

perdarahan tiap siklus, peningkatan pembekuan, volume mensturasi, pria: mengalami

impotensi

1.1.10. Pola Toleransi Stres-Koping

Perawat mengkaji apakah pasien mempunyai system dukungan (keluraga, teman,

organisasi, dll) yang dapat menolong, bagaimana strategi koping yang digunakan selama

sakit.

1.1.11. Pola Keyakinan-Nilai

Perawat mengkaji bagaimana pengetahuan/pendapat pasein tentang transfuse darah,

apakah pasien mempunyai konflik antara rencana terapi dan sisteem keyakinan-nilai yang

di anut.

1.1.12. Obat-obatan

Perawat mengkaji apakah klien pernah menggunakan obat-obatan:

1. Asam Aminosalisilik (Pamisil, PAS) yang berfungsi sebagai anti tluberkulin:

dapat menyebabkan leukositosis sekunder terhadap hipersensitivitas dan anemia.

Page 4: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

2. Amphotericin B (Fungizone) yang berfungsi sebagai anti fungal : dapat

menyebabkan penurunan agregasi platelet, perpanjangan waktu perdarahan.

3. Asam Asetilsalisilik (aspirin) dan aspirin yang mengandung bahan (seperti:

Empirin, Percodan) yang berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamatori:

dapat menyebabkan anemia, leucopenia.

4. Azathioprine (Imuran) yang berfungsi sebagai immunosuppressi: anemila,

leucopenia, trombositopenia. Carbamazepine (Tegretol) anti kejang: anemila,

leucopenia, trombositopenia. Chloramphenicol (Chloromycetin) antibiotic:

Anemia, neutropenia, trombositopenia.

5. Chlorothiazide (Diuril) yang berfungsi sebagai diuretic: Trombositopenia

(kadang-kadang).

6. Kontrasepsi oral dan diethylstilbestrol yang berfungsi untuk control kelahiran,

gejala menopausal, perdarahan uterin, kanker prostate dan dapat menyebabkan:

Peningkatan factor II, V, VII, VIII, IX, X; peningkatan trombin; penurunan

protrombin dan parsial tromboplastin time (PTT); peningkatan koagulasi dan

pembentukan tromboemboli.

7. Diphenylhydantoin (Dilantin) yang berfungsi sebagai anti kejang, antiaritmia:

anemia.

8. Epinephrine (Adrenalin) yang berfungsi sebagai simpatomimetik dan dapat

menyebabkan: leukositosis.

9. Glucocorticoid (Prednisone) yang berfungsi sebagai antiinflamatori dan dapat

menyebabkan: limphopenia, neutropilia.

10. Isoniazide (INH) yang berfungsi sebagai antituberkulin dan dalpat menyebabkan:

neutropenia.

11. Methyldopa (Aldomet) yang berfungsi sebagai antihipertensi dan dalpat

menyebabkan: anemia hemolitik.

12. Phenacetin (APC, bahan Empirin) yang berfungsi sebagai analgesic, antipiretik

yang dapat menyebabkan: anemia.

Page 5: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

13. Phenylbutazone (Butazolidin) yang berfungsi sebagai antiiflamatori yang dapat

menyebabkan: Anemia, leucopenia, neutropenia, trombositopenia.

14. Procaiamide hydrochloride (Pronestyl) yang berfungsi sebagai antiaritmia yang

dapat menyebabkan: agranulositosis.

15. Quinidine sulfate yang berfungsi sebagai antiaritmia yang dapat menyebabkan:

Agranulositosis, anemia, trombositopenia.

16. Trimethoprime-sulfamethoxazole (Bactrim, Septra) yang berfungsi sebagai

antibacterial yang dapat menyebabkan: anemia, leucopenia, neuutropenia,

trombositopenia.

17. Agen Antineoplastic yang berfungsi sebagai immunosuppressi, malignansi yang

dapat menyebakan: anemia, leucopenia, trombositopemia.

18. Agen Nonsteroidal Anti-inflammatory yang berfungsi sebagai antiiflamtori,

analgesi, antipiretik yang dapat menyebabkan: inhibisi agregasi platelet.

19. Qinidine atau quinine, obat penguat pada minuman keras, pemberi rasa pahit pada

minuman keras dapat menyebabkan purpura.

20. Heparin untuk antikoagulasi dapat menyebabkan:

trombositopenia/pseudotrombositopenia.

2. Data Objektif

2.1. Pemeriksaan Fisik

Perawat melakukan pengkajian dengan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi

untuk mengidentifikasi apakah terdapat tanda dan gejala sebagai berikut :

2.1.1. Kulit.

Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah hemoglobin (anemia); kemerah-

meahan karena menigkatnya jumalah hemoglobin (polisitemia); jaundis karena

penumpukan pigmen empedu yang disebabkan oleh hemolisis yang cepat atau

Page 6: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

berlebihan; purpura, peteki, ekkimosis, hematom yang disebabkan oleh defisiensi

hemostatik factor pembeku yang menyebabkan perdarahan di kulit; ekskoriasi dan

pruritus disebabkan oleh garukan pada kulit karena rasa gatal sekunder terhadap

gangguan seperti penyakit Hodgkin dan peningkatan jumlah bilirubin; ulser pada tungkai

disebabkan oleh penyakit sikel sel terutama terjadi pada bagian maleolus pergelangan

kaki; perubahan warna menjadi kecoklatan disebabkan oleh hemosiderin dan melanin

dari eritrosit yang pecah dan deposit zat besi sekunder terhadap transfuse zat besi yang

berlebihan; sianosis disebabkan oleh penurunan hemoglobin; telengiektasis disebabkan

oleh hiperemik spot disebabkan oleh dilatasi kapiler atau pembuluh darah yang kecil dan

angioma kecil dan cendrung mengalmi perdarahan; angioma disebabkan oleh tumor

benigna pada pembuluh darah atau getah bening; spidernevi disebabkan oleh dilatasi

kapiler-kapiler yang tampak seperti sarang laba-laba, hal ini berhubungan dengan

penyakit liver dan peningkatan kadar estrogen pada kehamilan.

2.1.2. Kuku.

Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang, datar dan cekung yang

disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi yang kronik.

2.1.3. Mata.

Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang disebabkan oleh

penumpukan pigmen empedu karena hemolisis yang berlebihan atau cepat; pucat pada

konjungtiva disebabkan karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); perdarahan pada

retina disebabkan oleh trombositopenia dan anemia; dilatasi vena-vena akibat polisitema.

2.1.4. Mulut.

Sekitar mulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); ulserasi

gusi dan mukosa karena anemia berat dan neutropenia; infiltrasi pada gusi (membengkak,

kemerahan, perdarahan) disebabkan oleh leukemia ; tekstrur lidah halus oleh karena

anemia pernicious dan deriseinsi zat besi.

Page 7: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

2.1.5. Kelenjar getah bening.

Teraba lunak karena respon normal terhadap infeksi pada bayi dan anak, adanya invasi

kanker pada orang dewasa, pembesaran akibat infeksi, infiltrasi benda asing, atau

gangguan metabolic terutama lemak.

2.1.6. Dada.

Tampak pelebaran mediastinum karena pembesaran nodus lymph; teraba

tenderness/perlunakan pada seluruh bagian sternal karena kondisi leukemia yang

menyebakan erosi tulang; tenderness sternal local karena myeloma multiple akibat dari

peregangan periosteum; terdengar takikardia karena mekanisme kompensatori pada

anemia untuk meningkatkan kardiak output; teraba tekanan pols melebat karena

mekanisme kompensatori pada anemia untuk meningkatkan kardiak output dengan

meningkatkan volume sekuncup; terdengar murmur karena biasanya murmur sistolik

akan mucul pada anemia disebabkan oleh peningkatan jumlah dan kecepatan dari

viskositas rendah melalui katup pulmonik; terdengar bruit (terutama karotis) karena

kecepatan dari viskositas darah yang rendah melalui katub pulmoni; angina pectoris

karena peningkatan aliran darah dengan viskositas rendah melalui pembuluh darah;

hipertensi dan bradikardia karena anemia.

2.1.7. Abdomen.

Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia, sirosis atau fibrosis sekunder

terhadap kelebihan zat besi pada sikel sel atau thalasemia; spenomegali karena leukemia,

lymphoma, mononucleosis; dari auskultasi akan terdengar bruit dan rub akibat infraksi

splenik.

Page 8: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

2.1.8. System saraf.

Dari hasil pemerisaan sensasi getar, propriosepsi/posisi, nyeri, sentuhan, getaran dan

reflek tendon ditemukan kerusakan fungsi system saraf karena defisiensi cobalamin atau

penekanan dari saraf oleh massa.

2.1.9. Punggung dan ekstremitas.

Pasien mengeluh nyeri punggung, yang merupakan penyebab adalah reaksi hemolitik

akut dari nyeri panggul karena ginjal berperan dalam lproses hemolisis; multiple

myeloma dari pembesaran tumor yang meregang periosteum atau kelemahan jaringan

penyokong yang menyebabkan strain ligament dan spasme otot; dan penyakit sikel sel.

Dari inspeksi akan tampak peteki akibat dari tirah baring pada kondisi pasien yang

mengalami trombositopenia.

Athralgia yang disebabkan oleh leukemia karena adanya penyakit pada tulang : sumsum

tulang, dan sikel sel dari hemartrosis.

Pasien juga akan mengeluh nyeri tulang akibat invasi sel leukemia ke tulang,

demineralisasi akibat dari hematopoietik dan malignansi yang padat meningkatkan

kemungkinan patah tulang patologi, dan penyakit sikel sel.

2.2. Laboratorium

2.2.1. Hitung Darah Lengkap

Perawat melakukan pengkajian kolaborasi untuk mengetahui apakah pemeriksaan

komponen darah lengkap masih dalam batas normal atau tidak, rinciannya dapat dilihat

dalam table dibawah ini:

Studi Deskripsi dan Tujuan Nilai NormalHb Mengukur kapasitas pengangkutan gas oleh

sel darah merahWanita: 12-16 g/dl (120-160 g/L)Pria: 13.5-18 g/dl (135-180 g/L)

Page 9: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Hct

Total RBC

Isi sel darah merahMCV (mean corpuscular volume)

MCH (mean corpuscular haemoglobin)

MCHC (mean corpuscular haemoglobin concentration)

WBCWBC dilferensial

Platelet

Mengukur volume sel dari darah merah yang diekspresikan sebagai persentasi dari volume darah total

Hitung jumlah sel darah merah dalam sirkulasi

Membedakan ukuran relative sel darah merah, kekurangan MCV refleksi dari mikrositosis, penigkatan MCV refleksi makrositosi

Mengukur rata-rata berat dari Hb/RBC; MCH yang rendah indikasi dari mikrositosis atau hipokromia, MCHC meninggi dari makrositosis

Evaluasi saturasi RBC dengan Hb; MCHC rendah indikasi dari hipokromia, MCHC tinggi terjadi pada spherocytosis

Mengukur jumlah total leukositMembedakan masing-masing bagian sel darah putih, membedakan nilai absolute dengan mengalikan persentasi tipe sel oleh jumlah total sel darah putih dan membagi dengan 100

Mengukur jumlah platelet untuk mempertahankan fungsi pembekuan (tidak mengukur kualitas fungsi platelet)

Wanita: 38-47 % (38-47)Pria: 40-54 % (40-54)

Wanita 4,0-5,0 X 10 pangkat 6/µl (4,0-5,0 X 10 pangkat 12/L)Pria: 4,5-6,0 X 10 pangkat 6/µl (4,5-6,0 X 10 pangkat 12/L)

82-98 fl

23-33 pg

32-36% (0,32-0,36)

4.000-11.000/µl (4-11 pangkat 9/L)Neutropil: 50-70% (0,50-0,70)Eusinopil: 2-4% (0,2-0,4)Basopil: 0-2% (0-0,2)Lymposit: 20-40% (0,20-0,40)Monosit: 4-8% (0,4-0,8)

150.000-400.000 /µl (150-400 X 10 pangkat 9/L)

Page 10: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

2.2.2. Pemeriksaan Factor Pembekuan

Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif untuk menilai apakah factor pembekuan

dalam batas normal atau tidak, dapat dilihat dalam table dibawah ini:

Studi Deskripsi dan Tujuan Nilai NormalJumlah platelet

Protrhrombin time (PT)

International normalized ratio (INR)

Activated partial thromboplastin time (APTT)

Automated coagulation time (ACT)

Thromboplastin generation test (TGT)

Bleeding time

Thrombin time

Fibrinogen

Fibrin split

Hitung jumlah dari platelet dalam sirkulasi

Pengkajian koagulasi ekstrinsik dengan mengukur factor I, II, V, VII, X

Standarisasi system dari PT berdasarkan referensi model kalibrasi dan dihitung dengan membandingkan PT pasien dengan nilai control

Pengkajian koagulasi inntrinsik dengan mengukur factor I, II, V, VIII, IX, X, XI, XII; memanjang bila menggunakan heparin

Evaluasi koagulasi intrinsic; lebih akurat dari APTT; digunakan selama dialysis, prosedur bypass arteri koroner, arteriogram

Refleksi dari generasi tromboplastin; bila abnormal, dilakukan tahap kedua untuk mengidentifikasi kehilangan factor koagulasi

Mengukur perdarahan insisi kulit yang kecil; refleksi dari kemampuan konstriksi pembuluh darah kecil

Refleksi adekuasi trombin; perpanjangan trombin time indikasi inadekuat koagulasi sekunder terhadap penurunan aktifitas trombin

Refleksi dari kadar fibrinogen; peningkatan fibrinogen kemungkinan mengindikasikan peningkatan pembentukan fibrin, membuat pasien hiperkoagulasi; penurunan fibrinogen indikasi dari kemungkinan pasien risiko perdarahan

Refleksi dari derajad fibrinolisis; refleksi dari

15.000-400.000/µl

12-15 sec

2.0-3.0*

30-45 sec

150-180

<12 sec (100%)

1-6 min

8-12 sec

200-400 mg/dl (2.0-4.0g/L)

<10mg/L

Page 11: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

products

Clot retraction

Capillary fragility test (tourniquet test, Rumpel-Leede test)

Protamine sulfate test

kelebihan fibrinolisis dan predisposisi terjadi perdarahan (bila ada); kemungkinan indikasi dari disseminated intravascular coagulation (DIC)

Refleksi dari retraksi pembekuan dari efek test tube setelah 24 jam; digunakan untuk mengkonfirmasi masalah platelet

Refleksi dari integritas kapiler ketika tekanan positif atau negative dilakukan untuk bagian tubuh yang berbeda; test positif mengindikasikan trombositopenia, reaksi vascular toksik

Refleksi dari adanya monomer fibrin (bagian fibrin setelah elemen polimerisasi dan stabilisasi pembekuan); test positif mengindikasikan predisposisi terjadi perdarahan dan kemungkinan adanhya DIC

50-100% dalam 24 jam

No peteki atau negative

Negative

2.2.3. Berbagai Pemeriksaan Darah

Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif untuk mengetahui berbagai komponen

dalam darah apakah dalam batas normal atau tidak, dapat dilihat pada table di bawah ini:

Studi Deskripsi dan Tujuan Nilai NormalESR

Jumlah Reticulosyte

Billirubin

Mengukur sedimentasi atau pengendapan sel darah merah dalam 1 jam. Proses inflamatori menyebabkan perubahan protein plaslma, menghasilkan agregasi seldarah merah dan membuat mereka bertambah berat. Sedimentasi yang lebih cepat, ESR meninggi

Mengukur sel darah merah immature, refleksi dari aktifitas sumsum tulang memproduksi sel darah merah

Mengukur tingkat hemolisis sel darah merah atau ketidakmampuan liver untuk mengekskresikan jumlah normal bilirubin;

Wanita: 1-20 mm dalam 1 jamPria: 1-15 mm dalam 1 jam

0,5-1,5% dari jumlah sel darah merah(0,005-0,015 dari RBC)

Total: 0,2-1,3 mg/dl (3,4-22µmol/L)Direct: 0,1-0,3mg/dl

Page 12: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Iron Serum

Total iron-binding capacity

Coombs’test

Direct

Indirect

Morfologi sel

Antibody HIV

Antiplatelet antibody

Antinuclear antibody

Antiglobulin test

meningginya bilirubin indirek dengan masalah hemolitik

Refleksi dari jumlah iron dikombinasi dengan protein dalam serum; akurat mengindikasikan status penyimpanan iron dan penggunaannya

Mengukur persentasi dari saturasi transferring, protein mengikat iron; evaluasi jumlah dari iron ekstra yang dapat di bawa

Diferensiasi tipe anemia hemolitik; deteksi dari antibody immune

Deteksi dari antibody yang mendekati sel darah merah

Deteksi dari antibody dalam serum

Deteksi bentuk sel darah (megatrombosit)

Deteksi factor risiko terinfeksi

Deteksi factor risiko

Deteksi factor risiko

Deteksi anemia dan trombositopenia

(1,7-5,1 µmol/L)Indirect: 0,1-1,0 mg/dl (1,7-17 µmol/L)

50-150 µg/dl (9,0-26,9 µmol/L)

250-410 µg/dl (45-73 µmol/L)

Negative

Negative

Normal

Negative

Negative

Negative

Negative

2.2.4. Pemeriksaan Sistem Hematologi

Perawat melakukan pemeriksaan kolaboratif system hematology untuk mengetahui

apakah kondisinya dalam batas normal atau tidak, dapat di lihat pada table di bawah ini:

Pemeriksaan Deskripsi dan Tujuan Tanggungjawab Keperawatan

Pemeriksaan Urine Pengukuran menggunakan Mengambil specimen

Page 13: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Bence Jones protein

Radioisotope Scan liver/spleen

Bone scan

Isotopic lymphangiography

Radiology Lymphangiograpraphy

elektroporetik untuk medeteksi adanya protein Bence Jones, yang dapat terjadi pada kondisi multiple myeloma, hasil negative mengindikasikan pasien normal

Radioaktif isotop diinjeksikan melalui IV. Gambaran dari pancaran radioaktif digunakan untuk mengevaluasi struktur limpa dan liver.

Prosedur sama dengan skan limpa, dalam hal ini digunakan untuk tujuan evaluasi struktur tulang

Radionuclide digunakan untuk mengkaji kelenjar getah bening dan system kelenjar getah bening. Technetium 99m. teknik ini lebih invasive dari pada radiografi lymphangiography

Tujuannya adalah untuk mengevaluasi nodus lymph secara cermat. Radiopaque zat kontras berupa minyak di infuskan perlahan ke dalam pembuluh lymph melalui jarum kecil pada dorsal kaki. Radioghraph segera diambil dan juga pada hari berikutnya

urine

Tidak ada yang spesifik

Tidak ada yang spesifik

Tidak ada yang spesifik

Informasikan kepada psien tentang apa yang harus di antisipasi. Siapkan format persetujuan. Kaji sensitifitas terhadap iodine. Gerikan preparat sedasi, bila di perlukan. Instruksikan ke pasien bahwa urine akan berwarna kebiruan akibat pengeluaran zat konntras melalui urine selama 1-2 hari. Informasikan tentang dapat mengalami demam, kelemahan, dan pegal otot selama

Page 14: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Computed tomography (CT)

Magnetic resonance imaging (MRI)

Biopsy Bone marrow

Lymph node biopsy

Open

Closed (needle)

Pemeriksaan radiology noninvasive menggunakan computer dan sinar –x mengevaluasi limpa, liver atau nodus lymph

Prosedur noninvasive memberikan gambaran sensitive dari jaringan lunak tanpa menggunakan zat kontras. Tanpa ionisasi radiasi. Teknik ini digunakan untuk mengevaluasi limpa, liver, dan nodus lymph

Dengan teknik mengeluarkan sumsum tulang melalui area anestesi local untuk mengevaluasi status jaringan pembentukan darah. Digunakan untuk mendiagnosa multiple myeloma, semua tipe leukemia, dan beberapa limpoma dan tumor (misalnya tumor payudara). Juga untuk mengkaji kemanjuran terapi leukemia

Tujuan untuk pemeriksaan histology lymph untuk menentukan diagnosis dan terapi

Dilakukan saat operasi dengan visualisasi langsung pada area bersangkutan

Dilakukan di tempat tidur atau ruang

12-4 jam. Tanda-tanda dari emboli minyak ke dalam paru-paru (batuk-batuk, dispnu, nyeri pleuritik, dan batuk darah)

Tidak ada yang spesifik

Instruksikan pasien untuk melepas benda dari bahan metal dan katakana tanyakan tentang riwayat pembedahan pemasangan plate, atau bahan metal lainnya.

Jelaskan prosedur ke pasien. Siapkan format persetujuan. Jelaskan preprosedur akan diberikan analgesic untuk meningkatkan rasa nyaman dan koperatif. Lakukan balutan yang menekan setelah prosedur. Kaji perdarahan di area biopsy

Jelaskan prosedur ke pasien. Siapkan format persetujuan. Gunakan teknik steril saat mengganti balutan setelah prosedur. Evaluasi dengan teliti adanya komplikasi, terutama perdarahan

Page 15: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

khusus dan edema

2.2.5. Pemeriksaan Golongan Darah

Golongan RBC aglutinogen

Serum aglutinin Donor yang dapat diterima

Donor yang tidak dapat diterima

ABABO

ABA dan BDonor universal

Anti-BAnti-A---Anti-A dan anti-B

A dan OB dan OA, B, AB, dan OO

B dan ABA dan AB---A, B, dan AB

3. Diagnosa Keperawatan

Mengacu pada hasil pengkajian tersebut, kemungkinan diagnosa keperawatan yang dapat

terjadi pada kondisi pasien dengan gangguan system hematology antara lain sebagai

berikut:

1. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan lesu ditandai dengan

sulit/tidak dapat mentoleransi peningkatan aktifitas ( misalnya, pols meningkat,

respirasi rate meningkat saat istirahat dan/atau beraktifitas)

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

dan penangnanan ditandai dengan berat badan menurun, serum albumin rendah,

kadar besi menurun, defisiensi vitamin, berat badan lebih rendah dari biasanya

3. Inefektif penanganan rejimen terapeutik berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang gaya/kebiasaan hidup, kebutuhan nutrisi, dan penanganan

obat-obatan ditandai dengan menanyakan tentang kebiasaan hidup yang

diperlukan, diet, obatk-obatan.

4. MASALAH KOLABORASI risiko komplikasi: hypoxemi berhubungan dengan

penurunan hemoglobin

Page 16: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

5. Rlisiko perubahan membrane mukosa berhubungan dengan penanganan, penyakit,

atau bulla yang berisi darah

6. Risiko injuri berhubungan dengan intervensi dan sensitifitas jaringan terhadap

trauma

7. MASALAH KOLALBORASI risiko perdarahan berhubungan dengan kehilangan

darah secara akut

8. Perubahan perfusi jaringan serebrall, kardiopulmonal, ginjal, saluran cerna, dan

perifer berhubungan dengan perdarahan dan lebam atau gangguan aliran darah

sekunder terhadap trombosis

9. Nyeri berhubungan dengan perdarahan ke dalam jaringan dan prosedur diagnostic

10. Penurunan kardiak output berhubungan dengan deficit volume cairan dan

hipotensi

11. Cemas berhubungan dengan ketakutan akibat kurangnya pengetahuan, proses penyakit, prosedur diagnostic dan terapi

12. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan neutropil dan perubahan respon terhadap invasi mikroba dan adanya lingkungan yang pathogen

Page 17: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

KEPUSTAKAAN.

Lewis, Heitkemper, Dirksen. (2000). Medical Surgical Nursing: Assessment and

Management of Clinical Problems. (5th ed). St. Louis: Mosby.

Brown, Edwards. [Ed.], (2005). Medical Surgical Nursing: Assessment and Management

of Clinical Problems. St.Louis: Elsevier Mosby.

Black, Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Out

Care. (7th ed.). St. Louis: mosby.

http//coc.uc.edu/cater/web resources/assessment.htm

Diambil pada 07 September 2006

Diambil pada 07 September 2006 dari

www.hematology.org/ublication/ash_sap/index.CFM

Diambil pada 07 September 2006 dari

http://wwww.kfshrc.edu.sa/nursing/ACN/oncology_hematology_hematology_s_of_servi

ce.htm

Diambil pada 07 September 2006 dari www.accp.com/P4b1.Blood.coagulation disorders

Diambil pada 07 September 2006 dari www.emedicine.com/med/topic

Diambil pada 07 September 2006 dari wps.prenhall.com/chet_bledsoe_essentials_1/0

Nursing Care of Hematological Disorder. Diambil pada 07 September 2006

www.elsevier.com.tcd.ie.chw.edu.aw.wordwide wounds.com.

Page 18: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat-

Nya kepada kelompok dapat membuat makalah pengkajian system hematology ditinjau

dari sudut pandang keperawatan medical bedah.

Penulisan ini bertujuan untuk melengkapi penugasan mata ajar pengkajian

keperawatan medical bedah lanjut, dan dengan melakukan penulisan ini memungkinkan

kelompok memahami lebih mendalam/dan menyeluruh tentang pengkajian keperawatan

medical bedah khususnya system hematologi.

Materi yang tertulis dalam makalah ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang

antara lain adalah buku teks keperawatan medical bedah dan artikel dari internet yang

isinya menyakut tentang pengkajian pada system hematology.

Kelompok menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,

oleh karena itu kelompok mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun demi

kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 September 2006

Kelompok VIII

Page 19: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH LANJUT

SISTEM HEMATOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK VIII

NAMA:

1. CHANDRA ISABELLA

2. DEVI DARLIANA

3. ISMANSYAH

4. MARLINA

5. ROSINA

6. TOTO SUBIAKTO

FASILITATOR: AMELIA KURNIATI, SKp,.MN

PROGRAM PASCA SARJANA FIK UI

JURUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Page 20: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Komponen Hb/Hct MCV MCH MCHC Retikulosit

Serum besi

TIBC Bilirubin Platelet Lain-lain

Defisiensi besi

Thalasemia mayor

Sianokobalmin(vitamin B12)

Defisiensi asam folat

Anemia aplastik

Penyakit kronik

Kehilangan darah akut

Kehilangan darah kronik

Anemia sikel sel

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Menurun

Normal

Meninggi

Meninggi

Normal

Normal

Normal

Menurun

Normal

Menurun

Normal

Normal atau sedikit menurun

Normal atau sedikit menurun

Normal

Normal

Normal

Menurun

Normal

Menurun

Normal

Meninggi

Meninggi

Normal

Normal

Normal

Menurun

Normal

Normal / menurun

Meninggi

Menurun

Normal

Menurun

Normal

Normal

Normal / meninggi

Meninggi

Menurun

Meninggi

Normal

Normal

± normal

Menurun

Normal

Menurun

Normal atau meninggi

Meninggi

Meninggi

Normal

Normal

± normal

Menurun

Normal

Menurun

Normal atau menurun

Normal atau menurun

Normal atau menurun

Meninggi

Normal

Normal

Normal

± normal

Normal

Normal atau menurun

Normal atau meninggi

-

Menurun

-

Menurun

Meninggi

-

Meninggi

Meninggi

-

Vitamin B12 menurun, test Schilling positif, achlorhydria

Folat menurun

WBC menurun

-

-

-

-

Page 21: PENGKAJIAN FISIK SISTEM HEMATOLOGI

Anemia hemolitik Menurun

Normal Normal Normal Meninggi Meninggi Menurun Meninggi

Normal atau meninggi

-

KETERANGAN

Tabel diatas menunjukkan perubahan nilai normal kearah pengurangan, peningkatan, dari hasil pemeriksaan laboratorium komponen darah. Hb., hemoglobin; Hct, hematokrin; MCH, mean corpuscular hemoglobin; MCHC, mean corpuxcular hemoglobin concentration; MCV, mean corpuscular volume; N, normal; TIBC, total iron-binding capacity; WBC, white blood cell