pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45
PERIODE 2004-2009
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Knowledge, Piety, Integrity
Oleh :
Citra Ardhini NIM : 106081002396
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1432 H/2010 M
Hari ini Jumat Tanggal 10 Bulan Desember Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Sidang Skripsi atas nama Citra Ardhini NIM: 106081002396 dengan judul
skripsi “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45 PERIODE 2004-2009”.
Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung,
maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warnida, SE, M.Si
Ketua Sekretaris
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS Herni Ali, HT, SE, MM
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Leis Suzanawaty, SE, M.Si
Penguji Seminar Proposal
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45
PERIODE 2004-2009
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Citra Ardhini
NIM: 106081002396
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si
NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Hari ini Senin Tanggal 10 Bulan Mei Tahun Dua ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Citra Ardhini NIM: 106081002396 dengan judul Skripsi
“Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Risiko Saham Pada
Perusahaan LQ 45 Periode 2004-2009”. Memperhatikan kemampuan keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
H.M. Arief Mufraini, Lc, M.Si Titi Dewi Warnida, SE, M.Si
Ketua Sekretaris
Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM
Penguji Ahli
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Citra Ardhini
NIM : 106081002396
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 12 November 2010
Citra Ardhini
ABSTRACT
This study analyzed the influence of fundamental factors that are represented by the current ratio, debt to total assets, earning per share, and return on equity against the risk of stocks. Samples using 11 companies included LQ 45. Tests for this study using multiple regression analysis with the help of E-views program. The result of this study indicate that partial return on equity is only a significant effect on the risk of stocks, while the current ratio, debt to total assets, earning per share, and return on equity is jointly significant effect on stock risk. In this study the most influential variables on the risk of stocks is the return on equity (ROE). Key words : current ratio, debt to total assets, earning per share, return on
equity, risk
ii
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh factor fundamental yang diwakili oleh current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity terhadap risiko saham. Sampel penelitian ini menggunakan 11 perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45. Pengujian penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan bantuan program E-views.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial hanya return on equity yang berpengaruh signifikan terhadap risiko saham, sedangkan current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Dalam penelitian ini variabel yang paling berpengaruh terhadap risiko saham adalah return on equity (ROE).
Kata kunci : current ratio, debt to total asset, earning per share, return on
equity, risiko.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah Nya yang memberikan jalan kemudahan dan
keteguhan hati dari kesukaran, karena pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan
namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama
kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Bapak H. Ardi Rauf B.Ac (Alm) dan Ibu Hj. Yani
Utama S.Pd yang telah menekankan pentingnya kedisplinan pendidikan dan
menghargai ilmu, memberikan dukungan dan doa yang tak pernah putus dan
juga telah memberikan kepercayaan yang sangat besar bagi penulis. Untuk
Ayahku tercinta, ini adalah janji yang sudah penulis tepati dan maaf karena
v
ayah tidak sempat melihatnya tapi penulis yakin ayah selalu mendampingi
penulis. Untuk Super Mama, Ibuku tercinta, yang selalu berusaha menjadi
seorang ayah dan juga seorang ibu yang memberikan kekuatan kepada penulis
agar bisa selalu memberikan yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen dan pembimbing I yang
telah meluangkan waktunya dan sarannya serta keramah tamahannnya untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, Msi selaku dosen dan pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan banyak masukan dan saran untuk
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kakakku uni Puti Ramadhani yang selalu mengingatkan agar penulis segera
menyelesaikan skripsi ini, serta adik-adikku Andhika Utama dan Sarah
Chairunnisa serta keponakanku Fatih yang telah memberikan kecerian dan
suasana yang berbeda setiap harinya. Dan keluarga besarku terutama
sepupuku (uni Ami, uni Dian , Deny, Tia, Ina, Opik, Iva, Zia), serta om dan
uncu yang selalu mendukung penulis.
6. Asharyanto, SH. Terima kasih untuk kesabaran, dukungan, kepercayaan, doa,
serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih karena
telah menjadi bagian hidup dan menjadi motivasi bagi penulis.
vi
7. Sahabat-sahabatku (Andri, Anien, dan Hana), teman-teman dekatku (Nila,
Presti, Ismi, Nesya, Evan, Dipta, dan Farid), serta Modi dan Ka Ana yang
telah banyak membantu dan terima kasih atas persahabatan yang luar biasa.
8. Teman-teman Manajemen B terutama kepada (Ajeng, Dea, Rezy, Beno,
Fadli) yang memberikan warna setiap harinya serta persahabatan yang luar
biasa.
9. Teman-teman seperjuangan Keuangan A terutama kepada (Chandera,
Chosiyatul, Ega, dan Arisyi). Serta semua teman-teman yang telah
memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per
satu namun tidak mengurangi penghargaan penulis kepada kalian.
10. Semua dosen, staf, dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
terima kasih atas bantuannya kepada penulis.
Harapan besar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
orang lain dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Sehubungan dengan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis maka dengan rendah hati
penulis menerima saran dan krtitk yang membangun demi lebih baiknya skripsi
ini.
Wassalammualaikum Wr.Wb
Jakarta, 12 November 2010
Citra Ardhini
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Citra Ardhini
NIM : 106081002396
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Februari 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mesran II Blok M 19 No.15 Komp.
Pertamina Pondok Ranji Ciputat
No. Telpon : 08561304688/021-96816671
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. MI Pembangunan Jakarta : (1994-2000)
2. Mts Pembangunan Jakarta : (2000-2003)
3. SMUN 29 Jakarta : (2003-2006)
4. Universitas Islam Negeri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Manajemen Keuangan : (2006-2010)
Jakarta, 12 November 2010
Citra Ardhini
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Dosen
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi
Lembar Pengesahan Ujian Kompehensif
Riwayat Hidup
Abstract............................................................................................................ i
Abstrak............................................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar Isi.......................................................................................................... vi
Daftar Tabel..................................................................................................... viii
Daftar Gambar................................................................................................. ix
Daftar Lampiran............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1.Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
2.Manfaat Penelitian ............................................................................ 10 BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal ....................................................................................... 12
1. Pengertian Pasar Modal ............................................................... 12
2. Instrumen Pasar Modal ................................................................. 14
3. Fungsi Pasar Modal ...................................................................... 15
vi
B. Risiko Investasi ................................................................................. 16
1. Pengertian Risiko ............................................................................ 16
2. Jenis-jenis Risiko Investasi ............................................................. 17
3. Beta Saham...................................................................................... 19
C. Faktor Fundamental............................................................................ 23
D. Nilai Saham........................................................................................ 24
E. Teknik Analisis Saham....................................................................... 27
F. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 30
G. Kerangka Pemikiran........................................................................... 32
H. Hipotesis Penelitian............................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup.................................................................................. 36
B. Metode Penentuan Sampel................................................................ 36
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 38
D. Metode Analisis ................................................................................ 38
E. Identifikasi dan Operasional Penelitian ............................................ 45
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................................... 50
B. Pengujian dan Pembahasan .............................................................. 56
C. Interpretasi........................................................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 81
B. Implikasi ........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
Tabel 3.1 Sampel Penelitian 37
Tabel 3.2 Uji Statistik Durbin-Watson 41
Tabel 4.1 Sampel Penelitian Indeks LQ 45 57
Tabel 4.2 Current Ratio (CR) 59
Tabel 4.3 Debt to Total Asset (DTA) 61
Tabel 4.4 Earning Per Share (EPS) 62
Tabel 4.5 Return On Equity (ROE) 64
Tabel 4.6 Risk (BETA) 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas 70
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas 71
Tabel .10 Hasil Uji Regresi Berganda 72
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 34
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
Lampiran 1 Sampel Penelitian Indeks LQ 45 88
Lampiran 2 Variabel Penelitian 89
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik 92
Lampiran 4 Uji Regresi Berganda 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal sebagai sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang
diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana
guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Oleh karena itu pasar
modal dapat dijadikan wahana investasi bagi masyarakat. Dengan adanya
pasar modal maka pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat
menginvestasikan dananya dengan mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak
yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut tanpa harus
menunggu dana dari kegiatan operasional perusahaan. (Ahmad Kamarudin,
2003:17).
Dalam transaksi di pasar modal, investor dapat langsung meneliti dan
menganalisis keuntungan masing-masing perusahaan yang menawarkan
modal. Begitu, mereka anggap menguntungkan dapat langsung membeli dan
menjualnya kembali pada saat harga naik dalam pasar yang sama. Jadi, dalam
hal ini investor dapat pula menjadi penjual kepada para investor lainnya.
(Kasmir, 2005:194). Akan tetapi dalam bertransaksi di pasar modal investor
tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya, karena setiap investasi yang
dilakukannya akan mengandung suatu risiko.
Oleh karena semua investasi yang dilakukan oleh para investor
mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, dikarenakan perolehan yang
diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang. Risiko itu juga
timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari
dana yang diinvestasikan. Sehingga risiko merupakan faktor yang sangat
penting untuk dipertimbangkan dari setiap pengambilan keputusan investasi,
karena besar kecilnya risiko yang terkandung dalam suatu investasi akan
mempengaruhi return yang diharapkan dari investasi tersebut. Risiko investasi
dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko unsistematis
(Jogianto,2000: 160).
Risiko sistematik mengacu kepada risiko pasar yaitu ketidakpastian hasil
perolehan investasi yang akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan,
sedangkan risiko tidak sistematik mengacu pada faktor risiko yang unik pada
setiap perusahaan, hanya mempengaruhi satu (sekelompok kecil) perusahaan.
(L. Thian Hin, 2008:20). Risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat
didiversifikasi sedangkan risiko tidak sistematik merupakan risiko unik yang
dapat dikurangi dengan cara didiversifikasi.
Risiko tidak sistematik atau risiko yang dapat didiversifikasi akibatnya
hanya menimbulkan sedikit kekhawatiran bagi investor yang terdiversifikasi.
(Bringham dan Hauston, 2006:214).
Risiko sistematik merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi dipasar secara keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi (kondisi makro). (Darmawan Sjahrial, 2008).
Untuk mengukur risiko sistematik digunakan koefisien beta yang merupakan
ukuran tingkat respon atas kelebihan tingkat pengembalian atas sekuritas
2
(sebagai kelebihan dari tingkat bebas risiko) dibandingkan dengan yang di
pasar menggunakan beberapa indeks yang ekstensif (James van Horne dan
John Wachowicz, 2009:129).
Beta merupakan ukuran volatilitas return saham terhadap return pasar.
Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar maka
semakin besar pula beta saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil
fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin kecil pula beta
saham tersebut. Apabila kondisi pasar membaik (ditunjukkan dengan naiknya
indeks pasar) maka saham yang memiliki beta positif akan menunjukkan
kecenderungan meningkatnya harga saham, demikian juga sebaliknya apabila
pasar memburuk maka harga saham cenderung turun. (Jogiyanto Hartono,
2008:358).
Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan analisis yang cermat,
teliti, dan mendukung dengan risiko yang akurat. Pemilihan teknik yang benar
dalam analisis akan mengurangi risiko investor dalam berinvestasi. Analisis
yang dapat digunakan adalah analisis teknikal dan analisis fundamental.
Analisis teknikal merupakan suatu metode peramalan gerak harga saham,
indeks atau instrumen keuangan lainnya dengan menggunakan grafik
berdasarkan data historis. (Fakhruddin, Firmansyah dan Hadianto, 2001:21).
Sedangkan analisis fundamental menggunakan prospek laba dan deviden
perusahaan, harapan tingkat bunga di masa depan, dan evaluasi risiko
perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. (Bodie, Kane, and
Marcus, 2006:485).
3
Analisis fundamental dilakukan oleh investor menggunakan data keuangan
perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Oleh karena itu laporan
keuangan sangat penting karena laporan keuangan menggambarkan aspek
fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif, selain itu laporan keuangan
diharapkan dapat berguna untuk menilai risiko suatu investasi.
Laporan keuangan akan menjadi informasi yang berguna, lebih mendalam,
dan lebih tajam dengan teknik tertentu. Analisis laporan keuangan
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna satu dengan yang lain untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan suatu keputusan yang tepat.
Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan
data menjadi informasi. (Harahap, 2008:190).
Salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan
adalah analisis rasio. Analisis rasio keuangan merupakan cara untuk
menganalisis laporan keuangan yang mengungkapkan hubungan matematik
antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya, dimana dapat memberikan
petunjuk yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. (Dwi P dan
Rifka J, 2002:54).
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas serta risiko
sistematik yang diwakili oleh beta.
4
Dalam penelitian ini rasio likuiditas diwakili oleh current ratio (CR) yang
merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang pada saat dilikuidasi. Rasio solvabilitas diwakili oleh debt to total asset
(DTA). Rasio profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh kekayaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas
diwakili oleh earning per share (EPS) dan return on equity (ROE). (Ahmad
Rodoni, 2010). Rasio keuangan ini digunakan karena merupakan salah satu
komponen informasi yang mempengaruhi investor dalam menilai harga dan
risikonya di pasar modal. (Surono Subekti, 2001:34). Risiko yang digunakan
adalah beta saham, dikarenakan beta saham mencerminkan kondisi
fundamental dari suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena pergerakan beta
ditentukan dari pergerakan harga saham perusahaan. (Yulius Yulianto, 2010).
Penelitian ini dilakukan pada periode 2004-2009, dikarenakan adanya
fluktuasi dari IHSG dalam rentang periode 2004-2009. Pada tahun 2004 IHSG
berada pada level 1000,2 selanjutnya terus meningkat sampai dengan tahun
2007 di level 2745,8. Akan tetapi pada awal 2008 terjadilah krisis global yang
mengakibatkan IHSG menurun tajam pada level 1355,4, sedangkan pada tahun
2009 IHSG kembali meningkat pada level 2534,3.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan
yang tergabung dalam Indeks LQ 45 di BEI, alasan menggunakan sampel
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ 45 karena saham-
saham dalam perusahaan Indeks LQ 45 merupakan saham-saham likuid serta
5
mempunyai kapitalisasi pasar yang besar serta selalu dipantau
perkembangannya setiap 6 bulan sekali sehingga menarik untuk dijadikan
sampel penelitian.
Beberapa peneliti yang juga meneliti faktor-faktor fundamental terhadap
risiko saham, diantaranya Iqbal dan Bandi (2003), penelitian ini meneliti
pengaruh tingkat suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap
beta syariah di Bursa Efek Jakarta. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu
ROA dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga,
rasio profitabilitas, dan beta akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap
beta syariah baik secara parsial maupun simultan.
Yeni E Septiana (2004), juga meneliti pengaruh faktor-faktor fundamental
terhadap risiko saham pada perusahaan industri rokok. Faktor fundamental
yang digunakan adalah earning per share, current ratio, return on investment,
return on equity, dan debt to total asset. Kesimpulannya bahwa secara parsial
hanya earning per share dan debt to total asset yang berpengaruh signifikan
sedangkan secara simultan earning per share, debt to total asset, dan return
on equity berpengaruh signifikan terhadap risiko.
Sunardi (2005), meneliti pengaruh pertumbuhan, ungkitan finansial, dan
ukuran perusahaan terhadap risiko sistematis saham pada semua perusahaan
yang terdaftar di BEI selain bank dan lembaga keuangan lain. Ungkitan
finansial diwakili oleh debt to total asset. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran perusahaan secara
6
bersama-sama berpengaruh terhadap risiko. Sedangkan secara parsial hanya
pertumbuhan yang berpengaruh signifikan terhadap risiko.
Zubaidi Indra (2006), penelitian ini meneliti faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi risiko saham. Faktor-faktor fundamental yang digunakan
yaitu debt to equity, return on equity, earning per share, price earning ratio,
dan operating profit margin. Kesimpulannya bahwa debt to equity, return on
equity, earning per share, price earning ratio, dan operating profit margin
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Sugeng dan Sartika (2006), meneliti pengaruh factor fundamental terhadap
beta saham dan beta akuntansi pada perusahaan go public di BEI. Faktor
fundamental yang digunakan adalah financial leverage (DTA), current ratio,
asset growth, dan firm size. Kesimpulannya bahwa pada pengujian pertama
financial leverage (DTA), current ratio, asset gowth, dan firm size terhadap
beta saham menunjukkan baik secara parsial ataupun simultan tidak
berpengaruh signifikan. Sedangkan pada pengujian yang kedua, secara parsial
hanya financial leverage yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi.
Secara simutan tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi.
Deny Suryo Utomo (2006), meneliti analisis pengaruh asset growth,
earning per share, debt to total asset, dan deviden yield terhadap beta saham
pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya secara parsial dan simultan tidak
ada variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta saham.
Variyetmi Wira (2008), meneliti analisa karakteristik perusahaan terhadap
return dan beta perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel yang
7
digunakan adalah earning per share, dividen payout ratio, current ratio,
return on investment, dan cyclicality. Kesimpulannya bahwa secara parsial
hanya variabel return on invesment yang berpengaruh signifikan terhadap
beta. Akan tetapi secara simultan variabel earning per share, , dividen payout
ratio, current ratio, return on investment, dan cyclicality mempunyai pengaruh
signifikan terhadap beta.
Yulius Yulianto (2010), meneliti pengaruh asset growth, earning per
share, debt to total asset, return on invesment, dan dividen yield terhadap beta
saham pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya asset growth, debt to total
asset, dan return on investment berpengaruh signfikan terhadap beta saham,
sedangkan earning per share dan dividen yield tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian
terdahulu. Adapun yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Variabel yang digunakan
Pada penelitian ini variabel yang digunakan CR, DTA, EPS, dan ROE,
sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan EPS, CR, ROI, ROE, dan
DTA.
2. Perbedaan sampel yang digunakan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan
yang tergabung dalam Indeks LQ 45, sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan sampel industri rokok.
8
3. Periode penelitian yang digunakan
Pada penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2004-2009,
sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan periode dari tahun
1996-2003.
Berdasarkan pemikiran tersebut penulis tertarik untuk meneliti faktor-
faktor fundamental apa saja yang dapat mempengaruhi risiko sahamnya
dengan menggunakan rasio keuangan yang diwakili oleh variabel current ratio
(CR), debt to total asset (DTA), earning per share (EPS), dan return on equity
(ROE). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI sejak tahun 2004-2009. Maka
berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Risiko Saham Pada
Perusahan LQ 45 Periode 2004-2009”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh variabel current ratio, debt to total asset, earning per
share, dan return on equity terhadap risiko saham?
2. Variabel current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on
equity manakah yang paling berpengaruh terhadap risiko saham?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti, yaitu:
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel current ratio, debt to total
asset, earning per share, dan return on equity terhadap risiko saham.
b. Untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt to total asset, earning
per share, dan return on equity yang paling berpengaruh terhadap
risiko saham.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis
Diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen
investasi, khususnya mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap
risiko saham.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
kepada calon investor, investor dan perusahaan-perusahaan dalam
menentukan investasi yang akan dipilih dapat dilihat dari faktor-faktor
fundamentalnya ataupun dari risiko sahamnya.
10
11
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
factor-faktor fundamental yang mempengaruhi risiko saham. Penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu
negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang
bersangkutan. Pasar modal muncul sebagai alternatif bagi pembiayaan
jangka panjang.
Pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka
menengah dan jangka panjang (satu tahun atau lebih lama). (Rodoni&Ali,
2010:32).
Ahmad Rodoni (2008:40) pasar modal (capital market) adalah pasar
keuangan untuk dana-dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun) dan merupakan pasar yang konkrit.
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisir di
mana efek-efek yang diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa Efek
(stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang
mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara
langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa efek
sendiri antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan
harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.
(Dahlan Siamat, 2004:249)
Ahmad Kamarudin (2003:17) mengartikan pasar modal sebagai sarana
pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Block (2002:639) capital markets, competitive markets for equity
securities or debt securities with maturities of more than one year. The
best examples of capital market securities are common stock, bonds, and
preferred stock.
Fabozzi (1999:15) pasar modal merupakan pasar keuangan bagi
instrumen-instrumen ekuitas dan instrumen-instrumen utang yang jatuh
tempo lebih dari satu tahun.
Suad Husnan (1993:1) secara formal pasar modal bisa didefinisikan
sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authotities,
maupun perusahaan swasta.
Sedangkan menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah
pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
13
2. Instrumen Pasar Modal
Menurut Rodoni (2005:128) ada beberapa instrumen pasar modal yang
biasa diperdagangkan, yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa dapat didefinisikan sebagai bukti tanda kepemilikan atas
suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan kertas tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividen dalam
jumlah yang tetap, dan merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan yang tetap (seperti bunga), tetapi juga bisa mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor.
c. Obligasi (Bond)
Obligasi merupakan surat tanda utang jangka panjang yang diterbitkan
oleh perusahaan ataupun pemerintah. Penerbit membayar bunga atas
obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara
periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat
jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah
bunga yang terutang.
14
d. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar)
menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
e. Right
Right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya
untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Sertifikat ini
diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu melakukan
penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham lama.
f. Warant
Warant merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang
menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu.
Warant biasanya diberikan sebagai ”pemanis” penerbit obligasi dengan
coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan umum yang
berlaku.
3. Fungsi Pasar Modal
Menurut Ahmad Kamarudin (2003) fungsi pasar modal antara lain:
a. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah
ditawarkan kepada masyarakat.
b. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme penawaran dan permintaan.
c. Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.
15
B. Risiko Investasi
1. Pengertian Risiko
Risiko merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dari
setiap pengambilan keputusan investasi, karena besar kecilnya risiko akan
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut.
Sunaryo (2007:11) risiko adalah kerugian karena kejadian yang
tidak diharapkan terjadi.
Rodoni&Ali (2010:69) terdapat beberapa makna mengenai risiko,
yaitu (a) sebagai kondisi yang tidak pasti (uncertainty) di masa yang akan
datang, (b) perubahan dari variabilitas return yang diharapkan atau sesuatu
nilai yang tidak sesuai dengan harapan.
Jones (2007:10) risk, the chance that the actual return on an
invesment will be different from the expected return.
Sedangkan menurut Eiteman (2004:87) risiko biasanya
didefinisikan sebagai kemungkinan menderita kerusakan atau kerugian
atau suatu kejadian yang melibatkan bahaya atau kekacauan yang tidak
pasti.
Ahmad Kamarudin (2003:94) dalam pengertian investasi, risiko
selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh dari surat
berharga.
Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan
yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
(Suad, Husnan, 2008:52).
16
2. Jenis-jenis risiko investasi
Menurut Rodoni (2008) ada beberapa jenis-jenis risiko investasi, yaitu:
a. Risiko Pasar
Semua surat berharga termasuk instrumen pasar uang memiliki risiko
yang disebut market risk atau kadang-kadang disebut juga interest rate
risk yaitu berkaitan dengan turunnya harga surat berharga yang
mengakibatkan investor mengalami capital loss.
b. Risiko Re-invesment
Dalam praktiknya bukan saja harga surat berharga yang dapat jatuh
tetapi juga tingkat bunga. Turunnya harga sekuritas pada gilirannya
menyebabkan timbulnya risiko yang disebut re-invesment risk yaitu
risiko terhadap penghasilan suatu asset financial yang harus di re-
invest dalam asset yang berpendapatan rendah.
c. Risiko gagal bayar
Risiko yang terjadi akibat peminjam tidak memenuhi kewajibannya
sesuai dengan yang dijanjikan.
d. Risiko Inflasi
Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya harga barang-
barang dan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan
yang diterimanya.
17
e. Risiko Valuta
Investor internasional dihadapkan pada risiko mata uang yaitu
kerugian yang terjadi akibat adanya perubahan yang tidak
menguntungkan terhadap mata uang asing.
f. Risiko Politik
Berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan
perundangan yang mengakibatkan turunnya pendapatan yang
diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian
total dari modal yang diinvestasikan.
g. Marketability atau Liquidity Risk
Dapat terjadi apabila instrumen pasar uang yang dimiliki sulit untuk
dijual kembali sebelum jatuh tempo.
Sedangkan dalam manajemen investasi modern, pembagian risiko
total investasi dibagi menjadi dua:
1) Risiko sistematis (Systematic Risk), merupakan risiko yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar secara
keseluruhan. Jadi perubahan pasar akan mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi (kondisi makro).
2) Risiko unsistematis (Unsystematic Risk), merupakan risiko
yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan.
Jadi lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan
emiten. (Darmawan Sjahrial,2008).
18
3. Beta Saham
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu
sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i
mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta
merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat
didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau
portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return
sekuritas atau portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi dari return-
return pasar maka beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan
bernilai 1. Karena fluktuasi juga sebagai pengukur dari risiko maka beta
bernilai 1 menunjukan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau
portofolio sama dengan risiko pasar. (Jogiyanto,2008:357-358).
Beta dapat diestimasi dengan menggunakan Model Indeks Tunggal
(Single Index Model). Peran beta dalam manajemen portfolio pada
dasarnya terbagi menjadi tiga peran utama (Barra, 1998) yang dikutip oleh
Deny Suryo Utomo (2006:2) yaitu:
1). Meramalkan risiko sistematis portfolio
2). Ukuran risiko sistematis yang terjadi
3). Meramalkan return yang diharapkan dari suatu portfolio
Beta juga dapat dibedakan menurut macamnya, yaitu beta pasar,
beta akuntansi, dan beta fundamental (Jogiyanto, 2008:359-372).
19
1). Beta Pasar
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai
historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama
periode tertentu.
2). Beta Akuntansi
Beta yang dihitung dengan menggunakan data histories
berupa data akuntansi (laba perusahaan dan laba indeks pasar).
3). Beta Fundamental
Beta yang dihitung dengan menggunakan data historis berupa
beta fundamental (variable fundamental perusahaan).
Menurut Jogiyanto (2000:322) beta mempunyai konsep yang
ditentukan sebagai berikut :
1). Saham yang memiliki nilai beta lebih kecil dari satu (β<1)
dikatakan berisiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar
sehingga return yang diperoleh lebih kecil dari return
portofolio pasar.
2). Saham yang memiliki nilai beta sama dengan satu (β=1)
dikatakan memiliki risiko yang sama dengan risiko portofolio
pasar sehingga return yang diperoleh sama dengan return
portofolio pasar.
20
3). Saham yang memiliki nilai beta lebih besar dari satu (β>1)
dikatakan lebih berisiko daripada risiko portofolio pasar
sehingga return yang diperoleh lebih besar daripada return
portofolio pasar.
Menurut Husnan (1998:183) besarnya beta dari suatu saham
memiliki arti sebagai berikut :
1). Saham-saham yang memiliki beta lebih dari satu (β>1) disebut
saham agresif (agresif stock), karena saham tersebut
merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar.
Kalau terjadi perubahan (baik naik maupun turun) tingkat
keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang
sama lebih dari 10%.
2). Saham-saham yang memiliki beta lebih kecil dari satu (β<1)
disebut saham defensive (defensive stock), yaitu saham yang
kurang peka terhadap perubahan pasar. Kalau terjadi perubahan
(baik naik maupuan turun) tingkat keuntungan portofolio pasar
sebesar 10% maka tingkat keuntungan saham tersebut berubah
dengan arah yang sama sebesar kurang dari 10%.
3). Saham-saham yang memiliki beta sama dengan satu (β=1)
disebut sebagai saham netral (neutral stock), yaitu saham yang
cenderung akan bergerak atau berubah mengikuti perubahan
pasar secara sempurna.
21
Kalau terjadi perubahan (baik naik maupuan turun) tingkat
keuntungan portofolio pasar sebesar 10% maka tingkat
keuntungan saham tersebut berubah dengan arah dan besar
yang sama yaitu 10%.
Menurut Suad Husnan (2005:112) mengidentifikasi bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi beta, diantaranya ialah:
1). Siklikalitas (Cyclicality), faktor ini mempengaruhi seberapa
jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh konjungtor
perekonomian. Perusahaan sangat peka terhadap perubahan
kondisi perekonomian, merupakan perusahaan yang memiliki
nilai beta tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
2). Operating leverage, faktor ini memperlihatkan proporsi biaya
perusahaan yang merupakan biaya tetap. Semakin besar
proporsinya maka semakin besar operating leverage-nya.
Perusahaan yang mempunyai operating leverage tinggi
cenderung memiliki beta yang tinggi, dan sebaliknya.
3). Financial leverage, perusahaan yang menggunakan hutang
adalah perusahaan yang mempunyai financial leverage.
Semakin besar proporsi hutang yang digunakan dalam struktur
modal, berarti semakin besar financial leverage.
22
Semakin besar proporsi hutang yang dipergunakan perusahaan,
pemilik modal akan menanggung risiko yang semakin besar.
Karena itu semakin tinggi financial leverage semakin tinggi
juga nilai beta.
C. Faktor Fundamental
Analisis fundamental dilakukan oleh investor dengan menggunakan data
keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Teknik yang
biasa digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio.
Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui melalui analisis rasio
keuangan oleh para investor dan lembaga perbankan sebagai kreditor. Pada
umumnya, dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan
adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan
kredit. (Harmono:2009).
Menurut Ahmad Rodoni (2010), rasio-rasio keuangan umumnya
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) macam,antara lain:
1). Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh
tempo. Rasio likuiditas mencakup net working capital, current ratio,
quick ratio, dan cash ratio.
2). Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu mengukur kemampuan
perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia, tercermin dalam
perputaran modalnya. Rasio aktivitas mencakup total asset turnover,
receivablest turnover, inventory turnover, average collection period,
23
average payment period, working capital turnover, dan fixed asset
turnover.
3). Rasio Hutang (Debt Ratio), yaitu mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang apabila suatu saat perusahaan dilikuidasi.
Rasio ini juga menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
pihak luar atau kreditor. Rasio hutang mencakup debt ratio, total debt
to equity ratio, long term debt to equity ratio, time interest earned
ratio, dan fixed-payment coverage ratio.
4). Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas mencakup gross profit
margin, operating profit margin, net profit margin, return on asset,
retun on equity, earning per share, dan price earning ratio.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio,
debt to total asset, retun on equity, dan earning per share, dikarenakan rasio
keuangan diatas merupakan salah satu komponen informasi yang
mempengaruhi investor dalam menilai harga dan risikonya di pasar modal.
(Surono Subekti,2001:34).
D. Nilai Saham
Nilai saham merupakan hal yang sangat bermanfaat karena dapat
digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang tumbuh (growth),
murah (undervalued) atau mahal (overvalued). Dengan mengetahui nilai buku
dan nilai pasar maka pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Sedangkan
untuk mengetahui saham-saham yang murah, tepat nilainya atau yang mahal
24
dapat dilihat dari nilai pasar dan nilai intrinsiknya.. Apabila nilai pasar yang
lebih kecil dari nilai intrinsiknya, ini menunjukkan bahwa saham tersebut
dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar
saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya jika
nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham
tersebut dijual dengan harga yang mahal.
Menurut Jogiyanto (2008:117-126) nilai suatu saham dapat dipandang
dalam tiga konsep, yaitu:
1). Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan
(emiten). Nilai buku menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang
dimilliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang
saham maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi
dengan jumlah saham yang beredar. Untuk menghitung nilai buku
suatu saham ada beberapa nilai yang berhubungan yang perlu
diketahui, antara lain :
a. Nilai Nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai
kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham.
Kepentingan dari nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan
hukum. Nilai nominal ini merupakan modal per lembar yang secara
hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor
yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham.
25
b. Agio Saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Agio saham
ditampilkan di neraca dalam nilai totalnya yaitu agio per lembar
dikalikan dengan jumlah lembar yang dijual.
c. Nilai Modal Disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar
oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan
dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal
disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah
dengan agio saham.
d. Laba Ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagikan ini
diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai sumber dana
internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah
total laba yang disetor. Karena laba yang ditahan ini milik
pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan maka
nilai ini juga menambah ekuitas pemilik saham di neraca.
2). Nilai Pasar (Market Value)
Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham. Nilai ini adalah
harga saham yang terjadi di pasar atau bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa.
26
3). Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)
Nilai intrinsik merupakan nilai yang sebenarnya dari saham. Nilai
intrinsik juga bisa disebut dengan nilai fundamental (fundamental
value). Untuk menentukan nilai intrinsik dari suatu saham dapat
menggunakan dua macam analisis, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal.
E. Teknik Analisis Saham
Dalam menganalisis saham ada dua cara, yaitu :
a. Analisis Teknikal
Pada awalnya analisis teknikal hanya digunakan untuk mempelajari
fluktuasi pasar saham namun pada perkembangannya saat ini analisis
teknikal juga digunakan oleh para investor dalam pasar mata uang dan
pasar komoditi.
Jones (2007:432) technical analysis, the use of specific market data for
the analysis of both aggregate stock prices and individual stock prices.
Bodie Kane (2006:481) analisis teknikal pada dasarnya merupakan
upaya pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga
saham. Analisis teknikal kadang kala disebut sebagai pembuat bagan
(chartist) karena mereka mempelajari catatan atau bagan-bagan harga
saham di masa lalu, berharap dapat menemukan pola yang dapat
domanfaatkan untuk mendapatkan laba.
Rodoni (2005:4) analisis teknikal merupakan studi tentang tindakan
atau aksi pasar, dengan bantuan grafik-grafik tertentu. Analisis ini dibuat
27
dengan melihat keadaaan harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan
(estimasi) menggunakan pola yang dibentuk oleh grafik dan atau
perhitungan matematis mengenai pergerakan harga di waktu lampau
sehingga dapat diperkirakan harga di waktu yang akan datang.
Analisis teknikal melakukan analisis melalui harga dan volume
transaksi saham di bursa saham. Semua informasi di bursa saham akan
terefleksi dari harga dan volume transaksi saham yang terjadi di bursa
saham atau pasar modal. Data harga dan volume transaksi ini dibuat dalam
bentuk gambar dan dipergunakan untuk mengambil keputusan membeli
atai tidak membeli saham yang bersangkutan. (Adler Haymans. M,
2006:16).
Sedangkan menurut Ahmad Kamarudin (2003:79) analisis teknikal
merupakan analisis pasar atau sekuritas yang memusatkan perhatian pada
indeks saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menemukan pola
yang mungkin dapat memprediksi dari gambaran yang telah dibuat. Atau
analisis yang menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan
yang pada gilirannya permintaan dan penawarannya merupakan
manifestasi kondisi psikologis dari pemodal.
b. Analisis Fundamental
Secara umum analisis fundamental merupakan suatu proses yang
memerlukan waktu yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi,
politik, sosial, industri, dan laporan keuangan perusahaan. Analisis ini
digunakan untuk membuat keputusan tentang saham apa saja yang perlu
28
kita investasikan. Analisis ini tidak dapat membantu kita menentukan
waktu yang tepat untuk memasuki ataupun keluar dari pasar saham,
sebagaimana dapat dilakukan dengan menggunakan analisis teknikal.
Jogiyanto (2008:126) analisis fundamental atau analisis perusahaan
merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsic saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan.
Jones (2007:396) fundamental analysis at the company level involves
analyzing basic financial variables in order to estimate the company’s
intrinsic value. These variables include sales, profit margin, depreciation,
the tax rate, source of financing, assets utilization, and order factors.
Rodoni (2005:61) analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan
terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek
pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan.
Ahmad Kamarudin (2003:81) analisis fundamental adalah penelitian
dalam bentuk fundamental atau basic dalam menentukan nilai surat
berharga. Analisis ini mempelajari brosur atau data-data industri
perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk, dan penyerapan
pasar, evaluasi manajeman perusahaan, membandingkan dengan
pesaingnya dan memperkirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan
tersebut.
29
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham
mempunyai landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang
dapat ditentukan melalui analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi
perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. (Tendi
Haruman et al, 2005:31).
Analisis fundamental merupakan analisis yang menilai perusahaan
berdasarkan informasi yang berasal dari perusahaan dan dikaitkan dengan
lingkungan makro serta estimasi ke masa mendatang. Analisis
fundamental ini sebenarnya untuk mendapatkan value intrinsic (nilai
intrinsic yang sebenarnya) dari perusahaan yang bersangkutan. Biasanya
situasi perusahaan yang menyangkut pendapatan dan keberadaan
perusahaan di masa mendatang menjadi fokus utama analisis fundamental
ini. (Adler Haymans. M, 2006:16).
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian Iqbal dan Bandi (2003), penelitian ini meneliti pengaruh tingkat
suku bunga, rasio profitabilitas, dan beta akuntansi terhadap beta syariah di
Bursa Efek Jakarta. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu ROA dan ROE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, rasio profitabilitas,
dan beta akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap beta syariah baik
secara parsial maupun simultan.
Selanjutnya penelitian Sunardi (2005), yang meneliti pengaruh
pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran perusahaan terhadap risiko
sistematis saham. Ungkitan finansial diwakili oleh debt to total asset. Hasil
30
penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan, ungkitan finansial, dan
ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap risiko.
Sedangkan secara parsial hanya pertumbuhan yang berpengaruh signifikan
terhadap risiko.
Zubaidi Indra (2006), penelitian ini meneliti faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi risiko saham. Faktor-faktor fundamental yang digunakan
yaitu debt to equity, return on equity, earning per share, price earning ratio,
dan operating profit margin. Kesimpulannya bahwa debt to equity, return on
equity, earning per share, price earning ratio, dan operating profit margin
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis.
Sugeng dan Sartika (2006), meneliti pengaruh factor fundamental terhadap
beta saham dan beta akuntasi. Faktor fundamental yang digunakan adalah
financial leverage (DTA), current ratio, asset gowth, dan firm size.
Kesimpulannya bahwa pada pengujian pertama financial leverage (DTA),
current ratio, asset gowth, dan firm size terhadap beta saham menunjukkan
baik secara parsial ataupun simultan tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan
pada pengujian yang kedua, secara parsial hanya financial leverage yang
berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi. Secara simutan tidak ada
yang berpengaruh signifikan terhadap beta akuntansi.
Deny Suryo Utomo (2006), meneliti analisis pengaruh asset growth,
earning per share, debt to total asset, dan deviden yield terhadap beta saham
pada paerusahaan perbankan. Kesimpulannya secara parsial dan simultan tidak
ada variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta saham.
31
Variyetmi Wira (2008), meneliti analisa karakteristik perusahaan terhadap
return dan beta perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel yang
digunakan adalah earning per share, dividen payout ratio, current ratio,
return on investment, dan cyclicality. Kesimpulannya bahwa secara parsial
hanya variabel return on invesment yang berpengaruh signifikan terhadap
beta. Akan tetapi secara simultan variabel earning per share, dividen payout
ratio, current ratio, return on investment, dan cyclicality mempunyai pengaruh
signifikan terhadap beta.
Yulius Yulianti (2010), meneliti pengaruh asset growth, earning per share,
debt to total asset, return on invesment, dan dividen yield terhadap beta saham
pada perusahaan perbankan. Kesimpulannya asset growth, debt to total asset,
dan return on investment berpengaruh signfikan terhadap beta saham,
sedangkan earning per share dan dividen yield tidak berpengaruh signifikan.
G. Kerangka Pemikiran
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara, di mana dalam fungsi
ini pasar modal menunjukkan peran yang sangat penting dalam menunjang
perekonomian, karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Selain itu
juga pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien,
karena dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang
paling optimal dengan asumsi investasi yang memberikan return yang lebih
besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar, sehingga
32
dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh
perusahaan tersebut. (Tandelin, 2001:13).
Analisis fundamental mempelajari semua informasi yang berhubungan
dengan saham dan pasar yang dituju dengan mencoba melihat bisnis di masa
yang akan datang dan perkembangan keuangan / finansial termasuk
pergerakan dari harga saham itu sendiri. Informasi fundamental yang
dipelajari termasuk laporan keuangan, dan akun-akunnya, data industri seperti
trend penjualan dan pemesanan serta melihat lingkungan ekonomi dan
keuangan seperti trend dari tingkat suku bunga. (Sunariyah, 2003:152).
Pada bagian ini penulis mencoba memberi gambaran/kerangka pemikiran
yaitu Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Risiko Saham, seperti
CR, DTA, EPS, dan ROE yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil
keputusan investasi.
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
33
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BEI
Saham LQ 45
DTA
ROE
ANALISIS FUNDAMENTAL
EPS
CR
Indeks Pasar(β)
Single Index Model
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SAHAM
MODEL REGRESI BERGANDA
UJI ASUMSI KLASIK
KESIMPULAN
UJI HIPOTESIS - UJI t - UJI F
UJI REGRESI BERGANDA
Sistematic
RISIKO
34
35
H. Hipotesis Penelitian
1. Ho : βp = 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt
to total asset, earning per share, dan return on
equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
Ha : βp ≠ 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt
to total asset, earning per share, dan return on
equity secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
2. Ho : β1, β2,β3,β4 = 0, Faktor-faktor fundamental yaitu secara current ratio,
debt to total asset, earning per share, dan return on
equity simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko saham.
Ha : β1, β2,β3,β4 ≠ 0, Faktor-faktor fundamental yaitu current ratio, debt to
total asset, earning per share, dan return on equity
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
risiko saham
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
fundamental yang diwakili rasio keuangan, Current Ratio (CR), Debt To
Total Assets (DTA), Earning per Share (EPS, dan Return On Equity
(ROE) terhadap risiko saham pada periode tahun 2004 sampai dengan
tahun 2009. Dalam penelitian ini mengambil populasi seluruh perusahaan
yang termasuk dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jangka waktu
tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dipilih agar dapat memberikan hasil
yang paling terbaru.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua emiten yang tercatat ke
dalam indeks LQ 45, yaitu terdiri dari 45 saham yang mempunyai
tingkat likuiditas yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang besar.
2. Teknik Sampling
Untuk menentukan emiten mana saja yang akan diteliti dalam
penelitian, maka dilakukan penyeleksian dengan menggunakan teknik
judgement sampling/purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Termasuk ke dalam indeks LQ 45 sejak tahun 2004-2009.
b. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
c. Mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Des 2004 s/d
31 Des 2009 di BEI.
d. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Setelah diseleksi dengan kriteria tersebut maka diperoleh 11 emiten
yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, seperti yang tampak pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Sampel Penelitian Indeks LQ 45
No. Kode Emiten Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro lestari Tbk
2. ASII Astra International Tbk
3. BNBR Bakrie&Brothers Tbk
4. BUMI Bumi Resources Tbk
5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6. INKP Indah Kiat Pulp&Paper Tbk
7. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
8. KLBF Kalbe Farma Tbk
9. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10. UNTR United Tractors Tbk
11. UNVR Unilever Indonesia
37
C. Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder, yaitu data yang diperoleh di Bursa Efek Indonesia dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dalam bentuk data-data
laporan keuangan dan harga saham LQ 45 selama periode tahun 2004
– 2009.
2. Metode Kepustakaan
Untuk memperoleh tinjauan pustaka yang tepat maka peneliti
membaca, mengutip serta menganalisa dari berbagai sumber buku-
buku literatur, jurnal penelitian ilmiah dan skripsi yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Internet Research
Untuk memperoleh data-data yang up - date maka peneliti juga
melakukan internet research pada beberapa situs seperti:
www.yahoofinance.com, dan jsx.co.id.
D. Metode Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Apabila terjadi
penyimpangan terhadap asumsi klasik maka Uji t dan Uji F yang
dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan
kesimpulan yang diperoleh.
38
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki data
yang berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat
histrogam atau normal probabilitas. (Dwi Priyatno:2008).
b. Uji Multikoliniearitas
Kolinearitas merupakan hubungan linear sempurna tunggal
antar variabel dan multikolieritas berarti terjadi lebih dari satu
hubungan semacam itu. (Gujarati, 2007:62-68).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas
dengan variabel bebas lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan cara
melihat gejala-gejala yang biasa dipakai untuk melihat adanya
multikolinearitas yaitu dengan melihat koefisien korelasinya.
Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel
independen di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat
dari matriks korelasi lebih dari 0.8. (Widarjono, 2007:111-114).
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari
model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi
39
yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas dimana nilai
variabel independen tertentu masing-masing kesalahan mempunyai
varians yang sama. Jika nilai model yang diperoleh tidak
memenuhi asumsi tersebut maka dalam model tersebut terjadi
heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji White. Park mengemukakan metode bahwa varians merupakan
fungsi dari variabel-variabel bebas. Suatu model dikatakan terdapat
gejala heteroskedastisitas jika nilai chi square hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai chi square kritis. Sebaliknya jika nilai
chi square hitung lebih kecil dari nilai chi square kritis maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas.
(Widarjono, 2007: 139-141).
d. Uji Autokorelasi
Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Maurice G.
Kendall dan William R. Buckland, A Dictionary of Statistical
Term: “Correlation between member’s of series of observations
ordered in time (as in time-series data) or space (as cross-sectional
data)”. Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri
observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time
series) atau menurut urutan tempat (seperti data cross section) atau
korelasi pada dirinya sendiri.
40
Autokorelasi dapat didefinisikan pula sebagai terjadinya
korelasi diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain
bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dapat dilihat
melalui nilai Durbin Watson (DW). Bila nilai DW terletak diantara
dU < d < 4-dU maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik
positif maupun negatif atau jika nilai d mencapai sekitar 2, dimana
dU adalah batas atas dan dL adalah batas bawah (Widarjono,
2007:158-160).
Menurut Durbin-Watson Statistics terdapat 5 (lima) kondisi
autokorelasi:
Tabel 3.2 Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < dL Menolak hipotesis nol;ada autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan;tidak ada keputusan
du ≤ d ≤ 4-du Menerima hipotesis nol;tidak ada autokorelasi
positif/negatif
4-du ≤ d ≤ 4-dL Daerah keragu-raguan;tidak ada keputusan
4-dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol;ada autokorelasi negatif
41
2. Analisis Statistik
a. Uji statistik t (Uji secara Parsial)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji analisis regresi linier berganda dilakukan dengan uji
t. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a). Merumuskan hipotesis
Ho : ß = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : ß ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
b). Menghitung nilai thitung dengan rumus thitung = β1
σβ1
c). Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
(Widarjono, 2007:70-71).
b. Uji statistik F (Uji secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat
signifikannya lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0.05) maka hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
42
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen (CR, DTA, EPS, ROE,) terhadap variabel dependen
(risiko saham) secara simultan.
Untuk menghitung Fhitung digunakan rumus sebagai berikut:
R2/ (k-1) F = (1-R2) / (n-k)
F = F hitung
R2 = Koefisien Determinan
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah pengamatan/sampel
Adapun langkah-langkah uji F sebagai berikut:
a). Merumuskan hipotesis
Ho : ß = 0 : Secara parsial tidak ada pengaruh yang berarti
antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Ha : ß ≠ 0 : Secara bersama-sama ada pengaruh yang berarti
antara variabel independent terhadap variabel
dependen.
b). Mencari nilai F kritis berdasarkan besarnya α dan df, dimana
besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk
denominator (n-k).
43
c). Membandingkan F hitung dengan F kritisnya
Jika Fhitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < F tabel maka Ho ditolak dan Ha ditolak.
(Widarjono, 2007:74-75).
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi (R²) adalah diantara nol dan satu, jika nilai
R² kecil atau mendekati nol maka variasi variabel dependen amat
terbatas. Sedangkan jika nilai R² besar atau mendekati satu maka
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen. R² digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel dependen. (Imam Ghozali,
2005:83).
Nilai R-Square dikatakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R-
Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data
deret waktu (time series) memiliki nilai R- Square maupun Adjusted R-
Square cukup tinggi (diatas 0.5). (Imam Ghozali, 2005:51).
4. Analisis Regresi Berganda
Menurut Imam Ghozali (2005:81), analisis regresi pada dasarnya
adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen (bebas) dengan tujuan
untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai
ratra-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui.
44
Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X6 + b6X6 + b7X7 + έ
Keterangan :
Y : Return saham
a : Konstanta
b1-b4 : Koefisien variabel-variabel independen
X1 : Earning Per Share (EPS)
X2 : Current Ratio (CR)
X3 : Return On Equity (ROE)
X4 : Debt to Total Assets (DTA)
ε : Standar error
E. Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependent ( Y )
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah risiko saham.
Risiko saham dapat dihitung dengan menggunakan Holding Period
Return Model dan Single Index Model.
1). Holding Period Return Model
a. Menghitung return Sekuritas
Pt – Pt-1 + Dt
Rit = Pt-1
Keterangan :
Rit : Hasil selama peride kepemilikan untuk periode akhir
bulan t yang diberikan oleh sekuritas.
45
Pt : Harga sekuritas periode akhir bulan t
Pt-1 : Harga sekuritas periode akhir bulan t-1
Dt : Dividen saham periode akhir bulan t = 0
Harga saham pada rumus diatas adalah harga saham pada saat
penutupan. Dividen dianggap nol karena yang diperhitungkan adalah
capital gain/loss yang dialami investor. (Bodie, Kane, 2006:86).
b. Menghitung Tingkat Pengembalian (Rm)
Keterangan :
IHSGt - IHSG t-1 + Dt Rm = IHSG t-1
Keterangan :
Rm : Hasil pengembalian pasar pada periode akhir bulan t
IHSGt : Indeks harga pasar pada periode akhir bulan t
IHSG t-1 : Indeks harga pasar pada periode akhir bulan t-1
Dt : Dividen pasar pada periode akhir bulan t
Asumsi yang digunakan :
i. Dividen saham dan dividen pasar dianggap nol, yang
dihitung adalah capital gain.
ii. Opsi, warrant dan right issue nol.
iii. Return pasar diperoleh dari IHSG.
iv. Return saham diperoleh dari perkembangan harga saham
dengan pola buy, hold and sell. (Jogiyanto, 2008:324).
46
2). Single Index Model
Beta merupakan pengukur sistematis dari suatu sekuritas atau
portfolio relative terhadap risiko pasar. Beta dapat dihitung dengan
menggunakan Single Index Model :
Ri = αi + βiRm + e
Keterangan :
Ri : Return sekuritas
αi : Variable acak yang menunjukkan komponen dari return
sekuritas ke-i yang independent terhadap kinerja pasar.
Βi : Beta yang mengukur perubahan return sekuritas akibat dari
perubahan return pasar.
Rm : Tingkat return dari indeks pasar
e : Kesalahan residu yang merupakan variable acak E(ei) = 0
Asumsi yang digunakan :
i. Kesalahan utama dari sekuritas ke-I tidak berkovarian dengan
kesalahan residu sekuritas ke-j atau e tidak berkovarian
(berkorelasi) dengan ej untuk semua nilai I dan j atau E (ei.ej)
= 0
ii. Return Indeks Pasar (Rm) dan kesaahn residu untuk setiap
sekuritas (ei) merupakan variabel-variabel acak. Oleh karena
itu diasumsikan bahwa (ei) tidak berkovarian dengan return
47
indeks pasar Rm atau Cov (ei,Rm) = 0 atau E(ei.[Rm.E(Rm)] )
= 0
iii. Single Index Model mempunyai implikasi bahwa sekuritas-
sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar
perusahaan seperti efek dari industri atau perusahaan itu sendiri
melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap
indeks pasar. (Jogiyanto, 2008:361).
2. Variabel Independent ( X )
Jumlah variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini
ada empat, yaitu), Current Ratio (CR), Debt To Total Assets (DTA),
Earning per Share (EPS), dan Return On Equity (ROE).
1). Current Ratio (CR)
Rasio ini merupakan yang paling umum dalam mengukur tingkat
likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio lancar ini maka
perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban
lancarnya. (L. Thian Hin, 2008:74).
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Aktiva Lancar CR = Hutang Lancar
48
2). Debt to Total Assets (DTA)
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang jangka
panjang, baik hutang pokok maupun bunganya. (Kuswadi,
2006:182).
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Hutang DTA = Total Aktiva
3). Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap lembar saham selama periode tertentu.
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba Bersih EPS = Jumlah Lembar Saham
4). Return On Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang
ditanamkan pemegang saham.(L. Thian Hin, 2008:70).
Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba Bersih ROE = Ekuitas
49
50
50
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pasar Modal
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang
terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa
Efek. Bursa Efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-
wakilnya. Fungsi Bursa efek sendiri antara lain adalah menjaga
kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui
mekanisme permintaan dan penawaran. (Siamat, 2004:249).
Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode,
yaitu:
a. Periode Pertama (1912-1942) : Periode Jaman Belanda
Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker
dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai
”Vereniging voor Effectenhandel” yang merupakan cikal bakal
pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar
modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari
1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Karena
masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini
juga didirikan oleh Belanda, mayoritas saham-saham yang
diperdagangkan di sana juga merupakan saham-saham perusahaan
Belanda dan afliliasinya yang tergabung dalam Dutch East Indies
Trading Agencies. Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai
kedatangan Jepang di Indonesia di tahun 1942.
b. Periode Kedua (1952-1960) : Periode Orde Lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1
September 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No.12 yang
kemudian dijadikan Undang-Undang No.15/1952 tentang Pasar
Modal, juga melalui Keputusan Menteri Keuangan No.289737/U.U.
tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka
kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa
ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan
pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk
mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya
diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri.
c. Periode Ketiga (1977-1988) : Periode Orde Baru
Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977
dalam periode orde baru sebagai hasil dari Keputusan Presiden
No.52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian Pasar
Modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan
Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT Danareksa.
Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena
51
sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang
tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja (selama 4 tahun,
1985-1988 tidak ada perusahaan yang go public). Kurang
menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin
disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito
sedangkan penerimaan dividen dikenakan pajak penghasilan sebesar
15%.
d. Periode Keempat (1988-Mei 1995) : Periode Bangun dari Tidur
yang Panjang
Sejak diaktfkan kembali pada tahun 1977 samapai tahun 1988,
BEJ dapat dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11
tahun. Sebelum tahun 1988 hanya terdapat 24 perusahaan yang
terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja yaitu
sampai tahun 1990 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ
meningkat sampai dengan 128. Sampai dengan akhir tahun 1994
jumlah perusahaan yang sudah IPO menjadi 225. Pada periode ini,
IPO menjadi peristiwa nasional dan banyak dikenal sebagai periode
lonjakan IPO (IPO boom). Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan
sebagai konsekuensinya BAPEPAM bukan lagi sebagai pelaksana
pasar modal tetapi lebih ke pengawas pasar modal, sehingga
BAPEPAM dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal.
52
e. Periode Kelima (Mulai Mei 1995) : Periode Otomatisasi
Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah
melebihi kapasitas manual maka BEJ memutuskan untuk
mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya di
lantai bursa terlihat dua deret antrian (sebuah untuk antrian beli dan
yang lainnya untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk masing-
masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis
maka setelah otomatisasi sekarang yang terlihat di lantai bursa
adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan oleh broker.
f. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997-September 1998) : Krisis
Moneter
Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-
negara Asia termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan,
dan Singapura. Tidak banyak perusahaan yang melakukan IPO pada
periode krisis ini, yaitu hanya sebanyak 18 perusahaan. Untuk
memperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah
pada hari Sabtu tanggal 1 November 1997 mengumumkan
melikuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman yang cukup
mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya pasar
saham. Bahkan IHSG untuk bulan November 1997 ini juga merosot
dengan tajam.
53
2. Perkembangan Pasar Modal
Dalam perkembangannya, pasar modal mengalami beberapa
periode yaitu :
a. Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000) : Tanpa Warkat
Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efisien lagi.
Belum lagi banyak warkat yang hilang sewaktu disimpan, atau
banyak juga yang dipalsukan. Secara administratif, penerbitan
warkat juga akan menghambat proses penyelesaian transaksi. Oleh
karen alasan-alasan tersebut, maka pada bulan Juli 2000, BEJ mulai
menerapkan perdagangan-perdagangan tanpa warkat (scripless
tradings).
b. Periode Kedelapan (Mulai Oktober 1998-Desember 2002) :
Penyembuhan
Setelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan
September 1998 sampai menembus di bawah 300 poin, IHSG di
bulan Oktober 1998 mengalami peningkatan menembus kembali di
atas 300 poin. Pada tanggal 5 Oktober 1998 IHSG bernilai 311,96
poin.
Periode penyembuhan ini ditandai dengan naik turunnya IHSG
berkisar 400 poin sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai
tertinggi sejak Oktober 1998 pada tanggal 14 Juni 1999 dengan
nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan dari
penyakit yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa
54
mendebarkan. Kembali pada tangga 16 April 2000, IHSG turun
sampai 365,82 poin dan setelah mengalami naik dan turun kembali
akhirnya pada akhir tahun sebelum Natal tanggal 23 Desember
2002 IHSG bernilai 420,90 poin.
c. Periode Kesembilan (Mulai Januari 2003-30 Oktober 2007) :
Kebangkitan Kembali
Kenaikan IHSG terjadi terus menerus sejak awal tahun 2003
samapai akhir tahun 2007 telah mencapai 470%. Pada periode ini
pasar modal Indonesia mengalami kondisi yang baik (bullish) dan
merupakan salah satu pasar modal yang paling berkembang di
dunia.
d. Periode Kesepuluh (Mulai Oktober 2007) : Bursa Efek
Indonesia
Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya
RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang
diadakan pada tanggal 30 Oktober 2007. BEJ dan BES bergabung
menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). (Jogiyanto, 2008:58-83).
3. Sejarah Singkat Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 merupakan jenis indeks yang terdiri dari 45 saham
yang paling aktif diperdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari pemilihan yang masuk di Indeks LQ 45 adalah likuidasi
dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut:
55
a. Masuk ke dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di
pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi
pasar 12 bulan terakhir).
c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannnya,
frekuensi, dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham di LQ 45 terus dipantau. Pergantian saham akan
dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari
dan awal bulan Agustus.
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Dalam bab ini teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis ini digunakan
agar dapat menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian, yaitu beta sebagai variabel terikat (dependen). Sedangkan
variabel current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return
on equity sebagai variabel bebas (independent).
Untuk menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian maka
ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Termasuk ke dalam indeks LQ 45 sejak tahun 2004-2009.
b. Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
56
c. Mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Des 2004 s/d
31 Des 2009 di BEI.
d. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Setelah diseleksi dengan kriteria tersebut maka diperoleh 11
emiten yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, seperti yang
tampak pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Sampel Penelitian Indeks LQ 45
No. Kode Emiten Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro lestari Tbk
2. ASII Astra International Tbk
3. BNBR Bakrie&Brothers Tbk
4. BUMI Bumi Resources Tbk
5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6. INKP Indah Kiat Pulp&Paper Tbk
7. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
8. KLBF Kalbe Farma Tbk
9. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10. UNTR United Tractors Tbk
11. UNVR Unilever Indonesia
57
Selanjutnya akan dibahas data deskriptif dari penelitian ini adalah
seluruh data baik itu variabel terikat maupun variabel bebas dengan
periode pengamatan 2004-2009. Variabel-variabel yang digunakan,
yaitu:
a. Current Ratio, merupakan rasio yang menunjukkan likuiditas
perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar
terhadap utang lancar. (Keown:2004).
b. Debt to Total Asset, rasio ini bertujuan untuk menganalisis
pembelanjaan yang dilakukan berupa komposisis hutang dan
modal serta kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan
beban tetap lainnya. (Arief Sugiono, 2009:70).
c. Earning Per Share, merupakan rasio uang menunjukkan besarnya
laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham
selama periode tertentu.
d. Return On Equity, merupakan tingkat pengembalian saham biasa
menunjukkan rata-rata penghitung pengembalian atas investasi
pemegang saham yang diukur dengan membandingkan
pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa. (Keown:2004).
e. Beta, merupakan adanya kerugian atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. (Darmawan Sjahrial, 2008:67).
58
Tabel 4.2 Current Ratio (CR)
Sumber:Data diolah
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 1,210 1,680 0,870 1,600 1,940 1,820 2. Astra International Tbk 1,030 0,740 0,780 1,320 1,320 1,360 3. Bakrie&Brothers Tbk 0,480 1,450 1,940 1,250 0,540 0,630 4. Bumi Resources Tbk 0,690 0,880 1,320 1,350 1,170 0,960 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 1,470 1,470 1,180 0,920 0,900 1,160 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 2,740 3,090 1,670 1,280 1,200 1,180 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 1,420 2,520 2,140 2,890 1,790 3,000 8. Kalbe Farma Tbk 3,010 3,940 5,040 4,980 3,330 2,980 9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3,780 4,510 5,440 4,140 3,660 4,910
10. United Tractors Tbk 1,840 1,550 1,330 1,340 1,640 1,590 11. Unilever Indonesia Tbk 1,620 1,350 1,270 1,110 1,000 1,040
Rata-rata per tahun 1,754 2,107 2,089 2,016 1,680 1,875
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata current
ratio (CR) pada tahun 2005 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2004, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Tahun 2004 rata-rata current ratio
(CR) mencapai 1.754 dimana nilai CR tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yakni sebesar 3.780
dan CR terendah dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brother Tbk, yakni
sebesar 0.480, sedangkan untuk tahun 2005 rata-rata current ratio
(CR) mencapai 2.107 dimana nilai CR tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yakni sebesar 4.510
dan nilai CR terendah dimiliki oleh perusahaan Astra International
Tbk, yakni sebesar 0.740. Selanjutnya untuk tahun 2006 nilai rata-rata
current ratio (CR) mencapai 2.089 dimana nilai CR tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yakni sebesar
5.440 dan nilai CR terendah dimiliki oleh perusahaan Astra
International Tbk, yakni sebesar 0.780, sedangkan untuk tahun 2007
59
rata-rata current ratio (CR) mencapai 2.016 dimana nilai CR tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma Tbk, yakni sebesar 4.980 dan
nilai CR terendah dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur
Tbk, yakni sebesar 0.920. Di tahun 2008 rata-rata current ratio (CR)
mencapai 1.680 dimana nilai CR tertinggi dimiliki oleh perusahaan
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yakni sebesar 3.660 dan nilai CR
terendah dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar
0.540, sedangkan untuk tahun 2009 nilai rata-rata current ratio (CR)
mencapai 1.875 dimana nilai CR tertinggi dimiliki oleh perusahaan
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk,yakni sebesar 4.910 dan nilai CR
terendah dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar
0.630.
Selanjutnya adalah tabel debt to total asset (DTA), sebagai berikut:
60
Tabel 4.3 Debt to Total Asset (DTA)
Sumber: Data diolah
Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1. Astra Agro Lestari Tbk 0,317 0,153 0,188 0,215 0,181 0,191 2. Astra International Tbk 0,496 0,604 0,544 0,496 0,497 0,453 3. Bakrie&Brothers Tbk 0,613 0,340 0,648 0,513 0,547 0,593 4. Bumi Resources Tbk 0,893 0,857 0,853 0,503 0,597 0,615 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,680 0,679 0,650 0,633 0,668 0,637 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,622 0,004 0,648 0,645 0,640 0,643 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,524 0,466 0,371 0,312 0,245 0,167 8. Kalbe Farma Tbk 0,510 0,393 0,234 0,218 0,221 0,289
9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,288 0,274 0,257 0,325 0,332 0,274
10. United Tractors Tbk 0,536 0,610 0,587 0,555 0,510 0,423 11. Unilever Indonesia Tbk 0,368 0,432 0,486 0,495 0,522 0,480
Rata-rata per tahun 0,531 0,437 0,497 0,446 0,451 0,433
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata debt to
total asset (DTA) tertinggi berada pada tahun 2004, yaitu mencapai
0.531 dibandingkan dengan tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009.
Pada tahun 2004 nilai rata-rata DTA mencapai 0.531 dimana nilai
DTA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bumi Resources Tbk, yakni
sebesar 0.893 dan nilai rata-rata DTA terendah dimiliki oleh
perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yakni sebesar 0.288,
sedangkan tahun 2005 nilai rata-rata debt to total asset (DTA)
mencapai 0.437 dimana nilai DTA tertinggi dimiliki oleh perusahaan
Bumi Resources Tbk, yakni sebesar 0.857 dan nilai DTA terendah
dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Papaer Tbk, yakni sebesar
0.004. Selanjutnya untuk tahun 2006 rata-rata debt to total asset
mencapai 0.497 dimana nilai DTA tertinggi dimiliki oleh perusahaan
Bumi Resources Tbk, yakni sebesar 0.853 dan nilai DTA terendah
61
dimiliki oleh perusahaan Astra Agro Lestari Tbk, yakni sebesar 0.188,
sedangkan tahun 2007 nilai rata-rata mencapai 0.446 dimana nilai
DTA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Paper Tbk,
yakni sebesar 0.645 dan nilai DTA terendah dimiliki oleh perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk, yakni sebesar 0.215. Pada tahun 2008 nilai
rata-rata debt to total asset (DTA) mencapai 0.451 dimana nilai DTA
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk,
yakni sebesar 0.668 dan nilai DTA terendah dimiliki oleh perusahaan
Astra Agro Lestari Tbk, yakni sebesar 0.181, sedangkan tahun 2009
nilai rata-rata debt to total asset (DTA) mencapai 0.433 dimana nilai
DTA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Paper Tbk,
yakni sebesar 0.643 dan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yakni sebesar 0.167.
Selanjutnya adalah tabel earning per share (EPS), sebagai berikut:
Tabel 4.4 Earning Per Share (EPS)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 1313,000 502,000 500,000 1253,000 1671,000 1057,000 2. Astra International Tbk 1335,000 1348,000 -917,000 -1,610 -2271,000 2340,000 3. Bakrie&Brothers Tbk -7,000 -11,000 -8,000 -8,000 -167,000 1,000 4. Bumi Resources Tbk -62,000 -62,510 -103,400 -383,990 -364,190 265,000 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 40,000 13,000 70,000 104,000 118,000 239,000 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 606,000 14,000 -306,000 -158,000 -405,000 -332,000 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk -32,000 -201,000 -161,000 -266,000 -474,000 677,000 8. Kalbe Farma Tbk -46,000 -62,000 -67,000 -69,000 -70,000 81,000 9. Tambang Batubara Bukit Asam 197,000 203,000 211,000 315,000 741,000 1289,000
10. United Tractors Tbk -386,000 -369,000 -626,000 -524,000 -800,000 1188,000 11. Unilever Indonesia 192,000 189,000 226,000 257,000 315,000 398,000 Rata-rata per tahun 286,364 142,135 -107,400 47,127 -155,108 654,818
Sumber:Data diolah
62
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata earning
per share (EPS) pada tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan pada
tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai 654.818. Pada tahun 2004
rata-rata earning per share mencapai 286.364 dimana nilai EPS
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni
sebesar 1335.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan
Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar -7.000, sedangkan tahun 2005
rata-rata earning per share mencapai 142.135 dimana nilai EPS
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni
sebesar 1348.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan
Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar -11.000. Selanjutnya pada tahun
2006 rata-rata earning per share mencapai 107.400 dimana nilai EPS
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni
sebesar 917.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan
Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar -8.000, sedangkan tahun 2007
rata-rata earning per share mencapai 47.127 dimana nilai EPS
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra Agro Lestari Tbk, yakni
sebesar 1253.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan
Astra International Tbk, yakni sebesar -1.610. Pada tahun 2008 rata-
rata earning per share mencapai -155.108 dimana nilai EPS tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni sebesar
2271.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe
Farma Tbk, yakni sebesar -70.000, sedangkan tahun 2009 rata-rata
63
earning per share mencapai 654.818 dimana nilai EPS tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni sebesar
2340.000 dan nilai EPS terendah dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat
Pulp&Paper Tbk, yakni sebesar -332.000.
Selanjutnya adalah tabel return on equity (ROE) sebagai berikut:
Tabel 4.5 Return On Equity (ROE)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 0,388 0,301 0,286 0,486 0,510 0,2032. Astra International Tbk 0,328 0,267 0,166 0,242 0,278 0,187
3. Bakrie&Brothers Tbk -
0,137 0,070 0,048 0,046 0,278 0,0614. Bumi Resources Tbk 0,834 0,524 0,618 0,703 0,409 0,1435. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,089 0,029 0,131 0,136 0,122 0,163
6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,193 0,004 -0,100-
0,047 -
0,094 -
0,043
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,025 0,131 0,131 0,142 0,205 0,190
8. Kalbe Farma Tbk 0,305 0,268 0,226 0,208 0,195 0,154
9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,249 0,228 0,212 0,271 0,427 0,416
10. United Tractors Tbk 0,354 0,256 0,203 0,260 0,239 0,22111. Unilever Indonesia 0,639 0,663 0,727 0,729 0,776 0,616 Rata-rata per tahun 0,297 0,249 0,241 0,289 0,304 0,210
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata return on
equity (ROE) pada tahun 2008 lebih tinggi dibandingkan tahun 2004,
2005, 2006, 2007, dan 2009, yaitu mencapai 0.304. Pada tahun 2004
rata-rata return on equity (ROE) mencapai 0.297 dimana nilai ROE
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bumi Resources Tbk, yakni sebesar
0.834 dan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, yakni sebesar 0.025, sedangkan tahun 2005
rata-rata return on equity (ROE) mencapai 0.249 dimana nilai ROE
64
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni
sebesar 0.663 dan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat
Pulp&Paper Tbk, yakni sebesar 0.004. Pada tahun 2006 rata-rata
return on equity (ROE) mencapai 0.241 dimana nilai ROE tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni sebesar 0.727
dan nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Paper
Tbk, yakni sebesar -0.100, sedangkan tahun 2007 rata-rata return on
equity (ROE) mencapai 0.289 dimana nilai ROE tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni sebesar 0.729 dan
nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brother Tbk, yakni
sebesar 0.046. Selanjutnya tahun 2008 rata-rata return on equity
(ROE) mencapai 0.304 dimana nilai ROE tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni sebesar 0.776 dan nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Paper Tbk, yakni
sebesar 0.094, sedangkan pada tahun 2009 rata-rata return on equity
(ROE) mencapai 0.210 dimana nilai ROE tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni sebesar 0.616 dan nilai
terendah dimiliki oleh perusahaan Indah Kiat Pulp&Paper Tbk, yakni
sebesar 0.043.
Semakin tinggi tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham,
membuktikan bahwa perusahaan menghasilkan pengembalian atas
investasi lebih besar daripada biaya utang. (Keown, 2004:82).
65
Selanjutya tabel risk (BETA) sebagai berikut:
Tabel 4.6 Risk (BETA)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 0,109 0,166 0,184 0,735 0,764 0,2502. Astra International Tbk 0,487 0,820 0,822 0,782 0,866 0,7733. Bakrie&Brothers Tbk 0,398 0,013 0,124 0,463 0,282 0,6734. Bumi Resources Tbk 0,041 0,481 0,524 0,491 0,461 0,6915. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,670 0,613 0,713 0,049 0,733 0,8166. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,630 0,712 0,819 0,581 0,537 0,430
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,901 0,678 0,675 0,474 0,840 0,660
8. Kalbe Farma Tbk 0,821 0,432 0,429 0,334 0,747 0,346
9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,683 0,327 0,232 0,510 0,713 0,662
10. United Tractors Tbk 0,498 0,617 0,603 0,634 0,817 0,78111. Unilever Indonesia 0,179 0,271 0,695 0,523 0,087 0,296 Rata-rata per tahun 0,492 0,466 0,529 0,507 0,622 0,580
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata BETA
pada tahun 2008 lebih tinggi dibandingkan tahun 2004, 2005, 2006,
2007, dan 2009, yaitu sebesar 0.622. Pada tahun 2004 rata-rata BETA
mencapai 0.492 dimana nilai BETA tertinggi dimiliki oleh perusahaan
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yakni sebesar 0.901 dan nilai
BETA terendah dimiliki oleh perusahaan Bumi Resources Tbk, yakni
sebesar 0.041, sedangkan pada tahun 2005 rata-rata BETA mencapai
0.466 dimana nilai BETA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra
International Tbk, yakni sebesar 0.820 dan nilai BETA terendah
dimiliki oleh perusahaan Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar 0.013.
Selanjutnya pada tahun 2006 rata-rata BETA mencapai 0.529 dimana
nilai BETA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk,
yakni sebesar 0.822 dan nilai BETA terendah dimiliki oleh perusahaan
66
Bakrie&Brother Tbk, yakni sebesar 0.124, sedangkan pada tahun 2007
rata-rata BETA mencapai 0.507 dimana nilai BETA tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Astra International Tbk, yakni sebesar 0.782 dan nilai
BETA terendah dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur
Tbk, yakni sebesar 0.049. Pada tahun 2008 rata-rata BETA mencapai
0.622 dimana nilai BETA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra
International Tbk, yakni sebesar 0.866 dan nilai BETA terendah
dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk, yakni sebesar 0.087,
sedangkan tahun 2009 rata-rata BETA mencapai 0.580 dimana nilai
BETA tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur
Tbk, yakni sebesar 0.816 dan nilai BETA terendah dimiliki oleh
perusahaan Astra Agro Lestari Tbk, yakni sebesar 0.250.
Dalam penilaian investasi tidaklah cukup hanya memperhitungkan
return saja. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan
risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan
investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko
mempunyai hubungan yang positif artinya semakin besar risiko yang
harus ditanggung maka semakin besar return yang harus
dikompensasikan. (Jogiyanto, 2008:214).
67
2. Analisis Statistik
a. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian Regresi Berganda maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas
dari masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi.
1). Uji Normalitas
Uji signifikansi variabel independen terhadap variabel
dependent melalui uji t akan valid jika residual yang didapatkan
mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas
data menggunakan metode Jarque-Bera (J-B), dimana apabila
residual didistribusikan normal maka diharapkan nilai statistik J-B
akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas dari statistik J-B
besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari J-B ini tidak
signifikan maka menerima hipotesis bahwa residual mempunyai
distribusi normal karena nilai statistik J-B mendekati nol.
Sebaliknya jika nilai probabilitas dari statistik J-B kecil atau
signifikan maka kita menolak hipotesis bahwa residual
mempunyai distribusi normal karena niali statistik J-B tidak sama
dengan nol.
68
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2
Series: ResidualsSample 1 66Observations 66
Mean 9.46e-17Median 0.062185Maximum 0.325219Minimum -0.565503Std. Dev. 0.231501Skewness -0.534513Kurtosis 2.399893
Jarque-Bera 4.133093Probability 0.126622
Sumber: Data diolah
Berdasarkan nilai uji statistic J-B, nilai statistiknya sebesar
4.133093 dengan probabilitas 12.66%. Maka hipotesis nol
diterima karena residual didistribusikan secara normal.
2). Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel
independen dalam satu regresi. Dalam penelitian ini mendeteksi
adanya multikolineritas dengan menggunakan program Eviews
5.0. Multikolinearitas dapat terjadi apabila koefisien korelasi lebih
dari 0.80. Sebaliknya apabila koefisien korelasi kurang dari 0.80
maka tidak terjadi multikolinearitas. (Widarjono,2007:111-114).
69
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
CR DTA EPS ROE
CR 1.000000 -0.095702 -0.024040 -0.194265
DTA -0.095702 1.000000 -0.299700 0.006521
EPS -0.024040 -0.299700 1.000000 0.178650
ROE -0.194265 0.006521 0.178650 1.000000 Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai korelasi antar
variabel independen tidak lebih dari 0.80. Hai ini menujukkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas di dalam model regresi.
3). Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berguna untuk menguji terjadinya
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain di dalam suatu model regresi. Di dalam
penelitian ini menguji terjadinya heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji White di dalam program Eviwes 5.0.
Heteroskedastisitas dapat terjadi jika nilai probabilitas dari chi
square lebih besar dari 0.05 atau 5%. Selain itu terjadinya
heteroskedastisitas dapat dilihat apabila nilai hitung chi square
lebih kecil dari nilai kritis chi square.
70
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 0.734262 Probability 0.660841
Obs*R-squared 6.166140 Probability 0.628628
Sumber:Data diolah
Berdasarkan tabel diatas nilai probabilitas chi square sebesar
62.86% > 0.05 atau 5% dan nilai chi square hitung 6.166140
sedangkan niali kritis chi square pada α = 5% dengan df sebesar
15.5073. Maka tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model
regresi.
4). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya korelasi
antara anggota observasi dengan observasi lain yang berlainan
waktu. Jika terjadi korelasi antara satu residual dengan residual
lain maka model mengandung autokorelasi.
Berdasarkan tabel maka didapat D-Wstatistik sebesar 1.876965,
dengan n = 66, k = 4, α = 5% maka didapat nilai dl = 1.471, du =
1.731 sehingga (4-dl) = 2.529 dan (4-du) = 2.269. Maka nilai D-
Wstatistik sebesar 1.876965 memenuhi aturan Durbin Watson, yaitu
du < dw < 4-du sehingga tidak terjadi masalah autokorelasi di
dalam regresi
71
b. Uji Regresi Berganda
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi
Dependent Variable: BETA Method: Least Squares Date: 10/19/10 Time: 21:07 Sample: 1 66 Included observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.574164 0.096251 5.965282 0.0000CR -0.001379 0.008837 -0.156017 0.8765
DTA 0.075145 0.166448 0.451465 0.6533EPS -3.19E-06 4.71E-05 -0.067729 0.9462ROE -0.274232 0.137872 -1.989032 0.0412
R-squared 0.168108 Mean dependent var 0.532848Adjusted R-squared 0.007000 S.D. dependent var 0.239811S.E. of regression 0.238970 Akaike info criterion 0.047779Sum squared resid 3.483515 Schwarz criterion 0.213662Log likelihood 3.423286 F-statistic 2.714552Durbin-Watson stat 1.876965 Prob(F-statistic) 0.035795
Sumber: Data diolah
Dengan memperhatikan hasil regresi linear pada tabel 4.10 di
atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0. 5741641851 – 0. 001379 + 0.075145 – 3.19E-06 –
0.274232.
c. Uji t
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk
mengetahui pengaruh signifikan dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Dengan interval keyakinan α
= 5% maka didapat nilai t-tabel sebesar 1.812, sehingga dapat
dijelaskan sebagai berikut:
72
1). Uji t Karakteristik Perusahaan
Pada karakteristik perusahaan ada beberapa variabel yang
signifikan dan tidak signifikan. Variabel-variabel tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji t terhadap variabel Current Ratio
Nilai t-hitung current ratio lebih kecil daripada yang dihasilkan
t-tabel (-0.156017 < 1.812). Nilai probabilitas t-hitung current
ratio lebih besar dari α = 5% (0.8765 > 0.05). Dengan demikian
Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak signifikan.
Variabel current ratio tidak sesuai dengan hipotesis, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik perusahaan dengan
variabel current ratio secara statistik tidak mempengaruhi risiko
saham pada perusahaan LQ 45.
b. Uji t terhadap variabel Debt to Total Asset
Nilai t-hitung debt to total asset lebih kecil daripada yang
dihasilkan t-tabel (0.451465 < 1.812). Nilai probabilitas t-hitung
debt to total asset lebih besar dari α = 5% (0.6533 > 0.05).
Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
signifikan. Variabel debt to total asset tidak sesuai dengan
hipotesis, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik
perusahaan dengan variabel debt to total asset secara statistik
tidak mempengaruhi risiko saham pada perusahaan LQ 45.
73
c. Uji t terhadap variabel Earning Per Share
Nilai t-hitung earning per share lebih kecil daripada yang
dihasilkan t-tabel (-0.067729 < 1.812). Nilai probabilitas t-
hitung earning per share lebih besar dari α = 5% (0.9462 >
0.05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
tidak signifikan. Variabel earning per share tidak sesuai dengan
hipotesis, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik
perusahaan dengan variabel earning per share secara statistik
tidak mempengaruhi risiko saham pada perusahaan LQ 45.
d. Uji t terhadap variabel Return On Equity
Nilai t-hitung return on equity lebih besar daripada yang
dihasilkan t-tabel (-1.989032 > 1.812). Nilai probabilitas t-
hitung return on equity lebih kecil dari α = 5% (0.0412 < 0.05).
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
signifikan. Variabel return on equity sesuai dengan hipotesis,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik
perusahaan dengan variabel return on equity secara statistik
mempengaruhi risiko saham pada perusahaan LQ 45.
d. Uji F
Pengujian hipotesis dilakukan secara simultan bertujuan untuk
mengetahui apakah semua variabel independen yang diamati secara
simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
74
Dengan interval keyakinan α = 5% maka didapat nilai dari F-tabel
sebesar 2.62.
Dari hasil uji regresi diatas maka didapat nilai dari F-hitung lebih
besar dari F-tabel (2.714522 > 2.62) dan nilai dari probabilitas F-
hitung lebih kecil dari α = 5% (0.035795 < 0.05) yang artinya secara
simutan atau bersama-sama variabel independen (CR, DTA, EPS, dan
ROE) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya (BETA).
e. Adjusted R²
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur
kemampuan model untuk menjelaskan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Berdasarkan tabel diatas didapat
hasil koefisien determinasi(Adjusted R²) sebesar 0.007 atau 7%. Hal
ini berarti menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari
current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on
equity dapat menjelaskan risiko (beta) sebesar 7%. Sedangkan sisanya
sebesar 93% dijelaskan oleh variabel lain-lain yang tidak dimasukkan
ke dalam penelitian.
C. Interpretasi
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh current ratio, debt to
total asset, earning per share, dan return on equity terhadap risiko saham.
Sampel yang digunakan adalah 11 perusahaan yang termasuk Indeks LQ
45. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Berganda,
75
dengan bantuan program Eviews 5.0. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Current Ratio pada perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45 tidak
berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Ini terlihat dari nilai t-
hitung current ratio lebih kecil daripada yang dihasilkan t-tabel (-
0.156017 < 1.812). Nilai probabilitas t-hitung current ratio lebih besar
dari α = 5% (0.8765 > 0.05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Penelitian ini sesuai dengan teori menyebutkan bahwa semakin
tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya dengan demikian
semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. (Sugeng Riyadi dan Sartika F, 2006).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni
Eva S (2004) yang meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap risiko
saham pada perusahaan industri rokok yang menyatakan bahwa variabel
current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Selain
itu, penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sugeng dan Sartika (2006) serta penelitian Variyetmi Wira(2008).
Debt to Total Asset pada perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45
tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Ini terlihat dari nilai
t-hitung debt to total asset lebih kecil daripada yang dihasilkan t-tabel
(0.451465 < 1.812). Nilai probabilitas t-hitung debt to total asset lebih
besar dari α = 5% (0.6533 > 0.05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
76
Hal ini menunjukkan bahwa utang tidak dapat dijadikan prediktor risiko.
Dengan kata lain, dalam pengambilan keputusan investasinya investor
tidak mempertimbangkan porsi utang dari total modal perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sunardi (2005), pengaruh pertumbuhan, ungkitan finansial, dan ukuran
perusahaan terhadap risiko sistematis saham. Penelitian ini menyatakan
bahwa variabel debt to total asset tidak berpengaruh signifikan terhadap
risiko, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugeng dan
Sartika (2006). Hal ini menunjukkan bahwa pasar tidak merespon DTA.
Salah satu penyebabnya mungkin karena banyak utang yang tidak
digunakan untuk membiayai perusahaan sehingga utang tersebut tidak
meningkatkan kinerja perusahaan meskipun perekonomian sedang
tumbuh. (Sunardi,2005). Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yeni Eva S (2004) dan yang menyatakan
bahwa debt to total asset berpengaruh signifikan terhadap risiko.
Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yulius Yulianto(2010) yang menyatakan bahwa debt to total asset
berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Semakin tinggi debt to total
asset menunjukkan perusahaan menanggung hutang yang semakin besar.
Hal ini mengakibatkan perusahaan harus menanggung biaya bunga yang
lebih besar pula sehingga akan mengurangi laba perusahaan. Akibatnya
risiko perusahaan untuk mengalami gagal bayar menjadi tinggi. (Yulius
Yulianto,2010).
77
Earning Per Share pada perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45
tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Ini terlihat dari nilai
t-hitung earning per share lebih kecil daripada yang dihasilkan t-tabel (-
0.067729 < 1.812). Nilai probabilitas t-hitung earning per share lebih
besar dari α = 5% (0.9462 > 0.05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai earning per
share menunjukkan perusahaan mampu memberikan laba yang lebih
tinggi bagi investor, sehingga akan memperkecil risiko yang ditanggung
oleh investor. (Yulius Yulianto,2010).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yulius Yulianto(2010) yang menyatakan bahwa earning per share tidak
berpengaruh signifikan terhadap risiko. Penelitian ini juga konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Deny Suryo Utomo(2006) dan
Variyetmi Wira (2008). Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yeni Eva S (2004) yang menyatakan
bahwa earning per share berpengaruh terhadap risiko, karena earning per
share yang tinggi akan memperbesar risiko, hal ini akan memberikan
informasi mengenai laba perusahaan sehingga investor akan menilai
earning per share yang tinggi menunjukkan hasil pengembalian yang
disesuaikan terhadap risiko akan lebih tinggi. (Yeni Eva S,2004).
Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zubaidi Indra (2006).
78
Return On Equity pada perusahaan yang termasuk Indeks LQ 45
berpengaruh signifikan terhadap risiko saham. Ini terlihat dari nilai t-
hitung return on equity lebih besar daripada yang dihasilkan t-tabel (-
1.989032 > 1.812). Nilai probabilitas t-hitung return on equity lebih kecil
dari α = 5% (0.0412 < 0.05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa return on equity merupakan salah satu indikator
penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dalam
menentukan pilihannya, investor biasanya akan mempertimbangkan
perusahaan yang mampu memberikan kontribusi return on equity yang
lebih besar. Kelaziman yang sering dijumpai adalah bahwa semakin besar
return yang diharapkan maka semakin besar pula peluang risiko yang
terjadi. Dengan begitu bahwa return untuk memperoleh pendapatan yang
lebih besar di masa mendatang berpengaruh positif terhadap risiko.
(Bolten dan Weignad, 1998 dalam Deny Suryo Utomo).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zubaidi Indra (2006) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko saham, dimana return on equity berpengaruh signifikan terhadap
risiko saham. Dengan mengetahui tingkat return on equity, investor dapat
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Bagi investor
semakin tinggi nilai return on equity menunjukkan risiko investasi yang
tinggi. Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iqbal dan Bandi (2003) serta penelitian yang dilakukan
oleh Yeni Eva S (2004) serta penelitian oleh Deny Suryo Utomo (2006),
79
80
yang menyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh signifikan
terhadap risiko. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi return yang
diharapkan maka akan menurunkan risiko saham, dan return on equity
dalam periode waktu yang berbeda tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap risiko.
81
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap risiko
saham. Berdasarkan hasil dari uji regresi berganda dari penelitian ini maka
dapat maka dapat disimpulkan dari pembahasan diatas adalah sebagai
berikut:
1. Variabel-variabel independen (current ratio, debt to total asset,
earning per share, dan return on equity) secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya
(risiko). Sedangkan secara sendiri-sendiri (parsial) dari variabel
independennya, hanya variabel return on equity yang berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependennya (risiko). Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Zubaidi Indra (2006).
Dengan mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai prospek
perusahaan di masa mendatang. Bagi investor semakin tinggi nilai
ROE menunjukkan risiko investasi yang tinggi.
2. Variabel yang paling berpengaruh terhadap risiko saham adalah
variabel return on equity (ROE).
3. Besarnya koefisien determinasi dari variabel-variabel independennya
(current ratio, debt to total asset, earning per share, dan return on
equity) sebesar 0.007 hal ini menjelaskan bahwa sebesar 7% risiko
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen (current ratio, debt
to total asset, earning per share, dan return on equity). Sedangkan
sisanya sebesar 93% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian.
B. Implikasi
Dalam melakukan penelitian ini tentunya banyak keterbatasan
sehingga penelitian masih kurang sempurna. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan hanya beberapa saja, masih banyak variabel
yang mungkin lebih berpengaruh terhadap risiko saham.
2. Sampel yang digunakan hanya 11 perusahaan yang termasuk ke dalam
Indeks LQ 45 periode 2004-2009.
3. Rentang waktu penelitian atau periode penelitian hanya 6 tahun dari
2004-2009.
Akan tetapi penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berminat pada instrumen-instrumen pasar modal,
diantaranya:
1. Bagi Investor
Sebaiknya investor tidak hanya memperhitungkan faktor-faktor
fundamental dalam menentukan keputusan investasinya. Investor juga
perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh
terhadap risiko sahamnya.
82
83
2. Bagi Perusahaan
Hendaknya perusahaan dapat secara cepat dan tanggap memperhatikan
informasi-informasi yang beredar sehingga dapat dijadikan pedoman
bagi investor dalam pengambilan keputusan investasinya.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi
penelitian selanjutnya. Selain itu dapat dilakukan penelitian selanjutnya
dengan menggunakan berbagai macam variabel dengan teknik analisis
yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin, “Dasar-dasar Manajemen Investasi”, Rineka Cipta, Jakarta, 2003. Aruzzi, Iqbal dan Bandi, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas,
dan Beta Akuntansi Terhadap Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta”, 2003.
Block, Stanley B and Hirt, Geoffrey A, ”Foundations of Financial Management”,
McGraw Hill, NY, 2002. Bodie, Kane, and Marcus, “Invesment”, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Bringham dan Houston, Dasar-dasar Manajemen Keuanagan”, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006.
Eiteman, David K, Stonehill, Arthur L, and Moffet, Michael H, “Manajemen
Keuangan Multinasional”, Edisi 9, Indeks, Jakarta, 2004. Fabozzi, Frank J and Modigliani, Franco and Ferri, Michael G, “Pasar dan
Lembaga Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 1999. Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Balai
Penerbit, UNDIP, Semarang, 2005. Gujarati, Damodar, ”Dasar-dasar Ekonometrika”, Terjemahan, Jakarta,
Erlangga.2007. Hamid, Abdul, ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Jakarta, 2007. Harahap, Sofyan Syafri, ”Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Harmono, ”Manajemen Keuangan:Berbasis Balanced Scorecard”, Bumi Aksara,
Jakarta, 2009. Hin, L. Thian. ”Panduan Berinvestasi Saham Edisi Terkini”. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.2008. Husnan, Suad, ”Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi
Pertama, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta,1993. Husnan, Suad, ”Dasar-dasar Teori Portofolio”, Edisi Ketiga, UPP_AMP YKPN,
Yogyakarta, 1998.
84
Husnan, Suad, ”Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Cetakan Keempat, UPP AMP YJPN. 2008.
Indonesian Capital Market Directory: 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. Indra, Zubaidi, ”Faktor-Faktor Fundamental Keuangan ynag Mempengaruhi
Risiko Saham”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol 2, No. 3. 2006. James Van Horne dan John M Wachowicz, JR, ”Fundamentals of Financial
Management: Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”, Jakarta, Salmba Empat, 2009.
Jogiyanto, H.M, ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Kedua, BPFE-
Yogyakarta, 2000. Jogiyanto, H. M, ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Kelima, BPFE-
Yogyakarta, 2008. Jones, Charles P, ”Invesment”, Tenth Edition, John Wiley and Sons Inc,
Hoboken, NJ, 2007. Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Revisi 9, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Keown, Arthur, ”Manajemen Keuangan:Prinsip-prinsip dan Aplikasi”, PT Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta, 2004. Kuswadi, ”Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam”, Jakarta, PT
Elex Komputindo, 2006. Manurung, Adler Haymans, ”Cara Menilai Perusahaan”, PT Elex Media
Komputindo. Gramedia, Jakarta.2006. Manurung, Adler Haymans, ”Ke Mana Investasi? Kiat dan Panduan Investasi”,
PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.2006. Panggabean, Raja Lambas J, ”Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE
Terhadap Harga Saham LQ 45 Di BEJ”.2005. Prastowo, Dwi dan Rifka, Julianti, ”Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan
Aplikasi)”, Edisi Revisi, Yogyakarta:YKPN, 2002. Riyadi, S dan Febriana, S, ”Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap
Beta Saham dan Beta Akuntansi, 2006.
85
Rodoni, Ahmad, “Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal”, CSES Press, 2005.
Rodoni, Ahmad, ”Modul Manajemen Investasi dan Instrumen Derivatif”, Jakarta:
FEIS Universitas Islam Negeri. 2008. Rodoni, Ahmad, ”Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, Jakarta: FEIS
Universitas Islam Negeri. 2008. Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni, ”Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2010. Septiana, Yeni Eva, ”Pengaruh Faktor- faktor Fundamental Terhadap Risiko
Saham Pada Perusahaan Indusrti Rokok Di BEJ”. 2004. Sjahrial, Darmawan. “Manajemen Keuangan”, Edisi 2, Mitra Wacana, Jakarta
2008. Subekti, Surono, ”Kiat Bermain Saham”, Gramedia, Jakarta, 2001. Sugiono, Arief. ”Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan”, Jakarta,
Grasindo, 2009. Sunardi, ”Pengaruh Pertumbuhan, Ungkitan Finansial, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Risiko Sistematis Saham”, Javanisi Vol 8, No.1, 2005. Sunariyah, ”Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi Ketiga, Penerbit:UPP
AMP YKPN, Yogyakarta, 2003. Sunaryo, T, ”Manajemen Risiko Finansial”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Tandelin, Eduardus, ”Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Edisi
Pertama, Penerbit: BPFE, Yogyakarta, 2001. Utomo, Deny, ”Pengaruh asset growth, debt to equity ratio, return on equity, dan
earning per share terhadap Beta Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ Periode 2002-2004”, UII Yogyakarta, 2006.
Widarjono, Agus, ”Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”,
Ekonosia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2007. Winarno, Wahyu, Wing. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
Yogyakarta. UPP STIM YKPN. 2007.
86
87
Wira, Variyetmi, “Analisa Karakteristik Perusahaan Terhadap Return dan Beta Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 4 No.3, 2008.
Yulius Yulianto, “Analisis Pengaruh Asset Growth, EPS, DTA, ROI, dan Dividen
yield Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Perbankan”, Undip, 2010. www.jsx.co.id www.finance.yahoo.com
Lampiran 1 : Sampel Perusahaan Indeks LQ 45
Sampel Penelitian Indeks LQ 45
No. Kode Emiten Nama Perusahaan
1. AALI Astra Agro lestari Tbk
2. ASII Astra International Tbk
3. BNBR Bakrie&Brothers Tbk
4. BUMI Bumi Resources Tbk
5. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6. INKP Indah Kiat Pulp&Paper Tbk
7. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
8. KLBF Kalbe Farma Tbk
9. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
10. UNTR United Tractors Tbk
11. UNVR Unilever Indonesia
88
Lampiran 2 : Variabel Penelitian
Current Ratio (CR)
Sumber:Data diolah
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 1,210 1,680 0,870 1,600 1,940 1,820 2. Astra International Tbk 1,030 0,740 0,780 1,320 1,320 1,360 3. Bakrie&Brothers Tbk 0,480 1,450 1,940 1,250 0,540 0,630 4. Bumi Resources Tbk 0,690 0,880 1,320 1,350 1,170 0,960 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 1,470 1,470 1,180 0,920 0,900 1,160 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 2,740 3,090 1,670 1,280 1,200 1,180 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 1,420 2,520 2,140 2,890 1,790 3,000 8. Kalbe Farma Tbk 3,010 3,940 5,040 4,980 3,330 2,980 9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 3,780 4,510 5,440 4,140 3,660 4,910
10. United Tractors Tbk 1,840 1,550 1,330 1,340 1,640 1,590 11. Unilever Indonesia Tbk 1,620 1,350 1,270 1,110 1,000 1,040
Rata-rata per tahun 1,754 2,107 2,089 2,016 1,680 1,875
Debt to Total Asset (DTA)
Sumber:Data diolah
Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1. Astra Agro Lestari Tbk 0,317 0,153 0,188 0,215 0,181 0,191 2. Astra International Tbk 0,496 0,604 0,544 0,496 0,497 0,453 3. Bakrie&Brothers Tbk 0,613 0,340 0,648 0,513 0,547 0,593 4. Bumi Resources Tbk 0,893 0,857 0,853 0,503 0,597 0,615 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,680 0,679 0,650 0,633 0,668 0,637 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,622 0,004 0,648 0,645 0,640 0,643 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,524 0,466 0,371 0,312 0,245 0,167 8. Kalbe Farma Tbk 0,510 0,393 0,234 0,218 0,221 0,289 9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,288 0,274 0,257 0,325 0,332 0,274
10. United Tractors Tbk 0,536 0,610 0,587 0,555 0,510 0,423 11. Unilever Indonesia Tbk 0,368 0,432 0,486 0,495 0,522 0,480
Rata-rata per tahun 0,531 0,437 0,497 0,446 0,451 0,433
89
Earning Per Share (EPS)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 1313,000 502,000 500,000 1253,000 1671,000 1057,000 2. Astra International Tbk 1335,000 1348,000 -917,000 -1,610 -2271,000 2340,000 3. Bakrie&Brothers Tbk -7,000 -11,000 -8,000 -8,000 -167,000 1,000 4. Bumi Resources Tbk -62,000 -62,510 -103,400 -383,990 -364,190 265,000 5. Indofood Sukses Makmur Tbk 40,000 13,000 70,000 104,000 118,000 239,000 6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 606,000 14,000 -306,000 -158,000 -405,000 -332,000 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk -32,000 -201,000 -161,000 -266,000 -474,000 677,000 8. Kalbe Farma Tbk -46,000 -62,000 -67,000 -69,000 -70,000 81,000 9. Tambang Batubara Bukit Asam 197,000 203,000 211,000 315,000 741,000 1289,000
10. United Tractors Tbk -386,000 -369,000 -626,000 -524,000 -800,000 1188,000 11. Unilever Indonesia 192,000 189,000 226,000 257,000 315,000 398,000 Rata-rata per tahun 286,364 142,135 -107,400 47,127 -155,108 654,818
Sumber:Data diolah
Return On Equity (ROE)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 0,388 0,301 0,286 0,486 0,510 0,2032. Astra International Tbk 0,328 0,267 0,166 0,242 0,278 0,1873. Bakrie&Brothers Tbk -0,137 0,070 0,048 0,046 0,278 0,0614. Bumi Resources Tbk 0,834 0,524 0,618 0,703 0,409 0,1435. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,089 0,029 0,131 0,136 0,122 0,163
6. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,193 0,004 -0,100-
0,047 -
0,094 -
0,0437. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,025 0,131 0,131 0,142 0,205 0,1908. Kalbe Farma Tbk 0,305 0,268 0,226 0,208 0,195 0,1549. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,249 0,228 0,212 0,271 0,427 0,41610. United Tractors Tbk 0,354 0,256 0,203 0,260 0,239 0,22111. Unilever Indonesia 0,639 0,663 0,727 0,729 0,776 0,616
Rata-rata per tahun 0,297 0,249 0,241 0,289 0,304 0,210Sumber: Data diolah
90
Risk (BETA)
No. Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1. Astra Agro Lestari Tbk 0,109 0,166 0,184 0,735 0,764 0,2502. Astra International Tbk 0,487 0,820 0,822 0,782 0,866 0,7733. Bakrie&Brothers Tbk 0,398 0,013 0,124 0,463 0,282 0,6734. Bumi Resources Tbk 0,041 0,481 0,524 0,491 0,461 0,6915. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,670 0,613 0,713 0,049 0,733 0,8166. Indah Kiat Pulp&Paper Tbk 0,630 0,712 0,819 0,581 0,537 0,430
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,901 0,678 0,675 0,474 0,840 0,660
8. Kalbe Farma Tbk 0,821 0,432 0,429 0,334 0,747 0,346
9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,683 0,327 0,232 0,510 0,713 0,662
10. United Tractors Tbk 0,498 0,617 0,603 0,634 0,817 0,78111. Unilever Indonesia 0,179 0,271 0,695 0,523 0,087 0,296 Rata-rata per tahun 0,492 0,466 0,529 0,507 0,622 0,580
Sumber: Data diolah
91
Lampiran 3 : Uji Asumsi Kliasik Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2
Series: ResidualsSample 1 66Observations 66
Mean 9.46e-17Median 0.062185Maximum 0.325219Minimum -0.565503Std. Dev. 0.231501Skewness -0.534513Kurtosis 2.399893
Jarque-Bera 4.133093Probability 0.126622
Hasil Uji Multikolinearitas
CR DTA EPS ROE
CR 1.000000 -0.095702 -0.024040 -0.194265
DTA -0.095702 1.000000 -0.299700 0.006521
EPS -0.024040 -0.299700 1.000000 0.178650
ROE -0.194265 0.006521 0.178650 1.000000
92
Hasil Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 0.734262 Probability 0.660841 Obs*R-squared 6.166140 Probability 0.628628
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/19/10 Time: 21:00 Sample: 1 66 Included observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.140647 0.054661 2.573075 0.0127 CR -0.017224 0.010518 -1.637619 0.1070
CR^2 0.000516 0.000376 1.371513 0.1756 DTA -0.129273 0.181748 -0.711273 0.4798
DTA^2 0.042509 0.189841 0.223920 0.8236 EPS 1.52E-06 1.32E-05 0.115175 0.9087
EPS^2 4.58E-09 8.59E-09 0.533106 0.5960 ROE -0.076969 0.113544 -0.677874 0.5006
ROE^2 0.091972 0.153821 0.597918 0.5523
R-squared 0.093426 Mean dependent var 0.052781 Adjusted R-squared -0.033812 S.D. dependent var 0.062927 S.E. of regression 0.063982 Akaike info criterion -2.534309 Sum squared resid 0.233340 Schwarz criterion -2.235719 Log likelihood 92.63218 F-statistic 0.734262 Durbin-Watson stat 2.043901 Prob(F-statistic) 0.660841
93
Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: BETA Method: Least Squares Date: 10/19/10 Time: 21:07 Sample: 1 66 Included observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.574164 0.096251 5.965282 0.0000 CR -0.001379 0.008837 -0.156017 0.8765 DTA 0.075145 0.166448 0.451465 0.6533 EPS -3.19E-06 4.71E-05 -0.067729 0.9462 ROE -0.274232 0.137872 -1.989032 0.0412
R-squared 0.168108 Mean dependent var 0.532848 Adjusted R-squared 0.007000 S.D. dependent var 0.239811 S.E. of regression 0.238970 Akaike info criterion 0.047779 Sum squared resid 3.483515 Schwarz criterion 0.213662 Log likelihood 3.423286 F-statistic 1.114552 Durbin-Watson stat 1.876965 Prob(F-statistic) 0.035795
94
95
Lampiran 4 : Uji Regresi Berganda Hasil Uji Regresi Berganda Dependent Variable: BETA Method: Least Squares Date: 10/19/10 Time: 21:07 Sample: 1 66 Included observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.574164 0.096251 5.965282 0.0000 CR -0.001379 0.008837 -0.156017 0.8765 DTA 0.075145 0.166448 0.451465 0.6533 EPS -3.19E-06 4.71E-05 -0.067729 0.9462 ROE -0.274232 0.137872 -1.989032 0.0412
R-squared 0.168108 Mean dependent var 0.532848 Adjusted R-squared 0.007000 S.D. dependent var 0.239811 S.E. of regression 0.238970 Akaike info criterion 0.047779 Sum squared resid 3.483515 Schwarz criterion 0.213662 Log likelihood 3.423286 F-statistic 2.714552 Durbin-Watson stat 1.876965 Prob(F-statistic) 0.035795