skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/fitri...

157
ANALISIS PENDETEKSIAN INDIKASI KECURANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: FITRI RAHMAWATI NIM. 1112082000043 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: dothuy

Post on 16-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

ANALISIS PENDETEKSIAN INDIKASI KECURANGAN PADA

LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

FITRI RAHMAWATI

NIM. 1112082000043

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

ii

ANALISIS PENDETEKSIAN INDIKASI KECURANGAN PADA

LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

FITRI RAHMAWATI

NIM. 1112082000043

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 M/2018 H

ANALISIS PENDETEKSIAN INDIKASI KECURANGAN PADA

LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON

Page 3: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

iii

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Fitri Rahmawati

NIM: 1112082000043

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Hepi Prayudiawan, SE., MM., AK., CA

NIP.19720516200901 1 006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 4: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 10 Mei 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa/i

1. Nama : Fitri Rahmawati

2. NIM : 1112082000043

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Analisis Pendeteksian Indikasi Kecurangan pada

Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud Pentagon

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan

yangbersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Mei 2016

1. Dr. Amilin, SE., M.Si., AK., CA., QIA., BKP

NIP. 19730615 200501 1 009 (________________)

Penguji 1

2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., AK., CA

NIP. 19720516 200901 1 006 (________________)

Penguji 2

Page 5: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 13 Maret 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1 Nama : Fitri Rahmawati

2 NIM : 1112082000043

3 Jurusan : Akuntansi

4 Judul Skripsi : Analisis Pendeteksian Indikasi Kecurangan pada

Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud

Pentagon

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Maret 2018

1. Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si

NIP. 19760924 200604 2 002

(___________________)

Ketua Penguji

2. Hepi Prayudiawan, SE., MM, Ak., CA

NIP.19720516 200901 1 006

(___________________)

Sekretaris Penguji

3. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP

NIP. 19730615 200501 1 009

(___________________)

Penguji Ahli

4. Hepi Prayudiawan, SE., MM, Ak., CA

NIP.19720516 200901 1 006

(___________________)

Pembimbing

Page 6: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

vi

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitri Rahmawati

NIM : 1112082000043

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya

ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Februari 2018

Yang Menyatakan,

(Fitri Rahmawati)

Page 7: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Fitri Rahmawati

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 September 1994

3. Alamat : Jl. H. Mencong No.7 RT. 02 RW. 014

Paninggilan Utara, Ciledug, Tangerang

4. Telepon : 085697167979

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Paninggilan 7 Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 11 Jakarta Tahun 2006-2009

3. SMA Negeri 47 Jakarta Tahun 2009-2012

4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012-2018

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekretaris OSIS (Organisasi Intra Sekolah) SMA Negeri 47 Kota

Jakarta periode 2010-2011

2. Staff Divisi Peralatan PSM (Paduan Suara Mahasiswa) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta periode 2016

3. Staff Divisi Urusan Rumah Tangga PSM (Paduan Suara Mahasiswa)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2017

Page 8: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

viii

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sukarno

2. Ibu : Sunarni

3. Anak ke- : Ke-3 dari 3 bersaudara

Page 9: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

ix

DETECTION OF FRAUD INDICATION OF FINANCIAL STATEMENTS

WITH FRAUD PENTAGON PERSPECTIVE

ABSTRACT

The purpose of this research was found an evidences regarding the

influence of financial stability pressure, external pressure, nature of industry,

ineffective monitoring, change of auditor, change of directors, and frequent

number of CEO’s picture on fraudulent financial reporting.

This research based on purposive sampling method. The populations of this

research used property and real estate companies listed on the Indonesia Stock

Exchange (IDX) of 56 companies. Through the defined criteria and screening

data, selected a sample of 19 companies with 5 years observation. Hypothesis in

this research were tested by multiple regression analysis.

The results of this research indicated and frequent number of CEO’s

picture gave influence on fraudulent financial reporting. While financial stability

pressure, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, change of

auditor, and change of directors did not influence on fraudulent financial

reporting.

Keywords: fraudulent financial reporting, financial stability pressure, external

pressure, nature of industry, ineffective monitoring, change of

auditor, change of directors, frequent number of CEO’s picture

Page 10: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

x

PENDETEKSIAN INDKASI KECURANGAN TERHADAP LAPORAN

KEUANGAN DENGAN PERSPEKTIF FRAUD PENTAGON

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh

financial stability pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, pergantian auditor, perubahan direksi, dan frequent number of CEO’s

picture terhadap kecurangan pada laporan keuangan.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebagai metode

pemilihan sampel. Populasi penelitian adalah perusahaan properti dan real estate

sebanyak 56 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan kriteria dan screening data, terpilih sampel berjumlah 19 perusahaan

dengan pengamatan selama 5 tahun. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa akrual frequent number of CEO’s

picture berpengaruh terhadap kecurangan pada laporan keuangan. Sedangkan

financial stability pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, change of auditor dan perubahan direksi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan pada laporan keuangan.

Kata Kunci: Kecurangan pada laporan keuangan, financial stability

pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, change of auditor, perubahan direksi, frequent

number of CEO’s picture

Page 11: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pendeteksian Indikasi Kecurangan pada Laporan Keuangan

dengan Perspektif Fraud Pentagon”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua saya, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan,

semangat, motivasi, nasihat dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta

ridho dan doa yang tidak pernah putus kepada penulis.

2. Kakak-kakak saya yang telah menyemangati dan memberikan banyak

dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu dan

nasihatnya yang sangat berharga untuk membimbing penulis dengan penuh

kesabaran dan kebijaksanaan selama menyusun skripsi.

6. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis

selama menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu serta

nasihat-nasihat kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

8. Sahabat-sahabat Akuntansi B 2012, Annisa, Farida, Dina, Rita, Seren, Kia,

Dita, Latul, Vivi, Dara, Dwi, Jian, Nindy, Intan, Randi, Hery, Mayeda, Fadil,

Ilman, Rifai, Galih, Farid, Revan, Fajar, Yudhi terimakasih atas segala

Page 12: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xii

memori indah, kekompakan, dan solidaritasnya selama ini dari awal kenal

hingga sekarang. Terkhusus Randi yang telah bersedia menjadi pembimbing

tidak resmi dengan sukarela selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan disela-

sela kesibukannya.

9. Keluarga besar Akuntansi 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih

karena telah menjadi sahabat-sahabat yang menyenangkan selama ini.

10. Keluarga besar PSM UIN Jakarta, terutama angkatan Swarnagita, Landu,

Jolls, Rhapsody, Onike, Symna, Miwaltz, Druni, Laning,, Angelom, Opera,

Ensemble, Juah, Falsetto, Bakuw, Laosen, Javert, Oktaf, Serimbu dan masih

banyak lagi. Serta kakak-kakak dan adik adik di PSM, terimaksih atas

memori indah selama saya berda di tengah-tengah kalian selama ini.

11. Pejuang skripsi, Kak Bastride dan Kak Subito atas suka duka, semangat dan

dukungan yang saling ditularkan selama kita mengerjakan skripsi.

12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Februari 2018

Fitri Rahmawati

Page 13: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xiii

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i

COVER DALAM .......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………............................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... vi

DAFAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 14

1. Tujuan Penelitian ......................................................... 14

2. Manfaat Penelitian ....................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 17

A. Tinjauan Literatur ................................................................ 17

Page 14: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xiv

1. Teori Keagenan ............................................................. 17

2. Kecurangan (fraud) ........................................................ 19

a. Pengertian Fraud .................................................... 19

b. Fraud Tree............................................................... 22

c. Pelaku Tindak Kecurangan...................................... 28

d. Faktor Pemicu Kecurangan..................................... 31

3. Fraud Triangle ............................................................... 32

a. Tekanan (Pressure) ................................................. 33

b. Kesempatan (Opprtunity) ....................................... 35

c. Rasionalisasi (Rationalization) ............................... 37

4. Fraud Diamond.............................................................. 38

5. Fraud Pentagon ............................................................. 39

6. Manajemen Laba ............................................................ 41

7. Kecurangan pada Laporan Keuangan ............................ 46

B. Penelitian Terdahulu ............................................................ 47

C. Kerangka Pemikiran ........................................................... 54

D. Hipotesis .............................................................................. 56

1. Financial stability pressure sebagai variabel untuk

mendeteksi financial statement fraud............................. 56

2. External Pressure sebagai variabel untuk mendeteksi

financial statement fraud ............................................... 57

3. Nature of industry sebagai variabel untuk mendeteksi

financial statement fraud ............................................... 58

Page 15: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xv

4. Ineffective monitoring sebagai variabel untuk mendeteksi

financial statement fraud ................................................ 59

5. Chage in auditor sebagai variabel untuk mendeteksi

financial statement fraud ............................................... 61

6. Pergantian direksi sebagai variabel untuk mendeteksi

financial statement fraud ............................................... 61

7. Frequent number of CEO’s picture sebagai variabel

untuk mendeteksi financial statement Fraud ................. 63

8. Financial Stability pressure, External Pressur, Nature

of Industry, Ineffective Monitoring, Change in Auditor,

Perubahan Direksi, dan Frequent Number of CEO’s

Picture sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud ........................................................... 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 65

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 65

B. Metode Penentuan Sampel ................................................ 65

C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 67

D. Metode Analisis Data ........................................................ 67

1. Uji Statistik Deskriptif ................................................. 68

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 68

a. Uji Normalitas ......................................................... 69

b. Uji Multikolonieritas ............................................... 70

c. Uji Autokorelasi ...................................................... 71

Page 16: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xvi

d. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 72

3. Uji Hipotesis ................................................................. 73

a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. 75

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) ................ 75

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) ..... 76

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................. 76

1. Variabel Terikat (Dependen) ...................................... 76

2. Variabel Bebas (Independen) ..................................... 79

a. Financial Stability ................................................... 79

b. External Pressure .................................................... 80

c. Nature of Industry ..................................................... 81

d. Ineffective Monitoring .............................................. 82

e. Change in Auditor...................................................... 83

f. Pergantian Direksi .................................................... 84

g. Frequent Number of CEO’s Picture ......................... 84

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 88

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................... 88

B. Analisis dan Pembahasan ................................................... 91

1. Statistik Deskriptif ........................................................ 91

2. Uji Asumsi Klasik ....................................................... 96

a. Uji Normalitas ....................................................... 97

b. Uji Multikolonieritas ............................................. 99

c. Uji Autokorelasi .................................................... 101

Page 17: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xvii

d. Uji Heteroskedastisitas .......................................... 102

3. Uji Hipotesis .............................................................. 104

a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................. 104

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F) .............. 105

c. Uji Signifikansi Parameter Individual

(Uji Statistik t) ......................................................... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 119

A. Kesimpulan ...................................................................... 119

B. Saran ................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 123

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 127

Page 18: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................................. 48

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................................ 86

Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ................................................................. 90

Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan ................................................................... 90

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif..................................................................... 91

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas: Nilai Kolmogorov-Smirnov.............................. 99

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas.............................................................. 100

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi...................................................................... 101

Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedasitas (Glejser).............. ................... .............. 103

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi.......... .......... .......... .......... ............ 104

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 106

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .......... 107

Page 19: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraud Tree ..................................................................................... 23

Gambar 2.2 Fraud Triangle .............................................................................. 33

Gambar 2.3 Fraud Diamond ............................................................................. 39

Gambar 2.4 Fraud Pentagon.............................................................................. 39

Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 55

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram....................................... 97

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot.................. 98

Gambar 4.3 Hasil Uji Scatterplot....................................................................... 102

Gambar 4.4 Model Koefisien Regresi Antar Variabel...................................... 108

Page 20: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Sampel Penelitian .................................................... 128

Lampiran 2 Hasil Perhitungan........................................................................... 129

Lampiran 3 Hasil Output SPSS.......................................................................... 133

Page 21: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada perusahaan yang sudah go public laporan keuangan merupakan

faktor penting dalam keberlangsungan perusahaan, karena melalui laporan

keuangan tersebut calon investor dapat melihat dan mempertimbangkan

keputusannya untuk menanamkan modal di suatu perusahaan. Laporan

keuangan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, seperti

laporan posisi keuangan yang menggambarkan posisi aset, kewajiban dan

ekuitas perusahaan, laporan laba rugi yang menggambarkan laba atau rugi

yang dihasilan perusahaan, atau laporan arus kas yang menggambarkan arus

kas masuk dan arus kas keluar selama satu periode pencatatan. Laporan

keuangan berisi informasi yang berguna bagi para investor yang tujuannya

adalah mencari keuntungan. Begitu pula dengan kreditor, pihak kreditor akan

mempertimbangkan keputusannya untuk memberikan pinjaman modal

kepada suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut memiliki laporan

keuangan yang berkualitas.

Laporan keuangan akan berfungsi maksimal apabila disajikan sesuai

dengan unsur-unsur kualitatifnya, antara lain: mudah dipahami, andal, dapat

dibandingkan (comparable), dan relevan. Laporan keuangan disajikan kepada

para pemangku kepentingan (stakeholder) yaitu: pihak manajemen,

karyawan, investor, kreditor, supplier, pelanggan, maupun pemerintah.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang

Page 22: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

2

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyebutkan bahwa

pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemerintah serta

lembaga keuangan, dan masyarakat. Dalam hal pengambilan keputusan

ekonomi laporan keuangan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

keadaan perekonomian, politik dan prospek industri. Komponen laporan

keuangan yang diterapkan di Indonesia sudah semakin komprehensif. Namun,

terdapat banyak celah dalam laporan keuangan yang dapat menjadi ruang

bagi manajemen dan oknum tertentu untuk melakukan kecurangan (Fraud)

pada laporan keuangan. (Sihombing dan Rahardjo, 2015).

Persaingan bisnis yang semakin berkembang dan meningkat pesat

mengakibatkan terjadinya krisis finansial global, sehingga berpengaruh

terhadap perilaku bisnis. Dalam kondisi krisis, para pelaku bisnis dituntut

untuk menyampaikan informasi laporan keuangan secara akurat dan relevan,

namun kenyataannya kondisi tersebut mendorong para pelaku bisnis

melakukan tindakan kecurangan dengan memanipulasi atau pendistorsian

informasi laporan keuangan sehingga kondisi perusahaan terlihat tetap sehat

dan memiliki kinerja yang baik (Ardiyani dan Utamaningsih, 2015).

Sekarang ini, sudah banyak kasus dan praktik yang terkait dengan

kecurangan (fraud) baik di Indonesia maupun di dunia internasional, salah

satunya yaitu kecurangan dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud) banyak dilakukan

oleh pihak-pihak yang dilatarbelakangi oleh kepentingan terhadap keuangan

perusahaan. Kepentingan tersebut biasanya menunjuk pada kebutuhan

Page 23: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

3

perusahaan dalam memperoleh dukungan finansial dari pihak ketiga, yaitu

investor dan kreditor. Upaya menarik investor dan kreditor tersebut kadang

mengakibatkan perusahaan memanipulasi laporan keuangan sesuai yang

mereka inginkan yang berakibat pada biasnya laporan keuangan tersebut.

Menurut Tuannakotta (2012), kecurangan laporan keuangan adalah

kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak

melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, yang menyebabkan laporan

keuangan menjadi menyesatkan secara material.

Kasus pelanggaran emiten di pasar modal merupakan permasalahan

yang kerap dihadapi badan regulator di bidang pasar modal. Di Indonesia,

wewenang untuk melakukan pengawasan di bursa efek dilakukan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Atas

perannya sebagai otoritas pengawas bursa, Bapepam-LK telah mengeluarkan

berbagai aturan untuk melindungi kepentingan investor dan menjaga sistem

perdagangan yang fair dan terbuka, namun dalam praktiknya pelanggaran

aturan Bapepam-LK masih cukup tinggi (Sukirman dan Sari, 2013).

Bapepam yang sekarang melebur ke dalam Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) menemukan sejumlah perusahaan yang terdeteksi melakukan

kecurangan (fraud). Berdasarkan indikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

ditemukan adanya kecurangan yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang

tidak melakukan keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan

kepada publik dan keterbukaan informasi kepada pemegang saham tertentu

Page 24: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

4

pada 13 Maret 2007 dan PT Aneka Tambang Tbk yang terkena sanksi atas

laporan konsolidasi pada 7 Juli 2011 (Nugraha dan Heny, 2015).

Salah satu kasus kecurangan di Indonesia yang perlu menjadi

perhatian salah satunya adalah dari sektor properti dan real estate. Menurut

Sudaryatmo selaku ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)

terjadi peningkatan pada pengaduan kasus hukum sektor properti oleh

konsumen ke YLKI. Berdasarkan data yang di peroleh YLKI terdapat 157

kasus pengaduan sektor properti yang ditujukan kepada sekitar 100

pengembang. Total dari keseluruhan kasus terdapat 17 jenis keluhan, dua

diantaranya adalah tanah properti yang dijual mengalami sengketa, perbedaan

luas selisih bangunan, dan keluhan lainnya. Peningkatan kasus pada sektor ini

sebesar 12,7% dari tahun 2013 yang hanya 121 kasus (Annisya et al., 2016).

Selanjutnya Sudaryatmo mengatakan konsumen properti harus mewaspadai

praktik kecurangan para pengembang yang berusaha memailitkan diri agar

terbebas dari segala kewajiban. Pasalnya, dari sejumlah kasus sengketa

properti, pailit terbukti hanya akal-akalan pengembang. Seperti kasus pailit

yang terjadi pada PT. Mitra Safir Sejahtera (MSS) tahun 2012 silam. Dalam

sejumlah kasus, pailit merupakan rekayasa pengembang agar dapat terbebas

dari tanggung jawab. Padahal para pengembang tersebut wanprestasi, tidak

dapat merampungkan pembangunan proyek yang sudah dibeli konsumen. Hal

senada juga dikemukakan oleh mantan ketua DPP Asosiasi pengembang

perumahan dan pemukiman seluruh Indonesia (Apersi), Fuad Zakaria.

Menurutnya, pengembang yang memailitkan diri sama artinya dengan

Page 25: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

5

memainkan kepercayaan konsumen (Alexander, 2014). Berdasarkan

Indonesia Property Watch (IPW) selama periode Januari hingga Februari

2014, tercatat 43 pengaduan konsumen properti. Berdasarkan data itu, kasus

yang melibatkan mafia pailit memiliki jumlah terbanyak, yaitu 8 kasus dan

semuanya terjadi di Jakarta (Diela, 2014). Hal ini mengindikasikan perlunya

pengawasan terhadap potensi kecurangan di sektor ini.

Pengukuran tingkat korupsi menggunakan Corruption Perception

Index pada tahun 2013 menempatkan Indonesia pada posisi 114 dari 177

negara, serta posisi 7 dari 10 negara di kawasan ASEAN (Transparancy

International, 2013 dalam Rustiarini dan Novitasari, 2014). Kecurangan

diyakini sebagai permasalahan yang paling serius dan menantang dalam

lingkungan bisnis saat ini sehingga perlu adanya langkah-langkah proaktif

dari akuntan, auditor, dan profesi akuntansi untuk dapat mendeteksi

kecurangan ini (Smith et al., 2005 dalam Rustiarini dan Novitasari, 2014).

Menurut Rahman dan Anwar (2014), berbicara mengenai kekeliruan

dan kecurangan dalam konteks pelaporan keuangan berarti mengindikasikan

adanya salah saji secara material baik yang dilakukan oleh suatu lembaga

orgnisasi ataupun individu. Fraud yang dimaksud merupakan salah satu dari

bentuk kejahatan di bidang ekonomi, yang tidak sedikit memakan biaya yang

besar bagi suatu organisasi dan yang lebih tragisnya lagi bahwa organisasi

yang bersangkutan secara implisit terkesan menyembunyikannya. Menurut

Palmore (1987) dalam Rahman dan Anwar (2014) kecurangan dalam

laporan keuangan merupakan sebagian dari kasus hukum terhadap auditor.

Page 26: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

6

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mark S. Beasly (1996) dalam Rahman

dan Anwar (2014), yang menunjukkan adanya kecurangan laporan keuangan

yang berhubungan dengan komposisi dewan direktur. Auditor sebagai profesi

yang independen mempunyai tanggung jawab dalam mengungkapkan

kecurangan atas laporan keuangan dituntut untuk melakukan seperti yang

disyaratkan oleh standar profesionalnya yaitu menurut Statement on Auditing

Standard AS, No. 53, tentang The Auditor’s Responsibility to Detect and

Report Error and Regularities (AICPA, 1989 dalam Rahman, 2014), dan SA

Seksi 316; tentang Pertimbangan atas Kecurangan Audit Laporan Keuangan

(IAI, 2001 dalam Rahman dan Anwar, 2014).

Fraud merupakan suatu kesengajaan atau kecerobohan dalam

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan

sehingga laporan keuangan menyesatkan secara material (Tuanakotta, 2012).

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mengklasifikasikan

kecurangan dalam tiga jenis yaitu penyalahgunaan aset, korupsi, dan

kecurangan atas pernyataan. Kecurangan yang sering terjadi dan

menimbulkan kerugian besar adalah kecurangan atas pernyataan, sering

disebut kecurangan laporan keuangan (Kartikasari dan Irianto, 2010 dalam

Rustiarini dan Novitasari, 2014).

Standar Auditing Seksi 316 (PSA no. 70) menyatakan bahwa auditor

tidak dapat memperoleh keyakinan absolut namun auditor harus dapat

memperoleh keyakinan memadai bahwa salah saji material dalam laporan

keuangan dapat terdeteksi, termasuk salah saji material sebagai akibat dari

Page 27: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

7

kecurangan. Audit harus secara khusus menaksir risiko salah saji material

dalam laporan keuangan sebagai akibat dari kecurangan dan harus

mempertimbangkan taksiran risiko ini dalam mendesain prosedur audit yang

akan dilaksanakan. Pada saat melakukan penaksiran ini, auditor harus

mempertimbangkan faktor risiko kecurangan yang berdasarkan pada teori

fraud triangle oleh Cressey pada tahun 1953 (Ratmono et al., 2015). ACFE

menggunakan The Fraud Triangle sebagai model dalam berbagai penelitian

terkait kecurangan. Konsep fraud triangle yang diperkenalkan oleh Donald

Cressey pada tahun 1950 menekankan tiga kondisi penyebab terjadinya

kecurangan yaitu tekanan (pressure/incentive), kesempatan (opportunity), dan

sikap untuk merasionalisasi tindakan (rationalization/attitude) (Dorminey et

al., 2012 dalam Rustiarini dan Novitasari, 2014).

Tekanan terjadi apabila stabilitas keuangan terancam, terdapat

persaingan pasar atau kegagalan bisnis, adanya target laba yang tinggi dari

pemegang saham sehingga manajemen terancam memiliki kinerja yang

rendah. Kesempatan terjadi akibat transaksi yang besarnya tidak wajar,

banyak menggunakan estimasi akuntansi, pertimbangan subyektif atau tidak

pasti, operasi internasional, serta perbedaan kultur bisnis (Hariyanto et al.,

2012 dalam Rustiarini dan Novitasari, 2014). Pada penelitian yang dilakukan

oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) dan Ratmono et al. (2014)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tekanan dengan

kecurangan pada laporan keuangan, Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015) dan Amaliah et al. (2015)

Page 28: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

8

menemukan hubungan negatif antara tekanan dengan kecurangan pada

laporan keuangan.

Kesempatan juga terjadi apabila perusahaan memiliki tata kelola yang

buruk (Choo dan Tan, 2007 dalam Rustiarini dan Novitasari, 2014).

Kesempatan merupakan bagian penting dari setiap pekerjaan fraud karena

jika seorang pelaku fraud tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya,

maka fraud menjadi tidak mungkin untuk dilakukan (Zaini et al., 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amaliah et al. (2015) menemukan

bahwa kesempatan dan kemampuan menjadi faktor penyebab kecurangan

pada laporan keuangan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ardiyani

dan Utaminingsih (2015) dan Tessa G dan Harto (2016) menemukan

hubungan negatif antara tekanan dengan kecurangan pada laporan keuangan.

Rasionalisasi adalah sikap seseorang yang melakukan justifikasi atas

perbuatan yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan ketidakcukupan

informasi dan komunikasi mengenai standar etika yang harus diterapkan,

pertumbuhan laba agresif, dan kegagalan penerapan sistem akuntansi dan

pengendalian internal dalam perusahaan (Hariyanto et al., 2012 dalam

Rustiarini dan Novitasari, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Ratmono et

al. (2014) dan Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan rasionalisasi

berpengaruh terhadap kecurangan pada laporan keuangan, namun penelitian

yang dilakukan oleh Tessa G dan Harto (2016) dan Sukirman dan Sari

(2013) menyatakan rasionalisasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan.

Page 29: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

9

Sukirman (2013) membuktikan secara simultan ketiga hal tersebut,

yaitu fraud triangle, akan mendorong suatu pihak untuk berada pada satu

kondisi moral hazard yang menjustifikasi tindakan kecurangan. Teori fraud

triangle kemudian dikembangkan kembali menjadi teori fraud diamond oleh

Wolfe dan Hermanson (2004) yang berpendapat bahwa di samping ketiga

faktor dalam fraud triangle tersebut terdapat faktor lain yang juga berperan

besar dalam terjadinya fraud yakni Kapabilitas atau kemampuan (capability).

Wolfe dan Hermanson percaya bahwa banyak penipuan tidak akan terjadi

apabila tidak ada orang yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan

kecurangan, meskipun seseorang memiliki tekanan, peluang tanpa adanya

kemampuan, maka kemungkinan terjadinya kecurangan akan kecil karena

sebenarnya orang melakukan kecurangan diimbangi dengan kemampuan

(Zaini et al., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Amaliah et al. (2015)

menemukan bahwa kemampuan menjadi faktor penyebab terjadinya

kecurangan pada laporan keuangan, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Annisya et al. (2016) dan Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan

sebaliknya.

Menurut Tessa G dan Harto (2016) hal ini tidak berhenti pada fraud

diamond theory saja, Crowe (2011) juga turut menyempurnakan teori yang

dicetuskan oleh Cressey. Crowe menemukan sebuah penelitian bahwa elemen

arogansi (arrogance) juga turut berpengaruh terhadap terjadinya fraud.

Penelitian yang dikemukakan Crowe ini turut memasukan fraud triangle

theory dan elemen kompetensi (competence) di dalamnya, sehingga fraud

Page 30: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

10

model yang ditemukan oleh Crowe terdiri dari lima elemen indikator yaitu

tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization),

kompetensi (competence), dan arogansi (arrogance). Teori yang dipaparkan

oleh Crowe pada tahun 2011 ini dinamakan Crowe’s fraud pentagon theory.

Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tessa G dan Harto

(2016) sendiri yang menyatakan bahwa frequent number of CEO’s picture

sebagai pengukuran dari arogansi berpengaruh signifikan dalam mendeteksi

terjadinya kecurangan pada laporan keuangan, namun penelitian yang

dilakukan oleh Aprilia (2017) mengatakan sebaliknya.

Ke lima faktor tersebut menjadi pemicu terjadinya peningkatan

Fraud. Keinginan perusahaan agar operasional perusahaan terjamin

kesinambungannya (going concern) menyebabkan perusahaan terkadang

mengambil jalan pintas (illegal) yaitu melakukan kecurangan (Fraud).

Melihat uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena: Pertama, maraknya kasus kecurangan terhadap laporan

keuangan yang terjadi di berbagai sektor di Indonesia menjadi hal yang

sangat memprihatinkan. Sektor property dan real estate pun tak luput dari

kecurangan itu sendiri. padahal untuk meningkatkan dan mempertahankan

kualitas dari suatu laporan keuangan maka laporan tersebut harus bebas dari

segala kecurangan, karena laporan keuangan merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak ke tiga

Page 31: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

11

Kedua, laporan yang diterima oleh Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia (YLKI) terjadi peningkatan pada pengaduan di sektor properti oleh

konsumen. Peningkatan kasus pengaduan pada sektor ini sebesar 12,7% dari

tahun 2013 sampai pada tahun 2015, hal ini mengindikasikan perlunya

pengawasan terhadap potensi kecurangan di sektor ini.

Ketiga, sampai tahap penelitian ini dilakukan masih sedikit sekali

peneliti yang melakukan penelitian untuk variabel independen frequent

number of CEO’s picture sebagai pengukuran untuk arogansi, yaitu elemen

ke lima dalam fraud pentagon, yang mempengaruhi kecurangan pada laporan

keuangan di sektor property dan real estate Indonesia. Berdasarkan hal-hal

tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Kecurangan pada Laporan Keuangan dengan Perspektif Fraud

Pentagon”.

Proksi yang digunakan oleh penelitian ini antara lain pressure yang

diproksikan dengan financial stability pressure dan external pressure;

opportunity yang diproksikan dengan ineffective monitoring dan nature of

industry; Rationalization yang diproksikan dengan change of auditor;

Capability yang diproksikan dengan pergantian direksi; dan arrogance yang

di proksikan dengan frequent number of CEO’s picture.

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian-penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) dan Chyntia

Tessa G dan Puji Harto (2016). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

Page 32: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

12

yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) adalah pada variabel

independen yang digunakan dan sampel yang digunakan. Pertama, dalam

penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) pada variabel independen tekanan

menggunakan tiga pengukuran, yaitu financial targets, financial stability

pressure dan external pressure, sedangkan dalam penelitian ini variabel

independen tekanan menggunakan dua pengukuran, yaitu financial stability

pressure dan external pressure. Kedua, pada variabel independen

rasionalisasi menggunakan dua pengukuran, yaitu change in auditor dan rasio

perubahan total akrual, sedangkan dalam penelitian ini variabel rasionalisasi

menggunakan satu pengukuran, yaitu change in auditor. Ketiga, sampel yang

digunakan dalam penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan

pada penelitian ini adalah di sektor property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chyntia Tessa G dan Puji Harto (2016) juga terletak pada variabel

independen yang digunakan dan sampel yang digunakan, dimana pengukuran

variabel independen kesempatan atau peluang pada penelitian yang dilakukan

oleh Chyntia Tessa G dan Puji Harto (2016) menggunakan proksi ineffective

monitoring dan kualitas audit internal, sedangkan pada penelitian ini

pengukuran untuk variabel independen peluang menggunakan proksi

ineffective monitoring dan nature of industry. sampel yang digunakan pada

penelitian Chyntia Tessa G dan Puji Harto (2016) menggunakan perusahaan-

Page 33: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

13

perusahaan yang berada sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar dalam

BEI, sedangkan dalam penelitian ini adalah di sektor property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Apakah financial stability pressure berpengaruh terhadap kecurangan

pada laporan keuangan?

2. Apakah external pressure berpengaruh terhadap kecurangan pada laporan

keuangan?

3. Apakah nature of industry berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan?

4. Apakah ineffective monitoring berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan?

5. Apakah pergantian auditor berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan?

6. Apakah perubahan direksi berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan?

7. Apakah frequent numberof CEO’s picture berpengaruh terhadap

kecurangan pada laporan keuangan?

8. Apakah financial stability pressure, external pressure, nature of industry,

ineffective monitoring, change in auditor, perubahan direksi, dan

Page 34: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

14

frequent number of CEO’s picture secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kecurangan pada laporan keuangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaruh financial stability pressure terhadap kecurangan pada

laporan keuangan.

b. pengaruh external pressure terhadap kecurangan pada laporan

keuangan.

c. pengaruh nature of industry terhadap kecurangan pada laporan

keuangan.

d. Pengaruh ineffective monitoring terhadap kecurangan pada laporan

keuangan.

e. Pengaruh pergantian auditor berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan.

f. Pengaruh perubahan direksi terhadap kecurangan pada laporan

keuangan.

g. Pengaruh frequent number of CEO’s picture terhadap kecurangan

pada laporan keuangan.

h. pengaruh Financial Stability pressure, External Pressure, Nature of

Industry, Ineffective Monitoring, Change in Auditor, Perubahan

Page 35: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

15

Direksi, dan Frequent Number of CEO’s Picture secara bersama-

sama terhadap kecurangan pada laporan keuangan.

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana informasi dan pengetahuan tentang

faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan pada laporan

keuangan teruama dalam sektor property dan real estate.

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas

audit internal pemerintah sehingga diharapkan dapat bermanfaat

bagi penulis di masa yang akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Manajemen, dapat memberikan informasi kepada manajemen

perusahaan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya

kecurangan laporan keuangan dan menghindari salah saji dalam

laporan keuangan. Serta menjadi pertimbangan untuk mengambil

langkah, tindakan maupun kebijakan untuk menyajikan laporan

keuangan yang bebas dari kecurangan dan salah saji.

Page 36: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

16

2) Auditor Internal dan Eksternal, menjadi referensi dalam upaya

penilaian serta pendeteksian terhadap adanya unsur kecurangan

(fraud) khususnya pada perusahaan di sektor property dan real

estate.

3) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), sebagai tinjauan yang

diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan

kinerja auditor dalam mendeteksi adanya unsur kecurangan

(fraud) pada perusahaan di sektor property dan real estate.

4) Ikatan Akuntansi Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar

pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan financial statement fraud.

5) Regulator, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tinjauan pertimbangan untuk memberikan gambaran mengenai

peraturan apa saja yang harus dibuat agar tindak kecurangan

khususnya pada property dan real estate dapat diredam dan

peraturan apa saja yang harus di buat agar konsumen mendapatkan

perlindungan hukum yang lebih kuat.

Page 37: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan hal dasar yang digunakan untuk

memahami hubungan antara principle dan agent. Dalam hal ini hubungan

keagenan merupakan kontrak antara satu orang atau lebih yang

mempekerjakan orang lain untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut

(Jensen dan Meckling, 1976).

Menurut Sihombing dan Rahardjo (2014), Teori keagenan

mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders)

sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen dalam suatu kontrak

kerjasama yang disebut nexus of contract. Manajemen merupakan pihak

yang dikontrak atau diberi wewenang oleh pemegang saham (investor)

untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena dipilih, maka

pihak manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya

kepada pemegang saham. Ketika suatu kontrak disetujui, idealnya

masing-masing pihak telah memiliki harapan akan keberhasilan kontrak

tersebut. Demikian juga dengan agency theory dimana principal dan agen

memiliki kepentingan (interest) masing-masing. Pemegang saham sebagai

principal diasumsikan hanya tertarik kepada peningkatan kinerja

keuangan perusahaan berupa tingkat pengembalian yang tinggi atas

Page 38: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

18

investasi mereka. Sedangkan para agen diasumsikan akan menerima

sebuah apresiasi dari principal berupa kompensasi keuangan dan syarat-

syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Perbedaan kepentingan

ini menyebabkan conflict of interest diantara kedua pihak.

Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan

manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi,

2005 dalam Nugraha dan Henny, 2015). Dengan proporsi kepemilikan

yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung

bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan

perusahaan (Nugraha dan Henny, 2015).

Jadi dapat disimipulkan bahwa hubungan antara principle dan agent

erat kaitannya dengan conflict of interest karena mempunyai kepentingan

masing-masing pihak. Oleh karena itu, akan rentan menghasilkan asimetri

informasi diatara keduanya. Ketimpangan informasi (asimetri informasi)

ini dapat memberikan peluang bagi pihak yang memiliki lebih banyak

informasi dari pada yang lainnya untuk melakukan kecurangan terhadap

laporan keuangan.

Oleh hal inilah maka perusahaan sebagai agen menghadapi berbagai

tekanan (Pressure) untuk menemukan cara agar kinerja perusahaan selalu

meningkat dengan harapan bahwa dengan peningkatan kinerja maka

principal akan memberikan suatu bentuk apresiasi (Rationalization).

Gerbang menuju fraud akan semakin terbuka apabila manajemen

memiliki akses yang luas (Capability) serta kesempatan dan peluang

Page 39: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

19

untuk menaikkan laba (Opportunity). Apa lagi jika manajemen merasa

bahwa kontrol internal apapun tidak berlaku pada dirinya karena status

dan posisi yang dimiliki (arogansi), maka akan semakin terbuka lebar

bagi manajemen untuk melakukan kecurangan. Dan jika kecurangan yang

telah dilakukan berdampak pada semakin meningkatnya pengembalian

investasi (berupa dividen) yang diperoleh oleh principal maka semakin

tinggi juga kompensasi yang diberikan kepada agen.

2. Kecurangan (Fraud)

a. Pengertian fraud

Masyarakat awam cenderung mengartikan bahwa Fraud adalah

korupsi. Padahal sebenarnya, Fraud itu memiliki banyak tipe

termasuk salah satunya korupsi. Memang kasus yang sering terdengar

saat ini serta menjadi “buah bibir“ masyarakat adalah korupsi

terutama yang melibatkan para petinggi negara ini. Fraud merupakan

suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan secara sengaja, sadar,

tahu dan mau untuk menyalah gunakan segala sesuatu yang dimiliki

secara bersama, misalnya sumber daya perusahaan dan negara demi

kenikmatan pribadi dan kemudian menyajikan informasi yang salah

untuk menutupi penyalahgunaan tersebut. Fraud berbeda dengan

kesalahan yang tidak disengaja (unintentional error). Jika seorang

secara tidak sengaja memasukkan data yang salah ketika mencatat

suatu transaksi, maka itu tidak dapat dikatakan Fraud karena

dilakukan dengan tidak sengaja. Tetapi, jika seseorang dengan

Page 40: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

20

kecerdikannya, merekayasa laporan keuangan untuk menarik minat

calon investor untuk berinvestasi pada perusahaanya maka disebut

Fraud (Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Dalam Nugraha dan Henny (2015) menjelaskan Kecurangan

laporan keuangan didefinisikan oleh American Institute of Certified

Public Accountants (AICPA) sebagai hal yang disengaja, salah saji

atau penghilangan fakta-fakta material, atau data akuntansi yang

menyesatkan dan, bila dianggap dengan semua informasi yang telah

dibuat, akan menyebabkan pembaca mengubah penilaian atau

keputusannya. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau

kecurangan nonfinansial. Ini meliputi tindakan yang dilakukan oleh

pejabat atau eksekutif suatu perusahaan untuk menutupi kondisi

keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan

(financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk

memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan

istilah window dressing.

Tindakan kecurangan perusahaan (corporate fraud) merupakan

suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak manajemen

dan atau pemilik perusahaan untuk melakukan tindakan yang

melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pihak regulator. Secara

mendasar, kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan

salah satu jenis kecurangan yang terjadi di sekitar kita. Pada

Page 41: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

21

praktiknya, definisi dari kecurangan sendiri bisa beraneka ragam

(Sukirman dan Sari, 2013).

Menurut Black Law Dictionary (2009) dalam Maghfiroh et al.

(2015) definisi Fraud adalah:

1) Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau

keadaan yangdisembunyikan dari sebuah fakta material yang

dapat mempengaruhi orang lain untukmelakukan perbuatan atau

tindakan yang merugikannya, biasanya merupakan

kesalahannamun dalam beberapa kasus (khususnya dilakukan

secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;

2) Penyajian yang salah atau keliru (salah pernyataan) yang secara

ceroboh atau tanpa perhitungan dan tanpa dapat dipercaya

kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan

orang lain bertindak atau berbuat;

3) Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan

atau penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian

fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpaperhitungan

yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang

merugikannya.

menurut International Standards for the Professional Practice of

Internal Auditing (2012) dalam Najib dan Rini (2016) mendefinisikan

fraud sebagai:

“Any illegal act characterized by deceit, concealment, orviolation

of trust. These acts are not dependent upon the threat of violence or

Page 42: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

22

physical force. Frauds are perpetrated by parties and

organizations to obtain money, property, or services; to avoid

payment or loss of services; or to secure personal or business

advantage.”

Artinya adalah setiap tindakan ilegal yang ditandai dengan tipu

daya, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan. Tindakan ini

tidak tergantung pada ancaman kekerasan atau kekuatan fisik.

Penipuan yang dilakukan oleh pihak dan organisasi untuk memperoleh

uang, properti atau jasa untuk menghindari pembayaran atau kerugian

jasa atau untuk mengamankan keuntungan pribadi atau bisnis.

b. Fraud Tree

Tuanakotta (2012) dijelaskan secara skematis, bahwa Association

of Certified Fraud Examiners (ACFE) menggambarkan Occupational

Fraud dalam bentuk fraud tree. Pohon ini menggambarkan cabang-

cabang dari fraud dalam hubungan kerja. Occupational Fraud Tree ini

mempunyai tiga cabang utama, yakni corruption, asset

misappropriation, dan fraudulent statements seperti digambarkan

dalam gambar 2.1 berikut ini:

Page 43: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

23

Gambar 2.1

Fraud Tree

Sumber: Association of Certified Fraud Examiners (http://www.acfe.com/fraud-

tree.aspx)

Page 44: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

24

1) Corruption

Korupsi merupakan Fraud paling sulit dideteksi karena

korupsi biasanya tidak dilakukan oleh satu orang saja tetapi sudah

melibatkan pihak lain (kolusi). Fraud jenis ini banyak terjadi di

negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan

masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga

faktor integritasnya masih dipertanyakan. Termasuk didalamnya

adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict

of interest), penyuapan (bribery), penerimaan hadiah yang illegal

(gratuities) dan pemerasan secara ekonomis (economic

gratuities).

Benturan kepentingan bisa terjadi di dalam skema permainan

pembelian (purchases schemes) maupun penjualan (sales

schemes). Cabang dari penyuapan (bribery) adalah invoice

kickbacks dan bad rigging. Invoice kickbacks merupakan salah

satu bentuk penyuapan dimana penjual dengan ikhlas

memberikan sebagain hasil penjualanya kembali ke pembeli.

Kickbacks berbeda dengan bribery, dalam hal bribery pembelinya

tidak “mengorbankan” suatu penerimaan. Misalnya, apabila

seseorang menyogok atau menyuap seorang penegak hukum, ia

mengharapkan keringanan hukuman. Dalam contoh kickbacks di

atas, pemberinya menerima keuntungan materi. Bid rigging

merupakan permainan dalam tender, yaitu dimana karyawan

Page 45: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

25

membantu sebuah vendor untuk memenangkan suatu kontrak

dengan perusahaan. Terakhir adalah pengertian dari Illegal

gratuities, yaitu pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk

terselubung dari penyuapan.

2) Asset Misappropriation

Penyimpangan atas Aset yaitu penyalahgunaan atau

pencurian aset perusahaan atau pihak lain. Tuanakotta (2012)

menerjemahkan misappropriation sebagai penjarahan. Hal yang

sering menjadi sasaran penjarahan adalah uang (baik di kas

maupun di bank, baik berupa giro, tabungan, ataupun deposito).

Asset Misappropriation dalam bentuk penjarahan kas dapat atau

cash asset misappropriation terbagi dalam tiga bentuk:

a) Skimming, yaitu pencurian atau penjarahan uang sebelum

uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan atau dicatat

didalam pembukuan. Modus yang paling sering terjadi ialah

unrecorded sales, understated sales, dan theft of incoming

checks.

b) Cash larceny, yaitu pencurian atau penjarahan uang dimana

uang tersebut secara fisik telah masuk ke perusahaan, hal ini

berkaitan erat dengan lemahnya pengendalian internal suatu

perusahaan, khususnya yang berkenan dengan perlindungan

keselamatan aset (safeguarding of assets).

Page 46: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

26

c) Fraudulent disbursements, yaitu pencurian atau penjarahan

saat arus uang sudah terekam dalam sistem atau sudah masuk

ke dalam sistem. Penjarahan ini lebih dekat dengan istilah

penggelapan, atau pencurian melalui pengeluaran yang tidak

sah. Sebelum ke tahap pencurian, ada tahap perantara dalam

fraudulent disbursement ini, yaitu:

- Check tampering schemes, yaitu skema permainan melalui

pelmasuan cek. Hal yang dipalsukan bisa tanda tangan

yang memiliki otoritas, atau endorsement-nya, atau nama

kepada siapa cek dibayarkan.

- Register disibursement schemes adalah pengeluaran yang

sudah masuk dalam cash register. Pertama dengan false

refund yaitu, penggelapan dengan seolah-olah ada

pelanggan yang mengembalikan barang dan perusahaan

memberikan refund. Yang kedua adalah false void, hampir

sama dengan false refund namun yang dipalsukan adalah

pembatalan penjualan.

- Billing scheme, yaitu skema dengan menggunakan proses

billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.

Pelaku mendirikan “perusahaan bayangan” (shell

compa22ny) yang seolah-olah sebagai vendor perusahaan.

- Expense reimbursement schemes, yaitu skema dengan

pembayaran kembali biaya-biaya, dengan cara

Page 47: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

27

menyamarkan jenis pengeluaran sehingga perusahaan mau

mengganti biaya tersebut atas pengeluaran yang tidak

diganti dan pengeluaran yang fiktif.

- Payroll scheme, yaitu skema permainan melalui

pembayaran gaji. Dengan cara membuat karyawan fiktif

(ghost employee) atau dalam pemalsuan jumlah gaji atau

jumlah jam kerja.

Sasaran lain dari penjarahan adalah persediaan barang

(inventory) dan aset lainnya (yang bukan cash dan inventory)

misalnya kendaraan bermotor yang dimiliki perusahaan. Modus

operandi dalam kasus ini adalah misuse dan larceny. Misuse

adalah penyalahgunaan. Misalnya penggunaan kendaraan

bermotor perusahaan untuk kepentingan pribadi selama ia

menjabat (misuse) dan tidak mengembalikannya sesudah ia tak

lagi menjabat (larceny).

3) Fraudulent Statements

Financial Statement Fraud yang meliputi fraudulent

financial statements (fraud laporan keuangan) dan fraudulent

non-financial statements. Fraud dalam laporan keuangan

merupakan bentuk salah saji atau kelalaian yang disengaja atas

jumlah atau pengungkapan yang menyesatkan pengguna laporan

keuangan tersebut, seperti menyajikan aset atau pendapatan lebih

tinggi dari yang sebenarnya (asset/revenue overstatements) atau

Page 48: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

28

menyajikan aset dan revenue lebih rendah dari yang sebenarnya

(asset/revenue understatements). Fraudulent non-financial

statements menggambarkan fraud dalam menyusun laporan non-

keuangan. Fraud ini berupa penyampaian laporan non-keuangan

secara menyesatkan. Lebih bagus dari keadaan sebenarnya, dan

seringkali merupakan pemalsuan atau pemutarbalikan keadaan.

c. Pelaku Tindakan Kecurangan

Menurut Kumaat (2011) faktor utama tindakan kecurangan adalah

manusia dengan berbagai alasan di dalam dirinya untuk melakukan

tindakan tercela22. Para “kriminal bisnis” ini dapat dikelompokkan

sesuai kategori karyawan, yaitu:

1) White Colar Crime

Kejahatan kerah putih adalah kecurangan atau kejahatan yang

dilakukan oleh mereka yang berada dalam struktur jabatan,

memiliki kewenangan stategis, well educated, skillful, dan

expertis. Para pelaku kerah putih pada hakikatnya

meyalahgunakan wewenang (abuse of authority/ power), yang

umumnya berupa kekuasaan yang diperoleh berdasarkan tingkat

kepercayaan terhadap kompetensi atau track record sebelumnya.

Memiliki kekuasaan yang besar, para pelaku cenderung sengaja

menciptakan atau membuka peluang tindak kecurangan.

Page 49: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

29

2) Blue Colar Crime

Kejahatan kerah biru adalah kecurangan atau kejahatan yang

dilakukan oleh mereka yang berada di level struktur bawah,

clerical admin, frontliners yang biasa berinteraksi dengan pihak

luar, karyawan di akar rumput, atau tenaga nonpermanen (kontrak

atau outsourced). Para pelaku kejahatan “kerah biru” yang tidak

memiliki oyoritas strategis dalam struktur, cenderung

melakukannya dalam situasi yang tidak dirancang sebelumnya.

Mereka melihat kesempatan untuk melakukan kecurangan dengan

cara menyiasati atau mengelabui kelemahan sistem yang sedang

berjalan.

Baik pada white collar crime maupun blue colar crime,

kecurangan dapat melibatkan pelaku tunggal ataupun dilakukan

secara kolektif (berjamaah). Pelaku tunggal dapat di bagi menjadi 2

kategori:

1) Pelaku menganut filosopi “aji mumpung”, yaitu niat curang

timbul karena memiliki kesempatan dibalik otoritas (kepercayaan)

yang ada dalam genggamanya. Seperti kasir keuangan, staf

procurementi yang bisa bernegosiasi dengan pemasok, petugas

konter penjualan, dan sebagainya. Oknum adalah risk taker yang

cukup berani sekaligus ceroboh, karena lebih fokus pada

kenikmatan meraup hasil dan kurang peduli terhadap konsekuensi

terburuk bila kecurangannya diketahui.

Page 50: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

30

2) Orang yang memegang prinsip “anti gotong royong”, yaitu

oknum yang bekerja profesional dan secara diam-diam (seorang

diri). Biasanya mereka menguasai dan giat menambah

keterampilan di bidang iptek, memiliki akses ke area vital tertentu

serta memahami berbagai isu sekitar system security. Tipe ini

merancang road map permainan secermat mungkin guna

menghapus jejak dan bukti yang mengarah pada dirinya.

Kejahatan kolektif (berjamaah) dapat pula dibedakan ke dalam

dua latar belakang, yaitu:

1) Faktor kesetaraan/ kedekatan (horizontal/ close relationship)

Antarpelaku kecurangan memiliki suasana saling menguntungkan

(simbiosis mutualisme( atau pelaku terjebak pada benturan

kepentingan (conflict of interest). Simbiosis mutualisme dibalik

tindak kecurangan mungkin karena factor kekerabatan atau

persahabatan yang erat, terikat urusan bisnis pribadi, menunjang

solidaritas tim, dan perasaan senasib dalam karir.

2) Faktor relasi hierarkis (vertical/ hierarchial reason)

Antarpelaku terjalin hubungan atasan-bawahan, senior-junior,

ataupun penjual-pembeli yang sudah tenggang rasa. Sebagai

contoh, kebutuhan dari bawah untuk menyiasati sekat otoritas di

atasnya dengan cara menyuap atasannya.

Motif vertical/ hierarchial reason dalam kejahatan berjamaah

biasanya hanya berlangsung pada awal kecurangan berjalan.

Page 51: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

31

Selebihnya kelanggengan kecurangan ditentukan oleh solidaritas para

pelaku (horizontal relationship), karena masing-masing oknum

memiliki kepentingan yang sama, yaitu mengamankan “kebocoran”

operasi. Itulah mengapa kecurangan yang berlangsung relative lama

cenderung semakin melibatkan lebih banyak pelaku dari waktu ke

waktu, sehingga terbentuklah mafia di internal korporasi.

d. Faktor Pemicu Kecurangan

Menurut Oversights Systems Report on Corporate Fraud (2007)

dalam Sihombing dan Rahardjo (2014), alasan utama terjadinya Fraud

adalah:

1) Adanya tekanan untuk memenuhi kebutuhan (81%)

2) Untuk memperoleh keuntungan (72%)

3) Tidak menganggap yang dilakukannya adalah Fraud (40%)

Namun, setelah melalui kajian mendalam factor pemicu tersebut

dapat dikelompokkan menjadi empat yang disebut teori GONE, yaitu:

1) Greed (keserakahan)

2) Opportunity (kesempatan)

3) Need (kebutuhan)

4) Exposure (pengungkapan)

Faktor greed dan need merupakan faktor intern (individu) yang

berhubungan dengan individu pelaku kecurangan, sedangkan faktor

Opportunity dan exposure merupakan faktor generik (umum) yang

Page 52: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

32

berhubungan dengan organisasi sebagai korban dari perbuatan

kecurangan.

1) Faktor Generik

Perlu dipahami bahwa kesempatan untuk melakukan kecurangan

selalu ada pada setiap kedudukan. Risiko terjadinya kecurangan

bergantung pada kedudukan pelaku dengan objek kecurangan.

Secara umum, manajemen perusahaan mempunyai kesempatan

yang lebih besar untuk melakukan fraud daripada karyawan.

2) Faktor Individu

Faktor individu merupakan faktor yang melekat dalam diri

seseorang. Faktor ini terdiri dari kebutuhan (need), dan

keserakahan (greed). Kebutuhan yang muncul dalam diri setiap

manusia, terutama yang sifatnya mendesak terkadang membuat

manusia rela menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi

kebutuhan tersebut, sedangkan keserakahan membuat manusia

untuk memperoleh lebih dari apa yang sudah didapatkannya

dengan cara illegal.

3. Fraud Triangle

Salah satu penjelasan teoritis mengenai tindakan kecurangan

disampaikan oleh Donald R. Cressey yang melakukan penelitian pada

tahun 1953 adalah fraud triangle theory. Fraud triangle theory merupakan

suatu gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan.

Menurut Turner et al., (2003) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014)

Page 53: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

33

menjelaskan bahwa Penelitian Cressey tersebut diterbitkan dengan judul

Other’s People Money: A Study in the Social Psychology of Embezzelent.

Teori ini kemudian diperkenalkan dalam literatur pofesional pada SAS

No. 99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Menurut

Cressey, seseorang bisa melakukan tindakan kecurangan apabila dilandasi

oleh tekanan (pressure), kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi

(rationalization). Ketiganya saling mendukung dan membentuk pilar

kecurangan yang disebut sebagai segitiga kecurangan (fraud triangle).

a. Tekanan (pressure)

Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu

tekanan (pressure) yang menghimpitnya. Menurut Sukirman dan Sari

(2013) Tekanan dapat diakibatkan oleh berbagai hal termasuk tekanan

yang bersifat finansial dan non finansial. Faktor finansial muncul

karena keinginan untuk memiliki gaya hidup yang berkecukupan

secara materi. Sedangkan faktor non-finansial bisa mendorong

seseorang melakukan fraud, yaitu tindakan untuk menutupi kinerja

yang buruk. Selain itu difat dasar manusia yang serakah bisa jadi

Sumber: Fraud Triangle theory oleh Cressey (1953)

Gambar 2.2

Page 54: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

34

memberikan tekanan secara internal sehingga mendorong seseorang

melakukan tindakan kecurangan.

Maghfiroh et al,. (2015) menjelaskan bahwa dalam SAS No. 99,

mengemukakan terdapat empat jenis kondisi umum terjadi pada

pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut

adalah financial stability pressure, external pressure, personal

financial need, dan financial targets.

1) Financial stability pressure

Stabilitas keuangan merupakan keadaan yang menggambarkan

kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Ketika suatu

perusahaan dalam kondisi stabil maka nilai perusahaan akan naik

dalam pandangan investor, kreditor, dan publik. Perusahaan

mungkin memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau

profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi. Dalam hal ini,

aset memainkan peranan penting untuk menampilkan pertumbuhan

yang stabil.

2) External pressure

Tekanan ekternal adalah tekanan yang berlebihan bagi manajemen

untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga.

Contoh faktor risiko yang terjadi ialah saat perusahaan menghadapi

adanya tren tingkat ekspektasi para analis investasi, tekanan untuk

memberikan kinerja terbaik bagi investor dan kreditor yang

signifikan bagi perusahaan atau pihak eksternal lainnya.

Page 55: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

35

3) Personal financial need

Kebutuhan keuangan pribadi dalah kondisi ketika keuangan

perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif

perusahaan. Contoh faktor risiko yaitu kepentingan keuangan oleh

manajemen yang signifikan dalam entitas, manajemen memiliki

bagian kompensasi yang signifikan yang bergantung pada

pencapaian target yang agresif untuk harga saham, hasil operasi,

posisi keuangan, atau arus kas manajemen menjaminkan harta

pribadi untuk utang entitas.

4) Financial targets

Target keuangan adalah tekanan berlebihan pada manajemen untuk

mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau

manajemen. Perusahaan mungkin memanipulasi laba untuk

memenuhi prakiraan atau tolok ukur para analis seperti laba tahun

sebelumnya.

b. Kesempatan (Opprtunity)

Kecurangan dapat dilakukan jika pelaku menemukan celah atau

kesempatan untuk melakukannya. Terbukanya kesempatan ini

dikarenakan si pelaku percaya bahwa aktivias mereka tidak terdeteksi.

Bahkan andaikan aksi seseorang itu diketahui, maka fidak ada tindakan

yang serius yang akan diambil. Peluang ini terjadi biasanya terkait

dengan lingkungan dimana kecurangan memungkinkan untuk dilakukan

(Sukirman dan Sari, 2013). Menurut Albrecht et al. (2011) dalam

Page 56: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

36

Sihombing dan Rahardjo (2014) ada enam faktor yang meningkatkan

peluang bagi individu untuk melakukan Fraud, antara lain:

1) Kurangnya control untuk mencegah dan atau mendeteksi Fraud.

2) Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja

3) Kegagalan untuk mendisiplinkan para pelaku Fraud

4) Kurangnya pengawasan terhadap akses informasi

5) Ketidakpedulian dan ketidakmampuan untuk mengantisipasi Fraud

6) Kurangnya jejak audit (audit trail)

Menurut Maghfiroh et al. (2015) SAS No.99 menyebutkan bahwa

peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori

kondisi. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective

monitoring, dan organizational structure.

1) Nature of industry

Berkaitan dengan munculnya risiko bagi perusahaan yang

berkecimpung dalam industri yang melibatkan estimasi dan

pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar. Contoh faktor

risikonya yaitu penilaian persediaan mengandung risiko salah saji

yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar di

banyak lokasi. Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat

jika persediaan itu menjadi usang.

2) Ineffective monitoring

Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawas yang

efektif memantau kinerja perusahaan. Contoh faktor risikonya yait

Page 57: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

37

adanya dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil,

tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan

direksi dan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan

pengendalian internal dan sejenisnya.

3) Organizational structure

Struktur organisasi yang kompleks dan tidak satabil. Contoh faktor

risikonya yaitu struktur organisasi yang terlalu kompleks,

perputaran personil perusahaan seperti senior manajer atau direksi

yang tinggi.

c. Rasionalisasi (Rationalization)

Sudut ketiga dari fraud triangel adalah rationalization

(rasionalisasi) atau mencari pembenaran sebalum melakukan kejahatan,

bukan sesudahnya. Mencari pembenaran sebenarnya merupakan bagian

yang harus ada dari kejahatan itu sendiri, bahkan merupakan bagian

dari motovasi untuk melakukan kejahatan. Rationalization diperlukan

agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang melawan hukum untuk

tetap mempertahankan dirinya sebagai orang yang dipercaya. Pertama

kali manusia berbuat kejahatan atau pelanggaran, akan ada rasa tidak

nyaman atau bahkan rasa bersalah dalam dirinya. Namun ketika ingin

mengulanginya maka akan menjadi lebih mudah dan selanjutnya akan

terbiasa (Tuanakotta, 2012). Perasaan terbiasa itulah yang berbahaya

karena pembenaran akan kejahatannya akan semakin tinggi. Dan

menurut Skousen et al., (2008) dalam Maghfiroh et al., (2015)

Page 58: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

38

Rasionalisasi merupakan bagian dari fraud triangle yang paling sulit

diukur.

4. Fraud Diamond

Fraud diamond merupakan sebuah inovasi dari fenomena fraud

yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson pada tahun 2004. Fraud

diamond merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari teori Fraud

triangle oleh Cressey pada tahun 1953 yang menambahkan satu elemen

kualitatif yang diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap Fraud

yakni Capability atau kemampuan. Wolfe dan Hermanson (2004)

berpendapat bahwa :

“Many Frauds, especially some of the multibillion-dollar ones,

would not have occurred without the right person with the right

capabilities in place. Opportunity opens the doorway to Fraud, and

incentive and Rationalization can draw the person toward it. But

the person must have the Capability to recognize the open doorway

as an Opportunity and to take advantage of it by walking through,

not just once, but time and time again. Accordingly, the critical

question is; Who could turn an Opportunity for Fraud into

reality?"

Artinya adalah banyak fraud yang umumnya bernilai nominal besar

tidak mungkin terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan kapabilitas

khusus yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau

pintu masuk bagi fraud dan Pressure (tekanan) serta Rationalization

yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Namun orang yang

melakukan fraud tersebut harus memiliki kapabilitas untuk dapat

menyadari bahwa pintu yang terbuka tersebut adalah sebagai peluang

emas, dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-

Page 59: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

39

kali. Wolfe dan Hermanson (2014) berpendapat ada banyak komponen

dari kapabilitas ini antara lain, positioning, intelligence and creativity,

ego, coercion, deceit, dan stress management.

Gambar 2.3

5. Fraud Pentagon

Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-

faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon

theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe pada 2011. Teori fraud

pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya

dikemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua elemen

fraud lainnya yaitu kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance).

Sumber: Fraud diamond theory oleh Wolfe dan Hermanson (2004)

Sumber: Fraud pentagon theory oleh Crowe (2011)

Gambar 2.4

Page 60: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

40

Kompetensi (competence) yang dipaparkan dalam teori fraud

pentagon memiliki makna yang serupa dengan kapabilitas/kemampuan

(capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond oleh

Wolfe dan Hermanson pada 2014. Menurut Crowe

Kompetensi/kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk

mengabaikan kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian,

dan mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Dan arogansi

adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol

internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya (Tessa G

dan Harto, 2016). Crowe (2011) menjelaskan :

“Arrogance or lack of conscience is an attitude of superiority and

entitlement or greed on the part of a person who believes that

corporate policies and procedures simply do not personally apply.

This person, perhaps fueled by today’s obscene compensation

structures, has complete disregard for the consequences bestowed

upon his or her victims. Competence and arrogance play a major

role in determining whether an employee today has what it takes to

perpetrate a fraud.”

Artinya adalah Arogansi atau kurangnya hati nurani adalah Sikap

superioritas dan hak atau keserakahan yang percaya bahwa kebijakan dan

prosedur perusahaan tidak berlaku pada dirinya. Orang ini, mungkin

didorong oleh struktur kepuasan yang menyimpang yang terjadi di masa

sekarang, yaitu memiliki ketidakpedulian akan akaibat yang terjadi

kepada korbannya. Kompetensi (kemampuan) dan arogansi memainkan

peran utama dalam menentukan apakah karyawan saat ini memiliki apa

yang diperlukan untuk melakukan penipuan.

Page 61: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

41

Kelima elemen deteksi fraud tersebut, yaitu tekanan, kesempatan,

rasionalisasi, kemampuan dan arogansi, dapat memicu seseorang untuk

melakukan fraud. Seseorang yang ahli dengan keleluasaan dalam

mengakses informasi perusahaan yang memiliki pola pikir atas hak yang

dimiki olehnya, dan kepercayaan diri untuk mendapatkannya, menambah

resiko terjadinya fraud. Terlebih jika seseorang ini ditempatkan di

lingkungan yang terbiasa bersikap santai dengan atasan dan pengendalian

internal yang lemah. Perusahaan dengan kondisi seperti itu dapat menjadi

berita skandal di kemudian hari (Crowe, 2011).

6. Manajemen Laba

Kata earning management atau manajemen laba memang tidak

asing lagi bagi dunia riset dan penelitian yang terkait dengan akuntansi.

Manajemen laba masih menjadi topik dan isu yang paling sering dikaji

dan dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti dan pihak yang

berkepentingan, khususnya dibidang akuntansi dan keuangan. Menurut

Scott (2003) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014), manajemen laba

adalah suatu cara penyajian laba yang disesuaikan dengan tujuan yang

diinginkan oleh manajer, melalui pemilihan suatu kebijakan akuntansi

atau melalui pengelolaan akrual.

Menurut Salno dan Baridwan (2000) dalam Sihombing dan

Rahardjo (2014), Konsep earning management menggunakan pendekatan

teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik earning

management dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen

Page 62: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

42

(agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha

untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang

dikehendakinya. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena

principal tidak dapat memonitor aktivitas manajemen sehari-hari untuk

memastikan bahwa manajemen bekerja sesuai dengan keinginan

pemegang saham (principal).

Dalam hubungan keagenan, principal tidak memiliki informasi

yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak

informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan

secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya

ketidakseimbangan informasi (information asymmetric) yang dimiliki

oleh principal dan agent. Asimetri informasi dan konflik kepentingan

yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk

menyajikan informasi yang salah kepada principal, terutama jika

informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Salah satu

bentuk tindakan agent tersebut adalah yang disebut sebagai earning

management (Widyaningdyah, 2001).

Menurut Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001), definisi

earning management dibagi dalam dua definisi, yaitu:

a. Definisi Sempit

Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan

metode akuntansi. Earning management dalam arti sempit ini

didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan

Page 63: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

43

komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya

earnings.

b. Definisi Luas

Earning management merupakan tindakan manajer untuk

meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas

suatu unit dimana manajer bertanggung jawab tanpa mengakibatkan

peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang

unit tersebut.

Menurut Scott (1997) dalam penelitian Marlisa dan Fuadati

(2016), motivasi perusahaan atau manajer dalam melakukan manajemen

laba antara lain:

a. Rencana bonus ( Bonus scheme / bonus plan)

Manajer yang bekerja diperusahaan dengan rencana bonus akan

berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan

bonus yang akan diterimanya. Adanya motivasi bonus mendorong

manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser

laba dari periode yang akan datang ke periode saat ini.

b. Kontrak hutang jangka panjang (Debt covenant)

Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori

akuntansi positif, yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke

pelanggaran perjanjian hutang, maka manajer akan cenderung

memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode

Page 64: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

44

mendatang ke periode berjalan, sehingga dapat mengurangi

kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak.

c. Motivasi politik (Political motivation)

Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis cenderung

menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya

selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk

memeroleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah, misalnya

subsidi.

d. Motivasi perpajakan (Taxation motivation)

Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan

mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yang

dilaporkan, maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang

harus dibayarkan kepada pemerintah.

e. Pergantian CEO

CEO akan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk menghindari

pergantian CEO oleh pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan

laba, apabila penilaian kinerja berdasarkan laba. CEO yang dinilai

baik oleh akan diberikan bonus (reward), sedangkan CEO yang

kinerjanya kurang baik akan diganti. CEO yang akan habis masa

penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan

laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO

yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan

laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya.

Page 65: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

45

f. Penawaran saham perdana (Initial public offering)

Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam

propektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini

dapat dipakai sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai

perusahaan. Untuk memengaruhi keputusan calon investor, maka

manajer berusaha untuk menaikkan laba yang dilaporkan.

Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa

kasus skandal pelaporan akuntansi yang diketahui secara luas, antara

lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di

Amerika Serikat (Cornett et al., 2006 dalam Ujiyantho dan Pramuka,

2007). Tuanakotta (2012) juga menyatakan bahwa beberapa kasus

yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma

Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang

berawal dari terdeteksi adanya manipulasi laba. Berbagai fakta dan teori

yang telah diuraikan di atas mengindikasikan bahwa terdapat hubungan

erat antara earnings management dan financial statement fraud.

Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Rezaee (2002)

dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) yang menyatakan bahwa suatu

financial statement fraud sering diawali dengan salah saji atau

manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak

material tetapi akhirnya berkembang menjadi fraud secara besar-

besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang

menyesatkan secara material.

Page 66: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

46

7. Kecurangan pada Laporan Keuangan

Kecurangan laporan keuangan merupakan kesengajaan ataupun

kelalaian dalam pelaporan laporan keuangan dimana laporan keuangan

yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat

memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang

berkepentingan (Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Fraudulent Financial Reporting atau kecurangan pelaporan

keuangan dijelaskan oleh Association of Certified Fraud Examiners

(ACFE) dalam Tessa G dan Harto (2016) sebagai berikut :

“The deliberate misrepresentation of the financial condition of an

enterprise accomplished through the intentional misstatement or

omission of amounts or disclosures in the financial statements in

order to deceive financial statement users.”

Artinya adalah yang dimaksudkan sebagai kekeliruan yang

disengaja dari kondisi keuangan suatu perusahaan yang dilakukan melalui

perbuatan salah saji yang disengaja atau kelalaian dari jumlah atau

pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan

keuangan.

Rezaee (2002) dalam Maghfiroh et al. (2015) menjelaskan bahwa

pelaporan keuangan yang mengandung unsur kecurangan dapat

mengakibatkan turunnya integritas informasi keuangan dan dapat

mempengaruhi berbagai pihak. Selain investor dan kreditor, auditor

adalah salah satu korban financial statement fraud karena mereka

mungkin menderita kerugian keuangan dan/atau kehilangan reputasi. Oleh

Page 67: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

47

karenanya, auditor harus memahami cara-cara yang ditempuh pihak

tertentu dalam melakukan praktik financial statement fraud. Menurut

SAS No.99,financial statement fraud dapat dilakukan dengan:

a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi, dokumen

pendukung dari laporan keuangan yang disusun.

b. Kekeliruan atau kelalaian yang disengaja dalam informasi yang

signifikan terhadap laporan keuangan.

c. Melakukan secara sengaja penyalahgunaan prinsip-prinsip yang

berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau

pengungkapan.

B. Penelitian Terdahulu

Sudah banyak terdapat penelitian terkait fraud. Berikut ini adalah

beberapa penelitian yang membahas masalah fraud. Beberapa diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Turner et al. (2003), Wolfe dan

Hermanson (2004), Abdullahi dan Mansor (2015), dan Yusof et al. (2015).

Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:

Page 68: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

48

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

1 The Fraud

Diamond:

Considering the

Four Elements of

Fraud

David T. Wolfe

dan Dana R.

Hermanson

(2004)

Studi kualitatif

terhadap beberapa

perusahaan yang

terindikasi melakukan

fraud.

1. Variabel

independen:

Tekanan (pressure),

2. kesempatan

(opportunity),

3. rasionalisasi

(rasionalization),

4. capability.

5. Variabel dependen:

Financial Statement

Fraud

Metode penelitian

kualitatif

Memberi satu faktor penyebab

fraud disamping fraud risk factor

fraud triangle yaitu Individual

capability yang didefinisikan

sebagai personal traits dan

kemampuan memegang peranan

penting dimana fraud dapat saja

terjadi bersamaan dengan ketiga

faktor fraud triangle.

2 Fraud Triangle

theory and fraud

Diamond Theory:

Understanding the

Convergent and

Divergent for

future Research

Rabi’u Abdullahi

dan Noorhayati

Mansor

(2015)

Menggunakan data

sekunder dari

informasi yang

diambil dari jurnal,

artikel, buku dan

internet.

Fraud Diamond Menjelaskan lebih jauh

perbedaan & persamaan

antara fraud triangle

theory dan fraud

diamond theory.

Tingkat kecurangan yang

dirahasiakan dan biayanya

diperkirakan akan meningkat

seiring berjalannya waktu. Untuk

secara proaktif menangani faktor

risiko kecurangan, badan anti-

korupsi harus memahami dengan

jelas unsur-unsur fundamental yang

berkontribusi terhadap tindakan

penipuan. Pelanggaran kepercayaan

dimotivasi oleh risiko yang

dirasakan seseorang terhadap

sekitarnya dan godaan untuk

mendapatkan keuntungan dari

situasi tersebut.

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 69: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

49

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

3 Fraudulent

Financial

Reporting: An

Application of

Fraud Models to

Malaysian Public

Listed Companies

Mohamed Yusof.

K., Ahmad Khair

A.H. & Jon Simon

(2015)

Menggunakan data

sekunder dari

informasi, teori, dan

interview

1. Variabel Dependen:

Financial Statement

Fraud

2. Variabel Indepeden:

- Pressure

- Opportunity

- Attitude

- Rationalization

- Capability

- Arrogance

1. Metode penelitian

menggunakan

secondaru sources dan

interview

2. Variabel independen:

- Incentive

- Attitude

- Greed

- Ignorance

Penelitian ini menghasilkan

pengukuran baru dan fraud-risk

factors baru (yaitu greed dan

ignorance) sebagai kontribusi

tambahan terhadap faktor yang

telah ada sebelumnya.

4 Fraudulent

Financial

Reporting:

Pengujian Teori

Fraud Pentagon

Pada Sektor

Keuangan dan

Perbankan di

Indonesia

Chyntia Tessa G

dan Puji Harto

(2016)

Populasi dalam

penelitian ini adalah

seluruh perusahaan

sektor keuangan dan

perbankan yang

terdaftar dalam BEI

selama periode 2012 -

2014. Menggunakan

metode purposive

sampling

1. Menggunakan

variabel independen

- Financial stability

- External pressure

- Ineffective

monitoring

- Change in auditor

- Pergantian Direksi

Perusahaan

- Frequent number of

CEO’s picture

2. Variabel dependen:

Financial statement

fraud

1. Variabel Idependen:

- Financial Target

- Institutional

ownership

- Kualitas auditor

eksternal

2. Sampel penelitian:

sektor keuangan dan

perbankan yang

terdaftar dalam BEI

selama periode 2012 -

2014.

3. Analisis data

menggunakan logistic

regressio method.

Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat beberapa variabel yang

berpengaruh secara signifikan

dalam mendeteksi fraudulent

financial reporting. Terdapat tiga

variabel yang berpengaruh

signifikan dalam mendeteksi

terjadinya fraudulent financial

reporting, antara lain financial

stability, external pressure, dan

frequent number of CEO’s picture.

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 70: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

50

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

5 Analisis Fraud

Diamond dalam

Mendeteksi

Financial

Statement Fraud :

Studi Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

(BEI) tahun 2010-

2012

Kennedy Samuel

Sihombing dan

Siddiq Nur

Rahardjo (2014)

Sampel penelitian

yang digunakan

adalah sebanyak 51

perusahaan

manufaktur yang

listing di Bursa Efek

Indonesia periode

2010-2012. Jenis data

yang digunakan

adalah data sekunder,

yang berupa laporan

tahunan perusahaan

yang listing di BEI

selama periode 2010-

2012. Pengujian

hipotesis dilakukan

dengan metode regresi

linier berganda

dengan software SPSS

21.

3. Menggunakan

variabel independen

- External pressure

- Financial stability

- Ineffective

monitoring

- Change of directors

- Nature of industry

- Change in auditor

- Rationalization

- Capability

4. Variabel dependen:

Financial statement

fraud

5. Menggunakan data

sekunder

6. Menggunakan

analisis regresi

berganda.

1. Sample

menggunakan data

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2010-2012

2. Variabel independen:

financial targets

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel financial stability

yang diproksikan dengan

rasio perubahan total asset, variabel

external pressure yang diproksikan

dengan leverage ratio,

variabel nature of industry yang

diproksikan dengan rasio

perubahan piutang dan variabel

rationalization yang diproksikan

dengan rasio perubahan total akrual

terbukti berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Namun,

penelitian ini tidak membuktikan

bahwa variabel financial

target yang diproksikan dengan

ROA, variabel innefective

monitoring yang diproksikan

dengan

rasio dewan komisaris independen,

change in auditor, dan Capability

yang diproksikan dengan

perubahan direksi tidak memiliki

pengaruh terhadap financial

statement fraud.

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 71: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

51

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

6 ANALISIS

DETERMINAN

FINANCIAL

STATEMENT

MELALUI

PENDEKATAN

FRAUD

TRIANGLE

Susmita Ardiyani

dan Nanik Sri

Utaminingsih

(2015)

Menggunakan

purposive sampling

yaitu perusahaan

mengalami laba

berturut turut selama

periode penelitian

dengan 29 perusahaan.

Pengolahan data

menggunakan

program SPSS versi

21 dengan analisis

statistik deskriptif dan

regresi logistik.

1. Variabel

independen:

- external pressure

- nature of industry

- rasionalisasi

2. variabel dependen:

financial statement

fraud

3. Teknik pengambilan

sampel

menggunakan

purposive sampling

1. variabel independen:

- kualitas audit

2. Menggunakan

analisis regresi

berganda.

3. Populasi dari

penelitian ini adalah

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)

tahun 2010-2012

Berdasarkan hasil dan simpulan

penelitian menunjukkan external

pressure, nature of industry,

rasionalisasi dan kualitas audit

tidak berpengaruh terhadap

financial statement fraud

7 Perspektif Fraud

Diamond Theory

dalam Menjelaskan

Earnings

Manajemen Non-

GAAP pada

Perusahaan

Terpublikasi di

Indonesia

Bese Nur Amaliah,

Yeni Januarsi, dan

Ewing Yufisa

Ibrani (2015)

1. Metode

pengambilan

sample adalah

metode purposive

sampling.

2. Sampel yang

digunakan adalah

perusahaan non

keuangan dan non

perbankan yang

terdaftar di BEI

selama periode

tahun 2010 sampai

2013

1. Metode purposive

sampling

2. Persamaan proxy:

- Laverage

- Komite audit

independen

1. Variabel dependen :

manajemen laba non-

GAAP

2. Perbedaan proxy :

- Kepemilikan

manajerial

- ROA

- AUDSIZE

- AUDCMEET

- AUDREPORT

- AUDCEXP

hasil dari analisis regresi logistik,

menemukan bahwa kesempatan dan

kemampuan menjadi faktor

penyebab terjadinya manajemen

laba non-GAAP. Sebaliknya,

tekanan dan rasionalisasi

mempunyai hasil yang berbeda.

Temuan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa di Indonesia,

faktor kesempatan dan kemampuan

perlu mendapat perhatian lebih dari

pembuat regulasi untuk mengurangi

terjadinya manajemen laba non-

GAAP.

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 72: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

52

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

8 Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud Triangle (Studi Kasus Pada

Perusahaan Publik

Di Indonesia)

Sukirman dan

Maylia Pramono

Sari

(2013)

Sampel dalam

penelitian ini adalah

perusahaan yang

melakukan tindakan

pelanggaran sesuai

dengan laporan

Bapepam-LK dan

perusahaan non-

pelanggar yang

terdaftar di BEI dari

tahu 2000.

Menggunakan metode

puposive sampling

1. Menggunakan

metode puposive

sampling

2. Variabel

independen:

- Pressure

- Opportunities

- Rationalizations

1. Variabel dependen

dalam penelitian ini

adalah perusahaan

yang melakukan

pelanggaran (fraud)

dan perusahaan yang

tidak melakukan

pelanggaran (fraud).

2. Tahapan pengukuran

variabel penelitian

didasarkan pada

penelitian Skousen et

al. (2009)

Dari empat hipotesis yang diajukan,

hanya terdapat satu variabel masuk

ke dalam model (variabel in

equation) yaitu audit report sebagai

proksi dari rasionalisasi

(rationalization). Secara parsial

terdapat perbedaan terkait

rasionalisasi antara perusahaan

yang melakukan fraud dan yang

tidak melakukan fraud. Hal ini

berarti bahwa semakin tinggi nilai

audit report (rationalization), maka

probabilitas perusahaan melakukan

fraud juga semakin tinggi.

9 Dapatkah Teori

Fraud Triangle

Menjelaskan

Kecurangan dalam

Laporan

Keuangan?

Dwi

Ratmono,Yuvita

Avrie D, dan Agus

Purwato

(2014)

Menggunakan data 27

perusahaan yang

melakukan kecurang

an laporan keuangan

dan 27 perusahaan

lain sebagai sampel

padanan. Data

dikumpulkan dari

laporan tahuan yang

dipublikasikan dalam

laman BEI dan

dianalisis dengan

regresi logistik.

Variabel independen:

- Pressure

- Opportunities

- Rationalizations

Sampel menggunakan

data 27 perusahaan yang

melakukan kecurangan

laporan keuangan dan 27

perusahaan lain sebagai

sampel padanan.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif

antara tekanan dan rasionalisasi

dengan kecurangan laporan

keuangan. Rasionalisasi tidak

didukung sebagai determinan

kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian ini memberikan

dukungan parsial untuk teori fraud

triangle dalam menjelaskan

fenomena kecurangan laporan

keuangan.

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 73: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

53

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul/penulis

(tahun)

Metode penelitian Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

10 Pendeteksian

Laporan Keuangan

Melalui Faktor

Resiko, Tekanan

dan Peluang

(Berdasarkan Press

Release OJK 2008-

2012)

Noval Dwi Aditya

Nugraha, dan

Deliza Henny

(2015)

Populasi dalam

penelitian ini adalah

perusahaan yang

bergerak di sektor non

keuangan yang

terdaftar (listed) di

Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2008-

2012. Menggunakan

metode purposive

sampling

1. Variabel dependen:

Financial statement

fraud

2. Variabel

independen:

- Tekanan eksteral

- Stabilitas keuangan

- Efektifitas

pengawasan

1. Variabel independen:

- Kepemilikan

maajerial

- Target keuangan

- Tekanan likuiditas

- Capital turnover

2. Populasi adalah

perusahaan di sektor

non keuangan yang

terdaftar (listed) di

Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2008-

2012.

Hasil dari penelitian ini

mengindikasikan bahwa external

pressures dan financial targets

berpengaruh secara signifikan pada

financial statement fraud,

sedangkan financial stability,

managerial ownership, liquidity,

capital turnover, dan effectiveness

of supervision tidak berpengaruh

terhadap financial fraud.

11. Pendeteksian

Kecurang Laporan

Keuangan

Menggunakan

Fraud Diamond

Mafiana Annisya,

Lindrianasari, dan

Yuztitya Asmaranti

(2016)

Populasi dalam

penelitian adalah

seluruh perusahaan go

public yang telah

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Metode

pemilihan sample

menggunakan metode

purposive sampling

1. Variabel dependen:

Financial statement

fraud

2. Variabel

independen:

- Financial

stability

- External

Pressure

- Nature of

Industry

- Pergantian

direksi

1. Variabel independen:

- Financial target

- Opini audit

2. Sampel penelitian

adalah perusahaan

Property dan real

estate yang listing di

Bursa Efek Indonesia

pada periode 2010-

2014

Variabel stabilitas keuangan yang

(rasio perubahan total aset)

berpengaruh positif terhadap

laporan keuangan penipuan.

Sedangkan tekanan eksternal (rasio

leverage), target keuangan (return

on asset), sifat industri (rasio

perubahan persediaan), opini audit

(mendapatkan opini wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa

mengklarifikasi), dan capablity

(perubahan direksi) tidak

berpengaruh pada laporan

keuangan penipuan.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 74: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

54

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan mendeteksi adanya financial statement fraud

sebelum akhirnya berkembang menjadi masalah yang merugikan perusahaan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada faktor risiko

kecurangan oleh Cressey (1953), Wolfe dan Hermanson (2004), dan Crowe

(2011). Faktor-faktor tersebut tidak dapat secara langsung diteliti sehingga

diperlukan variabel proksi agar lebih mudah diteliti (Skousen et al., 2009).

Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel proksi

independen. Hal tersebut disebabkan adanya penyesuaian dengan data laporan

keuangan perusahaan yang tersedia untuk penelitian. Variabel dependen

penelitian, yaitu financial statement fraud diproksikan dengan earnings

management. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam

penelitian ini: financial stability pressure (ACHANGE), external pressure

(LEV), nature of industry (RECEIVABLE), ineffective monitoring

(BDOUT), change in auditor (AUDCHANG), capability (DCHANGE), dan

frequent number of CEO’s picrure (CEOPIC), yang mempunyai pengaruh

dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan landasan teori

yang telah diuraian di atas, gambaran penelitian ini yang mengangkat

penelitian mengenai pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan

keuangan. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya,

berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:

Page 75: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

55

Gambar 2.5

Skema Kerangka Pemikiran

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pressure

Financial Stability Pressure (X1)

External Pressure (X2)

Opportunity

Nature of Industry (X3)

Ineffective Monitoring (X4)

Arrogance

Frequent Number of CEO’s Picture (X7)

Rationalization

Change in Auditor (X5)

Capability

Perubahan Direksi (X6)

Financial

Statement

Fraud

(Y)

Pendeteksian Fraud Berbasis Fraud Pentagon dalam Mekanisme Pelaporan Keuangan

Basis Teori: Agency Theory, Fraud Triangle Theory,

Fraud Diamond Theory dan Fraud Pentagon Theory

Berbagai kecurangan yang terjadi terhadap laporan keuangan

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Purposive Sampling

Page 76: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

56

D. Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel

yang diukur dengan proksi dari fraud pentagon. Dimana elemen-elemen

tersebut yaitu: pressure, opportunity, rationalization, capability, dan

arrogance tidak dapat diukur secara langsung, oleh karena itu harus diukur

dengan proksi dan dijadikan sebagai variabel. Adapun variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu tujuh variabel proksi independen yaitu

financial stability pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, change in auditor, capability, dan frequent number of CEO’s

picrure, serta satu variabel dependen yaitu kecurangan laporan keuangan

(financial statement fraud).

1. Financial Stability Pressure sebagai Variabel untuk Mendeteksi

Financial Statement Fraud

Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai

perusahaan akan naik dalam pandangan investor, kreditor, dan publik.

Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan

kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan/atau

profitabilitas yang terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau situasi

entitas yang beroperasi (Skousen et al., 2009 dalam Yulia dan Basuki,

2016). Loebbecke et al. (1989) dan Bell et al. (1991) dalam Skousen et

al. (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) menunjukkan bahwa

dalam kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan yang berada di

Page 77: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

57

bawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan

keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan.

Menurut Skousen et al., (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo

(2014) menjelaskan bahwa bentuk manipulasi pada laporan keuangan

yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset

perusahaan. Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi

pada variabel financial stability pressure. Semakin tinggi total aset yang

dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki semakin

banyak. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) dalam

Sihombing dan Rahardjo (2014) membuktikan bahwa semakin besar

rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas

dilakukannya tindak kecurangan pada laporan keuangan perusahaan

tersebut semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Ha 1 : Financial stability pressure berpengaruh terhadap financial

statement fraud

2. External Pressure sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud

Salah satu tekanan yang sering dialami manajemen perusahaan

adalah kebutuhan untuk mendapatkan tambahan utang atau sumber

pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset

dan pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2009 dalam

Sihombing dan Rahardjo, 2014). Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait

Page 78: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

58

dengan kas yang dihasilkan dari utang yang dalam penelitian ini

diproksikan dengan leverage ratio, yaitu perbandingan antara total

liabilitas dan total aset. Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi,

berarti perusahaan tersebut dianggap memiliki hutang yang besar dan

risiko kredit yang dimilikinya juga tinggi. Semakin tinggi risiko kredit,

semakin besar tingkat kekhawatiran kreditor untuk memberikan pinjaman

kepada perusahaan. Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu hal yang

menjadi perhatian tersendiri bagi perusahaan dan memungkinkan

menjadi salah satu penyebab dalam munculnya kecurangan pelaporan

keuangan (Tessa G dan Harto, 2016). Obeua (1999) dalam Martantya

(2013) turut menjelaskan bahwa leverage yang lebih besar dapat

dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan

pelanggaran terhadap perjanjian kredit dan kemampuan lebih rendah

untuk memperoleh tambahan modal melalui pinjaman. Berdasarkan

pemaparan tersebut maka dapat dibentuk hipotesis:

Ha 2: External pressure berpengaruh terhadap financial statement

fraud

3. Nature of Industry sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud

Summers dan Sweeney (1998) dalam Sihombing dan Rahardjo

(2014) mencatat bahwa akun piutang dan persediaan memerlukan

penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak tertagihnya piutang dan

obsolete inventory. Mereka menyarankan bahwa karena adanya penilaian

Page 79: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

59

subjektif dalam menentukan nilai dari akun tersebut, manajemen dapat

menggunakan akun tersebut sebagai alat untuk manipulasi laporan

keuangan. Mereka menemukan bahwa kondisi akun persediaan dan

piutang usaha berbeda antara perusahaan yang melakukan fraud dengan

perusahaan yang tidak melakukan fraud. Proksi untuk nature of industry

yang berkaitan dengan piutang adalah rasio perubahan dalam piutang

usaha. Ukuran ini dihitung sebagai rasio piutang terhadap penjualan di

tahun t dikurangi dengan rasio piutang terhadap penjualan di tahun t-1, di

mana t adalah tahun sebelum terjadinya fraud. Argumen ini didukung

oleh Loebbecke et al. (1989) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014),

yang menemukan bahwa akun piutang dan persediaan terlibat dalam

sejumlah besar fraud dalam sampel mereka. Berdasarkan uraian tersebut,

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha 3 : Nature of industry berpengaruh terhadap financial statement

fraud

4. Ineffective Monitoring sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud

Menurut SAS No.99 Ineffective monitoring merupakan kondisi

dimana tidak adanya keefektifan sistem pengawasan internal yang

dimiliki perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi terjadi karena adanya

dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol

kompensasi, tidak efektifnya pengawasan dewan direksi dan komite audit

atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian internal dan

Page 80: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

60

sejenisnya. Dengan kurangnya kontrol dari pihak internal perusahaan

menjadi kesempatan tersendiri bagi beberapa pihak untuk memanipulasi

data pada laporan keuangan (Tessa G dan Harto, 2016).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2003) dalam

Sihombing dan Rahardjo (2014) menjelaskan bahwa praktik kecurangan

atau Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme

pengawasan yang baik. Dewan komisaris independen dipercaya dapat

meningkatkan efektivitas pengawasan perusahaan. Dewan komisaris

bertugas untuk menjamin terlaksananya strategi perusahaan, mengawasi

manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Penelitian Beasley (1996) dalam Sihombing dan Rahardjo

(2014) menyimpulkan bahwa masuknya dewan komisaris yang berasal

dari luar perusahaan meningkatkan efektivitas dewan tersebut dalam

mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian yang pernah di lakukan oleh Skousen et al. (2009) dalam

Sihombing dan Rahardjo (2014) membuktikan bahwa kecurangan lebih

sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit memiliki anggota

dewan komisaris eksternal. Hasil penelitian dari Skousen et al. (2009)

menguatkan bukti bahwa rasio dewan komisaris independen berpengaruh

terhadap Financial Statement Fraud. Maka dari itu dapat disimpulkan

hipotesis:

Ha 4: Ineffective monitoring berpengaruh terhadap financial

statement fraud

Page 81: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

61

5. Change in Auditor sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud

Menurut penelitian Skousen et al. (2009) dalam Sihombing &

Rahardjo (2014) dijelaskan bahwa kejadian kegagalan audit dan litigasi

meningkat segera setelah adanya perubahan auditor. Audit changes dapat

menjadi salah satu proksi dari rationalization. Adanya pergantian

akuntan publik pada dua tahun periode dapat menjadi indikasi terjadinya

fraud. Hal ini diperkuat oleh penelitian Loebbecke et al. (1989) dalam

Sihombing & Rahardjo (2014) yang menemukan bahwa sejumlah besar

fraud dalam sampel mereka dilakukan dalam dua tahun pertama masa

jabatan auditor. Tessa G dan Harto (2016) menjelaskan bahwa pergantian

auditor yang digunakan perusahaan dapat dianggap sebagai suatu bentuk

untuk menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan oleh

auditor sebelumnya. Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan

untuk mengganti auditor independennya guna menutupi kecurangan yang

terdapat dalam perusahaan. Maka dari itu dapat disimpulkan hipotesis:

Ha 5: Change in auditor berpengaruh terhadap financial

statement fraud

6. Perubahan Direksi sebagai Variabel untuk Mendeteksi Financial

Statement Fraud

Capability adalah suatu faktor kualitatif yang menurut Wolfe dan

Hermanson (2004) merupakan salah satu pelengkap dari model Fraud

triangle dari Cressey (1953). Terdapat enam komponen dalam capability,

Page 82: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

62

antara lain: posisi (positioning), kecerdasan (intelligence), percaya diri

(confidence/ego), pemaksaan (coercion skill), penipuan (effective lying/

deceit), dan manajemen stress (stress management). Pergantian direksi

diindikasikan mampu menggambarkan kemampuan dalam melakukan

manajemen stress (Tessa G dan Harto, 2016). Wolfe dan Hermanson

(2004) dalam Tessa G dan Harto (2016) mengemukakan bahwa

perubahan direksi dapat menyebabkan stress period yang berdampak

pada semakin terbukanya peluang melakukan fraud. Pergantian direksi

dapat menjadi suatu upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja direksi

sebelumnya dengan melakukan perubahan susunan direksi yang dianggap

lebih berkompeten. Adanya pergantian direksi juga mengindikasikan

suatu kepentingan politik tertentu untuk mengantikan jajaran direksi

sebelumnya dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang memicu

munculnya conflict of interest. Sementara di sisi lain, Pergantian direksi

dianggap dapat mengurangi efektivitas dalam kinerja karena memerlukan

waktu yang lebih untuk beradaptasi dengan culture direksi baru sehingga

kinerja awal tidak maksimal. Maka dari itu dapat disimpulkan hipotesis:

Ha 6: Pergantian direksi perusahaan berpengaruh terhadap financial

statement fraud

Page 83: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

63

7. Frequent Number of CEO’s Picture sebagai Variabel untuk

Mendeteksi Financial Statement Fraud

Tessa G dan Harto (2016) menjelaskan bahwa Frequent number of

CEO’s picture adalah jumlah foto CEO yang terpampang pada laporan

tahunan perusahaan. Banyaknya foto CEO yang terpampang dalam

sebuah laporan tahunan perusahaan dapat merepresentasikan tingkat

arogansi atau superioritas yang dimiliki CEO tersebut. Seorang CEO

cenderung lebih ingin menunjukkan kepada semua orang akan status dan

posisi yang dimilikinya dalam perusahaan karena mereka tidak ingin

kehilangan status atau posisi tersebut (atau merasa tidak dianggap), hal

ini sesuai dengan salah satu elemen yang dipaparkan oleh Crowe (2011).

Tingkat arogansi yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya fraud karena

dengan arogansi dan superioritas yang dimiliki seorang CEO, membuat

CEO merasa bahwa kontrol internal apapun tidak akan berlaku bagi

dirinya karena status dan posisi yang dimiliki dan juga terdapat

kemungkinan bahwa CEO akan melakukan cara apapun untuk

mempertahankan posisi dan kedudukan yang sekarang dimiliki. Yusof K.

et al. (2015) juga menjelaskan bahwa melalui foto-foto yang terpampang

pada laporan tahunan perusahaan, CEO mendapatkan perhatian publik

dan memperlakukan diri mereka sebagai selebriti. Atas dasar pemikirian

tersebut maka dapat dibangun sebuah hipotesis:

Ha 7: Frequent number of CEO’s picture berpengaruh terhadap

financial statement fraud

Page 84: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

64

8. Financial Stability Pressure, External Pressure, Nature of Industry,

Ineffective Monitoring, Change in Auditor, Perubahan Direksi, dan

Frequent Number of CEO’s Picture sebagai Variabel untuk

Mendeteksi Financial Statement Fraud

Perusahaan diharuskan menyajikan laporan keuangan yang dapat

dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan agar informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi pemakai (Rachmawati dan Marsono,

2014). Perumusan teori Crowe (2011) mendukung suatu perusahaan yang

melakukan kecurangan pada laporan keuangan di Indonesia, dimana

tindakan fraud terjadi karena didasarkan atas 5 faktor, yaitu pressure,

opportunity, rationalization, competence/ capability, dan arrogance.

Tindakan kecurangan ini didasarkan atas beberapa faktor yang akan diuji

dalam penelitian ini yaitu, financial stability pressure, esternal pressure,

nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, perubahan

direksi, dan frequent number of CEO’s picture. Penelitian ini tidak hanya

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial, tetapi juga secara simultan (bersamaan). Berdasarkan

uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha 8: Financial stability pressure, external pressure, nature of

industry, ineffective monitoring, change in auditor, perubahan

direksi, frequent number of CEO’s picture secara bersama-

sama berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Page 85: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

65

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu financial

stability pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, change in auditor, capability, dan frequent number of CEO’s

picture terhadap satu variabel dependen yaitu financial statement fraud.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam sektor property dan real

estate pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam sektor property dan real

estate pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Pertimbangan untuk

memilih populasi ini karena pada sektor property dan real estate juga tidak

luput dari tindak kecurangan lebih khususnya kecurangan laporan keuangan.

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode pemilihan

sampel bertujuan (purposive sampling) agar mendapatkan sampel yang

representatif berdasarkan kriteria yang ditentukan, kemudahan data yang

didapat oleh peneliti, tidak memerlukan biaya yang tinggi serta data yang

diperoleh lebih akurat dan valid karena laporan keuangan yang dipublikasikan

telah diaudit oleh akuntan publik. Karena perusahaan yang tergabung dalam

Page 86: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

66

sektor property dan real estate selalu berubah dan tidak selalu tercantum

dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dalam proses pengambilan sampel

ini akan dipilih perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)

yang di peroleh dari www.idx.co.id dan konsisten terdaftar dalam sektor

property dan real estate pada periode 2011-2015. Berikut ini adalah kriteria

dan syarat yang akan dijadikan sampel:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung

dalam sektor property dan real estate pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015.

2. Perusahaan yang sahamnya masih aktif dan diperdagangkan pada periode

2011-2015

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang periodenya

berakhir pada 31 Desember dalam website perusahaan atau website Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2015 dan dinyatakan dalam

rupiah (Rp) agar nilai tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai rupiah

terhadap dolar.

4. Data secara keseluruhan tersedia secara lengkap pada publikasi selama

periode 2011-2015 berkaitan dengan variabel penelitian.

5. Perusahaan tersebut memiliki laporan auditor independen tiap tahunnya.

6. Perusahaan yang tidak keluar (delisting) dari daftar sektor property dan

real estate selama periode pengamatan (2011-2015).

7. Data Perusahaan tidak termasuk kepada data outlier.

Page 87: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

67

C. Metode Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan tahunan

periode 2011 sampai dengan 2015. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan (library research)

yaitu pengumpulan data dan informasi dengan mengolah literatur, buku,

artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu maupun media tertulis lainnya yang

berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini. Sebagian besar

literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jurnal-jurnal

penelitian, makalah penelitian terdahulu, buku dan internet research yang

berhubungan dengan tema penelitian.

D. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif

dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan

dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan

cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi

yang dibutuhkan dalam analisis.

Sebelum analisis regresi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

klasik untuk memastikan apakah model regresi yang digunakan tidak terdapat

masalah asumsi klasik yaitu normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk

digunakan. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dan pengujian asumsi

Page 88: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

68

klasik dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu berupa

output SPSS. SPSS yang digunakan adalah IBM SPSS versi 22.

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi umum dari

variabel penelitian, yaitu gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-

rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum dari masing-

masing variabel. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata

populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk

menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan

untuk melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi (Ghozali,

2013). Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari

sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan

sampel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model

pada penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi

klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda

yang digunakan. Pengujian ini terdiri atas uji normalitas, multikolonieritas,

autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Page 89: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

69

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2013). Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Penelitian ini menggunakan kedua uji tersebut untuk menguji

kenormalan data.

1) Analisis Grafik

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik (normal probability plot)

atau dengan melihat histogram dari residualnya yang membanding-

kan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus

diagonal dan ploting data residual akan dibandingakan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis

yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

Page 90: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

70

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistika

sebaliknya (Ghozali, 2013). Oleh karena itu dalam penelitian ini

digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov

memiliki tingkat signifikan di atas α > 0,05 berarti regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen (Ghozali, 2013). Salah satu cara untuk mendeteksi

multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10

atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013). Jadi nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Kriteria pengambilan keputusan dengan nilai tolerance dan VIF adalah

sebagai berikut:

Page 91: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

71

1) Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, berarti tidak terjadi

multikolinieritas.

2) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi

multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model korelasi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013).

Pada penelitian ini, uji autokorelasi diuji dengan uji Run Test. Run

Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik digunakan untuk

menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Run Test

digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random

atau tidak (sistematis). Pengambilan keputusan pada uji Run Test

adalah sebagai berikut:

1) Jika hasil uji Run Test menunjukkan hasil signifikan lebih kecil

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak random

atau terjadi korelasi antar nilai residual

2) Jika hasil uji Run Test menunjukkan hasil signifikan lebih besar

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual random atau

tidak terjadi korelasi antar nilai residual (Ghozali, 2013).

Page 92: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

72

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat grafik plot. Penelitian ini melakukan uji dengan

melihat grafik scatterplot tersebut untuk melihat apakah data penelitian

terjadi heteroskedastisitas atau tidak. Grafik Plot adalah cara untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Dasar analisisnya adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

teratur, maka telah teridentifikasi terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup

signifikan, karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.

Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan

hasil grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih

Page 93: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

73

dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013). Ada beberapa uji

statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan uji glejser untuk

menguji heteroskedastisitas secara statistik. Dasar analisis uji glejser

ialah jika variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis data yang

valid dan mendukung hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini. Uji

hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian.

b. Menghitung proksi dari masing–masing variabel sesuai dengan cara

ukur yang telah dijelaskan.

c. Melakukan uji regresi model dengan tahapan–tahapan yang telah

dijelaskan di atas.

Pada penelitian ini digunakan Software SPSS Versi 22 untuk

memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen. Hubungan antara discretionary accruals dan proksi dari Fraud

Diamond diuji menggunakan model sesuai dengan penelitian Skousen et

al. (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014), dengan model regresi :

DACCit = ß0 + ß1ACHANGE + ß2LEV + ß3RECEIVABLE +

ß4BDOUT + ß5AUDCHANG + ß6DCHANGE +

ß7CEOPIC + ε

Page 94: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

74

Keterangan:

ß0 = Koefisien regresi konstanta

β1,2,3,4,5,6,7 = Koefisien regresi masing-masing proksi

DACCit = Discretionary accruals perusahaan i tahun t

ACHANGE = Rasio perubahan total aset tahun 2011-2015

LEV = Rasio total kewajiban terhadap total aset

RECEIVABLE = Rasio perubahan piutang usaha

BDOUT = Proporsi dewan komisaris independen

AUDCHANG = Pergantian auditor independen

DCHANGE = Pergantian direksi

CEOPIC = jumlah foto CEO yang terdapat dalam sebuah

laporan keuangan

ε = error

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dari Goodnes of fitnya. Secara statistik, Goodness of fit dapat

diukur dari koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam

daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2013).

Page 95: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

75

a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji koefisien determinan digunakan untuk menentukan seberapa

jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Tetapi, penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki

kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen

yang dimasukkan ke dalam model. Jadi, setiap tambahan satu

variabel independen, maka koefisien determinasi (R2) akan

meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini akan digunakan nilai adjusted R2, untuk mengevaluasi

model regresi (Ghozali, 2013).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

independen (Ghozali, 2013). Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Apabila nilai F < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya semua variabel

independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen.

Page 96: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

76

2) Apabila nilai F > 0,05 maka H0 tidak ditolak. Artinya semua

variabel independen secara serentak tidak mempengaruhi

variabel dependen.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Langkah yang digunakan dalam menguji

hipotesis ini adalah dengan menentukan hasil koefisien regresi

apakah variabel independen berpengaruh positif atau berpengaruh

negatif terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk

menemukan pengaruh yang paling dominan antara masing-masing

variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen

dengan tingkat signifikansi 5 % dan 10% (Ghozali, 2013).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan yang disertai dengan operasional serta cara pengukurannya.

Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu variabel

terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Adapun operasionalisasi

dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah financial

statement fraud. Kecurangan laporan keuangan sering diawali dengan

salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang

Page 97: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

77

dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud besar-

besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan

secara material. Oleh sebab itu, manajemen laba digunakan sebagai proksi

kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini.

Manajemen laba dapat diukur melalui discretionary accruals

(DACC) yang dihitung dengan cara menyelisihkan total accruals (TACC)

dan nondiscretionary accruals (NDACC). Discretionary accruals

(DACC) merupakan tingkat akrual yang tidak normal yang berasal dari

kebijakan manajemen untuk melakukan rekayasa terhadap laba sesuai

dengan yang mereka inginkan. Dalam menghitung DACC, digunakan

Modified Jones Model. Alasan penggunaan model ini karena dapat

mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model

lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow et al. (1996) dalam

Ujiyantho dan Pramuka (2007). Model perhitungannya sebagai berikut:

Untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung

total akrual untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan metode modifikasi

Jones yaitu:

TA = Nit CFOit ………….........................…………………………(1)

Dimana:

TA = Total Akrual

Nit = Laba Bersih

CFOit = Arus Kas Operasi

Page 98: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

78

Nilai total accruals (TA) yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS

sebagai berikut:

= β1

+ β2

+ β3

+ ε …..…………………………..... (2)

koefisien regresi diatas dapat di gunakan untuk menghitung non

discretionary accruals (NDA) dengan rumus:

= β1

+ β2

+ β3

………...………………….(3)

Setelah mendapatkan ni,,la TA dan NDA, nilai DA dihitung dengan

rumus:

=

− ……………………........…………………………...(4)

Keterangan :

DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

Nit = Laba Bersih perusahaan i pada periode ke t

CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t

Ait-1 = Total aset perusahaan i pada periode ke t-1

Revt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEt = Aset tetap perusahaan pada periode ke t

Rect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

ε = Koefisien error.

Page 99: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

79

2. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini terdiri dari,

financial stability pressure, nature of industry, external pressure,

ineffective monitoring, change in auditor, perubahan direksi dan frequent

number of CEO’s picture. Definisi operasionalisasi variabel-variabel

tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Financial Stability Pressure (X1)

Financial stability pressure adalah variabel independen

pertama dalam penelitian ini, financial stability merupakan keadaan

yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi

stabil (Kusumawardhani, 2013 dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Ketika financial stability perusahaan berada dalam kondisi yang

terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar

financial stability perusahaannya dalam keadaan baik. Penilaian

mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari

bagaimana keadaan asetnya.

Pada kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan yang

berada dibawah rata-rata, manajemen akan memanipulasi laporan

keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan. Demikian juga

setelah perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang cepat,

manajemen akan memanipulasi laporan keuangannya agar terlihat

stabil (Skousen et al., 2009 dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Dalam hal ini total aset yang menggambarkan kekayaan yang dimiliki

Page 100: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

80

oleh perusahaan mempunyai andil dalam menampilkan pertumbuhan

yang stabil.

Menurut Beneish (1997) dalam Skousen et al. (2009) dalam

Sihombing dan Rahardjo (2014) financial stability pressure dengan

proksi ACHANGE yang merupakan rasio perubahan total aset selama

dua tahun. ACHANGE dihitung dengan rumus:

ACHANGE = –

Keterangan:

ACHANGE = Rasio perubahan aset

Total Asett = Total aset perusahaan pada periode ke t

Total Asett-1 = Total aset pada periode ke t-1

b. External Pressure (X2)

External Pressure adalah variabel independen kedua dalam

penelitian ini. External Pressure adalah tekanan yang berlebihan bagi

manajemen untuk memenuhi harapan dari pihak ketiga. Untuk

mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang

atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk

pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal.

Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan

dari pembiayaan melalui hutang (Skousen et al., 2009 dalam

Sihombing dan Rahardjo, 2014). Oleh karena itu External Pressure

pada penelitian ini diproksikan dengan rasio Leverage (LEV). Rasio

Leverage dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 101: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

81

LEV = Total Debt

Total Assets

Keterangan:

LEV = Leverage

Total Debt = Total utang perusahaan

Total Assets = Total aset perusahaan

c. Nature of Industry (X3)

Nature of Industry merupakan variabel ketiga dalam penelitian

ini. Nature of Industry adalah keadaan ideal suatu perusahaan dalam

industri. Kondisi piutang usaha merupakan suatu bentuk dari nature of

industry yang dapat direspon dengan reaksi yang berbeda dari masing-

masing manajer perusahaan. Perusahaan yang baik akan berusaha

untuk memperkecil jumlah piutang dan memperbanyak penerimaan

kas perusahaan. Summers dan Sweeney (1998) dalam Sihombing dan

Rahardjo (2014) mencatat bahwa akun piutang dan persediaan

memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak

tertagihnya piutang dan obsolete inventory. Mereka menyarankan

bahwa karena adanya penilaian subjektif dalam menentukan nilai dari

akun tersebut, manajemen dapat menggunakan akun tersebut sebagai

alat untuk manipulasi laporan keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan Rasio Total Piutang sabagai proksi dari Nature of

Industry. Rasio total piutang dihitung dengan rumus yang digunakan

Skousen (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) yaitu:

Page 102: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

82

RECEIVABLE =

Keterangan:

RECEIVABLE = Rasio Total Piutang

Recevable t = Total piutang perusahaan pada tahun ke t

Recevable t -1 = Total piutang perusahaan pada tahun ke t-1

Sales t = Total penjualan pada tahun ke t

Sales t-1 = Total penjualan pada tahun ke t-1

d. Ineffective Monitoring (X4)

Ineffective monitoring adalah variabel independen keempat

dalam penelitian ini. Menurut SAS No.99 ineffective monitoring

merupakaan keadaan perusahaan yang tidak memiliki unit pengawas

internal yang efektif dalam memantau kinerja perusahaan. Hal tersebut

dapat terjadi terjadi karena adanya dominasi manajemen oleh satu

orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, tidak efektifnya

pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan

keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya (Sihombing dan

Rahardjo, 2014). Kasus kecurangan atau fraud dapat diminimalkan

dengan adanya mekanisme pengawasan yang baik. Dewan komisaris

dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan.

Beasley (1996) dalam Skousen et al. (2009) dalam Sihombing dan

Rahardjo (2014) mengamati bahwa perusahaan yang melakukan fraud

memiliki anggota di luar Board of Director (BOD) yang lebih sedikit

jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan fraud.

Page 103: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

83

Oleh sebab itu, penelitian ini memproksikan ineffective monitoring

pada rasio jumlah dewan komisaris independen (BDOUT) yang dapat

diukur dengan:

BDOUT =

e. Change in auditor (X5)

Change in auditor merupakan variabel independen kelima dalam

penelitian ini yang mewakili rationalization. Change in auditor pada

suatu perusahaan dapat dinilai sebagai suatu upaya untuk

menghilangkan jejak fraud (fraud trail) yang ditemukan oleh auditor

sebelumnya. Kecenderungan tersebut mendorong perusahaan untuk

mengganti auditor independennya guna menutupi kecurangan yang

terdapat dalam perusahaan (Sihombing dan Rahardjo, 2014).

Penelitian Skousen et al. (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo

(2014) penelitian ini memproksikan Rationalization dengan pergantian

auditor (AUDCHANG) yang diukur dengan variabel dummy dimana 1

terdapat pergantian auditor selama periode 2011-2015 dan 0 tidak ada

pergantian auditor selama periode 2011-2015.

AUDCHANG = Variabel dummy untuk perubahan auditor,

perusahaan akan diberikan nilai 1 jika terdapat

pergantian auditor, dan nilai 0 jika tidak ada.

Page 104: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

84

f. Pergantian Direksi (X6)

Capability yang dimiliki seseorang dalam perusahaan akan

mempengaruhi kemungkinan seseorang melakukan fraud. Wolfe dan

Hermanson (2004) mengemukakan bahwa ada banyak komponen dari

capability antara lain, positioning, intelligence and creativity, ego,

coercion, deceit, dan stress. Salah satu elemen yaitu perubahan direksi

akan dapat menyebabkan stress period yang berdampak pada semakin

terbukanya peluang untuk melakukan fraud. Oleh karena itu penelitian

ini memproksikan capability dengan pergantian direksi perusahaan

(DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy dimana apabila

terdapat perubahan direksi perusahaan selama periode 2011-2015

maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan

direksi perusahaan selama periode 2011-2015 maka diberi kode 0.

DCHANGE = Variabel tiruan (dummy variable) untuk perubahan

direksi, perusahaan akan diberikan nilai 1 jika

terdapat perubahan direksi, dan nilai 0 jika tidak

ada.

g. Frequent number of CEO’s picture

Frequent number of CEO’s picture merupakan variabel

independen ketujuh dalam penelitian ini yang mewakili elemen

arrogance pada fraud pentagon. Banyaknya foto CEO yang

terpampang dalam sebuah laporan tahunan perusahaan (CEOPIC)

dapat merepresentasikan tingkat arogansi atau superioritas yang

Page 105: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

85

dimiliki CEO tersebut. Tingkat arogansi yang tinggi dapat

menimbulkan terjadinya fraud karena dengan arogansi dan superioritas

yang dimiliki seorang CEO, membuat CEO merasa bahwa kontrol

internal apapun tidak akan berlaku bagi dirinya karena status dan

posisi yang dimiliki (Tessa G dan Harto, 2016). Meskipun indikasi atas

pengukuran ini terlihat sederhana, tetapi menurut Yusof et al. (2015)

pengukuran ini dipercaya dapat menjadi salah satu proksi yang

signifikan untuk mengukur elemen kelima dari fraud pentagon ini,

yaitu arogansi. CEOPIC dapat dihitung dengan rumus:

CEOPIC = Total foto CEO yang terpampang dalam sebuah

laporan tahunan.

Page 106: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

86

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran

No Variabel Jenis

Variabel Indikator

Skala

Pengukuran

1 Financial

Statement

Fraud

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Dependen

(Y)

Discretionary accruals (DACC)

diukur dengan menggunakan

Modified Jones Model. DA dapat

dihitung dengan rumus:

TA = Nit – CFOit

= β1

+ β2

+ β3

+ e

= β1

+ β2

+ β3

=

Rasio

2 Financial

Stability

pressure

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X1)

Financial stability pressure

diproksikan dengan ACHANGE

yang merupakan rasio total

perubahan aset selama dua tahun.

ACHANGE dihitung dengan

rumus:

ACHANGE = –

Rasio

3 External

Pressure

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X2)

External Pressure diproksikan

dengan LEV yang merupakan

rasio total kewajiban per total aset,

yang dihitung dengan rumus:

LEV = Total Debt

Total Aset

Rasio

4 Nature of

Industry

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X3)

Nature of Industry diproksikan

oleh rasio total piutang yang

dihitung dengan rumus:

RECEIVABLE

=

Rasio

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 107: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

87

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Jenis

Variabel Indikator

Skala

Pengukura

n

5 Ineffective

Monitoring

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X4)

Proksi BDOUT merupakan

proporsi dewan komisaris

independen terhadap jumlah total

dewan komisaris. Proksi BDOUT

dapat diukur dengan:

BDOUT=

Rasio

6 Change in

auditor

(Skousen et

al., 2009

dalam

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X5)

Rationalization diproksikan oleh

AUDCHANG yang dapat diukur

dengan cara:

AUDCHANG = Variabel dummy

untuk pergantian auditor,

perusahaan akan diberikan nilai 1

jika terdapat pergantian auditor

dan nilai 0 jika tidak ada.

Nominal

7 Perubahan

direksi

(Wolfe dan

Hermanson,

2004;

Sihombing

dan Rahardjo,

2014)

Independen

(X6)

Proksi DCHANGE dapat diukur

dengan:

DCHANGE = Variabel variable

untuk perubahan direksi,

perusahaan akan diberikan nilai 1

jika terdapat perubahan direksi

dan nilai 0 jika tidak ada.

Nominal

8 Frequent

number of

CEO’s

picture

(Yusof et al.,

2015; Tessa

G dan Harto,

2016)

Independen

(X7)

Arogansi diproksikan oleh

Frequent number of CEO’s

picture. CEOPIC dapat dihitung

dengan rumus:

CEOPIC = Total foto CEO yang

terpampang dalam sebuah

laporan tahunan.

Nominal

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 108: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

88

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung dalam sektor Property dan

Real Estate pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan data

yang termuat dalam Fact Book yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

Juni 2015 terdapat 45 perusahaan yang terdaftar dari total perusahaan yang

terdaftar di BEI dari tahun 2011-2015 sebanyak 56 perusahaan, namun hanya

19 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Pertimbangan

untuk memilih sektor ini karena pada sektor Property dan Real Estate juga

tidak luput dari tindak kecurangan lebih khususnya kecurangan laporan

keuangan. Hal ini diperkuat dengan peningkatan pada pengaduan kasus

hukum sektor properti oleh konsumen ke YLKI pada tahun 2011. Alasan

penggunaan periode waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 bertujuan

untuk mempertahankan kuantitas sampel, guna mendapatkan hasil yang

semakin objektif. Semakin objektif hasil maka dapat memberikan gambaran

secara keseluruhan tentang kondisi keuangan perusahaan dan pergantian

auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Sehingga dapat mempermudah

dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan

tersebut. Namun dalam perolehan data, peneliti menggunakan data enam

tahun (2010-2015) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan data dari

Page 109: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

89

tahun sebelumnya (t-1), yaitu variabel rasio perubahan total aset dan

discretionary accruals sehingga membutuhkan data yang berasal dari tahun

2010 untuk melengkapi data tahun 2011.

Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling.

Berikut ini adalah kriteria dan syarat yang akan dijadikan sampel:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tergabung

dalam sektor property dan real estate pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015.

2. Perusahaan yang sahamnya masih aktif dan diperdagangkan pada periode

2011-2015.

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang periodenya

berakhir pada 31 Desember dalam website perusahaan atau website BEI

selama periode 2011-2015 dan dinyatakan dalam rupiah (Rp) agar nilai

tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar.

4. Data secara keseluruhan tersedia secara lengkap pada publikasi selama

periode 2011-2015 berkaitan dengan variabel penelitian.

5. Perusahaan tersebut memiliki laporan auditor independen tiap tahunnya.

6. Perusahaan yang tidak keluar (delisting) dari daftar sektor property dan

real estate selama periode pengamatan (2011-2015).

7. Data perusahaan tidak termasuk kepada data outlier.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, maka

diperoleh 95 sampel yang digunakan didalam penelitian. Selengkapnya

Page 110: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

90

mengenai rincian sampel berdasarkan kriteria dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Jumlah Perusahaan yang terdaftar (listing) di BEI tahun

2011 – 2015

56

Perusahaan yang baru listing tahun 2009 dan delisting

selama 2011-2015

(22)

Perusahaan dengan data tidak lengkap (tidak

mencantumkan data yang dibutuhkan)

(4)

Jumlah sampel penelitian dalam setahun 30

Total periode pengamatan selama 5 tahun (30 x 5) 150

Data outlier (dalam proses analisis) 55

Sampel akhir untuk pengujian 95

Sumber: Data sekunder yang diolah

Adapun nama-nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode

1 Agung Podomoro Land Tbk APLN

2 Alam Sutera Reality Tbk ASRI

3 Bukit Dharmo Property Tbk BKDP

4 Sentul City Tbk BKSL

5 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE

6 Cowell Development Tbk COWL

7 Ciputra Development Tbk CTRA

8 Duta Anggada Realty Tbk DART

9 Intiland Development Tbk DILD

10 Duta Pertiwi Tbk DUTI

11 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII

12 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA

13 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA

14 Lippo Cikarang Tbk LPCK

15 Lippo Karawaci Tbk LPKR

16 Modernland Realty Tbk MDLN

Lanjut ke halaman berikutnya

Page 111: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

91

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode

17 Metropolitan Kentcana Tbk MKPI

18 Pakuwon Jati Tbk PWON

19 Danayasa Arthatama Tbk SCBD

Sumber: Factbook 2015

B. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

independen yaitu financial stability pressure (ACHANGE), external

pressure (LEV), nature of industry (RECEIVABLE), ineffective

monitoring (BDOUT), change in auditor (AUDCHANG), capability

(DCHANGE), dan frequent number of CEO’s picture (CEOPIC) terhadap

satu variabel dependen yaitu financial statement fraud (DACC). Hasil

pengujian secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.3

sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DACC 95 -.1978 .5309 .0357 .09943

ACHANGE 95 -.0851 .7831 .1643 .14407

LEV 95 .1315 .8502 .4338 .13281

RECEIVABLE 95 -.1454 4.2613 .2898 .68400

BDOUT 95 .00 .75 .4272 .11740

AUDCHANG 95 .00 1.00 .4632 .50129

DCHANGE 95 .00 1.00 .6211 .48770

CEOPC 95 6.00 73.00 25.0737 14.19862

Valid N

(listwise)

95

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 112: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

92

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap discretionary accruals (DACC) yang

digunakan sebagai alat ukur dari variabel dependen yakni kecurangan

laporan keuangan memperlihatkan Modernland Realty Tbk. (MDLN)

meningkatkan laba sebesar 0,5309 pada tahun 2013. Sedangkan Kawasan

Industri Jababeka Tbk. (KIJA) mengurangi laba sebesar -0,1978 pada

tahun 2013. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0357, menunjukkan bahwa

rata-rata perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

melakukan DACC dalam bentuk penurunan laba. Motivasi pihak

manajemen melakukan praktik manajemen laba dengan mengurangi laba

perusahaan adalah untuk menunda atau menghindari pembayaran pajak

penghasilan. Nilai standar deviasi DA adalah sebesar 0,09943 yang

berarti bahwa sebesar 0,09943 data bervariasi dari rata-rata.

Variabel independen financial stability pressure yang diproksikan

dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE) yang dihitung dengan

membandingkan total aset tahun penelitian dengan total aset tahun

sebelumnya. Data rasio perubahan total aset memperlihatkan bahwa rata-

rata (mean) pada perusahaan yang diteliti sebesar 0,1643 (16,43%) hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti memiliki rasio

perubahan total aset sebesar 16,43%. Nilai rasio perubahan total aset

tertinggi (maksimum) sebesar 0,7831 (78,31%) diperoleh Cowell

Development Tbk. (COWL) pada tahun 2012 dan nilai rasio perubahan

total aset terendah (minimum) sebesar -0,0851 (-8,51%) yang diperoleh

Page 113: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

93

Bukit Dharmo Property Tbk. (BKDP) pada tahun 2012. Nilai standar

deviasi adalah sebesar 0,14407.

Variabel independen external pressure dalam penelitian ini diukur

dengan leverage (LEV) yang dihitung dengan membandingkan total

kewajiban dengan total aset. Data leverage pada perusahaan perusahaan

yang diteliti memperlihatkan bahwa rata-rata (mean) sebesar 0.4338

(43,38%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang diteliti

menggunakan pendanaan melalui utang sebesar 43,38% dalam struktur

modal perusahaan. Nilai leverage tertinggi (maksimum) sebesar 0,8502

(85,02%) diperoleh Metropolitan Kentcana Tbk. (MKPI) pada tahun

2011 dan nilai leverage terendah (minimum) sebesar 0,1315 (13,15%)

yang diperoleh Sentul City Tbk. (BKSL) pada tahun 2011. Nilai standar

deviasi adalah sebesar 0,13281.

Variabel Independen Nature of Industry dalam penelitian ini diukur

dengan rasio total piutang (RECEIVABLE) yang dihitung dengan

membandingkan piutang dengan sales tahun ini di kurang perbandingan

piutang dengan sales tahun sebelumnya. Data Receivable pada

perusahaan-perusahaan yang diteliti memperlihatkan bahwa rata-rata

(mean) sebesar 0.2898 (28,98%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

perusahaan yang diteliti memiliki rasio total piutang sebesar 28,98%.

Nilai Receivable tertinggi (maksimum) sebesar 4,2613 (426,13%)

diperoleh Bukit Dharmo Property Tbk. (BKDP) pada tahun 2012 dan

nilai leverage terendah (minimum) sebesar -0,1454 (-14,54%) yang

Page 114: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

94

diperoleh Cowell Development Tbk. (COWL) pada tahun 2011. Nilai

standar deviasi adalah sebesar 0,68400.

Variabel independen ineffective monitoring dalam penelitian ini

diukur dengan rasio dewan komisaris independen (BDOUT) yang

diketahui dengan dengan membandingkan jumlah dewan komisaris

independen dengan total keseluruhan jumlah dewan komisaris. Data

dewan komisaris independen memperlihatkan nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,4272 (42,72%). Ini menandakan rata-rata perusahaan yang

menjadi sampel penelitian telah memenuhi persyaratan struktur

governance di Indonesia yang diatur dalam Peraturan Pencatatan Efek

No. I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di

Bursa huruf C-1 bahwa jumlah komisaris independen yang diwajibkan

adalah minimal 30% dari jumlah total dewan komisaris. Perusahaan yang

memiliki rasio dewan komisaris independen tertinggi (maksimum) adalah

Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) pada tahun 2013 dan 2014 dengan rasio

0,75 atau 75% komisaris yang menjabat adalah komisaris independen

selama 2 tahun berturut-turut. Sedangkan rasio jumlah komisaris

independen terendah (minimum) adalah Danayasa Arthatama Tbk.

(SCBD) dengan rasio perbandingan sebesar 0,00 atau 0% dari dewan

komisaris tidak ada yang menjabat sebagai dewan komisaris independen

selama 5 tahun periode penelitian. Ini menandakan bahwa masih ada

perusahaan di Indonesia yang belum mematuhi regulasi yang ditetapkan

Page 115: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

95

oleh pemerintah dalam persyaratan struktur governance di Indonesia.

Nilai standar deviasi adalah sebesar 0,11740.

Variabel independen change in auditor (AUDCHANG) dalam

penelitian ini diukur menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 (satu)

untuk perusahaan yang melakukan pergantian auditor dan nilai 0 (nol)

untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Data

rationalization (AUDCHANG) memperlihatkan nilai rata-rata (mean)

sebesar 0,4632 (46,32%) dengan nilai tertinggi sebesar 1 dan terendah

sebesar 0. Nilai standar deviasi untuk data pergantian auditor

(AUDCHANG) adalah sebesar 0,50129. Dari hasil statistik deskriptif

variabel rationalization dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata

perusahaan yang melakukan pergantian auditor selama 2 tahun prioritas

adalah sebanyak 46,31% dan sisanya sebanyak 53,69% perusahaan tidak

melakukan pergantian auditor. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak

perusahaan sektor Property dan Real Estate di Indonesia tidak

melakukan pergantian auditor secara voluntary.

Variabel independen pergantian direksi (DCHANGE) dalam

penelitian ini juga diukur menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1

(satu) untuk perusahaan yang melakukan perubahan direksi dan nilai 0

(nol) untuk perusahaan yang tidak melakukan perubahan direksi selama 2

tahun. Data capability (DCHANGE) memperlihatkan nilai rata-rata

(mean) sebesar 0,6211 (62,11%) dengan nilai tertinggi sebesar 1 dan

terendah sebesar 0. Nilai standar deviasi untuk data perubahan direksi

Page 116: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

96

(DCHANGE) adalah sebesar 0,48770. Dari hasil statistik deskriptif

variabel pergantian direksi dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata

perusahaan yang melakukan perubahan direksi selama 2 tahun adalah

sebanyak 62,11% dan sisanya sebanyak 37,89% perusahaan tidak

melakukan perubahan direksi.

Variabel Independen Frequent Number of CEO’s Picture dalam

penelitian ini diukur dengan banyaknya foto CEO yang terpampang

dalam sebuah laporan tahunan perusahaan (CEOPIC). Data CEOPIC

pada perusahaan-perusahaan yang diteliti memperlihatkan bahwa rata-

rata (mean) sebesar 25,0737. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

perusahaan yang diteliti terdapat sebanyak 25,0737 foto CEO yang

terpampang dalam laporan tahunan perusahaan. Nilai CEOPIC tertinggi

(maksimum) sebesar 73 yang diperoleh Bumi Serpong Damai Tbk.

(BSDE) pada tahun 2014 dan nilai CEOPIC terendah (minimum) sebesar

6 yang diperoleh Cowell Development Tbk. (COWL) pada tahun 2011.

Nilai standar deviasi adalah sebesar 14,19862.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan interpretasi terhadap hasil regresi, terlebih

dahulu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi klasik agar hasil

tersebut layak digunakan. Analisis data uji asumsi klasik yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Page 117: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

97

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Ada 2 (dua) cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

(Ghozali, 2013).

1) Analisis Grafik

Uji normalitas dengan analisis grafik dilakukan dengan

metode grafik histogram dan Probability Plot (P-Plot).

Selengkapnya mengenai hasil uji normalitas penelitian ini dapat

dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 118: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

98

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dengan melihat tampilan pada grafik histogram dalam

gambar 4.1 memberikan pola distribusi yang mendekati normal,

sedangkan pada gambar 4.2, grafik normal probability plot

menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau

tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara

statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2013). Oleh karena itu, dalam

penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-

Page 119: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

99

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang hasilnya dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas: Nilai Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 95

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,09098357

Most Extreme Differences Absolute ,088

Positive ,088

Negative -,082

Test Statistic ,088

Asymp. Sig. (2-tailed) ,066c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: data Sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4, Hasil Uji Normalitas menunjukkan

besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,088 dan tingkat

singnifikansinya berada pada 0,066. Hasil ini menunjukkan bahwa

model resgresi memenuhi asumsi normalitas atau data residual

terdistribusi secara normal karena menurut Ghozali (2013) jika

tingkat signifikansinya lebih dari 0,05 maka data residual

terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

Page 120: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

100

korelasi di antara variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat

dari perhitungan nilai Tolerance serta Variance Inflation Factor

(VIF). Suatu model regresi disimpulkan tidak ada masalah

multikolonieritas adalah apabila memiliki nilai Tolerance lebih besar

dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10

(Ghozali, 2013). Selengkapnya hasil pengujian asumsi klasik

multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) ACHANGE LEV RECEIVABLE BDOUT AUDCHANG DCHANGE CEOPIC

,832 ,782 ,797 ,892 ,941 ,928 ,860

1,201 1,278 1,255 1,121 1,062 1,078 1,163

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.5 diatas menunjukkan semua variabel independen

memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 yang berarti tidak

ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga

menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang

memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

ada multikolonieritas diantara variabel independen dalam model

regresi.

Page 121: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

101

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali,

2013). Penelitian ini menggunakan uji Run Test dalam mendeteksi

autokorelasi, dimana gangguan autokorelasi terjadi jika signifikansi di

bawah 0,05. Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan run

test akan diperlihatkan melalui tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual

Test Valuea .01213

Cases < Test Value 47

Cases >= Test Value 48

Total Cases 95

Number of Runs 42

Z -1.340

Asymp. Sig. (2-tailed) .180

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai test

adalah 0,01213 dengan probabilitas 0,180 yang berarti diatas

signifikansi 0,05 (0,180 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa nilai

residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

autokorelasi antar nilai residual didalam penelitian ini.

Page 122: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

102

d. Uji Heteroskedastistas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Pada penelitian ini dalam

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan

cara melihat pada grafik scatterplot dan melakukan uji statistik dengan

uji glejser, grafik scatterplot dan hasil uji glejser dalam penelitian ini

disajikan dalam gambar 4.3 dan tabel 4.7.

Gambar 4.3

Hasil Uji Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari gambar 4.3 diatas, grafik uji scatterplot terlihat bahwa data

sampel tersebar secara acak atau tidak ada pola yang jelas serta titik-

titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi

Page 123: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

103

heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dalam

penelitian ini.

Selain melalui grafik scatterplot, penelitian ini melakukan uji

glejser untuk memperkuat bukti bahwa dalam model regresi penelitian

tidak terdapat heteroskedastisitas. Hasil dari uji glejser dalam

penelitian ini disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Heterokedasitas (Glejser)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .033 .032 1.048 .297

ACHANGE .096 .050 .217 1.930 .057 .832 1.201

LEV .059 .056 .123 1.062 .291 .782 1.278

RECEIVABLE -.001 .011 -.015 -.134 .894 .797 1.255

BDOUT -.023 .059 -.043 -.394 .695 .892 1.121

AUDCHANG -.001 .013 -.010 -.096 .924 .941 1.062

DCHANGE .003 .014 .020 .187 .852 .928 1.078

CEOPIC -.000 .000 -.002 -.023 .982 .860 1.163

a. Dependent Variable: ABS

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.7, menunjukkan

bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel independen. menurut Ghozali (2013)

jika probabilitas signifikansinya yang bernilai di atas 0,05 maka tidak

terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian dapat disimpulkan model

regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil ini sesuai

Page 124: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

104

dengan uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot.

sehingga model regresi layak dipakai untuk kemudian dilanjutkan ke

pengujian hipotesis.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi linear berganda, yaitu dilakukan

melalui uji koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji

statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t).

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. (Ghozali, 2013). Pada model regresi berganda penggunaan

nilai Adjusted R2 lebih baik dibandingkan dengan nilai koefisien

determinasi (R2) untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hal ini disebabkan

penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan mendasar

yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model (Ghozali, 2013). Selengkapnya mengenai hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,403a ,163 ,095 ,09457

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 125: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

105

Informasi dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai

Adjusted R2 sebesar 0,095. Hal ini menandakan bahwa hanya sebesar

9,5% variasi variabel dependen yaitu kecurangan laporan keuangan

dengan alat ukur discretionary accruals yang dapat dijelaskan oleh

variabel yaitu financial stability pressure (ACHANGE), external

pressure (LEV), nature of industry (RECEIVABLE), ineffective

monitoring (BDOUT), change in auditor (AUDCHANG), capability

(DCHANGE), dan frequent number of CEO’s picture (CEOPIC).

Hasil tersebut juga menandakan bahwa kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen masih lemah. Dari

7 (Tujuh) variabel dependen hanya mampu mejelaskan variabel

dependen sebesar 9,5% yang masih jauh dibawah 50%. Sedangkan

sisanya yaitu 90,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini, misalnya financial target

(Sihombing dan Rahardjo, 2014), institutional ownership (Tessa G

dan Harto, 2016), opini audit (Amaliah et al. 2015), personal financial

need (Aprilia 2017), dan lain sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi

sarana bagi penelitian selanjutnya.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

H8: Financial stability, external pressure, nature of industry,

ineffective monitoring, change in auditor, perubahan direksi,

frequent number of CEO’s picture secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap financial statement fraud

Page 126: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

106

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat

(Ghozali, 2013). Uji statistik F dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi (sig) pada uji ANOVA. Selengkapnya

mengenai hasil uji statistik F penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut.

Tabel 4.9

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,151 7 ,022 2,414 ,026b

Residual ,778 87 ,009

Total ,929 94

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.9 diatas didapat nilai F hitung sebesar 2,414 dengan

probabilitas 0,026. Menurut Ghozali (2013) jika probabilitas jauh

lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi kecurangan laporan keuangan. Maka hipotesis alternatif

yang menyatakan financial stability pressure, external pressure,

nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor,

perubahan direksi, frequent number of CEO’s picture secara bersama-

sama berpengaruh positif terhadap financial statement fraud dapat

diterima. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

seluruh variabel independen berpengaruh positif secara bersama-sama

atau secara simultan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Page 127: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

107

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual

(parsial), dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013). Model regresi yang terbentuk disajikan pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model

Unstadardized Coefficients

T

Sig.

B

1 (Constant) -.019 -.398 .692

ACHANGE .138 1.863 .066

LEV -.106 -1.280 .204

RECEIVABLE .001 .076 .940

BDOUT .031 .353 .725

AUDCHANG .012 .610 .544

DCHANGE -.005 -.222 .825

CEOPIC .002 3.307 .001

Sumber: Data Seknder yang diolah

Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan hasil bahwa koefisien

model regresi memiliki nilai konstanta sebesar -0,019 dengan nilai

t hitung -0,398 dan nilai signifikansi sebesar 0,692. Konstanta

sebesar -0,019 menunjukkan bahwa jika variabel independen

konstan maka rata-rata discretionary accruals adalah sebesar

-0,019. Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan

model berikut ini:

DACC = -0,019 + 0,138 ACHANGE – 0,106 LEV + 0,001

RECEIVABLE + 0,031 BDOUT + 0,012 AUDCHANG

– 0,005 DCHANGE + 0,002 CEOPIC

Page 128: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

108

Sedangkan jika digambarkan kedalam skema adalah sebagai

berikut.

Gambar 4.4

Model Koefisien Regresi Antar Variabel

Sumber: Data sekunder yang diolah

Adapun hasil pengujian signifikansi secara parsial dijelaskan

sebagai berikut:

1) Financial Stability Pressure sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan

Ha 1: Financial Stability Pressure berpengaruh terhadap

financial statement Fraud

Variabel Financial stability Pressure yang diproksikan

dengan Aset Change atau perubahan aset (ACHANGE)

memiliki t hitung sebesar 0,138 dengan nilai signifikansi

0,001 (sig. 0,940)

Change in Auditor (X5)

Nature of Industry (X3)

Ineffective Monitoring (X4)

Frequent Number of CEO’s

Picture (X7)

Perubahan Direksi (X6)

Financial Stability

Pressure(X1)

Eksternal Pressure (X2)

Financial

Statement

Fraud (Y)

0,012 (sig. 0,544)

0,031 (sig. 0,725)

-0,005 (sig. 0,825)

0,002 (sig. 0,001)

-0,106 (sig. 0,204)

0,138 (sig. 0,066)

Page 129: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

109

0,066, lebih besar dari α = 5% (0,066 > 0,05) dan nilai beta

yang dihasilkan adalah negatif sebesar 1,863. Karena tingkat

signifikansi lebih besar dari α = 5% maka hipotesis alternatif

pertama yang menyatakan financial stability pressure memiliki

pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan tidak dapat

diterima.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yanng

dilakukan oleh Nugraha dan Henny (2015) dan Hayati (2016)

yang menyatakan bahwa Financial stability pressure tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap financial fraud. Hal ini

dapat terjadi karena manajer tidak serta merta akan

memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek

perusahaan ketika rata-rata pertumbuhan perusahaan mereka

berada di bawah rata-rata industri seperti yang diungkapkan

oleh Loebbecke et al. (1989) Bell et al. (1991) dalam Skousen

et al. (2009) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014).

Manipulasi laba menyebabkan laporan keuangan tidak

mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

Keadaan itulah yang akan mempersulit perusahaan untuk

mendapatkan bantuan dana atau investasi dari pihak eksternal

maupun internal untuk menyelamatkan perusahaan ketika

terancam oleh kondisi ekonomi global. Akhirnya, perusahaan

akan sulit untuk mengembangkan perusahaan dan menjadikan

Page 130: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

110

stabilitas perusahaan akan semakin buruk di masa depan.

Apabila aset perusahaan meningkat, hal tersebut disebabkan

oleh beberapa kemungkinan, salah satunya adalah perusahaan

mengikuti peraturan yang ada (Hayati, 2016). Namun hasil

penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014); Tessa G dan

Harto (2016); dan Aprilia (2017).

2) External pressure sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Ha 2: External pressure memiliki pengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan.

Variabel external pressure yang diproksikan dengan

leverage (LEV) memiliki nilai t hitung sebesar -1,280 dengan

nilai signifikansi adalah 0,204, lebih besar dari α = 5% (0,204

> 0,05) dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar -

0,106. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%

maka hipotesis yang menyatakan external pressure memiliki

pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan tidak dapat

diterima.

Hasil penelitan ini sesuai dengan hasil penelitian

Martantya (2013). Laras (2011) dalam Martantya (2013)

menyatakan kecenderungan perusahaan melakukan fraud

dengan karakteristik leverage yang rendah mungkin

Page 131: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

111

disebabkan karena kreditor saat ini tidak mempertimbangkan

lagi besaran leverage yang dihasilkan, melainkan ada

pertimbangan lain seperti adanya tingkat kepercayaan atau

jalinan hubungan yang baik antara perusahaan dengan kreditor.

Prajanto (2012) dalam Martantya (2013) juga menyatakan

banyak perusahaan lebih memilih menerbitkan saham kembali

untuk memperoleh tambahan modal usaha dari investor tanpa

harus melakukan perjanjian hutang baru yang menyebabkan

beban hutang perusahaan menjadi semakin besar dan financial

leverage perusahaan semakin rendah. Namun penelitian ini

bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sihombing dan Rahardjo (2014); Tessa G dan Harto (2016);

dan Nugraha dan Henny (2015).

3) Nature of Industry sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Ha 3: Nature of industry berpengaruh terhadap Financial

Statement Fraud

Variabel nature of industry yang diproksikan dengan rasio

total piutang (RECEIVABLE) memiliki nilai t hitung sebesar

0,076 dengan nilai signifikansi adalah 0,940, lebih besar dari α

= 5% (0,940 > 0,05) dan nilai beta yang dihasilkan adalah

sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α =

5% maka hipotesis yang menyatakan nature of industry

Page 132: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

112

memiliki pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

tidak dapat diterima.

Hasil penelitan ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015), dan Annisya

et al. (2016). Persediaan yang disimpan terlalu lama dalam

jumlah besar dapat menimbulkan risiko kerugian berupa

kerusakan barang, penurunan harga, dan risiko lainnya.

Persedian memerlukan penilaian subjektif dalam

memperkirakan obsolete inventory (persediaan usang),

manajemen dapat menggunakan hal tersebut sebagai alat untuk

memanipulasi laporan keuangan (Summers dan Sweeney, 1998

dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014). Namun, Persediaan

pada sektor properti dan real estate berupa bangunan seperti

hotel, rumah hunian, pusat perbelanjaan, ruko, dan bangunan

lainnya yang memiliki waktu usang cukup lama, membuat

manajer akan sulit untuk melakukan kecurangan dari

pemanfaatan penilaian subjektif atas persediaan. Oleh karena

itu, rasio perubahan persediaan tidak berpengaruh bagi pihak

manajemen perusahaan untuk melakukan kecurangan laporan

keuangan (Annisya et al., 2016). Namun penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing

dan Rahardjo (2014); dan Tessa G dan Harto (2016).

Page 133: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

113

4) Ineffective Monitoring sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Ha 4: Innefective Monitoring berpengaruh terhadap

Financial Statement Fraud

Variabel ineffective monitoring yang diproksikan

dengan rasio jumlah dewan komisaris independen (BDOUT)

memiliki nilai t hitung sebesar 0,353 dengan nilai signifikansi

adalah 0,725, lebih besar dari α = 5% (0,725 > 0,05) dan nilai

beta yang dihasilkan adalah sebesar 0,031. Karena tingkat

signifikansi lebih besar dari α = 5% maka hipotesis yang

menyatakan ineffective monitoring memiliki pengaruh

terhadap kecurangan laporan keuangan tidak dapat diterima.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sihombing dan Rahardjo (2014); Martantya dan Daljono

(2013); Tessa G dan Harto (2016) dan Ulfah et al. (2017).

Secara umum keberadaan dewan komisaris independen akan

memberikan sedikit jaminan bahwa pengawasan perusahaan

akan semakin independen dan objektif serta jauh dari

intervensi pihak-pihak tertentu. Semakin banyak komisaris

independen diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja

perusahaan. Namun akan berbeda apabila terdapat intervensi

kepada dewan komisaris independen yang mengakibatkan

Page 134: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

114

tidak objektifnya suatu pengawasan yang dilakukan oleh

dewan komisaris independen tersebut sehingga jumlah atau

banyaknya dewan komisaris independen dalam suatu

perusahaan bukan merupakan suatu faktor yang signifikan

dalam peningkatan pengawasan operasional perusahaan

(Sihombing dan Rahardjo, 2014). Tetapi dalam penelitian ini,

perbandingan antara komisaris independen dengan dewan

komisaris pada perusahaan property dan real estate memiliki

rata-rata sebesar 42% atau hampir mendekati satu banding satu

sehingga pengawasan yang dilakukan sudah cukup maksimal

dan efektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dewan

komisaris independen melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya secara independen serta melaksanakan

fungsi pengawasan dan pemberian nasihat berupa rekomendasi

kepada direksi dengan baik (Ulfah et al., 2017). Namun

penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Widarti (2015).

5) Change in Auditor sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Ha 5: Change in auditor berpengaruh terhadap Financial

Statement Fraud

Variabel Change in Auditor yang diproksikan dengan

pergantian auditor (AUDCHANG) memiliki nilai t hitung

Page 135: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

115

sebesar 0,610 dengan nilai signifikansi adalah 0,544, lebih

besar dari α = 5% (0,544 > 0,05) dan nilai beta yang dihasilkan

adalah sebesar 0,012. Karena tingkat signifikansi lebih besar

dari α = 5% maka hipotesis yang menyatakan change in

auditor memiliki pengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan ditolak.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tessa G dan Harto (2016) dan Sihombing dan Rahardjo

(2014). Adanya pergantian auditor dianggap mampu

menyembunyikan jejak kecurangan yang telah ditemukan oleh

auditor sebelumnya. Perusahaan cenderung akan mengganti

auditor independennya jika ingin menyembunyikan hal yang

tidak wajar agar tidak diketahui oleh publik dengan mengganti

auditor yang kualitasnya lebih rendah dari auditor independen

sebelumnya. Namun, hasil dari penelitian ini membuktikan

perubahan auditor tidak memiliki pengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi jika

Perusahaan yang memiliki motivasi positif akan menggunakan

auditor independen yang benar-benar independen dan objektif

dalam melakukan audit untuk kepentingan perbaikan kinerja

perusahaan di masa depan. Namun apabila suatu perusahaan

mulai tidak puas dengan kinerja auditor yang tidak dapat

diintervensi atau dipengaruhi perusahaan agar memanipulasi

Page 136: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

116

hasil auditan maka kecenderungan fraud akan semakin tinggi

(Stice, 1991 dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014). Namun

penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Putriasih (2016).

6) Pergantian direksi sebagai variabel untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan

Ha 6: Pergantian direksi perusahaan berpengaruh terhadap

Financial Statement Fraud

Variabel pergantian direksi yang diproksikan dengan

pergantian direksi (DCHANGE) memiliki nilai t hitung

sebesar -0,222 dengan nilai signifikansi adalah 0,825, lebih

besar dari α = 5% (0,825 > 0,05) dan nilai beta yang dihasilkan

adalah sebesar -0,005. Karena tingkat signifikansi lebih besar

dari α = 5% maka hipotesis yang menyatakan pergantian

direksi memiliki pengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan ditolak.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tessa G dan Harto (2016); Sihombing dan Rahardjo

(2014); Annisya et al. (2016) dan Ulfah et al. (2017). Hal ini

dapat terjadi dikarenakan setiap kinerja direksi akan selalu

diawasi dan dipantau oleh dewan komisaris, sehingga apabila

didapati direksi yang kinerjanya tidak maksimal akan

digantikan oleh direksi yang lebih kompeten dan dapat bekerja

Page 137: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

117

secara maksimal guna meningkatkan kualitas perusahaan yang

lebih baik lagi. Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki

direksi maka tingkat kehati-hatian dalam bekerja juga semakin

tinggi sehingga kemungkinan melakukan kecurangan akan

sedikit Ulfah et al. (2017). Selain itu, adanya pergantian

direksi tersebut memungkinkan terjadinya perubahan kinerja

manajemen yang lebih baik dari sebelumnya, karena

dilakukannya perekrutan direksi yang lebih berkompeten

(Annisya et al., 2016). Namun penelitian ini bertolak belakang

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amaliah et al.

(2015).

7) Frequent number of CEO’s picture sebagai variabel untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan

Ha 7: Frequent number of CEO’s picture berpengaruh

terhadap Financial Statement Fraud

Variabel Frequent number of CEO’s picture yang

diproksikan dengan banyaknya foto CEO yang terpampang

dalam sebuah laporan tahunan perusahaan (CEOPIC) memiliki

nilai t hitung sebesar 3,307 dengan nilai signifikansi adalah

0,001, lebih kecil dari α = 5% (0,001 < 0,05) dan nilai beta

yang dihasilkan adalah sebesar 0,002. Karena tingkat

signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis yang

Page 138: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

118

menyatakan Frequent number of CEO’s picture memiliki

pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan diterima.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tessa dan Harto (2016). Hasil pengujian tersebut

membuktikan bahwa semakin banyak jumlah foto CEO yang

terpampang dalam sebuah laporan dapat mengindikasikan

tingginya tingkat arogansi CEO dalam perusahaan tersebut.

Tingkat arogansi yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya

fraud karena dengan arogansi dan superioritas yang dimiliki

seorang CEO, membuat CEO merasa bahwa kontrol internal

apapun tidak akan berlaku bagi dirinya karena status dan posisi

yang dimiliki (Tessa G dan Harto, 2016). Menurut Crowe

(2011), juga terdapat kemungkinan bahwa CEO akan

melakukan cara apapun untuk mempertahankan posisi dan

kedudukan yang sekarang dimiliki. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa elemen arogansi dalam teori Crowe’s

Fraud Pentagon Theory yang diproksikan dengan frequent

number of CEO’s picture berpengaruh terhadap kemungkinan

terjadinya fraudulent financial reporting. Namun penelitian ini

bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Aprilia (2017).

Page 139: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

financial stability pressure, external pressure, nature of industry, ineffective

monitoring, change in auditor, perubahan direksi dan frequent number of

CEO’s picture terhadap financial statement fraud (kecurangan laporan

keuangan). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 95 perusahaan pada

perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2015.

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Financial Stability Pressure yang diproksikan dengan Aset

Change atau perubahan aset (ACHANGE) tidak berpengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan discretionary

accruals (DACC). Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nugraha dan Henny (2015) dan Hayati (2016).

2. External Pressure yang diproksikan dengan leverage (LEV) tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang diproksikan

dengan discretionary accruals (DACC). Hasil ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Martyanta (2013).

Page 140: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

120

3. Nature of Industry yang diproksikan dengan rasio total piutang

(RECEIVABLE) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan yang diproksikan dengan discretionary accruals (DACC). Hasil

ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiyani dan

Utaminingsih (2015), dan Annisya et al. (2016).

4. Ineffective Monitoring yang diproksikan dengan rasio jumlah dewan

komisaris independen (BDOUT) tidak berpengaruh terhadap kecurangan

laporan keuangan yang diproksikan dengan discretionary accruals

(DACC). Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sihombing dan Rahardjo (2014), Martantya (2013), Tessa G dan Harto

(2016) dan Ulfah et al. (2017).

5. Change in Auditor yang diproksikan dengan pergantian auditor

(AUDCHANG) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

yang diproksikan dengan discretionary accruals (DACC). Hasil ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tessa G dan Harto

(2016) dan Sihombing dan Rahardjo (2014).

6. Pergantian Direksi yang diproksikan dengan pergantian direksi

(DCHANGE) tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

yang diproksikan dengan discretionary accruals (DACC). Hasil ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tessa G dan Harto

(2016); Sihombing dan Rahardjo (2014); Annisya et al. (2016) dan Ulfah

et al. (2017).

Page 141: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

121

7. Frequent number of CEO’s picture yang diproksikan dengan banyaknya

foto CEO yang terpampang dalam sebuah laporan tahunan perusahaan

(CEOPIC) berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang

diproksikan dengan discretionary accruals (DACC). Hasil ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Tessa G dan Harto (2016).

8. Financial stability pressure, external pressure, nature of industry,

ineffective monitoring, change in auditor, perubahan direksi, frequent

number of CEO’s picture secara bersama-sama berpengaruh terhadap

financial statement fraud.

B. Saran

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal, diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel

atau proksi lain yang mungkin berpengaruh terhadap kecurangan pada

laporan keuangan pada sektor property dan real estate dengan

menggunakan analisis fraud pentagon. Terutama pengukuran terhadap

faktor arogansi yang masih jarang diteliti di Indonesia contohnya yaitu

menggunakan proksi CEODUAL (CEO yang mempunyai dua jabatan

dalam satu perusahaan) atau POLCEO (CEO yang juga sebagai

politikus) (Yusof et al, 2015).

2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian

bertema fraud pentagon dengan area populasi yang lebih luas lagi,

Page 142: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

122

misalnya pada semua sektor yang ada di BEI agar penelitian dapat

lebih general.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan

pengukuran lain untuk variabel dependennya di samping discretionary

accrual untuk financial statement fraud agar dapat memberikan

alternatif serta perbandingan untu meningkatkan kualitas penelitian-

penelitian selanjutnya.

Page 143: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

123

DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, Rabi’u dan Noorhayati Mansor. “Fraud Triangle theory and fraud

Diamond Theory: Understanding the Convergent and Divergent for

future Research”. International Journal of Academic Research in

Accounting, Finance and Management Sciences Vol. 5 (4), Hal. 38–

45, 2015.

Annisya, Mafiana., Lindrianasari, dan Yuztitya Asmaranti. “Pendeteksian

Kecurang Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond”. Jurnal

Bisnis dan Ekonomi, Vol. 23, No. 1, Hal. 72 – 89, 2016.

Amaliah, Bese Nur., Yeni Januarsi, dan Ewing Yufisa Ibrani. “Perspektif

Fraud Diamond Theory dalam Menjelaskan Earnings Manajemen

Non-GAAP pada Perusahaan Terpublikasi di Indonesia”. JAAI

Vol.19, No.1, Hal. 51-67, 2015.

Aprilia. “Analisa Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan Menggunakan Beneish Model Pada Perusahaan yang

Menerapkan Asean Corporate Governance Scorecard”. Jurnal

Akuntansi Riset, Vol. 6, No. 1, Hal. 96-126, 2017.

Ardiyani, Susmita dan Nanik Sri Utaminingsih. “Analisis Determinan

Financial Statement Melalui Pendekatan Fraud”. Accounting

Analysis Journal 4. ISSN 2252-6765, 2015.

Alexander, Hilda B. “Waspada, Pailit Cuma Akal-Akalan Pengembang”. 2014.

Diakses melalui

http://properti.kompas.com/read/2014/02/19/2003166/Waspada.Pailit.

Cuma.Akal-akalan.Pengembang pada tanggal 26 Januari 2018.

Crowe Horwarth, “Playing Offense in a High-risk Environment”. 2011.

Diela, Tabita. “IPW: Ada 43 Pengaduan, Konsumen Jadi Korban Pengembang

Nakal”. 2014. Diakses melalui

http://properti.kompas.com/read/2014/04/21/1501227/IPW.Ada.43.Pe

ngaduan.Konsumen.Jadi.Korban.Pengembang.Nakal pada tanggal 5

Februari 2018.

Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS”,

Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, 2013.

Hayati, Sirrul. “Pengaruh Financial Stability, Managerial Ownership dan

Ineffective Monitoing Terhadap Earnings Management: Studi pada

Perusahaan di BEI”. Jurnal Ilmiah Rinjani, Vol. 4, 2016.

Page 144: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

124

Jensen, M. dan W Meckling. “Theory of the firm: managerial behavior,

agency costs and ownership structure”, Journal of Financial

Economics 3, Vol. 3, No. 4, Hal. 305–360, 1976.

Kumaat, Valery G. “Internal Audit”. Erlangga, Jakarta, 2011.

Marlisa, Otty dan Siti Rokhmi Fuadati. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Manajemen Laba Perusahaan Properti dan Real

Estate’. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, No. 7, 2016.

Martantya, Daljono. “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui

Faktor Risiko Tekanan dan Peluang: Studi Kasus pada Perusahaan

yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006”.

Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 No. 2, Hal 1-12, 2013.

Najib, Haifa dan Rini. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fraud di Bank

Syariah”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, Vol. 4, No. 2, 2016.

Nugraha, Noval Dwi Aditya dan Deliza Henny. “Pendeteksian Laporan

Keuangan Melalui Faktor Resiko, Tekanan dan Peluang

(Berdasarkan Press Release OJK 2008-2012)”. E-Journal Akuntansi

Trisakti Volume. 2, Nomor. 1, Hal. 29 – 48, 2015.

Maghfiroh, Nur., Komala Ardiyani, dan Syafnita. “Analisis Pengaruh

Financial Stability, Personal Financial Need, External Pressure, dan

Ineffective Monitoring pada Financial Statement Fraud dalam

Perspektif Fraud”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 16, No. 01, Hal

51-66, 2015.

Putriasih, Ketut. “Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial

Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015”. E-

JournalSI AK Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi

Program S1, Vol. 6 No. 3, 2016.

Rachmawati, Kurnia Kusuma dan Marsono. “Pengaruh Faktor-Faktor dalam

Perspektive Fraud Triangle Terhadap Fraudulent Financial

Reporting: Studi Kasus pada Perusahaan Betdasarkan Sanksi dari

Bapepam Periode 2008-2012”. Diponegoro Journal of Accounting,

Vol. 3 No. 3, 2014.

Rahman, R. Abdul dan I.S. Khair Anwar. “Types of Fraud among Islamic

Banks in Malaysia”, International Journal of Trade, Economics and

Finance, Volume 5 Nomor 2, April, 2014.

Page 145: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

125

Research and Development Division Indonesia Stock Exchange. ”Fact Book

2015”. PT. Bursa Efek Indonesia, 2015.

Rustiarini, Ni Wayan dan Ni Luh Gede Novitasari. “Persepsi Auditor atas

Tingkat Efektifitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan”, Jurnal

Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 3, Hal. 345-354, 2014.

Sihombing, Kennedy Samuel dan, Siddiq Nur Rahardjo. “Analisis Fraud

Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2010-2012”, Jurnal akuntansi, Vol. 03, No. 02,

Hal. 1-12, 2014.

Sukirman dan Maylia Pramono Sari. “Model Deteksi Kecurangan Berbasis

Fraud Triangle (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik Di Indonesia)”.

Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9, No. 2, Hal. 199 – 225, 2013.

Tessa G, Chyntia. dan Puji Harto. “Fraudulent Financial Reporting:

Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada Sektor Keuangan dan

Perbankan di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIX,

Lampung, 2016.

Tuanakotta, Theodorus M. “Akuntansi Forensik dan Audit Investigatis Edisi

2”. Jakarta: Salemba Empat, 2012.

Ujiyantho, Muhammad Arief dan Bambang Agus Pramuka. “ Mekanisme

Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan:

Studi Pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur”. Simposium

Nasional Akuntansi X, 2007.

Ulfah, Maria., Elva Nuraina, dan Anggita Langgeng Wijaya. “Pengaruh Fraud

Pentagon dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting: Studi

Empiris pada Perbankan di Indonesia yang Terdaftar di BEI”. Forum

Ilmiah Pendidikan Akuntansi, Vol. 5 No. 1, Hal. 399-418, 2017.

Widarti. “Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol.

13, No. 2, 2015.

Widyaningdyah, Agnes Utari. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di

Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 3. No. 2. Hal. 89-

101, 2001.

Page 146: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

126

Wolfe, David T and Dana R. Hermanson. “The Fraud Diamond: Considering

The Four Element of Fraud”. CPA Journal, 74.12: 38-42, 2004.

Yusof, Mohamed. K., Ahmad Khair A.H. and Jon Simon. “Fraudulent Listed

Companies”. The Macrotheme Review 4(3), Spring, 2015.

Yulia, Arie Winda dan Basuki. “Studi Financial Statement Fraud pada

Perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Tahun XXIV No.2, 2016.

Zaini, Mohammad., Anita Carolina dan Achdiar Redy Setiawan. “Analisis

Pengaruh Fraud Diamond dan Gone Theory Terhadap Academic

Fraud (Studi Kasus Mahasiswa Akuntansi Se-Madura)”. Simposium

Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara, Medan, 2015.

Page 147: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

127

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 148: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

128

Lampiran 1: Daftar Nama Sampel Penelitian

Perusahaan Property dan Real Estate yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode

1 Agung Podomoro Land Tbk APLN

2 Alam Sutera Reality Tbk ASRI

3 Bukit Dharmo Property Tbk BKDP

4 Sentul City Tbk BKSL

5 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE

6 Cowell Development Tbk COWL

7 Ciputra Development Tbk CTRA

8 Duta Anggada Realty Tbk DART

9 Intiland Development Tbk DILD

10 Duta Pertiwi Tbk DUTI

11 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII

12 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA

13 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA

14 Lippo Cikarang Tbk LPCK

15 Lippo Karawaci Tbk LPKR

16 Modernland Realty Tbk MDLN

17 Metropolitan Kentcana Tbk MKPI

18 Pakuwon Jati Tbk PWON

19 Danayasa Arthatama Tbk SCBD

Page 149: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

129

Lampiran 2: Hasil Perhitungan

Data Variabel Sampel Penelitian

Kode

Perusahaan Tahun DACC ACHANGE LEV RECEIVABLE BDOUT AUDCHANG DCHANGE CEOPIC

APLN 2011 0,230449552 0,284425 0,535810 0,244676 0,33 0 0 31

APLN 2012 -0,021946897 0,286715 0,582189 0,269887 0,33 0 0 32

APLN 2013 -0,057740839 0,227841 0,635010 0,215110 0,33 0 1 46

APLN 2014 0,063570792 0,169145 0,644107 0,205243 0,33 1 1 26

APLN 2015 0,038932935 0,035565 0,630579 0,123713 0,33 1 1 31

ASRI 2011 -0,101064759 0,236296 0,536105 0,018285 0,40 1 0 15

ASRI 2012 -0,050393492 0,451186 0,567724 0,007209 0,40 0 1 12

ASRI 2013 -0,170508832 0,241312 0,630458 0,023424 0,40 1 1 22

ASRI 2014 0,055541855 0,147496 0,623549 0,046259 0,33 0 1 44

ASRI 2015 0,105828445 0,095431 0,647116 0,043651 0,40 1 1 21

BKDP 2011 0,008688552 -0,042044 0,274763 3,344399 0,50 1 0 8

BKDP 2012 -0,021208783 -0,085050 0,277970 4,261352 0,50 1 0 8

BKDP 2013 -0,059663228 -0,064414 0,296849 3,992083 0,50 0 0 8

BKDP 2014 -0,010717173 -0,019651 0,275924 0,242922 0,50 0 0 8

BKDP 2015 -0,039232423 -0,048070 0,276055 0,010275 0,50 1 0 8

BKSL 2011 0,116092623 0,089987 0,131530 0,581212 0,50 1 1 16

BKSL 2012 -0,041880113 0,140367 0,217383 0,695352 0,43 0 1 42

BKSL 2013 0,074628599 0,422366 0,350474 0,620830 0,43 0 1 15

BKSL 2014 0,010484365 -0,066810 0,374295 0,829041 0,40 1 1 13

BKSL 2015 0,024869659 0,103978 0,412365 1,026304 0,50 0 1 17

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 150: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

130

Lampiran 2 (Lanjutan)

Kode

Perusahaan Tahun DACC ACHANGE LEV RECEIVABLE BDOUT AUDCHANG DCHANGE CEOPIC

BSDE 2011 0,022337658 0,085446 0,354268 0,022217 0,38 0 1 19

BSDE 2012 0,132974889 0,236881 0,371494 0,015514 0,38 1 0 48

BSDE 2013 0,103033015 0,257642 0,405788 0,017440 0,38 1 1 33

BSDE 2014 0,173983026 0,199759 0,346252 0,018124 0,38 0 0 73

BSDE 2015 0,088641949 0,216958 0,386580 0,037894 0,40 0 1 55

COWL 2011 0,000252352 0,307876 0,575241 -0,145417 0,50 0 1 6

COWL 2012 0,031559104 0,783134 0,362429 0,257200 0,33 1 1 8

COWL 2013 0,007715806 0,085600 0,386355 0,390720 0,33 1 1 18

COWL 2014 0,114158744 0,471834 0,633676 0,186779 0,33 1 1 32

COWL 2015 -0,033767648 -0,040052 0,668377 -0,000503 0,50 1 1 29

CTRA 2011 0,003601519 0,186252 0,336441 0,123771 0,50 0 0 27

CTRA 2012 -0,040710943 0,232872 0,435497 0,163980 0,40 1 1 27

CTRA 2013 -0,149854594 0,257940 0,512154 0,109278 0,40 0 0 26

CTRA 2014 0,023080056 0,139905 0,504967 0,132306 0,50 1 0 43

CTRA 2015 0,021271438 0,103585 0,503014 0,131045 0,33 1 1 12

DART 2011 0,06162801 0,375732 0,453340 0,051821 0,33 0 0 24

DART 2012 0,072667023 0,044086 0,339015 0,021127 0,33 1 0 24

DART 2013 0,060270071 0,099674 0,385741 0,014173 0,33 0 0 16

DART 2014 0,003375832 0,067619 0,364642 0,112327 0,33 0 1 10

DART 2015 0,065458684 0,108990 0,402703 0,193968 0,33 1 0 10

DILD 2011 0,125448436 0,191969 0,332561 0,365375 0,50 1 1 18

DILD 2012 0,051299264 0,065637 0,351429 0,099548 0,50 0 0 19

DILD 2013 0,01228488 0,191681 0,455803 0,345538 0,50 0 0 16

DILD 2014 0,164335995 0,163346 0,503922 0,555607 0,50 1 0 17

DILD 2015 0,157844391 0,124495 0,536298 0,129438 0,50 1 1 24

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 151: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

131

Lampiran 2 (Lanjutan)

Kode

Perusahaan Tahun DACC ACHANGE LEV RECEIVABLE BDOUT AUDCHANG DCHANGE CEOPIC

DUTI 2011 0,030696393 0,089592 0,313058 0,019235 0,33 0 1 18

DUTI 2012 0,041913933 0,212988 0,217913 0,015514 0,33 1 1 16

DUTI 2013 0,069626682 0,117955 0,189759 0,036519 0,33 0 1 27

DUTI 2014 0,052737151 0,080799 0,231202 0,849075 0,33 0 0 49

DUTI 2015 0,017657594 0,098074 0,242249 0,029479 0,50 0 1 27

FMII 2011 0,110946573 0,011336 0,292604 0,317045 0,33 1 0 8

FMII 2012 0,009287382 0,009305 0,296457 0,124857 0,33 0 1 9

FMII 2013 -0,092425634 0,174118 0,342615 0,133978 0,33 1 1 9

FMII 2014 0,054952682 0,064135 0,379460 0,030597 0,33 1 0 9

FMII 2015 0,087580254 0,213278 0,237552 0,029954 0,33 0 0 9

GPRA 2011 0,061629907 0,041715 0,472946 0,293162 0,33 1 0 33

GPRA 2012 0,058440376 0,056474 0,463429 0,374276 0,33 0 1 14

GPRA 2013 0,018353491 0,016828 0,403976 0,193837 0,33 0 1 11

GPRA 2014 0,021469882 0,121838 0,419772 0,235661 0,33 1 1 20

GPRA 2015 0,104361298 0,035954 0,398268 0,330677 0,33 1 1 51

KIJA 2011 0,083773052 0,404030 0,374401 0,072756 0,50 0 1 14

KIJA 2012 -0,035520165 0,209169 0,438330 0,146338 0,50 0 1 11

KIJA 2013 -0,197797013 0,142884 0,494649 0,065379 0,50 1 1 17

KIJA 2014 0,089662746 0,029525 0,454138 0,077887 0,50 1 1 11

KIJA 2015 0,035970879 0,126455 0,488973 0,100800 0,40 0 1 14

LPCK 2011 0,038901702 0,182141 0,597716 0,044838 0,60 0 0 20

LPCK 2012 0,019797649 0,278970 0,566219 0,018430 0,50 0 1 24

LPCK 2013 0,166469482 0,265211 0,526876 0,027116 0,57 1 1 41

LPCK 2014 0,219170772 0,122158 0,390013 0,020709 0,44 0 1 45

LPCK 2015 0,117738302 0,198340 0,336597 0,084133 0,38 0 1 59

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 152: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

132

Lampiran 2 (Lanjutan)

Kode

Perusahaan Tahun DACC ACHANGE LEV RECEIVABLE BDOUT AUDCHANG DCHANGE CEOPIC

LPKR 2011 0,0734506 0,115218 0,484696 0,095645 0,57 0 1 36

LPKR 2012 0,052962903 0,265795 0,538784 0,066870 0,57 1 1 38

LPKR 2013 0,134907326 0,205666 0,547454 0,092858 0,75 0 1 38

LPKR 2014 0,102495484 0,172970 0,534535 0,057915 0,75 1 1 42

LPKR 2015 0,140466247 0,083970 0,542261 0,139627 0,63 0 1 47

MDLN 2011 0,02391155 0,149833 0,529553 0,496078 0,50 1 1 53

MDLN 2012 0,205577206 0,449897 0,515232 0,313738 0,40 0 0 47

MDLN 2013 0,530945582 0,519677 0,511371 0,137318 0,40 0 1 39

MDLN 2014 0,091297766 0,077138 0,486176 0,140157 0,40 1 0 27

MDLN 2015 0,094126069 0,193404 0,528348 0,480590 0,40 0 0 27

MKPI 2011 -0,020237019 0,149811 0,850189 0,054401 0,33 1 0 27

MKPI 2012 -0,029283772 0,162387 0,330440 0,020717 0,33 1 0 27

MKPI 2013 -0,130016833 0,100609 0,327833 0,040020 0,32 0 1 27

MKPI 2014 -0,074455225 0,342290 0,502605 0,035673 0,32 0 1 28

MKPI 2015 -0,122676582 0,244012 0,504465 0,030073 0,32 0 0 32

PWON 2011 0,060298757 0,142079 0,586901 0,053891 0,67 0 1 34

PWON 2012 -0,048385549 0,240702 0,585698 0,043634 0,67 1 1 35

PWON 2013 -0,166394313 0,186317 0,558430 0,055370 0,67 0 1 32

PWON 2014 0,093980939 0,445567 0,506487 0,054683 0,67 0 0 39

PWON 2015 -0,020303362 0,106900 0,496486 0,047320 0,67 1 0 25

SCBD 2011 -0,092860221 0,000779 0,250992 0,046922 0,00 0 0 9

SCBD 2012 -0,074291838 0,022608 0,253548 0,264489 0,50 0 1 13

SCBD 2013 -0,030963694 0,358892 0,226332 0,261561 0,40 1 1 10

SCBD 2014 0,042294324 0,003514 0,291963 0,448344 0,40 1 1 16

SCBD 2015 -0,057318858 0,002806 0,319913 0,230866 0,40 0 0 11

Page 153: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

129

Lampiran 3: Hasil Output SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 95 -.20 .53 .0357 .09943

x1 95 -.09 .78 .1643 .14407

x2 95 .13 .85 .4338 .13281

x3 95 -.15 4.26 .2898 .68400

x4 95 .00 .75 .4272 .11740

x5 95 .00 1.00 .4632 .50129

x6 95 .00 1.00 .6211 .48770

x7 95 6.00 73.00 25.0737 14.19862

Valid N (listwise) 95

2. Uji Normalitas

Tabel Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 95

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .09098357

Most Extreme Differences Absolute .088

Positive .088

Negative -.082

Test Statistic .088

Asymp. Sig. (2-tailed) .066c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 154: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

130

Grafik Histogram

Grafik Normal Probability Plot

Page 155: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

131

3. Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

x1 .832 1.201

x2 .782 1.278

x3 .797 1.255

x4 .892 1.121

x5 .941 1.062

x6 .928 1.078

x7 .860 1.163

a. Dependent Variable: y

4. Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot

Page 156: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

132

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .033 .032 1.048 .297

x1 .096 .050 .217 1.930 .057 .832 1.201

x2 .059 .056 .123 1.062 .291 .782 1.278

x3 -.001 .011 -.015 -.134 .894 .797 1.255

x4 -.023 .059 -.043 -.394 .695 .892 1.121

x5 -.001 .013 -.010 -.096 .924 .941 1.062

x6 .003 .014 .020 .187 .852 .928 1.078

x7 -1.115E-5 .000 -.002 -.023 .982 .860 1.163

a. Dependent Variable: ABS

5. Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .01213

Cases < Test Value 47

Cases >= Test Value 48

Total Cases 95

Number of Runs 42

Z -1.340

Asymp. Sig. (2-tailed) .180

a. Median

Page 157: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41121/1/FITRI RAHMAWATI-FEB.pdf · Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... Keluarga

133

6. Hasil Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.019 .047 -.398 .692

x1 .138 .074 .200 1.863 .066 .832 1.201

x2 -.106 .083 -.142 -1.280 .204 .782 1.278

x3 .001 .016 .008 .076 .940 .797 1.255

x4 .031 .088 .037 .353 .725 .892 1.121

x5 .012 .020 .062 .610 .544 .941 1.062

x6 -.005 .021 -.023 -.222 .825 .928 1.078

x7 .002 .001 .350 3.307 .001 .860 1.163

a. Dependent Variable: y

7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,403a ,163 ,095 ,09457

8. Hasil Uji SignifikansiSimultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .151 7 .022 2.414 .026b

Residual .778 87 .009

Total .929 94

a. Dependent Variable: y

b. Predictors: (Constant), x7, x6, x5, x4, x1, x3, x2