pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO
SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM
(STUDI KASUS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ibnu Hilmi
NIM 11150810000082
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama :Ibnu Hilmi
2. NIM :11150810000082
3. Jurusan :Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematis
Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Bank Umum
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2019
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama lengkap : Ibnu Hilmi
2. Tempat, tanggal lahir : Kuningan, 06 Oktober 1995
3. Alamat : Nomor 43 RT. 015 RW. 003 Dusun
Kaliwon Desa Karanganyar Kecamatan
Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat
4. Telepon : 0813-9453-2700
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Karanganyar : Tahun 2002 – 2008
2. MTs Negeri Darma : Tahun 2008 – 2011
3. SMA Negeri 1 Kuningan : Tahun 2011 – 2014
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2015 – 2019
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. HEC English Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015
2. ELFAST English Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015
3. Mr. Bob Speaking Course Pare, Kediri : Tahun 2014 – 2015
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen : Tahun 2015 – 2016
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Rohaedi, S. Ag., M. Pd.I
2. Ibu : Hj. Yuyun Haryunah (Alm)
vii
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effect of fundamental factors and
systematic risk on stock prices with the objects of research are commercial banks
listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008-2017. Fundamental factors in the
analysis are measured by Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS),
Price to Book Value (PBV) and Price Earning Ratio (PER). Whereas systematic
risk is measured by stock beta. The sample used in this research is 10 commercial
banks and the sampling technique used is purposive sampling. Analysis used is
panel data regression with fixed effect model. The research is reached by using
Eviews version 9 and Microsoft Excel 2013.
The results of the study found that the independent variables namely Debt
to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER) and systematic risk have an effect simultaneously on stock
prices. Partially, Debt to Equity Ratio (DER) has a significant negative effect on
stock prices, Earning Per Share (EPS) has a significant positive effect on stock
prices, and Price to Book Value (PBV) has a significant positive effect on stock
prices. While Price Earning Ratio (PER) and systematic risk have no effect on stock
prices. This study found that adjusted R-square value equal to 0.950436 which
shows the ability of independent variables in this study include Debt to Equity Ratio
(DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio
(PER) and risk can systematically explain the dependent variable by 95.0436%,
while the remaining 4.9564% is explained by other variables not included in this
research model. Companies need to pay attention to the ability to maintain the value
of Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), and Price to Book Value
(PBV) because it affects investors' considerations in investing..
Keywords : Fundamental analyze, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price
to Book Value, Price Earning Ratio, Systematic Risk, Bank, Stock.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental dan
risiko sistematis terhadap harga saham dengan objek bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017. Faktor fundamental diukur menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV)
dan Price Earning Ratio (PER) yang telah mewakili setiap akun pelaporan
perusahaan. Sedangkan risiko sistematis diukur menggunakan beta saham. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 bank umum dan pengambilan sampel
menggunakan purvosive sampling. Analisis yang digunakan adalah regresi data
panel dengan model terpilih yaitu fixed effect. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan aplikasi perangkat lunak Eviews versi 9 dan Microsoft Excel 2013.
Hasil penelitian menemukan bahwa variabel independen yaitu Debt to
Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER) dan risiko sistematis berpengaruh secara simultan terhadap
harga saham. Secara parsial, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan
negatif terhadap harga saham, Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan
positif terhadap harga saham, dan Price to Book Value (PBV) berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham. Sedangkan Price Earning Ratio (PER) dan
risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini memiliki
nilai adjusted R-square sebesar 0.950436 yang menunjukan kemampuan variabel
independen pada penelitian ini meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per
Share (EPS), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan risiko
sistematis dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 95.0436%, sedangkan
sisanya sebesar 4.9564% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
model penelitian ini. Perusahaan perlu memperhatikan kemampuan dalam menjaga
nilai Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), dan Price to Book
Value (PBV) karena hal tersebut mempengaruhi pertimbangan investor dalam
berinvestasi.
Kata Kunci : Analisis Fundamental, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Price
to Book Value, Price Earning Ratio, Risiko Sistematis, Bank, Saham.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan juga Salam
semoga senantiasa sampai kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan juga kepada ummatnya.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada
Bank Umum Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017)”.
Pencapaian ini tidak lepas kaitannya dengan banyak pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dalam
kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda H. Lili Rohaedi dan Ibunda Hj. Yuyun Haryunah (Alm) serta Ibunda
Sri Tuti Meirawati yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan moral
maupun materil, nasihat, motivasi dan doa yang tidak pernah putus untuk
keberhasilan dan kebahagiaan penulis. Juga kakak penulis Liyah Siti Analiyah
dan Novi Afiyah serta adik penulis Naufal Sirrul Khafi dan Muhammad Adil
Khafi yang memberikan semangat kepada penulis.
2. Keluarga besar Aki Makbul dan Abah H. Abubakar.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan
Ibu Ir. Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan
secara resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah membantu
memberikan izin kepada penulis.
x
6. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan nasihat, arahan, dan masukkan yang sangat berharga selama
penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Faizul Mubarok, MM. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah menuntun, memberikan arahan, dan
masukkan yang sangat berarti dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan
ilmu yang berharga dan bermanfaat bagi penulis.
9. Sahabat yang selalu mendukung serta menemani penulis selama perkuliahan
Chaidir Ali, Faturrohim, Muhammad Fadel, Nurul Ashari, dan Ulfiya Husen.
10. Teman satu angkatan Manajemen 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi terutama bagi penelitian yang sejenis.
Jakarta, Mei 2019
Ibnu Hilmi
NIM. 11150810000082
xi
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……………………….…...iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.............................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II ................................................................................................................... 13
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 13
A. Landasan Teori .......................................................................................... 13
1. Pasar Modal ........................................................................................... 13
2. Saham .................................................................................................... 16
3. Harga Saham ......................................................................................... 20
4. Analisis Fundamental ............................................................................ 21
5. Risiko Investasi ..................................................................................... 26
B. Hubungan Antar Variabel Independen ...................................................... 29
1. Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham ............................... 29
2. Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham ................................... 30
xii
3. Price to Book Value (PBV) dengan Harga Saham ................................ 30
4. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham ................................ 30
5. Risiko Sistematis dengan Harga Saham ................................................ 31
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37
E. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 38
BAB III ................................................................................................................. 39
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 45
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 45
2. Analisis Regresi Data Panel .................................................................. 46
3. Tahap Analisis Regresi Data Panel ....................................................... 49
4. Uji Dasar Asumsi Klasik ....................................................................... 50
5. Uji Signifikansi ..................................................................................... 53
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 56
1. Variabel Dependen ................................................................................ 56
2. Variabel Independen ............................................................................. 56
BAB IV ................................................................................................................. 58
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 58
A. Gambaran Objek Penelitian....................................................................... 58
B. Penemuan dan Pembahasan....................................................................... 61
1. Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................... 61
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 69
3. Hasil Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel .................................... 71
4. Hasil Uji Tahap Regresi Data Panel ...................................................... 74
5. Hasil Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................................. 76
6. Hasil Uji Signifikansi ............................................................................ 81
7. Persamaan Regresi Data Panel .............................................................. 87
8. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................. 89
BAB V ................................................................................................................... 94
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 94
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
xiii
B. Implikasi .................................................................................................... 95
C. Saran .......................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97
LAMPIRAN ........................................................................................................ 105
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 31
Tabel 3.1 Variabel, Simbol, dan Satuan Data ....................................................... 39
Tabel 3.2 Populasi Penelitan ................................................................................. 40
Tabel 3.3 Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria............................................... 44
Tabel 4.1 Harga Saham Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2017 ............................................................................................. 61
Tabel 4.2 Debt to Equity Ratio (DER) Bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 63
Tabel 4.3 Earning Per Share (EPS) Bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 64
Tabel 4.4 Price to Book Value (PBV) Bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 65
Tabel 4 5 Price Earning Ratio (PER) Bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2017 .................................................................. 66
Tabel 4.6 Risiko Sistematis Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2017 ................................................................................... 68
Tabel 4.7 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 69
Tabel 4.8 Uji Common Effect ................................................................................ 71
Tabel 4.9 Uji Fixed Effect ..................................................................................... 72
Tabel 4.10 Uji Random Effect ............................................................................... 73
Tabel 4.11 Uji Chow ............................................................................................. 75
Tabel 4.12 Uji Hausman ....................................................................................... 76
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 79
Tabel 4.14 Uji Autokorelasi .................................................................................. 80
Tabel 4.15 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 80
Tabel 4.16 Uji F .................................................................................................... 81
Tabel 4.17 Uji T .................................................................................................... 83
Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) .................................................... 86
Tabel 4.19 Hasil Persamaan Regresi ..................................................................... 87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2017 .......................................... 1
Gambar 1.2 Aset Bank Umum Tahun 2008-2017 .................................................. 3
Gambar 1.3 Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2008-20017 ........................ 5
Gambar 1.4 Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017 ........... 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................37
Gambar 4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 77
Gambar 4.2 Uji Normalitas (Transformasi) .......................................................... 78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel ................................................................................. 105
Lampiran 2: Hasil Return saham......................................................................... 105
Lampiran 3: IHSG dan Return Pasar .................................................................. 108
Lampiran 4: Hasil Variabel Harga Saham, Rasio Keuangan, dan Beta Saham .. 111
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik ..................................................... 114
Lampiran 6: Hasil Output Uji Statistik Deskriptif .............................................. 116
Lampiran 7: Hasil Pemilihan Model ................................................................... 116
Lampiran 8: Hasil Uji Tahap Uji Regresi ........................................................... 119
Lampiran 9: Hasil Uji Signifikansi ..................................................................... 119
xvii
DAFTAR RUMUS
(2.1) Debt to Equity Ratio (DER) ...................................................................... 22
(2.2) Earning Per Share (EPS) .......................................................................... 23
(2.3) Price to Book Value (PBV) ....................................................................... 24
(2.4) Nilai Buku Per Saham ............................................................................... 24
(2.5) Price Earning Ratio (PER) ....................................................................... 24
(2.6) Dividen Yield (DY) .................................................................................... 25
(2.7) Return On Equity (ROE) .......................................................................... 25
(2.8) Single Index Model (SIM) ......................................................................... 27
(2.9) Capital Asset Pricing Model (CAPM) ...................................................... 28
(3.1) Persamaan Regresi Data Panel .................................................................. 46
(3.2) Model Common Effect ............................................................................... 47
(3.3) Model Fixed Effect .................................................................................... 48
(3.4) Model Fixed Effect (Dummy) .................................................................... 48
(3.5) Model Random Effect ................................................................................ 49
(3.6) T-Tabel ...................................................................................................... 55
(3.7) Debt to Equity Ratio (DER) ...................................................................... 56
(3.8) Earning Per Share (EPS) .......................................................................... 57
(3.9) Price to Book Value (PBV) ....................................................................... 57
(3.10) Price Earning Ratio (PER) ....................................................................... 57
(3.11) Risiko Sistematis ....................................................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara sewajarnya menginginkan negara yang ditempati menjadi
sebuah negara yang maju. Dengan majunya negara yang menjadi tempat
melangsungkan hidup, penduduk sebuah negara akan mudah untuk
melangsungkan kehidupannya. Dalam mewujudkan negara yang maju,
berbagai aspek menjadi perhatian sebagai faktor yang menyokong kemajuan
sebuah negara. Menurut Febryani & Kusreni (2017) diantara faktor-faktor
yang mempunyai andil besar dan sebagai indikator dalam kemajuan sebuah
negara adalah faktor ekonomi.
Sejauh ini perekonomian di Indonesia mengalami pasang surut. Hal
tersebut dapat terlihat pada gambar 1.1 yang memperlihatkan pertumbuhan
perekonomian selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 di Indonesia.
Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008-2017
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
Pada gambar 1.1 dapat kita lihat dari angka 6.01% di tahun 2008 turun
ke angka 4.63% pada tahun selanjutnya. Keadaan membaik pada tahun 2010
dengan angka 6.87% kemudian menurun kembali pada angka 6.49% di tahun
2011 dan terus menurun sampai pada tahun 2015 dengan angka 4.88% dan
mulai naik kembali pada angka 5.03% di tahun 2016 dan berada pada angka
5.07% di tahun 2017. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terjadi tren
penurunan pertumbuhan yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun
6.01
4.63
6.876.49 6.23 5.56
5.01 4.88 5.03 5.07
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam persen
2
2015. Walaupun sempat menaik namun angka tersebut belum menyentuh
pencapaian tertinggi sebelumnya yaitu pada tahun 2010.
Gejolak ekonomi tersebut tentu terjadi bukan tanpa sebab, terdapat
beberapa penyebab pertumbuhan ekonomi selama sepuluh tahun tersebut
mengalami fluktuasi. Diantara penyebab yang menjadi perhatian adalah
terjadinya krisis keuangan global yang dipicu krisis yang terjadi di Amerika
Serikat, hal tersebut menyebabkan terjadi lonjakan angka kerugian yang
dialami bank-bank investasi dunia yang ditaksir mencapai US $160 miliar
(Sihono, 2008). Selanjutnya, pada tahun 2010 sampai tahun 2012
perekonomian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan. Salah satu
penyebabnya adalah krisis yang terjadi di Eropa yang menyebabkan tingkat
suku bunga naik menjadi 6.58% dan menyebabkan biaya modal perusahaan-
perusahaan meningkat dan return yang diisyaratkan investor dari suatu
investasi meningkat (Wardani & Andarini, 2016). Tidak sampai disitu,
gejolak ekonomi juga terjadi kembali pada tahun 2014 yang menyebabkan
penurunan pertumbuhan pada tahun 2015. Pada tahun 2014 terjadi
ketidakpastian kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat
negara berkembang seperti Indonesia mengalami peningkatan kerentanan
dalam hal pasar keuangan (Bank Indonesia, 2014).
Permasalahan terjadinya tren penurunan selama satu dekade tersebut,
menjadikan penguatan di berbagai sektor perekonomian dirasa penting. Hal
tersebut karena ekonomi merupakan fokus utama bagi negara (Afrizal &
Farlian, 2017). Penguatan ekonomi dianggap penting agar perekonomian
mampu konsisten berkembang dan melewati pencapaian yang sebelumnya
telah tercapai. Seluruh instrumen perekonomian dituntut memberikan
kontribusi dalam hal memajukan perekonomian, salah satunya adalah sektor
keuangan. Sektor keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam
memicu pertumbuhan ekonomi (Baroroh, 2012).
Aktifitas dalam sektor keuangan erat kaitannya dengan pembiayaan
dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara sebagai
sumber pendanan. Sumber dana yang dapat mendorong perekonomian
tersebut terdapat dalam beberapa instrumen pasar finansial, didalamnya
3
terdapat dua sumber pendanaan diantarnya pasar uang berisi transaksi
keuangan jangka pendek dan pasar modal yang berisi transaksi keuangan
jangka panjang (Toh & Samson, 2016).
Kaitannya dengan objek penelitian ini, keterlibatan sektor moneter dan
perbankan sebagai bagian dari instrumen pasar uang dirasa penting dalam
pergerakan perekonomian karena berfungsi sebagai lembaga perantara dari
yang mempunyai dana lebih untuk disalurkan kepada pihak yang kekurangan
dana (Siringoringo, 2017). Oleh karena itu, penguatan ekonomi nasional akan
lebih stabil jika perbankan berada pada posisi yang baik karena bank
merupakan salah satu instrumen pendanaan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Perkembangan keuangan akan lebih kondusif bagi pertumbuhan
ekonomi apabila lingkungan makroekonomi stabil dan bank tunduk pada
ketentuan (Boukhatem & Moussa, 2017). Sejauh ini perbankan menarik
untuk diteliti karena walaupun perekonomian dalam keadaan berfluktuatif,
perbankan memperlihatkan daya tahannya dan menunjukan bahwa sektor ini
dapat diandalkan sebagai salah satu sektor yang dapat menopang
perekonomian Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2
Aset Bank Umum Tahun 2008-2017
Sumber : Laporan Statistik Perbankan Indonesia OJK (2017)
Pada gambar 1.2 di atas dapat dilihat asset perbankan dari tahun 2008
sebesar Rp. 2,310 triliun, kemudian naik pada tahun 2009 dengan Rp. 2,534
triliun, naik di tahun 2010 dengan Rp.3,008 triliun, naik di tahun 2011
dengan Rp. 3,652 triliun, naik di tahun 2012 dengan Rp. 4,262 triliun, naik
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Series 1 2,310, 2,534, 3,008, 3,652, 4,262, 4,954, 5,615, 6,132, 6,729, 7,387,
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
Har
ga
Sah
am
Dalam miliar rupiah
4
di tahun 2013 dengan Rp. 4,954 triliun, naik di tahun 2014 dengan Rp. 5,615
triliun, naik di tahun 2015 dengan Rp. 6,132 triliun, terus menaik di tahun
2016 dengan Rp. 6,729 triliun dan pada tahun 2017 dengan angka Rp. 7,387
triliun. Di tengah gejolak fluktuasi perekonomian Indonesia selama 10
tahun, dapat dilihat bahwa kinerja perbankan sebagai sektor moneter secara
keseluruhan berada posisi yang baik dan tahan terhadap gejolak ekonomi
yang terjadi. Hal itu menjadikan sektor perbankan menjadi penopang
peningkatan perekonomian di Indonesia.
Selain dari instrumen pasar uang yaitu bank, pendanaan juga dapat
diperoleh dari instrumen pasar modal. Pasar modal diharapkan menjadi
bagian dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Masoud (2013)
menyatakan bahwa temuan menunjukkan hubungan positif antara pasar
saham yang efisien dan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek
dan jangka panjang, juga terdapat mekanisme transmisi tidak langsung
melalui efek pengembangan pasar saham pada investasi dalam pertumbuhan
ekonomi. Hal ini di mungkinkan karena pasar modal merupakan alat yang
dapat digunakan untuk menggalang dana jangka panjang dari masyarakat
untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif (Nasution, 2015). Apabila
pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun
pasar modal sudah dapat berjalan baik, perekonomian secara langsung
maupun tidak langsung akan terangkat.
Pasar modal menarik untuk diteliti sebagai objek penelitian karena
dapat menjadi gambaran penting bagi pembangunan perekonomian.
Menurut Muklis (2016) pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus,
yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi serta pasar modal juga dijadikan
sebagai salah satu indikator perkembangan perekonomian suatu negara.
Pasar modal merupakan sebuah tempat yang merupakan sebuah tempat
interaksi antara penjual dan investor (Afrizal & Farlian, 2017). Penjual pada
pasar modal diartikan sebagai perusahaan yang membutuhkan dana atau
emiten, sehingga mereka menjual efek di pasar modal sedangkan pembeli
atau investor adalah pihak yang membeli modal pada perusahaan dengan
harapan akan menghasilkan keuntungan (Kasmir, 2014: 182).
5
Instrumen pasar modal yang dapat menjadi sumber pendanaan
diantaranya adalah saham. Menurut Bodie et. al., (2014:42) saham
merupakan bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan yang memberi hak
kepada pemiliknya satu suara terkait tata kelola perusahaan dan untuk
mendapatkan bagian manfaat keuangan perusahaan. Apabila tingkat
permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham tersebut pun
akan meningkat begitu juga sebaliknya apabila permintaan terhadap suatu
saham menurun, maka harga saham tersebut akan turun. Naik turunnya
permintaan akan sebuah saham disebabkan karena nilai saham perusahaan
tercermin oleh kinerja perusahaannya, apabila kinerja keuangan perusahaan
menunjukkan prospek_yang baik_maka sahamnya akan diminati
oleh_investor dan harganya akan meningkat (Raharjo & Muid, 2013).
Selama 10 tahun, perkembangan instrumen pasar modal berupa saham
di Indonesia mengalami perkembangan yang baik. Perkembangan pasar
modal berupa saham tersebut dapat dilihat dari Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Gambar 1.3 memperlihatkan perkembangan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.
Gambar 1.3
Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2008-20017
Sumber : Yahoo Finance (2017)
Melihat gambar 1.3 di atas dapat kita ketahui pada penutupan harga
saham gabungan tahun 2008 mengalami keterpurukan dengan angka Rp.
1,355.41. Kemudian beranjak naik pada tahun 2009 dengan angka Rp.
2,534.36 yang menjadi titik perbaikan sehingga pada tahun 2010 kembali
1,355.41
2,534.36
3,703.51
3,821.994,316.69
4,274.18
5,226.95
4,593.01
5,296.71
6,355.65
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam rupiah
6
naik menjadi Rp. 3,703.51. Harga saham penutupan kembali naik di tahun
2011 pada angka Rp. 3,821.99, kemudian naik di tahun 2012 pada angka
Rp. 4,316.69, dan turun kembali pada angka Rp. 4,274.18 di tahun 2013. Di
tahun selanjutnya yaitu 2014 mengalami kenaikan pada angka Rp. 5,226.95
dan turun kembali di tahun 2015 pada angka Rp. 4,593.01 dan dapat bangkit
kembali di tahun 2016 pada angka Rp. 5,296.71 dan terakhir di tahun 2017
pada angka Rp. 6,355.65. Hal tersebut menggambarkan perekonomian
mengalami pemulihan yang fluktuatif namun ke arah yang lebih baik jika
dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan karena semakin meningkatnya
harga saham menggambarkan semakin banyaknya investor di pasar modal.
Untuk melihat perkembangan dalam pasar modal, dapat juga dilihat
dari kapitalisasi pasar. Semakin besarnya kapitalisasi pasar artinya semakin
mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah
sahamnya yang beredar di pasar (Agape, 2013).
Gambar 1.4
Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2017)
Terlihat dari gambar 1.4 kapitalisasi pasar dari tahun 2008 sampai tahun
2017 semakin membesar walaupun sempat turun di tahun 2014 ke tahun
2015, tren masih berada pada posisi meningkat secara keseluruhan. Artinya
jumlah saham yang beredar semakin banyak, yang mengindikasikan
1076
2,534
3,2573,538
4,1284,219
5,2284,872
5,753
7,053
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dalam triliun rupiah
Kapitalisasi
7
semakin tingginya tingkat ketertarikan investor terhadap saham yang
beredar di Indonesia.
Walaupun sektor saham berada pada posisi yang membaik, peningkatan
masih perlu dilakukan karena apabila melihat pada pertumbuhan ekonomi,
Indonesia belum berada pada posisi ekonomi yang stabil. Dalam
meningkatkan kualitas pasar modal tersebut, maka perlu dilakukan sebuah
penguatan dan peningkatan kinerja perusahaan-perusahaan. Penguatan
kinerja perusahaan dibutuhkan untuk meningkatkan minat masyarakat
dalam berinvestasi, sehingga penyaluran dana dari masyarakat kepada
industri-industri produktif dapat lebih efektif dan percepatan ekonomi
melalui sektor finansial dapat tercapai.
Oleh karena itu, perusahaan memerlukan informasi akurat yang
diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaannya. Di sisi
lain, investor pun tidak serta merta membeli sebuah investasi berupa saham
tanpa mengetahui keuntungan apa saja yang akan di dapatkan dari investasi
berupa jangka panjang tersebut. Apabila merujuk kepada Fahmi (2012:86)
dengan membeli dan memiliki saham investor maka akan memperoleh
beberapa keuntungan sebagai bentuk hak yang diterima yaitu memperoleh
capital gain (selisih antara harga beli dan harga jual), dan memperoleh
dividen (pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan yang berasal
dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan), dan memiliki hak suara bagi
pemegang saham biasa.
Investor memerlukan sebuah informasi yang komfrehensif mengenai
kondisi sebuah perusahaan sehingga dapat memutuskan investasi yang
tepat. Melalui informasi tersebut, investor akan melakukan sebuah penilaian
yang spesifik terhadap saham yang akan dibeli. Penilaian saham adalah
suatu_mekanisme untuk_mengubah_variabel ekonomi atau_perusahaan
yang_diprediksi menjadi_perkiraan harga saham, laba_perusahaan,
dan_dividen yang dibagikan (Hasanah & Rusliati, 2017).
Penilaian sebuah sekuritas berupa saham tersebut memiliki beberapa
pendekatan atau analisis untuk menilai tersebut layak atau tidak. Menurut
Aprilia et. al., (2016) analisis suatu investasi dapat dilakukan dengan dua
8
cara diantaranya analisis teknikal dan analisis fundamental. Berdasarkan
Artha et. al., (2014) analis teknikal berupaya untuk mengidentifikasi pola
dan tren harga dalam pasar keuangan serta berupaya untuk mengeksploitasi
pola tersebut, analisis teknikal menggunakan grafik maupun indikator
teknis seperti harga dan volume perdagangan. Sedangkan analisis secara
fundamental adalah sebuah pendekatan yang digunakan berupa informasi
laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi,
bentuk informasi laporan keuangan tersebut berupa rasio-rasio yang
digunakan untuk mengukur prestasi keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan (Samsuar & Akramunnas, 2017).
Sebelum memilih perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi,
investor harus cermat dalam memilih perusahaan sebab belum tentu setiap
saham dari perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan besar selalu
merupakan alternatif investasi yang baik. Untuk mengetahui saham suatu
perusahaan layak dijadikan pilihan investasi, maka penting bagi seorang
investor untuk melakukan sebuah penilaian berupa analisis untuk
menentukan saham mana yang tepat untuk dijadikan investasi. Penilain
saham berguna untuk meminimalisir resiko dan_memperoleh
keuntungan_maksimal (Anung et. al., 2016).
Diantara rasio yang umum digunakan dalam analisis fundamental
adalah rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER adalah rasio yang
menjelaskan tentang jumlah relatif dana yang disediakan oleh pemberi
pinjaman dan pemilik (Smart et. al., 2014:301). Artinya rasio ini dapat
dipahami sebagai cerminan kemampuan sebuah perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang mampu ditunjukkan oleh beberapa
bagian dari ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Penelitian
sebelumnya mengenai DER diketahui oleh Dewi & Suaryana (2013) yang
menyatakan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.
Selanjutnya ada rasio pasar seperti Price to Book Value (PBV). Ada
beberapa alasan mengapa rasio PBV dapat diharapkan menjadi indikator
yang berguna di dalam strategi investasi. Melalui rasio ini dapat mengetahui
seberapa besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan
9
kedepannya. Rasio pasar seperti PBV menurut Smart et. al., (2014:307)
adalah rasio harga saham terhadap nilai buku atau rasio yang menunjukan
bagaimana agresifitas sebuah saham dihargai di pasar. Penelitian
sebelumnya mengenai PBV dilakukan oleh Siahaan (2017) menemukan
hasil bahwa PBV mempengaruhi harga saham secara signifikan.
Rasio faktor fundamental lainnya yaitu variabel Price Earning Ratio
(PER). Menurut Gitman & Zutter (2015: 131), PER mengukur jumlah yang
bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar dari pendapatan
perusahaan. Semakin tinggi PER menunjukkan bahwa investor akan
bersedia untuk membayar dengan harga di atas harga pasar (Rahmadewi &
Abundanti, 2018). Penelitian sebelumnya mengenai PER yaitu oleh Safitri
(2013) menemukan hasil bahwa PER berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham. Penelitian berbeda didapatkan oleh Daniel (2015)
menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Rasio Earning Per Share (EPS) pun tidak kalah penting, rasio ini salah
satu yang diperhatikan oleh investor. Menurut Fahmi (2012:96), pengertian
EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki. EPS merupakan
rasio yang bermanfaat bagi investor untuk menggambarkan prospek
pendapatan di masa depan. EPS dapat digunakan oleh para investor sebagai
informasi besaran laba bersih perusahaan yang dapat dibagikan untuk
pemegang saham perusahaan setiap lembaran saham. EPS yang tinggi
mencerminkan keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu semakin
tinggi EPS atau laba bersih per lembar saham yang diberikan kepada para
pemegang saham, akan menambah daya tarik investor untuk memiliki
saham tersebut sehingga akan mempengaruhi tingkat permintaan terhadap
saham perusahaan tersebut (Khairani, 2016). Penelitian sebelumnya
mengenai EPS yaitu oleh Alam et. al., (2016) menemukan bahwa EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Juga Darmayanti (2015)
yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.
Dari penjabaran diatas, faktor fundamental dianggap salah satu
pertimbangan yang penting dari sebuah investasi. Namun di samping hal
10
tersebut, dalam sebuah investasi tentunya investor tidak bisa lepas dari
sebuah risiko yang dihadapi. Menurut Hasanah & Rusliati (2017) dalam
investasi berupa saham, memiliki tingkat risiko dan keuntungan yang tinggi
(high risk-high return). Dibandingkan dengan alternatif atau instrumen
investasi lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan, investasi dalam
instrumen berupa saham memiliki risiko yang tinggi karena investasi pada
saham bersifat tidak pasti. Ketidakpastian dalam investasi saham ini disebut
dengan risiko (Supriyanthi & Rahyuda, 2017).
Menurut Bodie et. al., (2014 : 206) risiko dalam pasar modal terbagi
menjadi dua, yakni risiko sistematis dan risiko non sistematis. Risiko
sistematis adalah risiko yang tidak bisa didiversifikasi atau dengan kata lain
risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh (Fahmi, 2012:189).
Menyeluruh disini diartikan mempengaruhi semua atau banyak perusahaan
dan cenderung berasal dari luar perusahaan (faktor eksternal). Misalnya,
resesi ekonomi, risiko suku bunga, inflasi, dan risiko ini dihadapi seluruh
perusahaan, pada sektor apa pun perushaan tersebut beroperasi. Risiko
sistematis ini dapat diartikan juga sebagai beta saham. Menurut Jogiyanto
(2017:464) beta (β) adalah pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas
atau portofolio terhadap risiko pasar.
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Astuty
(2017) yang menemukan hasil bahwa secara simultan terdapat pengaruh
signifikan antara PER, EPS, NPM, PBV, dan Risiko Sistematis terhadap
harga saham. Secara parsial, penelitian ini menyatakan bahwa PER, EPS,
NPM, PBV, dan Risiko Sistematis memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham. Penelitian lain oleh Darmayanti (2015) yang
menyatakan bahwa risiko sistematis tidak memiliki pengaruh terhadap
harga saham yang signifikan.
Setelah melihat fenomena yang terjadi dan juga penelitian terdahulu,
didapati hasil penelitian yang variatif. Hal tersebut mendorong untuk
dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh analisis
fundamental dan juga risiko sistematis dengan harga saham. Perbedaan
dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel dari analisis
11
fundamental penelitian terdahulu dan periode penelitian selama 10 tahun
dengan objek Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
studi kasus penelitian karena mengingat pentingnya pasar finansial yang
didalamnya terkandung pasar uang dan pasar modal dalam pertumbuhan
perekonomian di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis
terhadap Harga Saham secara parsial di Bank Umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017?
2. Apakah terdapat perngaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis
terhadap Harga Saham secara simultan di Bank Umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas dan untuk
menghindari perluasan pembahasan dalam penelitian ini, maka pada
penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang fundamental yaitu DER, EPS,
PBV, PER dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham di Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka dapat diidentifikasikan
tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan
Risiko Sistematis terhadap Harga Saham secara parsial di Bank Umum
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.
2. Untuk Menganilis pengaruh DER, EPS, PBV, PER dan Risiko
Sistematis terhadap Harga Saham secara simultan di Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017.
12
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan bisa didapat oleh:
1. Emiten
Mendapat gambaran umum terkait faktor fundamental, resiko
sistematis, serta harga saham sehingga bisa mengambil kebijakan di
dalam perusahaan yang dapat menaikan tingkat ketertarikan investor.
2. Investor
Mendapat gambaran tentang faktor fundamental sebuah saham dan
membantu para investor dalam memprediksi harga saham yang akan
berinvestasi.
3. Akademisi
Mendapat gambaran umum terkait pengaruh faktor fundamental dan
resiko sistematis terhadap harga saham sehingga dapat menguji teori-
teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi di
perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.
4. Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi gambaran dan indikator kebijakan yang
telah dibuat dalam sektor moneter atau keuangan.
5. Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis
dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan proses
transaksi pada bursa efek.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Menurut Mishkin & Eakins (2015:20) pasar modal adalah
sebuah pasar yang memiliki transaksi hutang jangka waktu panjang
(satu tahun atau lebih) berupa ekuitas. Pasar modal adalah tempat
bertemunya penjual dan pembeli, sebagaimana halnya pasar
konvensional pada umumnya. Pasar merupakan sarana yang
mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu komoditas
atau jasa tertentu. Adapun modal dapat berupa barang modal dan
modal uang (Saliman, 2015: 225-226).
Sedangkan menurut Jones (2013:27) pasar modal merupakan
pasar yang mencakup fixed-income dan sekuritas dari ekuitas dengan
tingkat kematangan lebih dari satu tahun dengan risiko yang lebih
tinggi dari pasar uang karena waktu untuk matang yang lama dan
karena sifat sekuritas itu sendiri. Pasar modal mempunyai fungsi
diantaranya yaitu sarana alokasi dana yang produktif untuk
memindahkan dana dari pemberi pinjaman kepada peminjam.
Masyarakat masa kini memiliki keinginan yang semakin meningkat
untuk menginvestasikan dananya, baik dalam bentuk saham deposito,
atau dalam investasi lainnya (Hikmah et. al., 2018).
Pasar modal juga didefinisikan oleh Fahmi (2012: 55) yang
memberi pengertian pasar modal adalah tempat dimana berbagai
pihak, perusahaan menjual saham dan obligasi. Ditinjau dari aspek
hukum, pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 adalah suatu kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.
14
Dari berbagai pengertian di atas, pasar modal menjadi suatu
instrumen keuangan yang berkembang pesat seiring bertumbuhnya
perekonomian dan kesadaran dari masyarakat luas akan pentingnya
sebuah investasi untuk menjamin kehidupan masa yang akan datang.
Disisi lain terdapat pihak dalam hal ini swasta maupun pemerintah
yang membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan produksinya.
Dari dua kepentingan tersebut pasar modal menjadi tempat
bertemunya dua pihak tersebut sehingga menjadi sebuah kegiatan
ekonomi dengan menampung pihak yang surplus dana yang disebut
investor, untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan dana
yang disebut emiten.
Pihak yang membutuhkan dana itu dapat menjual surat berharga
berupa saham di pasar modal. Menurut Jogiyanto (2017:33) ada empat
tipe pasar di dalam pasar modal.
1) Pasar Primer
Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual
di pasar primer, yaitu surat yang baru dijual dapat berupa
penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering) yaitu
berupa tambahan surat berharga baru apabila perusahaan sudah
go public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasoned
new issue).
2) Pasar Sekunder
Tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar.
Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar
sekunder.
3) Pasar Ketiga
Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga
yang dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan
penjual pada saat pasar kedua tutup.
4) Pasar Keempat
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi
untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.
15
b. Fungsi Pasar Modal
Menurut Halim (2015:2) fungsi pasar modal adalah:
1) Fungsi Ekonomi, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak
yang memilik kelebihan dana yaitu investor dan pihak yang
memerlukan dana yaitu emiten atau issuer jangka panjang.
2) Fungsi Keuangan, pasar modal memberikan peluang dan
kesempatan untuk dapat memperoleh tingkat pengembalian
sebagai imbal hasil atau return dan capital gain atau interest bagi
investor sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Keberadaan pasar modal menjadikan perekonomian menjadi
lebih produktif karena perusahaan dapat beroperasi dengan sekala
yang besar sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan dan
kemakmuran masyarakat luas.
c. Instrumen Pasar Modal
Instrumen atau alat yang digunakan dalam pasar modal memiliki
beragam jenis. Menurut Mishkin (2007:31-32) instrumen pasar modal
terdiri dari:
1) Saham, yaitu klaim dari sebuah ekuitas terhadap pemasukan
bersih dan asset-aset yang dimiliki sebuah perusahaan.
2) Surat gadai, yaitu surat pinjaman kepada perusahaan untuk
membeli dan mengolah asset seperti perumahan, tanah atau
struktur nyata lainnya, di mana asset itu sendiri berfungsi sebagai
jaminan untuk pinjaman.
3) Obligasi, yaitu obligasi jangka panjang yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan tingkat bunga yang tinggi.
Adapun instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar
modal menurut Martalena & Malinda (2011:12-17) adalah :
1) Saham
Merupakan tanda penyertaan modal sesorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut
16
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
2) Obligasi
Merupakan efek yang bersifat hutang jangka panjang.
Obligasi terdiri dari Obligasi biasa yaitu suatu bentuk hutang
jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun pihak
lain dengan kewajiban membayar bunga setiap periode tertentu
dan pokok pinjaman di akhir periode, dan obligasi konversi yaitu
surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi
meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan mempunya
kewajiban membayar bunga secara berkala dan melunasi hutang
pokok pada waktu yang telah disepakati kepada pihak yang
membeli obligasi tersebut.
3) Right
Merupakan hak memesan terlebih dahulu dengan harga
tertentu, diperdagangkan dalam waktu yang singkat (2 minggu).
4) Warant
Merupakan hak untuk membeli saham baru pada harga
tertentu di masa yang akan dating. Warant dapat diperdagangkan
6 bulan setelah diterbitkan dengan masa berlaku sekitar 3-5 tahun.
5) Reksadana
Merupakan saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh
sejumlah investor dan dikelola oleh perusahaan investasi
profesional.
2. Saham
a. Pengertian Saham
Salah satu instrument dari pasar modal yang paling diminati oleh
investor adalah saham. Tingginya minat investor terhadap instrumen
pasar modal berupa saham karena dianggap memberikan tingkat
pengembalian berupa keuntungan yang tinggi. Setiap pembelian
saham suatu perusahaan maka otomatis memberikan beberapa klaim
17
yang menjadi hak atas penyertaan modal tersebut. Saham menurut
Bodie et. al., (2014:42) adalah bagian kepemilikan dalam suatu
perusahaan, setiap lembar saham memberi hak kepada pemiliknya
satu suara dalam segala hal terkait tata kelola perusahaan yang
digunakan dalam RUPS dan untuk mendapatkan bagian manfaat
keuangan perusahaan.
Menurut Husnan (2015:249) saham menunjukan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT). Menurut Hirschey & Nofsinger (2008:5) saham adalah proporsi
kepemilikan dan pemangku kepentingan sebuah perusahaan.
Menurut Supramono (2014:6) pengertian saham adalah surat
berharga yang_dapat dibeli atau dijual_oleh perorangan atau lembaga
di pasar tempat surat tersebut diperjualbelikan. Saham dapat diartikan
juga sebagai tanda_penyertaan modal dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.
Adapun keuntungan dari kepemilikan saham menurut Martalena
& Malinda (2011:13) adalah:
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh
perusahaan yang berasal dari keuntungan hasil kegiatan
perusahaan. Dividen dapat diberikan setelah mendapatkan
persetujuan dari pemegang saham_dalam Rapat Umum
Pemeganng Saham. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat
berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah
saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor
seiring didapatkannya dividen dari perusahaan.
2. Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual disaat harga jual lebih tinggi dibanding dengan harga beli.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekuder.
18
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham
adalah sebuah surat berharga yang menyatakan bukti kepemilikian
suatu perusahaan yang didalamnya memuat hak untuk mendapatkan
pembagian keuntungan sebagai dividen, hak untuk dapat menghadiri
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan juga hak untuk
mengatur perusahaan.
b. Klasifikasi saham
Saham memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan nilai dan
konsekuensi maupun keuntungan yang terkandung didalamnya.
Menurut Jogiyanto (2017:189-190), saham dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis diantaranya :
1) Saham biasa
Saham biasa atau common stock adalah pemilik dari
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk
menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan
pemilik saham biasa mempunyai beberapa hak diantaranya:
a) Hak kontrol, pemegang saham mempunyai hak untuk
mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.
b) Hak menerima pembagian keuntungan, sebagai pemilik
perusahaan pemegang saham berhak mendapatkan
keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.
c) Hak preemptif, yaitu hak untuk mendapatkan presentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham utnuk melindungi hak kontrol dari
pemegang saham lama dan melindungi saham lama dari
kemerosotan nilai.
2) Saham Preferen
Saham preferen adalah sebuah saham yang
menggabungkan antara obligasi dan saham biasa. Seperti
obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen
preferen. Seperti juga saham biasa, didalam likuidasi, klaim
19
pemegang saham preferen berada di bawah klaim_pemegang
obligasi. Saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak
atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika
terjadi likuidasi. Dalam saham preferen terbagi menjadi tiga
macam yaitu :
a) Convertible preffered Stock yaitu saham preferen yang
dapat dikonversikan ke saham biasa.
b) Callable preffered stock yaitu saham preferen yang dapat
ditebus.
c) Floating/Adjustable-rate preffered stock yaitu saham
preferen dengan tingkat dividen yang mengambang.
3) Saham Treasuri
Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali
oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri.
Pandangan lain tentang klasifikasi saham oleh Jordan & Miller
(2009:76-77) bahwa saham terbagi menjadi dua macam yaitu :
1) Common Stock
Yaitu representasi kepemilikan di dalam sebuah perusahaan.
Potensi keuntungan dari kepemilikan saham biasa adalah nilai
dari saham yang dimiliki bisa naik karena nilai saham secara
keseluruhan naik atau karena masa depan perusahaan yang
berkembang (atau keduanya).
2) Preferred Stock
Saham preferen memiliki ciri yaitu dividen dalam saham
preferen biasanya pasti dan tidak pernah berubah. Dikatakan
sebagai saham preferen karena perusahaan harus membayar
dividen pasti kepada pemegang saham preferen sebelum
membagikannya kepada pemegang saham biasa. Potensi
pendapatan dari kepemilikan saham preferen adalah kepastian
dari dividen yang telah dijanjikan ditambah berbagai
pendapatan dari kenaikan harga.
20
3. Harga Saham
Dalam lingkungan investasi pasar modal berupa saham hal yang
diperhatikan oleh investor adalah harga saham. Harga saham adalah salah
satu variabel yang dapat digunakan untuk menilai kewajaran sebuah
saham. Pergerakan harga saham biasa diamati oleh para investor agar
dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis teknikal maupun
fundamental. Harga saham menjadi penting karena setiap perusahaan
terbuka yang menawarkan saham kepada publik memiliki tujuan untuk
semaksimal mungkin meningkatkan nilai pasar dari harga sahamnya agar
diminati oleh investor. Oleh karena itu setiap kebijakan yang dilakukan
oleh perusahaan mengacu kepada pertimbangan untuk memaksimalkan
tingkat pengembalian pada pemegang saham.
Brigham & Houston (2010:7) mengatakan bahwa harga saham adalah
sesuatu yang menentukan kekayaan pemegang saham, memaksimalkan
harga saham perusahaan diartikan sebagai memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Harga saham juga diartikan sebagai arus kas yang
diharapkan diterima di masa depan oleh investor jika investor membeli
saham tersebut.
Menurut Tumandung et. al., (2017) harga saham diartikan sebagai
harga pasar atau market value yaitu harga saham yang ditemukan dan
dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya
merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh
setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan.
Menurut Astuty (2017) harga saham adalah salah satu indikator
keberhasilan manajemen perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan
selalu meningkat, investor atau calon investor menganggap bahwa
perusahaan tersebut berhasil dalam mengelola bisnisnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah
bagian penting yang dapat diperhatikan oleh investor dalam proses analisis
fundamental maupun teknikal. Harga saham adalah nilai yang
mereflesikan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
21
Semakin tinggi harga saham artinya perusahaan tersebut memiliki nilai
yang tinggi dalam meningkatkan kekayaan pemilik modalnya.
4. Analisis Fundamental
Untuk menilai kewajaran sebuah instrumen pasar modal berupa
saham, investor akan mempertimbangkan kondisi perusahaan tersebut.
Dalam melakukan pertimbangan tersebut investor akan melakukan sebuah
analisis untuk meyakinkan bahwa investasi yang akan dilakukan masuk ke
dalam kriteria saham yang wajar. Saham yang wajar tersebut dapat
dianalisis salah satunya menggunakan analisis fundamental. Analisis
fundamental merupakan suаtu аnggаpаn bаhwа setiаp sаhаm mempunyаi
hаrgа intrinsik аtаu nilаi yаng sehаrusnyа (Hаlim, 2015:108).
Menurut Husnan (2015:275) analisis fundamental adalah perkiraan
harga saham di masa yang akan datang dengan cara estimasi nilai faktor-
faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan dividen yang mempengaruhi harga saham yang akan datang dan
menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga
saham. Menurut Smart et. al., (2014:292) analisis fundamental adalah
sebuah studi tentang urusan keuangan dari bisnis untuk tujuan memahami
perusahaan yang mengeluarkan saham biasa.
Dari beberapa penjelasan tersebut disimpulkan bahwa analisis
fundamental yaitu suatu penilaian terhadap kondisi perusahaan secara
keseluruhan menggunakan rasio. Dengan melihat kondisi fundamental
yang baik, investor dapat menangkap peluang dari perhitungan yang
dilakukan bahwa investasi yang akan dilakukan akan mendapatkan
keuntungan.
Beberapa rasio yang termasuk analisis fundamental adalah:
a. Debt to Equity Ratio (DER)
DER atau rasio hutang terhadap modal yaitu rasio yang
menjelaskan tentang jumlah relatif dana yang disediakan oleh pemberi
pinjaman dan pemilik (Smart et. al., 2014:301).
Menurut Fahmi (2012:128) DER adalah ukuran yang digunakan
dalam menganalsis laporan keuangan dalam memperlihatkan besaran
22
jaminan yang disediakan untuk kreditor. Perhitungan DER adalah
dengan membagi total kewajiban dengan ekuitas. Rasio DER
digunakan untuk mengetahui besaran dana yang disediakan
kreditor_dengan pemilik perusahaan, setiap rupiah modal sendiri
dijadikan sebagai jaminan kewajiban (Tumonggor et. al., 2017).
Menurut Suparningsih (2017) DER adalah salah satu rasio
leverage atau solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk
menentukan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jika
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini disebut rasio leverage yaitu menilai
batas perusahaan dalam meminjam uang.
Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang
yang harus dibayar perusahaan dibanding dengan modal yang
dimiliki, sehingga keuntungan atau profitabilitas akan berkurang. Hal
tersebut menyebabkan hak para pemegang saham akan berkurang, dan
akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi
harga saham yang akan menurun.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa DER adalah
rasio yang mengukur seberapa besar modal sendiri dapat menahan
beban hutang, artinya semakin besar nilai DER makan semakin besar
risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjamin hutangnya.
Rumus DER menurut Smart et. al., (2014:301) adalah :
DER = Hutang Jangka panjang
modal saham ………………...…………….…(2.1)
b. Earnings Per Share (EPS)
EPS atau rasio pendapatan per saham adalah rasio yang
merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan per satu
saham (Smart et. al., 2014:305). Menurut Handayati & Zulyanti
(2018) pengertian EPS adalah rasio pasar yang dapat di gunakan untuk
mengetahui hasil dari perbandingan antara pendapatan yang akan
diterima oleh pemegang saham atau para investor dan pendapatan
yang dihasilkan (laba bersih) terhadap harga saham setiap lembarnya
dalam perusahaan.
23
Menurut Dewi & Suaryana (2013) EPS merupakan indikator
yang paling sering diperhitungkan oleh para investor sebelum
mengambil keputusan berinvestasi karena semua hasil yang dapat
tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara langsung
terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah
saham yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai EPS akan meningkatkan citra perusahaan
yang membuat pandangan investor terhadap perusahaan akan baik
karena kepastian yang disediakan untuk investor sebagai pemegang
saham tersebut. Rasio ini menunjukkan dampak kumulatif dari
likuiditas juga manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan
perusahaan menghasilkan laba. Dapat disimpulkan bahwa EPS
merupakan suatu rasio untuk menunjukkan jumlah laba yang
didapatkan dari setiap lembar saham yang artinya perusahaan semakin
mampu memberikan kontribusi keuntungan yang dapat dibagikan
kepada pemegang saham.
Rumus EPS menurut Smart et. al., (2014:305) adalah:
EPS = Pendapatan bersih setelah pajak−dividen preferen
Jumlah saham yang beredar….....(2.2)
c. Price to Book Value (PBV)
PBV atau rasio harga saham terhadap nilai buku adalah rasio yang
menunjukan bagaimana agresifitas sebuah saham di hargai di pasar
(Smart et. al., 2014:307). Menurut Sihombing (2008:95) PBV
merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan
apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan
dengan saham lainnya. Menurut Beliani & Budiantara (2015) PBV
merupakan perhitungan atau perbandingan antara nilai pasar dengan
nilai buku suatu saham, dengan rasio PBV, seorang investor dapat
mengetahui langsung berapa kali nilai pasar suatu saham dihargai
berdasarkan nilai bukunya.
Menurut Christiana & Puteri (2017) nilai PBV yang wajar adalah
yang mempunyai nilai lebih dari satu. Artinya harga saham yang
dijual di pasar lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan.
24
Semakin tinggi nilai PBV ini menyebabkan semakin menigkatnya
harga saham yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nilai
jual saham sebuah perusahaan yang terus meningkat dibanding
dengan nilai bukunya. Apabila nilai jual suatu saham di pasar terus
mengalami peningkatan, maka banyak investor yang akan tertarik
untuk membeli saham tersebut, karena apabila dijual kembali akan
mendapatkan capital gain yang tinggi. Peningkatan permintaan
terhadap saham sebuah perusahaan ini akan menyebabkan
peningkatan terhadap harga saham perusahaan tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa senakin tinggi
nilai PBV mengindikasikan semakin tinggi persfektif publik dalam
menghargai nilai saham sebuah perusahaan.
Rumus PBV menurut Smart et. al., (2014:307) adalah:
PBV = Harga saham biasa
Nilai buku per saham……………………………..………….(2.3)
Dengan rumus nilai buku:
Nilai buku per saham = Modal Saham biasa
Jumlah saham yang beredar ……….....…(2.4)
d. Price Earning Ratio (PER)
PER adalah rasio yang mengukur seberapa besar pasar
menghargai suatu harga saham sebuah perusahaan. Merupakan
kepanjangan dari rasio EPS (Smart et. al., 2014:305). Sedangkan PER
menurut Brigham & Houston (2010:150) merupakan rasio harga per
saham terhadap laba per saham dan menunjukkan jumlah yang
dibayarkan oleh investor untuk setiap laba yang dilaporkan. Bagi
perusahaan, PER yang tinggi mencerminkan pertumbuhan yang baik
dan prospek bagus namun dalam hal investor, PER yang terlalu tinggi
mungkin tidak menarik karena harga saham mungkin tidak akan naik
lagi yang mana berarti kemungkinan untuk mendapatkan capital gain
akan lebih kecil (Utami, 2017).
Rumus PER menurut Smart et. al., (2014:305) adalah:
PER=Harga saham biasa
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒…………….………..….......……….(2.5)
25
e. Dividen Yield (DY)
DY merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan
keuntungan kepada investor sebagai bentuk dividen yang dibagikan,
dimana dividen tersebut dinyatakan dalam persenan yang akan
diberikan kepada setiap saham yang dimiliki investor (Hirschey &
Nofsinger, 2008 ). Artinya rasio ini merupakan persentase keuntungan
yang dapat diberikan kepada pemegang saham sesuai jumlah saham
yang dimiliki sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
hak yang dimiliki investor. Apabila nilai DY tersebut tinggi hal
tersebut menarik investor dalam berinvestasi pada saham tersebut.
Rumus DY menurut Margaretha & Damayanti (2008) adalah:
DY=Dividen per saham
Harga Saham…………….………….….......……….(2.6)
f. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan perkalian antara profitabilitas atas asset yang
dimiliki perusahaan dengan keputusan pendanaannya (Husnan,
2015:296). Sedangkan menurut Sondakh et. al., (2015) ROE adalah
rasio laba atas modal, yaitu sebuah rasio yang mengkaji sejauh mana
suatu perusahaan mempergunakkan sumber daya yang dimiliki untuk
mampu memberikan laba atas ekuitas. Artinya semakin tinggi nilai
ROE ini berpengaruh terhadap penilaian investor dalam merespon
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan kepada
pemilik saham sehingga akan mempengaruhi tingkat permintaan akan
saham tersebut.
Rumus ROE menurut Husnan (2015:296) adalah:
ROE=Laba Setelah Pajak
Ekuitas…………….………….….......……….(2.7)
Dalam penelitian ini, faktor fundamental yang digunakan adalah rasio
DER, EPS, PBV, dan PER. Hal tersebut karena menyesuaikan dengan
batasan masalah serta penelitian terdahulu yang melandasi penelitian ini
dan juga karena rasio-rasio yang terpilih telah mewakili setiap bagian
26
akun pelaporan perusahaan dari segi pelaporan neraca maupun laba rugi
sehingga telah merefresentasikan kinerja perusahaan.
5. Risiko Investasi
a. Risiko Sistematis
Dalam pasar modal, semua investor tentu mengharapkan
investasi yang dilakukan akan membawa dampak positif terutama
tingkat pengembalian yang sepadan. Hal itu membuat investor akan
melakukan beberapa pertimbangan selain menganalisis dari segi
fundamental maupun teknikal saham tersebut. Menurut Estuti et. al.,
(2016) hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi
yakni tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta jumlah dana
yang tersedia untuk investasi.
Risiko bisa dimaknai sebagai kemungkinan return aktual yang
berbeda dengan return yang diharapkan. Menurut Husnan (2015:175)
risiko dalam investasi terbagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat
diminimalisir, salah satunya dengan cara melakukan diversifikasi.
Konsep diversifikasi tersebut adalah menyusun portofolio dengan
menggabungkan berbagai jenis investasi dengan tujuan mengurangi
risiko tidak sistematis, risiko ini disebut juga risiko khusus. Pada saat
investor telah melakukan diversifikasi pada portofolio investasinya,
risiko yang tersisa bahkan setelah diversifikasi yang luas disebut
dengan risiko sistematis. Risiko ini tidak dapat dihilangkan dengan
cara diversifikasi (Bodie et. al., 2014:206).
Menurut Husnan (2015:175) risiko sistematis adalah risiko yang
mempengaruhi terhadap semua atau banyak perusahaan. Menurut
Fahmi (2012:189) risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa
didiversifikasi atau dengan kata lain risiko yang sifatnya
mempengaruhi secara menyeluruh. Pandangan lain menurut Astuty
(2017) mengatakan bahwa risiko sistematis mengacu pada risiko
ketidakpastian pasar dari hasil investasi yang akan mempengaruhi
perusahaan, sedangkan risiko tidak sistematis mengacu pada faktor
27
risiko unik untuk masing-masing perusahaan, itu hanya memengaruhi
satu atau kelompok kecil perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap
investasi tentu tidak dapat menghindari risiko yang terjadi. Terlebih
saham merupakan investasi jangka panjang yang memiliki tingkat
risiko lebih tinggi dari investasi jangka pendek seperti pasar uang.
Risiko yang akan timbul dalam sebuah investasi tersebut dapat
dibedakan menjadi risiko tidak sistematik yang dapat dihindari
dengan cara diversifikasi dan risiko sistematik adalah risiko yang
tidak dapat dihindari.
Apabila risiko tidak sistematis tidak berkorelasi, maka risiko
sistematis setiap perusahaan akan berkorelasi. Misalkan tingkat bunga
meningkat lebih besar dari yang diharapkan, semua perusahaan akan
terkena dampaknya, walaupun dengan intensitifitas yang berbeda
antar satu perusahaan satu dengan lainnya. Tingkat kepekaan tersebut
diukur oleh beta, semakin peka perubahaannya maka semakin tinggi
beta faktor tersebut. Menurut Husnan (2015:176) beta adalah suatu
pengukuran volatilitas tingkat pengembalian suatu sekuritas atau
tingkat pengembalian portofolio terhadap tingkat pengembalian pasar.
Volatilitas itu sendiri dapat diartikan sebagai fluktuasi dari
keuntungan atau return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam
suatu periode waktu tertentu. Pengertian lain tentang beta (β) adalah
pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio
terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2017:464).
Sedangkan menurut Bodie et. al., (2014:261) beta merupakan
tingkat sensitivitas dari sekuritas terhadap indeks. Dengan kata lain
jumlah di mana imbal hasil sebuah sekuritas akan naik atau turun
untuk setiap 1 persen kenaikan atau penurunan imbal hasil indeks.
Perhitungan beta tersebut menurut Jogiyanto (2017:468) dapat
menggunakan rumus Single Index Model dengan rumus:
Ri = αi + βi.RM + 𝑒i …………………………………………….(2.8)
28
Ri : Return of Investmen ke-i
αi : Intercept atau Perkiraan imbal hasil (expected return)
βi : Slope atau beta sekuritas ke-i
RM : Risk Market (Risiko Pasar).
Dengan RM= return market-risk free
Perhitungan juga dapat dilakukan menggunakan pendekatan
rumus Capital Asset Pricing Model (CAPM) menurut Jogiyanto
(2017:469) dengan rumus :
Ri = Rf + βi (Rm-Rf) + 𝑒𝑖 ………………………………………. (2.9)
Dengan:
Ri : Return of Investmen ke-i
Rf : Risk free atau return aktiva bebas risiko
Rm : Return market atau return portofolio pasar
βi : Beta sekuritas ke-i
b. Risiko Tidak Sistematis
Menurut Husnan (2015:175) risiko tidak sistematis merupakan
risiko yang mempengaruhi satu atau sekelompok kecil perusahaan.
Sedangkan menurut Bodie et. al., (206) risiko tidak sistematis
merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi
dan risiko ini dapat disebut juga dengan risiko khusus perusahaan.
Artinya risiko tidak sistematis merupakan sebuah risiko yang terjadi
dalam sebuah investasi namun berbeda dengan risiko sistematis, risiko
ini bersifat khusus atau hanya terjadi dalam sebuah perusahaan
sehingga tidak menyeluruh dan berdampak terhadap keseluruhan.
Adapun jenis-jenis risiko yang termasuk dalam risiko ini menurut
Halim (2015:57) diantaranya adalah:
1) Risiko bisnis
Risiko yang timbul akibat menurunnya keuntungan atau
profitabilitas perusahaan emiten.
29
2) Risiko likuiditas
Risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham
perusahaan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami
kerugian yang berarti.
3) Risiko tingkat bunga
Risiko yang disebabkan oleh perubahan tngkat bunga yang
berlaku di pasar. Risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-
harga instrument pasar modal.
Dalam penelitian ini risiko yang digunakan adalah risiko
sistematis. Hal tersebut karena risiko ini merupakan risiko yang tidak
dapat didiversifikasikan sehingga investor perlu mempertimbangkan
dan memahami secara lebih mendalam kemungkinan beberapa
kondisi perusahaan yang akan berpeluang mendapatkan risiko
sistematis paling rendah dilihat dari tingkat pengembaliannya.
B. Hubungan Antar Variabel Independen
1. Debt to Equity Ratio (DER) dengan Harga Saham
Suparningsih (2017) mengatakan bahwa DER merupakan salah satu
rasio leverage atau solvabilitas yang merupakan rasio untuk menentukan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban jika terjadi likuidasi. Rasio
ini disebut rasio leverage yaitu menilai batas perusahaan dalam meminjam
uang. Artinya semakin tinggi nilai DER maka hutang yang dimiliki oleh
perusahaan akan semakin besar artinya investor akan menghindari untuk
berinvestasi pada saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham
menurun. Hubungan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Sondakh et. al., (2015), Amanda & Pratomo (2013), Dewi &
Suaryana (2013) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal itu karena nilai DER yang tinggi menandakan
jika perusahaan memiliki resiko yang tinggi sehingga cenderung lebih
dihindari oleh para investor dan mengakibatkan permintaan saham
menurun dan memicu penurunan harga saham.
30
2. Earning Per Share (EPS) dengan Harga Saham
Peningkatan nilai EPS artinya pendapatan dari setiap satu saham
meningkat, menunjukan jumlah laba yang dibagikan kepada investor
berbentuk dividen semakin besar. Tentu hal tersebut akan menarik
perhatian investor sehingga apabila permintaan tinggi maka harga saham
pun akan ikut terapresiasi. Hubungan tersebut didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Natasya et. al., (2017), Astuty (2017), Darmayanti
(2015), Alam et. al., (2016), Riyadi (2014) yang menyatakan bahwa EPS
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal itu karena apabila
pendapatan per lembar saham tinggi akan meningkatkan keuntungan yang
akan diterima pemegang saham dan saham akan semakin diminati.
3. Price to Book Value (PBV) dengan Harga Saham
PBV yang tinggi artinya harga saham yang dijual di pasar lebih
tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV ini
menyebabkan semakin meningkatnya harga saham yang dimiliki
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nilai jual saham sebuah perusahaan
yang terus meningkat dibanding dengan nilai bukunya. Apabila nilai jual
suatu saham di pasar terus mengalami peningkatan, maka banyak investor
yang akan tertarik untuk membeli saham tersebut, karena apabila dijual
kembali akan mendapatkan capital gain yang tinggi. Peningkatan
permintaan terhadap saham sebuah perusahaan ini akan menyebabkan
peningkatan terhadap harga saham perusahaan tersebut. Hubungan
tersebut didukung oleh penelitian Siahaan (2017), Astuty (2017), Suselo
et. al., (2015), Dewi & Suaryana (2013) yang menyatakan bahwa PBV
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Hal tersebut
karena nilai PBV merefresentasikan keberhasilan manajemen perusahaan
dalam mengelola perusahaan yang tercermin pada harga saham.
4. Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham
Variabel PER dapat digunakan oleh investor sebagai pertimbangan
dalam melakukan investasi saham. Apabila kondisi fundamental
perusahaan baik dalam hal tingkat pengembalian modal yang
31
diinvestasikan pada suatu saham, maka permintaan akan saham tersebut
tinggi sehingga akan mengapresiasi harga saham. Hubungan tersebut
didukung dengan Astuty (2017), Yumia & Khairunnisa (2015), Suselo et.
al.,(2015), Safitri (2013) yang menyatakan PER berpengaruh terhadap
harga saham. Hal tersebut karena PER merupakan rasio yang mengukur
seberapa besar pasar menghargai suatu harga saham sebuah perusahaan.
5. Risiko Sistematis dengan Harga Saham
Risiko sistematis merupakan risiko yang terjadi secara keseluruhan
dalam pasar dan juga tidak dapat terdiversifikasi sehingga semua
perusahaan akan terkena dampaknya. Ketika risiko sistematis semakin
meningkat maka penilaian negatif investor akan membuat permintaan
terhadap saham menurun sehingga mempengaruhi harga saham.
Hubungan tersebut didukung oleh Astuty (2017), Rahmani et. al., (2017),
Amanda & Pratomo (2013) yang menemukan hasil bahwa risiko
sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal
tersebut karena setiap investor akan memperhatikan risiko yang
kemungkinan akan dihadapi sehingga mempengaruhi keputusan dalam
berinvestasi dan menilai suatu saham perusahaan.
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
1
Astuty (2017) The
Influence of
Fundamental Factors
and Systematic Risk to
Stock Prices on
Companies Listed in
the Indonesian Stock
Exchange
Dependen:
Stock Price
Independen:
PER, EPS,
NPM, PBV,
Systematic
Risk
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
PER, EPS,
NPM,
PBV,
systematic
risk
32
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
Tidak
Signifikan:
tidak ada
2
Natasya et. al., (2017)
Pengaruh Earnings
Per Share, Return On
Asset dan Debt to
Equity Ratio terhadap
Harga Saham
(Studi Kasus pada
Kelompok Indeks
LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia Periode
2012-2015)
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
EPS, ROA,
DER
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
EPS
Tidak
signifikan:
DER, ROA
3
Siahaan (2017)
Pengaruh PBV, DER
dan ROE Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaptar di BEI
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
PBV, DER
ROE
Analisis regresi
liner berganda
Sifnifikan:
PBV DER
Tidak
Signifikan:
ROE
4
Alam et. al., (2016)
Analysis on Factors
that Affect Stock
Prices: A Study on
Listed Cement
Dependen:
Stock Price
Independen:
EPS,
NAVPS,
Analisis regresi
data panel
Sifnifikan:
EPS,
NAVPS,
PER, CPI
33
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
Companies at Dhaka
Stock Exchange
PER, GDP,
CPI, IRS
Tidak
Signifikan:
GDP, IRS
5
Darmayanti (2015)
The Effect of
Systematic Risk Model
of Fundamental and
Stock Company Study
Food and Beverage
Firm Listing in
Indonesia Stock
Exchange (BEI) Year
2008 - 2012
Dependen:
Stock Price
Independen:
ROE, EPS,
Systematic
Risk
Analisis regresi
liner berganda
Sifnifikan:
ROE, EPS
Tidak
Signifikan:
Systematic
Risk
6
Sondakh et. al.,
(2015) Current Ratio,
Debt to Equity Ratio,
Return On Asset,
Return On Equity
Pengaruhnya terhadap
Harga Saham Pada
Indeks LQ45 di BEI
Periode 2010-2014
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
CR, DER,
ROA dan
ROE
Analisis regresi
liner berganda
Signifikan:
CR, DER,
ROA dan
ROE
Tidak
Signifikan:
-
7
Suselo et. al.,(2015)
Pengaruh Variabel
Fundamental dan
Makro Ekonomi
terhadap Harga Saham
(Studi pada
Perusahaan yang
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
ROE ROA,
DER, PBV,
EPS, PER,
Analisis regresi
linier berganda
Signifikan:
ROA,
PBV, EPS,
PER
sensitivitas
suku
bunga,
34
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
Masuk dalam Indeks
LQ45)
sensitivitas
suku bunga,
sensitivitas
kurs,
sensitivitas
inflasi
ROE,
sensitivitas
kurs, dan
sensitivitas
inflasi
Tidak
Signifikan:
DER
8
Dewi & Suaryana
(2013) Pengaruh EPS
DER dan PBV
terhadap Harga Saham
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
EPS DER
dan PBV
Analisis regresi
linier berganda
Signifikan:
EPS, DER,
PBV
Tidak
Signifikan:
-
9
Riyadi (2014) Analisis
Pengaruh Kinerja
Keuangan, BI rate,
dan Earning Per
Share terhadap Harga
Saham Bank BUMN
(periode 2008-2013)
Dependen :
Harga
Saham
Independen:
LDR, CAR,
NIM, BI
Rate, EPS
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
CAR, EPS
Tidak
signifikan:
LDR,
NIM, BI
Rate
10
Yumia & Khairunnisa
(2015) Pengaruh
ROE, EPS, PER
Terhadap Harga
Saham (Studi Kasus
pada Perusahaan
Pertambangan Logam
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
ROE, EPS,
PER
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
ROE, EPS,
PER
Tidak
Signifikan:
Tidak ada
35
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
dan Mineral Periode
2010-2014)
11
Rahmani et. al.,
(2017) Pengaruh
Faktor-Faktor
Fundamental dan
Risiko Sistematis
Terhadap Harga
Saham Studi Pada
Saham Yang
Terdaptar Pada
Industri Keuangan
Sub Sektor Perbankan
Tahun 2011-2015
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
PDB,
Inflasi,
EEVI, CR,
DER,
TATO,
ROE, PER,
Risiko
Sitematis
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
CR, DER,
ROE,
TATO,
PER,
Risiko
Sistematis
Tidak
Signifikan:
PDB,
inflasi,
EEVI
12
Safitri (2013)
Pengaruh Earning Per
share, Price Earning
Ratio, Return On
Asset, Debt to Equity
Ratio dan Market
Added Value terhadap
Harga Saham Dalam
Kelompok JII
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
EPS, PER,
ROA, DER
dan MVA
Regresi Linier
Berganda
Signifikan:
EPS, PER
dan MVA
Tidak
Signifikan:
ROA DER
13
Amanda WBBA &
Wahyu Ario Pratomo
(2013) Analisis
Fundamental dan
Resiko Sistematik
Terhadap Harga
Dependen:
Harga
Saham
Independen:
ROA, ROE,
DER, EPS,
Analisis regresi
data panel
Signifikan:
DER, EPS,
Risiko
Sistematis
36
No Nama Penulis Variabel Metode
Penelitian Hasil
Saham Perbankan
yang Terdaftar Pada
Indeks LQ 45
PER, Risiko
Sistematis
Tidak
SIgnifikan:
ROA, ROE
Sumber : Berbagai jurnal
37
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bank Umum Yang Terdaptar Di Bursa Efek
Indonesia
Independen :
Debt to Equity Ratio (DER)
Earning Per Share (EPS)
Price to Book Value (PBV)
Price Earning Ratio (PER)
Risiko Sistematis
Dependen:
Harga Saham
Estimasi Model Regresi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Model Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinearitas
s
Heteroskedastisitas Autokorelasi
Uji F Uji T Adjusted R Square
Interpretasi
38
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai pengaruh faktor fundamental
dan risiko sistematis terhadap harga saham, maka hipotesis yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Simultan
Ho : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis tidak
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Harga Saham.
Ha : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Harga Saham.
2. Hipotesis Uji Signifikansi Secara Parsial
a. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap
Harga Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap
Harga Saham.
b. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap
Harga Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap
Harga Saham.
c. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PBV terhadap
Harga Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PBV terhadap
Harga Saham.
d. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap
Harga Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap
Harga Saham.
e. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko
Sistematis terhadap Harga Saham.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko Sitematis terhadap
Harga Saham.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang
didapat melalui studi kepustakaan dan data sekunder berupa laporan
tahunan dari setiap perusahaan yang di publikasikan. Ruang lingkup
penelitian ini tentang harga saham dan rasio keuangan pada Bank Umum
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 - 2017. Penelitian ini
menggunakan satu variabel dependen dan lima variabel independen.
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematis. Faktor fundamental diproyeksikan
dengan rasio keuangan diantaranya DER, EPS, PBV, PER dan risiko
Sistematis dengan beta saham. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah harga saham. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan data sekunder. Penentuan sampel perusahaan menggunakan teknik
purposive sampling dan perusahaan yang menjadi sampel penelitian
merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah disusun oleh
penulis. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan
menggunakan alat bantu analisis Eviews 9 dan Microsoft Excel 2013.
Tabel 3.1
Variabel, Simbol, dan Satuan Data
Variabel Simbol Satuan
Harga Saham Y Rupiah
Debt to Equity Ratio (DER) X1 Persen
Earning Per Share (EPS) X2 Rupiah
Price to Book Value (PBV) X3 Kali
Price Earning Ratio (PER) X4 Persen
Risiko Sistematis X5 Nominal
Sumber: Data diolah (2019)
40
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80) populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang peneliti tetapkan untuk
dipelajari untuk kemudian dapat diambil kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis memberi pengertian
bahwa populasi adalah sebuah perkumpulan dari sebuah objek yang
memiliki karakteristik yang sama dan dapat diteliti. Populasi pada
penelitian ini adalah Bank Umum yang terdaptar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 yaitu 43 Bank
Umum. Rincian berupa kode nama saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia dan rincian tanggal IPO dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Populasi Penelitan
No. Kode Nama IPO
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia
Agroniaga Tbk 08-Agust-2003
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 22-Des-2014
3 ARTO PT Bank Artos Indonesia
Tbk 12-Jan-2016
4 BABP PT Bank MNC
Internasional Tbk. 15-Jul-2002
5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04-Okt-2007
6 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000
7 BBHI PT Bank Harda
Internasional Tbk. 12-Agust-2015
8 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-2006
9 BBMD PT Bank Mestika Dharma
Tbk. 8-Jul-2013
41
No. Kode Nama IPO
10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-Nop-1996
11 BBNP Bank Nusantara
Parahyangan Tbk 10-Jan-2001
12 BBRI Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk 10-Nop-2003
13 BBTN Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk 17-Des-2009
14 BBYB PT Bank Yudha Bhakti
Tbk. 13-Jan-2015
15 BCIC PT Bank JTrust Indonesia
Tbk. 25-Jun-1997
16 BDMN Bank Danamon Indonesia
Tbk 06-Des-1989
17 BEKS PT Bank Pundi Indonesia
Tbk. 13-Jul-2001
18 BGTG PT Bank Ganesha Tbk. 12-Mei-2016
19 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk. 16-Jan-2014
20 BJBR Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk 8-Jul-2010
21 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur Tbk 12-Jul-2012
22 BKSW PT Bank QNB Indonesia
Tbk 21-Nop-2002
23 BMAS PT Bank Maspion
Indonesia Tbk. 11-Jul-2013
24 BMRI Bank Mandiri (Persero)
Tbk 14-Jul-2003
25 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31-Des-2009
26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nop-1989
42
No. Kode Nama IPO
27 BNII PT Bank Maybank
Indonesia Tbk 21-Nop-1989
28 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990
29 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13-Des-2010
30 BSWD Bank of India Indonesia
Tbk 01-Mei-2002
31 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk 12-Mar-2008
32 BVIC Bank Victoria International
Tbk 30-Jun-1999
33 DNAR PT Bank Dinar Indonesia
Tbk. 11-Jul-2014
34 INPC Bank Artha Graha
Internasional Tbk 29-Agust-1990
35 MAYA Bank Mayapada
Internasional Tbk 29-Agust-1997
36 MCOR
PT Bank China
Construction Bank
Indonesia Tbk
3-Jul-2007
37 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000
38 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk. 9-Jul-2013
39 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994
40 NOBU PT Bank Nationalnobu
Tbk. 20-Mei-2013
41 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982
42 PNBS PT Bank Panin Dubai
Syariah Tbk. 15-Jan-2014
43 SDRA PT Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 Tbk 15-Des-2006
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2019)
43
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:81) Sampel merupakan bagian dari
karakteristik populasi. Bila populasi besar, sedangkan peneliti memiliki
keterbatasan untuk meneliti semua populasi itu, misal karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, dan hal lain yang menjadi
pertimbangan maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penilitian ini
menggunakan purposive sampling agar hasil penelitian yang dilakukan
terhadap sampel masih bisa mewakili karateristik dari populasinya dan
pemilihan sampel yang dilakukan tepat. Menurut Sugiyono (2017:85)
purposive sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel dengan
mempertimbangkan hal-hal tertentu. Kriteria – kriteria yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Bank Umum yang telah Go Public dan terdaptar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Bank Umum telah melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia secara
konsisten dan tidak pernah dislisting dari tahun 2008-2017.
3. Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan lengkap secara
konsisten dari tahun 2008-2017.
4. Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan memenuhi data
yang diperlukan.
5. Bank Umum yang melaporkan laporan memenuhi aturan PSAK.
Bank yang terdaftar di BEI dipilih menjadi beberapa bank sebagai
sampel untuk mempermudah penelitian dan juga menyesuaikan
dengan landasan teori yang telah dijelaskan sehingga objek yang
diteliti dapat relevan dengan fenomena yang mendasari penelitian ini.
Sampel penelitian merupakan perusahaan perusahaan yang telah
memenuhi kriteria yang disusun oleh penulis pada bab sebelumnya.
Proses penentuan sampel berdasarkan kriteria di atas dapat ditampilkan
pada tabel 3.3
44
Tabel 3.3
Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Bank Umum yang telah Go Public dan terdaptar di
Bursa Efek Indonesia 43
2
Bank Umum telah melakukan IPO di Bursa Efek
Indonesia secara konsisten dan tidak pernah dislisting
dari tahun 2008-2017
26
3 Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan
lengkap secara konsisten dari tahun 2008-2017 16
4 Bank Umum yang melaporkan laporan tahunan
memenuhi data yang diperlukan 10
5 Bank Umum yang melaporkan laporan memenuhi
aturan PSAK 10
6 Total sampel penelitian 10
Sumber : Data diolah (2019)
Dari hasil penentuan sampel tersebut didapat 10 objek penelitian
diantaranya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI),
Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank CIMB
Niaga (BNGA), Bank Pan Indonesia (PNBN), Bank OCBC-NISP (NISP),
Bank Maybank (BNII), Bank Danamon (BDMN), Bank Permata (BNLI).
C. Metode Pengumpulan Data
Di dalam sebuah penelitian proses pengambilan data terbagi menjadi
dua cara sebagai sumber penelitian, sumber data primer dan sumber data
sekunder. Menurut Sugiyono (2014:131) data sekunder adalah sumber data
dalam sebuah penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau
menggunakan perantara orang lain.
Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa laporan keuangan
tahunan Bank Umum dari alamat website masing-masing dari tahun 2008-
2017 juga dari website pihak ketiga penyedia informasi pergerakan harga
saham dari tahun 2008-2017. Data tersebut bersumber dari situs resmi Bursa
Efek Indonesia (www.idx.com). Selain itu sebagai pendukung juga didapati
45
dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), Otoritas Jasa Keuangan
(www.ojk.go.od), website penyedia informasi harga penutupan saham
(closing price) dari (www.finance.yahoo.com) maupun Badan Pusat
Statistik (www.bps.go.id). Juga dari jurnal, karya ilmiah, artikel dan
referensi buku sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini metode pengumpulannya menggunakan cara:
1. Metode dokumentasi
Sebuah metode yang digunakan dengan teknik mengumpulkan,
mencatat, mengkaji, serta menghitung laporan yang berasal dari data
sekunder berupa laporan tahunan perusahaan terkait yang dalam hal ini
bank umum yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia dan juga pergerakan
harga sahamnya dari tahun 2008-2017.
2. Metode studi pustaka (Library Research)
Merupakan penelitian terhadap kepustakaan, pengeksplorasian dan
pengkajian berbagai sumber literatur pustaka seperti karya ilmiah, jurnal,
artikel dan sumber–sumber lain yang berhubungan dengan penelitian
harga saham dan analisis rasio keuangan. Karena studi pustaka tersebut
yang berasal dari buku atau literatur yang tersedia terdapat kaitannya
dengan permasalahan yang diteliti (Arista & Astohar, 2012).
3. Pencarian Internet
Penulis juga menggunakan bantuan teknologi pencarian otomatis di
Internet guna mendukung penelitian agar lebih relevan dan mengikuti
perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:147) analisis statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk mnganalisis data yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Statistik deskriptif dapat digunakan apabila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak berlaku untuk populasi dimana
46
sampel diambil, karena apabila penelitian secara populasi maka
penelitian tersebut termasuk statistik inferensial.
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini akan dipaparkan
dengan penyajian data berupa gambar, tabel, maupun diagram yang
isinya berupa nilai rata-rata, modus, standar deviasi, varian, maximum
maupun minimum.
2. Analisis Regresi Data Panel
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi data panel. Menurut Ariefianto (2012: 148) menjelaskan
bahwa regresi data panel adalah data yang terstruktur dari time series
sekaligus cross section, artinya data yang digunakan terdiri dari
beberapa objek dan dalam rentetan waktu tertentu. Uji regresi data
panel dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara 5 variabel independen, yaitu DER, EPS, PBV, PER dan Risiko
Sistematis terhadap variabel dependen Harga Saham.
Berdasarkan hal tersebut, model persamaan regresi panel adalah:
Yit = α + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 X5it + e …… (3.1)
Dimana :
Y : Harga Saham
X1 : DER
X2 : EPS
X3 : PBV
X4 : PER
X5 : Risiko Sistematis
β1 - β5 : Koefisien regresi masing-masing variabel independen
i : Perusahaan
t : Waktu
e : Error term
Estimasi analisis regresi data panel pada penelitian ini dengan
menggabungkan dua jenis data yang tersedia atau disebut pooled
menggunakan program statistik perangkat lunak Eviews 9. Software
tersebut digunakan dalam mengestimasi model mana yang cocok
47
dengan data yang tersedia, juga dalam melakukan uji asumsi klasik.
Sedangkan pengolahan data sehingga menjadi variabel penelitian
menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk mempermudah dalam
proses penghitungan dan pengolahan data.
Dalam memilih model, regresi data panel menggunakan tiga
pendekatan. Ekananda (2016: 231) menyatakan bahwa dalam regresi
data panel, terdapat tiga model estimasi yang perlu dilakukan yaitu
common effect, fixed effect, dan random effect.
a. Uji Model Common Effect
Regresi data panel dengan model common effect merupakan
asumsi yang beranggapan bahwa intersept dan slope selalu tetap
diantara waktu maupun antar individu. Yaitu model yang hanya
memadukan time series dan cross section. Setiap unit yang
dilakukan regresi untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen akan memberikan besaran
nilai intersept maupun slope yang sama. Begitu juga dengan waktu
(t), nilai intersept dan slope dalam persamaan regresi yang
menggambarkan hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independennya akan sama untuk setiap waktu. Metode ini
dapat diestimasi menggunakan OLS atau Ordinary Least Square
karena hanya menggabungkan data cross section dan time series
tanpa memandang perbedaan antar waktu dan individu. Hal ini
karena dasar yang digunakan pada regresi data panel ini yaitu
mengabaikan pengaruh individu dan waktu pada model yang
dibentuknya (Sriyana, 2014:107).
Persamaan untuk pendekatan uji model common effect
adalah sebagai berikut:
Yit= β1 + βXit + εit …………………………..……………….(3.2)
Dimana:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β1 = intersept model regresi
48
Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Kelemahan pengujian ini adalah ketidaksesuaian model
dengan keadaan yang sebenarnya. Kondisi tiap objek saling
berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain
(Winarno, 2015:9).
b. Uji Model Fixed Effect
Uji model fixed effect mempunyai ciri konstanta yang tetap
besarnya untuk berbagai periode cross section. Uji model fixed
effect ini didasarkan pada terdapatnya perbedaan intersep. Model
fixed effect sering juga disebut sebagai model Least Square Dummy
Variables (LSDV) (Dewi et. al., 2018). Menurut Ramadeni &
Yonesta (2016) uji model fixed effect megasumsikan bahwa tidak
ada time spesific effect, hanya terfokus pada individual spesific
effect. Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya,
digunakam variabel semu (dummy) (Winarno, 2015:9).
Persamaan dalam pendekatan dengan menggunakan model
fixed effect adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + εit…………………………………………..(3.3)
atau dengan variabel dummy apabila diasumsikan intersept tersebut
berbeda antar individu dan waktu.
Yit= β0 + β1In X1it + β2In X2it + β3D1+ β4D2+ ... + εit ……...(3.4)
Dimana:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah / slope
β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
Kelemahan dalam model ini adalah masih ada kemungkinan
terjadi ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya
(Sriyana, 2014:126).
49
c. Uji Model Random Effect
Berbeda dengan dua uji model di atas, pada uji model
random effect ini diasumsikan bahwa penyebab perbedaan
intersept dan konstanta adalah karena residual sebagai akibat
adanya perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang terjadi
secara random atau acak (Sriyana, 2014:153).
Persamaan pada uji model random effect adalah sebagai
berikut:
Yit = β0i + βXit + 𝑢𝑖 + εit……………………………………(3.5)
Dimana:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
𝑢𝑖 = komponen error pada pada unit observasi ke-i
εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
3. Tahap Analisis Regresi Data Panel
Dalam menentukan model dan estimasi terbaik antara uji model
common effect, uji model fixed effect atau uji model random effect,
perlu dilakukan cara pemilihan model yang sesuai. Untuk pemilihan
model yang paling tepat dalam regresi data panel, terdapat beberapa
metode pengujian yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Uji Chow
Menurut Sriyana (2014:190), uji chow adalah pengujian
yang digunakan untuk menentukan apakah model pendekatan yang
akan digunakan model commom effect atau model fixed effect
dengan melihat dan membandingkan nilai probability dengan
signifikansinya. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah
sebagai berikut:
Ho : menggunakan common effect
Ha : menggunakan fixed effect
50
Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) maka Ho
diterima maka model yang baik untuk digunakan adalah
pendekatan model common effect. Sedangkan, jika nilai
probabilitas < nilai signifikan (α = 0.05) maka Ho ditolak maka
model yang baik digunakan adalah pendekatan model fixed effect.
(Dewi et, al., 2018).
b. Uji Hausman
Setelah melakukan uji chow akan ditindaklanjuti dengan
melewati tahap pengujian antara uji model fixed effect dengan uji
model random effect. Tahap pengujian tersebut dinamakan dengan
uji hausman. Uji hausman adalah uji yang dilakukan untuk
menentukanapakah model yang akan digunakan model fixed effect
atau model random effect (Sriyana, 2014:193).
Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah sebagai
berikut:
Ho : menggunakan random effect
Ha : menggunakan fixed effect
Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) artinya
Ho diterima maka model yang baik digunakan adalah random
effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (α =
0.05) maka Ho ditolak sehingga model yang baik digunakan adalah
model fixed effect (Dewi et. al., 2018).
4. Uji Dasar Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan serangkaian uji yang menjadi
prasyarat atau dasar sebelum beranjak melakukan sebuah penelitian
menggunakan regresi berganda. Uji asumsi klasik yang akan
digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Menurut Sigilipu (2013)
tujuan uji asumsi klasik adalah agar hasil regresi yang digunakan
dalam memprediksikan variabel terkait tidak terjadi pembiasan.
51
a. Normalitas
Uji yang pertama adalah uji normalitas. Menurut Ghozali
(2016;154) uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui
apakah data pada sebuah persamaan regresi berdistribusi normal
atau tidak normal. Persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila
memiliki data variabel independen dan variabel dependen
berdistribusi normal. Untuk mengetahui residual tersebut sudah
terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan uji statistik dan analisis grafik.
Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:
Ho : residual terdistribusi normal
Ha : residual tidak terdistribusi normal
Menurut Ghozali (2016:154) apabila nilai probabilitas
Jarque-Bera < nilai signifikan (0.05) maka Hoditolak dan Ha
diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal. Sedangkan,
apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > nilai signifikan (0.05)
maka maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data
terdistribusi normal.
b. Multikolinearitas
Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas adalah pengujian
yang dilakukan pada suatu regresi untuk mengetahui apakah
terdapat suatu hubungan atau korelasi diantara variabel bebas.
Apabila terdapat hubungan yang kuat atau korelasi maka variabel-
variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal sendiri
merupakan variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas adalah nol.
Teknik yang digunakan dalam pengujian untuk melihat
apakah ada tidaknya multikolinearistas adalah dengan cara
menggunakan matrik korelasi. Apabila diantara variabel bebas
tersebut terdapat korelasi yang tinggi (>0,90), hal tersebut
mengindikasikan adanya multikolinieritas. Sedangkan jika nilai
52
korelasi di bawah 0.90 maka dapat diduga dalam model tidak
terjadi multikoleniaritas.
Ho : tidak terjadi gejala multikolinearitas
Ha : terjadi gejala mulitikolinearitas
Cara lain adalah apabila nilai korelasi atau r < 0.8 maka Ho
diterima yang artinya tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Sedangkan apabila r > 0.8 maka Ho ditolak yang artinya terjadi
gejala multikolinearitas (Rahmadeni & Wulandari, 2017).
c. Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016:107) auotokorelasi adalah uji yang
bertujuan untuk sebuah penelitian apakah pada suatu model regresi
linier terdapat korelasi antar kesalahan penganggu (residual) pada
periode t (waktu) dengan kesalahan pada periode t-1 (waktu
sebelumya). Autokorelasi biasanya terdapat pada suatu penelitian
dengan observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan
satu sama lain (time series). Untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi biasanya dilakukan dengan beberapa test diantaranya
uji Breusch-Godfrey LM-Test, uji Durbin-Watson, uji statistik Q,
dan juga uji Run Test. Pada penelitian ini menggunakan Breusch-
Godfrey LM-Test dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak terdapat autokorelasi
Ha : terdapat autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >
nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model.
Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square
< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam model.
d. Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016:134) heteroskedastisitas adalah
pengujian untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regersi
terdapat ketidaksamaan variance dari residual satupengamatan ke
53
pengamatan lainnya. Apabila variance pada model regresi sama,
maka disebut kebalikannya atau homoskedastisitas. Cara untuk
mendeteksi terjadinya heteroskedatisitas adalah dengan cara
melakukan uji Glesjer (Febriaty & Nurwani, 2017) . Hipotesis yang
digunakan adalah :
Ho : tidak terdapat autokorelasi
Ha : terdapat autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >
nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.
Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square
< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model.
5. Uji Signifikansi
a. Uji F
Pengujian F hitung_digunakan untuk menguji ketepatan
suatu model (goodness of fit), yaitu uji untuk mengetahui apakah
didalam sebuah model regresi, variabel bebas (DER, EPS, PBV,
PER dan Risiko Sistematis) yang digunakan mampu menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen (Harga Saham). Uji F ini sering
juga disebut sebagai uji simultan. Apabila variabel bebas terdapat
pengaruh secara bersama atau simultan terhadap variabel terikat
maka model persamaan regresi masuk kedalam kriteria cocok atau
fit. Sebaliknya, apabila tidak memiliki pengaruh secara bersama
atau simultan maka hal tersebut masuk dalam kategori tidak cocok
atau non fit (Suliyanto, 2011: 55).
Hipotesis yang digunakan:
H𝑜 : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara simultan
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Ha : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara simultan
memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
54
Pengambilan keputusan didasarkan oleh ketentuan jika nilai
F hitung > F tabel maka Ho ditolak artinya variabel independen
memiliki hubungan pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara simultan. Apabila nilai F hitung < F tabel maka
Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variable independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan
atau bersama-sama (Natasya et. al., 2017).
Namun pada penelitian ini, dalam perangkat lunak statistik
Eviews 9 telah dihitung nilai probabilitas F tabel dan F-statistik.
Apabila nilai probabilitas F-statistik < 0,05 (sig 5%) maka
dianggap variabel independen memiliki hubungan pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara simultan atau
bersama-sama (Fitria & Jamal, 2017).
b. Uji T
Untuk dapat mengetahui hubungan langsung antara variabel
dependen dengan variabel independen maka uji yang perlu
dilakukan adalah pengujian secara satu persatu atau parsial.
Menurut Ghozali (2016:97) uji statistik t pada dasarnya adalah
menunjukan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen
(x) terhadap variabel dependen (y). Uji t parsial ini apabila
menggunakan aplikasi Eviews 9 dapat terlihat pada output hasil
estimasi model terpilih (uji common/uji fixed/uji random) dengan
melihat besaran probabilitas pada setiap variabel independen yang
ditampilkan. Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara parsial
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Ha : DER, EPS, PBV, PER dan Risiko Sistematis secara parsial
memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Untuk mengukur signifikansi pada uji parsial dapat
menggunakan T tabel, jika nilai probabilitas T hitung > T tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima (Dewi et. al., 2015).
55
t-tabel = {⍺ ; 𝑑𝑓 = (n-k) }…………………………………….. (3.6)
Dengan :
⍺ : Signifikansi
𝑑𝑓 : Degree of freedom
n : Jumlah observasi
k : Jumlah variabel
Selain manual, pada aplikasi statistik statistik Eviews 9 telah
terhitung p-value T hitung sehingga kita tinggal membandingkan
apakah p-value (ditunjukan dengan probabilitas) berada dibawah
atau diatas nilai signifikansi. Jika P-value> (0.05) maka model
regresi dianggap terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial.
c. Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R square)
adalah sebuah pengujian untuk mengukur seberapa besar dan
seberapa jauh kemampuan variasi variabel dependen diterangkan
oleh sebuah model. Koefisien determinasi (R square) juga
diartikan sebagai pengukur seberapa baik kesesuaian garis regresi
dengan data aktualnya atau goodness of fit. Koefisien determinasi
atau R square ini memberikan persentase total variabel terikat atau
Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas atau X dalam regresi.
Nilai ini selalu berada diantara 0 dan 100%.
Penelitian ini menggunakan nilai R square yang telah
disesuaikan atau Adjusted R square pada output hasil regresi data
panel untuk uji koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square atau
R square yang telah disesuaikan dinilai lebih baik dari pada nilai R
Square yang belum disesuaikan karena apabila semakin banyak
variabel bebas dimasukkan kedalam sebuah model maka nilai
Adjusted R Square pada model tersebut akan semakin berkurang
oleh sebab penyesuaian dengan model. Maka dari itu, untuk
mendapatkan hasil yang terbaik penelitian ini menggunakan nilai
R Square yang telah disesuaikan atau Adjusted R Square. R Square
yang mendekati nilai 1 adalah model yang dianggap semakin
56
goodness of fit sementara kebalikannya semakin nilainya
mendekati 0 maka diangap semakin_tidak goodness_of fit
(Ghozali, 2016: 329).
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen penelitian ini adalah Harga Saham. Menurut
Brigham & Houston (2010:7) mengatakan bahwa harga saham adalah
suatu yang menentukan kekayaan pemegang saham, memaksimalkan
harga saham perusahaan diartikan sebagai memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Harga saham juga diartikan sebagai arus kas yang
diharapkan diterima di masa depan oleh investor jika investor membeli
saham tersebut.
Menurut Tumandung et. al., (2017) Harga saham diartikan sebagai
harga pasar yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk oleh
mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan
penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap
investor untuk penyertaan dalam perusahaan.
2. Variabel Independen
a. Debt to Equity Ratio (DER)
DER sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalsis laporan
keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia
untuk kreditor (Fahmi, 2012:128). Rasio ini dapat dihitung dengan
membagi total kewajiban dengan ekuitas. Rasio DER digunakan
untuk mengetahui besaran dana yang disediakan kreditor_dengan
pemilik perusahaan, setiap rupiah modal sendiri dijadikan sebagai
jaminan kewajiban (Tumonggor et. al., 2017).
Rumus DER adalah :
DER = Hutang jangka panjang
modal saham ………………...…...……….…(3.7)
b. Earning Per Share (EPS)
EPS atau rasio pendapatan per saham adalah rasio yang
merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan per satu
57
saham. (Smart et. al., 2014:305). Menurut Handayati & Zulyanti
(2018) pengertian EPS adalah salah satu rasio pasar yang dapat di
gunakan untuk mengetahui hasil dari perbandingan antara
pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham atau para
investor dan pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) terhadap
harga saham setiap lembarnya dalam perusahaan. Rumus EPS:
EPS = Pendapatan bersih setelah pajak−dividen preferen
Jumlah saham yang beredar…..(3.8)
c. Price to Book Value (PBV)
PBV atau rasio harga saham terhadap nilai buku adalah rasio
yang menunjukan bagaimana agresifitas sebuah saham di hargai di
pasar (Smart et. al., 2014:307). Menurut Sihombing (2008:95) PBV
merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan
apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan
dengan saham lainnya. Rumus PBV:
PBV = Harga saham biasa
Nilai buku per saham ………………………..………….(3.9)
d. Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan kepanjangan dari rasio EPS (Smart et. al.,
2014:305). Sedangkan PER menurut Brigham dan Houston
(2010:150) merupakan rasio harga per saham terhadap laba per
saham yang menunjukkan jumlah yang mampu dibayarkan oleh
investor untuk setiap laba yang dilaporkan. Rumus PER:
PER = Harga saham biasa
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 ………………………....……….(3.10)
e. Risiko Sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat diminimalisir
atau diversifikasi. Pada saat investor telah melakukan diversifikasi
pada portofolio investasinya, risiko yang tersisa setelah diversifikasi
yang luas disebut dengan risiko sistematis. Risiko ini tidak dapat
dihilangkan dengan cara diversifikasi (Bodie et. al., 2014:206).
Rumus risiko sistematis adalah:
Ri = αi + βi.RM + 𝑒i ………………………………………….(3.11)
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Berdasarkan hasil penentuan sampel yang telah dilakukan melalui beberapa
kriteria yang ditentukan, terdapat 10 perusahaan sebagai objek penelitian
dengan profil perusahaan yang didapat dari halaman resmi masing-masing
bank, diantaranya:
1. Bank BRI
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu
bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
didirikan pertama kali di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun tanggal 16
Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", yaitu suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia
(Website Bank BRI). Pada saat ini Bank BRI memiliki total aset Rp. 1,125
triliun (per kuartal-3 2018) dan merupakan Bank dengan asset terbesar di
Indonesia (OJK, 2018). Bank BRI melakukan IPO pada tanggal 10
Nopember 2003.
2. Bank Mandiri
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan salah satu bank milik
pemerintah yang didirikan pada tanggl 02 Oktober 1998, sebagai bagian
dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi
Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Pembangunan Indonesia yang kemudian disatukan menjadi Bank Mandiri
(Website Bank Mandiri). Saat ini Bank Mandiri memiliki total aset terbesar
ke 2 dengan angka Rp. 1,017 triliun (per kuartal-3 2018)(OJK, 2018).
Bank Mandiri melakukan IPO pada tanggal 14 Juli 2003.
3. Bank BCA
PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk. merupakan bank devisa milik
swasta yang berdiri tanggal 21 Februari 1957 oleh Sudono salim, hadir di
59
tengah masyarakat Indonesia dan tumbuh menjadi salah satu bank terbesar
di Indonesia (Website Bank BCA). Saat ini Bank BCA memiliki total aset
sebanyak Rp. 783 triliun (per kuartal-3 2018) (OJK, 2018). Bank BCA
melakukan IPO pada tanggal 31 Mei 2000.
4. Bank BNI
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu
bank yang dimiliki oleh pemerintah. Pada awalnya didirikan di Indonesia
sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946
tanggal 5 Juli 1946 oleh Margono Djojohadikoesoemo. Pada tahun 1968,
BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya
menjadi Bank Umum Milik Negara (Website Bank BNI). Pada saat ini
Bank BNI memiliki total aset Rp. 712 triliun (OJK, 2018). Bank BNI
melakukan IPO pada tanggal 25 Nopember 1996.
5. Bank CIMB
PT. Bank CIMB Niaga Tbk. merupakan bank devisa yang berdiri
pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada tahun
1987, Bank Niaga merupakan bank yang pertama kali menggunakan
layanan mesin ATM di Indonesia untuk membedakan dengan bank lain.
Pencapaian tersebut mengawali bank di Indonesia kepada dunia perbankan
yang modern. Bank CIMB pun menjadi bank pertama memberikan kepada
nasabahnya layanan perbankan online di tahun 1991 (Website Bank
CIMB). Pada sat ini Bank CIMB memiliki total aset Rp. 259 triliun (OJK,
2018). Bank CIMB melakukan IPO pada tanggal 29 Nopember 1989.
6. Bank Panin
PT. Bank Pan Indonesia Tbk merupakan bank devisa yang didirikan
pada tahun 1971 dari hasil penggabungan usaha Bank Kemakmuran, Bank
Industri Djaja, serta Bank Industri dan Dagang Indonesia oleh Mu’min Ali
Gunawan. Panin Bank mendapatkan izin sebagai bank devisa pada 1972
(Website Bank Panin). Bank panin memiliki total asse saat ini (per kuartal-
3) sebesar Rp. 186 triliun (OJK, 2018). Bank Panin melakukan IPO pada
tanggal 29 Desember 1982.
60
7. Bank OCBC-NISP
PT. Bank OCBC NISP Tbk. yang sebelumnya dikenal dengan Bank
NISP, merupakan bank yang didirikan di Bandung pada tanggal 4 April
1941 dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
(Website Bank OCBC-NISP). Saat ini Bank OCBC-NISP memiliki total
aset (per kuartal-3 2018) sebesar Rp. 164 triliun (OJK, 2018). Bank
OCBC-NISP melakukan IPO pada tanggal 20 Oktober 1994.
8. Bank Maybank
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah salah satu bank devisa
yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank).
Sebelumnya, Maybank Indonesia bernama PT Bank Internasional
Indonesia Tbk (BII) yang didirikan pada 15 Mei 1959 dan memperoleh ijin
sebagai bank devisa pada 1988 (Website Bank Maybank). Aset bank
maybank saat ini (per kuartal-3 2018) adalah Rp. 158 triliun (OJK, 2018).
Bank Maybank melakukan IPO pada tanggal 21 Nopember 1989.
9. Bank Danamon
PT Bank Danamon Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli
1956 merupakan salah satu bank devisa di Indonesia. Bank ini
mendapatkan izin sebagai bank devisa pada tanggal 05 Nopember 1988
(Website Bank Danamon). Bank Danamon memiliki aset (per kuartal-3
2018) sebesar Rp. 152 triliun (OJK, 2018). Bank Danamon melakukan IPO
pada tanggal 06 Desember 1989.
10. Bank Permata
PT Bank Permata Tbk merupakan bank devisa yang didirikan pada
tanggal 19 Februari 1957. Bank kemudian menjadi bank hasil dari
penggabungan 5 Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk,
PT. Bank Artamedia, PT. Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress pada
tahun 2002. Bank permata merupakan bank yang pertama kali
menggunakan Mobil banking dalam pelayanan terhadap nasabahnya.
(Website Bank Permata). Total aset yang dimilik bank ini (per kuartal-3
2018) sebesar Rp. 155 triliun (OJK, 2018). Bank Permata melakukan IPO
pada tanggal 15 Januari 1990.
61
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Variabel
Independen dalam penelitian ini adalah faktor fundamental dan risiko
sistematis. Faktor fundamental tersebut diproyeksikan dengan rasio
keuangan diantaranya adalah DER, EPS, PBV, PER, dan risiko sistematis
dihitung dengan menggunakan beta saham.
a. Harga Saham
Menurut Tumandung et. al., (2017) Harga saham diartikan
sebagai harga pasar yaitu harga saham yang ditemukan dan dibentuk
oleh mekanisme pasar modal. Harga saham merupakan nilai
selembar saham yang mereflesikan kepemilikan pada suatu
perusahaan. Harga suatu saham bisa sangat berfluktuatif dalam
periode yang sangat singkat, maka dari itu harga akhir periode
penutupan harga saham biasanya menjadi acuan yang tepat dalam
menganilisa suatu penelitian.
Tabel 4.1 menunjukan fluktuasi harga saham dari sampel
penelitian selama 10 tahun.
Tabel 4.1
Harga Saham Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2017
Sumber: Yahoo finance (2018)
Harga saham yang ditampilkan tabel 4.1 memperlihatkan kondisi
harga saham dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pengambilan
nominal harga saham didapat dari harga penutupan di hari terakhir
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 457.50 765.00 1,050.00 1,350.00 1,390.00 1,450.00 2,330.00 2,285.00 2,335.00 3,640.00 1,705.25
MANDIRI 995.59 2,310.76 3,195.74 3,375.00 3,900.00 3,925.00 5,387.50 4,625.00 5,787.50 8,000.00 4,150.21
BCA 3,250.00 4,850.00 6,400.00 8,000.00 9,200.00 9,600.00 13,125.00 13,300.00 15,500.00 21,900.00 10,512.50
BNI 644.64 1,877.04 3,875.00 3,800.00 3,750.00 3,950.00 6,100.00 4,990.00 5,525.00 9,900.00 4,441.17
CIMB 486.23 697.42 1,910.00 1,220.00 1,100.00 920.00 835.00 595.00 835.00 1,350.00 994.87
PANIN 580.00 760.00 1,140.00 780.00 630.00 660.00 1,165.00 820.00 750.00 1,140.00 842.50
OCBC-NISP 329.69 470.99 800.67 508.66 720.50 615.00 680.00 637.50 1,035.00 937.50 673.55
MAYBANK 350.11 312.26 761.27 409.91 385.51 304.87 206.88 170.08 338.17 262.58 350.16
DANAMON 3,010.18 4,418.16 5,534.84 4,100.00 5,600.00 3,775.00 4,525.00 3,200.00 3,710.00 6,950.00 4,482.32
PERMATA 406.22 663.22 1,530.68 1,162.97 1,146.74 1,105.45 1,320.40 829.09 536.37 625.00 932.61
Average 1,051.02 1,712.49 2,619.82 2,470.65 2,782.28 2,630.53 3,567.48 3,145.17 3,635.20 5,470.51 2,908.51
62
atau setiap akhir tahun. Secara rata-rata harga saham tahunan,
pencapaian tertinggi kumulatif semua bank diraih pada tahun 2016
dengan angka rata-rata Rp. 3,635.17 per lembar saham. Apabila
dilihat berdasarkan masing-masing bank, pencapaian tertinggi diraih
oleh Bank BCA dengan rata-rata harga saham Rp. 10,512.50 per
lembar saham selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 dan terendah
diraih oleh Bank Maybank dengan rata-rata harga saham Rp. 350.16
selama 10 tahun dari tahun 2008-2017. Pencapaian dari seluruh bank
selama 10 tahun berada pada rata-rata Rp. 2,908.51 perlembar saham.
Menurut Niu (2018) fluktuasi harga saham akan ditentukan oleh
kekuatan dari penawaran dan permintaan pasar, apabila jumlah
permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek
maka harga saham cenderung akan naik. Berdasarkan hal itu maka
dapat dikatakan meningkatnya tren rata-rata harga saham selama 10
tahun terakhir disebabkan semakin tingginya minat masyarakat dalam
berinvestasi berupa saham. Terbukti dari harga saham yang pada
tahun 2008 berada pada harga rata-rata Rp. 1,051 telah meningkat
hampir 5 kali lipat di tahun 2017 dengan harga Rp. 5,470.
b. Debt to Equity Ratio (DER)
DER adalah rasio yang mengukur seberapa besar modal sendiri
dapat menahan beban hutang, semakin besar nilai DER maka semakin
besar risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjamin hutangnya.
Rasio DER digunakan untuk mengetahui besaran dana yang
disediakan kreditor_dengan pemilik perusahaan, setiap rupiah modal
sendiri dijadikan sebagai jaminan kewajiban (Tumonggor et. al.,
2017). Artinya semakin besar nilai DER mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan dalam menjamin hutang-hutang
yang dimiliki perusahaan tersebut.
Perkembangan nilai DER pada saham Bank Umum yang terdaftar
di BEI dapat dilihat dari Tabel 4.2
63
Tabel 4.2
Debt to Equity Ratio (DER)
Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)
Pada gambar tersebut menunjukan rata-rata DER pada perbankan
berdasarkan sampel yang terpilih dari tahun 2008 sampai 2017. DER
tertinggi terdapat pada tahun 2008 dengan angka 9.88% dan terendah
pada tahun 2017 dengan angka 5.56%. Pencapaian berdasarkan
masing-masing bank, DER tertinggi diraih oleh Bank Maybank yaitu
9.67% selama 10 tahun dari tahun 2008-2017 dan terendah oleh Bank
Danamon yaitu 5.03%. Pencapaian seluruh Bank dari tahun 2008-
2017 berada pada angka 7.49%. Terjadi tren penurunan DER selama
10 tahun, mengindikasikan terjadinya tren positif yang diraih
perbankan selama satu dekade walaupun sempat menaik pada tahun
2011 dengan angka 8.22%. Perkembangan yang positif tersebut
menunjukan bahwa banyak perusahaan telah memiliki keuangan yang
sehat apabila dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang yang dimiliki.
c. Earning Per Share (EPS)
Menurut Dewi & Suaryana (2013) EPS merupakan indikator
yang paling sering diperhitungkan oleh para investor sebelum
mengambil keputusan berinvestasi karena semua hasil yang dapat
tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara langsung
terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah
saham yang dimiliki. EPS atau Rasio pendapatan per saham adalah
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 10.01 10.63 10.02 8.43 7.50 6.89 7.21 6.76 5.84 5.73 7.90
MANDIRI 10.75 10.23 9.09 7.20 6.86 6.72 6.65 6.16 5.38 5.22 7.43
BCA 9.55 9.14 8.50 8.07 7.52 6.74 6.28 5.60 4.97 4.68 7.10
BNI 12.07 10.88 6.50 6.90 6.66 7.11 5.83 5.48 5.76 6.03 7.32
CIMB 10.09 8.55 7.09 10.78 7.74 7.48 7.20 7.33 6.06 6.21 7.85
PANIN 7.02 6.16 7.08 6.85 7.43 7.22 6.49 4.94 4.82 4.88 6.29
OCBC-NISP 8.43 7.96 7.60 8.08 7.84 6.20 5.90 6.34 6.08 6.06 7.05
MAYBANK 10.18 10.59 10.50 11.28 10.98 10.33 8.89 9.01 7.65 7.34 9.67
DANAMON 9.09 5.23 5.35 4.49 4.42 4.84 5.00 4.50 3.80 3.55 5.03
PERMATA 11.59 10.57 8.21 10.09 9.55 10.74 9.84 8.71 7.58 5.90 9.28
Average 9.88 8.99 7.99 8.22 7.65 7.43 6.93 6.48 5.79 5.56 7.49
64
rasio yang merupakan bagian dari PER, yang mengukur pendapatan
per satu saham (Smart et. al., 2014:305).
Perkembangan EPS pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Earning Per Share (EPS)
Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)
Gambar 4.3 memperlihatkan EPS bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia berdasarkan sampel yang terpilih dari tahun
2008-2017. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan
EPS tidak konstan dan berfluktuasi. Pencapaian EPS berdasarkan
tahun diraih oleh seluruh bank pada tahun 2014 yaitu dengan nilai
rata-rata Rp. 379.57 dan terendah pada tahun 2008 dengan nilai rata-
rata Rp. 159.78. Sedangkan berdasarkan pencapaian bank, rata-rata
tertinggi diperoleh Bank BRI dengan angka Rp. 717.18 dan rata-rata
terendah oleh Bank Maybank yaitu Rp. 16.01 selama 10 tahun dari
tahun 2008-2017. Penurunan yang mencolok terlihat pada tahun 2016
karena salah satu bank umum mengalami defisit pendapatan per
lembar saham yaitu pada Bank Permata dengan penghasilan mencapai
minus Rp. 368. Hal tersebut menyumbangkan perkembangan EPS
kearah yang memburuk secara keseluruhan rata-rata pada bank umum
yang terdafar di Bursa Efek Indonesia.
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 497.00 609.50 478.36 628.91 772.26 865.22 981.59 1030.43 1071.51 237.00 717.18
MANDIRI 254.51 341.72 529.33 529.33 664.46 780.16 851.66 871.50 295.85 442.28 556.08
BCA 236.00 279.00 348.00 444.00 480.00 579.00 669.00 731.00 836.00 945.00 554.70
BNI 80.00 163.00 266.00 312.00 378.00 486.00 578.00 487.00 610.00 730.00 409.00
CIMB 28.14 65.52 106.46 126.77 168.44 170.40 83.74 34.07 74.60 118.50 97.66
PANIN 75.99 75.99 87.49 75.99 87.49 95.67 98.26 58.41 99.86 100.15 85.53
OCBC-NISP 54.50 74.96 59.45 106.88 116.37 128.89 116.12 130.82 156.01 189.65 113.37
MAYBANK 10.00 -1.00 8.00 12.00 21.00 26.32 11.59 16.81 28.76 26.63 16.01
DANAMON 303.70 186.36 342.92 378.78 418.57 421.68 271.69 249.70 278.52 384.11 323.60
PERMATA 58.00 62.00 128.00 128.00 150.00 162.00 134.00 21.00 -368.00 29.00 50.40
Average 159.78 185.71 235.40 274.27 325.66 371.53 379.57 363.07 308.31 320.23 292.35
65
d. Price to Book Value (PBV)
Menurut Beliani dan Budiantara (2015) PBV merupakan
perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book
value suatu saham. Dengan kata lain rasio ini memperlihatkan
seberapa besar agresifitas dari nilai harga saham sebuah perusahaan di
pasar dan membandingkan dengan nilai saham yang dimiliki. Menurut
Christiana dan Puteri (2017) Nilai PBV yang wajar adalah yang
mempunyai nilai lebih dari satu. Artinya harga saham yang dijual di
pasar lebih tinggi dari nilai yang diterbitkan perusahaan. Apabila nilai
jual suatu saham di pasar terus mengalami peningkatan, maka banyak
investor yang akan tertarik untuk membeli saham tersebut, karena
apabila dijual kembali akan mendapatkan capital gain yang tinggi.
Perkembangan PBV pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Price to Book Value (PBV)
Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)
Tabel tersebut memperlihatkan perkembangan PBV Bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 berdasarkan
sampel yang terpilih. Berdasarkan tahun, pencapaian tetinggi bank
berada pada tahun 2010 dengan rata-rata 2.52 kali dan terendah berada
pada tahun 2015 dengan rata-rata 1 kali. Berdasarkan pencapaian
masing-masing bank, PBV tertinggi diraih oleh Bank BCA dengan
nilai rata-rata 4.05 kali selama 2008-2017, sedangkan terendah diraih
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 0.25 0.35 0.71 0.67 0.53 0.45 0.59 0.49 1.96 2.68 0.87
MANDIRI 0.68 1.38 1.59 1.26 1.20 1.03 1.20 0.90 0.88 2.20 1.23
BCA 3.44 4.29 4.63 4.69 4.34 3.70 4.27 3.66 3.39 4.11 4.05
BNI 0.64 1.50 1.81 1.87 1.61 1.54 1.86 1.19 1.15 1.83 1.50
CIMB 1.24 1.49 2.62 2.23 1.22 0.90 0.74 0.52 0.61 0.92 1.25
PANIN 1.49 1.70 2.03 1.18 0.86 0.80 1.22 0.64 0.53 0.76 1.12
OCBC-NISP 0.52 0.66 0.96 0.54 0.68 0.52 0.52 0.44 0.60 0.49 0.59
MAYBANK 3.44 2.98 6.65 2.99 2.24 1.50 0.97 0.73 1.19 0.86 2.35
DANAMON 1.44 2.35 2.50 1.52 1.86 0.11 1.33 0.90 0.98 1.70 1.47
PERMATA 0.73 1.06 1.73 1.15 0.98 0.84 0.92 0.52 0.62 0.81 0.94
Average 1.39 1.78 2.52 1.81 1.55 1.14 1.36 1.00 1.19 1.64 1.54
66
Bank OCBC-NISP dengan nilai rata-rata 0.59 kali selama tahun 2008-
2017. Total rata-rata PBV dari seluruh bank dari tahun 2008-2017
adalah 1.54 kali. Secara keseluruhan angka PBV selama 10 tahun
berada pada batas angka kewajaran karena lebih dari 1 yang artinya
respon pasar terhadap nilai buku saham perusahaan bank dapat
dikatakan baik.
e. Price Earning Ratio (PER)
Menurut Daniel (2015) PER adalah perbandingan antara harga
pasar perlembar saham dengan laba perlembar saham, merupakan
salah satu dari rasio pasar yang digunakan untuk memprediksi harga
saham. Rasio ini memiliki dua pandangan yang berbeda dalam
menilai baik atau tidak nilai PER. Bagi perusahaan, PER yang tinggi
mencerminkan pertumbuhan yang baik dan prospek bagus mamun
dalam hal investor, PER yang tinggi bisa menjadi tidak menarik
karena harga saham mungkin tidak akan naik lagi yang dapat
menyebabkan pendapatan capital gain akan lebih kecil (Utami, 2017).
Perkembangan PER pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Price Earning Ratio (PER)
Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Annual Report perusahaan (2008-2017) (data diolah)
Dari tabel tersebut dapat dilihat perkembangan PER bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 berdasarkan
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 0.92 1.26 2.19 2.15 1.80 1.68 2.37 2.22 2.18 15.36 3.21
MANDIRI 3.91 6.76 6.04 6.38 5.87 5.03 6.33 5.31 19.56 18.09 8.33
BCA 13.77 17.38 18.39 18.02 19.17 16.58 19.62 18.19 18.54 23.17 18.28
BNI 8.06 11.52 14.57 12.18 9.92 8.13 10.55 10.25 9.06 13.56 10.78
CIMB 17.28 10.64 17.94 9.62 6.53 5.40 9.97 17.46 11.19 11.39 11.74
PANIN 7.63 10.00 13.03 10.26 7.20 6.90 11.86 14.04 7.51 11.38 9.98
OCBC-NISP 6.05 6.28 13.47 4.76 6.19 4.77 5.86 4.87 6.63 4.94 6.38
MAYBANK 35.01 -312.26 95.16 34.16 18.36 11.58 17.85 10.12 11.76 9.86 -6.84
DANAMON 9.91 23.71 16.14 10.82 13.38 8.95 16.66 12.82 13.32 18.09 14.38
PERMATA 7.00 10.70 11.96 9.09 7.64 6.82 9.85 39.48 -1.46 21.55 12.26
Average 10.95 -21.40 20.89 11.74 9.61 7.58 11.09 13.48 9.83 14.74 8.85
67
sampel yang terpilih. Terlihat bahwa selama 10 tahun, PER
mengalami perkembangan secara fluktuatif. Berdasarkan tahun, pada
tahun 2008 PER berada pada rata-rata 10.95% kemudian menurun
pada tahun 2009 menjadi rata-rata -21.40% dan merupakan
pencapaian terendah dalam kurun waktu 10 tahun. Hal tersebut karena
salah satu bank umum yaitu Bank Maybank mengalami defisit market
price value yang bernilai negatif, hal tersebut merubah rata-rata secara
keseluruhan. Pada tahun selanjutnya mengalami kenaikan mencapai
20.89 dan merupakan pencapaian tertinggi selama 10 tahun.
Berdasarkan masing-masing bank, PER tertinggi didapatkan oleh
Bank BCA dengan nilai rata-rata 18.28% selama 2008-2017 dan
terendah didapatkan oleh Bank Maybank dengan nilai rata-rata -
6.84% selama tahun 2008-2017. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa kinerja bank umum selama 10 tahun mengalami pasang surut
apabila dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menjaga
perbandingan harga saham dengan laba bersih yang dihasilkannya.
f. Risiko Sistematis
Menurut Astuty (2017) risiko sistematis mengacu pada risiko
ketidakpastian pasar dari hasil investasi yang akan mempengaruhi
perusahaan. Pada saat investor telah melakukan diversifikasi pada
portofolio investasinya, risiko yang tersisa bahkan setelah
diversifikasi yang luas disebut dengan risiko sistematis (Bodie et. al.,
2014:206). Artinya risiko sistematis adalah sebuah risiko yang tidak
dapat dihindarkan oleh investor walaupun telah melakukan
serangkaian pemilihan saham dalam sebuah portofolio karena sifatnya
yang menyeluruh. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor
diantaranya inflasi, resesi ekonomi, risiko suku bunga, maupun
kondisi politik. Oleh karenanya, risiko ini disebut juga risiko khusus.
Perkembangan risiko sistematis pada Bank Umum yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.6.
68
Tabel 4.6
Risiko Sistematis
Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2017
Sumber: Yahoo Finance (2017) (data diolah)
Tabel 4.5 memperlihatkan bagaimana risiko sistematis pada bank
umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2017
berdasarkan sampel yang terpilih. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
bank umum memiliki perkembangan risiko sistematis yang fluktuatif
selama 10 tahun. Berdasarkan tahun, pada tahun 2008 memiliki rata-
rata risiko sebesar 0.89 kemudian naik di tahun selanjutnya pada
angka 1.25. Dari tahun 2010 mengalami penurunan sampai dengan
angka 0.78 di tahun 2012. Sempat menaik kembali di tahun 2013
sampai angka 1.38 namun mampu turun kembali di tahun selanjutnya
sampai angka 0.70. Di tahun-tahun selanjunya risiko sistematis
semakin meningkat sampai di tahun 2016 berada pada angka yang
tertinggi selama 10 tahun yaitu dengan angka 2.12 dan pencapaian di
tahun selanjutnya merupakan risiko terendah selama 10 tahun dengan
angka 0.43 di tahun 2017. Berdasarkan masing-masing bank, risiko
tertinggi dimiliki oleh Bank BRI dengan rata-rata 1.62 selama tahun
2008-2017 dan terendah dimiliki oleh Bank Maybank dengan rata-rata
0.55 selama tahun 2008-2017. Fluktuasi perkembangan risiko
sistematis menunjukan banyak perusahaan yang tidak dapat
menghindari risiko ini karena sifatnya yang tidak dapat dihindarkan
dan bersifat menyeluruh.
BANK 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
BRI 1.30 1.60 1.12 1.57 1.68 1.85 2.02 1.93 1.50 1.63 1.62
MANDIRI 1.35 1.62 1.65 1.62 1.23 1.86 1.49 1.66 1.88 0.81 1.52
BCA 0.56 0.88 1.03 1.09 1.16 1.24 0.14 1.05 1.35 1.28 0.98
BNI 1.59 2.22 0.78 1.59 1.01 1.91 0.93 2.06 1.72 1.94 1.57
CIMB 1.47 1.77 0.19 1.28 1.29 1.34 1.23 1.43 4.08 0.80 1.49
PANIN 1.07 1.21 1.16 1.32 -0.04 1.90 0.21 1.17 1.69 -3.66 0.60
OCBC-NISP 0.38 -0.04 3.71 0.91 -0.23 0.26 0.17 0.34 1.90 -0.51 0.69
MAYBANK -1.07 1.68 -0.39 0.71 0.01 0.45 1.00 0.76 3.47 -1.13 0.55
DANAMON 1.38 0.61 0.77 0.25 1.10 1.46 -0.76 2.05 2.23 3.87 1.30
PERMATA 0.91 1.00 1.78 0.46 0.58 1.53 0.61 0.49 1.41 -0.69 0.81
Average 0.89 1.25 1.18 1.08 0.78 1.38 0.70 1.30 2.12 0.43 1.11
69
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.7
Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2019)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji statistik deskriptif sebagai berikut:
a. Hasil uji statistik deksriptif variabel harga saham dengan observasi
sebanyak 100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai
dengan 2017 menunjukan nilai maksimum 21900.00 nilai minimum
170.0800 dengan nilai rata-rata 2908.514 dan standar
deviasi 3604.145. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan
selama tahun 2008-2017, harga saham tertinggi diperoleh Bank BCA
dengan harga Rp. 21900 pada tahun 2017 dan harga saham terendah
diperoleh Bank Maybank dengan harga Rp. 170.080 pada tahun 2015.
b. Hasil uji statistik deksriptif variabel DER dengan observasi sebanyak
100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan
2017 menunjukan nilai maksimum 12.07165 dan nilai
minimum 3.550608 dengan rata-rata 7.492587 serta standar
deviasi 2.013804. Hal tersebut menunjukan bahwa selama periode
2008-2017 Rasio DER tertinggi diperoleh bank BNI dengan rasio
12.07165% pada tahun 2008 dan DER terendah diperoleh Bank
Danamon dengan rasio 3.550608% pada tahun 2017.
c. Hasil uji statistik deksriptif variabel EPS dengan observasi sebanyak
100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan
2017 menunjukan nilai maksimum 1071.510 dan nilai minimum -
368.000 dengan rata-rata 292.3531 serta standar deviasi 287.1734.
HARGASAHAM DER EPS PBV PER BETASAHAM
Mean 2908.514 7.492600 292.3531 1.537500 8.851200 1.112300
Median 1192.500 7.200000 169.4200 1.185000 10.18500 1.230000
Maximum 21900.00 12.07000 1071.510 6.650000 95.16000 4.080000
Minimum 170.0800 3.550000 -368.0000 0.110000 -312.2600 -3.660000
Std. Dev. 3604.145 2.013930 287.1734 1.201325 34.23516 1.024144
Sum 290851.4 749.2600 29235.31 153.7500 885.1200 111.2300 Sum Sq. Dev. 1.29E+09 401.5355 8164386. 142.8751 116032.5 103.8382
Observations 100 100 100 100 100 100
70
Hal tersebut menunjukan bahwa selama periode 2008-2017
pendapatan per lembar saham atau EPS tertinggi diperoleh bank BRI
dengan pendapatan Rp. 1071.510/lembar saham pada tahun 2016 dan
terendah diperoleh Bank Permata dengan pendapatan defisit Rp. -
368/lembar saham pada tahun 2016.
d. Hasil uji statistik deksriptif variabel PBV dengan observasi sebanyak
100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan
2017 menunjukan nilai maksimum 6.649847 nilai minimum 0.114405
dengan nilai rata-rata 1.537376 dan standar deviasi 1.201540. Hal
tersebut menunjukan dari 10 perusahaan selama tahun 2008-2017,
PBV tertinggi diperoleh Bank Maybank dengan nilai 6.649847 kali
pada tahun 2010 dan PBV terendah diperoleh Bank Danamon dengan
nilai 0.114405 kali pada tahun 2013.
e. Hasil uji statistik deksriptif variabel PER dengan observasi sebanyak
100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun 2008 sampai dengan
2017 menunjukan nilai maksimum 95.15875 nilai minimum -
312.2600 dengan nilai rata-rata 8.851200 dan standar
deviasi 34.23516. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan
selama tahun 2008-2017, PER tertinggi diperoleh Bank Maybank
dengan rasio 95.15875% pada tahun 2010 dan terendah diperoleh
Bank Maybank dengan rasio -312.26% pada tahun 2009.
f. Hasil uji statistik deksriptif variabel Risiko Sistematis dengan
observasi sebanyak 100 dari 10 sampel selama 10 tahun dari tahun
2008 sampai dengan 2017 menunjukan nilai maksimum 4.078188
nilai minimum -3.661739 dengan nilai rata-rata 1.112351 dan standar
deviasi 1.024285. Hal tersebut menunjukan dari 10 perusahaan
selama tahun 2008-2017, Risiko sistematis tertinggi diperoleh Bank
CIMB dengan nilai 4.078188 pada tahun 2016 dan terendah diperoleh
Bank Panin dengan nilai -3.661739 pada tahun 2017.
71
3. Hasil Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel
Dalam sebuah penelitian model regresi data panel yaitu sebuah
penelitian yang memadukan antara rentetan waktu dengan beberapa objek,
terdapat beberapa model sebagai pendekatan yang digunakan diantaranya
adalah Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect.
a. Model Common Effect
Regresi data panel dengan model common effect merupakan
asumsi yang beranggapan bahwa intersept dan slope selalu tetap
diantara waktu maupun antar individu. Yaitu model yang hanya
memadukan time series dan cross section. Hasil dari pengolahan
menggunakan model common effect didapatkan sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji Common Effect
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:58
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER? 0.563233 0.042283 13.32056 0.0000
EPS? 0.004321 0.000624 6.920498 0.0000
PBV? 0.609942 0.148994 4.093739 0.0001
PER? 0.010465 0.005155 2.030185 0.0451
BETASAHAM? 0.467602 0.176936 2.642775 0.0096
R-squared -1.392559 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-squared -1.493298 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 1.743987 Akaike info criterion 3.998931
Sum squared resid 288.9415 Schwarz criterion 4.129190
Log likelihood -194.9466 Hannan-Quinn criter. 4.051649
Durbin-Watson stat 0.492299
72
b. Model Fixed Effect
Uji model fixed effect mempunyai ciri konstanta yang tetap
besarnya untuk berbagai periode cross section. Model fixed effect ini
didasarkan pada terdapatnya perbedaan intersept. Model fixed effect
sering juga disebut sebagai model Least Square Dummy Variables
(LSDV). Uji model fixed effect megasumsikan bahwa tidak ada efek
spesifik waktu, hanya terfokus pada individual spesific effect. Untuk
membedakan satu objek dengan objek lainnya, dapat digunakam
variabel semu (dummy).
Tabel 4.9
Uji Fixed Effect
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
Fixed Effects (Cross)
1--C -0.285640
2--C 0.622178
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
73
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
c. Model Random Effect
Model random effect ini diasumsikan bahwa penyebab perbedaan
intersep dan konstanta adalah karena residual/error sebagai akibat
adanya perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang terjadi
secara random atau acak.
Tabel 4.10
Uji Random Effect
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.592458 0.209697 36.20686 0.0000
DER? -0.150238 0.017352 -8.658359 0.0000
EPS? 0.001231 0.000169 7.282510 0.0000
PBV? 0.337817 0.033541 10.07188 0.0000
PER? 0.000297 0.000750 0.395558 0.6933
BETASAHAM? 0.022617 0.026852 0.842280 0.4018
Random Effects (Cross)
1--C -0.317622
74
2--C 0.571199
3--C 0.501258
4--C 0.641602
5--C -0.158476
6--C -0.425959
7--C -0.411506
8--C -1.142406
9--C 0.588631
10--C 0.153280
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.400095 0.7258
Idiosyncratic random 0.245889 0.2742
Weighted Statistics
R-squared 0.741577 Mean dependent var 1.406729
Adjusted R-squared 0.727831 S.D. dependent var 0.500485
S.E. of regression 0.261102 Sum squared resid 6.408389
F-statistic 53.94901 Durbin-Watson stat 1.287579
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.677021 Mean dependent var 7.373705
Sum squared resid 39.00508 Durbin-Watson stat 0.211544
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
4. Hasil Uji Tahap Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji chow adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan
apakah model pendekatan yang akan digunakan model common effect
atau model fixed effect dengan cara melihat dan membandingkan nilai
probability dengan signifikansinya. Hipotesis yang digunakan dalam
uji chow adalah sebagai berikut:
Ho : menggunakan common effect
Ha : menggunakan fixed effect
75
Jika nilai probabilitas > nilai signikfikan (α = 0.05) maka Ho
diterima maka model yang baik untuk digunakan adalah pendekatan
model common effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas < nilai
signifikan (α = 0.05) maka Ho ditolak maka model yang baik
digunakan adalah pendekatan model fixed effect (Dewi et, al., 2018).
Tabel 4.11
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: CROSSID
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 46.404122 (9,85) 0.0000
Cross-section Chi-square 177.721717 9 0.0000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa nilai probabilitas Cross-section
Chi-square < nilai signifikansi yaitu 0.0000 < 0.05 yang artinya
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya dapat disimpulkan model
yang tepat diantara Common effect dan Fixed Effect digunakan adalah
fixed effect. Setelah didapat hasil, selanjutnya harus dilakukan uji
untuk pemilihan antara model fixed effect dan random effect dengan
uji hausman.
b. Uji Hausman
Pengujian antara uji model fixed effect dengan uji model random
effect. Tahap pengujian tersebut dinamakan dengan uji hausman. Uji
hausman adalah uji yang dilakukan untuk menentukanapakah model
yang akan digunakan model fixed effect atau model random effect.
Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah sebagai berikut:
Ho : menggunakan random effect
Ha : menggunakan fixed effect
Jika nilai probabilitas Cross section random > nilai signikfikan
(α = 0.05) artinya Ho diterima maka model yang baik digunakan
adalah random effect. Sedangkan, jika nilai probabilitas Cross section
76
random < nilai signifikansi (α = 0.05) maka Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan model yang baik digunakan adalah model fixed effect
(Dewi et. al., 2018).
Tabel 4.12
Uji Hausman
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dari tabel 4.6 uji hausman dapat dilihat probabilitas Cross section
random < nilai signifikansi yaitu 0.0045 < 0.05 yang artinya Ho ditolak
dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan diantara model fixed
effect dan random effect yang tepat digunakan dalam penelitian ini
adalah model fixed effect.
5. Hasil Uji Dasar Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah data
pada sebuah persamaan regresi berdistribusi normal atau tidak normal.
Persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila memiliki data variabel
independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Untuk
mengetahui residual tersebut sudah terdistribusi normal atau tidak
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uji statistik dan analisis
grafik.
Pada penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan
tersebut adalah uji Probabilitas Jarque-Bera (J-B) untuk melihat
statistik dan grafik tersebut. Hipotesis yang digunakan pada uji ini
adalah:
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: CROSSID
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 16.991478 5 0.0045
77
Ho : residual terdistribusi normal
Ha : residual tidak terdistribusi normal
Apabila nilai probabilitas < nilai signifikan (0.05) maka Hoditolak
dan Ha diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal.
Sedangkan, apabila nilai probabilitas > nilai signifikan (0.05) maka
maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi
normal.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
0
4
8
12
16
20
24
28
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 2.89e-13Median -230.0451Maximum 9803.204Minimum -6910.370Std. Dev. 1980.043Skewness 0.736146Kurtosis 9.984874
Jarque-Bera 212.3171Probability 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dapat dilihat dari hasil uji normalitas didapatkan nilai probability
< nilai signifikansi yaitu 0.0000 < 0.05 yang artinya hipotesis Ho
ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain data tidak terdistribusi
normal. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat data outlier pada
penelitian. Apabila sebuah data tidak memiliki sebaran data yang
normal, dapat dilakukan cara untuk memperbaikinya melalui
transformasi data (Sari et. al., 2017). Dalam penelitian ini
transformasi dilakukan dengan cara logaritma (log) pada harga saham.
Setelah dilakukan transformasi data didapatkan hasil sebagai berikut.
78
Gambar 4.2
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 6.15e-16Median 0.086688Maximum 0.991231Minimum -1.598553Std. Dev. 0.554116Skewness -0.547760Kurtosis 3.078074
Jarque-Bera 5.026082Probability 0.081021
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Setelah dilakukan transformasi dapat dilihat bahwa nilai
probability > nilai signifikansi yaitu 0.081 > 0.05. Hal tersebut
memberi kesimpulan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
data terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan pada suatu
regresi untuk mengetahui apakah terdapat suatu hubungan atau
korelasi diantara variabel bebas. Teknik yang digunakan dalam
pengujian untuk melihat apakah ada tidaknya multikolinearistas
adalah dengan cara menggunakan matrik korelasi. Apabila diantara
variabel bebas tersebut terdapat korelasi yang tinggi (>0,90), hal
tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas. Sedangkan jika
nilai korelasi di bawah 0.90 maka dapat diduga dalam model tidak
terjadi multikoleniaritas.
Ho : tidak terjadi gejala multikolinearitas
Ha : terjadi gejala mulitikolinearitas
Apabila nilai korelasi atau r < 0.90 maka Ho diterima yang artinya
tidak terjadi gejala multikolinearitas. Sedangkan apabila r > 0.09 maka
Ho ditolak yang artinya terjadi gejala multikolinearitas.
79
Tabel 4.13
Uji Multikolinearitas
DER EPS PBV PER BETASAHAM
DER 1.000000 -0.319491 0.059540 -0.122817 -0.062780
EPS -0.319491 1.000000 0.136305 0.032957 0.253232
PBV 0.059540 0.136305 1.000000 0.096166 -0.128379
PER -0.122817 0.032957 0.096166 1.000000 -0.125790
BETASAHAM -0.062780 0.253232 -0.128379 -0.125790 1.000000
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hubungan antar variabel
independen DER, EPS, PBV, PER, dan Beta saham tidak terdapat
hubungan yang menunjukkan nilai korelasi < 0.9. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti dalam
model tidak terjadi gejala multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Auotokorelasi adalah uji yang bertujuan untuk sebuah
penelitian apakah pada suatu model regresi linier terdapat korelasi
antar kesalahan penganggu (residual) pada periode t (waktu) dengan
kesalahan pda periode t-1 (waktu sebelumya). Pada penelitian ini
menggunakan Breusch-Godfrey LM-Test dengan hipotesis sebagai
berikut :
Ho : tidak terdapat autokorelasi
Ha : terdapat autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square > nilai
signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model. Sedangkan
apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square < nilai
signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam model.
80
Tabel 4.14
Uji Autokorelasi
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat probabilitas Chi square pada Obs R
square > nilai signifikan yaitu 0.3251 > 0.05 yang artinya Ho
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi dalam model.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah pengujian untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regersi terdapat ketidaksamaan
variance dari residual satupengamatan ke pengamatan lainnya.
Cara untuk mendeteksi terjadinya heteroskedatisitas adalah dengan
cara melakukan uji Glesjer. Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : tidak terdapat autokorelasi
Ha : terdapat autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square >
nilai signifikan (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.
Sedangkan apabila nilai probabilitas Chi square pada Obs R square
< nilai signifikan (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model.
Tabel 4.15
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic 2.061401 Prob. F(5,94) 0.0771
Obs*R-squared 9.881410 Prob. Chi-Square(5) 0.0787
Scaled explained SS 8.680243 Prob. Chi-Square(5) 0.1225
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.056854 Prob. F(2,91) 0.3518
Obs*R-squared 2.247328 Prob. Chi-Square(2) 0.3251
81
Dari tabel 4.4 dapat dilihat probabilitas Chi square pada Obs R
square > nilai signifikansi yaitu 0.1225 > 0.05 maka artinya Ho
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model.
6. Hasil Uji Signifikansi
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian F hitung_digunakan untuk menguji ketepatan suatu
model, yaitu uji untuk mengetahui apakah didalam sebuah model
regresi, variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen. Uji F ini sering juga disebut
sebagai uji simultan.
H𝑜 : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara simultan
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Ha : DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara simultan
memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Apabila nilai probabilitas F-statistic < 0,05 (sig 5%) maka
dianggap variabel independen memiliki hubungan pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.
Tabel 4.16
Uji F
Dependent Variable: LOGY?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
82
Fixed Effects
(Cross)
1--C -0.285640
2--C 0.622178
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-
squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared
resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dilihat dari tabel 4.15 dapat dilihat nilai probabilitas F sebesar
0.0000 sehingga probabilitas F-statistic < signifikansi yaitu 0.0000 <
0.05, maka hipotesis H𝑜 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel
independen (DER, EPS, PBV, PER, Risiko Sistematis) memiliki
hubungan pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Harga
saham) secara simultan.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Untuk dapat mengetahui hubungan langsung antara variabel
dependen dengan variabel independen maka uji yang perlu dilakukan
adalah pengujian secara satu persatu atau parsial. Menurut Ghozali
(2016:97), uji statistik t pada dasarnya adalah menunjukan seberapa
83
besar pengaruh suatu variabel independen (x) terhadap variabel
dependen (y). Hipotesis untuk uji ini adalah:
Ho :DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara parsial
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga saham.
Ha :DER, EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis secara parsial
memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga saham.
Untuk mengukur signifikansi pada uji parsial dapat menggunakan
t-tabel, jika nilai probabilitas T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima (Dewi et. al., 2015).
Perhitungan t-tabel dilakukan secara manual dengan ⍺ = 5%,
maka diperoleh t-tabel 1.66105.
Selain manual, pada aplikasi statistik Eviews 9 kita tinggal
membandingkan apakah p-value (ditunjukan dengan probabilitas)
berada dibawah atau diatas nilai signifikansi. Jika P-value > (0.05)
maka model regresi dianggap terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial.
Tabel 4.17
Uji T
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
Fixed Effects
(Cross)
1--C -0.285640
84
2--C 0.622178
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-
squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared
resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
Dari tabel 4.16 dapat dijelaskan pengaruh variabel independen
terhadap variabel independen yaitu harga saham sebagai berikut:
1. Variabel DER terhadap Harga Saham
Hubungan antara DER dan harga saham memiliki nilai t-
statistic sebesar -8.457226 yang berarti lebih besar dari t-tabel
1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu
0.0000<0.05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel DER secara parsial berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham. Nilai koefisien X1
atau DER sebesar -0.149264 menunjukan hubungan tidak searah
terhadap variabel Y atau Harga saham. Hal tersebut menunjukan
setiap kenaikan 1 pada DER menyebabkan penurunan harga
saham sebesar 0.149264.
85
2. Variabel EPS terhadap Harga Saham
Hubungan antara EPS dan harga saham memiliki nilai t-
statistic sebesar 6.318198 yang berarti lebih besar dari t-tabel
1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu
0.0000<0.05 arrtinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel EPS secara parsial berpengaruh
signifikan dan positif terhadap harga saham. Nilai koefisien X2
atau EPS sebesar 0.001120 menunjukan hubungan searah
terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya setiap kenaikan 1
pada EPS menyebabkan kenaikan harga saham sebesar 0.001120.
3. Variabel PBV terhadap Harga Saham
Hubungan antara PBV dan harga saham memiliki nilai t-
statistic sebesar 9.536932 yang berarti lebih besar dari t-tabel
1.66105 dengan P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu
0.0000<0.05 arrtinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel PBV secara parsial berpengaruh
signifikan dan positif terhadap harga saham. Nilai koefisien X3
atau PBV sebesar 0.329915 menunjukan hubungan searah
terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya setiap kenaikan 1
pada PBV menyebabkan kenaikan harga saham sebesar
0.329915.
4. Variabel PER terhadap Harga Saham
Hubungan antara PER dan harga saham memiliki nilai t-
statistic sebesar 0.248485 yang berarti lebih kecil dari t-tabel
1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.8044
> 0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel PER secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien X4
atau PER sebesar 0.000187 menunjukan hubungan searah
terhadap variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam
penelitian ini variabel PER tidak memiliki pengaruh yang
86
signifikan maka apabila kenaikan PER tidak akan mempengaruhi
secara signifikan pada harga saham.
5. Variabel Risiko Sistematis terhadap Harga Saham
Hubungan antara Risiko Sistematis dan harga saham
memiliki nilai t-statistic sebesar 0.594127 yang berarti lebih kecil
dari t-tabel 1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi
yaitu 0.5540>0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko Sistematis secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai
koefisien X5 atau Risiko Sistematis sebesar 0.016004
menunjukan hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga
saham. Tetapi karena didalam penelitian ini variabel Risiko
Sistematis tidak memiliki pengaruh yang signifikan maka apabila
setiap kenaikan Risiko Sistematis tidak akan mempengaruhi
secara signifikan pada harga saham.
c. Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝐑𝟐)
Koefisien determinasi (R square) adalah sebuah pengujian untuk
mengukur seberapa besar dan seberapa jauh kemampuan variasi
variabel dependen diterangkan oleh sebuah model. Koefisien
determinasi (R square) juga diartikan sebagai pengukur seberapa baik
kesesuaian garis regresi dengan data aktualnya atau goodness of fit.
Koefisien determinasi atau R square ini memberikan persentase total
variabel terikat atau Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas atau
X dalam regresi.
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝑹𝟐)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-
squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared
resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
87
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
Dari tabel 4.17 diketahui bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar
0.950436 yang berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 95,0436% dan sisanya
yaitu 4,9564% dijelaskan oleh variabel lain selain model penelitian
ini. Artinya hubungan variabel independen seperti DER, EPS, PBV,
PER, dan Risiko Sistematis dapat digunakan dalam memprediksi
harga saham pada Bank umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017
dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
7. Persamaan Regresi Data Panel
Penelitian ini menguji pengaruh variabel independen Y yaitu DER,
EPS, PBV, PER, dan Risiko Sistematis terhadap variabel dependen Y yaitu
Harga saham dengan menggunakan model Fixed Effect.
Tabel 4.19
Hasil Persamaan Regresi
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
Fixed Effects
(Cross)
1--C -0.285640
2--C 0.622178
88
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dari tabel 4.18 dapat disimpulkan persamaan regresi data panel
penelitian ini adalah :
Y = 7.637936 - 0.149264 DER + 0.001120 EPS + 0.329915 PBV +
0.000187 PER + 0.016004 BETASAHAM + e
Berdasarkan persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan, Nilai
konstanta sebesar 7,637936 artinya jika variabel independen DER, EPS,
PBV, PER, dan Risiko Sistematis bernilai 0 maka harga saham adalah
7,637936.
Nilai koefisien DER sebesar -0.149264 artinya jika variabel X1 atau
DER mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel independen lain
diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menurunkan harga saham
sebesar 0.149264.
Nilai koefisien EPS sebesar 0.001120 artinya jika variabel X2 atau
EPS mengalami kenaikan 1 rupiah sedangkan variabel independen lain
diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar
0.001120.
Nilai koefisien PBV sebesar 0.329915 artinya jika variabel X3 atau PBV
mengalami kenaikan 1 kali sedangkan variabel independen lain
diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar
0.329915.
Nilai koefisien PER sebesar 0.000187 artinya jika variabel X4 atau
PER mengalami kenaikan 1% sedangkan variabel independen lain
diasumsikan tetap atau konstan, maka akan menaikan harga saham sebesar
0.000187.
89
Nilai koefisien Risiko Sistematis atau beta saham sebesar 0.016004
artinya jika variabel X5 atau beta saham mengalami kenaikan 1 kali
sedangkan variabel independen lain diasumsikan tetap atau konstan, maka
akan menaikan harga saham sebesar 0.016004.
8. Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini yang dapat dijelaskan oleh penulis dari adalah:
1. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Hubungan antara DER dan harga saham memiliki nilai t-statistic
sebesar -8.457226 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan
P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
DER secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga
saham. Nilai koefisien X1 atau DER sebesar -0.149264 menunjukan
hubungan tidak searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Hal
tersebut menunjukan setiap kenaikan 1 pada DER menyebabkan
penurunan harga saham sebesar 0.149264. Dengan kata lain semakin
tinggi nilai DER akan menyebabkan semakin rendah harga saham.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Sondakh et. al., (2015),
Amanda & Pratomo (2013), Dewi & Suaryana (2013) yang
menyatakan DER berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
Namun penelitian tidak sejalan dengan Herawati & Putera (2018),
Natasya et. al., (2017) yang menyatakan bahwa DER tidak signifikan
berpengaruh terhadap Harga Saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan
Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat
memperhatikan kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan
dalam hal mengelola modal sendiri dalam menahan beban hutang
yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai DER maka
hutang yang dimiliki oleh perusahaan artinya semakin besar dan
investor akan menghindari untuk berinvestasi pada saham perusahaan
tersebut yang mengakibatkan harga saham menurun. Apabila
perusahaan memiliki modal yang tidak dapat menjamin hutangnya
90
atau hutang perusahaan lebih besar dari modal yang dimiliki akan
membuat nilai DER tinggi, hal itu menyebabkan minat investor akan
menurun sehingga harga saham menjadi rendah.
2. Variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham
Hubungan antara EPS dan harga saham memiliki nilai t-statistic
sebesar 6.318198 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan
P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel EPS
secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga
saham. Nilai koefisien X2 atau EPS sebesar 0.001120 menunjukan
hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya
setiap kenaikan 1 pada EPS menyebabkan kenaikan harga saham
sebesar 0.001120. Dengan kata lain semakin tinggi nilai EPS akan
menyebabkan semakin tinggi harga saham. Penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Astuty (2017), Natasya et. al., (2017), Darmayanti
(2015) , Alam et. al., (2016), Riyadi (2014) yang menyatakan bahwa
Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun
hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian oleh Supriadi & Arifin
(2013) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara EPS
dengan harga saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan
Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat
memperhatikan kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan
dalam memberikan keuntungan setiap lembar saham yang investor
miliki. Apabila nilai EPS tinggi artinya laba yang dihasilkan dari
setiap lembar saham yang dimiliki investor tinggi. Tingginya laba
yang dihasilkan oleh perusahaan artinya peluang untuk diberikan
terhadap pemodal sebagai bentuk dividen besar pula. Hal tersebut
tentu akan meningkatkan minat investor terhadap saham perusahaan
tersebut sehingga harga saham akan naik.
91
3. Variabel Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham
Hubungan antara PBV dan harga saham memiliki nilai t-statistic
sebesar 9.536932 yang berarti lebih besar dari t-tabel 1.66105 dengan
P-value lebih kecil dari signifikansi yaitu 0.0000<0.05 arrtinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
PBV secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga
saham. Nilai koefisien X3 atau PBV sebesar 0.329915 menunjukan
hubungan searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Artinya
setiap kenaikan 1 pada PBV menyebabkan kenaikan harga saham
sebesar 0.329915. Dengan kata lain semakin tinggi nilai PBV akan
menyebabkan semakin tinggi harga saham. Penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Dewi & Suaryana (2013), Suselo et. al., (2015),
Siahaan (2017), Astuty (2017) yang menemukan hasil bahwa PBV
memperngaruhi harga saham secara signifikan. Namun penelitian
bertolak belakang dengan Sha (2015) yang menemukan bahwa PBV
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa investor pada perusahaan
Bank Umum yang terdaftar di BEI tahun 2008-2017 sangat
memperhatikan harga sebuah saham lebih mahal atau lebih murah
dibandingkan dengan saham lainnya. Investor pada perusahaan
perbankan memperhatikan seberapa besar agresifitas pasar dapat
menghargai nilai buku perusahaan. Berkaitan dengan nilai buku per
lembar saham, penulis mengasumsikan bahwa sektor perbankan
merupakan perusahaan yang produktif dan memiliki prospek yang
baik. Hal tersebut menyebabkan nilai buku dari perusahaan sektor
perbankan akan stabil, seiring dengan prospek yang dianggap akan
terus naik sehingga menyebabkan PBV meningkat dan investor tentu
akan tertarik akan hal itu. Sehingga permintaan terhadap saham
tersebut akan meningkat dan menyebabkan harga saham naik.
92
4. Variabel Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Hubungan antara PER dan harga saham memiliki nilai t-statistic
sebesar 0.248485 yang berarti lebih kecil dari t-tabel 1.66105 dengan
P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.8044 > 0.05 artinya Ho
diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel PER
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Nilai koefisien X4 atau PER sebesar 0.000187 menunjukan hubungan
searah terhadap variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam
penelitian ini variabel PER tidak memiliki pengaruh yang signifikan
maka kenaikan PER tidak akan mempengaruhi secara signifikan pada
harga saham. Penelitian ini didukung oleh penelitian Daniel (2015),
Herawati & Putera (2018) menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh
terhadap Harga Saham. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Astuty (2017), Yumia & Khairunnisa (2015), Suselo et.
al.,(2015), Safitri (2013) yang menyatakan PER berpengaruh terhadap
harga saham.
Sehingga hal tersebut mengindikasikan bahwa investor pada
perusahaan Bank Umum yang terdaftar di BEI periode 2008-2017
tidak memperhatikan nilai PER. Ketidakpengaruhan tersebut
diasumsikan oleh penulis karena rasio ini merupakan perbandingan
antara harga pasar per lembar saham dengan pendapatan per lembar
saham perusahaan. Tingginya harga pasar per lembar saham akan
menaikan PER, dari sisi perusahaan tingginya nilai PER dianggap
baik karena menunjukan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan
yang baik. Namun disisi investor, PER yang semakin meningkat
malah tidak menarik karena apabila di pasaran harga saham sudah
terlalu tinggi akan terjadi overvalued. Hal itu ditakutkan harga saham
tersebut tidak akan naik lagi yang mana berarti kemungkinan
mendapatkan capital gain akan lebih kecil. Kegamangan tersebut
membuat investor akan memilih rasio lain untuk dijadikan bahan
analisis, sehingga rasio PER tidak menjadi pertimbangan investor
93
dalam menilai saham. Hal itu menyebabkan rasio ini tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
5. Variabel Risiko Sistematis terhadap Harga Saham
Hubungan antara risiko sistematis dan harga saham memiliki nilai
t-statistic sebesar 0.594127 yang berarti lebih kecil dari t-tabel
1.66105 dengan P-value lebih besar dari signifikansi yaitu 0.5540>
0.05 arrtinya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan
bahwa variabel Risiko Sistematis secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Nilai koefisien X5 atau Risiko
Sistematis sebesar 0.016004 menunjukan hubungan searah terhadap
variabel Y atau Harga saham. Tetapi karena didalam penelitian ini
variabel Risiko Sistematis tidak memiliki pengaruh yang signifikan
maka apabila setiap kenaikan Risiko Sistematis tidak akan
mempengaruhi secara signifikan pada harga saham. Hal ini didukung
oleh Rorong et. al., (2017) dan Darmayanti (2015) yang menyatakan
bahwa risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dan
bertolak belakang dengan penelitian Astuty (2017), Rahmani et. al.,
(2017), Amanda & Pratomo (2013) yang menemukan hasil bahwa
risiko sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham
Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor pada Bank Umum
yang terdaftar di BEI periode 2008-2017 tidak menjadikan risiko
sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam membeli harga saham.
Penulis mengasumsikan hal itu terjadi karena risiko sistematis yang
sifatnya menyeluruh, tidak dapat dihindarkan dan karena risiko itu
sendiri memiliki ciri uncertainty maka tidak dapat dipastikan apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang sehingga investor tidak peka
terhadap risiko sistematis. Penyebab risiko sistematis sendiri berasal
dari kondisi makro seperti inflasi, perubahan kurs, maupun kebijakan
pemerintah, sehingga tinggi rendahnya risiko sistematis tidak
mencerminkan secara keseluruhan kinerja manajemen perusahaan
tersebut. Hal itu menyebabkan investor kurang memperhatikan risiko
sistematis sehingga tidak berpengaruh terhadap harga saham.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh
Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value
(PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis terhadap harga saham
pada perusahaan Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018 – 2017 adalah sebagai berikut :
1. Hasil uji regresi data panel secara simultan ditemukan bahwa variabel
Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book
Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Artinya faktor fundamental
dan risiko sistematis secara bersama-sama mempengaruhi pertimbangan
investor dalam berinvestasi sehingga mempengaruhi harga saham.
2. Hasil uji regresi data panel secara parsial ditemukan bahwa:
a. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang
signifikan dan negatif terhadap harga saham pada Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika DER
naik artinya hutang perusahaan besar dan permintaan saham menurun
sehingga harga saham turun.
b. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan
dan positif terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika EPS naik artinya
dividen yang dibagikan tinggi dan permintaan saham naik sehingga
harga saham naik.
c. Variabel Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap harga saham pada Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. Ketika PBV
naik naik artinya nilai buku perusahaan tinggi dan permintaan saham
naik sehingga harga saham naik.
d. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di
95
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2017. PER yang tinggi baik
menurut perusahaan namun tidak terlalu baik menurut investor karena
akan overvalued dan investor memilih rasio lain sebagai
pertimbangan sehingga tidak berpengaruh terhadap harga saham.
e. Variabel Risiko Sistematis memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap harga saham pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008-2017. Risiko sistematis pada Bank Umum
dianggap tidak merefresentasikan kinerja perusahaan maka tidak
menjadi bahan pertimbangan investor sehingga tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa implikasi
yang dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Emiten
Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perlu memperhatikan
kemampuan perusahaan dalam menjaga nilai Debt to Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), dan Price to Book Value (PBV) karena hal
tersebut mempengaruhi pertimbangan investor dalam berinvestasi.
2. Investor
Investor lebih cermat dalam melakukan analisis terhadap saham
sehingga dengan adanya penelitian ini menjadi tambahan referensi dan
mendapat gambaran tentang faktor fundamental saham perbankan terutama
variabel yang telah diteliti.
3. Akademisi
Penelitian ini menjadi gambaran umum terkait pengaruh faktor
fundamental dan risiko sistematis terhadap harga saham sehingga dapat
menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi
di perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.
4. Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi gambaran dan bahan acuan dalam
membuat kebijakan yang mendorong penguatan terhadap sektor finansial
96
terutama perbankan dan juga dapat menjadi indikator kebijakan yang telah
dibuat dalam sektor finansial sehingga pemerintah dapat mengukur bagian
yang harus diperbaiki agar sektor finansial mampu menjadi bagian yang
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
5. Penulis
Diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis
dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penilaian saham.
C. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian
selanjutnya mengingat masih terbatasnya penelitian ini sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan yaitu:
1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan lima variabel independen yaitu
Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book
Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan Risiko Sistematis dengan
variabel dependen yaitu harga saham. Diharapkan pada penelitian
selanjutnya bisa memasukkan variabel-variabel lain dalam model
penelitiannya sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas.
2. Dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah saham perusahaan Bank Umum yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode penelitian 2008-2017. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya menggunakan objek lain untuk penelitian karena
dapat memberikan implikasi lain sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis regresi data
panel dengan model fixed effect memakai bantuan aplikasi perangkat lunak
Eviews 9 sebagai alat bantu statistik pada penelitian. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya menggunakan metode analisis yang berbeda dengan
alat bantu yang berbeda karena akan memberikan hasil lain yang bisa
memberikan gambaran yang lebih luas.
97
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Silvira dan Talbani Farlian. "Kontribusi Pasar Modal Terhadap Ekonomi."
ISSN:2549-836302. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2, 2017.
Agape, Perkasa S. "Pengaruh Faktor Fundamental dan Kapitalisasi Pasar
Terhadap Return Saham." STIE Perbanas Surabaya, 2013.
Alam, Shafiqul, Md. Rubel Miah, dan Md. Abdul Karim. "Analysis on Factors that
Affect Stock Prices: A Study on Listed Cement Companies at Dhaka Stock
Exchange." ISSN: 2222-1697. Research Journal of Finance and Accounting
Vol.7 No.18 93-113, 2016.
Amanda, WBBA, & Wahyu Ario Pratomo (2013) "Analisis Fundamental dan
Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar Pada
Indeks LQ 45." Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 3, 2013.
Anung, Muhammad Ramdhan Reska, Rustam Hidayat, and Sri Sulasmiati.
"Pengunaan Analisis Fundamental Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi pada Saham Emiten
yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index Periode 2012-2015)." Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 40 No.2, 2016.
Aprilia, Artika Ayu, Siti Ragil Handayani, dan Raden Rustam Hidayat. "Analisis
Keputusan Investasi Berdasarkan Penilaian Saham (Studi Menggunakan
Analisis Fundamental dengan Pendekatan Price Earing Ratio (PER) Pada
Saham Sektor Pertambangan yang Listing di BEI Periode 2012-2014)."
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 32 No. 1, 2016.
Ariefianto, Moch. Doddy. "Ekonometrika" Jakarta: Erlangga, 2012.
Arista, Desy, dan Astohar. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return
Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI
periode tahun 2005 - 2009)." Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Terapan Vol. 3 No. 1, 2012.
Artha, Danika Reka, Noer Azam Achsani, dan Hendro Sasongko. "Analisis
Fundamental, Teknikal dan Makroekonomi Harga Saham Sektor
Pertanian." ISSN:1411-1438. JMK Vol. 16 No. 2, 2014.
Astuty, Pudji. "The Influence of Fundamental Factors and Systematic Risk to Stock
Prices on Companies Listed in the Indonesian Stock Exchange." European
Research Studies Journal Vol. XX, Issue 4A, 2017.
98
Baroroh, Utami. "Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine" Jurnal Etikonomi
Vol. 11 No. 2, 2012.
Beliani, Maria Makdalena Inge, dan M. Budiantara. "Pengaruh Price Earning Ratio
dan Price to Book Value Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012." ISSN: 2460-
1233. JRAMB, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UMB Yogyakarta Vol.
1 No. 1, 2015.
Bodie, Kane, dan Marcus. "Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi 9, Buku 1."
Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Boukhatem, Jamel, dan Fatma Ben Moussa. "The effect of Islamic banks on GDP
growth: Some evidence from selected." Borsa Istanbul Anonim S Production
and hosting by Elsevier 18-3, 2017.
Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston. "Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Edisi 11, Penerjemah Ali Akbar Yulianto." Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Christiana, Irma, dan Linzzy Pratami Putri. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Price to Book Value." ISSN: 2597-7601. Jurnal Studi Akuntansi &
Keuangan Vol. 1 No. 1, 2017.
Daniel. "Pengaruh Faktor Internal terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ
45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia." ISSN:2303-11. Jurnal EMBA
Vol.3 No.3, 2015.
Darmayanti, Novi. "The Effect of Systematic Risk Model of Fundamental and Stock
Company Study Food and Beverage Firm Listing in Indonesia Stock
Exchange (BEI) Year 2008 - 2012." ISSN: 2222-1697. Research Journal of
Finance and Accounting Vol.6 No.9, 2015.
Dewi, Aminar Sutra, Zusmawati, dan Nola Hasrina Lova. "Analisis Kinerja
Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan
Dalam Indeks LQ45 Di BEI Dengan Regresi Data Panel." ISSN: 2355-
7052. Jurnal Pundi Vol. 02 No. 02, 2018.
Dewi, Putu Dina Aristya , dan I.G.N.A. Suaryana. "Pengaruh EPS, DER, DAN PBV
Terhadap Harga Saham." ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 4.1, 2013.
Ekananda, Mahyus. "Analisis Ekonometrika Data Panel." Bogor: Mitrawacana
Media, 2016.
Estuti, Puji, Mochammad Chabachib, dan Amie Kusumawardhani. "Anteseden Dan
Konsekuensi Risiko Sistematik Terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI)." Jurnal Program Studi Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016.
99
Fahmi, Irham. "Pengantar Pasar Modal, edisi 1." Bandung: Alfabeta, 2012.
Febryani, Tafeta , dan Sri Kusreni. "Determinan Pertumbuhan Ekonomi di 4
Negara ASEAN." ISSN 2541-1470 Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 2017.
Fitria, Dina Intan, dan Abd Jamal. "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ekspor Daerah Antar Provinsi Di Indonesia." ISSN:2549-836302. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unsyiah Vol. 2 No. 4, 2017.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23."
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
Gitman, Lawrence J, dan Chad J. Zutter. "Principles of Managerial Finance,
Fourteenth Edition." Boston: Pearson, 2015.
Halim, Abdul. "Analisis Investasi di Aset Keuangan." Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015.
Handayati, Ratna, dan Noer Rafikah Zulyanti. "Pengaruh Earning Per Share
(EPS), Debt to Equity Ratio, (DER), Dan Return On Assets (ROA) Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI."
ISSN : 2502-3780. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen Vol. 3 No. 1, 2018.
Hasanah, Resti Siti, dan Ellen Rusliati. "Harga Saham Dengan Metode Dividend."
ISSN:1979-0600 Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM) Vol. 10 No
2, 2017.
Herawati, Ati dan Angger Setiadi Putera "The Influence of Fundamental Analysis
on Stock Prices: The Case of Food and Beverage Industries." European
Research Studies Journal Vol. XXI Issue 3, 2018.
Hikmah, Novia Nurul , Sri Murni, dan Hizkia H.D Tasik. "Reaksi Investor Di Pasar
Modal Indonesia Terhadap Kebijakan Registrasi Kartu Prabayar (Studi
kasus pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI)." ISSN:2303-
1174. Jurnal EMBA Vol.6 No.4, 2018.
Hirschey, Mark, dan John Nofsinger. "Investments Analysis and Behavior." New
York: McGraw-Hill/Irwin, 2008.
Husnan, Suad. "Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi kelima." Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2015.
Jogiyanto, Hartono. "Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11."
Yogyakarta: BPFE, 2017.
Jones, Charles Parker. "Investments: Analysis and Management." New York: John
Wiley & Sons Inc., 2013.
100
Jordan, Bradford D., dan Thomas W. Miller Jr. "Fundamentals of Investments
(Valuation and Management) 5 th edition." New York: McGraw-Hill/Irwin,
2011.
Kasmir. "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya." Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014.
Khairani, Imelda. "Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Deviden Per Share
terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013." ISSN:2252-844X. Jurnal
Manajemen Dan Keuangan Vol.5 No.1, 2016.
Margaretha, Farah, dan Irma Damayanti. "Pengaruh Price Earnings Ratio,
Dividend Yield Dan Market To Book Ratio Terhadap Stock Return Di Bursa
Efek Indonesia."Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10 No. 3, 2008.
Marthalena, dan Maya Malinda. "Pengantar Pasar Modal." Jogjakarta: Andi
Publisher, 2011.
Masoud, Najeb M.H. "The Impact of Stock Market Performance upon Economic
Growth." ISSN: 2146-4138 International Journal of Economics and
Financial Issues Vol. 3 No. 4, 2013.
Mishkin, Frederic S. "The Economics of Money, Banking, and Financial Markets."
Boston: Pearson, 2007.
Mishkin, Frederic S., dan Stanley G. Eakins. Financial Markets and Institutions,
Eight Edition. Boston: Pearson, 2015.
Muklis, Faiza. "Perkembangan Dan Tantangan Pasar Modal." Al Masraf (Jurnal
Lembaga Keuangan dan Perbankan) Vol. 1 No.1, 2016.
Nasution, Yenni Samri Juliati. "Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian
Negara." Human Falah Vol. 2 No. 1, 2015.
Natasya, Aninda, Deannes Isyuwardana, dan Dedik Nur Triyanto. "Pengaruh
Earning Per Share, Return On Assets Dan Debt to Equity Ratio Terhadap
Harga Saham (Studi Kasus pada Kelompok Indeks LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015)." ISSN : 2355-9357. e-
Proceeding of Management Vol.4 No.2, 2017.
Raharjo, Daniarto, dan Dul Muid. "Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham." ISSN: 2337-3806.
Dipenogoro Journal Of Accounting Vol. 2 No. 2, 2013.
Rahmadeni, dan Nindya Wulandari. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Inflasi pada Kota Metropolitan di Indonesia dengan Menggunakan Analisis
Data Panel." ISSN:1693-2390. Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol.
3 No. 2, 2017.
101
Rahmadewi, Pande Widya, dan Nyoman Abundanti. "Pengaruh EPS, PER, CR,
Dan ROE Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia." ISSN : 2302-
8912. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 7 No. 4, 2018.
Rahmani, Dede Arif, Nugraha, dan Ika Putra Waspada. "Pengaruh FAktor-Faktor
Fundamental Dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Studi Pada
Saham Perusahaan Yang Terdaftar Pada Industri Keuangan Sub Sektor
Perbankan Tahun 2011-2015." Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis Vol. 8 No.
1, 2017.
Riyadi, Slamet. "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, BI Rate, Dan Earning Per
Share Terhadap Harga Saham Bank BUMN Di Bursa Efek Indonesia
(Periode 2008-2013)." ISSN: 1410-8224. Wahana Vol. 17 No. 2, 2014.
Rorong, Anggreyni, dan Ivonne S. Saerang Victoria Untu. "Analisis Risiko
Sistematis dan Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia." ISSN
2303-1174. Jurnal EMBA Vol.5 No.3
Safitri, Abied Luthfi. "Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return
On Asset, Debt to Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga
Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index." ISSN 2252-6552.
Management Analysis Journal Vol. 2 No. 2, 2013.
Saliman, Abdul R. "Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus),
Edisi Kelima." Jakarta: Kencana, 2015.
Samsuar, Tenriola , dan Akramunnas. "Pengaruh Faktor Fundamental Dan
Teknikal Terhadap Harga Saham Industri Perhotelan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia." Mashrafiyah, Jurnal Ekonomi, Keuangan dan
Perbankan Syariah Vol. 1 No. 1, 2017.
Sari, Atmira Qurnia, Y.L. Sukestiyarno, dan Arief Agoestanto. "Batasan Prasyarat
Uji Normalitas Dan Uji Homogenitas Pada Model Regresi Linear."
ISSN:2252-6943. Unnes Journal of Mathematics Vol 6 No. 2, 2017.
Siahaan, Dhani Beslyder. "Pengaruh PBV, DER Dan ROE Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia."
ISSN:2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id, 2017.
Sigilipu, Steffi. "Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dan
Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial." ISSN:2303-
1174. Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 2013.
Sihombing, Gregorius. "Kaya dan Pinter Jadi Trader dan Investor Saham."
Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas, 2008.
Sihono, Teguh. "Krisis Finansial Amerika Serikat dan Perekonomian Indonesia."
Jurnal Ekonomi & Pendidikan Vol. 5 No. 2, 2008.
102
Siringoringo, Renniwaty. "Analisis Fungsi Intermediasi Perbankan Indonesia
(Studi Kasus Bank Umum Konvensional yang Tercatat di BEI Periode
2012-2016)." ISSN:2579-9312. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol.
1 No. 2, 2017.
Smart, Scott B., Lawrence J. Gitman, dan Michael D. Joehnk. "Fundamentals Of
Investing, Thirteenth Edition." Boston: Pearson, 2014.
Sondakh, Fredy, Parengkuan Tommy, dan Marjam Mangantar. "Current Ratio,
Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity Pengaruhnya
Terhadap Harga Saham Pada Indeks LQ 45 Di Bei Periode 2010-2014."
ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 2, 2015.
Sriyana, Jaka. "Metode Regresi Data Panel". Yogyakarta: Penerbit Ekonisia, 2014.
Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D." Bandung:
Alfabeta, 2017.
—. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D." Bandung: Alfabeta,
2014.
Suliyanto. "Ekonometrika Terapan, Teori, dan Aplikasi dengan SPSS."
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011.
Suparningsih, Budhi. "Effect of debt to equity ratio (DER), price earnings ratio
(PER), net profit margin (NPM), return on investment (ROI), earning per
share (EPS) In influence exchange rates and SBI share price in textile and
garment industry Indonesia stock exchange." ISSN: 2349-4182.
International Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol.
4 Issue 11, 2017.
Supramono, Gatot. "Transaksi bisnis Saham & Penyeleasaian Sengketa Melalui
Pengadilan." Jakarta: Prenadamedia group, 2014.
Supriadi, Yoyon, dan Muhammad Arifin. "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Harga Saham." ISSN: 2337 – 7860. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan
Vol. 1 No. 1, 2013.
Supriyanthi, Ni Ketut Diah, dan Henny Rahyuda. "Pembentukan Portofolio
Optimal Pada Saham-Saham Indeks Bisnis 27 Dengan Menggunakan
Model Indeks Tunggal." ISSN : 2302-8912. E-Jurnal Manajemen Unud Vol.
6 No. 11, 2017.
Suselo, Dedi, Atim Djazuli, dan Nur Khusniyah Indrawati. "Pengaruh Variabel
Fundamental dan Makro Ekonomi terhadap Harga Saham (Studi pada
Perusahaan yang Masuk dalam Indeks LQ45)." ISSN:1693-5241. Jurnal
Aplikasi Manajemen (JAM) Vol. 13 No. 1, 2015.
Toh, Tasoh, dan Kouakou Samson. "Money and Capital Market Analysis: Twins."
Journal of Insurance and Financial Management Vol. 1 Issue 6, 2016.
103
Tumandung, Cristin Oktavia, Sri Murni, dan Dedy N. Baramuli. "Analisis
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011 – 2015."
ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA Vol.5 No.2, 2017.
Tumonggor, Mutiara, Sri Murni, dan Paulina Van Rate. "Analisis Pengaruh
Current Ratio, Return On Equity, Debt To Equity Ratio DAn Growth
Terhadap Return Saham Pada Cosmetics And Household Industry Yang
TErdaftar Di BEI Periode 2010-2016." ISSN:2303-1174. Jurnal EMBA
Vol.5 No.2, 2017.
Utami, Wikan Budi. "Analysis of Current Ratio Changes Effect, Asset Ratio Debt,
Total Asset Turnover, Return On Asset, And Price Earning Ratio In
Predictinggrowth Income By Considering Corporate Size In The Company
Joined In Lq45 Index Year 2013 -2016." ISSN: 2614-1280. International
Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol.1
Issue.1, 2017.
Wardani, Dewi Kusuma, dan Devita Fajar Tri Andini. "Pengaruh Kondisi
Fundamental, Inflasi, dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap
Harga Saham (Study Kasus pada Perusahaan Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013)." ISSN: 2088-
768X Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2, 2008.
Winarno, Wing Wahyu. "Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews Edisi
4." Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.
Yumia, Martisa Nabila, dan Khairunnisa. "Pengaruh Return On Equity (ROE),
Earning Per Share (EPS), Dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Logam dan Mineral
Periode 2010-2014)." ISSN : 2355-9357. Jurnal e-Proceeding of
Management Vol.2 No.3, 2015.
https://www.bi.go.id/
https://www.idx.co.id/
https://www.ojk.go.id/
https://finance.yahoo.com/
https://www.bps.go.id/
https://www.bri.co.id/
https://www.bankmandiri.co.id/
http://www.bni.co.id/
https://www.bca.co.id/
https://www.cimbniaga.com/
104
https://www.panin.co.id/
https://www.ocbcnisp.com/
https://www.maybank.co.id/
https://www.danamon.co.id/
https://www.permatabank.com/
105
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel
1 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nop-2003
2 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-03
3 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000
4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-Nop-1996
5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Des-1989
6 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nop-1989
7 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-90
8 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994
9 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982
10 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk 21-Nop-1989
Sumber: Indonesia Stock Exchange (2019)
Lampiran 2: Hasil Return saham
Return saham diperoleh dari closing price di setiap akhir bulan
Waktu Return saham
BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA
1-Dec-17 0.134 0.081 0.076 0.222 0.107 -0.143 -0.063 -0.102 0.383 0.008
1-Nov-17 0.029 0.050 -0.026 0.066 -0.016 0.220 0.044 -0.033 -0.015 -0.046
1-Oct-17 0.021 0.048 0.030 0.027 -0.042 -0.044 0.027 0.027 -0.019 -0.078
1-Sep-17 0.010 0.027 0.071 0.007 -0.065 0.065 -0.005 -0.033 -0.046 -0.021
1-Aug-17 0.024 -0.040 0.013 -0.013 0.074 -0.014 -0.013 -0.025 -0.044 0.021
1-Jul-17 -0.031 0.071 0.030 0.129 0.103 0.113 0.056 0.013 0.112 0.022
1-Jun-17 0.054 0.012 0.058 0.008 -0.086 0.043 0.029 -0.031 -0.019 0.007
1-May-17 0.122 0.077 -0.034 0.027 0.008 0.022 -0.028 -0.059 0.075 0.020
1-Apr-17 -0.006 0.000 0.073 -0.015 0.221 0.011 -0.037 0.006 0.034 0.037
1-Mar-17 0.086 0.035 0.071 0.036 0.051 0.017 0.033 -0.040 -0.051 -0.043
1-Feb-17 0.019 0.037 0.010 0.096 0.010 0.079 0.000 0.000 0.190 0.037
1-Jan-17 0.004 -0.058 -0.013 0.032 0.174 0.100 -0.126 0.035 0.121 0.216
1-Dec-16 0.071 0.102 0.084 0.068 0.037 0.020 0.183 -0.040 0.142 0.000
1-Nov-16 -0.107 -0.085 -0.079 -0.072 -0.157 -0.081 0.036 -0.033 -0.158 -0.035
1-Oct-16 0.000 0.025 -0.011 0.005 0.151 -0.030 0.009 0.076 -0.047 -0.057
1-Sep-16 0.047 -0.002 0.043 -0.055 -0.006 -0.088 -0.179 -0.071 -0.007 -0.076
1-Aug-16 0.011 0.111 0.042 0.098 -0.082 0.160 0.551 -0.107 0.166 -0.036
1-Jul-16 0.067 0.060 0.084 0.029 0.733 0.013 0.073 0.541 -0.011 -0.028
1-Jun-16 0.043 0.055 0.025 0.083 0.063 0.108 -0.043 0.378 0.079 0.205
1-May-16 0.000 -0.065 -0.004 0.047 -0.102 -0.115 -0.041 -0.094 -0.003 -0.284
1-Apr-16 -0.094 -0.063 -0.019 -0.118 -0.043 0.121 0.127 0.307 -0.134 0.343
106
Waktu Return saham
BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA
1-Mar-16 0.032 0.079 -0.013 0.025 0.009 0.217 -0.106 -0.069 -0.056 0.063
1-Feb-16 -0.013 -0.005 0.029 0.034 -0.058 -0.161 0.039 0.080 -0.009 -0.060
1-Jan-16 -0.018 0.038 -0.015 -0.016 0.017 -0.165 0.000 -0.053 0.269 -0.291
1-Dec-15 0.060 0.088 0.075 0.046 0.000 -0.052 -0.056 -0.039 0.133 -0.141
1-Nov-15 0.024 -0.023 -0.041 0.003 -0.105 -0.070 0.084 0.079 0.024 0.000
1-Oct-15 0.217 0.098 0.051 0.150 0.231 0.051 0.016 0.086 -0.047 -0.027
1-Sep-15 -0.186 -0.129 -0.048 -0.165 0.208 -0.177 -0.119 -0.106 -0.181 -0.117
1-Aug-15 0.063 -0.045 -0.015 0.040 -0.312 0.009 0.112 -0.105 -0.158 -0.174
1-Jul-15 -0.034 -0.052 -0.030 -0.102 -0.037 -0.032 0.008 0.044 -0.023 -0.031
1-Jun-15 -0.121 -0.067 -0.044 -0.229 -0.063 -0.120 -0.046 -0.067 -0.027 -0.012
1-May-15 0.013 0.002 0.048 0.070 0.051 -0.038 0.000 0.005 0.113 0.006
1-Apr-15 -0.124 -0.138 -0.091 -0.111 -0.144 -0.088 -0.071 -0.005 -0.225 0.003
1-Mar-15 0.031 0.040 0.051 0.051 0.006 0.295 0.053 -0.035 0.068 -0.021
1-Feb-15 0.103 0.091 0.054 0.100 -0.048 0.038 0.004 -0.005 0.091 0.058
1-Jan-15 0.002 0.021 0.019 0.025 0.000 -0.090 -0.026 -0.024 -0.028 0.030
1-Dec-14 0.011 0.024 0.002 0.012 -0.082 -0.013 -0.419 -0.185 0.077 -0.035
1-Nov-14 0.041 0.017 0.004 0.013 -0.005 0.180 0.872 -0.058 -0.004 0.054
1-Oct-14 0.062 0.027 -0.002 0.077 -0.037 0.026 -0.077 -0.062 0.079 -0.007
1-Sep-14 -0.057 -0.029 0.167 0.033 -0.040 0.089 -0.029 0.003 0.041 0.064
1-Aug-14 -0.013 0.012 -0.034 0.049 -0.010 0.011 -0.004 -0.014 -0.027 0.014
1-Jul-14 0.085 0.054 0.055 0.070 -0.015 -0.017 0.000 0.014 -0.070 0.057
1-Jun-14 0.012 -0.044 0.021 -0.002 -0.015 0.034 0.007 -0.033 -0.004 -0.022
1-May-14 0.030 0.036 -0.020 -0.008 0.010 0.000 -0.007 -0.013 0.017 -0.004
1-Apr-14 0.034 0.040 0.038 -0.029 -0.014 0.160 0.045 -0.038 -0.060 -0.022
1-Mar-14 0.032 0.038 0.037 0.090 0.107 -0.085 0.031 0.036 0.066 0.083
1-Feb-14 0.114 0.046 0.030 0.044 0.051 0.224 0.040 -0.032 -0.060 0.004
1-Jan-14 0.148 0.108 0.034 0.104 -0.033 0.015 0.016 0.019 0.150 0.000
1-Dec-13 -0.027 0.026 -0.005 -0.037 -0.042 -0.029 0.000 -0.016 -0.007 -0.021
1-Nov-13 -0.057 -0.110 -0.077 -0.146 -0.030 -0.056 0.014 -0.016 -0.116 -0.092
1-Oct-13 0.090 0.082 0.045 0.178 0.000 0.143 -0.159 -0.015 0.082 0.029
1-Sep-13 0.098 0.120 0.105 0.058 -0.010 0.033 0.198 0.016 -0.019 0.070
1-Aug-13 -0.200 -0.202 -0.130 -0.099 -0.099 -0.032 -0.055 0.016 -0.221 -0.204
1-Jul-13 0.065 -0.011 0.040 -0.006 -0.035 -0.113 -0.015 -0.080 -0.111 -0.018
1-Jun-13 -0.129 -0.072 -0.034 -0.118 -0.154 -0.202 -0.058 -0.115 0.017 -0.029
1-May-13 -0.053 -0.076 -0.037 -0.097 -0.029 0.113 -0.048 -0.025 -0.109 0.000
1-Apr-13 0.074 0.050 -0.057 0.069 0.000 -0.012 0.000 -0.036 0.000 0.024
1-Mar-13 -0.074 -0.005 0.036 0.098 0.000 -0.047 -0.052 -0.024 0.024 0.078
1-Feb-13 0.189 0.110 0.140 0.172 0.186 0.288 0.020 0.063 0.033 0.085
1-Jan-13 0.144 0.160 0.049 0.047 0.073 0.048 0.034 0.013 0.089 0.084
1-Dec-12 -0.014 -0.055 0.045 0.014 -0.043 -0.016 0.066 0.013 0.037 -0.064
1-Nov-12 -0.047 0.000 0.073 -0.039 -0.009 -0.123 0.000 -0.049 -0.115 0.009
107
Waktu Return saham
BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA
1-Oct-12 -0.007 0.006 0.038 -0.019 0.009 0.058 0.088 0.000 -0.024 -0.014
1-Sep-12 0.072 0.051 0.019 0.054 -0.009 0.015 0.116 -0.024 0.042 0.036
1-Aug-12 -0.007 -0.060 -0.031 -0.063 -0.041 -0.056 0.037 0.000 -0.008 -0.021
1-Jul-12 0.102 0.153 0.096 0.039 0.110 -0.089 -0.018 -0.012 0.008 -0.014
1-Jun-12 0.124 0.043 0.043 0.034 0.019 -0.102 -0.120 -0.066 0.132 0.007
1-May-12 -0.150 -0.068 -0.125 -0.081 -0.151 0.023 0.064 -0.011 -0.054 -0.071
1-Apr-12 -0.043 0.080 0.000 0.006 0.024 0.036 0.025 0.022 0.217 0.100
1-Mar-12 0.007 0.062 0.053 0.060 -0.031 -0.057 -0.008 -0.053 0.028 -0.007
1-Feb-12 0.007 -0.037 -0.050 0.041 0.041 0.035 0.043 0.044 -0.011 0.022
1-Jan-12 0.015 -0.007 0.000 -0.046 0.000 0.090 0.083 0.083 0.104 0.015
1-Dec-11 0.038 0.055 0.013 0.000 -0.039 0.182 0.000 0.012 -0.068 -0.049
1-Nov-11 -0.037 -0.105 -0.025 -0.056 -0.059 -0.043 -0.018 -0.035 -0.116 -0.027
1-Oct-11 0.154 0.135 0.052 0.081 0.205 0.062 0.000 0.024 0.082 -0.045
1-Sep-11 -0.107 -0.080 -0.038 -0.097 -0.222 -0.177 -0.091 -0.067 -0.089 -0.019
1-Aug-11 -0.051 -0.127 -0.036 -0.073 -0.117 -0.177 -0.024 -0.167 -0.046 -0.065
1-Jul-11 0.062 0.090 0.085 0.148 -0.052 0.055 -0.046 -0.018 -0.092 0.037
1-Jun-11 0.024 0.000 0.077 0.000 -0.006 -0.108 -0.015 -0.052 -0.032 -0.047
1-May-11 -0.016 0.007 -0.041 -0.043 -0.023 -0.105 -0.057 -0.079 0.000 -0.029
1-Apr-11 0.122 0.051 0.065 0.019 -0.048 -0.017 -0.021 0.000 -0.053 -0.049
1-Mar-11 0.223 0.172 0.103 0.120 0.088 -0.033 0.135 -0.016 0.023 0.102
1-Feb-11 -0.031 -0.009 0.115 0.101 -0.081 0.111 -0.074 -0.111 0.076 0.006
1-Jan-11 -0.076 -0.085 -0.117 -0.168 -0.026 -0.053 -0.200 -0.077 0.044 -0.073
1-Dec-10 0.000 0.016 0.058 0.009 0.171 0.107 0.043 0.182 -0.123 -0.032
1-Nov-10 -0.079 -0.086 -0.136 0.038 0.221 -0.080 -0.012 0.913 -0.030 0.090
1-Oct-10 0.140 -0.028 0.045 0.061 0.046 -0.018 -0.195 0.062 0.155 -0.074
1-Sep-10 0.075 0.220 0.155 0.058 0.040 0.018 0.830 0.066 0.084 0.235
1-Aug-10 -0.061 -0.017 -0.025 0.149 0.126 0.098 -0.009 0.017 0.000 0.000
1-Jul-10 0.065 0.000 0.000 0.287 0.037 0.000 0.228 0.053 -0.009 0.286
1-Jun-10 0.081 0.121 0.072 -0.060 0.019 -0.105 0.070 0.036 0.049 -0.056
1-May-10 -0.039 -0.078 0.018 -0.038 -0.009 -0.102 -0.011 -0.127 -0.112 -0.100
1-Apr-10 0.085 0.084 -0.009 0.143 0.191 0.283 0.101 0.031 0.115 0.129
1-Mar-10 0.154 0.196 0.128 0.191 0.171 0.238 -0.081 0.212 0.045 0.442
1-Feb-10 -0.065 -0.043 -0.025 -0.010 0.027 0.000 -0.547 -0.148 0.026 0.075
1-Jan-10 0.000 -0.005 0.031 -0.025 0.042 0.053 0.900 -0.076 0.066 0.000
1-Dec-09 0.034 0.056 0.010 -0.022 -0.027 0.027 0.282 -0.043 0.028 0.000
1-Nov-09 0.042 -0.048 0.049 0.095 0.074 -0.051 0.000 -0.042 -0.027 0.039
1-Oct-09 -0.053 -0.005 -0.011 -0.129 -0.029 -0.093 0.040 -0.089 -0.081 -0.189
1-Sep-09 -0.013 0.146 0.088 0.095 0.014 0.178 0.071 0.013 0.053 0.301
1-Aug-09 0.041 -0.018 0.126 0.026 -0.014 0.014 -0.028 -0.093 -0.026 0.217
1-Jul-09 0.159 0.315 0.071 0.099 0.129 0.091 0.029 0.132 0.000 0.000
1-Jun-09 0.008 0.067 0.044 0.096 -0.101 0.082 -0.067 -0.050 0.287 0.000
108
Waktu Return saham
BRI MANDIRI BCA BNI CIMB PANIN OCBC MAYBANK DANAMON PERMATA
1-May-09 0.078 0.072 0.007 0.256 -0.014 0.000 0.000 -0.140 0.200 0.091
1-Apr-09 0.381 0.276 0.081 0.736 0.489 0.130 0.071 0.453 0.000 0.264
1-Mar-09 0.128 0.250 0.319 0.029 0.190 0.256 -0.067 0.067 0.190 0.024
1-Feb-09 -0.181 -0.044 -0.145 -0.091 -0.071 -0.189 0.071 -0.118 0.154 -0.115
1-Jan-09 -0.005 -0.101 -0.154 0.132 -0.141 -0.086 0.000 -0.081 -0.266 -0.020
1-Dec-08 0.346 0.359 0.204 0.214 0.179 0.115 -0.533 -0.245 0.181 0.021
1-Nov-08 -0.014 -0.045 0.000 0.098 -0.106 -0.010 1.027 0.054 0.010 -0.040
1-Oct-08 -0.361 -0.411 -0.143 -0.474 -0.347 -0.309 0.057 0.492 -0.469 -0.405
1-Sep-08 -0.077 -0.062 -0.008 -0.236 -0.191 -0.183 0.000 -0.322 -0.093 -0.045
1-Aug-08 -0.041 -0.050 0.050 -0.130 -0.073 0.045 0.000 0.000 -0.027 0.000
1-Jul-08 0.196 0.144 0.222 0.207 0.000 0.060 -0.213 -0.011 0.181 0.023
1-Jun-08 -0.121 -0.103 -0.108 -0.032 0.000 0.355 -0.294 0.000 -0.175 -0.044
1-May-08 -0.025 0.009 -0.075 0.042 0.412 0.051 0.680 0.011 0.000 -0.022
1-Apr-08 -0.056 -0.087 -0.077 -0.137 -0.093 -0.078 -0.167 -0.011 -0.174 0.011
1-Mar-08 -0.125 -0.038 -0.091 -0.163 -0.013 -0.015 -0.500 0.368 -0.098 0.011
1-Feb-08 0.029 -0.015 0.007 -0.046 0.070 0.066 -0.011 0.133 0.062 0.059
1-Jan-08 -0.054 -0.050 -0.027 -0.117 -0.211 -0.103 1.022 0.053 -0.100 -0.045
Sumber: Data diolah (2019)
Lampiran 3: IHSG dan Return Pasar
Waktu Close Price
IHSG Return Pasar
1-Dec-17 6,355.65 0.067792424
1-Nov-17 5,952.14 -0.0089314
1-Oct-17 6,005.78 0.017782184
1-Sep-17 5,900.85 0.00627381
1-Aug-17 5,864.06 0.003958267
1-Jul-17 5,840.94 0.001926339
1-Jun-17 5,829.71 0.015956362
1-May-17 5,738.15 0.009295903
1-Apr-17 5,685.30 0.021046639
1-Mar-17 5,568.11 0.03367931
1-Feb-17 5,386.69 0.017489281
1-Jan-17 5,294.10 -0.00049276
1-Dec-16 5,296.71 0.028705105
1-Nov-16 5,148.91 -0.05046159
1-Oct-16 5,422.54 0.01076275
1-Sep-16 5,364.80 -0.00395093
1-Aug-16 5,386.08 0.032609342
1-Jul-16 5,215.99 0.03973568
109
Waktu Close Price
IHSG Return Pasar
1-Jun-16 5,016.65 0.045817377
1-May-16 4,796.87 -0.0086203
1-Apr-16 4,838.58 -0.00140134
1-Mar-16 4,845.37 0.015596442
1-Feb-16 4,770.96 0.03375831
1-Jan-16 4,615.16 0.004822546
1-Dec-15 4,593.01 0.032958803
1-Nov-15 4,446.46 -0.00195727
1-Oct-15 4,455.18 0.054752587
1-Sep-15 4,223.91 -0.06335359
1-Aug-15 4,509.61 -0.06099285
1-Jul-15 4,802.53 -0.02201944
1-Jun-15 4,910.66 -0.05860769
1-May-15 5,216.38 0.025550387
1-Apr-15 5,086.42 -0.07832503
1-Mar-15 5,518.67 0.012546121
1-Feb-15 5,450.29 0.030417439
1-Jan-15 5,289.40 0.011947694
1-Dec-14 5,226.95 0.014963426
1-Nov-14 5,149.89 0.011855665
1-Oct-14 5,089.55 -0.00934876
1-Sep-14 5,137.58 0.000140163
1-Aug-14 5,136.86 0.00944427
1-Jul-14 5,088.80 0.043090407
1-Jun-14 4,878.58 -0.00313246
1-May-14 4,893.91 0.011107094
1-Apr-14 4,840.15 0.015072521
1-Mar-14 4,768.28 0.032046093
1-Feb-14 4,620.22 0.045591976
1-Jan-14 4,418.76 0.033826371
1-Dec-13 4,274.18 0.004167802
1-Nov-13 4,256.44 -0.05635355
1-Oct-13 4,510.63 0.045051411
1-Sep-13 4,316.18 0.028864697
1-Aug-13 4,195.09 -0.09007717
1-Jul-13 4,610.38 -0.04327129
1-Jun-13 4,818.90 -0.04926972
1-May-13 5,068.63 0.00686522
1-Apr-13 5,034.07 0.01883833
1-Mar-13 4,940.99 0.030276555
1-Feb-13 4,795.79 0.076810293
110
Waktu Close Price
IHSG Return Pasar
1-Jan-13 4,453.70 0.031739597
1-Dec-12 4,316.69 0.009482851
1-Nov-12 4,276.14 -0.01704484
1-Oct-12 4,350.29 0.020581528
1-Sep-12 4,262.56 0.049806297
1-Aug-12 4,060.33 -0.01979799
1-Jul-12 4,142.34 0.047214315
1-Jun-12 3,955.58 0.032028637
1-May-12 3,832.82 -0.08321752
1-Apr-12 4,180.73 0.014358676
1-Mar-12 4,121.55 0.034211497
1-Feb-12 3,985.21 0.011040949
1-Jan-12 3,941.69 0.031318763
1-Dec-11 3,821.99 0.028777308
1-Nov-11 3,715.08 -0.0199876
1-Oct-11 3,790.85 0.068136928
1-Sep-11 3,549.03 -0.07618963
1-Aug-11 3,841.73 -0.06997918
1-Jul-11 4,130.80 0.062292822
1-Jun-11 3,888.57 0.013448111
1-May-11 3,836.97 0.004542337
1-Apr-11 3,819.62 0.038315478
1-Mar-11 3,678.67 0.060028527
1-Feb-11 3,470.35 0.017945717
1-Jan-11 3,409.17 -0.07947596
1-Dec-10 3,703.51 0.048793473
1-Nov-10 3,531.21 -0.02863847
1-Oct-10 3,635.32 0.038277211
1-Sep-10 3,501.30 0.136092255
1-Aug-10 3,081.88 0.004105197
1-Jul-10 3,069.28 0.053403256
1-Jun-10 2,913.68 0.041731022
1-May-10 2,796.96 -0.05865881
1-Apr-10 2,971.25 0.069834011
1-Mar-10 2,777.30 0.089551712
1-Feb-10 2,549.03 -0.02365941
1-Jan-10 2,610.80 0.030161461
1-Dec-09 2,534.36 0.04905954
1-Nov-09 2,415.84 0.020331968
1-Oct-09 2,367.70 -0.04048079
1-Sep-09 2,467.59 0.053832093
111
Waktu Close Price
IHSG Return Pasar
1-Aug-09 2,341.54 0.00787693
1-Jul-09 2,323.24 0.146271426
1-Jun-09 2,026.78 0.057360329
1-May-09 1,916.83 0.112644172
1-Apr-09 1,722.77 0.201315138
1-Mar-09 1,434.07 0.115591063
1-Feb-09 1,285.48 -0.03541012
1-Jan-09 1,332.67 -0.01677721
1-Dec-08 1,355.41 0.091716739
1-Nov-08 1,241.54 -0.01206334
1-Oct-08 1,256.70 -0.31421929
1-Sep-08 1,832.51 -0.1539424
1-Aug-08 2,165.94 -0.06012992
1-Jul-08 2,304.51 -0.01898174
1-Jun-08 2,349.10 -0.03896741
1-May-08 2,444.35 0.06067641
1-Apr-08 2,304.52 -0.05834185
1-Mar-08 2,447.30 -0.10089862
1-Feb-08 2,721.94 0.036041488
1-Jan-08 2,627.25 -0.04318548
Sumber: Data diolah (2019)
Lampiran 4: Hasil Variabel Harga Saham, Rasio Keuangan, dan Beta Saham
Bank Tahun HARGA
SAHAM DER EPS PBV PER
BETA
SAHAM
BRI 2008 457.5 10.01 497.00 0.25 0.92 1.30
BRI 2009 765 10.63 609.50 0.35 1.26 1.60
BRI 2010 1050 10.02 478.36 0.71 2.19 1.12
BRI 2011 1350 8.43 628.91 0.67 2.15 1.57
BRI 2012 1390 7.50 772.26 0.53 1.80 1.68
BRI 2013 1450 6.89 865.22 0.45 1.68 1.85
BRI 2014 2330 7.21 981.59 0.59 2.37 2.02
BRI 2015 2285 6.76 1,030.43 0.49 2.22 1.93
BRI 2016 2335 5.84 1,071.51 1.96 2.18 1.50
BRI 2017 3640 5.73 237.00 2.68 15.36 1.63
MANDIRI 2008 995.59 10.75 254.51 0.68 3.91 1.35
MANDIRI 2009 2310.76 10.23 341.72 1.38 6.76 1.62
MANDIRI 2010 3195.74 9.09 529.33 1.59 6.04 1.65
MANDIRI 2011 3375 7.20 529.33 1.26 6.38 1.62
MANDIRI 2012 3900 6.86 664.46 1.20 5.87 1.23
MANDIRI 2013 3925 6.72 780.16 1.03 5.03 1.86
112
Bank Tahun HARGA
SAHAM DER EPS PBV PER
BETA
SAHAM
MANDIRI 2014 5387.5 6.65 851.66 1.20 6.33 1.49
MANDIRI 2015 4625 6.16 871.50 0.90 5.31 1.66
MANDIRI 2016 5787.5 5.38 295.85 0.88 19.56 1.88
MANDIRI 2017 8000 5.22 442.28 2.20 18.09 0.81
BCA 2008 3250 9.55 236.00 3.44 13.77 0.56
BCA 2009 4850 9.14 279.00 4.29 17.38 0.88
BCA 2010 6400 8.50 348.00 4.63 18.39 1.03
BCA 2011 8000 8.07 444.00 4.69 18.02 1.09
BCA 2012 9200 7.52 480.00 4.34 19.17 1.16
BCA 2013 9600 6.74 579.00 3.70 16.58 1.24
BCA 2014 13125 6.28 669.00 4.27 19.62 0.14
BCA 2015 13300 5.60 731.00 3.66 18.19 1.05
BCA 2016 15500 4.97 836.00 3.39 18.54 1.35
BCA 2017 21900 4.68 945.00 4.11 23.17 1.28
BNI 2008 644.64 12.07 80.00 0.64 8.06 1.59
BNI 2009 1877.04 10.88 163.00 1.50 11.52 2.22
BNI 2010 3875 6.50 266.00 1.81 14.57 0.78
BNI 2011 3800 6.90 312.00 1.87 12.18 1.59
BNI 2012 3750 6.66 378.00 1.61 9.92 1.01
BNI 2013 3950 7.11 486.00 1.54 8.13 1.91
BNI 2014 6100 5.83 578.00 1.86 10.55 0.93
BNI 2015 4990 5.48 487.00 1.19 10.25 2.06
BNI 2016 5525 5.76 610.00 1.15 9.06 1.72
BNI 2017 9900 6.03 730.00 1.83 13.56 1.94
CIMB 2008 486.23 10.09 28.14 1.24 17.28 1.47
CIMB 2009 697.42 8.55 65.52 1.49 10.64 1.77
CIMB 2010 1910 7.09 106.46 2.62 17.94 0.19
CIMB 2011 1220 10.78 126.77 2.23 9.62 1.28
CIMB 2012 1100 7.74 168.44 1.22 6.53 1.29
CIMB 2013 920 7.48 170.40 0.90 5.40 1.34
CIMB 2014 835 7.20 83.74 0.74 9.97 1.23
CIMB 2015 595 7.33 34.07 0.52 17.46 1.43
CIMB 2016 835 6.06 74.60 0.61 11.19 4.08
CIMB 2017 1350 6.21 118.50 0.92 11.39 0.80
PANIN 2008 580 7.02 75.99 1.49 7.63 1.07
PANIN 2009 760 6.16 75.99 1.70 10.00 1.21
PANIN 2010 1140 7.08 87.49 2.03 13.03 1.16
PANIN 2011 780 6.85 75.99 1.18 10.26 1.32
PANIN 2012 630 7.43 87.49 0.86 7.20 (0.04)
113
Bank Tahun HARGA
SAHAM DER EPS PBV PER
BETA
SAHAM
PANIN 2013 660 7.22 95.67 0.80 6.90 1.90
PANIN 2014 1165 6.49 98.26 1.22 11.86 0.21
PANIN 2015 820 4.94 58.41 0.64 14.04 1.17
PANIN 2016 750 4.82 99.86 0.53 7.51 1.69
PANIN 2017 1140 4.88 100.15 0.76 11.38 (3.66)
OCBC-NISP 2008 329.69 8.43 54.50 0.52 6.05 0.38
OCBC-NISP 2009 470.99 7.96 74.96 0.66 6.28 (0.04)
OCBC-NISP 2010 800.67 7.60 59.45 0.96 13.47 3.71
OCBC-NISP 2011 508.66 8.08 106.88 0.54 4.76 0.91
OCBC-NISP 2012 720.5 7.84 116.37 0.68 6.19 (0.23)
OCBC-NISP 2013 615 6.20 128.89 0.52 4.77 0.26
OCBC-NISP 2014 680 5.90 116.12 0.52 5.86 0.17
OCBC-NISP 2015 637.5 6.34 130.82 0.44 4.87 0.34
OCBC-NISP 2016 1035 6.08 156.01 0.60 6.63 1.90
OCBC-NISP 2017 937.5 6.06 189.65 0.49 4.94 (0.51)
MAYBANK 2008 350.11 10.18 10.00 3.44 35.01 (1.07)
MAYBANK 2009 312.26 10.59
(1.00) 2.98 (312.26) 1.68
MAYBANK 2010 761.27 10.50 8.00 6.65 95.16 (0.39)
MAYBANK 2011 409.91 11.28 12.00 2.99 34.16 0.71
MAYBANK 2012 385.51 10.98 21.00 2.24 18.36 0.01
MAYBANK 2013 304.87 10.33 26.32 1.50 11.58 0.45
MAYBANK 2014 206.88 8.89 11.59 0.97 17.85 1.00
MAYBANK 2015 170.08 9.01 16.81 0.73 10.12 0.76
MAYBANK 2016 338.17 7.65 28.76 1.19 11.76 3.47
MAYBANK 2017 262.58 7.34 26.63 0.86 9.86 (1.13)
DANAMON 2008 3010.18 9.09 303.70 1.44 9.91 1.38
DANAMON 2009 4418.16 5.23 186.36 2.35 23.71 0.61
DANAMON 2010 5534.84 5.35 342.92 2.50 16.14 0.77
DANAMON 2011 4100 4.49 378.78 1.52 10.82 0.25
DANAMON 2012 5600 4.42 418.57 1.86 13.38 1.10
DANAMON 2013 3775 4.84 421.68 0.11 8.95 1.46
DANAMON 2014 4525 5.00 271.69 1.33 16.66 (0.76)
DANAMON 2015 3200 4.50 249.70 0.90 12.82 2.05
DANAMON 2016 3710 3.80 278.52 0.98 13.32 2.23
DANAMON 2017 6950 3.55 384.11 1.70 18.09 3.87
PERMATA 2008 406.22 11.59 58.00 0.73 7.00 0.91
PERMATA 2009 663.22 10.57 62.00 1.06 10.70 1.00
PERMATA 2010 1530.68 8.21 128.00 1.73 11.96 1.78
PERMATA 2011 1162.97 10.09 128.00 1.15 9.09 0.46
114
Bank Tahun HARGA
SAHAM DER EPS PBV PER
BETA
SAHAM
PERMATA 2012 1146.74 9.55 150.00 0.98 7.64 0.58
PERMATA 2013 1105.45 10.74 162.00 0.84 6.82 1.53
PERMATA 2014 1320.4 9.84 134.00 0.92 9.85 0.61
PERMATA 2015 829.09 8.71 21.00 0.52 39.48 0.49
PERMATA 2016 536.37 7.58
(368.00) 0.62 (1.46) 1.41
PERMATA 2017 625 5.90 29.00 0.81 21.55 (0.69)
Sumber: Data diolah (2019)
Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
0
4
8
12
16
20
24
28
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 2.89e-13Median -230.0451Maximum 9803.204Minimum -6910.370Std. Dev. 1980.043Skewness 0.736146Kurtosis 9.984874
Jarque-Bera 212.3171Probability 0.000000
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
0
2
4
6
8
10
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0
Series: ResidualsSample 1 100Observations 100
Mean 6.15e-16Median 0.086688Maximum 0.991231Minimum -1.598553Std. Dev. 0.554116Skewness -0.547760Kurtosis 3.078074
Jarque-Bera 5.026082Probability 0.081021
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
115
Uji Multikolinearitas
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
Uji Autokorelasi
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
DER EPS PBV PER BETASAHAM
DER 1.000000 -0.319491 0.059540 -0.122817 -0.062780
EPS -0.319491 1.000000 0.136305 0.032957 0.253232
PBV 0.059540 0.136305 1.000000 0.096166 -0.128379
PER -0.122817 0.032957 0.096166 1.000000 -0.125790
BETASAHA
M -0.062780 0.253232 -0.128379 -0.125790 1.000000
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.056854 Prob. F(2,91) 0.3518
Obs*R-squared 2.247328 Prob. Chi-Square(2) 0.3251
Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic 2.061401 Prob. F(5,94) 0.0771
Obs*R-squared 9.881410 Prob. Chi-Square(5) 0.0787
Scaled explained SS 8.680243 Prob. Chi-Square(5) 0.1225
116
Lampiran 6: Hasil Output Uji Statistik Deskriptif
HARGASAHAM DER EPS PBV PER BETASAHAM
Mean 2908.514 7.492600 292.3531 1.537500 8.851200 1.112300
Median 1192.500 7.200000 169.4200 1.185000 10.18500 1.230000
Maximum 21900.00 12.07000 1071.510 6.650000 95.16000 4.080000
Minimum 170.0800 3.550000 -368.0000 0.110000 -312.2600 -3.660000
Std. Dev. 3604.145 2.013930 287.1734 1.201325 34.23516 1.024144
Sum 290851.4 749.2600 29235.31 153.7500 885.1200 111.2300 Sum Sq. Dev. 1.29E+09 401.5355 8164386. 142.8751 116032.5 103.8382
Observations 100 100 100 100 100 100
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Lampiran 7: Hasil Pemilihan Model
Uji Common Effect
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:58
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER? 0.563233 0.042283 13.32056 0.0000
EPS? 0.004321 0.000624 6.920498 0.0000
PBV? 0.609942 0.148994 4.093739 0.0001
PER? 0.010465 0.005155 2.030185 0.0451
BETASAHAM? 0.467602 0.176936 2.642775 0.0096
R-squared -1.392559 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-squared -1.493298 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 1.743987 Akaike info criterion 3.998931
Sum squared resid 288.9415 Schwarz criterion 4.129190
Log likelihood -194.9466 Hannan-Quinn criter. 4.051649
Durbin-Watson stat 0.492299
117
Uji Fixed Effect
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
Fixed Effects (Cross)
1--C -0.285640
2--C 0.622178
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
118
Uji Random Effect
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Total pool (balanced) observations: 100
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.592458 0.209697 36.20686 0.0000
DER? -0.150238 0.017352 -8.658359 0.0000
EPS? 0.001231 0.000169 7.282510 0.0000
PBV? 0.337817 0.033541 10.07188 0.0000
PER? 0.000297 0.000750 0.395558 0.6933
BETASAHAM? 0.022617 0.026852 0.842280 0.4018
Random Effects (Cross)
1--C -0.317622
2--C 0.571199
3--C 0.501258
4--C 0.641602
5--C -0.158476
6--C -0.425959
7--C -0.411506
8--C -1.142406
9--C 0.588631
10--C 0.153280
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.400095 0.7258
Idiosyncratic random 0.245889 0.2742
Weighted Statistics
R-squared 0.741577 Mean dependent var 1.406729
Adjusted R-squared 0.727831 S.D. dependent var 0.500485
S.E. of regression 0.261102 Sum squared resid 6.408389
F-statistic 53.94901 Durbin-Watson stat 1.287579
Prob(F-statistic) 0.000000
119
Unweighted Statistics
R-squared 0.677021 Mean dependent var 7.373705
Sum squared resid 39.00508 Durbin-Watson stat 0.211544
Sumber : Output Eviews 9 (2019)
Lampiran 8: Hasil Uji Tahap Uji Regresi
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: CROSSID
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 46.404122 (9,85) 0.0000
Cross-section Chi-square 177.721717 9 0.0000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Uji Hausman
Sumber: Output Eviews 9 (2019)
Lampiran 9: Hasil Uji Signifikansi
Uji F, Uji T dan R Square
Dependent Variable: LOGHARGASAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/21/19 Time: 18:59
Sample: 2008 2017
Included observations: 10
Cross-sections included: 10
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: CROSSID
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 16.991478 5 0.0045
120
Total pool (balanced) observations: 100
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.637936 0.172378 44.30911 0.0000
DER? -0.149264 0.017649 -8.457226 0.0000
EPS? 0.001120 0.000177 6.318198 0.0000
PBV? 0.329915 0.034593 9.536932 0.0000
PER? 0.000187 0.000751 0.248485 0.8044
BETASAHAM? 0.016004 0.026937 0.594127 0.5540
Fixed Effects
(Cross)
1--C -0.285640
2--C 0.622178
3--C 0.569571
4--C 0.681864
5--C -0.185798
6--C -0.470258
7--C -0.456925
8--C -1.217204
9--C 0.618000
10--C 0.124212
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.957445 Mean dependent var 7.373705
Adjusted R-
squared 0.950436 S.D. dependent var 1.104475
S.E. of regression 0.245889 Akaike info criterion 0.169607
Sum squared
resid 5.139216 Schwarz criterion 0.560383
Log likelihood 6.519633 Hannan-Quinn criter. 0.327761
F-statistic 136.6014 Durbin-Watson stat 1.523478
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews 9 (2019)