pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan...

160
PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA ( Eksperimen Di SMAN 2 Depok Kelas XI Semester Genap ) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar S.Pd. Oleh ASTRI RAMA YULIA NIM : 104016200430 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Upload: lybao

Post on 05-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

( Eksperimen Di SMAN 2 Depok Kelas XI Semester Genap )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar S.Pd.

Oleh

ASTRI RAMA YULIA

NIM : 104016200430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

ABSTRACT

Astri Rama Yulia. The Influence of Chemist Learning With Value

Through Contextual Approach to toward the Result of Students’ Achievement, BA Education, The Faculty of Tarbiya and Teaching Science, State Islamic

University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purposes of this research was: (1) To know the influence of values

chemistry learning with contextual teaching and learning to toward the Result of

Students’ Achievement in chemist balancing concept and (2) To know the students

responses toward chemistry learning with contextual teaching and learning. This

research uses quasi-experiment design one group pretest and posttest methods

which involved 40 student of Senior High School of 2 Depok located in West

Depok area in the second semester of the academic year 2008/2009. The study

involved 10 students of upper group, 20 students of middle group and 10 students

of lower group. The data were obtained by using test, questionnaire, observation

sheet and interview protocol. The Result of this research shows that average score

before applying the approach is 26,5, while 71,7 in average after the

approach.The data were analized by using “t” test procedure gaining tscore=20,5

and ttable=1,98. The result show that threre is a significant influences chemist

learning with value through contextual approach to toward the result of students’

achievement. The analizing result toward the students response shows that the

students have a positive responses toward students achievement.

Key words : CTL, values, the Result of Students’ Achievement.

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

ABSTRAK

Astri Rama Yulia. Pengaruh Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai

dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi,

Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada

konsep kesetimbangan kimia, dan (2) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kimia bernuansa dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimen semu dengan desain one group pretest and

posttest yang melibatkan 40 siswa SMA N 2 Depok pada semester genap tahun ajaran 2008/2009, yang masing-masing, 10 siswa pada kelompok atas, 20 siswa pada kelompok sedang, dan 10 siswa pada kelompok bawah. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan tes, angket, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai sebelum perlakuan adalah 26,5, sedangkan rata-rata setelah perlakuan adalah 71,7. Hasil dari analisis data menggunakan statistik uji “t” diperoleh nilai thitung = 20,5 dan ttabel = 1,98. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis terhadap respon siswa menunjukkan bahwa mereka memiliki respon yang positif terhadap pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual

Kata-kata kunci : Pendekatan kontekstual, nilai, hasil belajar siswa.

Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan hati manusia dengan

fitrah yang baik, yang akan menjadi tenang dan tentram bila senantiasa mengingat

Allah dan menjadi lapang bila selalu mengerjakan amal shaleh. Atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai dengan Pendekatan Kontekstual terhadap

Hasil Belajar Siswa”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan pengikut setianya

hingga hari akhir nanti.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat berterima kasih dan menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya atas bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai

pihak. Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut terutama diajukan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan.

2. Ibu Baiq Hana Susanti M. Sc. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Tonih Feronika, M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Sukandi Mustafa. Kepala SMA Negeri 2 Depok atas

kesempatan penelitian yang diberikan.

5. Bapak Dedi Irwandi, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus

sebagai Penasehat Akademis atas pengarahan dan bimbingan yang telah

diberikan.

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

6. Rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

khususnya Program Studi Pendidikan Kimia yang telah membantu

memberikan dukungan dan nasehat kepada penulis.

7. Ayah dan Bunda tercinta, yang tiada terhingga jasa-jasanya telah memberikan

motivasi baik moril dan materil sehingga berbagai macam hambatan yang

dialami penulis dapat teratasi dengan baik.

8. Sahabat-sahabat terbaikku: Anggi, Dewi, Ayu, Erni, Obi, Ais dan Mb Ria

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan, semangat dan

selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis.

9. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik langsung maupun

tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal baik Bpk/Ibu/Sdr/i, mendapat imbalan dan keberkahan yang berlipat

ganda di sisi Allah SWT. Amin.

Betapapun banyaknya gagasan dan keinginan “Al haqqu mirrobbika falaa

takuunanna minalmumtariin”, karena keterbatasan penulis jualah sehingga masih

banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT

penulis memohon petunjuk dan pertolongan-Nya, semoga skripsi ini dapat

memenuhi fungsi dan tujuannya.

Jakarta, Mei 2009

Penulis

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah.................................................................. 7

D. Perumusan Masalah ................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

BAB II. DESKRIPTIF TEORITIK, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskriptif Teoritik ..................................................................... 9

1. Pembelajaran ........................................................................ 9

a. Pengertian Belajar ........................................................... 9

b. Ciri-ciri Belajar ............................................................... 12

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ..................... 13

2. Pendekatan Kontekstual ........................................................ 14

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual................................. 14

b. Karakteristik Pendekatan Kontekstual ............................ 18

c. Komponen Pendekatan Kontekstual ............................... 21

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ................... 23

e. Evaluasi Pembelajaran Kontekstual................................. 24

3. Pembelajaran Bernuansa Nilai .............................................. 25

a. Pengertian Nilai .............................................................. 25

b. Jenis-jenis Nilai............................................................... 29

c. Langkah-langkah Pembelajaran Bernuansa Nilai............. 31

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

4. Hakikat Ilmu Kimia .............................................................. 34

a. Ilmu Kimia...................................................................... 34

b. Konsep Kesetimbangan Kimia ........................................ 35

5. Hasil Belajar ......................................................................... 42

a. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 42

b. Hasil Belajar Kognitif ..................................................... 43

c. Hasil Belajar Afektif ....................................................... 44

B. Hasil Penelitian Yang Relevan................................................... 46

C. Kerangka Pikir ........................................................................... 49

D. Hipotesis.................................................................................... 51

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 52

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 52

C. Metode Penelitian ...................................................................... 52

D. Instrumen Penelitian .................................................................. 53

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 57

F. Pengolahan Data ........................................................................ 58

G. Teknik Analisis Data.................................................................. 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar Siswa

....................................................................................................

65

B. Analisis Data

....................................................................................................

67

C. Interpretasi dan Pembahasan

....................................................................................................

76

D. Keterbatasan Penelitian

....................................................................................................

83

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 84

B. Saran ......................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 89

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan CTL dan Tradisional ....................................................... 19

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kognitif ............................................................. 54

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Respon Siswa......................................................... 55

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Siswa (Pretes) ............... 65

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Siswa (Postes)............... 66

Tabel 6. Hasil Persentase Pada Aspek Afektif Siswa...................................... 66

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas......................................................................... 67

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 67

Tabel 9. Hasil Nilai N-gain Kelompok Atas ................................................... 68

Tabel 10. Hasil Nilai N-gain Kelompok Tengah.............................................. 69

Tabel 11. Hasil Nilai N-gain Kelompok Bawah............................................... 70

Tabel 12. Hasil Observasi Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran ................... 71

Tabel 13. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Kimia Bernuansa Nilai.......... 73

Tabel 14. Persentase Siswa yang Menjawab Benar pada Setiap Indikator ....... 75

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. One Group Pretest-Posttest Design ........................................... 53

Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Sebelum

Perlakuan .................................................................................. 76

Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Setelah

Perlakuan .................................................................................. 77

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus.................................................................................. 91

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................ 93

c. Analisis Materi Kesetimbangan Kimia Bernuansa Nilai ........ 109

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)................................................... 113

Lampiran 2. Instrumen Pengumpul Data

a. Kisi-kisi Tes Kognitif ........................................................... 117

b. Kisi-kisi Angket (Aspek Afektif) .......................................... 129

c. Format Tes Kognitif.............................................................. 132

d. Format Angket ...................................................................... 137

e. Format Wawancara ............................................................... 140

f. Format Lembar Observasi..................................................... 141

Lampiran 3. Pengolahan Data

a. Perhitungan Daya Pembeda................................................... 142

b. Perhitungan Tingkat Kesukaran ............................................ 143

c. Perhitungan Validitas dan Realibilitas ................................... 144

d. Data Hasil Belajar Kognitif (Pretest) ..................................... 146

e. Data Hasil Belajar Kognitif (Postest) .................................... 148

f. Perhitungan Uji Normalitas................................................... 150

g. Perhitungan Uji Homogenitas ............................................... 152

h. Perhitungan Uji t................................................................... 155

i. Persentase Hasil Belajar pada Aspek Afektif......................... 158

j. Hasil Wawancara ................................................................. 161

Lampiran 5. Surat Pernyataan Karya Ilmiah.................................................... 166

Lampiran 6. Lembar Uji Referensi .................................................................. 167

Lampiran 7. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 174

Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian................................................ 175

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 176

Lampiran 10. Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif............................. 177

Lampiran 11. Biodata Penulis ......................................................................... 178

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar

dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan

sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreatifitas

seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat,

teknologi serta kehidupan yang semakin kompleks.1 Kreatifitas memiliki

aspek-aspek kelancaran, fleksibilitas, originalitas, elaborasi dan sensitivitas

yang dapat dikembangkan guru melalui metode-metode pembelajaran.

Pendidikan yang selama ini berlangsung adalah pendidikan yang

verbalistik dan berorientasi semata-mata kepada penguasaan mata pelajaran.

Pengamatan terhadap praktik pendidikan sehari-hari menunjukkan bahwa

pendidikan difokuskan agar siswa menguasai informasi yang terkandung

dalam materi pelajaran dan kemudian dievaluasi dari seberapa jauh

penguasaan itu dicapai oleh siswa. Bagaimana keterkaitan materi pelajaran

dengan kehidupan sehari-hari dan bagaimana materi tersebut dapat digunakan

untuk memecahkan problema kehidupan, kurang mendapat perhatian.

Pendidikan seakan terlepas dari kehidupan keseharian, seakan-akan

pendidikan untuk pendidikan atau pendidikan tidak terkait dengan kehidupan

sehari-hari. Phenix dalam Sutarno menyatakan bahwa pada umumnya

pendidik menyajikan unit-unit pelajaran tanpa menunjukkan hubungannya

dengan konteks yang lebih luas sehingga siswanya tidak mengetahui apakah

bertambahnya pengetahuan dan sikapnya itu dapat memberikan sumbangan

terhadap pandangan hidupnya secara keseluruhan.2

1Nunuk Suryani, “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Sejarah”,dari http://pasca.uns.ac.id, Juli 2008. 2Sutarno, Strategi Kebudayaan Sebagai Pendidikan Nilai dan Makna Eksistensinya dalam

Pembangunan, dalam Pendidikan Nilai, No. 1 Tahun II, Nopember 1996, h. 10.

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Berdasarkan sumber yang berasal dari The Third international

Mathematics and Science Study Repeat, untuk kemampuan siswa bidang IPA,

Indonesia menempati urutan 32 dari 38 negara. Hal ini tidak terlepas dari

proses pendidikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan

siswa agar siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan optimal. Untuk itu

diperlukan kreatifitas dan gagasan baru untuk mengembangkan cara penyajian

materi pelajaran di sekolah. Kreatifitas yang dimaksud adalah kemampuan

seorang guru dalam memilih model pendekatan, strategi dan media yang tepat

dalam penyajian materi serta cara penguasaan kelas yang sesuai dengan

kondisi siswa.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih

banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam penyajian

materi. Pendekatan tradisional berpijak pada pandangan behaviorisme

objektifitas, dimana behaviorisme berakar dari filsafat positifisme yang

percaya bahwa segala sesuatu yang bisa diamati atau ditangkap panca indera

sebagai kebenaran yang sebenarnya. Sesuatu dianggap ada jika bisa diamati

dan dirasakan.3

Sebagian besar guru-guru sains masih menggunakan pengajaran yang

berpusat pada guru dengan sedikit sekali melibatkan siswa sehingga aktivitas

pembelajaran didominasi oleh guru. Guru menganggap siswanya sebagai botol

kosong yang perlu diisi penuh oleh guru dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Siswa hanya menjadi pendengar yang pasif tanpa melakukan aktivitas

pembelajaran apa-apa. Mereka hanya bertanggung jawab mengeluarkan semua

berbagai ilmu yang dipelajari hanya ketika mengerjakan soal atau ujian.

Dampak dari pembelajaran yang berpusat pada guru adalah banyak

siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar

yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya.

3Ramlawati dan Nurmadinah, “Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Setting Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA3 SMA Negeri 3 Takalar” dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 31 Mei 2007, h. 87.

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan

dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami

konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan

menggunakan sesuatu yang abstrak atau hanya dengan metode ceramah.

Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang

berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat pada umumnya dimana

mereka akan hidup dan bekerja. 4

Dari sistem pendidikan yang hanya menekankan aspek kognitif

semata, siswa akan cenderung mengetahui banyak hal tetapi kurang memiliki

sistem nilai, sikap, minat maupun apresiasi secara positif terhadap apa yang

diketahui. Ketidakseimbangan perkembangan intelektual dengan kematangan

kepribadian yang dialami anak didik seperti pada gilirannya akan membentuk

anak sebagai sosok spesialis yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar

dan cukup rentan terhadap distorsi nilai. Dampak selanjutnya anak akan

mudah tergelincir dalam praktik pelanggaran moral karena sistem nilai yang

seharusnya menjadi standar dan patokan berperilaku sehari-hari masih rapuh.5

Maka dari itu perlu dikembangkan startegi pembelajaran yang membangun

kecakapan hidup dan menjalankan kehidupan secara utuh, yang mencakup

kecakapan pribadi, kecakapan hidup sosial, kecakapan berpikir kritis,

kecakapan melakukan penyelidikan untuk memecahkan masalah (kecakapan

akademik) dan kecakapan vokasional.

Kompetensi kecakapan hidup dan menjalankan kehidupan dapat

dicapai jika pembelajaran yang diterapkan membawa siswa untuk belajar

sesuai dengan pengalaman nyata dan dalam konteks dunia nyata. Siswa akan

belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil

4Departemen Pendidikan Nasional, ”Pembelajaran Berbasis Kontekstual 1”, dari www. http/ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_smp/16.ppt. Juli 2008.

5Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Bengkulu: Pustaka Pelajar,2008),Cet.1, hal. XIX.

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali

anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.6

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,

dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan

komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh

sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu

tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi,

dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori,

prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,

dalam penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik

ilmu kimia sebagai proses dan produk.7

Mengajarkan ilmu kimia sebagai produk dan proses pada siswa

tidaklah mudah. Seorang guru kimia perlu mengembangkan keterampilan

dasar mengajar kimia untuk dapat menyampaikan kimia sebagai produk dan

proses. Keterampilan dasar guru kimia seperti dengan menerapakan

pembelajaran kontrukstivisme dan pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontetekstual atau Contextual Teaching and Learning

(CTL) adalah konsep belajar yang yang membantu guru mengaitkan antara

materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.8 Pada proses

pembelajaran kontekstual yang lebih dipentingkan adalah siswa bekerja dan

mengalami daripada hasil belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator

pembelajaran.

6Suryani, “Pengaruh...

7BSNP, ”Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”, h. 459. 8Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta:Bumi Aksara,2007),Cet.II, h.41.

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Tujuan dari pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan

materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks

pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau

keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu

permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.9

Pada pembelajaran kontekstual, siswa dapat mengaitkan materi yang

sedang dipelajari dengan fenomena di kehidupan nyata sehingga siswa belajar

lebih bermakna, bukan belajar dengan menghafal tetapi belajar dengan melihat

fenomena dalam kehidupan sehari-hari, menilai dan mengetahui teori dari

fenomena tersebut. 10 Hal tersebut dapat menimbulkan kesadaran dalam diri

siswa tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga

dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dengan penganalogian dari

setiap bahan ajar. Dalam hal ini pemberian informasi dan analogi tentang

kandungan nilai-nilai suatu bahan ajar, dengan sistem nilai dan moral yang

berlaku dalam masyarakat dapat mengubah sikap seseorang. Sikap merupakan

hasil belajar afektif siswa dalam proses pembelajaran.

Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat

berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,

menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.11

Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di

sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat. Ciri-

ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai

tingkah laku seperti : perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi

belajar, rasa hormat kepada guru dan sebagainya.

Namun yang terpenting, dalam penerapan pendidikan siswa bukan

hanya dituntut untuk memahami pengetahuan materi pelajaran tertentu

9Departemen Pendidikan Nasional, “Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif” dari http://adifia.files.wordpress.com/2007/05/model-pembelajaran-yg-efektif.doc. Juli 2008

10Ramlawati dan Nurmadinah, “Penerapan..., h. 93. 11Departemen Pendidikan Nasional, ”Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif” dari www.dikmenun.go.id.

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

melainkan siswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan pengetahuan

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan sikap seseorang

tidak hanya cukup diukur dari seberapa jauh siswa menguasai hal yang

bersifat kognitif saja. Justru yang lebih terpenting adalah seberapa jauh

pengetahuan tersebut tertanam dalam jiwa dan seberapa nilai-nilai itu terwujud

dalam tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran

seyogianya tidak hanya mengandung substansi pelajaran yang bersifat

kognitif, namun dibalik hal-hal yang bersifat kognitif terdapat sejumlah nilai

dasar yang harus diketahui oleh siswa.12

Dalam rangka memberikan perbaikan bagi pembelajaran sains,

khususnya pada mata pelajaran kimia yang melibatkan siswa secara aktif dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta menanamkan nilai-

nilai melalui konsep-konsep kimia karena baik nilai maupun konsep kimia

dituntut harus dikuasai sekaligus secara seimbang. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini digunakan pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual yang menyisipkan nilai-nilai diharapkan dapat

mengungkap aspek afektif siswa . Pada penelitian ini dipilih pelajaran kimia

pada pokok bahasan sistem kesetimbangan. Pokok bahasan ini dianggap

sesuai bila diajarkan dengan pembelajaran kontekstual bernuansa nilai melalui

kegiatan praktikum dan menggunakan media pembelajaran sehingga bersifat

konkret yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan

yang akan dituangkan kedalam penulisan yang berjudul: “PENGARUH

PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA ”.

12Lubis, ”Evaluasi... , h.XXI

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang

dapat diidentifikasi yaitu :

1. Banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam penyajian

materi.

2. Dampak dari pembelajaran yang berpusat pada guru adalah banyak siswa

mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar tetapi

pada kenyataannya siswa tidak memahaminya.

3. Sistem pendidikan yang hanya menekankan aspek kognitif semata

menyebabkan siswa cenderung mengetahui banyak hal tetapi kurang

memiliki sistem nilai, sikap, minat secara positif terhadap apa yang

diketahui.

4. Ketidakseimbangan perkembangan intelektual dengan kematangan

kepribadian yang dialami siswa pada gilirannya akan membentuk anak

sebagai sosok spesialis yang kurang peduli dengan lingkungan sekitar.

C. Pembatasan masalah

Dari masalah yang diidentifikasi di atas, maka agar penelitian ini lebih

terarah, ruang lingkupnya perlu dibatasi. Untuk itu, penulis membatasi

masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut:

1. Para siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

jurusan IPA di SMAN 2 Depok.

2. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran kimia yang

bernuansa nilai pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia.

3. Nilai-nilai yang akan dikaji dalam penelitian ini hanya nilai sosial, nilai

religi dan nilai praktis menurut Einstein.

4. Hasil belajar kognitif hanya dibatasi pada aspek pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), aplikasi atau penerapan (C3) dan analisis (C4). Hal

tersebut dikarenakan tes kognitif yang digunakan berbentuk pilihan ganda.

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

5. Hasil belajar afektif hanya dibatasi pada aspek penerimaan, respon dan

penilaian setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa ?.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa.

2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual.

3. Mengembangkan alternatif pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual yang dapat mengembangkan sikap siswa dalam

kehidupan sehari-hari.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang permasalahan nyata yang

dihadapi guru dalam menyelenggarakan pendidikan nilai melalui

pembelajaran kimia sehingga dapat direncanakan upaya-upaya

menanggulanginya.

2. Bagi siswa, dengan mengaitkan materi pokok/tema/topik masing-masing

mata pelajaran dengan nilai-nilai diharapkan dapat memotivasi siswa

dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran kimia.

3. Bahan bagi para peneliti untuk dapat dikembangkan lebih lanjut

penelitiannya mengenai pembelajaran mata pelajaran umum yang

bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual.

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA

NILAI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PROPOSAL SKRIPSI

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.

Tonih Feronika, M. Pd.

OLEH

Astri Rama Yulia 104016200430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB II

DESKRIPTIF TEORETIK, KERANGKA PIKIR DAN

HIPOTESIS

A. Deskriptif Teoretik

1. Pembelajaran

a. Pengertian belajar

Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh

dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru.13

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

pengalaman atau latihan.14

Perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar

itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau

memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada.

Menurut Silverman dalam Alisuf Sabri mendefinisikan bahwa

belajar :15

Learning is a process in wich past experience or pratice result in

relatively permanent changes in individual’s repertory of

responses...”change” in this definition can be desirable or

undersirable. “Experience” and “practice” mean that the change in

responses cannot be result of maturation, ilness, injury, or bodily

growht. The limitation expressed by “relative permanent” means that

tentative behavior changes such as the caused by fatgu, drug, or

alcoholed, cannot classed as learning.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri

manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi

perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan

bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar.16

13Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Malang: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996),Cet. I, h. 2.

14M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 1995), Cet. II, h. 60. 15Sabri, Psikologi ..., h. 60. 16Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, dari http://spesialis-torch.com/content/view/120/29, pkl 11.29

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Menurut Muhibbin, belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar

yang dialami siswa.17

Menurut Gagne dalam Ratna Wilis, belajar didefinisikan sebagai

perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. 18 Perubahan yang

dimaksud itu adalah kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang

relatif sama. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan nilai sikap,

perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Pendapat ini sesuai

dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi :

���� ���� �� ������ ���

�������� ������ �!�� ������

��� �"$%&'()!*�� +

Artinya :”... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri...”.(Q.S 13 : 11)

Biggs dalam Muhibbin, mendefinisikan belajar dalam tiga macam

rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan

kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti

pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta

sebanyak-banyaknya. Jadi belajar dalam hal ini dipandang dari sudut

berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara instituasional (tinjauan

kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses ”validasi” atau

pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia pelajari.

17Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda, 2000), Cet. V, h. 89. 18Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 21.

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui

sesuai dengan proses mengajar. Adapun pengertian belajar secara kualitatif

(tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-

pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling dunia. Belajar

dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan

yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti

dihadapi siswa.19

Hilgard dan Bower dalam Ngalim, Belajar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu

yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi

itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan

sesaat.20

Pembelajaran dapat di definisikan sebagai pengorganisasian atau

penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang memungkinkan

terjadinya belajar pada diri siswa.21

Dalam pembelajaran terlihat kegiatan

guru dan siswa, sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan

kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya

proses belajar pada diri siswa.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku pada diri manusia dalam

membangun makna dan pemahamannya untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif

dan psikomotor.

19Syah, Psikologi…, h. 90. 20Ngalim Purwanto.Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 84. 21Kartimi, “Suatu Model Konstruktivisme Mengajar Sains Pembelajaran Berbasis Komputer” dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 31 Mei 2007, h. 27.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b. Ciri-ciri Belajar

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar, maka belajar

sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai

berikut :22

1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual

maupun potensial.

2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru

yang berlaku dalam waktu relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).

Di antara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik

perilaku belajar yang terpenting adalah : 23

1) Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman

atau praktik yang dilakukan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain

bukan kebetulan.

2) Perubahan itu positif dan aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.

Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini

juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan

penambahan yakni diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik

daripada yang ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak

terjadi dengan sendirinya.

3) Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yakni

berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna,

dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses

belajar bersifat fungsional dalam arti relatif menetap dan setiap saat

22Sabri, Psikologi …, h. 56. 23Syah, Psikologi…, h. 116.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan

dimanfaatkan.

Dengan demikian ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang

melakukan kegiatan belajar ditandai dengan adanya :24

1) Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial.

2) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu

merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, atau afektif atau

psikomotor.

3) Adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang

belajar dengan pengalaman.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu :25

1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik

dalam belajar antara lain faktor dari dalam diri dan faktor yang datang dari

luar diri dan disebut faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen anatara

lain : minat belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa di waktu

belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita, kebugaran jasmani, kepekaan

alat-alat indera dalam belajar. Faktor eksogen yang mempengaruhui

keberhasilan peserta didik antara lain seperti keadaan lingkungan belajar,

cuaca, letak kelas, faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi

peserta didik dengan pendidikannya.26

24Sabri, Psikologi…, h. 56. 25Syah, Psikologi…, h. 132. 26Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.IV, h. 103.

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Semua faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ini

memerlukan perhatian dari pendidik dan guru yang sedang meletakan

sendi-sendi pendidikan secara mendasar sehingga guru diharapkan mampu

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa

yang menunjukkan kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi

faktor penghambat proses belajar mereka serta memotivasi belajar siswa.

2. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah

Contextual Teaching and Learning (CTL). Kata contextual berasal dari

kata context yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”.

Dengan demikian contextual diartikan “ yang berhubungan dengan

suasana (konteks)”, sehingga CTL dapat diartikan sebagai pembelajaran

yang berhubungan dengan suasana tertentu.27

Matthew dan Marica mendeinisikan pendekatan kontekstual

sebagai berikut :28

Contextual Teaching and Learning (CTL) is a system for teaching that

is grounded in brain research. Brain research indicates that we learn

best when we see meaning in new information with our existing

knowledge and experinces. Student learn best, according to

neuroscience, whn day can connet the content of academic lesson with

the context of their own daily lives.

Pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning

(CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.29

Pengetahuan dan

27I Made Sumadi, “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 Th.2005, h.5. 28Matthew Clifford dan Marica Wilson, “Contextual Teaching, Profesional Learning, and Student Experiences : Lesson Learned from Implemention”, dari http:/www.corwinpress.com/booksProdDesc.nav?prodId=Book220765, April 2009. 29Muslich, KTSP ..., h. 40.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan ketika ia belajar.

Menurut Elaine B. Johnson, CTL adalah:30

…an educational process that aims to help students see meaning in the

academic material they are studying by connecting academic subjects

with the context of their daily lives, that is, with context of their

personal, social, and cultural circumstance. To achieve this aim, the

system encompasses the following eight components: making

meaningful conections, doing significant work, self-regulated learning,

collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual,

reaching high standards, using authentic assessment.

CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong

para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks

dalam keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial,

dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi

delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang

bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran

yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif,

membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar

yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

Di samping mempermudah mengkontruksi pengetahuan,

pendekatan kontekstual juga dapat mempermudah terbentuknya

penghayatan pada aspek afektif seperti pengembangan etika pada diri

siswa sehingga akhirnya terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat

intrinsik dan permanen.31

Sehingga akan tertanam sikap yang berasal dari

dalam diri siswa bukan karena keterpaksaan dan akan menjadi suatu

kebiasaan yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

30 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: menjadikan kegiatan belajar-

mengajar mengasyikkan dan bermakna, (Bandung: MLC, 2007), h.19. 31Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan

Nilai, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet.I, h. 99.

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Menurut Ramlawati dan Nurmadinah, Pendekatan pembelajaran

kontekstual (contektual teaching and learning) adalah konsep belajar

dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh

pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi

sedikit, sebagai bakal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya

sebagai anggota masyarakat.32

The Wasinghton State Consortium menyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan

siswa memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan

keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar

sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia

nyata.33 Hal ini terjadi ketika siswa menerapkan dan mengalami apa yang

diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah rill yang berasosiasi

dengan peranan dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga,

masyarakat, dan siswa.

Pembelajaran atau pengajaran kontekstual merupakan suatu proses

pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami

makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi

tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,

sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan atau

keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu

permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.34

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya

dengan situasi nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya

32Ramlawati dan Nurmadinah, “Penerapan..., h. 88. 33Sumadi, “Pengaruh…, h. 5. 34Departemen Pendidikan Nasional, “Pengembangan...

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dalam kehidupan mereka.35

Dalam CTl, proses belajar diorientasikan pada

proses pengalaman secara langsung, siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengetahuan antara pengalaman belajar

disekolah dengan kehidupan nyata serta bagaimana materi pelajaran dapat

mewarnai perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL),

yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran yang dimulai atau dikaitkan

dengan dunia nyata yaitu diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan

tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa, kemudian diarahkan

melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa berfikir,

constructivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa

menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning community agar

siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta terbiasa

berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereview kembali pengalaman

belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang diberikan

menjadi sangat objektif. 36

Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi

yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di

dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih

berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan selanjutnya siswa akan memanfaatkan kembali

pemahaman, pengetahuan dan kemampuannya dalam konteks di luar

sekolah untuk menyelesaikan permasalahan nyata baik secara mandiri

maupun secara kelompok.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah strategi

pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari

35Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.255. 36Atit Suryati, “Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa “ dari http://educare.e-fkipunla.net/ Juli 2008.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

pengetahuan siswa. Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL

menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam

membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam

kehidupannya. CTL menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi

yang dipelajari siswa dalam konteks dimana materi tersebut digunakan,

serta hubungannya dengan bagaimana siswa belajar.

b. Karakteristik Pendekatan Kontekstual

COR (Center for Occupational Research) dalam Masnur

menjabarkan lima konsep pembelajaran kontekstual yang disingkat

REACT antara lain :37

1) Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau

pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk

menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk

dipahami atau dengan problema untuk dipecahkan.

2) Experiencing adalah belajar dalam dalam ekpolrasi, penemuan, dan

penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa

melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat

siklus inquiry.

3) Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar dalam

penggunaan dan kebutuhan praktis.

4) Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan

pengalaman, saling merespons, dan saling berkomunikasi. Bentuk

belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi

juga konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan

nyata.

5) Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan

pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama

diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus

37Muslich, KTSP..., h.41 - 42.

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa

dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu

arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama

diantara siswa dengan guru, siswa dengan siswa maka dengan demikian

siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga

proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.38

Pembelajaran dengan paradigma lama yang dikenal sebagai

pendekatan tradisional yang berpijak pada pandangan behaviorisme. Para

penganut teori behaviorisme (teori perilaku) berpendapat bahwa sudah

cukup bagi siswa untuk mengasosiasikan stimulus-stimulus dan respon-

respon dan diberi penguatan bila ia memberikan respon-respon yang

benar. Mereka tidak mempersoalkan apakah yang terjadi dalam pikiran

siswa sebelum dan sesudah respon dibuat. Siswa hanya berperan sebagai

penerima ilmu pengetahuan dan tidak dirangsang untuk mencari sendiri

pengetahuannya. Tugas siswa hanya membaca, mendengarkan, mencatat,

dan menghafal tanpa memberikan kontribusi ide proses pembelajaran.

Untuk lebih lengakpnya, perbedaan pendekatan CTL dengan

pendekatan tradisional (behaviorisme) pada proses pembelajaran dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Perbedaan CTL dan Tradisional39

No. CTL Tradisional

1. Menyandarkan pada memori spesial (pemahaman makna)

Menyandarkan pada hafalan

2. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa

Pemilihan informasi di-tentukan oleh guru

3. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima informasi

4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang

disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

5. Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah

Memberikan tumpukan informasi kepada siswa

38Asep Sugiharto, “Hasil Belajar Siswa Dalam Pengguanaan Pendekatan kontekstual Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama” dari http://one.indoskripsi.com/content/ 39Departemen Pendidikan Nasional, “Pengembangan...

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dimiliki siswa sampai saatnya diperlukan

6. Cenderung mengintegrasikan

beberapa bidang

Cenderung terfokus pada

satu bidang (disiplin) tertentu

7. Siswa menggunakan waktu

belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)

Waktu belajar siswa se-

bagian besar dipergu-nakan untuk mengerja-kan buku tugas, men-dengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual)

8. Perilaku dibangun atas kesadaran diri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

9. Keterampilan dikembangkan

atas dasar pemahaman

Keterampilan dikem-

bangkan atas dasar latihan 10. Hadiah dari perilaku baik adalah

kepuasan diri Hadiah dari perilaku baik

adalah pujian atau nilai (angka) rapor

11. Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut

keliru dan merugikan

Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena

takut akan hukuman

12. Perilaku baik berdasar-kan motivasi intrinsik

Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik

13. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

14. Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.

Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam

bentuk tes/ujian/ulangan. Nunuk Suryani mengutip Dirjen Dikmenum mengatakan

penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya

mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga

untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam

memecahkan masalah yang terkait dalam kehidupan mereka sehari-hari

melalui interaksi sesama teman melalui pembelajaran kooperatif sehingga

mengembangkan keterampilan sosial (social skill).40

40Suryani, “Pengaruh …, h. 8.

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Pembelajaran kontekstual dilaksanakan sebagai aplikasi dalam

pemaknaan belajar dan proses belajar dalam arti yang sesungguhnya. Hal

ini didasarkan pada landasan teoritis tentang belajar aktif yang tidak

semata-mata menekankan pada pengetahuan yang bersifat hafalan saja.

Siswa harus aktif mencari, menemukan pengetahuan tersebut dengan

keterampilan secara mandiri. Beberapa strategi pengajaran yang dapat

dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual antara lain

sebagai berikut : 41

1) Pembelajaran berbasis masalah

2) Memanfaatkan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman

belajar

3) Memberikan aktivitas kelompok

4) Membuat aktivitas belajar mandiri

5) Membuat aktivitas belajar bekerja sama dengan masyarakat

6) Menerapkan penilaian autentik

c. Komponen Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh

komponen utama yaitu : 42

1) Kontruktivisme. Pembelajaran yang berciri kontruktivisme

menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif,

produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan

dari pengalaman belajar yang bermakna.

2) Bertanya. Belajar dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya

guru untuk bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu,

mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus

mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.

3) Menemukan. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap

fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk

menghasilkan temuan yang diperoleh dari siswa sendiri.

41Muslich, KTSP…, h. 50-51. 42Muslich, KTSP…, h.44-47.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

4) Masyarakat belajar. Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar

sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.

5) Pemodelan. Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa

pembelajaran dan keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti

dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa

berupa pemberian contoh tentang. Misalnya cara mengoperasikan

sesuatu, menunjukkan hasil karya, mempertonton suatu penampilan.

6) Refleksi. Komponen yang merupakan bagian terpenting dari

pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas

pengetahuan yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru

saja dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktifitas, atau

pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan

masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa

pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau

bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

7) Penilaian autentik. Komponen yang merupakan ciri khusus dari

pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran atau informasi tentang pengalaman belajar

siswa. Gambaran perkembangan pengalaman siswa ini perlu diketahui

guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar

siswa.

Mansur mengutip pendapat John A. Zahorik dalam Contructvist

Teaching mencatat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik

pembelajaran kontekstual. Lima elemen yang dimaksud sebagai berikut :43

1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada.

2) Pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara

keseluruhan dulu kemudian memerhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan yaitu dengan cara menyusun konsep

sementara (hipotesis), melakukan sharing kepada orang lain agar

43Muslich, KTSP…, h. 52.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

mendapat tanggapan (validasi), dan atas dasar tanggapan itu, konsep

tersebut direvisi dan dikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut.

5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan

tersebut.

Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan

menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak

bentuk pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal, dan psikologikal

untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar,

siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan

aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses informasi

atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan sesuai dengan

kerangka pikir yang dimilikinya.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Untuk mencapai kompetensi yang di harapkan sesuai dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator pada pembelajaran

kimia dengan menggunakan CTL, guru melakukan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :44

1) Pendahuluan. Pada kegiatan pendahuluan, guru menjelaskan

kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran

dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajarai. Kemudian guru

menjelaskan prosedur pembelajaran CTL, membagi siswa kedalam

berbagai kelompok sesuai dengan jumlah siswa. Tiap kelompok

ditugaskan untuk melakukan kegiatan praktikum pengaruh konsentrasi

dan suhu terhadap kesetimbangan kimia. Guru melakukan tanya

jawabsekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa.

2) Inti. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan berdasarkan

kegiatan praktikum pada LKS yang telah tersedia. Siswa

mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya

44Sanjaya, Strategi ..., h.270

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

masing-masing. Siswa melaporkan hasil diskusi dan setiap kelompok

menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.

3) Penutup. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil kegiatan

praktikum sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.

Secara garis besar, penerapan CTL dalam pembelajaran kimia adalah

sebagai berikut :45

1) Guru harus menanamkan pemikiran kepada pesrta didik bahwa belajar

akan lebih bermakna dengan bekrja sendiri, menemukan sendiri serta

mengkontruksi sendiri dan keterampilan baru.

2) Guru harus mendorong pesrta didik agar sedapat mungkin mereka

melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Guru harus mengembangkan sifat dan rasa ingin tahu pesrta didik

dengan bertanya.

4) Guru harus menciptakan masyarakat belajar dengan membentuk

kelompok-kelompok.

5) Guru harus menghadirkan model untuk digunakan sebagai contoh

pembelajaran.

6) Guru harus mendorong pesrta didik agar melakukan refleksi setiap

akhir pembelajaran.

7) Guru melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

untuk mengetahui apakah peserta didik memang belajar.

e. Evaluasi Pembelajaran Kontekstual

Adapun evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual

antara lain :46

1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan

penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Langkah-

45R. Rudiyanto,” Kurikulum Berbasis Kompetnsi (KBK) Berpendekatan Kontekstual dan Kecakapan Hidup” jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, disi Khusus TH.XXXVI. Desember 2003. 46Muslich, KTSP…, h. 92.

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

langkah yang dilakukan dalam penilaian kinerja yaitu identifikasi

semua aspek penting, tuliskan semua kemampuan khusus yang

diperlukan, usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat diamati dan

tidak terlalu banyak. Urutkan kemampuan yang akan dinilai

berdasarkan urutan yang akan diamati.

2) Penilaian Tes Tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis yang

digunakan adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda dapat dgunakan

untuk kemampuan mengingat dan memahami. Dalam menyusun

instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut

yaitu materi, konstruksi, dan bahasa.

3. Pembelajaran Bernuansa Nilai

a. Pengertian Nilai

Nilai-nilai didefinisikan sebagai suatu ide yang relatif konstan

tentang suatu perilaku. Nilai-nilai menunjuk pada kriteria untuk

menentukan tingkat kebaikan, harga, atau keindahan.47

Menurut Mc Conatha dan Schnell mendefinisikan bahwa nilai :48

“Value are primary constructs which affect an individual’s interprtive

schema and his or her sense of self, thereby exerting a direct influence

on attitudes, beliefs, fellings and the perception of the social and

political world”.

Nilai atau value yang berasal dari bahasa latin (valere) dapat

berarti kualitas sesuatu yang membuatnya menjadi diidamkan, bermanfaat,

dapat pula berarti sesuatu yang dihormati, unggul, dihargai atau diakui.

Nilai dapat bersifat subjektif dan dapat pula bersifat objektif.49

Dengan

47Sutarno, “Nilai dan Pendekatan Pendidikan Nilai” dari Jurnal Pendidikan Nilai. Th.6. No. 1 Pebruari 2000. h.53.

48Gail E. FitzSimons, ”Value, Vocational Education and Mathematics : Linking Research with Practice”, Monash University/Swinburn University of Technology. dari: http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008, h.1. 49Anna Poejiadi dan Hayat Sholihin, “Pendidikan Nilai dan Penilaian dalam Pembelajaran Sains Sebagai Antisipasi Kurikulum 2004 dalam Seminar nasional Pendidikan Matematika dan

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kata lain, apabila sesuatu itu dipandang baik dirasakan bermanfaatuntuk

dimiliki, bermanfaat untuk dikerjakan atau bermanfaat untuk dicapai

seseorang.

Nilai menurut Philip C Clarkson dan Alan Bishop “value

occupying a more central and deeply held position than attitudes, which

are often considered to be reflected in our patterns of response to

particular situations.50

Hal itu menunjukkan bahwa nilai menduduki posisi

yang lebih utama dan mendalam dibandingkan sikap, serta dianggap

sebagai refleksi diri dalam berbagai situasi.

Menurut Louis O Kattsoff dalam Djunaidi menyimpulkan bahwa

nilai mempunyai empat macam arti yaitu : 51

1) Bernilai artinya berguna.

2) Merupakan nilai artinya baik atau benar atau indah.

3) Mengandung nilai artinya merupakan objek atau keinginan atau sifat

yang menimbulkan sifat setuju serta suatu predikat.

4) Memberi nilai artinya memutuskan bahwa sesuatu yang diinginkan

atau menunjukkan nilai.

Senada dengan pendapat Louis O Kattsoff, Brian Hill dalam The

Australian National Framework for Values Education menjelaskan bahwa

nilai adalah “ the ideals that give significance to our lives, that are

reflected through the priorities that we choose, and that we act on

consistently and repeatedly“. Nilai sebagai sesuatu yang dapat

memberikan hal yang signifikan terhadap kehidupan kita, yang tercermin

IPA Diseminasi Hasil Kolaborasi Sekolah-Universitas Untuk Meningkatkan Kesiapan Implementasi Kurikulum MIPA 2004, 10 Juli 2004, h. 2.

50Philip C Clarkson dan Alan Bishop,”Value and Mathematics Education” , Paper presented

at the conference of the International Commission for the Study and Improvement of Mathematics

Education (CIEAM51), University College. http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008. 51Muhammad Djunaidi Ghony, Nilai Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1999), h. 15.

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

pada prioritas hidup yang kita pilih sehingga kita dapat melakukannya

secara konsisten dan berulang kali.52

Menurut Milton Roceach dan James Bank seperti yang dikutip oleh

Mawardi Lubis, nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam

ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak, atau

mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan

dipercayai.53

Horton dan Hunt dalam J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto

mengatakan nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu

berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan

pertimbangan seseorang, tetapi tidak menghakimi apakah sebuah perilaku

tertentu itu salah atau benar.54

Suatu tindakan dianggap sah artinya secara

moral dapat diterima kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati

dan dijunjung oleh masyarakat dimana tindakan itu dilakukan.

Khoiron Rosyadi mengutip pendapat Hoffmeister mengatakan

bahwa nilai adalah implikasi hubungan yang diadakan oleh manusia yang

sedang memberi nilai antara satu benda dengan satu ukuran.55 Nilai

dirasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya pendorong atau

prinsip-prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan sampai pada suatu

tingkat dimana sementara orang lebih siap untuk mengorbankan hidup

mereka daripada mengorbankan nilai.

Henry Pratt Furchild dalam Junaidi Ghony mendefinisikan nilai

sebagai “The believed capacity of any obyect satisfy a human desire. The

quality of any obyect which causes it into be of interest to an individual or

group”.56

Yaitu kemampuan yang dapat dipercaya yang ada pada suatu

52 R. Scott Webster, “Does the Australian National Framework for Values Education Stifle an

Education for World Peace”, dari: http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008, h.3. 53Lubis, Evaluasi...I, h. 16. 54J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 35. 55Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet.1, h. 115 56Junaidi G, Nilai ..., h. 16.

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

benda/hal yang memuaskan keinginan manusia. Hal tersebut menyebabkan

menarik minat seseorang atau kelompok.

Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang

diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus

kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku. Oleh

karena itu sistem nilai dapat merupakan standar umum yang diyakini, yang

diserap dari keadan objektif maupun diangkat dari keyakinan, sentimen

(perasaan umum) maupun identitas yang diberikan atau diwahyukan Allah

SWT yang pada gilirannya merupakan sentimen (perasan umum), kejadian

umum, identitas umum yang oleh karenanya menjadi syariat umum. 57

Pengertian nilai menurut Fraenkel dalam Mawardi, adalah standar

tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efisiensi yang mengikat

manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahanakan.58

Hal ini

menunjukkan bahwa hubungan antara subjek dan objek memiliki arti

prnting dalam kehidupan subjek.

Menurut Sidi Gazalba dalam Mawardi, Nilai adalah sesuatu yang

bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan benda konkret, bukan fakta, tidak

hanya sekedar soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki,

yang disenangi atau tidak disenangi. Nilai itu terletak antara hubungan

subjek penilai dengan objek.59

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai

menjadi sesuatu yang amat penting pada diri seseorang karena nilai akan

dijadikan sebagai standar berkelakuan dalam menghadapi hidup dan

menghidupi dunianya dan mempengaruhi manusia dalam menentukan

pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif.

57Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. IV, h. 202. 58Lubis, Evaluasi..., h.17. 59Lubis, Evaluasi..., h.17.

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b. Jenis-Jenis Nilai

Menurut Max Scheler dalam Kaswardi, nilai-nilai dikelompokkan

dalam 4 tingkatan menurut tinggi rendahnya sebagai berikut : 60

1) Nilai-nilai kenikmatan. Dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai

yang mengenakkan dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang

senang atau menderita tidak enak.

2) Nilai-nilai kehidupan. Dalam tingkat ini, terdapat nilai-nilai penting

bagi kehidupan. Misalnya kesehatan, kesegaran badan, kesejahteraan

umum.

3) Nilai-nilai kejiwaan. Dalam tingkat ini terdapat nilai kejiwaan yang

tidak sama sekali tergantung pada jasmani maupun lingakungan. Nilai-

nilai semacam itu ialah : keindahan, kebenaran, dan pengetahuan

murni yang dicapai dalam filsafat.

4) Nilai-nilai kerohanian. Dalam tingkat ini, terdapat modalitas nilai dari

suci dan tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-

nilai pribadi terutama Allah SWT sebagai pribadi tertinggi.

Menurut R. Scott Webster dalam The Australian National

Framework for Values Education mengelompokkan nilai menjadi 9

sebagai berikut : 61

1) Care and Compassion

2) Doing your best

3) Fair go

4) Freedom

5) Honesty and Trustworthiness

6) Integrity

7) Respect

8) Responsibility

9) Understanding, Tolerance and Inclusion

Khoiron Rosyadi mengelompokkan nilai-nilai sebagai berikut :62

60Kaswardi, Pendidikan..., h. 37. 61Webster, “Does The Australian…

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

1) Nilai Sosial adalah interaksi anatar pribadi dan manusia berkisar

sekitar baik-buruk, pantas- tidak pantas, semestinya-tidak semestinya,

sopan santun-kurang ajar. Nilai-nilai baik dalam masyrakat yang

dituntut pada setiap anggota masyarakat disebut susila atau moral.

2) Nilai Ekonomi ialah hubungan manusia dengan benda. Benda

diperlukan karena kegunaannya. Nilai ekonomi menyangkut nilai

guna.

3) Nilai politik ialah pembentukkan dan penggunaan kekuasaan. Nilai

politik menyangkut nulai kekuasaan.

4) Nilai pengetahuan menyangkut nulai kebenaran.

5) Nilai seni menyangkut nilai bentuk-bentuk yang menyenangkan secara

estetika.

6) Nilai filsafat menyangkut nilai hakikat kebenaran dan nilai-nilai itu

sendiri.

7) Nilai agama menyangkut nilai ketuhanan (nilai kepercayaan, ibadat,

ajaran, pandangan, dan sikap hidup dan amal) yang terbagi dalam baik

dan buruk.

Albert Einsten dalam Suroso AY berpendapat bahwa sains

mengandung nilai-nilai seperti : 63

1) Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang dapat memberi

kemanfaatan langsung atau segi-segi praktis bagi kehidupan manusia

danj pemahaman atau penguasaan tentang sains itu sendiri.

2) Nilai religius suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat

membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan

seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang

menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan

menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatNya sehingga

manusia mesti bertakwa kepadaNya.

62Rosyadi, Pendidikan…, h. 123-124. 63Yudianto, Manajemen..., h. 16.

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

3) Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat

memberikan inspirasi ide atau gagasan cemerlang untuk diterapkan ke

bidang teknik atau mental dalam pemenuhan kebutuhan dan hasratnya

bagi kesejahteraan manusia.

4) Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah nilai yang melandasi

kecerdasan manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat

setelah bahan ajar diberikan .

5) Nilai sosial dan politik suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang

dapat memberikan petunjuk kepada manusia untuk bersikap dan

berperilaku sosial yang baik, maupun berpolitik yang baik dalam

kehidupannya.

Menurut Bishop, A.J, Nilai dalam matematika dan IPA dibedakan

menjadi enam yaitu nilai rasionalisme, nilai mpiris, nilai control, nilai

progress, nilai keterbukaan, dan nilai misteri. Nilai rasionalisme berkaitan

dengan pendapat, alasan, logika analisis, dan penjelasan. Nilai empiris

berkaitan dengan objektivitas dan penggunaan ide pada matematika dan

sains. Nilai kontrol berkaitan dengan kekuatan hukum pada matematika

dan ilmu pengetahuan, fakta, prosedur, dan penetapan kriteria. Nilai

progres berkaitan dengan cara mengembangkan matematika dan sains

dengan metode baru. Nilai keterbukaan berkatan dengan pengetahuan

demokrasi. Sedangkan nilai misteri berkaitan dengan keunikan dan ide

yang tersimpan dalam matematika dan ilmu sains. 64

c. Langkah-langkah Pembelajaran Bernuansa Nilai

Pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan merupakan suatu

proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari

64Bishop, A.J., “Values in Mathematics and Science Education” dari www.monash

university.edu.au. November 2008.

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

(konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki

pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan

(ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks

lainnya. Pembelajaran yang holistik adalah mengajarkan materi tertentu

bukan hanya materinya saja, akan tetapi juga mengajarkan sistem nilai dan

moralnya dengan cara mengambil perumpamaan-perumpamaan dari bahan

ajar.

Pembelajaran bernuansa nilai adalah penanaman dan

pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang sehingga dapat diterapkan

dalam perilaku sehari-hari. Penanaman nilai dapat dilakukan dengan

menyisipkan nilai-nilai ke dalam materi dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, siswa dapat diajak dengan menelaah serta mempelajari

nilai-nilai yang berguna dalam kehidupan masyarakat.

Dalam pembelajaran bernuansa nilai, guru memberikan materi

secara eksplisit dan implisit. Pembelajaran kimia bernuansa nilai secara

eksplisit adalah dengan mempelajari sains dengan sistem nilai dan

moralnya dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang relevan

untuk melegatimasinya. Konsep pembelajaran kontekstual yang telah

dikemukakan di atas sejalan dengan firman Allah yang terdapat dalam QS.

Qaaf: 7-8.

-.�/01��-! ��23�)45�6��

�-785��89!:-! �;$�<= >�%?@-!-/

�-740-A�)!:-! �;$�<= B<�

CDEFG HI4!�J K$5�2�� LMC 7N-�%L�O� +Q��8G<R-!

CDEF+<9 O6�S�� TU5<VW� LC

“Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-

gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam

tumbuhan yang indah dipandang mata. Untuk menjadi pelajaran bagi

tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat) Allah”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta

ini agar manusia dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari berbagai

fenomena alam yang ditunjukkan oleh Allah tersebut. Dalam hal ini hanya

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS. Az-

Zumar: 9). Orang yang berakal akan mampu memikirkan makna dari apa-

apa yang dipelajarinya, seperti mengembanngkan berpikir kritis, analitis,

kreatif, transformatif, produktif, inovatif terhadap setiap pembahasan

materi pembelajaran, dan yang terpenting adalah mengambil hikmah dari

sistem nilai dan moral yang dikandungnya untuk diterapkan dalam

kehidupan nyata (konteks).

Adapun pembelajaran kimia bernuansa nilai diberikan secara

implisit adalah menggali sistem nilai dan moral yang dikandung oleh

setiap bahan ajarnya dikaitkan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam

masyarakat untuk dianalogikan dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini

pemberian informasi dan analogi tentang kandungan nilai-nilai suatu

bahan ajar dengan sistem nilai dan moral yang berlaku dalam masyarakat

dapat mengubah sikap seseorang siswa yang belajar.65

Untuk itu, pengembangan kemampuan berpikir peserta didik dalam

mempelajari setiap bahan ajar perlu ditumbuh-kembangkan terhadap

penghayatan nilai-nilai yang dikandungnya melalui penalaran analogi,

perumpamaan-perumpamaan dan perenungan secara mendalam sampai

menyentuh lubuk hatinya. Pengembangan sikap mental melalui penalaran

bahan ajar yang bersumber dari ilmu pengetahuan alam ini akan

menimbulkan kesadaran seseorang terhadap aturan-aturan di alam dengan

segala hikmah maupun pelajarannya untuk kehidupannya atau keluarganya

dengan dampaknya bagi orang lain.66

Nilai merupakan suatu pendorong dalam hidup seseorang pribadi

atau kelompok dan berperan penting dalam proses perubahan sosial. Nilai

tidak selalu disadari, seseorang jarang menyadari semua nilai dalam

hidupnya kalau ia berusaha untuk menemukannya. Dalam pembelajaran

kimia bernuansa nilai diharapkan siswa dapat menemukan nilai yang

65Yudianto, Manajemen..., h.28. 66Yudianto, Manajemen... , h.18.

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

terdapat dalam dirinya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Hakikat Ilmu Kimia

a. Ilmu Kimia

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh

karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik

tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya.

Kimia adalah ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan percobaan (induktif), namun pada perkembangan selanjutnya

kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan

komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat

yang melibatkan keterampilan dan penalaran.67

Ada dua hal yang berkaitan dengan dengan kimia yang tidak

terpisahkan yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia berupa fakta,

konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai

proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian

hasil belajar kimia harus memperhatikan ilmu kimia sebagai produk dan

proses. Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :68

1) Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa.

2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui

percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian

hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan

67BSNP, “Sosialisasi KTSP”, h. 459. 68BSNP, “Sosialisasi …, h. 460.

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta

menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

4) Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat

dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta

menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi

kesejahteraan rakyat.

5) Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi.

b. Konsep Kesetimbangan Kimia

1) Reaksi Bolak – balik69

Reaksi kimia ada yang berlangsung searah dan ada pula yang

dapat dibalik. Reaksi-reaksi pembakaran atau korosi besi, tidak dapat

balik (irreversible), artinya hasil raksi tidak dapat diubah lagi menjadi

zat pereaksi. Apabila kertas atau kayu yang terbakar, abu atau arang

hasil pembakaran tidak dapat diubah kembali menjadi kertas atau

kayu seperti semula. Proses-proses alami umumnya berlangsung

searah, tidak dapat dibalik (reversible). Namun di laboratorium

maupun dalam proses industri banyak reaksi yang dapat dibalik.

Reaksi dapat balik yang berlangsung dalam sistem tertutup akan

berakhir dengan kesetimbangan.

2) Keadaan setimbang

Keadaan setimbang (kesetimbangan) adalah keadaan dimana

laju menghilangnya suatu komponen sama dengan laju pembentukan

komponen itu (v1 = v2). Pada keadaan setimbang jumlah masing-

masing komponen tidak berubah terhadap waktu dan tidak ada

perubahan yang dapat diamati atau diukur (sifat makroskopis tidak

69Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, (Jakarta:Erlangga, 2006), h. 134.

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

berubah) reaksi seolah-olah telah berhenti. Akan tetapi secara

mikroskopis, yaitu pada tingkat molekul, reaksi tetap berlangsung.

Bila suatu zat direaksikan dengan zat lain dan terbentuk zat

baru, pembentukan zat baru tersebut tidak selalu sempurna meskipun

reaksi dibiarkan beberapa lama. Konsentrasi zat-zat yang bereaksi pada

mulanya akan berkurang dengan cepat sampai suatu ketika mencapai

nilai yang tetap. Pada saat tersebut tidak terjadi perubahan konsentrasi

baik bagi zat-zat yang bereaksi maupun zat hasil reaksi. Keadaan

tersebut dikenal sebagai keadaan kesetimbangan kimia. Jadi ciri suatu

sistem pada kesetimbangan ialah adanya nilai tertentu yang tidak

berubah dengan berubahnya waktu.70

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan

Reaksi kesetimbangan berlangsung tidak tuntas dan tingkat

ketidaktuntasannya dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan ) yaitu

sebagai berikut :

a) Pengaruh konsentrasi

b) Pengaruh volume

c) Pengaruh tekanan

d) Pengaruh suhu

Pada reaksi kesetimbangan, ketidaktuntasannya dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Hal tersebut juga dapat dianalogikan seperti

kehidupan seorang manusia, artinya seseorang juga dipengaruhi faktor

lingkungan. Hal ini tercermin dalam sikap dan perilakunya dalam

kehidupan bermasyarakat. Manusia bukanlah makhluk individu

melainkan sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan

orang lain. Berdasarkan hal diatas sesuai dengan hadits Rasulullah

SAW yang berbunyi :

70Ralph H. Petrucci dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 188.

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

”Perumpamaan sahabat yang saleh dan yang jahat ialah bagaikan

seorang penjual minyak wangi dan pandai besi. Adapun penjual

minyak wangi, maka bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi atau

kamu akan membeli darinya, atau paling tidak kamu akan

mendapatkan bau wanginya. Sedangkan pandai besi maka bisa jadi

akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak

sedap”(H.R Al-Bukhari).

4) Azas Le Chatelier

Pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan dapat diramalkan

dengan azas Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henri Louis Le

Chatelier pada tahun 1884 adalah sebagai berikut : Bila terhadap

suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu

akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi

tersebut. Dimana cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan

pergeseran ke kiri atau ke kanan.71

a) Pengaruh konsentrasi

2 NO (g) + O2 (g) 2 NO2 (g)

Berdasarkan reaksi kimia diatas, Sesuai dengan azas Le

Chatelier, jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka reaksi

sistem adalah mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika

konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah

menambah komponen itu. Secara singkat, pengaruh konsentrasi

terhadap kesetimbangan adalah sebagai berikut: Jika konsentrasi salah

satu pereaksi diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu produk diperbesar, maka

kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Pada reaksi kesetimbangan dapat

dianalogikan seperti seorang manusia dalam kehidupan masyarakat

dimana apabila ada seorang mendapatkan rizqi yang berlebih dalam

hal materi maka akan memberikan sebagian hartanya untuk orang yang

membutuhkan sehingga akan mewujudkan kepedulian sosial dan

71Micheal Purba, Kimia Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h. 147.

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

toleransi antara sesama manusia. Hal tersebut sesuai dengan Firman

Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 26 – 28 yang berbunyi :

Artinya : ” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat

akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan

dan janglah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan

dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhanNya. Dan jika kamu

berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari TuhanMu yang

kamu harapkan maka katakanlah kepada mereka dengan ucapan yang

pantas.”(QS:17: 26-28)

Y !-�Z��!-)��� ��[\

��989 �]� !-��9^_�8�-Q+

!- �Z��!-)��� ��[\

��`ab8b !-��98Z�6c!-@dC �

!-��e�'�� ����

Artinya : ”...Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran”.(QS:5:2)

Pada sistem kesetimbangan kimia, pergeseran kimia yang

dipengaruhi oleh konsentrasi di analogikan dengan kehidupan manusia

dalam lingkungan masyarakat yaitu kepedulian sosial dan sikap

toleransi terhadap sesama. Apabila ada saudara yang membutuhkan

pertolongan maka yang lain harus membantunya dengan

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kemampuannya yang ia miliki agar terwujud kerukunan hidup dalam

masyarakat.

b) Pengaruh suhu

Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu sistem

kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu,

setimbang bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak

reaksi endoterm). Sebaliknya, jika suhu diturunkan, maka setimbang

akan bergeser ke pihak reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm).

c) Pengaruh perubahan tekanan

Jika tekanan sistem kesetimbangan diperbesar maka reaksi

kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul (jumlah

koefisien) kecil dan sebaliknya.

d) Pengaruh volume

Jika volume sistem kesetimbangan diperbesar maka reaksi

kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya (jumlah

koefisien) besar dan sebaliknya. Dalam reaksi kesetimbangan pada

suatu larutan, cara memperbesar volume adalah dengan pengenceran.

5) Tetapan Kesetimbangan72

a) Hukum Kesetimbangan

Suatu hubungan yang tetap antara konsentrasi kesetimbangan

yaitu nisbah hasil kali konsentrasi setimbang zat-zat produk terhadap

hasil konsentrasi seimbang zat-zat pereaksi masing-masing

dipangkatkan dengan koefisiennya. Nilai dari hukum kesetimbangan

disebut tetapan kesetimbangan dan dinyatakan dengan lambang Kc.

Secara umum, persamaan Tetapan kesetimbangan untuk reaksi :

2SO2 (g) + O2(g) 2SO3 (g) yaitu :

K = ][][

][

22

2

3

OSO

SO

b) Tetapan Kesetimbangan Tekanan (Kp)

72Purba, Kimia …h.138.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Tetapan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga

dapat dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas yang dinyatakan

dengan Kp. Secara umum, persamaan Tetapan kesetimbangan untuk

reaksi : N2 (g) + 3H2(g) 2NH3 (g) yaitu :

Kp = ][][

][

2

3

2

2

3

NH

PNH

c) Hubungan Kp dengan Kc

Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi. Dari

persamaan gas ideal yaitu PV = nRT, maka didapatkan

P = RTV

n

Dengan mengganti P pada persamaan Kp dengan V

n maka di

dapatkan hubungan Kp dengan Kc sebagai berikut :

Kp = Kc (RT)∆n

6) Penerapan Kesetimbangan dalam industri

Reaksi kimia yang digunakan pada industri menggunakan

sistem kesetimbangan untuk mendapatkan produk yang diinginkan.

Untuk mendapatkan produk tersebut diupayakan agar reaksi bergerak

ke arah hasil reaksi dan sekecil mungkin bergeser ke arah pereaksi.

Beberapa contoh reaksi kimia yang menggunakan prinsip

kesetimbangan dalam industri adalah pembuatan gas amonia (NH3),

asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO3). Ketiga zat tersebut

merupakan bahan kimia yang sangat penting dalam berbagai industri

kimia.73

a) Pembuatan Amonia (NH3)

73 Suyatno, dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.129.

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Amonia dibuat berdasarkan reaksi antara gas nitrogen dengan

gas hidrogen. Reaksi pembuatan ini dipelajari oleh Fritz Haber dan

disempurnakan oleh Karl Bosch, sehingga proses pembuatan ini

dikenal dengan proses Haber-Bosch. Persamaan reaksi pada

pembuatan amonia adalah sebagai berikut:74

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = -92 kJ

Menurut azas Le Chatelier, kesetimbangan akan bergeser ke

kanan untuk mencapai kondisi optimal jika diberlakukan hal-hal

berikut ini:75

1)) Penambahan suhu akan menggeser kesetimbangan ke kiri

(reaksi endoterm), sehingga untuk menggeser kesetimbangan

ke kanan maka suhu harus diturunkan. Pada suhu rendah,

reaksi akan berjalan sangat lambat dan suhu optimal yang

diperlukan pada pembuatan amonia adalah 500°C pada tekanan

yang tinggi.

2)) Penambahan katalis oksida besi, oksida kalium dan

alumunium untuk mempercepat laju reaksi.

3)) Saat ini, kondisi optimal pada industri amonia dilakukan pada

suhu 600°C d.engan tekanan 1000 atm.

b) Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4)

Bahan kimia kunci pada pembuatan asam sulfat adalah gas

SO3 berdasarkan reaksi eksoterm berikut:76

2 SO2 (g) + O2 (g) SO3 (g) ∆H = -189 kJ

Kondisi optimal dicapai dengan melangsungkan reaksi pada

suhu 400°C dan menggunakan katalis Vanadium (V) oksida

(V2O5). Pada proses ini tidak memerlukan tekanan tinggi.

74Suyatno,Kimia ..., h.125.

75Suyatna, Kimia ..., h.126. 76Suyatno, Kimia ..., h.126.

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

c) Pembuatan Asam Nitrat (HNO3)

Asam nitrat diproduksi secara industri dengan proses

Oswald berdasarkan reaksi:77

1)) Pembentukan nitrogen monoksida dari amonia dan oksigen

dengan katalis Pt-Rd pada suhu 850°C dan tekanan 5 atm.

4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g) ∆H = 907 kJ

2)) Nitrogen monoksida dari hasil di atas, kemudian dioksidasi

menjadi nitrogen dioksida.

2 NO (g) + O2 (g) 2 NO2 (g) ∆H = -114,14 kJ

3)) Nitrogen dioksida dicampur udara yang berlebih dalam air

panas (80°C) akan bereaksi membentuk asam nitrat.

4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l ) HNO3 (g)

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar.78 Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” dalam

bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam

literatur, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti

dikemukakan oleh Robert M. Gagne dalam Abu Muhammad Ibnu

Abdullah bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang

dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement)

seseorang.79

77Suyatno, Kimia…, h.127.

78Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 3. 79Abdullah, “Prestasi...

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Hasil belajar menurut Bloom mencakup prestasi belajar, kecepatan

belajar, dan hasil afektif.80

Karakteristik manusia meliputi cara yang

tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan

dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor,

dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Ditinjau dari proses pengukuran dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dengan angka.81

Hal ini

berarti bahwa hasil belajar seseorang dapat diperoleh melalui perangkat tes

dan hasil tes tersebut dapat memberikan inormasi tentang seberapa besar

kemampuan siswa menyerap materi setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Menurut Damriani, Hasil belajar adalah bukti dari usaha yang telah

dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh siswa dari

proses belajarnya.82

Dengan demikian, perilaku belajar seseorang

didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari

yang kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya

memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai riel.

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi

secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga

aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar

capaian kompetensi tersebut yakni penilaian terhadap penguasaan materi

akademik (kognitif), hasil belajar yang bersifat normatif (afektif), dan

aplikatif produktif (psikomotor).83

b. Hasil Belajar Kognitif

80Dikmenum, “Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif” , diakses dari www.dikmenum.go.id Juli 2008.

81Eros Taruh, “Studi Korelasi Antara Kemampuan Awal dan Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Fisika”, Universitas Negeri Gorontalo, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 3 No. 1 Maret 2006, h. 31. 82Damriani, ”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Contekstual Teaching and Learning Mata Pelajaran Fisika di SMAN 3 Bandar Lampung” dari

JPMIPA, Vol.7 No. 1, Januari 2006, h. 18. 83Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. 1, h. 13.

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Sesuai dengan pembatasan masalah yang tercantum pada bab

sebelumnya, dalam penelitian ini, hasil belajar yang dinilai hanya pada

ranah kognitif saja yaitu pada aspek pengetahuan atau ingatan (C1),

pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4). Ranah kognitif ini

merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental atau

otak.84

Peringkat ranah kognitif menurut taksonomi Bloom ada enam yaitu

:85

1) Hafalan (C1). Meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,

prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari.

2) Pemahaman (C2). Meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi

yang diterima.

3) Penerapan (C3). Meliputi kemampuan menggunakan prinsip, aturan,

metode yang dipelajari siswa pada situasi baru atau pada situasi

konkrit.

4) Analisis (C4). Meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang

dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur

informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi

jelas.

5) Sintesis (C5). Kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian

yang terpisah menjadi suatu keseluruahan yang terpadu.

6) Evaluasi (C6). Kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu

pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang

ditetapkan.

c. Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar proses (afektif) berkaitan dengan sikap dan nilai,

berorientasi pada penguasaan dan pemilikian kecakapan proses atau

metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam

84Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi…, .h.14 85Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi…, .h. 15.

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

berbagai tingkah laku seperti : perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan,

motivasi belajar, rasa hormat kepada guru dan sebagainya.86

Menurut Popham (1995) dalam Dikmenum, ranah afektif

menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki

minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar

secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran

diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena

itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan

emosional sering diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan,

semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya.

Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan

pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.87

Pophan dalam Mimin mengatakan bahwa ranah afektif menentukan

keberhasilan seseorang. Artinya ranah afektif sangat menentukan

keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam

proses pembelajaran.88

Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima

yaitu :89

1) Menerima. Peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan

suatu fenomena khusus (stimulus).

2) Tanggapan. Pada peringkat ini peserta didik tidak hanya

memperhatikan fenomena khusus tetapi juga beraksi terhadap

fenomena yang ada. Hasil belajar pada tingkat ini yaitu menekankan

diperolehnya respon, keinginan memberi respon atau kepuasan dalam

memberi respon. Peringkat tertinggi pada kategori ini adalah minat,

hal-hal yang menekankan pada pada pencarian hasil dan kesenangan

pada aktivitas khusus.

86Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi…, .h.19-20. 87Dikmenum, “Pedoman... 88Haryati, Model..., h. 36. 89Haryati, Model..., h.37.

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

3) Menilai. Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang

menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Hasil belajar pada

peringakat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil

agar nilai dikenal dengan jelas.

4) Organisasi. Antara nilai yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan

konflik antar nilai diselesaikan serta mulai membangun sistem internal

yang konsisten. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa

konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai.

5) Karakterisasi. Pada peringakat ini peserta didik memiliki sistem nilai

yang mengandalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga

terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada tingkat ini adalah berkaitan

dengan pribadi, emosi dan rasa sosialis.

Karakteristik ranah afektif yang penting antara lain:90

1) Sikap menurut Fishbein dan Ajzen yaitu suatu predisposisi yang

dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu

objek, situasi, konsep dan orang.

2) Minat adalah suatu disposisi yang terorganisasikan melalui

pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek

khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan

perhatian atau pencapaian.

3) Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu bersangkutan

terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.

4) Nilai menurut Tyler adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang

dinyatakan individu dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasan.

5) Moral secara bahasa berasal dari bahasa latin mores yang artinya tata

cara, adaptasi kebiasaan sosial yang dianggap pernanen sifatnya bagi

ketertiban dan kesejahteraan masyarakat.

B. Penelitian Yang Relevan

90Haryati, Model..., h.38-39.

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan, diantaranya yaitu:

Berdasarkan penelitian Damriani (2006) bahwa berdasarkan hasil

penelitian dan observasi, diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan

contextual teaching dan learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Rata-rata pada aktivitas siswa yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran pada siklus 1 sebesar 83,67%, pada siklus 2 sebesar 90,14% dan

pada siklus 3 sebesar 94,2%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa untuk

setiap aspek yang dinilai pada siklus 1 sebsar 74,2, pada siklus 2 sebesar 83,67

dan 87,4 pada siklus 3.91

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ramlawati dan Nurmadinah

dalam jurnalnya “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Setting

Kooperatif untuk meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA 3

SMA Negeri Takalar”, dapat disimpulkan bahwa hasil tes prestasi belajar pada

siklus 1 skor rata-rata prestasi belajar kimia siswa sebesar 68,85% dengan

jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa dan pada siklus 2 skor

rata-rata sebsar 75,51% dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 37 orang.

Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses

belajar mengajar kimia semakin meningkat, perhatian siswa terhadap proses

belajar mengajar kimia semakin meningkat yaitu ditandai dengan perubahan

sikap siswa terlihat semakin berkurangnya aktivitas lain pada proses

pembelajaran serta keberanian dan motivasi siswa semakin meningkat yaitu

ditandai dengan banyak siswa yang angkat tangan untuk mengerjakan soal di

depan kelas.92

Beberapa kesimpulan di atas memperlihatkan hasil penelitian yang

kaitannya seputar pengaruh pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar.

Selanjutnya hasil penelitian tersebut memberikan inspirasi bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Sunardiayanto ”Kefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui

91Damriani, “Meningkatkan …h.22. 92Ramlawati dan Nurmadinah, ”Penerapan...

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada mata

Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu”. Hasil dari penelitian tersebut

adalah Penggunaan pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif

yang dalam pengelolaannya menggunakan daur belajar model 4E lebih efektif

secara sangat signifikan dibandingkan dengan pendekatan konvensional

terhadap kemampuan membuat tabel data dan kemampuan persentasi pada

mata pelajaran biologi siswa SLTP Negeri 4 Palu.

R. Rudiyanto dalam penelitiannya yang berjudul” Kurikulum Berbasis

Kompetnsi (KBK) Berpendekatan Kontekstual dan Kecakapan Hidup”

menyimpulkan bahwa implementasi kurukulum berbasis kompetensi dengan

contextual teaching and learning (CTL) mengarah pada upaya meningkatkan

mutu pengajaran dan pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah

untuk mempersiapkan para peserta didik menghadapi tantangan masa depan.93

Penelitian yang dilakukan oleh Rini Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan

Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model

Pembelajaran Berbasis gambar (Picture and Picture) Pada Siswa Kelas XI

IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan konsep kontekstual dengan model pembelajaran berbasis gambar

dapat memperbaiki pemahaman siswa pada konsep biologi dan dapat

meningkatkan keterampilan sains siswa khususnya keterampilan

mengidentifikasi, pemahaman dan analisis gambar. Selain itu diperoleh nilai

rata-rata ulangan akhkir siklus yaitu 7,04.94

Dari aspek nilai, penelitian yang dilakukan oleh Sodiq Mahfuz yang

berjudul Pembelajaran Kimia Pada Sub Bahan Kajian Pencemaran

Lingkungan Yang Terintegrasi dengan Nilai-nilai Agama (studi eksperimen

kelas II caturwulan 3 di Madrasah Aliyah Negeri Magelang). Hasil dari

penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar

siswa (konsep, sikap) pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan

93R. Rudiyanto,” Kurikulum.... 94Rini Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis gambar (Picture and Picture) Pada Siswa Klas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, Jurnal Guru, No.1 Vol 3, Juli 2006.

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dengan kelas kontrol, dan pengembangan sikap antara sebelum dengan

sesudah pembelajaran kimia pada sub pokok bahasan pencemaran lingkungan

yang terintegrasikan nilai agama pada kelas eksperimen mengalami

peningkatan pengembangan sikap yang signifikan. Selain itu juga ditemukan

bahwa melalui pembelajaran kimia yang terintegrasi nilai agama, siswa lebih

kreatif, berani mengemukakan pendapat dan peduli terhadap isu-isu

pencemaran lingkungan yang ada di masyarakat.

Selain itu, Intan Nuridian dalam Skripsinya yang berjudul Pengaruh

Integrasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Sikap

Siswa Dari penelitian ini diperoleh temuan integrasi nilai-nilai akhlak pada

membelajaran kimia berpengaruh positif meningkatkan tiga aspek yang

terlibat di dalam sikap seperti kognitif, afektif, dan konatif. Pada aspek

kogintif menyadari pentingnya belajar kimia peningkatan rata-rata sebanyak

7,51%. Pada aspek afektif menyenangi kegiatan pembelajaran kimia

peningkatan rata-rata sebanyak 11,34%. Pada aspek behavior/konatif

terdorong untuk mempelajari kimia lebih lanjut peningkatan rata-rata

sebanyak 12,92%, mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT peningkatan

rata-rata sebanyak 12,35%, terdorong untuk berbuat baik kepada diri sendiri

dan orang lain peningkatan rata-rata sebanyak 11,43%, terdorong untuk

menjaga dan melestarikan alam semesta/lingkungan hidup peningkatan

sebanyak rata-rata 4,75%.

C. Kerangka Pikir

Pada umumnya, pembelajaran yang diterapkan sebagian besar guru belum

dapat memberikan pengaruh dan manfaat langsung bagi siswa dalam

kehidupannya sehari-hari. Siswa hanya menerima informasi atau pengetahuan

yang diberikan oleh guru dan mengeluarkan pengetahuan tersebut pada saat ujian

untuk mendapatkan nilai yang tinggi (berorientasi pada aspek kognitif), tanpa

mengetahui manfaat dari pengetahuan tersebut. Sehingga pembelajaran berjalan

tanpa meninggalkan sesuatu yang berarti bagi diri siswa. Hal tersebut dapat

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

mengakibatkan pembelajaran yang dialami siswa tidak bermakna dan siswa

menjadi sosok yang kurang peka terhadap lingkungan.

Kondisi yang ada di sekolah saat ini umumnya nilai-nilai yang diterapkan

dalam materi pembelajaran adalah nilai praktis dan nilai intelektual. Nilai

pendidikan, nilai sosial-politik dan nilai religius belum diintegrasikan dalam

materi pembelajaran. Pada umumnya pengintegrasian nilai-nilai religi (agama)

dan nilai-nilai moral hanya dilakukan oleh guru agama atau pada saat pelajaran

agama saja, sementara jam pelajaran yang tersedia untuk pelajaran agama dalam

sekolah hanya dua jam tiap minggunya. Kondisi ini didukung dengan guru mata

pelajaran lain yang seolah tidak mempunyai beban tugas untuk mengintegrasikan

nilai agama dan nilai moral dalam pembelajaran dan mereka sibuk dengan materi

dan mata pelajarannya masing-masing. Hal ini mengindikasikan bahwa orientasi

pendidikan yang selama ini berlangsung hanya mengedepankan aspek kognitif

dan mengabaikan aspek afektif dan psikomotor.

Salah satu kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari ilmu kimia

adalah siswa menganggap kimia merupakan ilmu yang abstrak dan membosankan

karena dirasakan tidak terdapat manfaat langsung dari pelajaran tersebut.

Sehingga sangat besar peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran

kimia yang tidak membosankan siswa dan bersifat konkret yang dikaitkan dengan

kehidupan siswa. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya guru mengkaitkan

nilai-nilai kehidupan pada pelajaran kimia sehingga dapat memotivasi siswa

dalam meningkatkan prestasinya.

Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan proses

belajar yang bermakna pada diri siswa yaitu melalui pemilihan strategi

pembelajaran dan pendekatan. Pendekatan yang tepat adalah pendekatan

kontekstual, yang dapat mendorong siswa untuk mengaitkan materi yang sedang

dipelajari dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat memahami

materi bukan semata-mata dari guru, melainkan membuat hubungan pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannnya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari

pembelajaran tersebut tidak hanya pada aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek

afektif. Apabila apa yang dipelajari oleh siswa dinilai bermanfaat, siswa akan

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan

sehingga belajar merupakan hal yang menyenangkan dan menantang.

Pendekatan kontekstual yang mengintegrasikan nilai adalah pembelajaran

yang menawarkan guru untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks

kehidupan siswa sehari-hari. Pendekatan kontekstual ini akan mempermudah guru

dalam mengintegrasikan nilai-nilai karena guru akan menganalogikan berbagai

contoh dalam kehidupan siswa sehari-hari yang dikaitkan dengan materi yang

akan dipelajari siswa. Nilai-nilai yang diintegrasikan dalam pembelajaran yang

bertujuan untuk memadukan dzikir dan pikir pun dengan sendirinya akan tercapai.

Dalam hal ini, diharapkan pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek

kognitif dan afektif yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Serta berpengaruh

positif dalam rangka menanamkan nilai-nilai keimanan dan dapat membentuk

serta membina sikap siswa yang berakhlak mulia.

Berdasarkan kerangka pikir di atas, jika guru menerapkan pembelajaran

kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual maka hasil belajar siswa

akan meningkat yaitu pada aspek kognitif dan afektif serta membuat proses

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoretis dan kerangka pikir yang telah dikemukakan

diatas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang nyata pembelajaran kimia bernuansa

nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa

Ha : Terdapat pengaruh positif yang nyata pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Tanggal Penelitian

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Tempat penelitian dilakukan di SMAN 2 Depok, Jalan Gede Raya No. 177

Depok II Timur. Sesuai dengan masalah yang diambil yaitu materi mengenai

Sistem Kesetimbangan Kimia yang dipelajari di semester genap, maka penelitian

ini dilakukan pada tanggal 5 - 15 Januari 2009.

B. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 di SMAN 2

Depok. Berdasarkan survei yang telah dilakukan peneliti serta informasi yang

disampaikan guru bidang studi kimia SMAN 2 Depok, kelas XI IPA 2 merupakan

kelas yang homogen diantara dua kelas lainnya. Siswa yang menjadi subyek

penelitian adalah satu kelas yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 25 siswa

perempuan. Subjek penelitian ini di kelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 10

siswa kelompok atas, 20 siswa kelompok tengah dan 10 siswa kelompok bawah.

Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada nilai mata pelajaran kimia pada

semester I dan saran yang diberikan oleh guru kimia kelas XI IPA 2. Adapun rata-

rata nilai mata pelajaran kimia kelas XI IPA 2 yaitu 70,12.

C. Metode penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Pre-

Experimental Designs (non designs), yaitu metode penelitian yang desainnya

belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh (semu). Hal ini disebabkan

karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen

bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen, karena tidak adanya

variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.95

Dalam desain ini, kelompok tidak diambil secara acak juga tidak ada

kelompok pembanding tetapi diberi tes awal dan tes akhir serta perlakuan. Hal

tersebut dikarenakan keterbatasan peneliti dalam mendapatkan kelompok lain

sebagai pembanding yang homogen dengan kelompok pada penelitian. Desain

95Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.74.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design yang

digambarkan sebagai berikut:96

O1 X O2

Gambar 1. one group pretest-posttest design

Dimana O1 = Nilai Pretest (sebelum pembelajaran)

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Nilai Posttest (setelah pembelajaran)

Dalam desain ini observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum pembelajaran

yang disebut pretest dan sesudah pembelajaran yang disebut posttest. Perbedaan

antara skor pretest dengan skor posttest diasumsikan sebagai efek dari adanya

pembelajaran. Keuntungan menggunakan desain ini adalah pretest memberi

landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan

sesudah dikenai experimental treatment.97

D. Instrumen penelitian

1. Tes Tertulis

Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual dalam

materi kesetimbangan kimia. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasarkan KTSP

disesuaikan Standar kompetensi pelajaran kimia kelas XI IPA yaitu

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan

industri Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan

ranah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi konsep (C3) serta

analisis (C4). Instrumen tes yang diujikan kepada siswa yaitu sebanyak 20

butir soal pilihan ganda yang dapat dilihat pada lampiran. Kisi-kisi instrumen

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun rekapitulasi kisi-kisi

instrumen tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Kognitif

96Sugiyono, Metode ..., h.74-75 97 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.103.

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Aspek Kognitif Proporsi No. Indikator

C1 C2 C3 C4 ∑ %

1. Menjelaskan pengertian

kesetimbangan dinamis

2

3

4

3 15

2. Menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran

kesetimbangan.

5,43 13,23

14,22

11 7 35

3. Menjelaskan tetapan

kesetimbangan

26 1 5

4. Menghitung harga Kc dan Kp

berdasarkan konsentrasi zat dalam

kesetimbangan dan menghitung

harga Kc berdasarkan Kp atau

sebaliknya.

42

31,32 33,3437

6 30

5. Menafsirkan data percobaan

mengenai konsentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan

setimbang untuk menentukan

derajat disosiasi dan tetapan

kesetimbangan

41,44

2 10

6. Menjelaskan kondisi optimum

untuk memproduksi bahan-bahan

kimia di industri yang didasarkan

pada reaksi kesetimbangan

melalui diskusi.

38

1 5

Jumlah 4 6 9 1 20 100

2. Angket

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui aspek afektif pada

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual, dengan

menggunakan skala sikap Likert dimana terdiri dari 43 pernyataan terdiri dari

22 pernyataan positif dan 21 pernyataan negatif dengan menggunakan 4

pilihan yaitu: 1) Sangat tidak setuju; 2) tidak setuju; 3) setuju; 4) sangat setuju.

Dimana untuk melihat hasil belajar siswa pada aspek afektif diuraikan

kedalam kisi-kisi respon sisiwa pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

Peryataan No Indikator pertanyaan

Positif Negatif Jumlah

1. Menyadari pentingnya ilmu

kimia

1, 3, 6, 20

8, 4, 35, 36 8

2 Menyenangi kegiatan

pembelajaran bernuansa

nilai

2, 5, 7, 9,

37

10, 19, 24,

26, 34

10

3 Mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT

11, 41 31, 17 4

4 Menghindari pergaulan yang

buruk

12, 15, 25 13, 30, 16 6

5 Terdorong untuk peduli

terhadap sesama

14, 18, 21,

22, 23, 32,

33, 38, 39

27, 29, 40,

42, 43, 28

15

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dilakukan dalam

kelompok, yang sebelumnya telah dikelompokkan menjadi kelompok tinggi,

kelompok sedang, dan kelompok bawah.

Data dari hasil observasi digunakan untuk memperoleh gambaran

langsung tentang aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Penilaian

dilakukan dengan menggunakan checklist. Aspek-aspek yang diobservasi

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dikelompokkan ke dalam kategori baik (B), cukup (C), dan kurang (K).

Apabila aspek-aspek yang diobservasi terlihat semua dalam aktifitas

kelompok siswa, maka siswa tersebut mendapat kategori baik. Apabila yang

terlihat hanya sebagian maka mendapat kategori sedang, dan apabila tidak

terlihat sama sekali maka mendapat kategori kurang. Aktifitas siswa yang

diobservasi meliputi:

a. Memperhatikan mendengarkan penjelasan guru;

b. Berada dalam tugas kelompok;

c. Mengerjakan soal latihan (LKS);

d. Berdiskusi / bertanya antara siswa dengan guru;

e. Berdiskusi / bertanya antar siswa;

f. Memperhatikan penjelasan teman;

g. Menulis yang relevan dengan KBM.

4. Wawancara Siswa

Wawancara siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap pembelajaran kontekstual bernuansa nilai pada pokok bahasan

kesetimbangan kimia. Pedoman wawancara siswa ini meliputi, apakah

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual yang

dilaksanakan siswa menyenangkan atau sulit dilakukan, apakah pembelajaran

bernuansa nilai dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar,

serta mengetahui pengaruh nilai-nilai yang ditanamkan pada diri siswa melalui

pembelajaran bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual.

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, terdapat beberapa tahapan dalam

pengumpulan data agar semua data dapat diperoleh dengan baik dan lengkap.

Tahapan pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar

isi mata pelajaran Kimia SMA kelas XI serta menganalisis materi yang

mengandung nilai agama, nilai sosial, dan nilai praktis. Pada penelitian

ini pokok bahasan yang dipilih adalah kesetimbangan kimia

b. Membuat silabus, rencana pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

c. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data yaitu

berupa tes tertulis dan angket.

d. Menguji validasi dan realibititas instrumen penelitian oleh para ahli

dengan cara judgement lalu diuji coba.

e. Memperbanyak instrumen untuk digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 4 pertemuan. Adapun kegiatan

pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama dilakukan pelaksanaan tes awal untuk

mengetahui penguasaan konsep kesetimbangan kimia. Guru

menerangkan materi kesetimbangan kimia bernuansa nilai dengan

menampilkan tayangan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan

dengan konsep kesetimbangan kimia.

b. Pada pertemuan kedua dilakukan kegiatan praktikum mengenai

pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap arah pergeseran

kesetimbangan. Dalam kegiatan praktikum siswa mengisi LKS yang

telah disediakan oleh peneliti. LKS ini berisi tentang prosedur/langkah

kerja dan hasil pengamatan selama kegiatan praktikum dengan

menggunakan alat dan bahan sederhana. Dalam LKS ini juga

dilengkapi pertanyaan yang terkait dengan nilai-nilai sosial, praktis dan

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

agama. Pada kegiatan praktikum ini, siswa berdiskusi dalam

kelompoknya tentang hasil percobaan faktor- faktor yang

mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan kimia serta

mempersentasikan hasil diskusi kepada kelompok lain.

c. Pada pertemuan ketiga guru menerangkan konsep Kc dan Kp serta

derajat disosiasi serta aplikasi kesetimbangan kimia dalam proses

industri.

d. Pada pertemuan keempat siswa dan guru membuat kesimpulan

bersama tentang nilai-nilai yang terdapat dalam materi kesetimbangan

kimia. Pada pertemuan ini, peneliti melakukan Postes dan

menyebarkan angket untuk mengungkap aspek afektif.

3. Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data adalah pengolahan data hasil belajar dan

angket.

F. Pengolahan data

1. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong

mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai

maupun siswa yang kurang maka soal itu tidak baik, karena tidak mempunyai

daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh

siswa-siswa yang pandai saja.98

Rumus yang digunakan adalah:99

BA

B

B

A

A PPJ

B

J

BD −=−=

keterangan:

D = Daya beda

98Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. VII, h. 211. 99Arikunto, Dasar-dasar …,h. 213.

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyak peserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Dari hasil penelitian diperoleh indeks daya pembeda yang tertinggi

sebesar 45%, sedangkan yang terendah sebesar 0%.

2. Tingkat kesukaran

Kesulitan soal harus seimbang, keseimbangan yang dimaksudkan

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara

proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau

kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai

pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat

kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk

mudah, sedang dan rendah.

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memcahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi

karena di luar jangkauannya.100

Rumus yang digunakan adalah:101

dimana,JS

BP =

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Dari hasil penelitian diperoleh butir soal yang termasuk dalam kategori

mudah sebanyak 15, dan kategori sedang sebanyak 14 dan kategori sangat

mudah sebanyak 17.

100Arikunto, Dasar-dasar..., h. 207. 101 Arikunto, Dasar-dasar..., h. 208.

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

3. Validitas

Validitas berasal dari kata Validity dapat diartikan tepat atau shahih

yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya.102 Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian

terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang

seharusnya dinilai.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 22 butir soal yang

tidak valid dari 45 butir soal yang diujikan.

4. Reliabilitas

Susan Stainback menyatakan bahwa reliability is often defined as the

consistency and stability of data or findings. Reliabilitas berkenaan dengan

derajat konsistensi atau stabilitas data atau temuan. Yaitu suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap.103

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Dari hasil penelitian

diperoleh bahwa reliabilitas tes sebesar 0,94.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

yaitu uji Liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:104

1) Urutkan data sampel dari yang kecil ke besar

2) Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus:105

S

XXiZ

−=

102Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi..., h. 105. 103Sugiyono, Metode…, h.267-268. 104Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, edisi ke-6, 1996), h. 466.

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

X1 = data

X = rata-rata data tunggal

S = Simpangan Baku 3) Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar

peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z

≤ Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ± Z

4) Hitung proporsi Z1, Z2,…., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka

S (Zi) = n

ZyangZZBanyaknyaZ tn ≤,...,, 21

5) Hitung selisih absolut F(Z) – S(Z), pada masing-masing data

6) Ambil harga Lhitung yang paling besar kemudian dibandingkan dengan

nilai Ltabel dari tabel Liliefors.

Kriteria pengujian : Lhitung < Ltabel ; data berdistribusi normal.

Lhitung > Ltabel ; data berdistribusi tidak normal.

7) Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka dilakukan uji

homogenitas melalui Uji Fisher.

8) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan

adalah uji Lilliefors.

Lo = F (Zi) – S (Zi)

Keterangan :

Lo = Harga mutlak terbesar

F (Zi) = Peluang angka baku

S (Zi) = Proporsi angka baku

9) Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka dilakukan uji

homogenitas melalui uji Fisher.

b. Uji Homogenitas

105Sudjana, Metode…, h. 466

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang

bertujuan untuk mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji

homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi,

yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan

dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi 0.05, dengan

rumus sebagai berikut:106

F = Varian Terbesar

Varian Terkecil

Dengan kriteria : Fhitung ≤ Ftabel, maka data homogen.

Fhitung ≥ Ftabel, maka data tidak homogen.

c. Uji Hipotesis Statistik “t”

Untuk melihat perbedaan hasil tes siswa pada sebelum perlakuan

dan sesudah perlakuan, diadakan uji “t” . Setelah uji prasyarat dilakukan

dan data dinyatakan berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis

dari penelitian ini digunakan rumus uji-t sebagai berikut:107

t =

)1(

)( 2

2

−∑

nn

n

dd

Md

Keterangan:

Md = rata-rata dari gain antara tes akhir dan awal

d = gain (selisih) skor tes akhir terhadap tes awal setiap siswa

n = jumlah siswa.

Kemudian hasil t-hitung di atas dibandingkan dengan t-tabel pada

taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1 – 1) +

(n2 – 1).

Adapun kriteria pengujian untuk uji-t ini adalah sebagai berikut:

jika – ttabel < thitung < ttabel maka tidak berbeda secara signifikan.

jika thitung > ttabel atau thitung < - ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikan.

106Sudjana, Metode…,h.467. 107Subana dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 130.

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

2. Analisa Data Kualitatif

a. Uji Normal Gain

Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias

penelitian dan untuk mengukur signifikansinya digunakan uji normal gain.

Selain itu N-Gain bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar yang

memperhitungkan ketuntasan hasil belajar.

Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:108

skor posstest – skor pretest N – gain = skor ideal – skor pretest Dengan katagori perolehan:109

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70 g-sedang : nilai 0,70 (<g>) 0,30 g-rendah : nilai (<g>) <0,30

b. Angket Hasil Belajar Afektif

Mencari persentase digunakan untuk mengetahui persentase hasil

belajar afektif siswa yang diwakilkan pada setiap item soal. Hasil

penjumlahan skor yang dijawab dari setiap item dibandingkan dengan

jumlah skor ideal untuk kemudian dicari persentasenya berdasarkan

rumus:110

R Persentase (%) = X 100% SM

Dimana :

108 David E. Meltzer, “Addendum to: The Realition Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. Dari http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf, diakses November 2008. 109 Ahmad Samsudin dkk., “Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia (MMI) Optika Geometri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Siswa” dari http://www.pend.sains.blogspot.com/2008/09.Mei 2009. 110Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 102.

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

R = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

c. Hasil Observasi

Data hasil observasi digunakan untuk memperoleh gambaran

langsung tentang proses pembelajaran di kelas. Aspek-aspek yang

diobservasi dikelompokkan ke dalam kategori Baik (B), Cukup (C), dan

Kurang (K).

d. Hasil Wawancara

Adapun data hasil wawancara yang diperoleh, diolah menjadi

bahasa Indonesia baku, kemudian dianalisis dan digunakan untuk

memperkuat pernyataan pada angket siswa (hasil belajar afektif siswa).

Dari data hasil wawancara diperoleh respon siswa terhadap pembelajaran

yang diterapkan yaitu pembelajaran kima bernuansa nilai terhadap hasil

belajar siswa

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

A. Hasil Belajar Siswa

1. Data Hasil Belajar Kognitif

a. Data Hasil Pretes

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes

kognitif dari 40 siswa yang dijadikan subjek penelitian diperoleh nilai

terendah 10 dan nilai tertinggi 55, nilai rata-rata sebesar 26,5, modus

sebesar 21,66, median sebesar 23,10, dan simpangan baku sebesar 71,21.

Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar kognitif siswa sebelum

pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Siswa (Pretes)

No. Kelas Interval Nilai Tengah

(Xi) Batas Nyata f

f

(%)

1 10 – 17 13,5 9,5 – 17,5 6 15

2 18 – 25 21,5 17,5 – 25,5 20 50

3 26 – 33 29,5 25,5 – 33,5 5 12,5

4 34 – 41 37,5 33,5 – 41,5 8 20

5 32 – 49 40,5 31,5 – 49,5 0 0

6 40 – 57 48,5 39,5 – 57,5 1 2,5

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa skor pada interval 18 – 25

merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa, yaitu sebanyak 50%.

Skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 26,5. Siswa yang mendapat

skor di atas rata-rata sebanyak 35%, yaitu siswa pada kelas interval nomor

3,4, 5 dan 6. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 65%,

yaitu siswa pada kelas interval nomor 1 dan 2.

b. Data Hasil Postes

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes

kognitif setelah pembelajaran, dari 40 siswa yang dijadikan sampel

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

diperoleh nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 90, nilai rata-rata sebesar

71,7, modus sebesar 73,5, median sebesar 76,5 dan simpangan baku

sebesar 151,8. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar kognitif

siswa setelah pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Siswa (Postes)

No. Kelas Interval

Nilai Tengah

(Xi) Batas Nyata f

f (%)

1 45 – 52 48,5 44,5 – 52,5 3 7,5

2 53 – 60 56,5 52,5 – 60,5 4 10

3 61 – 68 64,5 60,5 – 68,5 8 20

4 69 – 76 72,5 68,5 – 76,5 12 30

5 77 – 84 80,5 76,5 – 84,5 5 12,5

6 85 – 92 88,5 84,5 – 92,5 8 20

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa skor pada interval 68,5 –

76,5 merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa, yaitu sebanyak

30 %. Skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 71,7. Siswa yang

mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 62,5 %, yaitu pada kelas interval

4,5, dan 6. siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 37,5 %,

yaitu pada kelas interval 1, 2 dan 3.

2. Data Hasil Belajar Afektif

Berdasarkan angket siswa untuk mengungkap aspek afektif maka

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Persentase pada Aspek Afektif Siswa

No. Indikator %

1. Menyadari pentingnya belajar kimia 64,30

2. Menyenangi kegiatan pembelajaran

bernuansa nilai

62,80

3. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT 63,25

4. Menghindari pergaulan yang buruk 64,16

5. Terdorong untuk peduli terhadap sesama 62,80

Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa indikator yang

berkaitan dengan nilai-nilai yang ditanamkan pada konsep kesetimbangan

Kimia antara lain : menyadari pentingnya belajar kimia menghasilkan rata-

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

rata 64,3%, menyenangi kegiatan pembelajaran bernuansa nilai

menghasilkan rata-rata 62,8%, mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT

menghasilkan rata-rata 63,25%, menghindari pergaulan yang buruk

64,16%, dan terdorong untuk peduli terhadap sesama menghasilkan rata-

rata 62,8%.

B. Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Pada data nilai sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan Lilliefors. Berikut adalah tabel hasil

perhitungan uji normalitas:

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

N α Lhitung Ltabel Kesimpulan

40 0,05 0,08 0,14 Ho diterima

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,08, sedangkan Lt = 0,14 dengan

taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 40. Karena Lhitung<Ltabel maka Ho

diterima, yaitu populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas

dengan menggunakan Lilliefors dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.

Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji homogenitas :

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas

α Data Nilai Jumlah Fhitung Ftabel Kesimpulan

0,05 Pretes

Postes

NPretes = 40

NPostes = 40 0,65 1,75 Ho diterima

Dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung = 0,65 sedangkan nilai

Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan derajat kebebasan pembilang

40 dan derajat kebebasan penyebut 40 adalah 1,75. Karena nilai Fhitung

lebih kecil dari nilai Ftabel, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua data bersifat homogen. Perhitungan homogenitas dengan

menggunakan uji Fisher dapat dilihat pada lampiran.

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

c. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis data berupa uji

normalitas dan homogenitas, diperoleh kesimpulan bahwa kedua

kelompok tersebut berdistribusi normal dan homogen. Sehingga pengujian

dapat diteruskan pada analisis data berikutnya, yakni uji “t”.

Hasil analisis data yang menggunakan statistik uji “t” diperoleh

nilai thitung = 20,5 sementara pada taraf signifikansi 1- ½ α = 0,975 pada

derajat kebebasan (dk) = 60 dan 120, didapat ttabel = 1,98. karena thitung >

ttabel 20,5 >1,98) maka Ho ditolak, yang berarti terdapat peningkatan hasil

belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia melalui pembelajaran

kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

konsep Kesetimbangan Kimia.

d. Data Nilai N-Gain

Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dengan membandingkan

hasil tes awal dengan tes akhir dan uji menggunakan nilai N-Gain yang

mempertimbangkan ketuntasan hasil belajar.

Tabel 9. Hasil Nilai N-Gain Kelompok Atas

No. Pretes Postes N-Gain Kategori

1 30 80 0,71 tinggi

5 15 80 0,76 tinggi

7 30 85 0,78 tinggi

8 30 85 0,78 tinggi

10 35 90 0,85 tinggi

18 20 55 0,43 sedang

19 40 90 0,83 tinggi

25 25 65 0,53 sedang

31 10 65 0,61 sedang

37 20 80 0,75 tinggi

Rata-rata 0,71

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata N-Gain pada kelompok atas

adalah 0,71 dengan kategori tinggi. Dari 10 siswa yang dikelompokan ke

dalam kelompok atas didapatkan 9 orang siswa telah mencapai ketuntasan

yaitu 65. Namun terdapat 1 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

yaitu dengan nilai 55. Terdapat 7 orang siswa yang mendapat nilai di atas

nilai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

Tabel 10. Hasil Nilai N-Gain Kelompok Tengah

No. Pretes Postes N-Gain Kategori

14 10 70 0,67 sedang

36 15 65 0,58 sedang

40 20 75 0,69 sedang

30 20 70 0,62 sedang

20 20 60 0,50 sedang

6 25 60 0,47 sedang

13 25 85 0,80 tinggi

3 25 90 0,87 tinggi

4 25 80 0,73 tinggi

17 25 90 0,87 tinggi

26 25 75 0,67 sedang

28 25 75 0,67 sedang

25 25 65 0,53 sedang

39 15 70 0,70 sedang

27 30 50 0,28 rendah

33 30 75 0,64 sedang

35 35 75 0,61 sedang

32 40 80 0,67 sedang

23 40 70 0,50 sedang

15 55 65 0,22 rendah

Rata-rata 0,62

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata N-Gain pada kelompok tengah

adalah 0,62 dengan kategori sedang. Dari 20 siswa yang dikelompokan ke

dalam kelompok atas didapatkan 17 orang siswa telah mencapai

ketuntasan yaitu 65. Namun terdapat 3 orang siswa yang belum mencapai

ketuntasan. Terdapat 14 orang siswa yang mendapat nilai di atas nilai

Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

Tabel 11. Hasil Nilai N-Gain Kelompok Bawah

No. Pretes Postes N-Gain Kategori

2 25 60 0,47 sedang

11 25 45 0,27 rendah

12 25 65 0,53 sedang

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

16 40 65 0,42 sedang

21 25 70 0,73 tinggi

24 35 55 0,15 rendah

29 25 65 0,53 sedang

34 35 70 0,54 sedang

9 15 65 0,59 sedang

38 25 75 0,67 sedang

Rata-rata 0,49

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata N-Gain pada kelompok tengah

adalah 0,49 dengan kategori sedang. Dari 10 siswa yang dikelompokan ke

dalam kelompok atas didapatkan 7 orang siswa telah mencapai ketuntasan

yaitu 65. Namun terdapat 3 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan.

Terdapat 4 orang siswa yang mendapat nilai di atas nilai Standar

Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

2. Analisis Data Kualitatif

a. Hasil Observasi Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran

Observasi dilaksanakan dengan membagi subjek penelitian

menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang dan bawah. Siswa

yang berjumlah 40 orang dibagi menjadi tiga kelompok, yaiu 10 orang

berada pada kategori tinggi, 20 orang pada kategori sedang, dan 10 orang

pada kategori bawah. Pembagian siswa menjadi tiga kelompok

berdasarkan nilai ulangan siswa pada konsep yang dipelajari sebelumnya.

Penilaian observasi dikelompokkan dalam kategori baik (B), cukup (C),

dan kurang (K). Data hasil observasi dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Hasil Observasi Siswa pada Pelaksanaan

Pembelajaran

Hasil Observasi

No. Aspek yang diobservasi Kel.

Atas

Kel.

Sedang

Kel.

Bawah

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

1. Pertemuan 1

a. Kesungguhan dalam mengerjakan pre

tes

cukup cukup kurang

b. Perhatian siswa pada media baik baik cukup

c. Partisipasi dan keaktifan siswa baik cukup kurang

d. Sikap kritis siswa cukup kurang kurang

e. Kemampuan menyimpulkan baik cukup kurang

f. Respon siswa terhadap tugas baik baik kurang

2. Pertemuan 2

a. Penguasaan terhadap materi praktikum kurang kurang kurang

b. Persiapan untuk praktikum cukup cukup cukup

c. Keterampilan mengamati percobaan kurang kurang kurang

d. Keterampilan menyampaikan pendapat baik cukup kurang

e. Kemampuan menjawab pertanyaan baik cukup cukup

f. Kemampuan menyimpulkan baik baik cukup

3. Pertemuan 3

a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran baik baik baik

b. Perhatian siswa tehadap penjelasan

guru

baik baik baik

c. Partisipasi siswa dlm bertanya baik cukup kurang

d. Sikap kritis siswa baik cukup kurang

e. Kemampuan menyimpulkan baik baik baik

4. Pertemuan 4

a. Kesungguhan mengerjakan post tes baik baik baik

Berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar observasi,

menunjukkan komponen-komponen pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran kimia bernuansa nilai pada pokok bahasan Kesetimbangan

Kimia adalah sebagai berikut :

1) Kontruktivisme

Data hasil pengamatan mengenai penerapan komponen kontruktivis di

kelas menunjukkan bahwa siswa masih kurang mengkonstruksi

pengetahuan mereka sendiri sehingga guru harus mengarahkan siswa

dengan berbagai pertanyaan

2) Bertanya

Selama penelitian berlangsung dapat diamati bahwa bertanya tidak

hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga terjadi antara siswa

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dengan siswa pada pelaksanaan praktikum dan diskusi. Pertanyaan

yang diajukan guru bukan hanya untuk mengajak siswa terlibat dalam

proses pembelajaran tetapi juga digunakan siswa dalam menemukan

konsep materi pelajaran.

3) Menemukan

Kualitas penerapan komponen menemukan cendrung baik. Artinya

sebagian siswa mampu menemukan konsep materi pelajaran dengan

bantuan media film.

4) Masyarakat belajar

Data hasil pengamatan komponen masyarakat belajar menunjukkan

bahwa kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk

memecahkan masalah cukup bagus. Secara bergantian siswa

melaksanakan tugas masing-masing seperti mengambil alat dan

bahann, mengamati perubahan yang terjadi, mencatat hasil pengamatan

serta memcahakan persoalan dalam LKS. Siswa yang terpilih

mengkomunikasikan hasil kerja kelompok berusaha semaksimal

mungkin untuk mempersentasikan dengan sebaik-baiknya.

5) Pemodelan

Kualitas penerapan pemodelan, cendrung baik. Artinya guru bukan

satu-satunya model dalam pembelajaran tetapi dengan bantuan media

film serta siswa dapat dijadikan model dalam mendemonstrasikan

keterampilan.

6) Refleksi

Hasil observasi terhadap komponen refleksi sebagian besar siswa

belum dapat menarik kesimpulan dan menelaah terhadap materi yang

telah dipelajari. Agar pemahaman siswa seragam maka diakhir

pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk memantapkan

pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari.

7) Penilaian Autentik

Kualitas komponen penilaian sebenarnya cukup baik. Guru sudah

melaksanakan penilaian sebenarnya untuk melihat kemajuan belajar

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

siswa. Senada dengan hal itu, Elaine B Jhonson berpendapat bahwa

penilaian autentik mengajak para siswa untuk menggunakan

pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan

bermakna.111

b. Data Hasil Wawancara

Temuan yang diperoleh berupa data hasil wawancara disajikan

dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 13. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Kimia Bernuansa

Nilai dengan Pendekatan Kontekstual

No. Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

1. Hal apa yang paling kamu senangi dari kimia?pokok bahasan apa?

Kegiatan praktikum dan kimia dapat membantu orang lain, kesetimbangan kimia dan struktur atom.

2. Cara pembelajaran seperti apa yang diinginkan agar belajar

kimia mudah dan menyenangkan?!

Tergantung pada guru membawakan materi. Metode guru dalam mengajar

sangat menentukan apakah pembelajaran kimia menarik apa tidak.

Belajar secara berkelompok

3. Bagaimana menurutmu

mengenai pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari dan nilai – nilai pada konsep

kesetimbangan kimia?

Awalnya tidak pernah terlintas bahwa

kimia dekat dengan kehidupan sehari-hari tetapi setelah belajar konsep

kesetimbangan kimia, kimia itu ada disekitar kita.

Sedangkan nilai, ketika pertama kali dikaitkan dengan konsep kesetimbangan kimia agak aneh, tetapi ketika pertemuan ke2 sudah mulai paham.

4. Apakah gurumu pernah mengaitkan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari atau nilai-nilai ?

Belum pernah, karena lebih sering membahas perhitungan dan kurang bervariasi karena hanya bersumber pada satu buku.

5. Apakah dengan adanya pengintegrasian nilai-nilai dengan pendekatan kontekstual kamu lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar ?

Ya, minimal ada motivasi untuk belajar. Karena terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih memahami konsep kesetimbangan kimia yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

6. Apakah nilai-nilai yang ditanamkan berpengaruh terhadap diri kamu ?

Pengaruhnya Tidak dapat dirasakan secara langsung, tetapi butuh proses perlu 3-4 kali pertemuan. Nilai itu

111B.Johnson, Contextual Teaching and Learning ...

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

baru hanya dapat diterima dan direnungi maknanya sedangkan aplikasinya membutuhkan waktu.

7. Apakah kamu menemui kesulitan selama proses

pembelajaran berlangsung? Jika ya, kesulitan apa yang kamu

hadapi?

Ya, Materi kimia berupa teori yang diajarkan dalam satu waktu. Selain itu

perhitungan Kc dan Kp yang melibatkan perhitungan kimia harus

terus diperhatikan karena antara rumus yang satu dengan yang lain saling

berhubungan.

8. Menurutmu, apakah pembelajaran seperti ini efektif untuk dilakukan? Berikan alasanmu!

Sangat efektif, karena materinya menjadi tidak terlalu sulit apalagi ada praktikum. Ditambah lagi dengan tayangan film yang menjadikan kimia lebih konkret.

9. Bagaimana kesan dan pesan kamu setelah mempelajari konsep kesetimbangan kimia yang bernuansa nilai ?

Kimia itu sangat menarik, metode pengajaran kimia lebih diperbaharui.

c. Data Hasil Belajar Kognitif Setiap Indikator

Tabel 14. Persentase Siswa yang Menjawab Benar Setiap Indikator

Kel. Atas Kel. Tengah Kel. Bawah No. Indikator

Pre

(%) Post

(%)

Pre

(%)

Post

(%)

Pre

(%)

Post

(%)

1. Menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis

33,0 56,0 33,0 61,0 36,7 56,0

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

35,5 78,5 32,8 74,3 24,4 51,4

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kesetimbangan.

3. Menjelaskan tetapan kesetimbangan

40,0 100,0 25,0 95,0 30,0 80,0

4. Menghitung harga Kc dan Kp

berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan dan tekanan parsial

gas pereaksi dan hasil pereaksi pada keadaan setimbang dan menghitung Kc berdasarkan Kp.

11,6 76,7 15,0 70,8 21,6 68,3

5 Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan

10,0 90,0 45,0 80,0 30,0 70,0

6. Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan melalui diskusi.

20,0 100,0 15,0 75,0 40,0 100,0

Berdasarkan tabel 14. pada kelompok atas terjadi peningkatan yang

signifikan yaitu yaitu pada indikator 3 dan 6 dimana terjadi peningkatan

hingga 100%, pada kelompok tengah peningkatan yang signifikan hingga 95%

terjadi pada indikator 3. Sedangkan pada kelompok bawah peningkatan yang

signifikan hingga 100% terjadi pada indikator 6. Setelah perlakuan yang

diberikan kepada masing-masing kelompok. Kelompok atas, tengah, dan

bawah mengalami peningkatan signifikan yaitu 6 indikator, semua indikator

tercapai diatas 50%. Berdasarkan persentase siswa yang menjawab benar tiap

indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing kelompok

mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 6 indikator sudah tercapai.

C. Interpretasi Data dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan data penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kimia

bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada diagram distribusi frekuensi hasil

belajar siswa sebelum perlakuan adalah sebagai berikut :

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

9,5 -

17,5

17,5 -

25,5

25,5 -

33,5

33,5 -

41,5

41,5 -

49,5

49,5 -

57,5

Batas Nyata

Gambar. 2. Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sebelum

Perlakuan

Berdasarkan diagram batang diatas menunjukkan bahwa persentase

siswa terbanyak pada rentang 17,5 – 25,5 sebanyak 20 siswa, selanjutnya

rentang nilai 33,5 – 41,5 sebanyak 8 siswa, rentang 9,5 – 17,5 sebanyak 6

siswa dan rentang nilai 49,5- 57,5 sebanyak 1 siswa. Dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar sebelum perlakuan dari 40 siswa belum mencapai SKBM

yaitu rentang nilai diatas 65.

Adapun Hasil belajar siswa setelah perlakuan dapat dilihat pada

diagram dibawah ini :

Fre

ku

ensi

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

3

4

8

12

5

8

0

2

4

6

8

10

12

44,5 -

52,5

52,5 -

60,5

60,5 -

68,5

68,5 -

76,5

76,5 -

84,5

84,5 -

92,5

Batas Nyata

Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Sesudah

Perlakuan

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa persentase siswa

terbanyak pada rentang 68,5 – 76,5 sebanyak 12 siswa, selanjutnya rentang

nilai 60,5 – 68,5 sebanyak 8 siswa, rentang 84,5 – 92,5 sebanyak 8 siswa,

rentang nilai 76,5 – 84,5 sebanyak 5 siswa, 52,5 – 60,5 sebanyak 4 siswa dan

rentang 44,5 – 52,5 sebanyak 3 siswa. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

setelah perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 85 % dari

jumlah siswa telah mencapai SKBM. Selain itu berdasarkan rata-rata hasil

belajar siswa pada konsep kesetimbangan kimia terdapat pengingkatan yaitu

rata-rata sebelum perlakuan 26,5 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa

setelah perlakuan 71,7. Maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada

konsep kesetimbangan kimia yaitu peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif.

Dari pengujian homogenitas Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka datanya

homogen. Sementara itu, dari pengujian normalitas didapat Lhitung sebesar

0,08, sedangkan Ltabel sebesar 0,14, karena Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka

distribusi datanya normal. Selanjutnya pada uji t diperoleh thitung sebesar 20,5

dan ttabel sebesar 1,98, karena thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak. Ini

membuktikan bahwa terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa pada

materi Kesetimbangan Kimia.

Fre

ku

ensi

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Dari hasil pretes dan postes didapatkan kemajuan hasil belajar yang

signifikan yaitu pada pretes didapatkan nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 55,

sedangkan pada postes nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 90. Pada Standar

Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran

kimia adalah 65. Rentangan nilai adalah 10 nilai terendah dan 100 untuk nilai

tertinggi yang diharapkan. Dari hasil postes diketahui bahwa nilai tertinggi

yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 50. Diantara 40 orang

siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas (memenuhi batas SKBM) adalah 33

siswa (82,5%), sedangkan 7 siswa (17,5%) belum mencapai batas SKBM.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran

kimia bernunsa nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar

siswa. Pengaruh tersebut disebabkan melalui pembelajaran kimia bernuansa

nilai dengan pendekatan kontekstual, guru mendorong siswa untuk memahami

materi kesetimbangan kimia dengan mengkaitkan materi tersebut dengan

kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa terlibat langsung dalam kegiatan

praktikum dan diskusi. Dalam kegiatan praktikum dan diskusi siswa berusaha

memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramlawati dan

Nurmadinah dalam jurnalnya “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan

Setting Kooperatif untuk meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI

IPA 3 SMA Negeri Takalar”, dapat disimpulkan bahwa hasil tes prestasi

belajar pada siklus 1 skor rata-rata prestasi belajar kimia siswa sebesar 68,85%

dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa dan pada siklus 2

skor rata-rata sebsar 75,51% dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 37

orang. Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar kimia semakin meningkat, perhatian siswa terhadap

proses belajar mengajar kimia semakin meningkat yaitu ditandai dengan

perubahan sikap siswa terlihat semakin berkurangnya aktivitas lain pada

proses pembelajaran serta keberanian dan motivasi siswa semakin meningkat

yaitu ditandai dengan banyak siswa yang angkat tangan untuk mengerjakan

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

soal di depan kelas.112

Hal tersebut senada dengan penelitian Damriani (2006)

bahwa berdasarkan hasil penlitian dan observasi, diperoleh bahwa

pembelajaran dengan menggunakan contextual teaching dan learning dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Rata-rata pada aktivitas siswa

yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 sebesar 83,67%, pada

siklus 2 sebesar 90,14% dan pada siklus 3 sebesar 94,2%. Sedangkan rata-rata

hasil belajar siswa untuk setiap aspek yang dinilai pada siklus 1 sebsar 74,2,

pada siklus 2 sebesar 83,67 dan 87,4 pada siklus 3.113

Dari angket siswa untuk mengetahui hasil belajar afektif, diperoleh

respon positif pada tahap penerimaan, respon dan penilaian. Adapun beberapa

indikator yang berkaitan dengan nilai-nilai yang ditanamkan pada konsep

Kesetimbangan Kimia antara lain : menyadari pentingnya belajar kimia

menghasilkan rata-rata 64,3%, menyenangi kegiatan pembelajaran bernuansa

nilai menghasilkan rata-rata 62,8%, mensyukuri nikmat dan karunia Allah

SWT menghasilkan rata-rata 63,25%, menghindari pergaulan yang buruk

64,16%, dan terdorong untuk peduli terhadap sesama menghasilkan rata-rata

62,8%. Berdasarkan persentase setiap indikator pada ranah afektif,

disimpulkan bahwa pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual berpengaruh positif.

Adapun nilai-nilai yang ditemukan dalam pembelajaran kimia

bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual pada konsep kesetimbangan

kimia adalah nilai sosial, nilai agama, dan nilai praktis. Nilai agama meliputi

sikap saling tolong-menolong antara sesama, mensyukuri nikmat yang telah

Allas SWT telah berikan kepada manusia yaitu berupa keseimbangan alam

beserta isinya serta kepedulian sosial. Nilai sosial yang terdapat dalam

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual yaitu

manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

lain maka sudah seyogyanya manusia harus berinteraksi dengan masyarakat

dalam kehidupannya, selain itu juga manusia harus pandai dalam berinteraksi

112Ramlawati dan Nurmadinah, ”Penerapan... 113Damriani, “Meningkatkan …h.22.

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

karena sikap manusia juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Sedangkan nilai praktis yang terdapat dalam pembelajaran kimia bernuansa

nilai dengan pendekatan kontekstual yaitu aplikasi dari konsep kesetimbangan

kimia dalam kehidupan yaitu pada bidang industri antara lain pada proses

pembuatan amonia (Proses Haber Bosch) dan asam sulfat (Proses Kontak).

Dalam proses tersebut menggunakan prinsip kesetimbangan kimia yaitu

pergeseran kesetimbangan kimia yang dipengaruhi oleh empat faktor. Hasil

dari proses tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Peneliti juga melakukan wawancara sehingga data tersebut dapat

dijadikan sebagai data penunjang hasil penelitian. Menurut siswa,

pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan nilai dan kehidupan menarik,

dapat memotivasi untuk belajar kimia dan mengubah pandangan mereka

tentang pelajaran kimia yang penuh dengan perhitungan menjadi pelajaran

kimia yang menyenangkan karena dapat dikaitkan dengan kehidupan mereka.

Sebagian besar siswa tertarik dengan pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual karena untuk pertama kalinya siswa

mempelajari materi kimia yang dikaitkan dengan nilai dan peristiwa sehari-

hari. Penanaman nilai melalui tayangan film, memberikan pengaruh yang

positif pada diri siswa yaitu siswa merasa termotivasi untuk meningkatkan

hasil belajar. Selain itu, pembelajaran kimia bernuansa nilai menjadikan

pembelajaran tidak monoton karena siswa dilibatkan dalam kegiatan diskusi

dan praktikum.

Namun sehubungan dengan nilai-nilai yang ditanamkan pada

pembelajaran kimia bernuansa nilai, menurut sebagian besar siswa belum

sepenuhnya dapat dilakukan karena membutuhkan proses yang panjang bukan

dalam 3 atau 4 pertemuan. Siswa hanya dapat menerima nilai tersebut saja

sedangkan aplikasi dari nilai tersebut dalam proses kehidupannya. Menurut

Tyler dalam Mimin, nilai adalah suatu objek, aktivitas, ide yang dinyatakan

individu dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasan. Nilai berakar lebih

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dalam dan lebih stabil dibandingkan dengan sikap individu.114

Senada dengan

pendapat Tyler, Brian Hill dalam The Australian National Framework for

Values Education menjelaskan bahwa nilai adalah “ the ideals that give

significance to our lives, that are reflected through the priorities that we

choose, and that we act on consistently and repeatedly“. Nilai sebagai sesuatu

yang dapat memberikan hal yang signifikan terhadap kehidupan kita, yang

tercermin pada prioritas hidup yang kita pilih sehingga kita dapat

melakukannya secara konsisten dan berulang kali.115

Untuk pertama kalinya siswa mempelajari ilmu Kimia yang dikaitkan

dengan nilai. Menurut siswa nilai tersebut belum dapat diterapkan dalam

kehidupan siswa, nilai tersebut hanya dapat diterima dan direspon sedangkan

aplikasinya butuh proses panjang. Nilai tersebut tidak dapat langsung

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tetapi semua nilai tersebut akan

tertanam sejalan proses kehidupan. Selama penelitian berlangsung, menurut

pengamatan peneliti diungkapkan bahwa dengan penerapan pembelajaran

kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual minat belajar siswa

tumbuh dengan baik, mau bekerja sama dengan temannya saat kegiatan

praktikum, sikap ingin tahu dan mengerjakan tugas dengan senang hati. Hal

ini senada dengan pendapat Suryani, bahwa penggunaan pendekatan

kontekstual memiliki potensi tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan

dan keterampilan proses saja, tetapi juga untuk mengembangkan sikap, nilai,

serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah yang terkait dalam

kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi sesama teman melalui

pembelajaran kooperatif sehingga mengembangkan keterampilan sosial.116

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Sodiq

Mahfuz Pembelajaran Kimia Pada Sub Bahan Kajian Pencemaran Lingkungan

Yang Terintegrasi dengan Nilai-nilai Agama (studi eksperimen kelas II

caturwulan 3 di Madrasah Aliyah Negeri Magelang) Hasil dari penelitian

114Haryati, Model..., h. 39.

115 Webster, “Does the Australian …, h.3. 116Suryani, “Pengaruh Penerapan ...

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

tersebut adalah menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa

(konsep, sikap) pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelas kontrol, dan pengembangan sikap antara sebelum dengan sesudah

pembelajaran kimia pada sub pokok bahasan pencemaran lingkungan yang

terintegrasikan nilai agama pada kelas eksperimen mengalami peningkatan

pengembangan sikap yang signifikan. Selain itu juga ditemukan bahwa

melalui pembelajaran kimia yang terintegrasi nilai agama, siswa lebih kreatif,

berani mengemukakan pendapat dan peduli terhadap isu-isu pencemaran

lingkungan yang ada di masyarakat.

Penelitian yang dilakukan senada dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rini Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi

Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis

gambar (Picture and Picture) Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah

Kota Padang Panjang”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsep

kontekstual dengan model pembelajaran berbasis gambar dapat memperbaiki

pemahaman siswa pada konsep biologi dan dapat meningkatkan keterampilan

sains siswa khususnya keterampilan mengidentifikasi, pemahaman dan

analisis gambar. Selain itu diperoleh nilai rata-rata ulangan akhkir siklus yaitu

7,04.117

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan oleh

peneliti di atas adalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

siswa tentang Kesetimbangan Kimia melalui pembelajaran kimia bernuansa

nilai dengan pendekatan kontekstual. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual memberi

pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Kesetimbangan

Kimia.

117Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan ...

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b) Keterbatasan Penelitian

Kita tidak memungkiri bahwa setiap penelitian pasti memiliki

kekurangan atau keterbatasan. Peneliti merasakan adanya beberapa

keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Keterbatasan tersebut di

antaranya adalah kurangnya jam belajar yang digunakan untuk pembelajaran

kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual. Pada waktu kegiatan

praktikum dan diskusi, siswa dikoordinasikan dalam kelompok dan

mendiskusikan LKS yang diberikan. Diskusi tersebut seharusnya dilakukan

dengan waktu yang agak lama agar para siswa dapat lebih mengeluarkan

pengetahuan dan pendapatnya.

Selain masalah waktu, peneliti juga mengalami kesulitan dalam

penanaman nilai yang disisipkan pada materi kesetimbangan kimia diperlukan

kerja keras karena nilai tersebut merupakan hal yang baru bagi siswa kelas XI

IPA 2. Selain hal tersebut di atas, penelitian ini adalah hal baru bagi penulis.

Oleh karena itu, kemampuan penulis pun terbatas untuk meneliti secara lebih

mendalam.

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap hasil belajar

siswa serta didapatkan respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran

kimia bernuansa nilai dengan pendekatan kontekstual yaitu siswa termotivasi

untuk meningkatkan prestasinya. Adapun bukti-bukti yang menunjang

kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Hasil analisis data pretes dan postes, diperoleh nilai rata-rata sebelum

perlakuan adalah 26,5 dan rata-rata sesudah perlakuan adalah 71,7.

Sedangkan rata-rata (mean) N-Gain untuk kelompok atas sebesar 0,71

pada kategori tinggi, kelompok tengah 0,62 pada kategori sedang, dan

kelompok bawah 0,49 pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual terhadap hasil belajar siswa.

2. Hasil analisis data menggunakan statistik uji “t” diperoleh nilai thitung =

20,5, sementara pada taraf signifikansi 5% = 0,975 pada derajat kebebasan

(dk) = 60 dan 120, didapat ttabel = 1,98. Karena thitung > ttabel (20,5 >1,98)

maka Ho ditolak, yang berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa

tentang Kesetimbangan Kimia melalui pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan pendekatan kontekstual.

3. Sedangkan dari hasil wawancara diperoleh bahwa pembelajaran kimia

bernuansa nilai mudah untuk diikuti dan menyenangkan, serta memotivasi

siswa dalam mempelajari konsep kesetimbangan kimia.

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

B. Saran

Penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan atau keterbatasan,

sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan ini dapat

diminimalisir dengan saran dan masukan sebagai berikut :

1. Bagi guru yang mengembangkan pembelajaran kimia bernuansa nilai

dengan dengan pendekatan kontekstual, hendaknya lebih kreatif

menemukan hal-hal baru agar proses pembelajarannya menjadi lebih

menarik dan tidak membosankan.

2. Pengalaman belajar siswa yang bervariasi yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari sebaiknya diterapkan oleh guru di kelas karena

dengan adanya variasi pengalaman belajar akan memperkaya kemampuan

serta wawasan siswa.

3. Sebaiknya penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru

kimia untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program pemerintah

yaitu meningkatkan IPTEK dan IMTAQ melalui proses pembelajaran

kimia bernuansa nilai.

4. Bagi pihak lain yang akan menerapkan pembelajaran kimia bernuansa

nilai, sebaiknya penelitian berikutnya diharapkan memiliki banyak waktu

(jam belajar) agar siswa lebih dapat menggali pengetahuannya dan

pendapatnya, khususnya pada kegiatan praktikum dan diskusi. Dengan

demikian, pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang

diharapkan.

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, diakses dari http://spesialis-torch.com/content/view/120/29, pkl 11.29.

Ahmadi, Abu dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

PT Bumi Aksara,Cet. IV, 2004.

Akbar, Sa’dun, Pelakonan Sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan

Nilai, Jurnal Pendidikan Nilai Tahun 1, No.2, Mei 1996.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Bishop, A.J., “Values in Mathematics and Science Education” dari www.monash university.edu.au.November2008.

BSNP, “Mendemostrasikan Sikap Ilmiah, Kerja Ilmiah, dan Berkomunikasi

Ilmiah Dalam Menyelesaikan Masalah”, dalam http://www.dikmenum.go.id,Juli 2008.

BSNP, “Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Clarkson, Philip C dan Alan Bishop,”Value and Mathematics Education” , Paper

presented at the conference of the International Commission for the Study

and Improvement of Mathematics Education (CIEAM51), University

College. http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008.

Clifford, Matthew dan Marica Wilson, “Contextual Teaching, Profesional

Learning, and Student Experiences : Lesson Learned from Implemention”,

dari http:/www.corwinpress.com/booksProdDesc.nav?prodId=Book220765, April 2009.

Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996.

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Damriani, ”Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan Contekstual Teaching and Learning Mata Pelajaran Fisika di SMAN 3 Bandar Lampung” dari JPMIPA, Vol.7 No. 1, Januari 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, ”Pembelajaran Berbasis Kontekstual 1 dalam

Sosialisasi KTSP” dari www.dikmenum.go.id Juli 2008. Departemen Pendidikan Nasional, ”Pengembangan Model Pembelajaran yang

Efektif” dari http:/adifia.files.wordpress.com/2007/05/model-pembelajaran-yg-efektif.doc.Juli 2008.

Dikmenum, “Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif” , diakses dari www.dikmenum.go.id Juli 2008.

Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

FitzSimons, Gail E., ”Value, Vocational Education and Mathematics : Linking

Research with Practice”, Monash University/Swinburn University of Technology. dari: http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008.

Ghony, Muhammad Djunaidi, Nilai Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1999.

Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007.

Imron, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Malang: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995.

Johnson, Elaine B, Contextual Teaching and Learning: menjadikan kegiatan

belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna, Bandung: MLC, 2007.

Kartimi, “Suatu Model Konstruktivisme Mengajar Sains Pembelajaran Berbasis

Komputer” dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan

Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 31 Mei 2007, h. 27.

Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta: PT Grasindo, 1993.

Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, Bengkulu : Pustaka Pelajar, Cet. I,

2008.

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Meltzer, David E., “Addendum to: The Realition Between Mathematics

Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden

Variable in Diagnostic Pretest Scores”. Dari

http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf, diakses November 2008.

Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,

.Jakarta:Bumi Aksara, Cet. II, 2007.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,

Jakarta: Prenada Media, 2004.

Nik Pra, Nik Azis, ”Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematik” : Cabaran dan Keperluan. Fakulti Pendidikan Universiti Malaya.

Petrucci, Ralph H. dan Suminar, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2004.

Poejiadi, Anna dan Hayat Sholihin, ”Pendidikan Nilai dan Penilaian dalam

Pembelajaran Sains Sebagai Antisipasi Kurikulum 2004”, dalam Seminar

Nasional Pendidikan Matematika dan IPA Diseminasi Hasil Kolaborasi

Sekolah-Universitas Untuk Meningkatkan Kesiapan Implementasi

Kurikulum MIPA 2004, 10 Juli 2004.

Poedjiadi, Anna, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual

Bermuatan Nilai, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Purba, Micheal, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Prisma Gusti, Rini, “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis gambar (Picture and Picture) Pada Siswa Klas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, Jurnal Guru, No.1 Vol 3, Juli 2006.

Ramlawati dan Nurmadinah, “Penerapan Pendekatan Kontektual Dengan Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA3

SMA Negeri 3 Takalar” dalam Prosiding Seminar Internasional Pendidikan

IPA Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 31

Mei 2007.

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, 2003.

Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,Cet. I, 2004.

Rudiyanto, R., ” Kurikulum Berbasis Kompetnsi (KBK) Berpendekatan

Kontekstual dan Kecakapan Hidup” jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, disi Khusus TH.XXXVI. Desember 2003.

Sabri, Alisuf , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.

Samsudin,Ahmad dkk., “Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia (MMI) Optika Geometri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan

Memperbaiki Sikap Siswa” dari http://www.pend.sains.blogspot.com/2008/09. Mei 2009.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Sofyan, Ahmad dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:

UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.

Subana dkk., Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Sugiharto, Asep “Hasil Belajar Siswa Dalam Penggunaan Pendekatan kontekstual Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama” dari http://one.indoskripsi.com/content/.Juli 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006.

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007.

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Sumadi, I Made “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Singaraja”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No. 1 Th.2005

Suryabrata, Sumadi , Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Suryani, Nunuk, ”Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Bermedia VCD Terhadap Pencapaian Kompetensi Belajar Sejarah”, dalam

http://pasca.uns.ac.id, Juli 2008.

Suryati, Ati, ”Implementasi Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa”, dalam http://educare.e-fkipunla.net/ Juli 2008.

Sutarno, ”Nilai dan Pendekatan Pendidikan Nilai”, dalam Jurnal Pendidikan

Nilai. Th.6. No. 1 Pebruari 2000. Sutarno, Strategi Kebudayaan Sebagai Pendidikan Nilai dan Makna

Eksistensinya dalam Pembangunan, dalam Pendidikan Nilai, No. 1 Tahun II, Nopember 1996.

Suyatno, dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Grasindo, 2007.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda, 2000.

Taruh, Eros “Studi Korelasi Antara Kemampuan Awal dan Motivasi Berprestasi

Dengan Hasil Belajar Fisika”, Universitas Negeri Gorontalo”, dalam Jurnal

Penelitian Pendidikan Vol. 3 No. 1 Maret 2006.

Yudianto, Suroso Adi, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2005.

Webster, R. Scott, “Does the Australian National Framework for Values

Education Stifle an Education for World Peace”, dari: http: //www. Valueseducation.edu.au, diakses 2 September 2008.

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas
Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

SILABUS

Nama Sekolah : SMA N 2 Depok

Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2

Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Alokasi Waktu : 18 jam

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/bahan/alat

3.3. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

f Kesetimbangan dinamis f Faktor-faktor

yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan

f Menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan melalui Tanya jawab.

f Merancang dan melakukan

percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan dalam kerja kelompok di laboratorium.

• Menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan.

f Menjelaskan kesetimbangan dinamis. f Menjelaskan kesetimbangan

homogen dan heterogen. f Menjelaskan tetapan

kesetimbangan. f Meramalkan arah

pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier.

f Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran

f Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan

• Bentuk instrumen Performans (kinerja dan sikap) , laporan tertulis,

Tes tertulis

4 jam f Sumber Buku kimia f Bahan Lembar kerja, Bahan/alat untuk praktek, laptop, lcd, papan tulis, spidol.

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kesetimbangan melalui percobaan

3.4. . Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan

f Hubungan kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan

f Menghitung harga Kc, Kp dan derajat disosiasi (penguraian) melalui diskusi.

f Latihan menghitung harga Kc,

Kp. f Latihan menghitung harga Kc

berdasarkan Kp atau sebaliknya.

f Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan f Menghitung harga Kc

berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan f Menghitung harga Kp

berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang f Menghitung harga Kc

berdasarkan Kp atau sebaliknya.

f Jenis tagihan Tugas individu Ulangan

• Bentuk instrumen

Tes tertulis

12 jam

3.5. Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri

f Proses Haber Bosch dan proses kontak

f Mengkaji kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan melalui diskusi.

f Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.

f Jenis tagihan Tugas individu Ulangan

• Bentuk instrumen

Tes tertulis

2 jam

f Sumber Buku kimia f Bahan Lembar kerja

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA N 2 Depok

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI IPA2/2

Pertemuan ke : 1-2

Alokasi Waktu : 4 jam

Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar

Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran

arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator

• Menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis,kesetimbangan homogen dan

heterogen, serta tetapan kesetimbangan.

• Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le

Chatelier.

• Menganalisis pengaruh perubahan suhu pada pergeseran kesetimbangan kimia.

• Menganalisis pengaruh perubahan konsentrasi pada pergeseran kesetimbangan.

I. Tujuan Pembelajaran

• Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis,

kesetimbangan homogen dan heterogen, serta tetapan kesetimbangan.

• Siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan

menggunakan azas Le Chatelier.

• Siswa dapat menganalisis pengaruh perubahan suhu dan konsentrasi pada

pergeseran kesetimbangan.

• Siswa dapat menganalisis nilai-nilai sains pada kesetimbangan dinamis

dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.

II. Materi Pembelajaran

Kesetimbangan Dinamis

Faktor-faktor yang mempengaruhi arah pergeseran kesetimbangan.

Materi Bernuansa Nilai

Kesetimbagan dinamis dalam kehidupan sehari-hari.

Keseimbangan Alam Semesta yang diciptakan Allah.

Manusia sebagai makhluk sosial.

Kepedulian Sosial.

III. Metode Pembelajaran

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Pendekatan Kontekstual

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Praktikum, Tanya Jawab dan Diskusi

IV. Skenario Pembelajaran Pertemuan ke-1:

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

PENDAHULUAN f Guru mengabsen kehadiran siswa.

• Guru memberikan pre test untuk mengetahui

kemampuan awal siswa yaitu soal berbentuk pilihan

ganda sebanyak 20 soal.

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, konsep

yang akan dipelajari yaitu: Pengertian

kesetimbangan, Faktor-faktor yang mempengaruhi

kesetimbangan, Pengaruh konsentrasi dan suhu

terhadap pergeseran kesetimbangan,serta nilai-nilai

sains yang dapat diambil dari konsep kesetimbangan

kimia.

• Guru menarik perhatian siswa dengan tayangan yang

berisi tentang fenomena keseimbangan alam

semesta, syukur nikmat, dikatkan dengan kehidupan

sehari-hari.

• Guru meminta pendapat beberapa siswa tentang

• Siswa yang disebut namanya menjawab.

• Mengerjakan soal yang diberikan guru.

• Memperhatikan penjelasan guru.

• Menyimak tampilan yang diberikan guru

dengan seksama.

• Menjawab pertanyaan

Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT

Allah menciptakan segala sesuatu secara

seimbang

Kerusakan alam yang terjadi sebagian

besar disebabkan oleh manusia.

Religi

3 menit 15 menit 5 menit 5 menit 15 menit

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

hikmah yang dapat diambil dalam tayangan tersebut.

Apakah hikmah yang dapat kamu ambil dari

tayangan tersebut ?

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

INTI • Guru meminta siswa untuk menganalisis apa yang

terjadi pada tutup panci ketika kita merebus air?

“coba perhatikan apa yang terjadi pada tutup panci

ketika kita merebus air?”

• Guru menjelaskan pengertian kesetimbangan

dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen,

serta tetapan kesetimbangan yang dikaitkan dengan

kehidupan manusia dengan metode Tanya jawab.

Keadaan setimbang (kesetimbangan) adalah

keadaan dimana laju menghilangnya suatu

komponen sama dengan laju pembentukan

komponen itu (v1 = v2). Seimbang berarti

menempatkan sesuatu sesuai porsi dan tempatnya

secara proporsional dan teratur. Sehubungan

dengan pernyataan di atas, Allah SWT menciptakan

segala sesuatu yang ada dialam ini dengan

seimbang. Selalu ada sisi yang saling melengkapi

satu sama lain. Ada siang ada malam, ada kaya ada

miskin, ada laki-laki ada perempuan dan lain-lain.

”Berikan pendapatmu mengenai berbagai

ketidakseimbangan yang terjadi di alam ini, apa

• Menjawab pertanyaan “pada tutup panci terdapat titik-titik air

seperti embun”.

• Memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru .

Praktis

Religi,

sosial.

Intelektual

Sosial

5 menit 9 menit 10 menit

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

yang dapat kamu lakukan?

• Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan yang dikaitkan dengan

kehidupan manusia.

Faktor luar yang mempengaruhi

kesetimbangan antara lain : konsentrasi, suhu,

tekanan, volume dan katalis. Sistem kesetimbangan

yang dipengaruhi faktor luar dapat dianalogikan

dengan kehidupan manusia yaitu sebagai makhluk

sosial. Manusia sebagai makhluk sosial adalah

makhluk yang selalu membutuhkan bantuan orang

lain dalam menjalani kehidupannya.

• Guru menjelaskan pengaruh konsentrasi dan suhu

terhadap pergeseran kesetimbangan yang dikaitkan

dengan nilai sosial dan agama.

Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika

konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka

reaksi sistem adalah mengurangi komponen tersebut.

Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen

diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah

komponen itu. Demikian halnya dengan kehidupan

manusia, ada miskin ada kaya, ada susah ada

senang. Allah menciptakan sesuatu untuk saling

melengkapi, yang memiliki harta berlebih wajib

membantu saudaranya yang kekurangan sebagai

sarana untuk membersihkan hartanya.

• Guru meminta siswa mengkaji nilai yang terdapat

• Memperhatikan dan mencatat penjelasan

guru

• Memperhatikan dan mencatat penjelasan

guru.

• Mengkaji nilai yang terdapat dalam

penjelasan yang disampaikan guru.

Intelektual

Sosial

religi

8 menit

10 menit

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

dalam materi kesetimbangan pada pergeseran

kesetimbangan.

Nilai apa sajakah yang terdapat dalam materi yang telah disampaikan hari ini ?

Nilai religi, nilai sosial, nilai praktis,

intelektual, nilai pendidikan.

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

PENUTUP • Guru meminta siswa menyimpulkan secara singkat

materi yang telah disampaikan.

• Meminta siswa membentuk kelompok untuk

kegiatan praktikum pada pertemuan selanjutnya.

• Menugaskan siswa untuk mencari dan membuat

resume proses haber bosch dan kontak.

• Menyimpulkan materi yang disampaikan

guru.

• Membentuk kelompok untuk kegiatan

praktikum.

2 menit 3 menit

Pertemuan ke-2:

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

PENDAHULUAN • Guru mengabsen kehadiran siswa.

• Guru meminta siswa mengulas dengan singkat

materi pertemuan sebelumnya.

• Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya

masing-masing.

• Membagikan LKS.

• Siswa yang disebut namanya menjawab.

• Siswa mengulas dengan singkat materi

pertemuan sebelumnya.

• Siswa duduk dalam kelompoknya.

• Membantu membagikan LKS.

2 menit 3 menit 2 menit 3 menit

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

• Meminta siswa menyiapkan alat-alat dan bahan

yang digunakan untuk kegiatan praktikum.

• Menyiapkan alat-alat dan bahan yang

digunakan untuk praktikum.

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

INTI

• Guru meminta siswa untuk mulai melakukan

praktikum sesuai LKS yang telah dibagikan.

• Guru mengarahkan siswa dalam melakukan

praktikum pengaruh konsentrasi dan suhu

terhadap pergeseran kesetimbangan yang

dikaitkan dengan kehidupan manusia.

• Guru Berkeliling mengamati kinerja siswa

dalam praktikum.

• Guru meminta pada setiap kelompok untuk

berdiskusi tentang percobaan yang dilakukan

dan melengkapi LKS bernuansa nilai yang

Pengaruh Konsentrasi

• Memasukan 25 mL air suling ke dalam gelas

kimia 100 mL, kemudian menambahkan 2 tetes

larutan FeCl3 1 M dan larutan K3SCN 1 M.

Aduk larutan sampai warnanya tetap, kemudian

bagi larutan ini sama banyak dalam 5 tabung

pereaksi.

• Tabung I dibiarkan sebagai pembanding.

Tabung 2 tambahkan 1 tetes KSCN 1 M,

Tabung 3 tambahkan 1 tetes FeCl3 1 M, Tabung

4 tambahkan 1 tetes NaOH Jenuh, Tabung 5

tambahkan 5 mL air suling.

• Siswa membandingkan perubahan yang terjadi

pada kelima tabung.

Pengaruh Suhu

• Memasukan kedalam 3 tabung reaksi besar,

Intelektual

Sosial

religi

25 menit 15 menit 15 menit

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

telah disediakan.

• Guru meminta siswa untuk mempresentasikan

hasil praktikum dan tugas resume tentang

penerapan kesetimbangan kimia dalam industri.

masing-masing 10 tetes HNO3 pekat dan satu

lempeng Cu. Segera tutup dengan sumbat karet.

• Tabung 1 masukkan ke dalam es, Tabung 2

masukkan ke dalam air panas dan Tabung 3

sebagai pembanding.

• Duduk dalam kelompok untuk berdiskusi dan

melengkapi LKS dan mengisi lembar

pengamatan yang telah disediakan guru.

• Mempresentasikan hasil praktikum dan tugas

resume tentang penerapan kesetimbangan kimia

dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

Penanaman

Nilai

Alokasi

Waktu

PENUTUP • Guru mengulas kembali secara singkat materi

yang telah disampaikan.

• Meminta siswa menyimpulkan hasil praktikum

terkait dengan nilai sosial dan agama.

• Guru melengkapi kesimpulan yang diberikan

siswa.

Pada kegiatan praktikum, pengaruh

• Mencoba mengulas materi yang disampaikan

guru.

• Menyimpulkan hasil praktikum.

Sosial

Agama

5 menit 5 menit 5 menit

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

konsentrasi dan suhu terhadap pergeseran

kesetimbangan yaitu apabila salah satu produk

ditambahkan konsentrasinya maka reaksi akan

bergeser kearah lawan. Hal ini dapat dianalogikan dengan sikap kepedulian social

dan tolong menolong antar sesama yang sesuai

dengan Q.S : Al-‘Isra’ : 26 – 28 dan Q.S : Al –

Maidah : 5.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat :

• Laptop, LCD, Papan tulis,dan Spidol

• Alat praktikum sederhana.

Batang pengaduk Lempeng tembaga

Tabung pereaksi Tabung reaksi

Gelas kimia Label

Pipet tetes Rak tabung reaksi

Silinder ukur/ Gelas Ukur Pipet tetes

Sumbat karet

Bahan :

HNO3 Larutan FeCl3

Es Larutan KSCN

Air panas Larutan NaOH

Aquades

Sumber Belajar :

Buku paket kimia dan sumber lain yang relevan.

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

VI. Penilaian

• Jenis Tagihan : Kelompok dan individu.

• Bentuk Tagihan : Tes Kognitif bernuansa nilai

• Instrumen : Tes Objektif bernuansa nilai, Unjuk kerja (Performans)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA N 2 Depok

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI IPA2/2

Pertemuan ke : 3

Alokasi Waktu : 4 jam

Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu

reaksi kesetimbangan.

Indikator f Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada

keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan

f Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan

f Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada

keadaan setimbang

f Menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya.

I. Tujuan Pembelajaran

f .Siswa dapat menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan

tetapan kesetimbangan

f Siswa dapat menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam

kesetimbangan

f Siswa dapat menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan setimbang

f Siswa dapat menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya.

II. Materi Pembelajaran

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dari reaksi kesetimbangan.

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Materi Bernuansa Nilai Kepedulian Sosial.

III. Metode Pembelajaran

Pendekatan Kontekstual Tanya Jawab dan Diskusi

IV. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-3

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru Siswa

PENDAHULUAN • Guru mengabsen kehadiran siswa.

• Apersepsi

Apa sajakah contoh penerapan kesetimbangan

kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

• Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok

yang masing-masing terdiri dari 7 orang.

• Siswa yang disebut namanya menjawab.

• Menjawab pertanyaan

Ketika proses memasak air

• Siswa membentuk kelompok

Kegiatan Tahapan

Kegiatan Guru Siswa

INTI • Guru menjelaskan pengertian hukum

kesetimbangan, tetapan kesetimbangan, Kc dan

Kp.

• Guru menjelaskan contoh perhitungan untuk

mengetahui harga Kc dan Kp serta mengaitkan

dengan nilai sosial dan agama.

Apabila pereaksi ditambahkan, ke arah manakah

kesetimbangan akan bergeser?

Bagaimana dengan konsentrasi produk?

• Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan

perhitungan Kc dan Kp

• Guru menjelaskan tentang derajat disosiasi

(penguraian) dalam kesetimbangan

• Siswa dalam kelompoknya membaca buku

referensi tentang tetapan kesetimbangan, Kc

dan Kp.

• Siswa memperhatikan penjelasan guru dan

mencatat.

• Siswa mengerjakan soal latihan perhitungan

Kc dan Kp.

• Siswa memperhatikan penjelasan guru dan

mencatat.

PENUTUP • Guru meminta siswa mengulas kembali secara

singkat materi yang telah disampaikan.

• Guru melengkapi kesimpulan dari materi yang

telah disampaikan siswa.

• Guru mengingatkan siswa untuk persiapan post

test.

• Mencoba mengulas materi yang disampaikan

guru.

VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Alat :

• Laptop, LCD, Papan tulis,dan Spidol

Sumber Belajar :

Buku paket kimia dan sumber lain yang relevan. Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.

VIII. Penilaian

• Jenis Tagihan : Kelompok dan individu.

• Bentuk Tagihan : Tes Kognitif bernuansa nilai

• Instrumen : Tes Objektif bernuansa nilai, Unjuk kerja (Performans)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA N 2 Depok

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI IPA2/2

Pertemuan ke : 4

Alokasi Waktu : 2 jam

Standar Kompetensi

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri

yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan

kimia di industri berdasarkan konsep reaksi kesetimbangan.

II. Materi Pembelajaran

Proses Haber Bosch dan Proses kontak. Materi Bernuansa Nilai Konsep reaksi kesetimbangan digunakan dalam proses Haber Bosch dan

kontak (nilai praktis) Analogi pada Lembaga Pengadilan harus setimbang dalam mengambil

keputusan (nilai politik). III. Metode Pembelajaran

Pendekatan Kontekstual Tanya Jawab dan Diskusi

IV. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-4:

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru

PENDAHULUAN f Mengabsen kehadiran siswa.

f Menyampaikan tujuan pembelajaran.

f Menanyakan kepada siswa contoh produk-produk

kimia yang dihasilkan dari pembuatan Amonia dan

Asam Sulfat berdaskan hasil resume pada pertemuan

sebelumnya.

f Menugaskankan siswa untuk menganalisis soal

berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan, seperti suhu, konsentrasi,

tekanan, volume dan katalis agar dicapai kondisi

optimum.

“pembuatan SO3 berdasarkan reaksi kesetimbangan

berikut:

2 SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ∆H = - 189 kJ

Dapat diperoleh sebanyak-banyaknya dengan cara…

f Meminta siswa untuk duduk dalam kelompok

berdasarkan kegiatan praktikum dulu.

• Siswa yang disebut namanya menjawab.

• Mendengarkan penjelasan guru.

• Siswa mencoba menjawab contoh

kimia yang dihasilkan dari pembuatan Amonia

dan Asam sulfat seperti pupuk, obat

• Menganalisis dan menjawab soal yang diberikan

guru.

“untuk mendapatkan produk sebanyak

banyaknya adalah

Tekanan diperbesar, volume diperkecil, suhu

diturunkan, dan ditambahkan katalis”.

• Siswa duduk berdasarkan kelompok

praktikumnya.

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru

Inti f Meminta siswa dalam kelompoknya untuk

mendiskusikan hasil temuan tentang penerapan

reaksi kesetimbangan dalam industry yaitu pada

proses pembuatan ammonia dan asam sulfat.

f Guru meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya

f Guru menjelaskan penerapan reaksi kesetimbangan

dalam industry menggunakan media flash dan

menghubungkannya dengan nilai-nilai yang telah

dipelajari, yaitu nilai religi, social, praktis, dan

intelektual terkait dengan factor-faktor yang

• Siswa mendiskusikan hasil temuan tentang

penerapan reaksi kesetimbangan dalam industri

pada pembuatan ammonia dan asam sulfat.

• Perwakilan dari tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi dan siswa dari

kelompok lain diperbolehkan untuk bertanya.

• Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan guru.

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

mempengaruhi kesetimbangan.

Kegiatan Tahapan Kegiatan

Guru

Penutup • Guru meminta siswa mengulas kembali secara

singkat materi yang telah disampaikan.

• Guru melengkapi kesimpulan dari materi yang telah

disampaikan siswa.

f Guru meminta siswa untuk mengambil hikmah dari

pembelajaran kimia yang mengintegrasikan nilai-

nilai sains.

• Mencoba mengulas materi yang disampaikan

guru.

• Memperhatikan kesimpulan yang disampaikan

guru

• Siswa menyampaikan hikmah yang dapat diamil

dari pembelajaran kimia yang mengintegrasikan

nilai-nilai sains.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Alat :

• Laptop, LCD, Papan tulis,dan Spidol

Sumber Belajar :

Buku paket kimia dan sumber lain yang relevan. Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.

VI. Penilaian

• Jenis Tagihan : Kelompok dan individu.

• Bentuk Tagihan : Tes Kognitif bernuansa nilai

• Instrumen : Tes Objektif bernuansa nilai, Pemahaman Konsep

berkomunikasi

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Pemahaman konsep berkomunikasi :

Aspek yang dinilai No

Urut

No

Induk Nama Siswa

A B C D E F

Keterangan aspek yang dinilai :

A Kemampuan menyampaikan informasi

B Kemampuan memberikan pendapat/ide baru yang berhubungan dengan

penerapan konsep kesetimbangan

C Kemampuan mengajukan pertanyaan

D Kemampuan menghubungkan materi penerapan konsep kesetimbangan

kimia dengan nilai-nilai sains

E Kemampuan menggunakan bahasa yang baku

F Kelancaran berbicara

Cara Penilaian (Rubrik)

1) Tidak baik, jika salah baik cara menyampaikan informasi maupun

memberi ide dst

2) Baik , jika baik cara menyampaikan informasi maupun memberi

ide dst sudah benar tetapi kurang jelas.

3) Sangat baik, jika baik cara menyampaikan informasi maupun

memberi ide dst sudah benar dan sangat jelas

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

ANALISIS MATERI BERNUANSA NILAI (VALUE)

Tingkatan : SMA/MA

Mapel : KIMIA

Kelas : XI/1

Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan

kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya n

dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi

dasar

Indikator Materi

Praktis Intelektual Sosial

Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan

f Menjelaskan kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan kimia merupakan kesetimbangan dinamis yang secara mikroskopis terjadi reaksi terus menerus, sedangkan secara makroskopis jumlah zat-zat dalam reaksi tetap mengikuti hukum kesetimbangan.

• Proses pemanasan air dalam wadah tertutup.

• Proses pelarutan dari zat-zat padat yang sukar larut dalam air.

• Proses penguapan air dari permukaan bumi dan proses turunnya hujan.

• Pengetahuan dasar tentang konsep kesetimbangan kimia digunakan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh oleh ginjal yang disebut homeostatis

• Keseimbangan darah dalam tubuh manusia mempunyai suatu system yang mengatur tingkat keasaman (pH) tetap ± 7,4.

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

f Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier.

Pergeseran kimia yang dipengaruhi konsentrasi :

• Jika konsentrasi pereaksi dalam sistem kesetimbangan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil reaksi. Sebaliknya, jika konsentrasi pereaksi diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pereaksi.

• Jika tekanan system kesetimbangan diperbesar maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul (jumlah koefisien) kecil dan sebaliknya.

• Jika volume system kesetimbangan diperbesar maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya (jumlah koefisien) besar dan sebaliknya.

• Jika suhu system kesetimbangan dinaikkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm (menyerap panas).

• Pembuatan Amonia dengan proses Haber-Bosch, yaitu dengan memperbesar konsentrasi pereaksi dan memperbesar tekanan hingga 350 atm.

• Pembuatan Asam Sulfat dengan proses kontak, yaitu dengan melangsungkan reaksi pada suhu 400˚C.

• Pembuatan Asam Nitrat dengan proses oswald pada suhu 850˚C dan 5 atm.

• Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, kita dapat memaksimalkan produk dalam suatu industri, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Seorang manusia dipengaruhi ofaktor internal dan eksternal. Faktor eksternal diumpamakan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam hidupnya manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Faktor internal yaitu manusia sebagai mahluk individu harus mempunyai sikap istiqomah. Perilaku seseorang juga dipengaruhi lingkungan sekitar.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Sebaliknya, jika suhu system diturunkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm, sehingga suhu harus diturunkan.

Kepedulian sosial terhadap sesama, yang memiliki harta berlebih maka akan memberi kepada yang kekurangan

Kepedulian sosial dengan menolong dalam kebaikan.

Analogi pada pengadilan sebagai tempat mencari keadilan. Keputusan seorang hakim akan dipengaruhi oleh kepeberpihakan.

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Lembar Kerja Siswa (LKS)

LEMBAR KERJA SISWA

“Pengaruh Konsentrasi dan Suhu terhadap Pergeseran Arah Kesetimbangan”

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat mengetahui

pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan.

B. Dasar Teori

Reaksi kesetimbangan berlangsung tidak tuntas dan tingkat

ketidaktuntasannya dipengaruhi oleh faktor luar (lingkungan ) yaitu pengaruh

konsentrasi, pengaruh volume, pengaruh tekanan, pengaruh suhu, dan

pengaruh katalis. Pada reaksi kesetimbangan, ketidaktuntasannya dipengaruhi

oleh faktor lingkungan. Hal tersebut juga dapat dianalogikan seperti

kehidupan seorang manusia, artinya seseorang juga dipengaruhi faktor

lingkungan. Hal ini tercermin dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan

bermasyarakat. Manusia bukanlah makhluk individu melainkan sebagai

makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain.

Berdasarkan asaz le Chatelier yang menyatakan bahwa Bila terhadap

suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan

mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.

Dimana cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau

ke kanan. Berdasarkan azas le Chatelier jika konsentrasi salah satu komponen

diperbesar maka reaksi sistem adalah mengurangi komponen tersebut.

Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi

sistem adalah menambah komponen itu.

FeCl3 ↔ Fe3+

+ 3Cl-

dicampurkan menjadi

Fe(SCN)3

KSCN ↔ K+ + SCN

-

Sehingga reaksi kesetimbangan sebagai berikut :

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Fe3+

+ SCN-

↔ Fe(SCN)3

Demikian halnya dengan kehidupan manusia, ada miskin ada kaya, ada

susah ada senang. Pernah kita jumpai seorang yang memiliki harta berlimpah,

memiliki mobil lebih dari satu dan lain-lain. Di sisi lain ada seorang yang

hanya memiliki sepetak rumah terbuat dari kardus yang hanya merasakan

makan sehari satu kali. Maka dari itu Allah menciptakan sesuatu untuk saling

melengkapi, yang memiliki harta berlebih wajib membantu saudaranya yang

kekurangan sebagai sarana untuk membersihkan hartanya.

Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu sistem kesetimbangan

dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu, setimbang bergeser ke pihak

reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya, jika suhu

diturunkan, maka setimbang akan bergeser ke pihak reaksi yang melepaskan

kalor (eksoterm).

C. Alat dan Bahan

Kegiatan I: Pengaruh Konsentrasi

Alat dan Bahan Satuan/Ukuran Jumlah

Batang pengaduk

Gelas kimia Silinder ukur/ Gelas Ukur

Pipet tetes Label

Tabung reaksi Rak tabung reaksi

Larutan FeCl3 Larutan KSCN Larutan NaOH

Aquades

-

100 mL 25 mL

- -

biasa -

1 M 1 M

jenuh -

1

1 1

1 secukupnya

7 1

10 mL 10 mL 5 mL 50 mL

Kegiatan II: Pengaruh Suhu

Alat dan Bahan Satuan/Ukuran Jumlah

Tabung reaksi Pipet tetes Sumbat karet Gelas kimia Label HNO3 Lempeng tembaga

biasa - -

600 mL -

pekat -

3 1 3 3

secukupnya 5 mL

3

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Es Air panas

- -

secukupnya secukupnya

D. Cara Kerja

I. Pengaruh Konsentrasi

1. Masukan 25 mL air suling ke dalam gelas kimia 100 mL.

2. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1 M dan larutan KSCN 1 M

3. Aduk larutan sampai warnanya tetap, kemudian bagi larutan ini sama

banyak dalam 5 tabung pereaksi.

4. Tabung I dibiarkan sebagai pembanding

5. Tabung 2 tambahkan 1 tetes KSCN 1 M

6. Tabung 3 tambahkan 1 tetes FeCl3 1 M

7. Tabung 4 tambahkan 1 tetes NaOH Jenuh.

8. Tabung 5 tambahkan 5 mL air suling.

9. Bandingkan kelima tabung reaksi tersebut !

II. Pengaruh Suhu

1. Masukan kedalam 3 tabung reaksi besar, masing-masing 10 tetes HNO3

pekat dan satu lempeng Cu. Segera tutup dengan sumbat karet. Reaksi apa

yang terjadi ?

2. Tabung 1 masukkan ke dalam es.

3. Tabung 2 masukkan ke dalam air panas.

4. Tabung 3 sebagai pembanding.

E. Hasil Pengamatan

I. Pengaruh Konsentrasi

No. Bahan yang ditambah Warna dibandingkan tabung

1.

2.

3.

4.

Larutan + KSCN

Larutan + FeCl3

Larutan + NaOH

Larutan + air suling

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

II. Pengaruh Suhu

No. Tabung Hasil Pengamatan

1.

2.

3.

Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

F. Pertanyaan

Pengaruh Konsentrasi

1. Tuliskan persamaan reaksi pada percobaan pengaruh konsentrasi terhadap

pergeseran kesetimbangan yang telah kalian lakukan!

2. Zat apa yang akan bertambah jika konsentrasi NH3 ditambahkan pada

reaksi:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)

3. Diketahui reaksi kesetimbangan:

Ag+ (aq) + Fe

2+ (aq) Ag (s) + Fe

3+ (aq)

Ke arah mana kesetimbangan akan bergeser jika pada suhu tetap

ditambahkan larutan AgNO3?

4. Nilai apa sajakah yang terdapat pada pengaruh konsentrasi terhadap

pergeseran kesetimbangan? Sebutkan dengan contoh !

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Pengaruh Suhu

1. Zat apa yang akan bertambah jika suhu dinaikkan pada reaksi:

N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H = − 94,08 Kj

2. Carilah nilai religi yang dapat kamu peroleh dari materi pergeseran

kestimbangan kimia?

3. Apabila suhu diturunkan pada reaksi berikut : 2N2O4 ↔ 2NO + O2 ∆H

= +a kJ/mol. Maka arah manakah kesetimbangan akan bergeser ?Sebutkan

alasannya!

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Lampiran 2. Intrumen Pengumpul Data

a. KISI-KISI TES KOGNITIF KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

No. Indikator Soal

1. Menjelaskan pengertian

kesetimbangan dinamis

1. Suatu reaksi bolak-balik mencapai keadaan setimbang apabila...

a. reaksi telah berhenti

b. jumlah mol zat di sebelah kiri dan di sebelah kanan reaksi sama

c. salah satu pereaksi telah habis

d. laju reaksi pada kedua arah sama besar

e. massa zat hasil reaksi = massa zat pereaksi

2. Di bawah ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan,

a. reaksinya reversibel

b. terjadi dalam ruang tertutup

c. laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan

d. reaksinya dapat dibalik

e. terjadi perubahan makroskopis

3. Di bawah ini adalah contoh-contoh peristiwa alam yang menggunakan prinsip

kesetimbangan, kecuali....

a. siklus peredaran darah d. siklus karbon

b. siklus oksigen e. siklus nitrogen

c. siklus ozon

4. Reaksi dapat balik berikut : N2 (g) + H2 (g) ↔ 2NH3 (g). Mencapai kesetimbangan

pada saat....

a. reaksi telah berhenti

b. separo amonia telah terurai

c. laju penguraian NH3 = laju pembentukan hidrogen dan nitrogen

d. jumlah mol zat di ruas kiri = jumlah mol zat di ruas kanan

e. laju pembentukkan NH3 = dua kali laju pembentukkan N

2. Menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi

pergeseran kesetimbangan.

5. Berikut faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia adalah...

a. Jenis larutan d. tekanan osmotik

b. konsentrasi e. pH

c. luas permukaan

6. Yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran k

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kecuali...

a. suhu d. jenis larutan

b. tekanan e. katalis

c. konsentrasi

3. Menjelaskan pengaruh

perubahan konsentrasi

terhadap pergeseran

kesetimbangan.

7. Suatu reaksi kesetimbangan PCl5 (g) PCl3 (g) + Cl2

diperbesar reaksi akan bergeser ke arah kiri, maka....

a. [PCl5] akan bertambah banyak

b. [PCl3] akan bertambah banyak

c. [Cl2] akan bertambah banyak

d. [PCl3] tetap

e. [PCl5] akan berkurang

43. Bila dalam kesetimbangan dilakukan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi

dengan mengurangi pengaruh aksi tersebut. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh....

a. Fritz Haber d. Henri Louis Le Chatelier

b. Carl Bosch e. Lavosier

c. Wilhelm Bosch

8. Dalam ruang tertutup terdapat reaksi kesetimbangan :

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) . Ke arah manakah kesetimbangan akan bergeser

jika SO3 diperkecil....

a. kanan harga K bertambah d. kiri harga K bertambah

b. kanan harga K tetap e. kiri harga K tetap

c. kiri harga K berkurang

9. Pada reaksi hidrolisis ester yang reaksi kesetimbangannya sebagai berikut :

CH3COOC2H5(l) + H2O (l) CH3COOH (g) + C2H

bawah ini yang sesuai dengan kaidah kesetimbangan adalah....

a. penambahan CH3COOC2H5(l) menyebabkan reaksi bergeser ke kiri

b. penambahan CH3COOH menyebabkan reaksi bergeser ke kiri

c. penambahan C2H5OH menyebabkan reaksi bergeser ke kanan

d. pengenceran tidak menyebabkan kesetimbangan bergeser

e. pengurangan CH3COOC2H5 menyebabkan reaksi bergeser ke kanan

10. Dari pengamatan warna pada reaksi larutan FeCl3 dan larutan KSCN menurut

persamaan reaksi berikut : Fe3+(aq) + SCN- (aq) Fe(SCN)

suhu tetap dan sistem ditambah air maka ....

a. kesetimbangan bergeser ke kanan, warna makin merah, dan harga K

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b. kesetimbangan bergeser ke kiri, warna makin merah, dan harga K berkurang

c. kesetimbangan bergeser ke kiri, warna luntur, dan harga K berkurang

d. kesetimbangan bergeser ke kiri, warna luntur, dan harga K tetap

e. kesetimbangan tidak bergeser

11. Diketahui suatu reaksi kesetimbangan :

Fe3+(aq) + SCN- (aq) Fe(SCN)3 (aq)

(kuning Jingga) (Tidak berwarna) (Merah Darah)

Untuk membuat larutan bertambah merah, aksi yang dapat dilakukan adalah.....

a. menambah [Fe3+] d. menambah [Fe(SCN)3

b. mengurangi [Fe3+] e. mengurangi [SCN-]

c. pengenceran

12. Pada soal No. 25, Apabila [Fe3+] diperkecil. Maka warna larutan berubah menjadi....

a. tetap d. warna makin merah

b. warna pudar e. kuning jingga

c. tidak berwarna

13. Molekul zat B terbentuk dari 2 molekul zat A dan kedua bentuk berada dalam keadaan

setimbang yaitu : 2 A B. Bila larutan yang mengandung A dan B berada

dalam keadaan setimbang diencerkan maka....

a. A bertambah banyak d. jumlah B tetap

b. B bertambah banyak e. Tetapan kesetimbangan tetap

c. [A] dan [B] tetap

45. Dalam ruang tertutup terdapat reaksi kesetimbangan :

2 NO(g) + O2 (g) ↔ 2 NO2 (g). Apabila konsentrasi NO2

kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. Maka konsentrasi pereaksi akan bertambah

banyak. Hal tersebut sesuai dengan nilai sosial yang terkandung dalam kehidupan

sehari-hari yaitu....

a. tolong-menolong d. saling menghargai

b. sopan santun e. tawadhu

c. ramah

4. Menjelaskan pengaruh

perubahan suhu terhadap

14. Dalam ruang tertutup terdapat reaksi kesetimbangan :

H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl (g) ∆H = -92,3 kJ/mol. Ke arah mana kesetimbangan

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

pergeseran kesetimbangan.

akan bergeser jika suhu dinaikkan ...

a. Ke kiri, harga K bertambah

b. Ke kiri, harga K berkurang

c. Ke kiri, harga K tetap

d. Ke kanan, harga K bertambah

e. Ke kanan, harga K berkurang

15. Pada reaksi setimbang 2N2O4 (g) 2NO (g) + O2

Bila suhu diturunkan akan terjadi....

a. Kesetimbangan akan bergeser ke kiri

b. Kesetimbangan tetap

c. Kesetimbangan akan bergeser ke kanan

d. Jumlah gas N2O4 semakin banyak

e. Laju reaksi ke kiri semakin besar

16. Apabila suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah....

a. Reaksi eksoterm d. Reaksi fisi

b. Reaksi endoterm e. Reaksi fusi

c. Tetap

17. Dalam ruang tertutup terdapat reaksi kesetimbangan :

2HCl (g) H2 (g) + Cl2(g) ∆H = +92,3 kJ/mol. Apabila suhu diturunkan

maka....

a. Akan bergeser ke kanan

b. Tetap

c. Jumlah HCl semakin banyak

d. Jumlah HCl berkurang

e. Jumlah HCl tetap

18. Untuk memperbanyak produk pada kesetimbangan :

H2 (g) + Br2(g) 2HBr (g) ∆H = - 72,46 kJ/mol. Dapat dilakukan dengan ....

a. memperbesar tekanan d. Menaikkan suhu

b. memperbesar volum e. Menurunkan suhu

c. menambah katalisator

19. Pada keadaan setimbang : 2SO3 (g) 2 SO2 (g) + O2 (g)

Jika suhu diturunkan, maka konsentrasi ....

a. SO3 tetap d. SO2 tetap

b. SO3 bertambah e. O2 bertambah

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

c. SO2 (g) dan O2 tetap

4. Menjelaskan pengaruh

Volume dan tekanan

terhadap pergeseran

kesetimbangan.

20. Diantara persamaan reaksi kesetimbangan di bawah ini, kesetimbangan yang bergeser

ke kanan jika volum diperbesar adalah....

a. 2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)

b. N2O4 (g) 2NO2 (g)

c. CaCO3 (g) CaO (s) + CO2 (g)

d. 2NO(g) + O2 (g) N2O4 (g)

e. S (s) + O2 (g) SO2(g)

21. Pada reaksi kesetimbangan berikut :

3 Fe (s ) + 4H2O (g) Fe3O4 (s) + 4H2 (g) ∆H = +. Kesetimbangan akan

bergeser ke kanan apabila ....

a. pada suhu tetap ditambah serbuk besi

b. pada suhu tetap ditambah katalis

c. pada suhu tetap tekanan diperbesar dengan memperkecil volum

d. pada suhu tetap tekanan diperkecil dengan memperbesar volum

e. pada volume tetap suhu diturunkan

22. Reaksi pembuatan belerang trioksida adalah reaksi eksoterm. Reaksi kesetimbangan

sebagai berikut : 2 SO2 (g) + O2 2SO3 (g) ∆ = - . Untuk mendapatkan

hasil optimum belerang trioksida dapat dilakukan dengan dengan cara berikut :

1. memperbesar tekanan

2. menambah katalis

3. menurunkan suhu

4. memperbesar volume

Pernyataan yang benar adalah ....

a. 1, 2 , dan 3 d. 4 saja

b. 1 dan 3 e. 1, 2, 3 dan 4

c. 2 dan 4

23. Faktor yang tidak mempengaruhi sistem kesetimbangan pada reaksi :

H2 (g) + Br2(g) 2HBr (g) ∆ = - 26 kj.mol-1 adalah....

a. konsentrasi dan suhu d. volume dan suhu

b. konsentrasi dan volume e. suhu dan tekanan

c. volume dan tekanan

24. Diantara persamaan reaksi kesetimbangan di bawah ini, kesetimbangan yang bergeser

ke kanan jika tekanan diperbesar adalah....

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

a. 2 HI (g) H2 (g) + I2 (g)

b. N2O4 (g) 2NO2 (g)

c. CaCO3 (g) CaO (s) + CO2 (g)

d. 2NO(g) + O2 (g) N2O4 (g)

e. S (s) + O2 (g) SO2(g)

5. Menjelaskan tetapan

kesetimbangan

25. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : 2SO2 (g) + O2(g)

a. K = 2

2

2

2

2

3

][][

][

OSO

SO

b. K = ][][

][

2

2

2

2

3

OSO

SO

c. K = ][][

][

22

2

3

OSO

SO

d. K = ][

][][

3

2

2

2

SO

OSO

e. K = 2

3

2

2

2

][

][][

SO

OSO

26. Pada suhu tinggi, besi (III) hidrogen karbonat terurai menurut reaksi :

Fe(HCO3)2 (s) FeO (s) + H2O (g) + 2CO2 (g). Tetapan kesetimbangan

untuk reaksi di atas adalah .....

a. K = ])([

]}[[][

23

2

2

2

HCOFe

FeOOHCO

b. K = ])([

]][[][

23

22

HCOFe

FeOOHCO

c. K = ][][ 2

2

2 OHCO

d. K = ][][

1

2

2

2 OHCO

e. K =])([

][

23HCOFe

FeO

6. Menghitung harga Kc

berdasarkan konsentrasi

27. Jika dalam ruang 4 liter terdapat reaksi kesetimbangan terdapat gas :

NO2(g) + CO(g) NO (g) + CO2(g). Jika pada saat setimbang terdapat gas

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

zat dalam

kesetimbangan.

NO2 dan gas CO masing-masing 0,2 mol. Sedangkan gas NO dan CO

0,4 mol. Harga tetapan kesetimbangan pada suhu tersebut adalah ....

a. O, 25 d. 2

b. 0,5 e. 4

c. 1

28. 0,1 mol HI dimasukkan ke dalam labu 1 liter, lalu dibiarkan ter

2HI (g) H2 (g) + I2 (g). Setelah tercapai kesetimbangan, I

0,02 mol. Maka harga tetapan kesetimbangan ....

a. 1,1 d. 0,063

b. 0,11 e. 0,5

c. 0,14

29. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi

menurut persamaan 2A + 3B A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih

terdapat 0,25 mol gas B. Kalau volum ruang 1 dm3 , maka tetapan kesetimbangan

reaksi tersebut adalah ....

a. 16 d. 72

b. 32 e. 80

c. 64

30. Jika pada reaksi kesetimbangan : HI (g) ½ H2 (g) + ½ I

pada suhu yang sama harga K untuk reaksi 2 HI ↔ H2 + I

a. 4 d. 48

b. 16 e. 64

c. 32

42. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : 2NO(g) + O2 (g) 2NO

adalah 4. pada suhu yang sama tetapan kesetimbangan untuk reaksi :

NO2 (g) NO(g) + ½ O2 (g) adalah ....

a. 1/16 d. 2

b. 1/4 e. 4

c. 1/2

31. Dalam ruang 2 liter dicampurkan masing-masing 1,4 mol gas CO

reaksi : CO2 (g) + 3H2 (g) CH4(g) + H2 O(g). Jika saat kesetimbangan

terdapat 0,4 mol gas CH4, harga tetapan kesetimbangan adalah ....

a. 0,2 d. 8

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

b. 0,8 e. 80

c. 1,25

7. Siswa dapat menghitung

harga Kp berdasarkan

tekanan parsial gas

pereaksi dan hasil

pereaksi pada keadaan

setimbang.

32. Dari reaksi kesetimbangan : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH

mol gas N2 direaksikan dengan 0,4 mol gas H2. Saat setimbang terdapat gas NH

mol (dalam ruang 1 liter tekanan total 1,2 atm). Maka besar nilai Kp adalah ....

a. 0,2 d. 33,33

b. 0,33 e. 333,33

c. 3,33

33. Pada persamaan kesetimbangan : CO (g) + H2O (g)

Sebanyak 6 mol/L H2O direaksikan dengan 14 mol/L CO. Saat setimbang dihasilkan 4

mol/L gas H2. Jika tekanan total ruangan 2 atm, maka harga Kp adalah ....

a. 0,4 d. 1,6

b. 0,8 e. 2

c. 1,2

34. Suatu reaksi kesetimbangan : A + B C. Jika total ruangan 2 atm. P

atm, PB = 0,4 atm. Maka harga Kp adalah ....

a. 2, 00 d. 5, 00

b. 2, 50 e. 6, 25

c. 4, 00

35. Dalam ruang 1 liter terdapat kesetimbangan 2HCl (g)

saat setimbang terdapat 0,2 mol HCl, 0,4 mol H2 dan 0,4 mol Cl

ruangan 1,5 atm. Maka harga Kp adalah ....

a. 1, 2 d. 6, 4

b. 2, 4 e. 8

c. 4, 00

8. Menghitung harga Kc

berdasarkan Kp atau

sebaliknya.

36. Pada suhu 298 K terbentuk reaksi kesetimbangan : N2O4 (g)

ruang 1 liter, 0,3 mol N2O4 terurai menjadi NO2. Saat kesetimbangan gas NO

terbentuk 0,2 mol. Jika R = 0,082, harga Kp adalah.....

a. 4, 89 d. 13, 04

b. 6, 52 e. 26, 08

c. 9,78

37. Reaksi kesetimbangan H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) mempunyai harga tetapan

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kesetimbangan (Kc) sebesar 69 pada suhu 340 0 C. Pada suhu yang sama, harga Kp

reaksi itu adalah ....

a. 5, 66 d. 3468, 3

b. 69 e. 23460

c. 1923, 72

9. Siswa dapat menjelaskan

kondisi optimum untuk

memproduksi bahan-

bahan kimia di industri

yang didasarkan pada

reaksi kesetimbangan

melalui diskusi.

38. Proses pembuatan asam sulfat menggunakan prinsip kesetimbangan

industri disebut proses ....

a. Haber d. Oswald

b. Bosch e. Disosiasi

c. Kontak

39. N2 (g) + 3H2 (g ) 2NH3 (g) ∆H = -94, 004 kJ. Pada pembuatan amonia

menurut proses Haber suhu dinaikkan, hal ini disebabkan ....

a. Pada suhu rendah [N2] bertambah

b. Pada suhu rendah reaksinya lambat

c. Pada suhu rendah tidak perlu ditanbahkan katalis

d. Pada suhu tinggi tekanannya tidak perlu tinggi

e. Pada suhu tinggi banyak menghasilkan amonia

10. Menafsirkan data

percobaan mengenai

konsentrasi pereaksi dan

hasil reaksi pada keadaan

setimbang untuk

menentukan derajat

disosiasi dan tetapan

kesetimbangan

40. Dalam ruang 5 liter terdapat gas-gas 0,03 mol SbCl5, 0,04 mol SbCl

dalam keadaan setimbang menurut reaksi : SbCl5(g) SbCl

disosiasi SbCl5 adalah ...

a. 0,3 d. 0,6

b. 0,4 e. 0,8

c. 0,5

41. Sebanyak 2 mol NH3 terurai menurut reaksi : 2NH3(g) N

Kesetimbangan tercapai dalam ruang 1 liter setelah terbentuk 1,5 mol gas hid

Derajat disosiasi NH3 adalah...

a. 1/4 d. 1/2

b. 1/3 e. 3/4

c. 2/5

44. Sebanyak 1 mol N2O4 dipanaskan dalam suatu ruangan sehingga 5

membentuk NO2. Jika tekanan total campuran adalah 6 atm. Maka harga Kp reaksi :

N2O4(g) 2NO2(g) pada suhu itu adalah.....

a. 1/8 d. 8

b. 1/4 e. 16

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

c. 1

Kisi – kisi Angket (Aspek Afektif)

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

NO. Indikator Ranah

Afektif

Pernyataan

Penerimaan Pelajaran kimia merupakan ilmu yang penting karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

Bagi saya, pelajaran kimia merupakan pelajaran yang tidak penting dan membosankan.

Respon Saya menyadari akan pentingnya belajar ilmu kimia Saya menyadari ilmu kimia tidak bermanfaat Saya selalu acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan guru Saya mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik

1. Menyadari pentingnya ilmu

kimia

Penilaian Menurut saya, pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada konsep kesetimbangan kimia bermanfaat

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

bagi kehidupan. Menurut saya, pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada konsep kesetimbangan kimia tidak bermanfaat bagi kehidupan.

Penerimaan Perasaan senang ketika waktu belajar kimia di kelas Saya merasa jenuh belajar kimia di dalam kelas

Respon Saya memperhatikan guru kimia dengan baik ketika menerangkan materi pelajaran.

Ketika guru menerangkan saya selalu mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain. Saya mudah menerima pembelajaran kimia karena dikaitkan dengan kehidupan nyata. Saya merasa kesulitan menerima pembelajaran kimia karena bersifat abstrak

2. Menyenangi kegiatan

pembelajaran bernuansa nilai

Penilaian Saya senang belajar kimia karena memberikan pengalaman belajar positif. Saya tidak senang belajar kimia karena tidak memberikan pengalaman apa-apa. Saya senang belajar kimia karena dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Saya tidak senang belajar kimia karena dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Penerimaan 3. Mensyukuri

nikmat dan karunia Allah SWT Respon Setelah mempelajari konsep kesetimbangan membuat

saya sadar bahwa alam semesta ini diciptakan Allah secara seimbang.

Setelah mempelajari konsep kesetimbangan membuat saya sadar bahwa alam semesta ini diciptakan Allah

secara tidak seimbang. Saya lebih bersyukur atas nikmat dan karunia Yang telah

Allah berikan. Saya selalu merasa kurang terhadap apa yang saya miliki.

Penerimaan

Respon Saya terdorong untuk bersosialisasi dengan orang lain.Saya lebih suka menyendiri daripada bergabung dengan

teman Saya merasa bahwa semua teman adalah sama. Saya perlu menyeleksi teman-teman dalam bergaul.

4. Menghindari pergaulan yang

buruk

Penilaian Menurut saya, bergaul dengan teman-teman yang baik

akan mendapatkan kebahagiaan. Menurut saya, bergaul dengan siapa pun akan membawa

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

kebahagiaan.

Penerimaan Kita harus saling tolong-menolong antar sesama manusia.

Kita harus saling menolong dengan melihat apa kedudukannya.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk dirinya sendiri.

Respon Saya terdorong untuk lebih bersikap toleransi terhadap orang lain. Saya terdorong untuk hidup mengutamakan kepentingan pribadi. saya terdorong untuk saling membantu dan menolong kepada orang yang membutuhkan. Hati ini tersentuh saat melihat pengemis di jalan. Saat melihat pengemis di jalan hati saya tidak tersentuh.

Penilaian Ketika menolong orang lain hati saya menjadi tenang.Ketika menolong orang lain saya mengharapkan pamri

5. Terdorong untuk

peduli terhadap sesama

Karakter Saya peduli dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi teman. Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya gemar menolong orang lain.

Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya gemar mementingkan diri sendiri.

Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya malas berinfak.

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

c. Format Tes Kognitif

KESETIMBANGAN KIMIA

Petunjuk Pengisian

a. Sebelum mengerjakan soal bacalah basmallah

b. Pilihlah jawaban yang paling tepat

c. Berilah tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah disediakan.

d. Ingatlah Allah Maha Melihat jadi kerjakan sendiri ya…

PILIHAN GANDA

1. Di bawah ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali...

a. reaksinya irreversibel

b. terjadi dalam ruang tertutup

c. laju reaksi ke kiri = laju reaksi ke kanan

d. reaksinya dapat dibalik

e. tidak terjadi perubahan makroskopis

2. Di bawah ini adalah contoh-contoh peristiwa alam yang menggunakan prinsip

kesetimbangan, kecuali....

a. siklus peredaran darah d. siklus karbon

b. siklus oksigen e. siklus nitrogen

c. siklus ozon

3. Reaksi dapat balik berikut : N2 (g) + H2 (g) 2NH3 (g). Mencapai

kesetimbangan pada saat....

a. reaksi telah berhenti

b. separo amonia telah terurai

c. laju penguraian NH3 = laju pembentukan hidrogen dan nitrogen

d. jumlah mol zat di ruas kiri = jumlah mol zat di ruas kanan

e. laju pembentukkan NH3 = dua kali laju pembentukkan N2

4. Berikut faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia adalah...

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

a. Jenis larutan d. tekanan osmotik

b. konsentrasi e. pH

c. luas permukaan

5. Bila dalam kesetimbangan dilakukan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi

dengan mengurangi pengaruh aksi tersebut. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh....

a. Fritz Haber d. Henri Louis Le Chatelier

b. Carl Bosch e. Lavosier

c. Wilhelm Bosch

6. Diketahui suatu reaksi kesetimbangan :

Fe3+(aq) + SCN- (aq) Fe(SCN)3 (aq)

(kuning Jingga) (Tidak berwarna) (Merah Darah)

Untuk membuat larutan bertambah merah, aksi yang dapat dilakukan adalah.....

a. menambah [Fe3+] d. menambah [Fe(SCN)3]

b. mengurangi [Fe3+] e. mengurangi [SCN-]

c. pengenceran

7. Molekul zat B terbentuk dari 2 molekul zat A dan kedua bentuk berada dalam

keadaan setimbang yaitu : 2 A B. Bila larutan yang mengandung A dan

B berada dalam keadaan setimbang diencerkan maka....

a. A bertambah banyak d. jumlah B tetap

b. B bertambah banyak e. Tetapan kesetimbangan tetap

c. [A] dan [B] tetap

8. Dalam ruang tertutup terdapat reaksi kesetimbangan :

H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (g) ∆H = -92,3 kJ/mol.

Ke arah mana kesetimbangan akan bergeser jika suhu dinaikkan ...

a. Ke kiri, harga K bertambah

b. Ke kiri, harga K berkurang

c. Ke kiri, harga K tetap

d. Ke kanan, harga K bertambah

e. Ke kanan, harga K berkurang

9. Reaksi pembuatan belerang trioksida adalah reaksi eksoterm. Reaksi kesetimbangan

sebagai berikut : 2 SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ∆ = ─

Untuk mendapatkan hasil optimum belerang trioksida dapat dilakukan dengan dengan

cara berikut :

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

1. memperbesar tekanan

2. menambah katalis

3. menurunkan suhu

4. memperbesar volume

Pernyataan yang benar adalah ....

a. 1, 2 , dan 3 d. 4 saja

b. 1 dan 3 e. 1, 2, 3 dan 4

c. 2 dan 4

10. Faktor yang tidak mempengaruhi sistem kesetimbangan pada reaksi :

H2 (g) + Br2(g) 2HBr (g) ∆ = ─ 26 kj.mol-1 adalah....

a. konsentrasi dan suhu d. volume dan suhu

b. konsentrasi dan volume e. suhu dan tekanan

c. volume dan tekanan

11. Pada suhu tinggi, besi (III) hidrogen karbonat terurai menurut reaksi :

Fe(HCO3)2 (s) FeO (s) + H2O (g) + 2CO2 (g).

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi di atas adalah .....

a. K = ])([

]}[[][

23

2

2

2

HCOFe

FeOOHCO

b. K = ])([

]][[][

23

22

HCOFe

FeOOHCO

c. K = ][][ 2

2

2 OHCO

d. K = ][][

1

2

2

2 OHCO

e. K =])([

][

23HCOFe

FeO

12. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : 2NO(g) + O2 (g) 2NO2 (g) adalah

4. pada suhu yang sama tetapan kesetimbangan untuk reaksi :

NO2 (g) NO(g) + ½ O2 (g) adalah ....

d. 1/16 d. 2

e. 1/4 e. 4

f. 1/2

13. Dalam ruang 2 liter dicampurkan masing-masing 1,4 mol gas CO2 dan gas H2

menurut reaksi :

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

CO2 (g) + 3H2 (g) CH4(g) + H2 O(g).

Jika saat kesetimbangan terdapat 0,4 mol gas CH4, harga tetapan kesetimbangan

adalah ....

a. 0,2 d. 8

b. 0,8 e. 80

c. 1,25

14. Dari reaksi kesetimbangan : N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g). Sebanyak 0,4

mol gas N2 direaksikan dengan 0,4 mol gas H2. Saat setimbang terdapat gas NH3 0,2

mol (dalam ruang 1 liter tekanan total 1,2 atm). Maka besar nilai Kp adalah ....

a. 3 d. 10/3

b. 3/10 e. 100/3

c. 3/100

15. Pada persamaan kesetimbangan : CO (g) + H2O (g) CO2 (g) + H2 (g).

Sebanyak 6 mol H2O direaksikan dengan 14 mol CO. Saat setimbang dihasilkan 4

mol gas H2. Jika tekanan total ruangan 2 atm, maka harga Kp adalah ....

a. 0,4 d. 1,6

b. 0,8 e. 2

c. 1,2

16. Suatu reaksi kesetimbangan : A + B C. Jika total ruangan 2 atm. PA = 0,8

atm, PB = 0,4 atm. Maka harga Kp adalah ....

a. 2, 00 d. 5, 00

b. 2, 50 e. 6, 25

c. 4, 00

17. Reaksi kesetimbangan : H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) mempunyai harga

tetapan kesetimbangan (Kc) sebesar 69 pada suhu 340 0 C. Pada suhu yang sama,

harga Kp reaksi itu adalah ....

a. 5, 66 atm d. 3468, 3 atm

b. 23460 atm e. 1923, 72 atm

c. 69 atm

18. Proses pembuatan asam sulfat menggunakan prinsip kesetimbangan adalah ....

a. Haber d. Oswald

b. Bosch e. Disosiasi

c. Kontak

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

19. Sebanyak 2 mol NH3 terurai menurut reaksi : 2NH3(g) N2 (g) + 3H2(g).

Kesetimbangan tercapai dalam ruang 1 liter setelah terbentuk 1,5 mol gas hidrogen.

Derajat disosiasi NH3 adalah...

d. 1/4 d. 1/2

e. 1/3 e. 3/4

f. 2/5

20. Sebanyak 1 mol N2O4 dipanaskan dalam suatu ruangan sehingga 50% terurai

membentuk NO2. Jika tekanan total campuran adalah 6 atm. Maka harga Kp reaksi :

N2O4(g) 2NO2(g) pada suhu itu adalah.....

d. 1/8 d. 8

e. 1/4 e. 16

f. 1

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

OPTIMIS

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas
Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas
Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

e. Format Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA SISWA PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA

BERNUANSA NILAI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

No. Materi Wawancara Pertanyaan

1. Sikap dan Pendapat siswa tentang 1. Hal apa yang paling anda senangi dari

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

pelajaran kimia kimia?

2. Materi/pokok bahasan apa yang anda

senangi dalam pelajaran kimia?

2. Sikap dan pendapat siswa tentang

pengintegrasian nilai-nilai sains

melalui pendekatan kontekstual

pada pembelajaran kimia.

3. Cara pembelajaran seperti apa yang

diinginkan agar belajar kimia mudah dan

menyenangkan?

4. Bagaimana menurut pendapat anda

mengenai pembelajaran kimia yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

(kontekstual) pada konsep kesetimbangan

kimia?

5. Bagaimana menurut pendapat anda

mengenai pembelajaran kimia yang

diintegrasikan dengan nilai-nilai sains

(nilai agama, sosial, nilai intelaktual dan

nilai praktis) pada konsep kesetimbangan

kimia?

6. Apakah dengan adanya pengintegrasian

nilai-nilai sains melalui pendekatan

kontekstual , anda lebih tertarik dan

termotivasi mempelajari kimia khususnya

konsep kesetimbangan kimia?

7. Apa perbedaan yang kamu rasakan

terhadap pembelajaran yang

mengintegrasikan nilai-nilai sains dengan

pembelajaran sehari-hari di kelas

khususnya pembelajaran kimia?

8. Apakah pembelajaran kimia yang

mengintegrasikan nilai-nilai sains melalui

pendekatan kontekstual efektif?

9. Bagaimana pendapat anda mengenai LKS

yang mengintegrasikan nilai-nilai sains?

10. Apakah anda mengalami kesulitan pada

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

saat proses pembelajaran?jika ya kesulitan

apa yang anda hadapi?

3. Sikap dan pendapat siswa setelah

mengalami proses pembelajaran

11. Bagaiamana kesan dan pesan anda setelah

mempelajari konsep kesetimbangan kimia

yang mengintegrasikan nilai-nilai sains?

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

d. Format Angket

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

ANGKET PENELITIAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN

PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Petunjuk Pengisian :

1. Sebelumnya bacalah Basmallah

2. Silakan anda membaca pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan sebaik-

baiknya, jika ada yang belum dimengerti silakan anda tanyakan langsung.

3. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti dan berilah cek

list (√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Alternatif jawaban yang disediakan sebagai berikut :

o Sangat Setuju (SS), jika sesudah membaca pernyataan tersebut hati

anda langsung mengatakan setuju.

o Setuju (S), jika terhadap pernyataan tersebut setelah dipertimbangkan

ternyata anda dapat menyetujuinya.

o Tidak Setuju (S), jika terhadap pernyataan tersebut setelah

dipertimbangkan anda tidak dapat menyetujuinya

o Sangat Tidak Setuju (STS) , jika setelah membaca pernyataan

tersebut hati anda langsung mengatakan tidak setuju.

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Jawaban N

o

Pernyataan

SS S TS STS

1. Pelajaran kimia merupakan ilmu yang penting karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

2. Saya senang belajar kimia karena memberikan pengalaman belajar positif.

3. Saya menyadari akan pentingnya belajar ilmu kimia

4. Saya menyadari ilmu kimia tidak bermanfaat

5. Saya memperhatikan guru kimia dengan baik ketika menerangkan materi pelajaran.

6. Saya mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik.

7. Perasaan senang ketika waktu belajar kimia di kelas

8. Bagi saya, pelajaran kimia merupakan pelajaran yang tidak penting dan membosankan.

9. Saya mudah menerima pembelajaran kimia karena dikaitkan dengan kehidupan nyata.

10. Saya tidak senang belajar kimia karena tidak memberikan pengalaman apa-apa.

11. Setelah mempelajari konsep kesetimbangan membuat saya sadar bahwa alam semesta ini diciptakan Allah secara seimbang.

12. Saya terdorong untuk bersosialisasi dengan orang lain.

13. Saya lebih suka menyendiri daripada bergabung dengan teman.

14. Kita harus saling tolong-menolong antar sesama manusia.

15. Saya merasa bahwa semua teman adalah sama.

16. Menurut saya, bergaul dengan siapa pun akan membawa kebahagiaan.

17. Saya selalu merasa kurang terhadap apa yang saya miliki.

18. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

19. Saya merasa kesulitan menerima pembelajaran kimia karena bersifat abstrak.

20. Menurut saya, pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada konsep kesetimbangan kimia bermanfaat bagi kehidupan.

21. Saya terdorong untuk lebih bersikap toleransi terhadap orang lain.

22. Saya peduli dengan kesulitan ekonomi yang dihadapi teman.

23. Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya gemar mementingkan diri sendiri.

24. Saya merasa jenuh belajar kimia di dalam kelas

25. Menurut saya, bergaul dengan teman-teman yang baik akan mendapatkan kebahagiaan.

26. Ketika guru menerangkan saya selalu mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain.

27. Kita harus saling menolong dengan melihat apa kedudukannya.

28. Saat melihat pengemis di jalan hati saya tidak tersentuh.

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

29. Saya terdorong untuk lebih bersikap toleransi terhadap orang lain.

30. Saya selalu acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan guru .

31. Saya terdorong untuk hidup mengutamakan kepentingan pribadi.

32. Saya perlu menyeleksi teman-teman dalam bergaul.

33. Setelah mempelajari konsep kesetimbangan membuat saya sadar bahwa alam semesta ini diciptakan Allah secara tidak seimbang.

34. Saya terdorong untuk saling membantu dan menolong kepada

orang yang membutuhkan.

35. Hati ini tersentuh saat melihat pengemis di jalan.

36. Menurut saya, pembelajaran kimia yang menanamkan nilai-nilai pada konsep kesetimbangan kimia tidak bermanfaat bagi kehidupan.

37. Saya senang belajar kimia karena dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

38. Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya gemar menolong orang lain.

39. Ketika menolong orang lain hati saya menjadi tenang.

40. Sebaik-baik manusia adalah orang yang hanya bermanfaat untuk

dirinya sendiri.

41. Saya lebih bersyukur atas nikmat dan karunia Yang telah Allah berikan.

42. Ketika menolong orang lain saya mengharapkan pamrih.

43. Setelah pembelajaran kimia bernuansa nilai saya malas berinfak.

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

.

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

Sebaik-baik manusia adalah orang yang hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri.

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

Skripsi

Dosen Pembimbing : Burhanuddin Milama M.Pd.

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas

OLEH

Astri Rama Yulia

104016200430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA BERNUANSA NILAI DENGAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10147/1/Astri... · Kisi-kisi Instrumen ... materi serta cara penguasaan kelas